• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas 1 semester genap Sekolah Dasar Negeri Borosuci.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas 1 semester genap Sekolah Dasar Negeri Borosuci."

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

Sutrisni, Veronika Tri. (2016). The Development of The Indonesian Supplement

Books For The First Grade Second Semester of SD Negeri Borosuci .A

thesis. Yogyakarta: Elementary Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.

Reading and writing are important aspects in language learning. In reading and writing, each student are demanded to be skilled in order to comprehend other line of studies deeply. Reading is one of the skills related to one of the most basic human skills which are the language skill. Meanwhile, writing learning is more oriented to mechanic characterized ability. Reading and writing are essential to be taught and mastered by every student from the very first education level, but in reality, reading and writing skills are still not completely acquired by the students.

The purpose of this research is to develop an early reading and writing skills supplement book in Bahasa Indonesia for 1st graders in SD NegeriBorosuci Yogyakarta in the 2015/2016 academic year. The purpose of the supplement book development is to develop the teaching material that refer to the national curriculum (Kurikulum Berbasis Kompetensi and Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). The development is summarized in research and development or R&D. The book development consists of seven steps, which are (1) research and data collection, (2) planning, (3) early product form development, (4) early field test/preparation, (5) revision base d on early field test, (6) main field test, (7) revision based on main field test. From those steps, the early reading and writing skills supplement book in Bahasa Indonesia for 1st graders is produced.

The developed supplement book has been validated by Bahasa experts, which are the teachers from the 1st grade and fourteen students during the limited field test. Results show mean score of 4.19 which belongs to the “good” category, mean score of 4.42 from 1st graders Bahasa teachers belongs to the “very good” category, and field test from the students that show mean score of 4.93 also belongs to the “very good” category. The results and categories are reviewed from five aspects, which are (1) purpose and approach, (2) design and organizing, (3) language content, (4) language skill, and (5) methods. Therefore, the early reading and writing skills supplement book is worth to use and it has given good impacts within the learning process of reading and writing.

Keywords: research and development, early reading and wriring supplement

book,

(2)

ABSTRAK

Sutrisni, Veronika Tri. (2016). Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran

Bahasa Indonesia Untuk Siswa Kelas 1 Semester Genap Sekolah Dasar Negeri Borosuci .Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Membaca dan menulis merupakan aspek penting dalam pembelajaran bahasa.Dalam hal membaca dan menulis, setiap siswa dituntut untuk terampil supaya dapat memahami bidang-bidang ilmu lainnya secara mendalam.Membaca merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia yaitu berbahasa, sedangkan pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik.Membaca dan menulis perlu diajarkan dan dikuasai oleh setiap siswa mulai dari jenjang pendidikan yang paling dasar, namun pada kenyatannya keterampilan membaca menulis masih belum dikuasai dengan baik oleh setiap siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca menulis permulaan dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas I SD Negeri Borosuci Yogyakartatahun ajaran 2015/2016. Pengembangan buku suplemen ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar yang mengacu pada kurikulum KBK dan KTSP. Pengembangan tersebut terangkum dalam penelitian dan pengembangan atau research and

development (R&D). Pengembangan buku suplemen terdiri dari tujuh tahapan

yaitu (1) penelitian dan pengumpulan informasi, (2) perencanaan, (3) mengembangkan bentuk pendahuluan produk, (4) uji lapangan pendahuluan/persiapan, (5) revisi berdasarkan hasil uji lapangan pendahuluan, (6) uji lapangan utama, (7) revisi berdasarkan uji lapangan utama. Dari ketujuh langkah tersebut dihasilkan buku suplemen keterampilan membaca menulis permulaan dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas 1 semester genap.

Produk buku suplemen yang dikembangkan telah divalidasi oleh ahli di bidangnya, yakni dua ahli pembelajaran Bahasa Indonesia, dua guru kelas I, dan empat belas orang siswa pada uji coba lapangan terbatas. Hasil validasi produk suplemen membaca menulis permulaan ini layak digunakan dan memberikan dampak yang baik dalam proses maupun hasil belajar siswa.

Kata kunci: penelitian dan pengembangan, buku suplemen membaca menulis

(3)

i

SEKOLAH DASAR NEGERI BOROSUCI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Veronika Tri Sutrisni

NIM. 121134061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

Puji dan syukur yang tak terkira saya panjatkan atas selesainya skripsi ini. Dalam proses pembuatan skripsi ini tentulah banyak pihak yang turut serta mendukung baik secara langsung maupun tidak, untuk itu dengan berbangga hati saya mempersembahkan skripsi ini kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu memberikan kesehatan, kesabaran, berkat dan menurunkan Roh KudusNya sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi ini. 2. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Petrus Hadi Sutanto dan Ibu Yuliana Ngatiyah

yang dengan tulus selalu memberi cinta, dukungan kekuatan, doa, semangat, bimbingan, dan nasihat.

3. Kedua kakak saya yaitu Christoforus Agus Pujianto dan Theresia Sri Lestari yang selalumemberi doa, dukungan, dan juga semangat.

4. Seluruh keluarga besar yang selalu memberikan motivasi, doa, dan juga dukungan yang menjadikan semangat baru dalam menghadapi segala macam hal.

5. Teman dekat yang selalu memberikan semangat dan yang selalu ada serta selalu mendampingi dalam segala situasi dan kondisi.

6. Teman-teman satu payung atas kebersamaan, pengalaman, dan keceriaan dalam proses pengerjaan skripsi ini.

7. Teman-teman satu kelas dan satu angkatan PGSD 2012 yang selalu ada,saling mendukung, saling menghibur, dan saling berbagi selama proses belajar di PGSD Sanata Dharma.

(7)

v

Karena setiap orang yang meminta, menerima, dan setiap orang

yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya

pintu dibukakan”

(Matius 7:8)

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada Tuhan, sebab Ia yang

memelihara kamu (1 Petrus 5: 7)

“ Imajinasi Anda adalah kesaksian Anda sebelum hadirnya hal-hal menarik

dalam kehidupan Anda”

(8)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,21 Januari 2016 Peneliti,

(9)

vii

KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma: Nama : Veronika Tri Sutrisni

Nomor Mahasiswa : 121134061

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas Satu Semester Genap Sekolah Dasar Negeri Borosuci

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apas aja, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 21 Januari 2016 Yang menyatakan,

(10)

viii

ABSTRAK

Sutrisni, Veronika Tri. (2016). Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa

Indonesia Untuk Siswa Kelas 1 Semester Genap Sekolah Dasar Negeri Borosuci .Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas

Sanata Dharma.

Membaca dan menulis merupakan aspek penting dalam pembelajaran bahasa.Dalam hal membaca dan menulis, setiap siswa dituntut untuk terampil supaya dapat memahami bidang-bidang ilmu lainnya secara mendalam.Membaca merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia yaitu berbahasa, sedangkan pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik.Membaca dan menulis perlu diajarkan dan dikuasai oleh setiap siswa mulai dari jenjang pendidikan yang paling dasar, namun pada kenyatannya keterampilan membaca menulis masih belum dikuasai dengan baik oleh setiap siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca menulis permulaan dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas I SD Negeri Borosuci Yogyakartatahun ajaran 2015/2016. Pengembangan buku suplemen ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar yang mengacu pada kurikulum KBK dan KTSP. Pengembangan tersebut terangkum dalam penelitian dan pengembangan atau research and

development (R&D). Pengembangan buku suplemen terdiri dari tujuh tahapan yaitu (1)

penelitian dan pengumpulan informasi, (2) perencanaan, (3) mengembangkan bentuk pendahuluan produk, (4) uji lapangan pendahuluan/persiapan, (5) revisi berdasarkan hasil uji lapangan pendahuluan, (6) uji lapangan utama, (7) revisi berdasarkan uji lapangan utama. Dari ketujuh langkah tersebut dihasilkan buku suplemen keterampilan membaca menulis permulaan dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas 1 semester genap.

