ABSTRAK
Wardinasari, Cahyani. 2016. Pengembangan Buku Suplemen Muatan
Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas III Semester 1 SD Negeri Gelaran II. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Keterampilan membaca dan menulis dipelajari ketika anak masuk sekolah dasar. Tujuan membaca dan menulis permulaan tersebut untuk membekali siswa agar mampu membaca dan menulis permulaan serta mempersiapkan siswa menuju jenjang atau kelas yang lebih tinggi. Meskipun demikian, dalam kenyataanya penguasaan keterampilan membaca dan menulis siswa masih rendah. Buku latihan membaca dan menulis untuk siswa harus dikembangkan agar mampu membantu siswa dalam proses penguasaan kedua keterampilan tersebut.
Pengembangan bahan ajar ini menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gal. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 7 langkah yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi produk hasil uji coba terbatas, hingga menghasilkan produk final buku suplemen membaca dan menulis permulaan untuk siswa kelas III semester 1 SD N Gelaran II. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas III SD Negeri Gelaran II, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas buku suplemen oleh Pakar Bahasa Indonesia, dua guru kelas III SD, dan 6 siswa kelas III SD
Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku suplemen menghasilkan skor 3,62 dan 4,10 dari pakar bahasa Indonesia yang memiliki kualifikasi Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai salah satu bahan ajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya penguasaan keterampilan membaca dan menulis.
Kata kunci: penelitian dan pengembangan, buku suplemen membaca
ABSTRACT
Wardinasari, Cahyani. 2016. The Development Indonesian Supplementary Book
for The Third Grade of First Semester in Gelaran II Elementary School.
Thesis. Yogyakarta: Sanata Dharma University.
Reading and writing skills learned when children enter elementary school. The purpose of reading and writing beginning to equip students to be able to be starters reading and writing as well as preparing students towards grade level or higher level. However, in reality mastery of reading and writing skills of students is still low. Exercise books for srudent to read and write should be developed in order to be able to help students in the process of mastering both these skills.
This material development use the procedure of material development by Jerold E. Kemp and the procedures are adopted and become a more simple development model, which is used as the research’s principal. There are seven steps of development procedure used in this research. They include (1) potential
and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) professionals’ validation,
(5) design revision, (6) design trial implementation, (7) design revision, in such a way that it create a final product in a from of books supplement to read and write for the third grade students of Gelaran II Elementary School. The research instrument used is interview and questionnaire. The interview is used to analize the teachers need of Gelaran II Elementary School while the questionnaire is used to validate the books supplement two Indonesian experts, two teachers of grade III, and 6 grade III students.
The results showed that supplements book resulted in a score 3,62 and 4,10 of Indonesian experts who have the qualification of "good", scores of 4,41 and 4,48 of Indonesian teacher in the third grades qualification "very good", and mean a score of 4,60 out of six students in the third grades who have the qualification "very good" as well as the overall mean score from experts, teachers and students who have qualified 4,24 "very good". Thus Indonesian supplementary book for the third grade of first semester which already developed fit for use as a teaching material in learning Indonesian in particular mastery of reading and writing skills.
Keywords: research and development, supplement books read write starters, read
i
PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN
MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA
UNTUK SISWA KELAS III SEMESTER 1
SD NEGERI GELARAN II
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Cahyani Wardinasari NIM: 121134219
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini penulis persembahkan kepada:
1. Allah SWT yang selalu memberkati setiap langkah dan usahaku, memberikan kesehatan, dan mengabulkan doaku.
2. Kedua orang tuaku Suwarno dan Tisnowati yang selalu memberikan dukungan, doa, dan semangat.
3. Kedua saudaraku Agung Wijanarko dan Buana Wijayanti yang selalu memberikan doa dan semangat.
4. Para sahabatku Elma, Agatha, Lisa, Dwi, dan Ria, yang selalu mendengarkan keluh kesah, memberi semangat dan mendukungku. 5. Teman – teman UKM Grisadha Dhesi, Shella, Ocha, Galuh, Aci, Yessi
v
MOTTO
Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri
(QS, Ar
–
Ra’d: 11)
Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar
(K a fa ‘U ar)
Ketika berusaha maksimal, kita tidak pernah tahu keajaiban apa yang
akan datang pada kita atau orang lain
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 27 Januari 2016 Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Cahyani Wardinasari
NIM : 121134219
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA
UNTUK SISWA KELAS III SEMESTER 1 SD NEGERI GELARAN II
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 27 Januari 2016 Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
Wardinasari, Cahyani. 2016. Pengembangan Buku Suplemen Muatan
Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas III Semester 1 SD Negeri Gelaran II. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Keterampilan membaca dan menulis dipelajari ketika anak masuk sekolah dasar. Tujuan membaca dan menulis permulaan tersebut untuk membekali siswa agar mampu membaca dan menulis permulaan serta mempersiapkan siswa menuju jenjang atau kelas yang lebih tinggi. Meskipun demikian, dalam kenyataanya penguasaan keterampilan membaca dan menulis siswa masih rendah. Buku latihan membaca dan menulis untuk siswa harus dikembangkan agar mampu membantu siswa dalam proses penguasaan kedua keterampilan tersebut.
Pengembangan bahan ajar ini menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gal. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 7 langkah yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi produk hasil uji coba terbatas, hingga menghasilkan produk final buku suplemen membaca dan menulis permulaan untuk siswa kelas III semester 1 SD N Gelaran II. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas III SD Negeri Gelaran II, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas buku suplemen oleh Pakar Bahasa Indonesia, dua guru kelas III SD, dan 6 siswa kelas III SD
Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku suplemen menghasilkan skor 3,62 dan 4,10 dari pakar bahasa Indonesia yang memiliki kualifikasi Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai salah satu bahan ajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya penguasaan keterampilan membaca dan menulis.
Kata kunci: penelitian dan pengembangan, buku suplemen membaca
ix
ABSTRACT
Wardinasari, Cahyani. 2016. The Development Indonesian Supplementary
Book for The Third Grade of First Semester in Gelaran II Elementary School. Thesis. Yogyakarta: Sanata Dharma University.
Reading and writing skills learned when children enter elementary school. The purpose of reading and writing beginning to equip students to be able to be starters reading and writing as well as preparing students towards grade level or higher level. However, in reality mastery of reading and writing skills of students is still low. Exercise books for srudent to read and write should be developed in order to be able to help students in the process of mastering both these skills.
This material development use the procedure of material development by Jerold E. Kemp and the procedures are adopted and become a more simple development model, which is used as the research’s principal. There are seven steps of development procedure used in this research.They include (1) potential and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4)
professionals’ validation, (5) design revision, (6) design trial implementation, (7) design revision, in such a way that it create a final product in a from of books supplement to read and write for the third grade students of Gelaran II Elementary School. The research instrument used is interview and questionnaire. The interview is used to analize the teachers need of Gelaran II Elementary School while the questionnaire is used to validate the books supplement two Indonesian experts, two teachers of grade III, and 6 grade III students.
The results showed that supplements book resulted in a score 3,62 and 4,10 of Indonesian experts who have the qualification of "good", scores of 4,41 and 4,48 of Indonesian teacher in the third grades qualification "very good", and mean a score of 4,60 out of six students in the third grades who have the qualification "very good" as well as the overall mean score from experts, teachers and students who have qualified 4,24 "very good". Thus Indonesian supplementary book for the third grade of first semester which already developed fit for use as a teaching material in learning Indonesian in particular mastery of reading and writing skills.
