ABSTRAK
Septiani, Dewi. (2016). Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa
Indonesia Untuk Siswa Kelas II Semester 1 SD Puluhan. Skripsi.
Yogyakarta: PGSD Universitas Sanata Dharma.
Membaca dan menulis merupakan keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa kelas rendah. Keterampilan membaca dan menulis dapat dipelajari dengan menggunakan bahan ajar. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia yang sesuai dengan perkembangan bahasa anak, kegiatan yang variatif, kontekstual, dan menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai EYD.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan buku suplemen ini menggunakan modifikasi antar prosedur pengembangan bahan ajar Dick and Carey dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Modifikasi produk tersebut terdiri dari 7 langkah yaitu: (1) penelitian dan pengumpulan informasi awal, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk awal, (4) uji coba awal, (5) revisi produk, (6) uji coba lapangan, dan (7) revisi produk akhir. Ketujuh langkah tersebut kemudian menghasilkan desain produk final berupa buku suplemen. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas II SD N Nglahar dan SD Puluhan, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas bahan ajar oleh dua orang pakar, dua guru kelas II SD, dan 6 Siswa kelas II SD sebagai subjek uji coba.
Berdasarkan hasil validasi, validasi pakar memperoleh skor sebesar 3,85. Guru kelas II SD memperoleh skor sebesar 4,6. Subjek uji coba sebesar 4,07. Rerata
skor validasi yaitu 4,17 dengan kategori “Baik”. Hal tersebut ditinjau dari aspek (1)
tujuan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) language /isi kebahasaan, (4)
language skill/keterampilan, dan (5) metodologi. Dengan demikian, buku suplemen
yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai bahan ajar muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 1.
ABSTRACT
Septiani, Dewi. (2016). The Development of Indonesian Supplement Books For
Second Grade at First Semester of SD Puluhan. A Thesis. Yogyakarta:
Elementary Teacher Education Study Program. Universitas Sanata Dharma.
Reading and writing are skills which are needed by students in their initial year. Reading and writing skills could be studied through the learning material given inside the classroom. The main purpose of the study was to develop a product which was in the form of supplement book of Indonesian Language subject that was developed with regard to develop of children’s language, varied activity, context based, and the use of the appropriate form of Bahasa Indonesia based on Ejaan Yang
Disempurnakan (Enhanced Spelling).
This study was a developmental research. The development of the supplement book used the modification among the teaching material development procedure by Dick & Carey and research development procedure by Borg & Gall. These product modifications consisted of at least seven steps, they were: (1) research and information collecting, (2) planning, (3) develop primary form of product, (4) preliminary field, (5) main product revision, (6) main field testing, and (7) operasional product revision. Those seven steps obtained the design of the final product which was in the form of supplement book. The research instrumens of the study were interview protocol of need analysis and questionnaire. Interview was conducted in order to give the need analysis for the second grade classroom teacher of SD N Nglahar and SD Puluhan, whilst questionnaire was given to validate the quality of teaching material done by two experts, two classroom second grade teacher of elementary school, and six second grade students as the research subject.
Based on the validation result, the point of the expert validation was 3,85. The point of the second grade teacher was 4,6. The subject of study’s point was 4,07. The average point of validation was 4,17 with “Good” category. The result was reviewed from some aspect which were (1) the purpose of the approach, (2) the design and organization, (3) the language content, (4) language skill and (5) methodology. Therefore, the developed supplement book was worth using as the teaching materials of Indonesian Language subject for the second grade of the elementary students.
PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA KELAS II SEMESTER 1 SD PULUHAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Dewi Septiani NIM. 121134102
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA KELAS II SEMESTER 1 SD PULUHAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Dewi Septiani NIM. 121134102
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
SKRIPSI
PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA KELAS II SEMESTER 1 SD PULUHAN
Oleh:
Dewi Septiani NIM : 121134102
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Drs. Puji Purnomo, M.Si. Tanggal: 19 Januari 2016
Pembimbing II
iii
SKRIPSI
PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA KELAS II SEMESTER 1 SD PULUHAN
Dipersiapkan dan ditulis oleh: Dewi Septiani
NIM. 121134102
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 28 Januari 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Tanda Tangan
Ketua : Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. ... Sekretaris : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ...
Anggota : Drs. Puji Purnomo, M.Si. ...
Anggota : Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. ... Anggota : Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi ...
Yogyakarta, 28 Januari 2016
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Dekan,
iv
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini saya persembahkan kepada:
TRI TUNGGAL MAHA KUDUS
Sumber kekuatan dan harapanku
Ibu dan Bapak tercinta
Ibu Valentina Ngadinem dan Ag. Slamet Sujamal
yang selalu memberi semangat, doa dan dukungan
Kangmas Stefanus Dyan Indriyawan, Mbakyu Benedicta Dian Alfanda, dan Eufemia
Ellena Alexandra, Keluarga Tonorejo dan Soma Inangun yang mendoakan selalu.
Teman Dekat dan Sahabat-sahabat yang selalu memberi penghiburan Siska, Septy,
Nia, Sita,Titin, Vita, Dias, Mas Bayu Prasetyo, serta semua pihak yang mendukung.
v
MOTTO
All is Well
Gusti Mboten Sare
Hari Ini Harus Lebih Baik Daripada Hari Kemarin
“Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan
-
Mu”
-
Lukas 1:38”
“Manusia hidup untuk menghidupkan orang
lain”
-Sam Ratulangi-
Tuhan memberikan masalah berikut dengan solusinya
-anonim-vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang sudah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 Januari 2016 Peneliti
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Dewi Septiani
Nomor Induk Mahasiswa : 121134102
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
Pengembangan Buku SuplemenMuatan Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas II Semester 1 SD Puluhan
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 19 Januari 2016 Yang Menyatakan,
viii
ABSTRAK
Septiani, Dewi. (2016). Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran
Bahasa Indonesia Untuk Siswa Kelas II Semester 1 SD Puluhan.
Skripsi. Yogyakarta: PGSD Universitas Sanata Dharma.
Membaca dan menulis merupakan keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa kelas rendah. Keterampilan membaca dan menulis dapat dipelajari dengan menggunakan bahan ajar. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia yang sesuai dengan perkembangan bahasa anak, kegiatan yang variatif, kontekstual, dan menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai EYD.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan buku suplemen ini menggunakan modifikasi antar prosedur pengembangan bahan ajar Dick and Carey dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Modifikasi produk tersebut terdiri dari 7 langkah yaitu: (1) penelitian dan pengumpulan informasi awal, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk awal, (4) uji coba awal, (5) revisi produk, (6) uji coba lapangan, dan (7) revisi produk akhir. Ketujuh langkah tersebut kemudian menghasilkan desain produk final berupa buku suplemen. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas II SD N Nglahar dan SD Puluhan, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas bahan ajar oleh dua orang pakar, dua guru kelas II SD, dan 6 Siswa kelas II SD sebagai subjek uji coba.
Berdasarkan hasil validasi, validasi pakar memperoleh skor sebesar 3,85. Guru kelas II SD memperoleh skor sebesar 4,6. Subjek uji coba sebesar 4,07.
Rerata skor validasi yaitu 4,17 dengan kategori “Baik”. Hal tersebut ditinjau dari
aspek (1) tujuan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) language /isi kebahasaan, (4) language skill/keterampilan, dan (5) metodologi. Dengan demikian, buku suplemen yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai bahan ajar muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 1. Kata Kunci: penelitian dan pengembangan, buku suplemen muatan pelajaran
ix ABSTRACT
Septiani, Dewi. (2016). The Development of Indonesian Supplement Books For
Second Grade at First Semester of SD Puluhan. A Thesis. Yogyakarta:
Elementary Teacher Education Study Program. Universitas Sanata Dharma.