Produk buku suplemen yang dikembangkan telah divalidasi oleh ahli di bidangnya, yakni dua ahli pembelajaran Bahasa Indonesia, dua guru kelas I, dan empat belas orang siswa pada uji coba lapangan terbatas. Hasil validasi produk oleh pakar Bahasa Indonesia menunjukkan rerata skor 4,19 dan masuk kategori “baik”, rerata skor 4,42 dari guru Bahasa

Indonesia kelas 1 memiliki kualitas “sangat baik” dan hasil uji coba lapangan dari empat

belas siswa kelas 1 menunujukkan rerata skor 4,93 serta masuk kategori “ sangat baik”. Hal ini ditinjau dari aspek (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi kebahasaan, (4) keterampilan, dan (5) metodologi. Oleh sebab itu, buku suplemen membaca menulis permulaan ini layak digunakan dan memberikan dampak yang baik dalam proses maupun hasil belajar siswa.

Kata kunci: penelitian dan pengembangan, buku suplemen membaca menulis permulaan,

(11)

ix ABSTRACT

Sutrisni, Veronika Tri. (2016). The Development of The Indonesian Supplement Books For

The First Grade Second Semester of SD Negeri Borosuci .A thesis. Yogyakarta:

Elementary Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.

Reading and writing are important aspects in language learning. In reading and writing, each student are demanded to be skilled in order to comprehend other line o f studies deeply. Reading is one of the skills related to one of the most basic human skills which are the language skill. Meanwhile, writing learning is more oriented to mechanic characterized ability. Reading and writing are essential to be taught and mastered by every student from the very first education level, but in reality, reading and writing skills are still not completely acquired by the students.

The purpose of this research is to develop an early reading and writing skills supplement book in Bahasa Indonesia for 1st graders in SD Negeri Borosuci Yogyakarta in the 2015/2016 academic year. The purpose of the supplement book development is to develop the teaching material that refer to the national curriculum (Kurikulum Berbasis Kompetensi and Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). The development is summarized in research and development or R&D. The book development consists of seven steps, which are (1) research and data collection, (2) planning, (3) early product form development, (4) early field test/preparation, (5) revision base d on early field test, (6) main field test, (7) revision based on main field test. From those steps, the early reading and writing skills supplement book in Bahasa Indonesia for 1st graders is produced.

The developed supplement book has been validated by Bahasa experts, which are the teachers from the 1st grade and fourteen students during the limited field test. Results

show mean score of 4.19 which belongs to the “good” category, mean score of 4.42 from 1st graders Bahasa teachers belongs to the “very good” category, and field test from the students

that show mean score of 4.93 also belongs to the “very good” category. The results and

categories are reviewed from five aspects, which are (1) purpose and approach, (2) design and organizing, (3) language content, (4) language skill, and (5) methods. Therefore, the early reading and writing skills supplement book is worth to use and it has given good impacts within the learning process of reading and writing.

Keywords: research and development, early reading and wriring supplement book,

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat serta karunia-Nya hingga skripsi dengan judul Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk Siswa Kelas 1 Semester Genap Sekolah Dasar Negeri Borosuci dapat peneliti selesaikan dengan baik. Penyusun skripsi ini menjadi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar.

Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik tak lepas dari dukungan berbagai pihak melalui berbagai cara. Atas peran tersebut, perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A selaku Kaprodi PGSD. 3. Christiyanti Aprinastuti,S.Si, M. Pd selaku Wakaprodi PGSD.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing dan mendampingi peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dan mendampingi peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

6. Marjiman, S.Pd.SD selaku kepala SD Negeri Borosuci Yogyakarta yang telah memberikan ijin serta dukungan selama proses pelaksanaan penelitian di SD tersebut.

7. Katarina Nurtriharti, S.Pd.SD selaku guru kelas 1 SD Negeri Borosuci yang membantu serta membimbing peneliti selama proses penelitian berlangsung.

(13)

xi selama proses penelitian.

10. Kedua orang tuaku, Petrus Hadi Sutanto dan Yuliana Ngatiyah yang selalu mendukung dalam segala kondisi.

11. Teman-teman skripsi payung R and D Buku Suplemen yaitu Dewi, Cahyo, Septi, Dewi S, Siska Nur, Siska Estri, Dwi, Dina, Fajar, Yuli, Titin, Ria, Tata dan Ahmet yang telah berjuang bersama.

12. Teman-teman PPL SD Kanisius Kenteng, Marcell, Johan dan Dewi yang telah membantu selama proses penelitian.

13. Segenap pihak yang telah membantu, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu. Peneliti mengharapkan adanya saran, masukan, maupun kritik demi perbaikan skripsi ini agar lebih baik. Peneliti berharap skripsi yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak demi perkembangan dunia pendidikan. Terima kasih.

Yogyakarta, 21 Januari 2016 Peneliti,

(14)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

2.1.1 Karakteristik Perkembangan Anak SD Kelas Rendah ... 11

2.1.2 Perkembangan Bahasa Anak SD Kelas Rendah ... 13

2.1.3 Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Rendah... 17

2.1.4 Metode Pembelajaran MMP ... 20

(15)

xiii

2.1.8 Model Pengembangan Bahan Ajar ... 34

2.2 Penelitian yang Relevan ... 38

2.3 Kerangka Pikir ... 42

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

3.1 Jenis Penelitian ... 45

3.2 Prosedur Pengembangan ... 46

3.3 Uji Coba Terbatas ... 50

3.3.1 Desain Uji Coba Terbatas ... 50

3.3.2 Subjek Uji Coba Terbatas ... 50

3.4 Setting Penelitian ... 51

3.4.1 Subjek Penelitian ... 51

3.4.2 Objek Penelitian ... 51

3.4.3 Lokasi Penelitian ... 51

3.4.4 Waktu Penelitian ... 51

3.5 Instrumen Penelitian ... 52

3.5.1 Jenis Data ... 53

3.5.2 Instrumen Pengumpul Data... 53

3.5.2.1 Wawancara ... 53

3.5.2.2 Kuisioner ... 54

3.5.2.3 Observasi... 57

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 58

3.6 Teknik Analisis Data ... 58

3.6.1 Data Kualitatif ... 59

3.6.2 Data Kuantitatif ... 59

3.7 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63

4.1 Analisis Kebutuhan ... 63

4.1.1 Hasil Wawancara Survei Kebutuhan ... 63

4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara Survei Kebutuhan ... 65

4.2 Produksi Buku Suplemen Membaca Menulis Permulaan ... 66

(16)

xiv

4.2.2.2 Kemampuan yang Akan Dicapai ... 67

4.2.2.3 Petunjuk Umum Penggunaan Buku... 67

4.2.2.4 Lembar Kerja ... 68

4.2.2.5 Daftar Referensi ... 70

4.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 70

4.3.1 Data Validasi Pakar Bahasa Indonesia SD ... 70

4.3.2 Data Validasi Guru SD ... 73

4.3.3 Analisis Produk Berdasarkan Validasi oleh Pakar dan Guru ... 76

4.3.4 Revisi Produk ... 78

4.3.5 Data Uji Coba Terbatas ... 79

4.3.6 Hasil Observasi Uji Coba Lapangan Terbatas ... 82

4.4 Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 84

4.4.1 Sampul Buku Suplemen Membaca Menulis Permulaan ... 85

4.4.2 Isi Buku Suplemen Membaca Menulis Permulaan ... 85

4.4.2.1 Kata Pengantar ... 86

4.4.2.2 Kemampuan yang Akan Dicapai ... 86

4.4.2.3 Petunjuk Umum Penggunaan Buku... 86

4.4.2.4 Lembar Kerja ... 87

4.4.2.5 Daftar Referensi ... 87

4.5 Pembahasan ... 87

BAB V PENUTUP ... 90

5.1 Kesimpulan ... 90

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 91

5.3 Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 92

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 SK, KD dan Indikator KBK dan KTSP ... 26

