• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan buku suplemen muatan pelajaran bahasa indonesia untuk siswa kelas III semester 1 SD Negeri Gelaran II.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan buku suplemen muatan pelajaran bahasa indonesia untuk siswa kelas III semester 1 SD Negeri Gelaran II."

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Wardinasari, Cahyani. 2016. Pengembangan Buku Suplemen Muatan

Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas III Semester 1 SD Negeri Gelaran II. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Keterampilan membaca dan menulis dipelajari ketika anak masuk sekolah dasar. Tujuan membaca dan menulis permulaan tersebut untuk membekali siswa agar mampu membaca dan menulis permulaan serta mempersiapkan siswa menuju jenjang atau kelas yang lebih tinggi. Meskipun demikian, dalam kenyataanya penguasaan keterampilan membaca dan menulis siswa masih rendah. Buku latihan membaca dan menulis untuk siswa harus dikembangkan agar mampu membantu siswa dalam proses penguasaan kedua keterampilan tersebut.

Pengembangan bahan ajar ini menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gal. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 7 langkah yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi produk hasil uji coba terbatas, hingga menghasilkan produk final buku suplemen membaca dan menulis permulaan untuk siswa kelas III semester 1 SD N Gelaran II. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas III SD Negeri Gelaran II, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas buku suplemen oleh Pakar Bahasa Indonesia, dua guru kelas III SD, dan 6 siswa kelas III SD

Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku suplemen menghasilkan skor 3,62 dan 4,10 dari pakar bahasa Indonesia yang memiliki kualifikasi Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai salah satu bahan ajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya penguasaan keterampilan membaca dan menulis.

Kata kunci: penelitian dan pengembangan, buku suplemen membaca

(2)

ABSTRACT

Wardinasari, Cahyani. 2016. The Development Indonesian Supplementary Book

for The Third Grade of First Semester in Gelaran II Elementary School.

Thesis. Yogyakarta: Sanata Dharma University.

Reading and writing skills learned when children enter elementary school. The purpose of reading and writing beginning to equip students to be able to be starters reading and writing as well as preparing students towards grade level or higher level. However, in reality mastery of reading and writing skills of students is still low. Exercise books for srudent to read and write should be developed in order to be able to help students in the process of mastering both these skills.

This material development use the procedure of material development by Jerold E. Kemp and the procedures are adopted and become a more simple development model, which is used as the research’s principal. There are seven steps of development procedure used in this research. They include (1) potential

and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) professionals’ validation,

(5) design revision, (6) design trial implementation, (7) design revision, in such a way that it create a final product in a from of books supplement to read and write for the third grade students of Gelaran II Elementary School. The research instrument used is interview and questionnaire. The interview is used to analize the teachers need of Gelaran II Elementary School while the questionnaire is used to validate the books supplement two Indonesian experts, two teachers of grade III, and 6 grade III students.

The results showed that supplements book resulted in a score 3,62 and 4,10 of Indonesian experts who have the qualification of "good", scores of 4,41 and 4,48 of Indonesian teacher in the third grades qualification "very good", and mean a score of 4,60 out of six students in the third grades who have the qualification "very good" as well as the overall mean score from experts, teachers and students who have qualified 4,24 "very good". Thus Indonesian supplementary book for the third grade of first semester which already developed fit for use as a teaching material in learning Indonesian in particular mastery of reading and writing skills.

Keywords: research and development, supplement books read write starters, read

(3)

i

PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN

MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA

UNTUK SISWA KELAS III SEMESTER 1

SD NEGERI GELARAN II

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Cahyani Wardinasari NIM: 121134219

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini penulis persembahkan kepada:

1. Allah SWT yang selalu memberkati setiap langkah dan usahaku, memberikan kesehatan, dan mengabulkan doaku.

2. Kedua orang tuaku Suwarno dan Tisnowati yang selalu memberikan dukungan, doa, dan semangat.

3. Kedua saudaraku Agung Wijanarko dan Buana Wijayanti yang selalu memberikan doa dan semangat.

4. Para sahabatku Elma, Agatha, Lisa, Dwi, dan Ria, yang selalu mendengarkan keluh kesah, memberi semangat dan mendukungku. 5. Teman – teman UKM Grisadha Dhesi, Shella, Ocha, Galuh, Aci, Yessi

(7)

v

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga

mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri

(QS, Ar

Ra’d: 11)

Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar

(K a fa ‘U ar)

Ketika berusaha maksimal, kita tidak pernah tahu keajaiban apa yang

akan datang pada kita atau orang lain

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Januari 2016 Penulis

(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Cahyani Wardinasari

NIM : 121134219

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA

UNTUK SISWA KELAS III SEMESTER 1 SD NEGERI GELARAN II

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 27 Januari 2016 Yang menyatakan

(10)

viii

ABSTRAK

Wardinasari, Cahyani. 2016. Pengembangan Buku Suplemen Muatan

Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas III Semester 1 SD Negeri Gelaran II. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Keterampilan membaca dan menulis dipelajari ketika anak masuk sekolah dasar. Tujuan membaca dan menulis permulaan tersebut untuk membekali siswa agar mampu membaca dan menulis permulaan serta mempersiapkan siswa menuju jenjang atau kelas yang lebih tinggi. Meskipun demikian, dalam kenyataanya penguasaan keterampilan membaca dan menulis siswa masih rendah. Buku latihan membaca dan menulis untuk siswa harus dikembangkan agar mampu membantu siswa dalam proses penguasaan kedua keterampilan tersebut.