Keywords: research and development, supplement books read write
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, karuniah, dan limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah
yang berjudul “Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas III Semester 1 SD Negeri Gelaran II”.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini, diantaranya sebagai berikut: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang selalu memberikan arahan, semangat, dan dukungan sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini.
5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II yang selalu memberikan arahan dan saran yang dibutuhkan oleh peneliti.
6. Kedua validator pakar bahasa Indonesia dan dua validator guru kelas III yang telah bersedia memvalidasi produk peneliti.
7. Jumbadi, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD N Gelaran II yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SD N Gelaran II.
8. Henricus Dwi Atmaja, S.Pd. selaku guru kelas III SD Negeri Gelaran II yang senantiasa bersedia membantu peneliti dalam proses pengambilan data penelitian.
xi
10.Kedua orang tuaku Suwarno dan Tisnowati yang selalu memberikan dukungan, doa, dan semangat. Kedua saudaraku Agung Wijanarko dan Buana Wijayanti yang selalu memberikan dukungan dan semangat. 11.Teman-teman kelompok payung Buku Suplemen yang telah
memberikan dukungan dan berbagi pengetahuan.
12.Teman-teman PGSD kelas E angkatan 2012 yang selalu memberikan dukungan.
13.Sekretariat PGSD yang telah membantu proses perijinan penelitian sampai skripsi ini selesai.
14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii
ABSTRAK ... viii
2.1.1 Karakteristik Perkembangan Anak SD Kelas Rendah ... 10
2.1.2 Perkembangan Bahasa Anak SD Kelas Rendah ... 14
2.1.3 Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Rendah.... 19
2.1.4 Keterampilan Membaca Menulis Permulaan ... 20
2.2 Penelitian yang Relevan ... 37
2.3 Kerangka Berpikir ... 42
2.4 Pertanyaan Penelitian ... 43
BAB III METODE PENELITIAN... 44
3.1 Jenis Penelitian ... 44
3.2 Prosedur Pengembangan ... 45
3.2.1 Potensi dan Masalah ... 46
3.3 Setting Penelitian ... 49
3.3.1 Subjek Penelitian ... 49
3.3.2 Lokasi Penelitian ... 50
3.3.3 Waktu Penelitian ... 50
3.4 Uji Validasi Produk ... 50
3.4.1 Uji Validasi Produk oleh Pakar ... 50
3.4.2 Uji Validasi Produk melalui Uji Coba Lapangan Terbatas ... 52
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 53
3.5.1 Wawancara ... 53
3.5.2 Kuesioner ... 53
3.6 Instrumen Penelitian... 54
3.7 Teknik Analisis Data ... 55
3.7.1 Data Kualitatif dan Kuantitatif pada Hasil Kuesioner ... 55
3.8 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59
4.1 Analisis Kebutuhan ... 59
4.1.1 Hasil Wawancara Survei Kebutuhan ... 60
4.2 Deskripsi Produk Awal ... 64
4.2.1 Cover buku dan identitas ... 65
4.2.2 Kata Pengantar ... 66
4.2.3 Pemetaan Kompetensi yang Akan Dicapai ... 66
4.2.4 Petunjuk Umum ... 67
4.2.5 Kegiatan Belajar ... 67
4.2.6 Review ... 72
4.2.7 Refleksi ... 73
4.2.8 Daftar Referensi ... 73
4.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 73
4.3.1 Data Validasi Pakar Bahasa Indonesia SD... 74
4.3.2 Data Validasi Guru SD... 75
4.3.3 Revisi Produk ... 75
4.3.4 Data Uji Coba Terbatas dan Revisi Produk ... 77
4.4 Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 79
4.4.1 Sampul Buku Suplemen ... 79
4.4.2 Isi Buku Suplemen ... 80
4.4.3 Pembahasan ... 88
BAB V PENUTUP ... 91
5.1 Kesimpulan ... 91
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 92
5.3 Saran ... 92
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penguasaan Keterampilan Membaca Kelas III ... 21
Tabel 2. 2 KD & Indikator KBK Kelas III Semester 1 ... 24
Tabel 2. 3 SK & KD KTSP Kelas III semester 1 ... 25
Tabel 2. 4 SK, KD & Indikator Hasil Komparasi KBK dan KTSP ... 25
Tabel 3. 1 Kisi – Kisi Kuesioner Uji Validasi Produk oleh Pakar ... 51
Tabel 3. 2 Kisi – Kisi Kuesioner Uji Validasi Produk di Lapangan ... 52
Tabel 3. 3 Konversi Nilai Skala Lima ... 55
Tabel 3. 4 Kriteria Skor Skala Lima ... 57
Tabel 3. 5 Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 58
Tabel 4. 1 SK-KD Buku Suplemen Kelas III Semester 1 ... 67
Tabel 4. 2 Komentar Pakar Bahasa Indonesia dan Revisi ... 76
Tabel 4. 3 Komentar Guru Kelas III dan Revisi ... 76
Tabel 4. 4 Pelaksanaan Kegiatan Uji Coba Terbatas ... 78
xvii
DAFTAR BAGAN
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 96
Lampiran 2. Hasil Validasi Pakar Bahasa Indonesia SD ... 97
Lampiran 3. Hasil Validasi Guru Bahasa Indonesia Kelas III SD ... 103
Lampiran 4. Hasil Validasi Siswa Kelas III ... 109
Lampiran 5. Rekapitulasi Jawaban Uji Keterbacaan oleh Pakar dan Guru ... 115
Lampiran 6. Tabulasi Hasil Validasi Produk oleh Pakar, Guru, dan Siswa Kelas III ... 116
Lampiran 7. Foto Penelitian ... 117
Lampiran 8. Surat Izin Penelitian... 118
Lampiran 9. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian... 119
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Manusia mengawali interaksi dengan dunia luar menggunakan
bahasa. Bahasa menjadi alat komunikasi bagi manusia untuk menyampaikan
maksud atau tujuan yang ingin disampaikan. Bahasa menurut Sumantri
(2006: 2.30) mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang diutarakan
dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ekspresi
wajah pantomim atau seni. Berbahasa sangatlah penting, selain menjadi alat
komunikasi, Susanto (2013: 74) memaparkan dengan bahasa dapat
mengakses segala pengetahuan dan memperoleh informasi dari sumber – sumber informasi.
Pendidikan di sekolah dasar bertujuan memberikan bekal
kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan, dan keterampilan dasar
serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan ditingkat lanjut.
Salah satu pembelajaran yang dilakukan di sekolah dasar untuk mencapai
tujuan tersebut ialah dengan pembelajaran berbahasa Indonesia.
Pembelajaran berbahasa Indonesia di SD menjadi penting karena memiliki
tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dari pembelajaran berbahasa
Indonesia sekolah dasar menurut Susanto (2013: 245) adalah agar siswa
mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Tujuan khususnya agar siswa
memiliki kegemaran membaca, meningkatkan karya sastra untuk
meningkatkan kepribadian, mempertajam kepekaan, perasaan, dan
memperluas wawasan kehidupannya. Selain itu juga dimaksudkan untuk
melatih empat keterampilan didalamnya.