Tabel 2.2 SK, KD, dan Indikator MMP Hasil Modifikasi ... 27

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Uji Validasi untuk Pakar dan Guru ... 55

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Uji Coba Produk untuk Siswa ... 56

Tabel 3.3 Konversi Nilai Skala Lima ... 59

Tabel 3.4 Kriteria Skala Lima ... 61

Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 62

Tabel 4.1 Rincian Kegiatan atau Latihan pada Setiap Lembar Kerja ... 68

Tabel 4.2 Rekapitulasi Validasi Produk oleh Ahli ... 74

Tabel 4.3 Revisi Buku Suplemen Membaca Menulis Permulaan ... 78

Tabel 4.4 Rekapitulasi Penilaian Siswa terhadap Kualitas Bahan Ajar ... 80

(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Pengembangan Dick & Carey ... 34

Gambar 2.2Literature Map ... 42

Gambar 3.1 Model Pengembangan Borg & Gall ... 47

(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara ... 95

Lampiran 2 Hasil Validasi Produk Oleh Pakar ... 96

Lampiran 3 Hasil Validasi Produk Oleh Guru SD Kelas 1 ... 102

Lampiran 4 Hasil Uji Coba Produk Oleh Siswa SD Kelas 1 ... 108

Lampiran 5 Rekapitulasi Hasil Validasi ... 116

Lampiran 5. 1 Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar dan Guru SD Kelas 1 ... 116

Lampiran 5.2 Rekapitulasi Hasil Validasi Siswa SD Kelas 1 ... 118

Lampiran 5. 3 Rekapitulasi Hasil Validasi oleh Pakar, Guru dan Siswa ... 119

Lampiran 6 Dokumentasi ... 120

Lampiran 7Surat Permohonan Ijin Uji Coba Produk Ke SD ... 121

Lampiran 8Surat Keterangan Telah Melaksanakan Uji Coba Produk Dari SDN Borosuci ... 122

Lampiran 9 Buku suplemen (dicetak secara terpisah) ... 123

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang pendidikan terutama pada jenjang Sekolah Dasar. Bahasa Indonesia sendiri merupakan landasan bagi siswa untuk mempelajari dan menguasai mata pelajaran lainnya, sehingga jika anak-anak tidak berhasil dalam menguasai kemampuan berbahasa Indonesia maka sangat sulit bagi mereka untuk mencapai hasil belajar yang baik pada mata pelajaran lainnya (Akhadiah, 1992: 1). Selain itu, bahasa juga memiliki peran yang penting dalam kehidupan sehari-hari diantaranya sebagai sarana untuk berpikir dan bernalar, sebagai sarana berkomunikasi, sebagai alat penerus dan pengembang kebudayaan serta sebagai alat persatuan. Bahasa memberikan sumbangan yang besar dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa.

(21)

yang masih merasa kesulitan dalam mengeja maupun menulis huruf menjadi satuan kata.

Materi baca-tulis masih dianggap sebagai materi yang membosankan dan tidak menarik minat siswa. Hal ini dapat disebabkan karena belum adanya kesiapan siswa dalam membaca dan menulis. Beberapa faktor yang mempengaruhi kesiapan membaca dan menulis anak antara lain kesiapan fisik, pskologis, pendidikan dan IQ (Musthafa, 2013: 31). Dalam hal inilah peran guru sangat sangat penting dalam membangun dan mengembangkan keaktifan serta minat siswa dalam memahami tentang baca-tulis.

Guru merupakan tokoh sentral dalam setiap pembelajaran. Tugas guru yang terpenting adalah sebagai pelaksana operasional pembelajaran. Secara khusus materi pelajaran membaca dan menulis dapat terlaksana dengan baik jika guru mampu memahami dan mengkaji setiap kebutuhan siswa serta mampu memahami sejauh mana siswa memperoleh pemahaman tentang materi membaca dan menulis. Oleh sebab itu, guru perlu mengkaji dan mengevaluasi setiap proses pembelajaran supaya tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

(22)

Akhadiah (1992: 135) menuturkan bahwa MMP adalah tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Pembelajaran membaca permulaan diberikan di kelas 1 dan 2. Disebut membaca dan menulis permulaan karena program pembelajaran ini diorientasikan kepada kemampuan membaca dan menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat anak-anak mulai memasuki bangku sekolah.

Pada tahap awal anak memasuki bangku sekolah di kelas 1 Sekolah Dasar, MMP merupakan menu utama. Kemampuan menulis bagi anak ditekankan pada kegiatan menyalin, mencatat, dan mengerjakan tugas sekolah (Subrata, 2009: 35). Di dalam MMP terdapat beberapa elemen antara lain membaca dan menulis huruf, kata, dan kalimat sederhana. Tanda baca yang dipergunakan masih terbatas pada tanda titik (.), tanda koma (,), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).

Pembelajaran membaca permulaan merupakan tingkatan proses pembelajaran membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca serta menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu, guru perlu merancang dan mempersiapkan pembelajaran membaca dan menulis dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasaan membaca dan menulis sebagai materi pelajaran yang menyenangkan dan pada akhirnya hasil belajar siswa pun akan meningkat.

(23)

ataupun kata ketika diminta untuk membaca dan menulis. Selain itu, siswa juga merasa kesulitan dalam menulis beberapa huruf menjadi rangkaian suatu kata.

Di sisi lain, masih sering dijumpai siswa yang tulisannya jelek dan hurufnya kurang lengkap ketika menulis suatu kata. Hal tersebut terlihat ketika dilakukan observasi dan pre test pada siswa kelas I di SD Negeri Borosuci pada hari Sabtu, tanggal 4 April 2015 pada pukul 09.30. Berdasarkan observasi dan pre

test yang telah dilakukan, banyak siswa yang tulisannya jelek, belummampu

menulis kata dengan lengkap dan masih kesulitan dalam membaca dan menulis. Hal ini dapat dilihat bahwa nilai keseluruhan untuk pre test bahasa Indonesia adalah 100 dengan jumlah soal sebanyak 20 butir. Dari 11 siswa yang ada di kelas I, hanya 4 siswa yang nilainya di atas 70 sedangkan yang lainnya masih di bawah 70, bahkan ada 2 siswa yang nilainya 0. Banyak siswa yang masih kesulitan dalam menulis dan menyusun huruf menjadi suatu kata, contohnya kata

“kumbang” ditulis menjadi “kumbg”. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi para guru supaya mengajarkan tentang membaca dan menulis sejak dini dan sesering mungkin.

Potret pembelajaran bahasa Indonesia kelas 1 di SD Negeri Borosuci memperlihatkan pembelajaran dinilai kurang menarik, dan tidak mengesankan oleh beberapa siswa kelas 1 semester genap. Di SD Negeri Borosuci, mayoritas siswa masih kesulitan dalam membaca dan menulis permulaan. Situasi ini terlihat dari banyaknya siswa yang tidak tuntas dalam mengerjakan soal pre test. Siswa masih kesulitan dalam menuliskan kata sederhana terutama kata yang

(24)

pembelajaran bahasa Indonesia tersebut memberikan tantangan tersendiri bagi guru bahasa Indonesia dalam merancang pembelajaran bahasa Indonesia agar menarik dan mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, guru memerlukan adanya bahan ajar untuk mendukung proses belajar siswa supaya siswa lebih aktif dan tertarik dalam pembelajaran membaca dan menulis.