Reading and writing are skills which are needed by students in their initial year. Reading and writing skills could be studied through the learning material given inside the classroom.The main purpose of the study was to develop a product which was in the form of supplement book of Indonesian Language subject that was developed with regard to develop of children’s language, varied activity, context based, and the use of the appropriate form of Bahasa Indonesia based on Ejaan Yang Disempurnakan (Enhanced Spelling).
This study was a developmental research. The development of the supplement book used the modification among the teaching material development procedure by Dick & Carey and research development procedure by Borg & Gall. These product modifications consisted of at least seven steps, they were: (1) research and information collecting, (2) planning, (3) develop primary form of product, (4) preliminary field, (5) main product revision, (6) main field testing, and (7) operasional product revision. Those seven steps obtained the design of the final product which was in the form of supplement book. The research instrumens of the study were interview protocol of need analysis and questionnaire. Interview was conducted in order to give the need analysis for the second grade classroom teacher of SD N Nglahar and SD Puluhan, whilst questionnaire was given to validatethe quality of teaching material done by two experts, two classroom second grade teacher of elementary school, and six second grade students as the research subject.
Based on the validation result, the point of the expert validation was 3,85. The point of the second grade teacher was 4,6. The subject of study’s point was 4,07. The average point of validation was 4,17 with “Good” category. The result was reviewed from some aspect which were (1) the purpose of the approach, (2) the design and organization, (3) the language content, (4) language skill and (5) methodology. Therefore, the developed supplement book was worth using as the teaching materials of Indonesian Language subject for the second grade of the elementary students.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kesehatan pada peneliti, sehingga skripsi yang berjudul
“Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas II SD Puluhan” dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ. B.S.T. MA. selaku Kepala Program Studi PGSD.
3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Galih Kusumo, S.Pd, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah membantu peneliti dengan baik. 6. Suradaludin, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Puluhan yang telah
memberikan ijin penelitian kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah.
7. Pakar Bahasa Indonesia yang telah memberikan saran, masukan, dan pendapat dalam proses validasi produk sehingga produk dapat disusun dan dikembangkan dengan maksimal.
8. Yudi Heriana Tantri, M.Pd. selaku guru kelas II SD Puluhan yang telah membantu dalam melakukan validasi dan membantu selama penelitian berlangsung di sekolah.
9. Heni Suprapti selaku guru kelas II SD N Nglahar yang telah membantu dalam melakukan validasi.
xi
11.Kedua orang tuaku, Valentina Ngadinem dan Ag. Slamet Sujamal yang selalu memberi semangat, doa dan dukungan.
12.Kangmas dan Mbakyu Dyan dan Dian serta Ellena yang memberi semangat dan mendoakan.
13.Teman dekat, sahabat-sahabat, saudara-saudara dan teman-teman skripsi payung pengembangan buku suplemen.
14.Teman-teman PGSD angkatan 2012 dan semua yang pernah berdinamika selama masa perkuliahan.
15.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungan.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka peneliti sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya peneliti mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 19 Januari 2016
Peneliti
Dewi Septiani
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Definisi Operasional... 7
1.6 Spesifikasi Produk ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
2.1 Kajian Pustaka ... 9
2.1.1 Karakteristik Perkembangan Anak SD Kelas Rendah ... 9
2.1.2 Perkembangan Bahasa Anak SD Kelas Rendah ... 11
2.1.3 Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Rendah... 15
2.1.4 Bahan Ajar ... 20
xiii
2.2.1 Penelitian tentang Buku Suplemen ... 24
2.2.2 Penelitian tentang Keterampilan Membaca dan Menulis ... 25
2.3 Kerangka Berpikir ... 29
2.4 Pertanyaan Penelitian ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
3.1 Jenis Penelitian ... 31
3.2 Prosedur Pengembangan ... 32
3.2.1 Penelitian dan Pengumpulan Informasi Awal ... 33
3.2.2 Perencanaan... 34
3.2.3 Pengembangan Produk Awal ... 35
3.2.4 Uji Coba Awal ... 35
3.2.5 Revisi Produk ... 36
3.2.6 Uji Coba Lapangan ... 36
3.2.7 Revisi Produk ... 36
3.3 Setting Penelitian ... 37
3.3.1 Subjek Penelitian ... 37
3.3.2 Objek Penelitian ... 37
3.3.3 Lokasi Penelitian ... 38
3.3.4 Waktu Penelitian ... 38
3.4 Uji Validasi Produk ... 38
3.4.1 Uji Validasi Produk oleh Pakar ... 38
3.4.2 Uji Validasi Produk melalui Uji Coba Lapangan ... 38
3.5 Instrumen Penelitian... 39
3.5.1 Jenis Data ... 39
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data ... 39
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 43
3.6.1 Teknik Non-Tes ... 43
3.7 Teknik Analisis Data ... 45
3.7.1 Data Kualitatif ... 45
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49
4.1 Analisis Kebutuhan ... 49
4.1.1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 49
4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 52
4.2 Deskripsi Produk Awal ... 53
4.2.1 Sampul Buku Suplemen ... 53
4.2.2 Isi Buku Suplemen ... 54
4.3 Data Uji Coba Awal dan Revisi Produk ... 60
4.3.1 Data Validasi Pakar Bahasa Indonesia dan Revisi Produk ... 60
4.3.2 Data Validasi Guru Kelas II dan Revisi Produk ... 61
4.4 Data Validasi Uji Coba Lapangan dan Revisi Produk ... 64
4.5 Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 65
4.5.1 Sampul Buku Suplemen ... 66
4.5.2 Isi Buku Suplemen ... 67
4.6 Pembahasan ... 69
BAB V PENUTUP ... 73
5.1 Kesimpulan ... 73
5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 74
5.3 Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 75
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Pengembangan Bahan Ajar Dick & Carey ... 23
Gambar 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan... 28
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Pengembangan Borg & Gall ... 32
Gambar 3.2 Prosedur pengembangan yang Digunakan Peneliti ... 33
Gambar 4.1 Cover Buku Suplemen ... 53
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan KBK dan KTSP ... 16
Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan Wawancara ... 40
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Uji Validasi Pakar Dan Guru ... 41
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Uji Validasi Untuk Siswa ... 42
Tabel 3.4 Konversi Data Kuantitatif Ke Data Kualitatif Skala Lima ... 46
Tabel 4.1 Hasil Analisis SK dan KD Baru ... 55
Tabel 4.2 Indikator pada Setiap Kegiatan ... 58
Tabel 4.3Hasil Validasi Ahli Pakar ... 60
Tabel 4.4 Komentar Pakar dan Revisi ... 61
Tabel 4.5Hasil Validasi Guru Kelas II SD ... 63
Tabel 4.6 Komentar Guru Kelas II SD dan Revisi ... 63
Tabel 4.7 Hasil Validasi Subjek Penelitian ... 64
Tabel 4.8 Komentar Subjek Penelitian dan Revisi ... 65
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 78
Lampiran 2 Hasil Validasi Pakar Bahasa Indonesia SD ... 79
Lampiran 3 Hasil Validasi Guru Kelas II SD ... 85
Lampiran 4 Hasil Validasi Siswa Kelas II ... 91
Lampiran 5 Surat Izin Penelitian... 103
Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian ... 104
Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian ... 105
Lampiran 8 Biodata Penulis ... 107
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang masalah
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang perlu dikuasi oleh Bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara mempunyai empat fungsi yaitu bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, alat
penghubung tingkat nasional, dan alat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Kuntarto, 2009:3). Bahasa Indonesia juga mengandung nilai-nilai yang
luhur, sehingga bahasa Indonesia diajarkan di sekolah. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang dapat memenuhi kebutuhan akan bahasa yang seragam dalam pendidikan di Indonesia. Pemakaian bahasa Indonesia dalam pendidikan
bukan hanya sebatas pada bahasa pengantar, melainkan pada bahan-bahan ajar juga menggunakan bahasa Indonesia.
Pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah mengajarkan keterampilan berbahasa yang dibutuhkan oleh siswa. Keterampilan berbahasa tersebut terdiri
dari empat komponen. Keempat komponen keterampilan berbahasa tersebut adalah keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (Tarigan, 2009: 187). Keempat keterampilan tersebut
memengaruhi satu sama lain. Dalam penggunaannya, mendengarkan dan berbicara termasuk bahasa lisan, sedangkan membaca dan menulis termasuk ke
Keterampilan mendengarkan dan keterampilan berbicara dapat dipelajari dan dikuasai anak sejak usia dini. Kedua keterampilan itu dapat dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari mereka karena keterampilan mendengarkan dan berbicara termasuk bahasa lisan yang dapat dipelajari jauh sebelum mereka memasuki
bangku sekolah. Keterampilan membaca dan menulis memerlukan pembelajaran khusus dan lebih mendalam. Keterampilan membaca dan menulis mulai diajarkan secara formal saat masuk sekolah.
Dari keempat keterampilan yang ada, keterampilan membaca dan keterampilan menulis lebih difokuskan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
Keterampilan membaca merupakan proses keterampilan yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak dilakukan penulis melalui media bahasa tulis (Tarigan, 1987: 7). Membaca bertujuan untuk
mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langusng atau tidak secara bertatap muka dengan
orang lain. Keterampilan menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan siswa untuk berpikir dan membantu siswa untuk berpikir secara kritis. Keterampilan membaca dan menulisharus diberikan pada kelas-kelas awal
di SD. Keterampilan membaca dan menulis ini sangat penting sehingga harus ditanamkan sejak dini. Keterampilan membaca dan menulis di kelas-kelas awal
Membaca menulis permulaan (MMP) merupakan dasar utama karena tidak saja digunakan dalam pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi juga digunakan untuk
mempelajari pelajaran lain. Sesuai dengan perkembangan bahasa siswa kelas awal, pembelajaran MMP mempunyai tujuan agar siswa terampil membaca dan
menulis sederhana. MMP juga bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berbahasa yang dibutuhkan siswa(Ngalimun & Alfulaila, 2014: 3).
Keterampilan membaca dan menulis merupakan keterampilan yang
penting. Akan tetapi, kemampuan membaca dan menulis di Indonesia saat ini masih sangat kurang. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh PISA (Programme Internasional for Student Assessment) pada tahun 2012. PISA menyebutkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke 64 dari
65 negara dalam kaitannya dengan membaca dan menulis.
(http://www.kompasiana.com/www.febrialdiali.blogspot.com/siswa-indonesia-peringkat-64-dari-65-negara-tapi-paling-bahagia-di-dunia).
Pembelajaran membaca dan menulis tidak akan terlepas dengan adanya bahan ajar. Bahan ajar yang digunakan dalam mempelajari keterampilan tersebut
dapat berupa buku bahan ajar. Buku sebagai bahan ajar juga merupakan salah satu hal yang penting dalam mengajar. Guru harus mempunyai wawasan yang cukup tentang strategi pembelajaran yang diampunya, minimal dalam bentuk panduan
yang dapat dipakai sebagai pegangan (Muslich, 2007: 12). Bahan ajar dapat menghemat waktu dalam mengajar, mengubah peran pendidik dari seorang
efektif dan interaktif, serta menjadi pedoman bagi pendidik (Prastowo, 2014: 139).
Peneliti melihat pentingnya membaca, menulis, dan bahan ajar untuk guru dan siswa. Oleh karena itu, peneliti melakukan wawancara untuk mengidentifikasi
kesulitan belajar membaca dan menulis serta kebutuhan bahan ajar. Peneliti melakukan wawancara pada dua sekolah dasar. Kedua SD tersebut adalah SD N Nglahar dan SD Puluhan.
Dalam wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2015, peneliti mewawancari guru kelas II di SD Negeri Nglahar dan SD Puluhan. Guru SD
Nglahar menyebutkan 2 dari 11 siswa (18,18%) kurang mampumenguasai keterampilan membaca dan menulis. Sedangkan pada SD Puluhan, 3 dari 18 siswa (16,67%) kurang mampu menguasai keterampilan membaca dan menulis.
Kesulitan yang dialami siswa dalam keterampilan membaca yaitu kurangnyakemampuan untuk mengeja dengan menguraikan kata menjadi
huruf-huruf. Padaketerampilan menulis, siswa-siswa tersebut sudah mengetahui dan hafal huruf, tetapi kurang mampu menggabungkan huruf-huruf untuk menjadi
kata.Selain itu, ada satu siswa yang menulis dengan bentuk huruf masih jauh dari huruf yang baku. Guru di kedua SD tersebut mengatakan bahwa mereka tidak memiliki buku yang digunakan untuk mengembangkan keterampilan membaca
dan menulis siswa. Mereka mengatakan bahwa mereka membutuhkan buku di luar buku utama yang digunakan untuk mengajari siswa keterampilan membaca
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, peneliti melihat pentingnya keterampilan membaca dan menulis pada siswa SD kelas rendah serta pentingnya
bahan ajar untuk melatih keterampilan membaca dan menulis. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk mengembangkan buku suplemen. Buku suplemen yang
dikembangkan adalah buku suplemen yang mencakup kebutuhan siswa dan guru
dengan judul “Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa
Indonesia untuk Siswa Kelas II Semester 1”.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca dan
menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 1SD Puluhan?
1.2.2 Bagaimana kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan menulis
dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 1SD Puluhan?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Untuk mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca dan
menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 1SD Puluhan.
1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitasbuku suplemen keterampilan membaca
dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia kelas II semester 1SD Puluhan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan pengalaman peneliti dalam mengatasi kurangnya keterampilan membaca dan menulis. Penelitian ini juga dapat
digunakan peneliti untuk belajar membuat buku suplemen yang dibutuhkan oleh siswa agar dapat membantu siswa dalam menguasai
keterampilan membaca dan menulis. 1.4.2 Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan guru untuk
meningkatkan keterampilan membaca dan menulis pada siswa, sehingga dapat digunakan oleh guru untuk mengatasi permasalahan yang sama
dikemudian hari. 1.4.3 Bagi siswa
Penelitian ini dapat membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan
membaca dan menulis. Dengan demikian, penelitian ini menunjang kemampuan siswa dalam memahami pelajaran atau materi lain serta
membantu siswa dalam kehidupannya. 1.4.4 Bagi sekolah
Penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan siswa yang berguna bagi kemajuan sekolah. Penelitian ini juga dapat membantu sekolah untuk menyediakan buku-buku yang dapat mendukung
Penelitian ini dapat menambah pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan buku suplemen muatan pelajaran
Bahasa Indonesia yaitu membaca dan menulis permulaan.
1.5 Definisi Operasional
1.5.1 Keterampilan membaca dan menulis permulaan adalah keterampilan berbahasa yang dipelajari oleh siswa agar dapat memasuki tahap membaca
dan menulis yang lebih tinggi yaitu berupa membaca kalimat, membaca cerita sederhana, melengkapi kalimat, dan membuat karangan sederhana.