Pembelajaran berbahasa Indonesia tidak lepas dari empat
keterampilan. Dua keterampilan diantaranya menurut Tarigan (2008:1)
adalah keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keterampilan
tersebut yang dipelajari ketika anak masuk di sekolah atau lembaga
pendidikan. Namun, dua keterampilan yang lain yaitu keterampilan
menyimak dan berbicara juga tidak terlepas dari keterampilan membaca dan
menulis, sehingga antar berbagai keterampilan saling mendukung, berjalan
beriringan, berproses secara utuh serta saling terkait.
Keterampilan membaca dan menulis termasuk dalam kemampuan
berbahasa tulis. Kedua keterampilan tersebut banyak dikembangkan dan
diajarkan kepada siswa sekolah dasar. Keterampilan membaca mampu
meningkatkan daya nalar seseorang, sedangkan keterampilan menulis
merupakan keterampilan mengomunikasikan pesan dalam sebuah tulisan
(Susanto, 2013:243). Kegiatan membaca dan menulis, memiliki manfaat
yaitu dapat meningkatkan daya berpikir, sosial, kreasi dan memperluas
cakrawala wawasannya. Kedua keterampilan tersebut juga menjadi sorotan
penting karena membutuhkan proses pemahaman dan daya nalar yang
Kegiatan pembelajaran membaca menulis khususnya membaca dan
menulis permulaan memiliki tujuan tersendiri. Tujuan dari pembelajaran
membaca dan menulis permulaan (MMP) adalah agar siswa terampil
membaca dan menulis sederhana (Ngalimun, 2014: 34). Selain itu, dengan
MMP ingin mengembangkan keterampilan dan pengetahuan berbahasa yang
diperlukan siswa untuk mempelajari bidang studi yang lain dan
mempersiapkan siswa menuju jenjang atau kelas yang lebih tinggi.
Pembelajaran MMP ini memberi bekal pengetahuan dan keterampilan
kepada siswa untuk dapat menguasai teknik membaca dan menangkap isi
bacaan dengan baik serta dapat menuliskannya dengan baik dan benar.
Perkembangan anak membaca dan menulis berkembang sejalan dan
beriringan. Terdapat beberapa tahapan membaca yang terdiri dari fase atau
tahap pramembaca, tahap pertama dan kedua untuk kelas rendah, sedangkan
tahap ketiga, keempat, dan kelima untuk kelas atas. Tahap pramembaca
(TK) mempelajari perbedaan huruf dan perbedaan angka yang satu dengan
yang lainnya. Tahap pertama (kelas I dan II SD) memusatkan pada kata – kata lepas dalam kalimat sederhana atau cerita sederhana, memperoleh
pengetahuan tentang huruf, suku kata, kata yang diperlukan untuk membaca.
Pada tahap kedua (kelas III SD) anak dapat menganalisis kata – kata yang diketahuinya menggunakan pola tulisan dan kesimpulan yang didasarkan
konteksnya (Ngalimun, 2014: 36).
Berdasarkan data dari Organization for Economic Cooperation and
Student Assessment) tahun 2012 kemampuan siswa-siswi Indonesia dalam
bidang membaca, matematika, dan ilmu pengetahuan menempati peringkat
ke 64 dari 65 negara jauh lebih buruk daripada tahun 2009 yang menempati
peringkat 57 (OECD, 2012: 19). Skor ujian membaca yang diperoleh
Indonesia adalah 396 . Paparan di atas menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa-siswi Indonesia tetap berada pada level yang rendah. Sejalan dengan
data tersebut, ditemukan fenomena di lapangan, bahwa siswa sekolah dasar
kelas rendah masih kesulitan dalam penguasaan keterampilan membaca dan
menulis permulaan. Oleh karena itu, dengan adanya kesulitan terkait
membaca dan menulis yang dialami oleh siswa, menjadi suatu persoalan
perkembangan pengetahuan dan daya pikir dalam pengembangan potensi
siswa. Hal ini didukung dari data hasil wawancara dan observasi yang
dilakukan pada hari Sabtu, 04 April 2015. Wawancara dan observasi
dilakukan kepada SD yang berada di Gunungkidul yaitu SD Negeri Gelaran
II.
Wawancara guru dan observasi di SD Negeri Gelaran II
mendapatkan hasil anak kelas III SD banyak mengalami kesulitan dalam
kegiatan membaca seperti membaca huruf b dan d, huruf yang tidak terdapat
huruf vokalnya seperti ng dan ny, serta kurang lancarnya atau siswa masih
mengeja dalam membaca sederhana. Siswa kurang memahami bacaan apa
yang telah mereka baca. Peserta didik hanya sekedar membaca tanpa
mengetahui makna atau isi dari bacaan. Siswa dalam kegiatan menulis
memproduksi atau menuliskan apa yang ada dipikirannya. Anak juga
merasa sulit dalam mengingat huruf abjad. Siswa juga merasa cepat bosan
saat melakukan kegiatan membaca dan menulis karena buku yang mereka
pakai tidak memiliki variasi dalam penyajiannya.
Hasil wawancara dan observasi dari SD tersebut dapat disimpulkan
bahwa salah satu penghambat dalam penguasaan keterampilan membaca
dan menulis tersebut adalah ketersediaan bahan ajar yang menunjang
pembelajaran. Prastowo (2014: 138) menjelaskan bahwa bahan ajar adalah
segala bahan (baik itu informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara
sistematis yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan
dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan
tujuan untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Bahan ajar memiliki fungsi penting tidak hanya untuk peserta didik namun
juga untuk pendidik sendiri. Salah satu fungsi bahan ajar untuk peserta didik
adalah siswa dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman yang lain.
Fungsi bagi pendidik salah satunya ialah meningkatkan proses pembelajaran
menjadi lebih efektif dan interaktif.
Bahan ajar dapat dibedakan menurut bentuk bahan ajarnya, salah
satunya adalah bahan ajar cetak. Bahan ajar cetak yang digunakan di
sekolah dasar berbentuk buku. Buku ajar menurut Prastowo (2014: 244)
adalah buku berisi ilmu pengetahuan yang diturunkan dari kompetensi
dasar, yang tertuang dalam kurikulum dan digunakan oleh siswa untuk
memudahkan pendidik menyampaikan materi pembelajaran dan memberi
kesempatan untuk siswa agar mampu mengulangi pelajaran atau
mempelajari pelajaran baru.
Berdasarkan paparan di atas dan hasil wawancara serta observasi SD
tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru membutuhkan suatu buku tambahan
latihan dalam pembelajarannya. Buku tambahan latihan disini dimaksudkan
untuk melatih penguasaan keterampilan membaca dan menulis dengan
menyajikannya dalam bentuk yang sesuai dengan tahap perkembangan
bahasa anak dan bervariatif. Oleh karena itu,untuk mendapatkan buku yang
sesuai, peneliti mengembangkan buku yang mencakup kebutuhan guru dan
siswa membaca menulis permulaan dengan judul “Pengembangan Buku
Suplemen Muatan Pelajaran bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas III
Semester I SD Negeri Gelaran II”.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan
permasalahan sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca
dan menulis dalam muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa
kelas III semester 1 SD Negeri Gelaran II?