Bahan ajar memiliki peran yang pokok dalam pembelajaran. Bahan ajar yang akan digunakan dapat berbentuk buku sumber utama ataupun buku penunjang lainnya. Dalam hal ini, guru dituntut untuk rajin dan kreatif dalam mencari dan mengumpulkan bahan ajar yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran tergantung pada wawasan, pengetahuan, pemahaman, dan tingkat kreativitasnya dalam mengelola bahan ajar. Manfaat dari penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran antara lain kegiatan belajar menjadi menarik, adanya kesempatan bagi siswa untuk belajar mandiri dan memudahkan siswa dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasai (Prastowo, 2014: 142)

(25)

dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) dan CD pembelajaran akan memperjelas maksud dan makna pembelajaran mengenai membaca menulis permulaan.

Pemanfaatan buku suplemen akan membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis. Melalui penggunaan buku suplemen ini, siswa dapat mempelajari dan memahami tentang membaca dan menulis sejak dini sehingga pada jenjang selanjutnya, diharapkan setiap siswa sudah lancar dalam membaca dan menulis.

Berdasarkan kenyataan tersebut, peneliti mencoba untuk mengembangkan buku suplemen muatan pelajaran bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi anak dan menulis permulaan dengan huruf tegak bersambung melalui kegiatan dikte dan menyalin. Materi tersebut dipilih karena sesuai dengan materi Bahasa Indonesia di semester genap. Buku suplemen ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan pada siswa kelas rendah. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan buku suplemen yang sesuai, maka peneliti mencoba untuk mengembangkan buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia yang mencakup kebutuhan guru dan siswa pada umumnya dengan judul

(26)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas 1 semester II SD Negeri Borosuci?

1.2.2 Bagaimana kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas 1 semester II SD Negeri Borosuci?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Untuk mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas 1 semester II SD Negeri Borosuci.

(27)

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi mahasiswa

Penelitian pengembangan ini memberikan pengalaman dan pengetahuan baru terutama semakin terampil dalam membuat buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas 1 semester II Sekolah Dasar Negeri Borosuci.

1.4.2 Bagi guru

Penggunaan buku suplemenmuatan pelajaran membaca dan menulisini dapat digunakan guru sebagai salah satu bahan ajar alternatif untuk digunakan dalam proses pembelajaran terutama mengenai materi membaca menulis permulaan.

1.4.3 Bagi siswa

Penggunaan buku suplemen dapat digunakan sebagai alternatif untuk membantu siswa kelas 1 semester II SD Negeri Borosuci dalam pembelajaran bahasa khususnya membaca menulis permulaan.

1.4.4 Bagi sekolah

Sebagai tambahan referensi bagi sekolah dalam mengembangkan buku suplemenmembaca menulis permulaan untuk siswa kelas 1 semester II Sekolah Dasar Negeri Borosuci.

1.4.5 Bagi Prodi PGSD

(28)

membaca menulis permulaan untuk siswa kelas 1 semester II Sekolah Dasar Negeri Borosuci.

1.5 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

1.5.1 Produk yang dihasilkan adalah bahan ajar yang berupa buku suplemen membaca menulis permulaan kelas rendah. Buku suplemen mengandung komponen kata pengantar, kemampuan yang akan dicapai (KD baru hasil modifikasi KBK dan KTSP), indikator, petunjuk umum, kegiatan belajar berupa lembar kerja siswa, review, dan refleksi.

1.5.2 Buku suplemen disusun dan dikembangkan sesuai dengan materi membaca menulis permulaan bagi siswa kelas 1 semester genap berdasarkan kajian standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator keterampilan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Stuan Pendidikan (KTSP).

1.5.3 Buku suplemen disusun dengan memperhatikan perkembangan bahasa siswa.

1.5.4 Buku suplemen disusun berdasar pada aktivitas dan pengalaman yang dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari.

1.5.5 Buku suplemen ini dilengkapi dengan CD rekaman sebagai penunjang pada latihan dan pembelajaran yang membutuhkannya.

(29)

mandiri dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan keterampilan membaca dan menulis permulaan mereka.

1.6 Definisi Operasional

1.6.1 Membaca menulis permulaan adalah pembelajaran membaca menulis sederhana pada siswa kelas rendah yang dapat memberi bekal pengetahuan dan keterampilan kepada siswa untuk mengauasai teknik pembelajaran bahasa di tingkat selanjutnya.

1.6.2 Membaca dan menulis pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas rendah adalah proses pembelajaran Bahasa Indonesia untuk membaca dan menulis pada siswa kelas rendah yaitu siswa kela 1, 2 dan 3.

(30)

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1. Karakteristik Perkembangan Anak SD Kelas Rendah

Setiap manusia mengalami perkembangan. Perkembangan manusia terjadi sejak manusia masih ada di dalam kandungan dan kemudian berlanjut hingga dewasa. Perkembangan manusia terutama perkembangan pada anak mengacu pada proses di mana seorang anak tumbuh dan mengalami berbagai perubahan sepanjang hidupnya (Meggit, 2013: 1). Perkembangan tersebut ditentukan secara genetik, serta dipengaruhi dan dimodifikasi oleh berbagai faktor lingkungan seperti nutrisi, kondisi hidup dan segala hal yang dialami pada setiap tahap kehidupan.

(31)

piaget (1896-1980) membagi perkembangan kognitif anak menjadi empat tahap (Dahlan, 2010). Keempat tahap tersebut yaitu tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional ((0-2-6 tahun), tahap operasi konkret (6-11 tahun) dan tahap operasi formal (11 tahun-dewasa).

1. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)

Tahap ini menekankan bahwa pengetahuan anak diperoleh melalui interaksi fisik, baik dengan orang atau objek (benda). Skema-skemanya baru berbentuk refleks-refleks sederhana, seperti menggenggam atau mengisap.

2. Tahap Praoperasional (2-6 tahun)

Pada tahap ini, anak mulai menggunakan simbol-simbol untuk mempresentasi dunia (lingkungan) secara kognitif. Simbol-simbol itu seperti kata-kata dan bilangan yang dapat menggantikan objek, peristiwa dan kegiatan (tingkah laku yang tampak).

3. Tahap Operasional Konkret (6-11 tahun)

Tahap ini menunjukkan bahwa anak sudah dapat membentuk operasi-operasi mental atas pengetahuan yang mereka miliki. Mereka dapat menambah, mengurangi dan mengubah. Operasi ini memungkinkannya untuk dapat memecahkan masalah secara logis.

4. Tahap Operasional Formal (11 tahun-dewasa)

(32)

berpikir abstrak dan memecahkan masalah melalui pengujian semua alternatif yang ada.

Berdasarkan tahap-tahap perkembangan yang dikemukakan oleh tokoh tersebut, perkembangan anak usia Sekolah Dasar kelas rendah umumnya berusia 7-9 tahun berada pada tahap operasional konkret dan masuk pada periode belajar yang mendalam. Rentang usia ini mencakup siswa kelas I-III Sekolah Dasar yang juga berada pada tahap dan periode tersebut. Oleh sebab itu, siswa kelas I-III SD sudah mampu belajar secara mendalam mengenai materi yang diberikan. Pengetahuan baru akan diperoleh siswa dengan mempelajari berbagai kemampuan berpikirnya dengan kegiatan pembelajaran yang membuat siswa terampil melalui penggunaan metode pembelajaran yang inovatif untuk mendorong siswa berpikir secara logis, terarah, dan teratur sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang baik.

2.1.2 Perkembangan Bahasa Anak SD Kelas Rendah

(33)

1. Perkembangan Semantik dan bahasa figuratif a. Perkembangan Semantik

Keseluruhan proses perkembangan semantik yang mulai pada tahun-tahun awal sekolah dasar ini dapat dihubungkan dengan keseluruhan proses kognitif (Owens, 1992: 374 dalam Ngalimun, 2014: 11). Dalam proses peningkatan jumlah kosakata dan makna lewat konteks, seseorang menyusun kembali aspek-aspek kebahasaan yang dikuasainya. Susunan baru yang dihasilkan tercermin dalam cara seseorang menggunakan kata-kata. Sebagai dampaknya ialah adanya perkembangan penggunaan bahasa figuratif.