1.5.2 Buku suplemen adalah bahan ajar berupa buku yang digunakan untuk melengkapi buku utama yang sudah ada.
1.5.3 Buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia adalah bahan ajar
berupa buku pelengkapyang dapat digunakan oleh siswa, guru, dan orang tua untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis berisi gambar
dan tulisan yang disesuaikan dengan tahap perkembangan anak serta indikator yang mengacu pada keterampilan membaca dan menulis yang
ingin dicapai.
1.6 Spesifikasi Produk yang dikembangkan
1.6.1 Buku suplemen berisi kata pengantar, kegiatan yang ingin dicapai,
petunjuk umum, latihan,review, refleksi, dan daftar referensi.
1.6.2 Buku suplemen mengandung kegiatan yangsesuai dengan perkembangan
1.6.3 Buku suplemen bersifat kontekstual dengan anak, yaitu disusun dengan menghubungkan dunia sekitar anak, sehingga anak lebih mudah dalam
memahami materi.
1.6.4 Buku suplemen dilengkapi dengan CD berisi materi dikte sesuai dengan
kegiatan yang ada sebagai media yang mendukung pembelajaran anak. 1.6.5 Buku suplemen menggunakan Bahasa Indonesia dengan memperhatikan
EYD yaitu menggunakan huruf kapital pada materi yang sesuai dan
BAB II
LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Karakteristik Perkembangan Anak SD Kelas Rendah
Setiap manusia pasti mengalami perkembangan. Tahap perkembangan menurut Piaget dibagi menjadi empat tahap. Keempat tahap tersebut yaitu, (1) tahap sensorimotor yang berlangsung sejak lahir sampai usia 2 tahun, (2) tahap
praoperasional yang berlangsung dari usia 2 tahun sampai dengan 7 tahun, (3) tahap operasional konkret yang berlangsung dari usia 7 tahun sampai dengan 11
tahun, (4) tahap operasional formal yang berlangsung pada usia 11 tahun sampai dengan dewasa (Dahar, 2011:136).
Tahap perkembangan yang pertama disebut tahap sensorimotor, terjadi
pada usia 0-2 tahun. Tahap ini ditandai dengan adanya refleks-refleks sederhana pada bayi yang baru lahir dan pada usia 2 tahun anak memulai pikiran simbolis
yang menggambarkan bahasa anak usia dini (Salkind, 2009: 327). Pada tahap sensorimotor, anak banyak menggunakan indera-indera untuk berkembang dalam
dunianya sendiri. Selama periode ini konsep anak tentang objek masih berubah-ubah, dan anak belum mengenal konsep ruang dan waktu (Dahar, 2011: 137). Pada tahap ini Piaget mengatakan ada enam subtahap yaitu, penggunaan
refleks-refleks awal, reaksi siklus primer, reaksi siklus sekunder, koordinasi skemata sekunder, reaksi siklus tersier, dan representasi simbolik. Inteligensi pada tahap
Tahap kedua adalah tahap praoperasional konkret, berlangsung pada usia 2-7 tahun. Seorang anak pada tahap praoperasional dapat merekayasa
simbol-simbol yang merepresentasikan objek-objek dalam dunia nyata seperti bahasa. Permulaan dan perkembangan bahasa merupakan perkembangan yang sangat
penting pada tahap ini. Karakteristik dari tahap ini adalah munculnya sistem bahasa yang canggih, penalaran egosentris, dan pemikiran yang terbatas pada persepsi indera (Salkind, 2009: 328).
Tahap ketiga adalah tahap operasional konkret dengan usia anak 7-11 tahun. Tahap ini merupakan tahap awal anak untuk berpikir rasional. Hal ini
berarti anak dapat melakukan operasi-operasi logis untuk menyelesaikan masalah-masalah konkret. Anak sudah dapat menghadapi masalah-masalah yang bertentangan dengan pikiran dan persepsi. Jika ada masalah, anak lebih memilih keputusan
logis. Pada tahap operasional konkretini anak membutuhkan pengalaman langsung agar dapat memecahkan masalah (Widyastono, 2014: 29). Pada tahap ini
anak mampu melaksanakan konservasi, menjalankan operasi, dan menguasai berbagai macam tugas kognitif. Pada tahap ini, struktur kognitif anak jauh lebih
berkembang, namun anak masih sering berada pada batas-batas persepsinya. Tahap yang keempat adalah tahap operasional formal dengan usia lebih dari 11 tahun. Tahap ini ditandai dengan kepekaan anak terhadap orang lain,
kemampuan untuk menghadapi pertentangan, dan kemampuan untuk menangani logika dan permutasi.Tahap operasional formal ini dilalui ketika anak sudah dapat
kompleks. Anak juga tidak memerlukan benda-benda untuk membantunya. Anak sudah dapat berpikir abstrak.
Berdasarkan pernyataan di atas, siswa SD usia 7-11 tahun berada pada tahap yang ketiga yaitu tahap operasional konkret. Siswa yang berada tahap
operasional konkret membutuhkan banyak latihan keterampilan konkret agar dapat menguasai keterampilan membaca dan menulis. Latihan keterampilan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan buku suplemen. Jadi, siswa kelas
II SD membutuhkan buku suplemen dalam melatih keterampilan membaca dan menulis secara konkret.
2.1.2 Perkembangan Bahasa Anak SD kelas rendah
Bahasa memiliki peranan yang besar dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan komunikasi. Komunikasi dilakukan untuk berhubungan dengan orang
lain. Komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa. Setiap orang mengalami perkembangan bahasa. Teori mengenai perkembangan bahasa
disampaikan oleh Chomsky. Chomsky menyebutkan beberapa tahap perkembangan bahasa (Crain, 2007: 528-532), yaitu:
2.1.2.1Bahasa Awal
Bahasa pada bayi sejak lahir dimulai dengan gerakan-gerakan tubuh yang sangat halus sebagai respon terhadap ucapan. Gerakan bayi menjadi beragam
sesuai ikatan suara dan kata-kata dari ucapan tersebut. Pada usia satu bulan, bayi mulai mendeguk dan menjekut. Pada usia enam bulan bayi mulai meraba dan
2.1.2.2Pengucapan Satu-Kata
Pada usia sastu tahun, bayi mulai memproduksi kata-kata tunggal. Mereka
menggunakan kata tunggal untuk mengekspresikan seluruh kalimat. Satu kata yang diucapkan seorang bayi mengandung banyak makna yang disesuaikan
dengan konteks saat itu. 2.1.2.3Pengucapan Dua-Kata
Pada usia satu setengah tahun, anak-anak meletakkan dua kata
bersama-sama. Bahasa anak dengan usia tersebut juga menunjukkan struktur tertentu. Anak memiliki pengetahuan dasar tentang hubungan objek-kata kerja-dan objek.
2.1.2.4Pengembangan Gramatika
Pada usia dua sampai tiga tahun, anak biasanya menggunakan tiga atau lebih kata secara bersamaan. Ucapan anak biasanya sudah dapat mengikuti S-P-O.
Selama tahap ini anak juga mulai suka menggunakan akhiran kata. 2.1.2.5Perubahan-perubahan
Pada usia tiga sampai dengan enam tahun, gramatika anak berubah dengan cukup kompleks. Pada tahap ini anak banyak mengalami perubahan-perubahan.
Anak-anak tidak dapat menguasai operasi-operasi pengubahan kalimat sekaligus. 2.1.2.6Mendekati Gramatika Orang Dewasa.