1.2.2 Bagaimana kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan
menulis dalam muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas
1.3Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1.3.1 Untuk mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca dan
menulis dalam muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas
III semester 1 SD Negeri Gelaran II.
1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas buku suplemen keterampilan
membaca dan menulis dalam muatan pelajaran bahasa Indonesia
untuk siswa kelas III semester 1 SD Negeri Gelaran II.
1.4Manfaat Penelitian
Penelitian pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Penelitian pengembangan ini memberikan pengalaman dan
pengetahuan baru tentang pengembangan buku suplemen
keterampilan membaca dan menulis muatan pelajaran bahasa
Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 Sekolah Dasar.
1.4.2 Bagi Guru
Penelitian pengembangan ini dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif latihan keterampilan membaca dan menulis muatan
pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 Sekolah
1.4.3 Bagi Siswa
Buku suplemen ini membantu siswa kelas III sekolah dasar dalam
melakukan pembelajaran membaca dan menulis bahasa Indonesia
untuk siswa kelas III semester 1 sekolah dasar.
1.4.4 Bagi Sekolah
Sebagai tambahan referensi bagi sekolah dalam mengembangkan
bahan ajar muatan pelajaran membaca dan menulis bahasa Indonesia
untuk siswa kelas III semester 1 sekolah dasar.
1.4.5 Bagi Prodi PGSD
Penelitian pengembangan ini dapat menambah pustaka prodi PGSD
Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan buku
suplemen muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas III
semester 1 sekolah dasar.
1.5Batasan Istilah
1.5.1 Membaca dan menulis pada muatan pelajaran bahasa Indonesia SD
kelas rendah adalah pembelajaran membaca menulis sederhana yang
memberi bekal pengetahuan dan keterampilan kepada siswa untuk
menguasai teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik
serta dapat menuliskannya dengan baik dan benar.
1.5.2 Buku suplemen muatan pelajaran bahasa Indonesia adalah buku
digunakan guru dan siswa serta berisikan latihan –latihan keterampilan membaca dan menulis.
1.6Spesifikasi Produk
1.6.1 Buku suplemen mengandung komponen kata pengantar, kemampuan
yang akan dicapai (KD baru hasil analisis KBK dan Panduan KTSP),
indikator, petunjuk umum, kegiatan belajar (berupa Lembar Kerja
Siswa (LKS)), refleksi, dan review.
1.6.2 Buku suplemen disusun dengan memperhatikan perkembangan
bahasa anak (konkrit, menarik, dan dari yang sederhana ke yang
kompleks).
1.6.3 Buku suplemen bersifat kontekstual (mengaitkan dengan lingkungan
sekitar anak).
1.6.4 Buku suplemen disusun sesuai dengan EYD (pola kalimat, tanda
baca, dan penggunaan huruf kapital).
1.6.5 Buku suplemen dilengkapi dengan CD pembelajaran yang
membantu siswa dalam kegiatan membaca sederhana dengan
memperhatikan tanda baca yang ada di dalam bacaan.
1.6.6 Buku suplemen berisi kegiatan siswa yang variatif (kegiatan
menyimak, berbicara, menyalin, mengurutkan, melengkapi kalimat,
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab II akan dibahas tentang kajian pustaka mengenai
karakteristik perkembangan anak SD kelas rendah, perkembangan bahasa
anak SD kelas rendah, karakteristik pembelajaran bahasa Indonesia SD
kelas rendah, dan buku suplemen. Bab II ini juga membahas mengenai
penelitian yang relevan dengan pengembangan buku suplemen, kerangka
berpikir dalam pengembangan buku suplemen, dan pertanyaan dalam
pengembangan penelitian.
2.1Kajian Teori
2.1.1 Karakteristik Perkembangan Anak SD Kelas Rendah
2.1.1.1Ciri Khas Anak Sekolah Dasar
Pada tahap sekolah dasar anak diharapkan menguasai beberapa
keterampilan yang dibutuhkan untuk persiapan anak menuju kehidupan di
masa dewasa nanti. Iskandarwassid (2008 : 140) menjelaskan bahwa
keterampilan yang harus dimiliki anak usia sekolah dasar sebagai berikut :
a. Keterampilan membantu diri sendiri. Pada masa ini anak mampu
membantu dirinya sendiri dan memecahkan masalahnya sendiri untuk
dapat berintegrasi dengan lingkungannya.
b. Keterampilan sosial. Pada tahap ini anak mampu bersosialisasi baik
dengan teman sebaya maupun orang yang lebih tua/muda darinya.
c. Keterampilan sekolah. Anak pada masa ini mampu untuk bersekolah,
d. Keterampilan bermain. Pada usia anak sekolah dasar, anak – anak mampu bermain mainan untuk usia mereka.
Usia sekolah dasar disebut juga masa intelektual. Keterbukaan dan
keinginan anak untuk mendapat pengetahuan dan pengalaman menjadi ciri
khas masa tersebut. Beberapa ciri khas anak –anak pada usia ini ialah sebagai berikut (Purwanti, 2015: 2) :
1. Keadaan jasmani tumbuh sejalan dengan prestasi sekolah.
2. Sikap tunduk kepada peratuan permainan yang tradisional.
3. Ada kecenderungan suka memuji diri sendiri.
4. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain.
5. Bila tidak dapat menyelesaikan suatu soal maka soal tersebut dianggap
tidak penting.
6. Anak menghendaki nilai yang baik.
7. Minat kepada kehidupan praktis sehari – hari. 8. Realistis dan ingin tahu.
2.1.1.2Segi Perkembangan Anak Sekolah Dasar
Segi perkembangan anak sekolah dasar terbagi atas dua
(Iskandarwassid, 2008: 144) yaitu, perkembangan fisik dan pertumbuhan
serta perkembangan kognitif.
a. Perkembangan Fisik
mempengaruhi tinggi dan berat badan. Secara umum perkembangan
fisik berjalan sejajar dengan perkembangan mental.
1. Perkembangan emosi
Anak usia sekolah dasar mulai belajar mengungkapkan perasaaannya
dalam perilaku yang dapat diterima secara sosial. Ia tahu pesan yang
harus dilakukan di lingkungan rumah, sekolah dan dikalangan teman
sebaya. Selain itu, melalui permainan dan olahraga anak dimungkinkan
mengeluarkan emosinya secara wajar.
2. Perkembangan mental intelektual
Anak yang mulai masuk sekolah, minat dan pengalamannya bertambah,
sehingga ia lebih dapat memahami orang – orang, benda – benda, dan situasi sekitarnya. Anak sekolah dasar ditinjau dari teori perkembangan
kognitif Piaget memasuki tahap operasional konkrit. Ia belajar
menghubungkan konsep – konsep baru dengan konsep lama. Berdasarkan pengalaman ini, ia membentuk konsep tentang angka,
ruang, waktu, fungsi badan, peran jenis kelamin, moral, dan sebagainya.
3. Perkembangan sosial
Anak sejak masuk sekolah dasar memiliki keinginan untuk menjadi
anggota kelompok dan diterima oleh kelompok sebaya. Hal ini yang
mendorong ia cenderung mengikuti nilai – nilai kelompok. 4. Perkembangan moral
Pada masa ini pengertian anak tentang baik dan buruk, keadilan, menjadi
pertimbangkan mengenai dampak dari situasi khusus. Anak mulai
memahami bahwa penilaian tentang baik buruk dapat berubah,
tergantung dengan keadaan atau situasi munculnya perilaku itu.