Pada usia sekolah dan dewasa, ada dua jenis penambahan makna kata. Secara horizontal, anak-anak semakin mampu memahami dan dapat menggunakan suatu kata dengan makna yang tepat. Penambahan vertikal berupa peningkatan jumlah kata-kata yang dapat dipahami dan digunakan dengan tepat (Owens, 1992: 375 dalam Ngalimun, 2014: 11).

Di kelas-kelas awal, juga terjadi perkembangan dalam penggunaan istilah-istilah yang menyatakan tempat. Penggunaan istilah-istilah yang umum berkurang dan terjadi peningkatan penggunaan istilah-istilah yang

menunjukkan tempat yang bersifat khas. Berdasarkan istilah umum “ini”

(34)

Kemampuan anak dalam mengidentifikasi kata-kata meningkat. Ada dua cara dalam hal tersebut, yaitu: pertama, secara konseptual dari definisi berdasar pengalaman individu ke makna yang lebih bersifat sosial atau makna yang dibentuk bersama. Kedua, anak bergerak secara sintaksis dari definisi berupa kata-kata lepas ke kalimat-kalimat yang menyatakan hubungan yang kompleks.

Kemampuan anak dalam membuat definisi sangat dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya. Demikian halnya jika di sekolah setiap anak banyak diberi kesempatan untuk praktik berbahasa, maka anak tersebut dapat mengembangkan potensi berbahasanya dengan baik termasuk kemampuannya dalam membuat definisi.

b. Bahasa dan Proses Figuratif

Anak-anak usia sekolah mengembangkan bahasa figuratif yang memungkinkan penggunaan bahasa secara kreatif. Bahasa figuratif menggunakan kata-kata secara imajinatif. Yang termasuk bahasa figuratif yaitu ungkapan, metafora, kiasan dan peribahasa.

(35)

sebagai pernyataan pendek yang sudah dikenal yang berisi kebenaran yang terterima, pikiran yang berguna, atau nasihat.

Anak usia sekolah (5 dan 7 tahun) lebih suka menghubungkan dua istilah daripada menyamakannya. Pemahamannya hanya secara fisik, sebaliknya pada usia 8 dan 9 tahun anak mulai dapat menghargai proses psikologis sehingga pemahamannya tidak hanya secara fisik. Pada usia tersebut, masih sering terjadi kesalahan penafsiran metafora, karena anak belum sepenuhnya memahami dimensi psikologis. Anak berusia 6, 7 dan 8 tahun menafsirkan bahasa secara literal. Perkembangan pemahaman berlangsung terus sampai periode remaja dan dewasa. Ketepatan pemahaman ungkapan dan peribahasa meningkat secara perlahan-lahan pada masa akhir kanak-kanak dan masa remaja. Perkembangan ini bervariasi antara anak yang satu dengan anak yang lain tergantung pada pengalaman belajarnya.

Bahasa figuratif lebih mudah dipahami dalam konteks daripada secara terpisah oleh anak remaja. Makna bahasa figuratif disimpulkan oleh anak dari penggunaan yang berulang-ulang dalam konteks yang berbeda-beda. Kejelasan metaforik, yakni hubungan antara literal dan figuratif, memudahkan penafsiran.

2. Perkembangan Pragmatik

(36)

berbicara secara sistematis. Pada usia sekolah, proses kognitif meningkat sehingga memungkinkan anak menjadi komunikator yang lebih efektif. Secara umum, anak kurang dapat menerima pandangan orang lain.

2.1.3 Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Rendah

Mengajarkan bahasa pada hakekatnya adalah menciptakan kondisi yang bersifat kondusif yang memungkinkan terjadinya proses belajar bahasa di kalangan peserta didik (Zubaidah, 2013; 21-22). Pusat kegiatan belajar-mengajar adalah peserta didik, karena peserta didiklah yang belajar.

Belajar bahasa akan berlangsung dengan mudah bagi peserta didik apabila belajar bahasa itu bersifat menyeluruh, nyata, relevan, bermakna, fungsional, dan disajikan dalam konteks yang sesuai dengan penggunaannya. Penggunaan bahasa bersifat personal dansosial di mana penggunaan bahasa tersebut didorong dari dalam diri peserta didik sendiri oleh adanya kebutuhan peserta didik untuk berkomunikasi dan disusun serta diekspresikan sesuai dengan norma-norma dalamkehidupan masyarakat.

(37)

adanya tantangan untuk menyelesaikan suatu materi serta perbedaan pada setiap individu.

Dalam pembelajaran berbahasa dikehendaki terjadinya kegiatan berbahasa, yakni kegiatan menggunakan bahasa. Secara umum, anak belajar membaca dan menulis setelah mereka dapat berbicara. Jadi, berbagai unsur bahasa, seperti kosakata, bentuk serta makna kata, bentuk serta makna kalimat, bunyi bahasa, dan ejaan, tidaklah diajarkan secara berdiri sendiri sebagai unsur-unsur yang terpisah, melainkan dijelaskan di dalam kegiatan berbahasa (Suryaman, 2012; 19). Kegiatan berbahasa mencakup kegiatan mendengarkan, kegiatan berbicara, kegiatan membaca, dan kegiatan menulis.

(38)

Membaca dan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sangat kompleks. Membaca memerlukan kemampuan visual ditenggarai oleh kemampuan mata menangkap kata dalam teks, sedangkan kemampuan kognitif meliputi kemampuan memahami teks. Dalam hal ini, siswamasih sering mengalami kesulitan sehingga guru perlu mengajarkan membaca kepada siswa dengan berbagai metode dan teknik yang bervariasi.

Selanjutnya, menulis berhubungan dengan membaca. Pada umumnya, siswa mengalami kesulitan menulis karena mereka harus menuangkan gagasan yang masih abstrak ke dalam wujud konkret berupa karya. Dalam hal ini kemampuan kognitif sebagai hasil kemampuan membaca dapat membantu siswa mewujudkan gagasannya. Begitu pula dengan kemampuan gerakan tangan siswa pemula, mereka memerlukan bimbingan melalui gerakan menulis pada air, pasir, dan udara. Latihan menulis dapat dilakukan dengan menjiplak, menghubungkan tanda titik dan cerita bergambar.

(39)

Cara belajar tersebut sering digunakan karena mudah dipahami dan bersifat konkret. Pengalaman dapat diperoleh tanpa harus ada perantara berupa media sehingga siswa dapat belajar secara mandiri dan komunikatif.

2.1.4 Metode Pembelajaran MMP

Mulyati (dalam Solchan, 2008: 6.16-6.39) mengulas begitu banyak dan bermacamnya metode dalam pembelajaran MMP. Terdapat enam metode dalam MMP, berikut akan diulas dengan lebih detail metode dalam MMP:

1. Metode Eja/Abjad/Alfabet

Pembelajaran MMP dengan metode ini memulai pengajaran dengan mengenalkan huruf secara alfabetis. Huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan anak sesuai dengan bunyi menurut abjad. Contoh A/a, B/b, C/c, D/d, dan seterusnya, dilafalkan sebagai [a], [be], [ce], [de], dan seterusnya. Kegiatan ini diikuti dengan latihan menulis lambang, tulisan, seperti a,b,c,d, dan seterusnya atau juga dengan huruf rangkai/tegak bersambung.

Setelah itu, siswa diajak berkenalan dengan suku kata yakni dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenal.

Misalnya:

(40)

Proses ini sama dengan menulis permulaan. Setelah anak dapat menuliskan huruf lepas, dapat dilanjutkan belajar menulis rangkaian huruf berupa suku kata.