Pada usia lima atau enam tahun, banyak aspek gramatika yang mereka
kuasai. Mereka tampak kesulitan dengan menggunakan kalimat pasif sampai usia tujuh atau lebih. Sementara pada usia lima sampai sepuluh tetap penting
Bahasa yang digunakan tergantung dengan kebiasaannya sehari-hari. Setiap orang melewati tahap-tahap pemerolehan bahasa, meskipun secara umum
tahapan yang diperoleh biasanya mempunyai urutan tertentu. Tahap perkembangan perolehan bahasa dapat dibagi menjadi tiga urutan yaitu, (1)
perkembangan prasekolah, (2) perkembangan ujaran kombinatori, (3) perkembangan masa sekolah (Tarigan, 1988: 14).
2.1.2.7Perkembangan Prasekolah
Perkembangan pemerolehan bahasa anak sebelum sekolah terdiri dari perkembangan linguistik, tahap satu kata, dan ujaran kombinasi permulaan
(Tarigan, 1988: 14). Perkembangan linguistik merupakan bahasa yang digunakan anak sejak lahir. Bahasa yang digunakan adalah simbol-simbol dan vokalisasi. Selanjutnya bahasa anak berkembang menjadi tahap satu kata. Tahap tersebut
disebut tahap satu katakarena dengan kata yang begitu sedikit anak mampu mengekspresikan begitu banyak arti. Tahap selanjutnya adalah ujaran kombinatori
permulaan yaitu bertambahnya kata-kata yang digunakan anak ketika akan mengatakan sesuatu. Panjang ucapan anak kecil merupakan indikator
perkembangan bahasa yang lebih baik. 2.1.2.8Perkembangan Ujaran Kombinatori
Perkembangan ini mencakup perkembangan negatif, perkembangan
interogatif, perkembangan penggabungan kalimat, dan perkembangan sistem bunyi. Perkembangan negatif adalah penggunaan kata tidak yang digunakan untuk
mempunyai tiga tipe struktur yaitu pertanyaan yang menuntut jawaban ya/tidak, pertanyaan yang menuntut informasi, dan pertanyaan yang menuntut jawaban
salah satu dari yang berlawanan. Anak-anak pada tahap ini mempelajari ucapan-ucapan yang merupakan pertanyaan, hal yang ditanyakan, dan cara
mengemukakan pertanyaan (Tarigan, 1988: 23-24).
Perkembangan penggabungan kalimat tahap ini lebih rumit lagi. Tahap ini memperlihatkan sarana atau cara pengembangan penggabungan kalimat anak
melalui beberapa dimensi yaitu penggabungan dua klausa setara menuju yang tidak setara, klausa utama yang tidak tersela menuju penggunaan klausa yang
tersela, susunan klausa yang memuat kejadian tetap menuju susunan klausa yang bervariasi, serta penggunaan perangkat semantik-sintaksis yang kecil menuju perangkat yang lebih luas (Tarigan, 1988: 25). Pada pemerolehan sistem bunyi,
terdapat gerak dari pembuatan bunyi ke arah pembuatan pengertian. Pembuatan pembedaan atas dua bunyi dapat dikenali selama tahun pertama yaitu periode
vokalisasi dan prameraban serta periode meraban. Vokalisasi mencakup berbagai bunyi dan belum memperlihatkan suatu pola.
2.1.2.9Perkembangan Masa Sekolah
Perkembangan bahasa ini berada pada masa ketika anak-anak sudah sekolah. Baik sekolah awal seperti TK atau SD kelas rendah. Selama masa-masa
sekolah anak mengembangkan dan memakai bahasa secara unik dan universal. Hal tersebut dapat menandai dan memberinya ciri sebagai pribadi yang nyata
terutama dapat dibedakan dalam tiga bidang yaitu struktur bahasa, pemakaian bahasa, dan kesadaran metalinguistik (Tarigan, 1988: 29).
Struktur bahasa ini mengalami perluasan dan penghalusan terus-menerus mengenai semantik dan sintaksis. Tarafnya menuju ke taraf yang lebih kecil
seperti fonologi. Pemakaian bahasa dapat meningkatkan kemampuan menggunakan bahasa secara lebih efektif dan melayani aneka fungsi dalam situasi-situasi komunikasi yang beraneka ragam. Kesadaran metalinguistik
berkaitan dengan pertumbuhan kemampuan untuk memikirkan, mempertimbangkan, dan berbicara mengenai bahasa sebagai sandi atau kode
formal (Tarigan, 1988: 29).
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa semua pemerolehan bahasa berlangsung secara bertahap dan terus-menerus. Hal tersebut
dapat terjadi karena pengalaman anak bersambung dan meluas. Dengan demikian, sekolah mempunyai peranan yang penting dalam mengembangkan bahasa
siswanya.
2.1.3 Karakteristik pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Rendah
2.1.3.1Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia diajarkan di sekolah karena bahasa Indonesia mempunyai kedudukan sebagai bahasa pengantar pendidikan dan pengembangan
ilmu pengetahuan (Kuntarto, 2009: 3).Dengan demikian, bahasa Indonesia perlu diajarkan pada siswa SD. Pelajaran Bahasa Indonesia ini sudah ada sejak SD kelas
untuk membaca dan menulis permulaan, serta berhitung (Widyastono, 2014: 74). Penekanan mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah pada aspek peningkatan
kemampuan membaca dan menulis permulaan. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan
bersastra.
2.1.3.2Perbandingan SK dan KD dari KBK dan KTSP
Widyastono menjelaskan dalam bukunya (2014: 62) KBK atau kurikulum
2004 adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan
daerah (Depdiknas, 2003a). Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi berlandaskan pada fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SNP (Widyastono, 2014: 70).
Kurikulum 2006 atau KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah (Widyastono, 2014:
90). Penyusunan KTSP dipercayakan pada setiap tingkat satuan pendidikan. Penyusunan KTSP tersebut dengan memperhatikan acuan operasional (Muslich,
2007: 20).
Tabel 2.1 Perbandingan KBK dan KTSP
KBK KTSP
Membaca Materi Pokok
1. Beberapa kalimat dalam teks (150 kata)
2. Buku cerita (150 kata) Kompetensi Dasar
- Dapat membaca nyaring (didengar siswa lain) kalimat demi kalimat dalam teks, menggunakan lafal dan intonasi yang tepat sehingga dapat dipahami
Standar Kompetensi
1. Memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi anak.
Kompetensi Dasar
orang lain. membaca lancar.
- Dapat menuliskan beberapa kalimat yang didiktekan guru atau teman secara benar, menggunakan huruf lepas dengan memperhatikan cara penulisan yang benar.
- Dapat melengkapi kalimat yang belum selesai dengan benar.
- Dapat menuliskan pengalaman yang berkaitan dengan kegemaran atau kegiatan sehari-hari secara runtut dan jelas, menggunakan huruf lepas dengan memperhatikan cara penulisan yang benar.
Standar Kompetensi
2. Menulis permulaan melalui kegiatan melengkapi cerita dan dikte.
Kompetensi Dasar
2.1 Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat.
2.2 Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung dan memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda titik.
2.1.3.3Metode Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan
Membaca dan menulis permulaan dapat dilatih dengan berbagai metode.
Metode pembelajaran membaca dan menulis permulaan memiliki beberapa langkah. Berikut ini adalah langkah-langkah belajar membaca dan menulis permulaan (Karli, 2010: 62-84).