5. Perkembangan kepribadian
Anak membentuk konsep diri yang ideal, pribadi sebagaimana yang ia
cita – citakan bagi dirinya berdasarkan pengalaman yang ia alami. Mula
– mula idealisme ini dibantu menurut pola orang tua, pengajar, dan
tokoh – tokoh lain dalam lingkungan terdekatnya. Dengan meningkatnya usia, orang – orang yang tak dikenal tetapi pernah didengar atau dibaca dapat menjadi inti idealisme.
b. Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif
Pertumbuhan dan perkembangan dapat dikelompokkan atas kognitif,
psikologis, dan fisik. Pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
perubahan struktur dan fungsi kaakteristik manusia. Perubahan tersebut
terjadi dalam kemajuan yang mantap, yang menuju pada suatu kematangan.
Perubahan ini tidak bersiat umum, melainkan merupakan hasil interaksi
antara potensi bawaan dengan potensi lingkungan sebagaimana
dikemukakan oleh Stern (Iskandarwassid, 2008: 145)
Empat tahap pokok perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh
Jean Piaget (Salkind, 2009: 328) adalah sebagai berikut :
kembali dan mulai mampu membuat hubungan – hubungan sederhana antara benda – benda yang mempunyai persamaan.
2. Tahap operasional (2 – 7 tahun). Pada tahap ini obyek – obyek dan peristiwa mulai menerima arti secara simbolis. Anak menyadari bahwa
kemampuannya untuk belajar tentang konsep – konsep yang lebih kompleks meningkat bila ia diberi contoh – contoh nyata atau familiar. Dengan contoh tersebut anak memperoleh kriteria yang digunakan untuk
mendefinisikan suatu konsep.
3. Tahap operasional konkrit (7 – 11 tahun).Anak mengatur informasi ke dalam hubungan – hubungan logis dan mendapatkan kemudahan dalam memanipulasi data dalam situasi pemecahan masalah. Operasi demikian
bisa terjadi jika obyek – obyek nyata memang ada, atau pengalaman – pengalaman lampau yang aktual bisa disusun.
4. Tahap operasional formal ( >11 tahun). Tahap ini ditandai dengan
pekembangan kegiatan (operasi) berpikir normal dan abstrak. Individu
mampu menganalisis ide – ide, memahami tentang ruang dan hubungan
– hubungan yang besifat sementara (temporal).
2.1.2 Perkembangan Bahasa Anak SD Kelas Rendah
2.1.2.1Pengertian Perkembangan Bahasa Anak SD Kelas Rendah
Perkembangan bahasa anak ialah suatu rangkaian kesatuan kegiatan
ucapan dari yang sederhana menuju ucapan yang utuh (Slamet, 2014: 7).
bermakna. Selanjutnya anak akan berkembang dan menghasilkan beberapa
kata yang mulai memiliki makna.
Anak memasuki masa sekolah dasar memiliki penguasaan bahasa
yang beragam. Bahasa lisan menjadi bekal utama dari anak sebelum
memasuki sekolah. Bekal penguasaan bahasa yang telah ada kemudian oleh
guru semakin dikembangkan. Anak dihadapkan dengan pesoalan yang lebih
tinggi dari bahasa lisan yaitu bahasa tulis. Fokus dalam perkembangan anak
usia sekolah dasar ini meningkat dari bahasa lisan ke bahasa tulis. Sehingga,
dengan anak bertambahnya usia menjadi semakin matang dan terampil
berbahasa yang baik dan benar.
2.1.1.2Tahap – Tahap Perkembangan Bahasa Anak
Kemampuan berbahasa anak tidak didapat secara tiba – tiba melainkan melalui tahapan perkembangan bahasa. Slamet (2014: 8)
memaparkan bahwa tahapan perkembangan bahasa anak sebagai berikut :
a. Tahap Pralinguistik (0-12 bulan)
Tahap pralinguistik ini, bunyi – bunyian yang dihasilkan oleh bayi belum memiliki makna. Bayi pada usia 4-7 bulan mengalami masa
ekspansi yang ditandai dengan menghasilkan bunyi bisikan, menggeram,
dan memekik. Selanjutnya memasuki usia 7-12 bulan, anak memasuki
masa connical yang ditandai dengan mengucapkan suku kata dan
b. Tahap Satu Kata (12-18 bulan)
Tahap ini, anak mulai belajar menggunakan satu kata yang memiliki arti
yang mewakili keseluruhan idenya. Memahami makna bahasa anak pada
tahap ini tidaklah mudah, karena bahasa anak masih terbatas sehingga
belum memungkinkan mengekspresikan ide atau perasaannya secara
lengkap. Selain itu, apa yang diucapkan anak adalah sesuatu yang dapat
menarik perhatiannya saja.
c. Tahap dua kata (18-24 bulan)
Kebanyakan anak pada tahap ini mulai mencapai kombinasi dua kata.
Anak mulai mengenal berbagai makna kata tetapi belum dapat
menggunakan bentuk bahasa yang menunjukkan jumlah, jenis kelamin,
dan waktu terjadinya peristiwa serta belum dapat menggunakan kata
promina.
d. Tahap banyak kata (3-5 tahun)
Anak pada usia ini mempunyai perbendaraan kosakata. Anak sudah
mampu membuat kalimat pertanyaan, pernyataan negatif, kalimat
majemuk, dan berbagai bentuk kalimat. Sebagian besar aturan gramatika
telah dikuasainya dan pola bahasa serta panjang tuturannya semakin
bervariasi. Mereka mampu menggunakan bahasa dalam berbagai cara
untuk berbagai keperluan, termasuk bercanda atau menghibur.
Ross dan Roe (Slamet, 2014: 11) mengatakan bahwa tahapan
1. Perkiraan umur 0-2 tahun. Tahap perkembangan bahasa fase fonologis,
anak dapat mengucapkan bunyi – bunyi bahasa hingga menyebutkan kata – kata yang sederhana.
2. Perkiraan umur 2-7 tahun. Tahap perkembangan bahasa fase sintaktik,
kemampuan anak menunjukkan kesadaran gramatis, berbicara
menggunakan kalimat.
3. Perkiraan umur 7-11 tahun. Perkembangan bahasa fase semantik,
kemampuan anak dapat membedakan kata sebagai simbol dan konsep
yang terkandung dalam kalimat.
Seiring dengan perkembangan bahasa, berkembang juga penguasaan
anak – anak atas sistem bahasa yang dipelajarinya. Sistem bahasa terdiri dari subsistem fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmantik (Slamet,
2014: 11).
1. Perkembangan Fonologis
Perkembangan fonologis ialah perkembangan pada sistem suara dalam
sebuah bahasa. Contoh kesalahan pengucapan bunyi s, z, dan v.