Proses selanjutnya yakni pengenalan kalimat sederhana. Contoh perangkaian huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat diupayakan mengikuti prinsip pendekatan spiral, komunikatif, dan pengalaman berbahasa (dari yang konkret ke abstrak/yang mudah, akrab dan familiar dengan hidup anak menuju hal yang sulit dan bisa jadi hal yang baru bagi anak).Kelemahan penggunaan metode ini adalah dalam pelafalan diftong dan fonem rangkap, seperti /ng/, /ny/, /kh/, /ai/, /au/, /oi/, dan sebagainya.

2. Metode Bunyi

Metode ini memiliki perbedaan dengan sistem eja, yakni pada sistem pelafalan abjad atau huruf (baca: beberapa huruf konsonan). Sebagai contoh: huruf /b/ dilafalkan [eb] Catatan:

/d/ dilafalkan [ed] dilafalkan dengan e pepet, seperti pelafalan pada

/l/ dilafalkan [el] kata benar, keras, pedas, lemah. /g/ dilafalkan [eg]

/p/ dilafalkan [ep]

Dengan demikian kata nani dieja menjadi: /en-a/ →[na]

(41)

3. Metode Suku Kata/Silaba/Rangkai-Kupas

Pada metode ini, proses pembelajaran diawali dengan pengenalan suku kata, seperti /ba, bi, bu, be, bo/; /ca, ci, cu, ce, co/; /da, di, du, de, do/; /ka, ki, ku, ke, ko/, dan seterusnya. Suku kata tersebut kemudian dirangkaikan menjadi kata bermakna. Misalnya:

bo – bi cu – ci bi – bu ca – ci bi – bi ci – ca ba – ca ka – ca

Proses selanjutnya adalah merangkai suku kata menjadi perangkaian kata menjadi kalimat yag dimaksud, sebagai contoh:

ka-ki ku-da ba-ca bu-ku

cu-ci ka-ki (dan sebagainya)

4. Metode Kata/Kupas-Rangkai/Kata Lembaga

Proses dalam metode kata ini dapat dimulai dengan pengenalan suku kata dan huruf, kata yang dimaksud diuraikan (dikupas) menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf. Selanjutnya proses perangkaian huruf menjadi suku kata dan suku kata menjadi kata, dengan kata lain hasil pengupasan dikembalikan lagi ke bentuk asal sebagai kata semula

5. Metode Global/Kalimat

(42)

kalimat yang sekiranya merujuk pada makna gambar tersebut. Selanjutnya anak diperkenalkan dengan beberapa kalimat melalui proses penguraian kalimat.

6. Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)

Pembelajaran MMP dengan metode ini mengawali pembelajaran dengan memperkenalkan sebuah kalimat utuh. Awalnya anak diperkenalkan sebuah struktur yang memberi makna lengkap. Sebelum pembelajaran, guru dapat memancing siswa dengan menggunakan gambar, benda nyata, tanya jawab informal guna menggali bahasa siswa. Kemudian, anak diajak untuk mengenal konsep kata dengan proses analitik. Proses ini meliputi (1) kalimat menjadi kata, (2) kata menjadi suku kata, serta (3) suku kata menjadi huruf. Contohnya dapat dilihat seperti di bawah:

ini mama ini mama

i-ni ma-ma

i-n-i m-a-m-a

i-ni ma-ma

ini mama ini mama

2.1.5 Keterampilan Membaca Menulis Permulaan

(43)

(nilai-nilai moral)”. Keterampilan yang dipelajari dengan baik akan berkembang menjadi kebiasaan. Terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara keterampilan dengan perkembangan kemampuan keseluruhan anak. Keterampilan anak tidak akan berkembang tanpa adanya kematangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi keterampilan pada anak yaitu keturunan, makanan, intelegensi, pola asuh, kesehatan, budaya, ekonomi, sosial, jenis kelamin, dan rangsangan dari lingkungan.

Dalam hal membaca dan menulis, setiap siswa dituntut untuk terampil supaya dapat memahami bidang-bidang ilmu lainnya secara mendalam. Membaca adalah salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia yaitu berbahasa (Wiryodijoyo, 1989: 1). Keterampilan belajar pada membaca dikenal sebagai keterampilan fungsional dari membaca. Wiryodijoyo (1989: 10) mengemukakan bahwa keterampilan dalam membaca dibedakan menjadi tiga yaitu keterampilan mengenal kata yang biasanya dipelajari di kelas-kelas permulaan Sekolah Dasar, keterampilan pemahaman merupakan keterampilan mengembangkan kemampuan bahasa, dan keterampilan belajar yang di dalamnya terdapat materi-materi yang berkenaan dengan konsep dan fakta.

(44)

lambang-lambang tulis dan jika dirangkai dalam sebuah struktur, lambang-lambang-lambang-lambang tersebut menjadi bermakna. Melalui kemampuan dasar ini, secara perlahan-lahan anak akan dituntun dan dilatih pada kemampuan menuangkan gagasan, pikiran, perasaan, ke dalam bentuk bahasa tulis yang sudah dikuasainya.

2.1.6 Perbandingan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Keterampilan MMP menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedomanpenyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (BSNP, 2006; 3).Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasionalserta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuanpendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

(45)

pendidikan, dan silabus. KBK merupakan kurikulum yang menekankan pada pencapaian kompetensi oleh peserta didik.

Dalam pelaksanaan setiap kurikulum, tertuang standar kompetensi, kompetensi dasar, serta indikator pada setiap mata pelajaran yang berpedoman pada KBK dan KTSP. Salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam lingkup kurikulum KBK dan KTSP adalah Bahasa Indonesia. Dalam hal ini yaitu mengenai keterampilan membaca menulis permulaan (MMP). Berikut adalah standar kompetensi, kompetensi dasar, serta indikator membaca menulis permulaan (MMP) kelas 1 semester 2 pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Tabel 2.1 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator

Membaca Menulis Permulaan (MMP) Menurut Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kelas Satu Semester Genap Sekolah Dasar

(46)

lepas menggunakan huruf

Tabel 2.2 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator MMP Hasil

Modifikasi yang Digunakan Dalam Penelitian.

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

Membaca

(47)

lafal dan intonasi yang rangkap yang terdiri dari 3-5 kata

7.1.7 Membaca kalimat sederhana yang mengandung konsonan rangkap yang terdiri dari 3-5 kata melalui kegiatan dikte dan menyalin

(48)
(49)
(50)

dengan

Pada dasarnya, buku adalah bahan tertulis dalam bentuk lembaran kertas yang dijilid dan diberi kulit (cover) yang menyajikan ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis oleh pengarangnya (Prastowo, 2014; 244). Prastowo juga menuturkan bahwa buku ajar adalah buku berisi ilmu pengetahuan yang diturunkan dari kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum, di mana buku tersebut digunakan oleh siswa untuk belajar. Secara umum, buku suplemen merupakan bahan ajar berbasis cetak yang digunakan untuk melengkapi buku teks utama.

Menurut Prastowo (2014; 244-245), buku ajar merupakan bagian penting dari kegiatan pembelajaran. Hal ini dibuktikan bahwa hampir di berbagai institusi pendidikan menggunakan buku ajar sebagai bahan ajar utamanya. Adapun fungsi dari buku ajar yaitu sebagai bahan referensi atau rujukan oleh siswa, sebagai bahan evaluasi, sebagai alat bantu pendidikan dalam melaksanakan kurikulum, sebagai penentu metode atau teknik pengajaran yang akan digunakan pendidik dan sebagai sarana untuk peningkatan karier atau jabatan.

(51)

memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran, memberi kesempatan kepada siswa untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru dan menyediakan materi pembelajaran yang menarik bagi siswa.