Pengembangan bahan ajar ini menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gal. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 7 langkah yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi produk hasil uji coba terbatas, hingga menghasilkan produk final buku suplemen membaca dan menulis permulaan untuk siswa kelas III semester 1 SD N Gelaran II. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas III SD Negeri Gelaran II, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas buku suplemen oleh Pakar Bahasa Indonesia, dua guru kelas III SD, dan 6 siswa kelas III SD

Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku suplemen menghasilkan skor 3,62 dan 4,10 dari pakar bahasa Indonesia yang memiliki kualifikasi Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai salah satu bahan ajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya penguasaan keterampilan membaca dan menulis.

Kata kunci: penelitian dan pengembangan, buku suplemen membaca

(11)

ix

ABSTRACT

Wardinasari, Cahyani. 2016. The Development Indonesian Supplementary

Book for The Third Grade of First Semester in Gelaran II Elementary School. Thesis. Yogyakarta: Sanata Dharma University.

Reading and writing skills learned when children enter elementary school. The purpose of reading and writing beginning to equip students to be able to be starters reading and writing as well as preparing students towards grade level or higher level. However, in reality mastery of reading and writing skills of students is still low. Exercise books for srudent to read and write should be developed in order to be able to help students in the process of mastering both these skills.

This material development use the procedure of material development by Jerold E. Kemp and the procedures are adopted and become a more simple development model, which is used as the research’s principal. There are seven steps of development procedure used in this research.They include (1) potential and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4)

professionals’ validation, (5) design revision, (6) design trial implementation, (7) design revision, in such a way that it create a final product in a from of books supplement to read and write for the third grade students of Gelaran II Elementary School. The research instrument used is interview and questionnaire. The interview is used to analize the teachers need of Gelaran II Elementary School while the questionnaire is used to validate the books supplement two Indonesian experts, two teachers of grade III, and 6 grade III students.

The results showed that supplements book resulted in a score 3,62 and 4,10 of Indonesian experts who have the qualification of "good", scores of 4,41 and 4,48 of Indonesian teacher in the third grades qualification "very good", and mean a score of 4,60 out of six students in the third grades who have the qualification "very good" as well as the overall mean score from experts, teachers and students who have qualified 4,24 "very good". Thus Indonesian supplementary book for the third grade of first semester which already developed fit for use as a teaching material in learning Indonesian in particular mastery of reading and writing skills.

Keywords: research and development, supplement books read write

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, karuniah, dan limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah

yang berjudul “Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas III Semester 1 SD Negeri Gelaran II”.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini, diantaranya sebagai berikut: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang selalu memberikan arahan, semangat, dan dukungan sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini.

5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II yang selalu memberikan arahan dan saran yang dibutuhkan oleh peneliti.

6. Kedua validator pakar bahasa Indonesia dan dua validator guru kelas III yang telah bersedia memvalidasi produk peneliti.

7. Jumbadi, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD N Gelaran II yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SD N Gelaran II.

8. Henricus Dwi Atmaja, S.Pd. selaku guru kelas III SD Negeri Gelaran II yang senantiasa bersedia membantu peneliti dalam proses pengambilan data penelitian.

(13)

xi

10.Kedua orang tuaku Suwarno dan Tisnowati yang selalu memberikan dukungan, doa, dan semangat. Kedua saudaraku Agung Wijanarko dan Buana Wijayanti yang selalu memberikan dukungan dan semangat. 11.Teman-teman kelompok payung Buku Suplemen yang telah

memberikan dukungan dan berbagi pengetahuan.

12.Teman-teman PGSD kelas E angkatan 2012 yang selalu memberikan dukungan.

13.Sekretariat PGSD yang telah membantu proses perijinan penelitian sampai skripsi ini selesai.