2. Perkembangan Morfologis
Perkembangan morfologis adalah proses perkembangan afiksasi bahasa
(prefix, sufiks, simulfiks) yang dapat merubah –rubah makna kata. Contohnya kata satu dapat berubah menjadi : bersatu, menyatu,
persatuan. Berdasarkan kerumitan afiksasi, perkembangan morfologis
a. Anak kelas awal SD telah dapat menggunakan kata berprefiks dan
bersufiks seperti ditipu, tipuan.
b. Anak kelas menengah SD telah dapat menggunakan kata
berimbuhan simulfiks/konfiks sederhana seperti menjauhi,
disatukan.
c. Anak kelas atas SD telah dapat menggunakan kata berimbuhan
konfiks yang sudah kompleks.
3. Perkembangan Sintaksis
Perkembangan sintaksis ialah ketika anak belajar menerapkan aturan
untuk membentuk kalimat sesuai aturan. Sintaksis adalah sistem yang
melibatkan bagaimana kata – kata dikombinasikan sehingga membentuk frasa – frasa dan kalimat yang dapat diterima.
4. Perkembangan Semantik
Keseluruhan proses perkembangan semantik yang dimulai pada tahun
awal sekolah dasar dapat dihubungkan dengan proses kognitif. Pada usia
sekolah dasar dan dewasa, ada dua jenis penambahan makna kata.
Secara horizontal, anak – anak semakin mampu memahami dan dapat menggunakan suatu kata dengan makna yang tepat. Penambahan
vertikal berupa peningkatan jumlah kata – kata yang dapat dipahami dan digunakan dengan tepat (Ngalimun, 2014: 11).
5. Perkembangan Pragmantik
Perkembangan pragmatik adalah perkembangan atau peningkatan
sehingga memungkinkan anak menjadi komunikator yang lebih efektif.
Anak – anak mulai mengenal adanya berbagai padangan mengenai topik. Mereka dapat mendeskripsikan sesuatu, tetapi deskripsi yang
mereka buat lebih bersifat personal dan tidak mempertimbangkan makna
informasi yang disampaikannya bagi pendengar (Ngalimun, 2014: 11).
2.1.3 Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Rendah
2.1.3.1Pengertian Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat, berupa
lambang bunyi ujaran, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf,
1991:2). Sependapat dengan Keraf, Hurlock (1998: 176) memaparkan
bahwa bahasa mencakup setiap sarana komunikasi dengan menyimbolkan
pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa
adalah alat komunikasi anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi
ujaran. Bahasa juga dapat menggambarkan pikiran dan perasaan kepada
orang lain.
2.1.3.2Tujuan Pembelajaan Bahasa Indonesia Sekolah Dasar
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar (BSNP,
2006) sebagai berikut :
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan.
4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa.
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
2.1.3.3Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar
Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menurut Zulela (2012: 5) mencakup
komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi
aspek-aspek sebagai berikut:
1. Mendengarkan
2. Berbicara
3. Membaca
4. Menulis
2.1.4 Keterampilan Membaca Menulis Permulaan
2.1.4.1Keterampilan Membaca Permulaan
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh
menurut Subaktyo-Nataban (1993: 164) adalah suatu aktivitas yang rumit
atau kompleks karena bergantung pada keterampilan berbahasa pelajar, dan
pada tingkat penalarannya. Sejalan dengan pendapat tersebut, Rahim (2007:
2) menjelaskan bahwa membaca pada hakikatnya ialah suatu yang rumit
yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi
juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.
Membaca merupakan suatu keterampilan untuk meningkatkan daya
nalar seseorang (Susanto, 2013: 90). Membaca permulaan adalah tahapan
proses belajar membaca bagi siswa SD kelas awal/rendah. Penekanan
membaca pada kelas rendah (I,II,III) adalah proses perseptual, yaitu
pengenalan korespondensi rangkaian huruf dengan bunyi – bunyi bahasa (Rahim, 2007: 2). Penguasaan keterampilan membaca khususnya pada kelas
III sekolah dasar dibagi dua yaitu penguasaan keterampilan membaca
nyaring dan membaca dalam hati (Keraf, 1991: 38). Berikut keterampilan
membaca kelas III yang harus dikuasai:
Tabel 2.1 Penguasaan Keterampilan Membaca Kelas III
Membaca nyaring Membaca dalam hati (intensif)
Membaca dengan penuh perasaan, ekspresi.
Mengerti serta memahami bahan bacaan.
2.1.4.2Keterampilan Menulis Permulaan
Keterampilan menulis menurut Byrne (Slamet, 2014: 109) adalah
kemampuan menuangkan buah pikiran dalam bahasa tulis melalui kalimat
yang dirangkai secara utuh, lengkap dan jelas sehingga buah pikiran tersebut
menjelaskan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan produktif dan
ekspresif (Susanto, 2013: 247). Penulis dalam kegiatan menulis harus
terampil memanfaatkan struktur bahasa dan kosa kata.
Keterampilan menulis tidak datang secara otomatis, tetapi harus
melalui latihan dan praktik yang banyak serta teratur. Hal ini didukung
dengan pendapat Susanto (2013: 249) bahwa menulis merupakan kegiatan
yang sifatnya berkelanjutan sehingga pembelajarannya pun perlu dilakukan
secara berkesinambungan. Menulis merupakan kombinasi antara proses dan
produk. Tujuan menulis dapat dibedakan dalam empat macam yaitu :
a. Tulisan yang bertujuan memberitahukan mengajar, disebut wacana
informatif (informative discourse).
b. Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak para pembaca
akan kebenaran gagasan yang diutarakan, disebut wacana persuasif
(persuasive discourse).
c. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang
mengandung tujuan estetis disebut tulisan literer atau wacana kesastraan
(literacy discourse).
d. Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau
berapi – api disebut wacana ekspresif (expressive discourse).
Pembelajaran menulis khususnya di kelas rendah disebut
pembelajaran menulis permulaan. Pembelajaran menulis permulaan harus
1. Pengenalan. Guru perlu memperhatikan benar tulisan yang hendak
dikenalkan kepada anak.
2. Menyalin. Kegiatan menyalin dapat dilakukan dengan alternatif sebagai
berikut:
a. Menjiplak
b. Menyalin dari tulisan cetak (lepas) ke tulisan latin tegak
bersambung atau sebaliknya.
c. Menyalin dari huruf kecil menjadi huruf besar pada pertama awal
kalimat.
d. Menyalin dengan cara melengkapi, yakni dengan cara melengkapi
dengan tanda baca dan melengkapi dengan kata.
3. Menulis halus atau indah.
4. Menulis nama.
5. Mengarang sederhana.
2.1.4.3Perbandingan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator
Keterampilan MMP menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum 2004 yang biasa dikenal dengan istilah Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) dikembangkan mengacu pada Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan Peraturan
pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom. Menurut Depdiknas
seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan
dan cara pencapainnya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah.
Puskur (Muslich, 2007: 17) memaparkan bahwa KBK merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar,
serta pemberdayaan sumber daya pendidikan.
Penyempurnaan dari kurikulum KBK adalah Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) atau kurikulum 2006. Muslich (2007: 17)
memaparkan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksankan oleh masing – masing satuan pendidikan/sekolah. Kurikulum ini mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (PP No.19 Tahun 2005 tentang SNP).