2.1.3.3.1 Belajar Membaca tanpa Buku
Awali KBM yang dapat merangsang dan menggali pengalaman anak
(sapaan, percakapan, nyanyian atau demonstrasi). Pilihlah variasi kegiatan seperti: menunjukkan gambar, menemukan gambar, anak bercerita dengan bahasa sendiri, memperkenalkan bentuk tulisan melalui gambar, membaca tulisan bergambar,
2.1.3.3.2 Belajar Membaca Menggunakan Buku
Pertama dapat diawali dengan membaca buku pelajaran (paket). Guru juga
dapat memberi kesempatan pada anak untuk melihat isi buku terutama gambarnya. Guru memberi penjelasan tentang buku tersebut misalnya: warna,
jilid, tulisan, dan cara membuka halaman buku agar buku tidak rusak. Siswa juga dapat diberi penjelasan tentang fungsi dan kegunaan angka-angka yang menunjukkan halaman buku. Anak diajak untuk memusatkan perhatian pada salah
satu teks yang terdapat pada halaman tertentu. Jika bacaan itu disertai gambar, sebaiknya terlebih dulu guru bercerita tentang gambar. Dengan demikian,
pembelajaran membaca dapat dimulai (Karli, 2010: 62-84).
2.1.3.3.3 Membaca Buku dan Majalah Anak yang Sudah Terpilih
Pertimbangkan taraf kemampuan anak, asas kebermaknaan,
kebermanfaatan, kemenarikan, dan kemudahan pemerolehan, untuk menumbuhkan minat baca anak (Karli, 2010: 62-84).Membaca bacaan melalui
kegiatan secara berkelompok atau kegiatan anak secara perorangan (Karli, 2010: 62-84).Pengenalan huruf diarahkan pada pengenalan bentuk tulisan serta pelafalan
yang benar. Pelatihan indera anak dalam mengenal dan membeda-bedakan bentuk gambar atau tulisan (Karli, 2010: 62-84).
2.1.3.3.4 Latihan Menulis Permulaan untuk Anak SD Kelas I-II
Latihan diawali dengan berlatih menggunakan pensil dan duduk dengan sikap dan posisi yang benar.Latihan gerak tangan, mula-mula melatih gerakan
cerita. Misalnya, membuat lingkaran cerita tentang telur,dsb.Latihan mengeblat yaitu menirukan atau menebalkan suatu tulisan dengan menindas tulisan yang
sudah ada. Latihan menghubungkan tanda titik yang membentuk tulisan.Latihan menarik garis atau lengkung diawali dengan cerita dari guru. Latihan menatap
bentuk tulisan untuk mengkoordinasi antara mata, ingatan, dan jemari anak untuk menulis sehingga anak dapat menyimpan bentuk kata/huruf dalam benaknya dan memindahkannya ke jari jemari tangan.Latihan menyalin, latihan ini hendaknya
diberikan setelah dipastikan anak mengenal huruf dengan baik. Anak kelas 1 SD semester 1 menulis lepas dahulu selanjutnya semester 2 anak belajar menulis
tegak bersambung.Latihan menulis tegak bersambung gunakan buku bergaris khusus untuk menulis tegak bersambung (untuk pemula gunakan garis tiga yang ukurannya besar sekitar ±5 mm).Latihan dikte/imla dimaksudkan agar siswa
terlatih untuk mengkoordinasikan antara ucapan, pendengaran, ingatan, dan jari-jari ketika menulis.Latihan memberi tanda baca seperti titik, koma, tanya tanya
dan tanda seru untuk kalimat yang ditulis sejak awal (Karli, 2010: 62-84).
Berdasarkan dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa
materi membaca dan menulis kelas II SD memerlukan berbagai latihan keterampilan. Metode untuk menguasai keterampilan membaca dan menulis mempunyai tahap-tahap tertentu. Tahap-tahap ini perlu dilakukan agar siswa
2.1.4 Bahan Ajar
2.1.4.1Macam-macam Bahan Ajar
Bahan ajar terdiri dari berbagai macam jenis. Salah satu bentuk bahan ajar tersebut berbentuk cetak. Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan yang disiapkan
dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi (Prastowo, 2014: 187).
2.1.4.2Model Pengembangan Bahan Ajar
Model pengembangan yang ada saat ini ada beberapa macam. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang dirancang
dan dikembangkan oleh Dick & Carey. Model ini terdiri dari sepuluh langkah. Kesepuluh langkah tersebut adalah: (1) analisis kebutuhan dan tujuan, (2) analisis pembelajaran, (3) analisis pembelajar dan konteks, (4) merumuskan tujuan
performansi, (5) mengembangkan instumen penelitian (6) mengembangkan strategi pembelajaran, (7) mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, (8)
merancang dan melakukan evaluasi formatif, (9) melakukan revisi, (10) evaluasi sumatif, (10) . Kesepuluh langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
(Setyosari, 2013: 230).
Analisis kebutuhan dan tujuan adalah kegiatan untuk mengidentifikasi kebutuhan yang paling utama dan perlu dipenuhi. Analisis mengkaji kebutuhan
yang seharusnya dan keadaan sesungguhnya di lapangan. Berdasarkan analisis ini dikembangkan suatu persoalan dan sekaligus solusi.
hal-hal yang menjadi kebutuhan. Hasil analisis ini digunakan untuk merancang dan mendesain produk yang ingin dikembangkan dan memiliki ciri khas.
Analisis pembelajar dan konteks mencakup kemampuan, sikap dan karakteristik awal pembelajara dalam latar pembelajaran. Analisis ini dapat
termasuk karakteristik latar pembelajar di mana pengetahuan dan keterampilan baru akan digunakan. Langkah ini dapat dilakukan bersamaan dengan analisis pembelajaran atau dapat dilakukan secara berurutan.
Merumuskan tujuan performansi dilakukan dengan menjabarkan tujuan umum ke dalam tujuan yang lebih spesifik. Rumusan ini menunjukan tujuan
produk yang dikembangkan. Tujuan yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi yang telah ada menjadi indikator-indikator. Tujuan khusus berkaitan dengan tujuan operasional yang ingin dicapai. Tujuan yang ingin dicapai ini
berdasarkan indikator-indikator tertentu.
Langkah selanjutnya adalah mengembangkan instrumen assessment.
Mengembangkan instrumen assessment dilakukan dengan membuat penilaian. Instrumen untuk mengukur perangkat produk berupa kuesioner atau daftar cek.
Mengembangkan strategi pembelajaran untuk membantu pembelajar mencapai tujuan khusus. Strategi pembelajar ini dirancang berkaitan dengan produk atau desain yang dikembangkan. Peranan strategi penting berkaitan
dengan proses pengembangan yang ingin dilakukan.
Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran merupakan kegaitan
cetak, manual dan media lain. Produk dikembangkan berdasarkan tipe, jenis, dan model tertentu. Alasan pemilihan model juga perlu dijelaskan pada langkah ini.
Merancang dan melakukan evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan oleh pengembang selama proses, prosedur, program, atau produk
yang dikembangkan. Evaluasi formatif juga dapat dilakukan saat proses pembelajaran. Dick & Carey merekomendasikan tiga langkah proses evaluasi formatif yaitu (1) uji coba prototipe yaitu perorangan atau 1-3 subjek, (2) uji coba
kelompok kecil yang melibatkan 6-8 subjek, (3) uji coba lapangan yang melibatkan 15-30 subjek. Dalam kondisi tertentu, pengembang cukup sampai
pada langkah ini.
Revisi dilakukan terhadap proses, prosedur, program atau produk dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya. Revisi dilakukan terhadap tujuh langkah
pertama. Tujuh langkah tersebut yaitu, tujuan umum pembelajaram analisis pembelajaran, perilaku awal, tujuan unjuk kerja atau performansi, butir tes,
strategi pembelajaran, dan/atau bahan-bahan pembelajaran.