Adapun kegunaan buku ajar yaitu sebagai berikut: pertama, buku ajar membantu peserta didik dalam melaksanakan kurikulum karena disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku. Kedua, buku ajar menjadi pegangan guru dalam menentukan metode pengajaran. Ketiga, buku ajar memberi kesempatan kepada siswa untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru. Keempat, buku ajar memberikan pengetahuan bagi siswa maupun pendidik. Kelima, buku ajar menjadi penambah nilai angka kredit untuk mempermudah kenaikan pangkat dan golongan.

Keenam, buku ajar menjadi sumber penghasilan jika diterbitkan.

Sebagaimana salah satu jenis bahan ajar cetak, buku ajar memiliki sejumlah karakteristik yang membedakannya dengan bahan ajar cetak lainnya. Karakteristik buku ajar yaitu diterbitkan oleh penerbit tertentu, optimalisasi pengembangan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural dan pengetahuan tersebut harus menjadi target utama dari buku pelajaran yang digunakan di sekolah serta bahan ajar disusun dan dikembangkan berdasarkan kurikulum yang sedang berlaku.

(52)

secara jelas tentang keterpaduannya atau keterkaitannya dengan disiplin ilmu lainnya. Sementara itu, lima unsur utama pada bahan ajar yaitu judul, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan dan penilaian.

Prastowo, (2014; 252-260) mengungkapkan ada sejumlah langkah yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Depdiknas pada buku Panduan Pengembangan Bahan

Ajar yaitu ada sembilan langkah dalam penyusunan bahan ajar.

Adapun kesembilan langkah tersebut, sebagai berikut: pertama, melakukan analisis kurikulum. Analisis terhadap kurikulum tersebut meliputi pemetaan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, penentuan tema sentral dan pemetaan pokok bahasan. Kedua, menentukan judul buku yang akan ditulis. Judul buku dalam bahan ajar disesuaikan dengan tema sentral pembelajaran. Ketiga, merancang outlinebuku agar isi buku lengkap mencakup seluruh aspek yang diperlukan untuk mencapai kompetensi antarbidang studi.

(53)

penjelasan materi yang disajikan. Kesembilan, menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi.

2.1.8 Model Pengembangan Bahan Ajar

Di antara model-model rancangan pengembangan, saat ini salah satu model rancangan sistem yang sering dipakai dalam penelitian dan pengembangan secara luas adalah adalah model pengembangan Dick and Carey (Setyosari, 2013: 230).

(54)

Dalam model pengembangan Dick and Carey, terdiri dari 10 langkah sebagai berikut:

1. Analisis Kebutuhan dan Tujuan

Analisis kebutuhan dilakukan untuk menentukan tujuan program atau produk yang akan dikembangkan. Dengan mengkaji kebutuhan, peneliti akan mengetahui adanya suatu keadaan yang seharusnya ada (what should be) dan keadaan nyata atau riil di lapangan yang sebenarnya (what is).

2. Analisis Pembelajaran

Dalam model pengembangan ini, analisis pembelajaran meliputi keterampilan, proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini akan menjadi spesifikasi suatu produk atau desain yang akan dikembangkan lebih lanjut dan memiliki kekhasan tersendiri.

3. Analisis Pembelajar dan Konteks

Analisis ini dilakukan secara simultan bersamaan dengan analisis pembelajaran di atas, atau dilakukan setelah analisis pembelajaran. Analisis pembelajar dan konteks meliputi kemampuan, sikap, dan karakteristik awal pembelajar dalam latar pembelajaran.

4. Merumuskan Tujuan Performansi

(55)

dalam tujuan yang lebih spesifik yang berupa rumusan tujuan unjuk kerja, atau operasional. Gambaran rumusan operasional ini mencerminkan tujuan khusus program atau produk, prosedur yang dikembangkan. Peneliti melakukan penerjemahan tujuan umum atau dari standar kompetensi yang telah ada ke dalam tujuan khusus yang lebih operasional dengan indikator-indikator tertentu.

5. Mengembangkan Instrumen

Mengembangkan instrumen assessment berkaitan dengan tujuan khusus dan operasional. Dalam hal ini, instrumen berkaitan dengan langsung dengan tujuan operasional yang ingin dicapai berdasarkan indikator-indikator tertentu, dan juga instrumen untuk mengukur perangkat produk atau desain yang dikembangkan. Instrumen yang berkaitan dengan tujuan khusus berupa tes hasil belajar, sedangkan instrumen yang berkaitan dengan perangkat produk atau desain yang dikembangkan dapat berupa kuesioner atau daftar cek.

6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran

(56)

7. Mengembangkan dan Memilih Bahan Pembelajaran

Langkah ini merupakan kegiatan nyata yang dilakukan oleh peneliti. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran dapat berupa: bahan cetak, manual, dan media lain yang dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan. Produk atau desain yang dikembangkan berdasarkan tipe, jenis, dan model tertentu perlu diberikan argumen atau alasan mengapa memilih dan mengembangkan berdasarkan tipe atau model tersebut.

8. Merancang dan Melakukan Evaluasi Formatif

Merancang dan melakukan evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan oleh peneliti selama proses, prosedur, program, atau produk dikembangkan. Evaluasi formatif dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan maksud untuk mendukung proses peningkatan efektivitas.

Dick and Carey merekomendasikan suatu proses evaluasi formatif yang terdiri atas tiga langkah yaitu pertama, uji coba prototipe bahan secara perorangan. Uji coba perorangan dilakukan untuk memperoleh masukan awal tentang produk atau rancangan tertentu. Selanjutnya, setelah dilakukan uji coba perorangan, produk atau rancangan direvisi.

(57)

9. Melakukan Revisi

Revisi dilakukan terhadap proses (pembelajaran), prosedur, program, atau produk yang dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya. Revisi dilakukan terhadap tujuh langkah pertama, yaitu tujuan umum pembelajaran, analisis pembelajaran, perilaku awal, tujuan unjuk kerja atau performansi, butir tes, strategi pembelajaran, dan /atau bahan-bahan pembelajaran.

10.Evaluasi Sumatif

Sesudah suatu produk, program atau proses pengembangan selesai dikembangkan, langkah berikutnya adalah melakukan evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan tingkat efektivitas produk, program, atau proses secara keseluruhan dibandingkan dengan program lain.

2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitian pengembanagan bahan ajar Membaca Menulis Permulaan (MMP) merupakan hal yang baru sehingga sedikit yang dapat digunakan sebagai sumber penelitian yang relevan. Berikut ini penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian pengembangan bahan ajar.

(58)

interaksi guru siswa dalam pembelajaran menulis melalui Pendekatan Pengalaman Bahasa (PPB), jenis penilaian yang diterapkan, hambatan-hambatan yang ditemui dan upaya mengatasinya, serta minat siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus kualitatif-deskriptif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan informasi bahwa penerapan Pendekatan Pengalaman Bahasa (PPB) pada pembelajaran baca-tulis pada siswa kelas awal di SD Laboratorium IKIP Malang telah meningkatkan pengalaman dan minat belajar mereka sehingga proses belajar mengajar pun dapat berjalan dengan baik dan kemampuan baca-tulis siswa semakin baik pula.

(59)

Ernalis (2006) melakukan penelitian tentang penggunaan metode SAS dalam pembelajaran membaca menulis permulaan di SD Negeri Percobaan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan efektivitas Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan dengan menggunakan Metode SAS pada kelas I Sekolah Dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwaguru sudah mampu mengimplementasikan metode SAS dalam pembelajaran membaca menulis permulaan sehingga aktivitas guru dan kreativitas siswa semakin meningkat.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Erniati, dkk (2013). Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan kemampuan membaca permulaan menggunakan metode SAS dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan membaca peserta didik kelas 1 SD Negeri 18 Sadaniang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan kemampuan membaca permulaan menggunakan metode SAS dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas 1 SD Negeri 18 Sadaniang.