Berikut tabel perbandingan standar kompetensi, kompetensi dasar,
dan indikator MMP pada kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan KTSP:
Tabel 2.2 Kompetensi Dasar dan Indikator KBK Kelas III Semester 1
No Kompetensi Dasar
1. Mendengarkan, mengikuti, dan mengingat cerita
2. Bercerita
3. Membaca dalam hati (intensif) 4. Membaca denah
5. Membaca petunjuk
6. Membaca bersuara (nyaring) 7. Menerapkan EYD dalam menulis. 8. Menulis dari pikiran sendiri. 9. Membaca intensif
10. Membaca dan memprediksi isi teks 11. Membaca bersuara (nyaring)
Tabel 2.3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar KTSP Kelas III
Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Membaca
1. Memahami teks dengan membaca nyaring, membaca intensif, dan membaca dongeng
1.1 Membaca nyaring teks (20-25 kalimat) dengan lafal dan intonasi yang tepat. 1.2 Menjelaskan isi teks (100- 150 kata)
melalui membaca intensif.
1.3 Menceritakan isi dongeng yang dibaca. Menulis
2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk paragraf dan puisi
2.1 Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan.
2.2 Melengkapi puisi anak berdasarkan gambar.
Berikut adalah rumusan standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indikator hasil komparasi dan analisis KBK dan KTSP kelas III semester 1.
Tabel 2.4 SK – KD dan Indikator Hasil Komparasi dan Analisis KBK dan KTSP Kelas III Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
1. Membaca nyaring
yang jelas.
7. Membaca nyaring teks sekolahku 20-25 kalimat dengan lafal dan intonasi
1. Membaca intensif 100-150 kata teks cerita peristiwa alam.
2. Menjelaskan isi teks cerita peristiwa alam 100-150 kata dari membaca intensif. 3. Membaca intensif
100-150 kata cerita merawat 5. Membaca intensif
100-150 kata cerita merawat lingkungan sekitar. 6. Menjelaskan isi teks
cerita merawat lingkungan 100-150 kata dari membaca intensif.
1. Membaca intensif cerita rakyat.
2. Menceritakan isi cerita rakyat yang mengandung
1. Membaca secara intensif dari teks yang terdiri atas 2-3 paragraf.
2. Menuliskan kembali dengan tegak bersambung rangkuman isi dongeng/cerita rakyat dengan cara membaca intensif.
3. Membaca teks cerita. 4. Menuliskan ringkasan
3. Menjawab pertanyaan bentuk tulisan tegak bersambung.
6. Membaca petunjuk
1. Menjelaskan urutan petunjuk minum obat dalam bentuk tulisan tegak bersambung. barang tertentu dalam bentuk tulisan tegak bersambung.
4. Menjawab pertanyaan berdasarkan petunjuk yang telah dibaca. 5. Menulis kembali dengan
tegak bersambung petunjuk yang telah dibaca.
6. Merancang petunjuk penggunaan barang tertentu dalam tulisan tegak bersambung. 7. Membaca
bersuara (nyaring)
1. Membaca beragam teks dengan intonasi yang sesuai dengan isi teks cerita.
2. Membaca teks cerita dengan suara lantang, keras dan jelas.
3. Membaca teks cerita dengan memperhatikan ejaan (tanda baca). 4. Membaca teks cerita
dengan lancar dengan ejaan yang tepat.
5. Membaca teks cerita dengan artikulasi yang jelas.
memperhatikan
penggunaan lafal dan intonasi yang sesuai.
sebagai huruf pertama nama orang.
5. Memberi tanda titik untuk memisahkan angka ribuan.
6. Memberi tanda titik untuk memisahkan jam, menit, detik yang menunjukkan waktu. 7. Memberi tanda titik
untuk memisahkan jam, menit, detik yang menunjukkan jangka waktu.
8. Memberi tanda koma pada unsur-unsur dalam perincian atau pembilangan.
9. Memberi tanda koma untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat.
10. Memberi tanda hubung untuk menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris.
11. Memberi tanda hubung pada unsur-unsur kata ulang.
12. Menggunakan kata hubung untuk menggabungkan dua anak kalimat.
13. Menulis kalimat dengan pola spok.
10. Menceritakan pengalaman
pribadi. lepas.
2. Menuliskan pengalaman pribadi dengan tulisan tegak bersambung.
pengalaman pribadi dari membaca intensif.
1. Menulis paragraf dengan tegak bersambung berdasarkan informasi dari kegiatan menyimak informasi yang telah dibacakan guru dengan memperhatikan
penggunaan ejaan. 2. Menulis dengan tegak
bersambung langkah-langkah satu kegiatan berdasarkan gambar yang telah disediakan dengan memperhatikan penggunaan ejaan. 3. Menulis kembali dengan
tegak bersambung urutan langkah-langkah cara menelepon yang sopan dan santun dengan memperhatikan
penggunaan ejaan. 4. Menuliskan kembali
katanya sendiri
Bahan ajar menurut National Center for Vocational Education
Research Ltd (Prastowo, 2014:138) adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan
proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud dapat berupa bahan
tertulis maupun bahan tak tertulis. Bahan ajar pada dasarnya merupakan
segala bahan (baik itu informasi, alat maupun teks) yang disusun secara
sistematis yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan
dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran.
Fungsi bahan ajar bagi pendidik antara lain sebagai berikut :
a. Menghemat waktu dalam mengajar.
b. Mengubah peran pendidik dari pengajar menjadi fasilitator.
c. Meningkatkan proses pembelajaran.
d. Pedoman bagi pendidik untuk mengarahkan aktivitas pembelajaran.
Fungsi bahan ajar untuk peserta didik sebagai berikut:
b. Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing – masing.
c. Membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar/mahasiswa yang
mandiri.
d. Sebagai pedoman belajar bagi peserta didik.
Bahan ajar salah satunya dapat dibedakan menurut bentuknya. Dari
segi bentuknya, bahan ajar dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu:
1. Bahan cetak (printed) adalah sejumlah bahan ajar yang disiapkan dalam
kertas yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau
penyampaian informasi.
2. Bahan ajar dengar (audio).
3. Bahan ajar pandang dengar (audiovisual).
4. Bahan ajar interaktif.
2.1.5.2Buku sebagai Bahan Ajar
Buku adalah kumpulan kertas berisi informasi, tercetak, disusun
secara sistematis, dijilid, serta bagian luarnya diberi pelindung terbuat dari
kertas tebal, karton atau bahan lain (Sitepu, 2012: 13). Sependapat dengan
penjelasan sebelumnya, Prastowo (2014: 244) memaparkan bahwa buku ajar
merupakan buku berisi ilmu pengetahuan yang diturunkan dari kompetensi
dasar yang tertuang dalam kurikulum, dimana buku tersebut digunakan oleh
siswa untuk belajar. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka buku ajar
pengetahuan yang didapat dari kompetensi dasar pada kurikulum, dan
digunakan oleh siswa untuk belajar.
Buku ajar memiliki fungsi, dan tujuan. Buku ajar memiliki lima
fungsi yaitu buku ajar sebagai referensi, buku ajar sebagai bahan evaluasi,
sebagai alat bantu pendidikan dalam melaksanakan kurikulum, sebagai salah
satu penentu metode atau teknik pengajaran, dan sebagai sarana untuk
peningkatan karier serta jabatan. Adapun tujuan dari buku ajar adalah
memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi, memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru,
dan menyediakan materi pelajaran yang menarik (Prastowo, 2014: 244-245).