Evaluasi sumatif dilaksanakan setelah suatu produk atau proses
pengembangan selesai dikembangkan. Evaluasi ini dilaksanakan dengan tujuan menentukan tingkat efektivitas produk, program atau proses. Peneliti dengan keperluan pengembangan ini biasanya hanya sampai pada langkah kesembilan
Gambar 2.1 Model Pengembangan Bahan Ajar Dick & Carey (Setyosari, 2013: 234)
2.1.4.3Buku sebagai Bahan Ajar Cetak
Kamus Collins (2013: 98) menyebutkan bahwa buku adalah sejumlah
lembaran kertas baik cetakan maupun kosong yang dijilid dan diberi kulit. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 149) mencatat bahwa buku adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan
yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi (Prastowo, 2014:187). Buku sebagai bahan ajar
berarti kertas yang berisi pembelajaran atau penyampaian informasi. 2.1.4.4Buku Suplemen
Suplemen pembelajaran merupakan tambahan/pelengkap yang digunakan
tambahan, bagian ekstra pada surat kabar, majalah dan sebagainya, lampiran pelengkap.Buku suplemen merupakan buku pelengkap yang memberikan tentang
pokok bahasan tertentu yang ada dalam kurikulum secara lebih luas atau lebih dalam (Sitepu, 2016: 16). Buku suplemen dibuat dengan tujuan untuk melengkapi
materi yang telah ada.
Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa suplemen merupakan tambahan atau pelengkap dari sesuatu yang telah ada.
Sedangkan buku suplemen berarti, buku penunjang yang dibuat untuk melengkapi buku teks utama dalam pembelajaran. Buku suplemen dapat digunakan untuk
melengkapi latihan keterampilan atau materi-materi yang membantu pelajaran.
2.2 Penelitian yang Relevan
2.2.1 Penelitian tentang Buku Suplemen
Selfiardy (2013) mengembangkan buku suplemen bahan ajar mata pelajaran Geografi dengan topik bahasan hidrosfer untuk kelas X SMA. Subjek
penelitian adalah 26 siswa kelas X di SMA Negeri 6 Malang. Model pengembangan yang digunakan oleh Selfiardy adalah model pengembangan
prosedural yang bersifat deskriptif dan pengembangan Borg&Gall dengan tahapan identifikasi Kompetensi Dasar, identifikasi dan analisis materi ajar, desain buku suplemen, prototipe buku suplemen, validasi produk, revisi, uji lapangan, dan
produk akhir. Hasil uji coba menunjukkan persentase 82,7%. Relevansi dengan penelitian ini adalah sama-sama mengembangkan buku suplemen untuk sebuah
Nuryanti (2014) mengembangkan suplemen buku siswa menggunakan
mind mappingberbasis scientific approach. Subjek penelitian Nuryati adalah
siswa SMA Al Kutsar. Penelitian dan pengembangannya memodifikasi prosedur pengembangan Sadiman, dkk yang terdiri atas tahap uji ahli desain dan uji ahli
materi. Kesimpulan dari penelitian ini menghasilkan produk suplemen buku siswa dengan kualitas menarik, memudahkan, sangat bermanfaat dan efektif dalam pembelajaran. Relevansi dengan penelitian ini adalah sama-sama
mengembangkan suplemen berupa buku siswa.
Kurniasari (2015) mengembangkan buku suplemen IPA terpadu,
mengetahui kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan buku suplemen IPA terpadu dengan tema Pendengaran. Subjek penelitian Kurniasari adalah 30 siswa kelas VIII D di SMP Ya BAKKI 1 Kesugihan. Hasil validasi pakar adalah 3,40. Hasil
ketuntasan siswa 97% dengan nilai akhir siswa adalah 75 serta rata-rata hasil N-Gain adalah 0,34. Relevansi dengan penelitian ini adalah sama-sama
mengembangkan buku suplemen untuk suatu mata pelajaran.
2.2.2 Penelitian tentang Keterampilan Membaca dan Menulis
Haryanto (2009) meneliti peningkatan membaca dan menulis permulaan dengan media gambar. Subjek penelitian adalah siswa kelas I SD N 03 Wuryorejo Kecamatan Wonogiri. Hasil penelitian adalah Pelaksanaan penerapan
pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa. Kondisi awal sebelum
03 Wuryorejo pada kemampuan membaca dan menulis permulaan meningkat lebih baik dari yang distandarkan yaitu rata-rata 70,00. Relevansi dari penelitian
ini adalah sama-sama meneliti mengenai membaca dan menulis permulaan. Sumardi (2011) meneliti pengajaran membaca dan menulis permulaan di
kelas rendah dengan media SMS. Jenis penelitian adalah penelitian tidakan kelas dengan subyek penelitian yaitu kelas I SD Negeri Nyantong Kota Tasikmalaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media “SMS” ternyata dapat dijadikan
solusi alternatif oleh guru dalam mengatasi masalah pembelajaran membaca dan menulis permulaan di kelas rendah. Melalui media SMS, siswa mampu membaca
nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat serta siswa dapat memahami pesan atau isi tulisan yang dibacanya. Selain itu siswa dapat menuliskan kalimat sederhana sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dan
menyampaikan pesan atau isi tulisan perihal perkenalan nama diri. Relevansi penelitian yaitu sama-sama meneliti membaca dan menulis permulaan di kelas
rendah.
Misdar (2013) meneliti peningkatan membaca permulaan dengan media
kartu kata bagi anak lambat belajar. Subjek penelitian Misdar adalah tiga anak kelas I SD N 14 Koto Panjang yang digolongkan ke dalam anak lambat belajar di Kec. Pauh Padang. Metode yang digunakan Misdar adalah Penelitian Tindakan
Kelas. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan membaca kata bagi anak lambat belajar kelas I. Siklus I (pembelajaran membaca kata yang
(80%), G adalah (75%) dan Iq adalah (80%). Sedangkan siklus II (pembelajaran membaca kata yang berkonsonan [d]) diperoleh nilai Id meningkat menjadi (100),
G menjadi (90) dan Iq memperoleh nilai (100). Jadi, peningkatan kemampuan I adalah (80%), G adalah (75%) dan Iq adalah (85%). Relevansi dari penelitian ini
adalah sama-sama meneliti membaca dan menulis permulaan.
Gambar 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan.
Gambar di atas menunjukkan bahwa sudah ada penelitian mengenai
membaca dan menulis permulaan. Beberapa penelitian juga sudah ada yang meneliti mengenai buku suplemen. Berdasarkan hasil penelitian yang relevan
Haryanto. (2009). Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis Permulaan pada Siswa Kelas I SD Negeri 03 Wuryurejo, Wonogiri.
Selfiardy. (2013). Pengembangan Buku Suplemen Bahan Ajar Mata Pelajaran Geografi Topik Bahasan Hidrosfer untuk kelas X SMA di SMA Negeri 6 Malang.
Kurniasari. (2014). Pengembangan Buku Suplemen IPA Terpadu dengan Tema Pendengaran Kelas VIII di
Misdar. (2013) Melalui Media Kartu Kata untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Bagi Anak Lambat Belajar pada siswa kelas I di SD 04 Koto Panjang Pauh Padang.
Penelitian yang dilakukan
Pengembangan Buku SuplemenMuatan Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas II Semester I di SD Puluhan.
tersebut, belum ada penelitian yang mengembangkan buku suplemen untuk keterampilan membaca dan menulis permulaan. Maka dari itu, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai pengembangan buku suplemen keterampilan membaca dan menulis muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk
siswa kelas II semester 1 di SD Puluhan, Sedayu, Yogyakarta.