(60)

SD Negeri 2 Wombo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca dan menulis di kelas I SDN 2 Wombo. Setting penelitian tindakan kelas ini adalah SDN 2 Wombo Kecamatan Tanantovea, dengan jumlah 15 siswa yang terdiri dari atas 9 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Hasil penelitian ini adalah media kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis pada siswa kelas I SDN 2 Wombo.

Penelitian relevan lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Janawati, dkk (2013) tentang penggunaan kartukata dalam permainan domino terhadappeningkatan kemampuan membacamenulis permulaan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi kartu kata dalampermainan domino terhadap peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaansiswa. Pengumpulan datamenggunakan metode observasi. Hasil penelitianmenunjukkan bahwasecara simultan terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan membaca dan menulispermulaan antara siswa yang belajar dengan menggunakan media kartu katadalam permainan domino dan siswa yang belajar dengan model pembelajarankonvensional.

(61)

melakukanpenelitian yang berbeda dari penelitian yang pernah dilakukan, yaitu sebuah penelitian pengembangan untuk mengembangkan bahan ajar membaca dan menulis permulaan dalam meningkatkan keterampilan membaca menulis permulaan untuk siswa Sekolah Dasar kelas rendah.

Gambar 2.2. Literature map penelitian-penelitian terdahulu

2.3 Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian di atas maka disusun kerangka berfikir tentang pengembangan bahan ajar mengacu Kurikulum KBK dan KTSP untuk siswa sekolah dasar kelas rendah. Pemerintah telah menerbitkan bahan ajar Keterampilan Membaca

Menulis Permulaan

Media Belajar MMP Metode SAS

Suparti (2007)

(62)

yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan sesuai dengan pengalaman belajar siswa, akan tetapi masih perlu adanya suplemen tambahan agar bahan ajar yang telah dibuat dapat semakin layak dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Selain itu, isi bahan ajar yang disediakan oleh guru masih minim dan kurang variatif sehingga siswa mudah bosan dan kurang mandiri dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan alasan tersebut peneliti berusaha mengembangkan bahan ajar yang sesuai, dengan memadukan Kurikulum KBK dan KTSPsehingga terbentuk Kompetensi Dasar yang baru untuk sekolah dasar kelas rendah. Siswa dapat belajar secara antusias dan mandiri karena bahan ajar tersebut memuat lembar kerja siswa (LKS) yang menarik dan variatif serta memuat berbagai metode pembelajaran yang memudahkan siswa untuk belajar. Peneliti juga memasukkan evaluasi dan refleksi dalam setiap pembelajaran yang ada dalam bahan ajar. Perkembangan karakter, keterampilan, dan pengetahuan adalah tujuan dari pengembangan bahan ajar ini.

(63)

Jika siswa menggunakan buku suplemen sebagai bahan ajar dalam pembelajaran membaca menulis permulaan, siswa dapat terbantu dalam meningkatkan keterampilan pada materi membaca menulis permulaan.

2.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas 1 semester 2 SDN Borosuci?

2. Bagaimana kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas 1 semester 2 SDN Borosuci menurut pakar Bahasa Indonesia SD?

3. Bagaimana kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas 1 semester 2 SDN Borosuci menurut guru SD Bahasa Indonesia?

(64)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan, yang biasanya lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and Development).Research and Development adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2011:164). Penelitian Research and Development (R & D) memiliki 10 langkah pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall, yaitu penelitian dan pengumpulan data, perencanaan, pengembangan draft produk, uji coba lapangan awal, merevisi hasil uji coba, uji lapangan, penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan, uji pelaksanaan lapangan, penyempurnaan produk akhir, diseminasi dan implementasi (Sukmadinata, 2011:170).

(65)

3.2Prosedur Pengembangan

Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan desain produk hasil uji coba terbatas berupa bahan ajar. Peneliti mengembangkan produk ini dengan memodifikasi model pengembangan Borg & Gall (Sugiyono, 2010) dan model pengembangan Dick & Carey (Setyosari, 2013: 230).

Tahap penelitian Borg & Gall berawal dari adanya suatu masalah di bidang pendidikan. Potensi atau masalah yang terjadi ditunjukkan dengan data-data empirik yang diperoleh berdasarkan penelitian orang lain atauberdasarkan dokumentasi laporan kegiatan yang terkini. Data tersebut dikumpulkan sebagai bahan perencanaan untuk mengatasi masalah yang ada.

(66)

Gambar 3.1. Model Pengembangan Borg & Gall

Menurut Dick and Carey (Setyosari, 2013: ), penelitian R and D terdiri dari 10 langkah yaitu (1) analisis kebutuhan dan tujuan, (2) analisis pembelajar dan konteks, (3) merumuskan tujuan performansi, (4) mengembangkan instrumen, (5) mengembangkan strategi pembelajaran, (6) mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, (7) merancang dan melakukan evaluasi formatif, (8) melakukan revisi, (9) evaluasi sumatif, dan (10) pengembangan media pembelajaran.

Penelitian R and D yang dilakukan adalah pengembangan buku suplemen keterampilan membaca menulis untuk siswa kelas 1 semester genap. Langkah pengembangan buku suplemen ini mengadopsi dan memodifikasi model pengembangan Borg & Gall dan model pengembangan Dick & Carey. Penelitian ini dibatasi sampai pada uji coba lapangan terbatas dan menghasilkan bahan ajar berupa buku suplemen keterampilan membaca menulis untuk siswa kelas 1 semester genap.

(67)
(68)

Tahap I penelitian ini dimulai dengan menganalisis masalah yang muncul dan mengumpulkan informasi serta menganalisis kebutuhan yang diperlukan oleh guru maupun siswa. Pada tahap ini, peneliti melakukan pre-test untuk mendapatkan data yang akurat mengenai masalah yang dialami oleh siswa. Hasil pre-test menunjukkan bahwa permasalahan yang dialami oleh siswa perlu diteliti dan ditindak lanjuti sebagai bahan untuk mengembangkan produk yang sesuai dengan permasalahan yang dialami oleh siswa.

Tahap II ini yaitu perencanaan produk yang meliputi pengkajian standar kompetensi dan kompetensi dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk aspek membaca menulis permulaan untuk siswa kelas 1 semester genap. Selanjutnya, peneliti merumuskan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang baru hasil modifikasi dari kedua kurikulum tersebut dan kemudian merumuskan indikator ketercapaian. Tahap berikutnya yaitu mengkaji materi dan kemudian merancang sistematika serta desain bahan ajar.

Gambar

Gambar 2.1 Model Pengembangan Dick & Carey  ...........................................
Tabel 2.1 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator
gambar 2.2.3 membuat
gambar dengan menggunakan huruf tegak bersambung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian buku s uplemen muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai salah satu bahan ajar

Buku suplemen yang disusun berpedoman pada Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator membaca dan menulis dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan

Kesalahan ejaan yang terdapat dalam buku pelajaran berjudul Bahasa Indonesia: untuk Kelas 6 SD/MI yang disusun oleh Sukini & Iskandar tersebut ada 63

(2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada SD dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa,

Teknik analisis data dilakukan dengan cara (1) mengidentifikasi setiap kriteria kualitas buku teks pelajaran muatan lokal bahasa Gorontalo, yang meliputi kelayakan isi, bahasa,

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apa sajakah yang dibutuhkan siswa dalam suatu buku suplemen Bahasa Prancis di SMA pada keterampilan membaca dan menulis

Pemerintah Provinsi menetapka Provinsi menetapkan mata n mata pelajaran mua pelajaran muatan lokal tan lokal Bahasa Sunda, Bahasa Sunda, sebagai mata pelajaran di

Dengan demikian buku suplemen membaca permulaan yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai bahan ajar memabca menulis permulaan dalam skala yang lebih bagus, dan penelitain dari