Sitepu (2012: 14) membagi jenis buku berdasarkan si, pembaca
sasaran, tampilan, dan peruntukannya. Dilihat dari kebenaran isinya maka
buku dibagi menjadi buku fiksi, nonfiksi, dan buku fiksi ilmu pengetahuan.
Berdasarkan sasaran pembacanya dibedakan menjadi buku anak – anak, buku remaja, dan buku orang dewasa. Menurut tampilan fisiknya
dikategorikan menjadi buku teks, buku bergambar, dan buku gambar.
Berdasar kepentingan pendidikan dibedakan menjadi buku pelajaran dan
buku bacaan.
Menurut keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah No. 262/C/Kep/R.1992 (Sitepu, 2012: 16) membedakan buku
menjadi empat macam, yaitu:
a. Buku pelajaran pokok.
c. Buku bacaan.
d. Buku sumber.
Sejalan dengan hal tersebut, kategorisasi buku menurut Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008 (Sitepu, 2012: 17)
adalah sebagai berikut:
a. Buku teks pelajaran.
b. Buku panduan guru.
c. Buku pengayaan
d. Buku referensi.
Berdasarkan uraian di atas maka buku suplemen yang dikembangkan
oleh peneliti termasuk pada buku pelajaran pelengkap atau buku pengayaan.
Buku suplemen untuk siswa kelas III sekolah dasar ini memuat materi yang
dapat memperkaya buku teks pendidikan dasar atau sebagai buku yang
memuat informasi tentang pokok bahasan tertentu yang ada dalam
kurikulum secara lebih luas dan lebih dalam.
2.1.5.3Model Pengembangan Bahan Ajar
Model pengembangan yang digunakan dalam mengembangkan
bahan ajar buku suplemen pada penelitian ini adalah model pengembangan
menurut Kemp. Pengembangan perangkat menurut Kemp (Trianto,
2009:179) merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Pengembangan
perangkat model ini memberikan kesempatan untuk dapat memulai dari
langsung dengan aktivitas revisi. Berikut gambar siklus pengembangan
perangkat model Kemp.
Gambar 2.1 Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp
Unsur – unsur pengembang perangkat pembelajaran menurut model Kemp, meliputi:
a. Identifikasi masalah pembelajaran.
Tahap identifikasi masalah pembelajaran memiliki tujuan untuk
mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum
yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan baik yang
menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang
b. Analisis siswa
Tahap analisis siswa ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal
dan karakteristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman
baik individu maupun kelompok.
c. Analisis tugas
Analisis tugas atau tujuan ialah analisis isi pelajaran, konsep,
pemrosesan informasi yang digunakan untuk memudahkan pemahaman
atau penguasaan tentang tugas – tugas belajar dan tujuan pembelajaran. d. Merumuskan indikator
Perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan
identifikasi tingkah laku awal siswa, tentang pernyataan – pernyataan apa yang dapat dilakukan siswa setelah selesai melakukan pembelajaran.
e. Penyususnan instrumen evaluasi
Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur
ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah
berlangsungnya proses pembelajaran yang didasarkan pada jumlah soal
yang dijawab secara benar.
f. Strategi pembelajaran.
Tahap strategi pembelajaran disusun berdasarkan tujuan khusus yang
akan dicapai. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi pemilihan
model, pendekatan dan metode, pemilihan format yang dipandang
mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan
g. Pemilihan media atau sumber belajar
Pemilihan media dan sumber belajar disesuaikan dengan tuntutan tujuan
pembelajaran yang terdapat rencana pelajaran dan lembar kerja siswa.
h. Pelayanan pendukung
Layanan pendukung diperlukan selama proses pengembangan. Layanan
pendukung dapat berupa kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata
usaha, dan tenaga – tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perpustakaan.
i. Evaluasi formatif
Evaluasi formatif berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar
atau tim pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam
mencapai berbagai sasaran. Penilaian formatif dilaksanakan selama
pengembangan dan uji coba.
j. Evaluasi sumatif.
Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan – tujuan utama pada akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil
ujian akhir unit, dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.
k. Revisi perangkat pembelajaran.
Kegiatan revisi memiliki fungsi untuk mengevaluasi dan memperbaiki
rancangan yang dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dan
penilaian yang diperoleh dari kegiatan validasi perangkat pembelajaran
lebih pada tujuan kebenaran dan kesesuaian isi pada saat
menerapkannya sebagai perangkat pembelajaran di sekolah.
2.2Penelitian yang Relevan
Penelitian pengembangan buku suplemen muatan pelajaran bahasa
Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 merupakan hal yang baru
sehingga sedikit yang dapat digunakan sebagai sumber penelitian yang
relevan. Berikut ini tiga penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian
pengembangan buku suplemen.
Retno Purnama Irawati dan Zaim Elmubarok (2013) meneliti tentang
“ Pengembangan Buku Ajar Bahasa Indonesia Tematik Berkarakter Bagi
Siswa SD Melalui Sastra Anak.” Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian R&D (Research and Development). Pengumpulan data dilakukan
dengan teknik kuesioner, dengan menggunakan model pertanyaan
kombinasi terbuka dan tertutup, serta wawancara bebas dari siswa dan guru.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan perhitungan statistik
deskriptif. Jawaban dari pertanyaan tersebut dianalisis secara kualitatif.
Hasil pembahasan dari penelitian dan pengembangan tersebut, sebanyak 85
orang (91%) guru menginginkan adanya pengembangan buku bahasa
Indonesia agar lebih lengkap sehingga memudahkan guru dalam mengajar.
Sebanyak 79 orang (85%) guru berpendapat bahwa buku ajar bahasa
Indonesia yang ada pada saat ini belum membantu dalam mengajarkan
Kedua, penelitian pengembangan yang berjudul “Pengembangan
Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan Lokal Kota Tangerang” yang
dilakukan oleh Annisah Aynun Najid (2015). Pengumpulan data dilakukan
dengan analisis kebutuhan yang terdiri dari analisis kebutuhan buku
suplemen kimia SMA, analisis kearifan lokal, dan analisis indikator buku
suplemen. Analisis kebutuhan buku suplemen kimia SMA melalui
pengamatan dan wawancara langsung. Analis kearifan lokal menggunakan
dua cara yaitu menggunakan studi literatur dan studi langsung. Selain itu,
analisis indikator buku suplemen dilakukan dengan menentukan indikator
berdasarkan aspek kompetensi kearifan lokal, penentuan indikator juga
disesuaikan dengan materi dan KD kimia SMA. Analisis data dilakukan
dengan penialaian melalui angket dan dianalisis ke dalam data kuantitatif.
Berdasarkan hasil pengolahan data buku suplemen berbasis kearifan lokal
Kota Tangerang memiliki skor total akhir sebesar 80,24 yang bermakna
bahwa buku ini temasuk kedalam kategori layak dengan predikat baik.
Penelitian relevan selanjutnya berjudul “Pengembangan Video
Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III Semester II
Tahun Pelajaran 2012/2013 di SD Negeri 1 Bondalem Kecamatan Tejakula
Kabupaten Buleleng” yang dikembangkan oleh Ketut Sucuningsih, Desak
Putu Parmiti, I. Kadek Suartama (2012). Model pengembangan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan Hannafin dan
Peck yang melibatkan tiga tahap yaitu tahap analisis kebutuhan, tahap