2.3 Kerangka Pikir
Keterampilan berbahasa dapat digunakan untuk membantu manusia dalam
kehidupannya. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat komponen yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan
keterampilan menulis. Keterampilan membaca menulis lebih didalami sejak siswa memasuki usia sekolah. Membaca dan menulis permulaan merupakan keterampilan yang diperlukan untuk dapat memahami materi lain.
Membaca dan menulis permulaan diajarkan pada pelajaran Bahasa Indonesia. Buku pelajaran Bahasa Indonesia sebagai bahan ajar saat ini masih
kurang, baik jumlah dan materinya.Bahan ajar yang kurang menyebabkan guru tidak dapat melatih keterampilan membaca dan menulis siswanya. Bahan ajar juga
menyebabkan orang tua tidak mempunyai pedoman dalam melatih anak-anaknya. Buku suplemen ini berisi berbagai kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa untuk melatih keterampilan membaca dan menulis permulaan. Dengan
demikian diharapkan siswa dapat meningkatkan keterampilan membaca dan menulis permulaan sebagai salah satu keterampilan yang dapat digunakan untuk
2.4 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut.
2.4.1 Bagaimana mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca dan
menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 1SD Puluhan?
2.4.2 Bagaimana kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan menulis
dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 1SD Puluhan menurut pakar Bahasa Indonesia SD?
2.4.3 Bagaimana kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 1SD Puluhan menurut guru SD Bahasa Indonesia?
2.4.4 Bagaimana kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (RnD). RnD adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut (Sugiyono, 2010:407). Tujuan penelitian pengembangan yaitu ingin menilai perubahan-perubahan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu.
Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang dirancang dan dikembangkan oleh Dick & Carey (2003). Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian mengacu pada prosedur penelitian Borg & Gall.
Kesepuluh langkah tersebut yaitu (1) penelitian dan pengumpulan informasi awal, (2)perencanaan, (3) pengembangan produk awal, (4) uji coba awal, (5) revisi
produk, (6) uji coba lapangan, (7) revisi produk, (8) uji lapangan, (9) revisi produk akhir, (10) desiminasi dan implementasi. Berikut ini adalah gambar
Gambar 3.1Prosedur Penelitian Pengembangan Borg & Gall
Penelitian ini berhenti pada langkah ketujuh. Hal ini disebabkan karena beberapa hal. Pertama, kondisi di lapangan tidak memungkinkan untuk
melakukan penelitian sampai pada langkah kesepuluh. Kedua, secara teoritis Borg & Gall juga memperbolehkan sebuah penelitian pengembangan untuk berhenti pada langkah ketujuh.
3.2 Prosedur Pengembangan
Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan
desain produk hasil uji coba berupa buku suplemen Bahasa Indonesia. Peneliti mengembangkan produk ini dengan memodifikasi model pengembangan bahan
awal, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk awal, (4) uji coba awal, (5) revisi produk, (6) uji coba lapangan, dan (7) revisi produk.
Berikut adalah gambar langkah-langkah prosedur penelitian yang dilakukan.
Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan yang Digunakan Peneliti
3.2.1 Penelitian dan Pengumpulan Informasi Awal
Penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan masalah. Peneliti
YHT dan Ibu HS yang merupakan guru kelas II SD di SD Nglahar dan SD Puluhan. Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan
masalah yang terjadi di lapangan.
Masalah yang terjadi adalah masih ada siswa dengan kemampuan
keterampilan membaca dan menulis yang kurang. Masalah yang lain yaitu menyangkut kurangnya bahan ajar dan kompetensi dasar yang menganggap bahwa semua siswa, terutama siswa kelas bawah sudah dapat membaca dan
menulis dengan baik. Lebih lanjut, peneliti menawarkan solusi yaitu bahan ajar untuk melatih keterampilan membaca dan menulis siswa.
3.2.2 Perencanaan
Hasil wawancara tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan produk yang berupa buku suplemen muatan pelajaran Bahasa
Indonesia. Perencanaan untuk pembuatan bahan ajar dilakukan dengan melakukan studi pustaka, mencari bahan melalui internet, dan mengumpulkan bahan dari
berbagai sumber.
Pada tahap ini juga dituliskan tujuan yang lebih spesifik. Tujuan khusus
disusun berdasarkan SK-KD kurikulum 2004 dan 2006 yang sudah dianalisis untuk menyesuaikan perkembangan siswa kelas II SD.Proses analisis tersebut dilakukan dengan mengkomparasikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
yang terdapat dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada kedua kurikulum tersebut.
dari kurikulum 2004 dan kurikulum 2006 yang belum tertulis pada kedua kurikulum, akan dimodifikasi agar dapat digunakan kembali. Setelah proses
tersebut selesai, terbentuk SK dan KD baru yang merupakan hasil analisis dari kurikulum 2004 dan kurikulum 2006. SK dan KD baru ini dikembangkan menjadi
indikator-indikator keterampilan membaca dan menulis.
Langkah selanjutnya adalah pengembangan instrumen assessment. Pengembangan instrumen assessment dilakukan dengan pembuatan kuesioner
untuk validasi. Kuesioner ini digunakan untuk menilai buku suplemen yang telah dibuat.
3.2.3 Pengembangan Produk Awal
Strategi pembelajaran juga direncanakan pada tahap ini. Presentasi produk dimulai dengan menentukan desain awal buku suplemen. Desain awal dilakukan
dengan membuat rancangan buku suplemen. Pengembangan produk awal ini juga dipilih menggunakan bahan cetak. Desain awal buku suplemen dicetak
menggunakan HVS 70 gr. Buku ini berisi kegiatan-kegiatan berdasarkan indikator-indikator hasil analisis. Kegiatan-kegiatan yang ada bervariasi
disesuaikan dengan spesifikasi produk.
3.2.4 Uji Coba Awal
Produk yang dikembangkan akan divalidasi oleh dua pakar ahli dan dua
guru kelas II SD. Validator memvalidasi produk ini dengan sebuah instrumen yang telah disiapkan. Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan
sebagai perbaikan terhadap buku suplemen. Uji coba awal ini merupakan evaluasi formatif.
3.2.5 Revisi Produk
Revisi produk dilakukan setelah mendapatkan kritik dan saran hasil
validasi keempat validator yaitu pakar dan dua guru kelas II SD. Peneliti melakukan revisi terhadap produk yang dibuat berdasarkan hasil validasi pakar yang terdapat atau disampaikan dalam instrumen. Revisi dilakukan untuk
memperbaiki kekurangan dari produk yang telah divalidasi oleh pakar.
3.2.6 Uji Coba Lapangan
Setelah melakukan revisi pada produk sesuai dengan kritik saran dari validator, produk kemudian diujicobakan. Uji coba lapangan dilaksanakan pada tanggal 28 September 2015 – 3 Oktober 2015. Uji coba lapangan melibatkan
siswa kelas II SD Puluhan. Subjek uji coba berjumlah enam siswa dengan tiga siswa laki-laki dan tiga siswa perempuan. Setelah para siswa selesai melakukan
uji coba, siswa menilai produk dengan sebuah kuesioner untuk mengetahui produk tersebut sudah sesuai dan baik untuk siswa atau belum. Hasil uji coba ini
merupakan evaluasi sumatif terhadap desain produk pengembangan buku suplemen.
3.2.7 Revisi Produk
Revisi produk dilakukan setelah uji coba lapangan. Produk yang sudah diujicobakan kepada siswa akan mendapat masukan dari siswa melalui kuesioner.