14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

(14)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

ABSTRAK ... viii

2.1.1 Karakteristik Perkembangan Anak SD Kelas Rendah ... 10

2.1.2 Perkembangan Bahasa Anak SD Kelas Rendah ... 14

2.1.3 Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Rendah.... 19

2.1.4 Keterampilan Membaca Menulis Permulaan ... 20

(15)

2.2 Penelitian yang Relevan ... 37

2.3 Kerangka Berpikir ... 42

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 43

BAB III METODE PENELITIAN... 44

3.1 Jenis Penelitian ... 44

3.2 Prosedur Pengembangan ... 45

3.2.1 Potensi dan Masalah ... 46

3.3 Setting Penelitian ... 49

3.3.1 Subjek Penelitian ... 49

3.3.2 Lokasi Penelitian ... 50

3.3.3 Waktu Penelitian ... 50

3.4 Uji Validasi Produk ... 50

3.4.1 Uji Validasi Produk oleh Pakar ... 50

3.4.2 Uji Validasi Produk melalui Uji Coba Lapangan Terbatas ... 52

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 53

3.5.1 Wawancara ... 53

3.5.2 Kuesioner ... 53

3.6 Instrumen Penelitian... 54

3.7 Teknik Analisis Data ... 55

3.7.1 Data Kualitatif dan Kuantitatif pada Hasil Kuesioner ... 55

3.8 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

4.1 Analisis Kebutuhan ... 59

4.1.1 Hasil Wawancara Survei Kebutuhan ... 60

(16)

4.2 Deskripsi Produk Awal ... 64

4.2.1 Cover buku dan identitas ... 65

4.2.2 Kata Pengantar ... 66

4.2.3 Pemetaan Kompetensi yang Akan Dicapai ... 66

4.2.4 Petunjuk Umum ... 67

4.2.5 Kegiatan Belajar ... 67

4.2.6 Review ... 72

4.2.7 Refleksi ... 73

4.2.8 Daftar Referensi ... 73

4.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 73

4.3.1 Data Validasi Pakar Bahasa Indonesia SD... 74

4.3.2 Data Validasi Guru SD... 75

4.3.3 Revisi Produk ... 75

4.3.4 Data Uji Coba Terbatas dan Revisi Produk ... 77

4.4 Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 79

4.4.1 Sampul Buku Suplemen ... 79

4.4.2 Isi Buku Suplemen ... 80

4.4.3 Pembahasan ... 88

BAB V PENUTUP ... 91

5.1 Kesimpulan ... 91

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 92

5.3 Saran ... 92

(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penguasaan Keterampilan Membaca Kelas III ... 21

Tabel 2. 2 KD & Indikator KBK Kelas III Semester 1 ... 24

Tabel 2. 3 SK & KD KTSP Kelas III semester 1 ... 25

Tabel 2. 4 SK, KD & Indikator Hasil Komparasi KBK dan KTSP ... 25

Tabel 3. 1 Kisi – Kisi Kuesioner Uji Validasi Produk oleh Pakar ... 51

Tabel 3. 2 Kisi – Kisi Kuesioner Uji Validasi Produk di Lapangan ... 52

Tabel 3. 3 Konversi Nilai Skala Lima ... 55

Tabel 3. 4 Kriteria Skor Skala Lima ... 57

Tabel 3. 5 Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 58

Tabel 4. 1 SK-KD Buku Suplemen Kelas III Semester 1 ... 67

Tabel 4. 2 Komentar Pakar Bahasa Indonesia dan Revisi ... 76

Tabel 4. 3 Komentar Guru Kelas III dan Revisi ... 76

Tabel 4. 4 Pelaksanaan Kegiatan Uji Coba Terbatas ... 78

(19)

xvii

DAFTAR BAGAN

(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 96

Lampiran 2. Hasil Validasi Pakar Bahasa Indonesia SD ... 97

Lampiran 3. Hasil Validasi Guru Bahasa Indonesia Kelas III SD ... 103

Lampiran 4. Hasil Validasi Siswa Kelas III ... 109

Lampiran 5. Rekapitulasi Jawaban Uji Keterbacaan oleh Pakar dan Guru ... 115

Lampiran 6. Tabulasi Hasil Validasi Produk oleh Pakar, Guru, dan Siswa Kelas III ... 116

Lampiran 7. Foto Penelitian ... 117

Lampiran 8. Surat Izin Penelitian... 118

Lampiran 9. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian... 119

(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Manusia mengawali interaksi dengan dunia luar menggunakan

bahasa. Bahasa menjadi alat komunikasi bagi manusia untuk menyampaikan

maksud atau tujuan yang ingin disampaikan. Bahasa menurut Sumantri

(2006: 2.30) mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang diutarakan

dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ekspresi

wajah pantomim atau seni. Berbahasa sangatlah penting, selain menjadi alat

komunikasi, Susanto (2013: 74) memaparkan dengan bahasa dapat

mengakses segala pengetahuan dan memperoleh informasi dari sumber – sumber informasi.

Pendidikan di sekolah dasar bertujuan memberikan bekal

kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan, dan keterampilan dasar

serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan ditingkat lanjut.

Salah satu pembelajaran yang dilakukan di sekolah dasar untuk mencapai

tujuan tersebut ialah dengan pembelajaran berbahasa Indonesia.

Pembelajaran berbahasa Indonesia di SD menjadi penting karena memiliki

tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dari pembelajaran berbahasa

Indonesia sekolah dasar menurut Susanto (2013: 245) adalah agar siswa

mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan

(22)

pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Tujuan khususnya agar siswa

memiliki kegemaran membaca, meningkatkan karya sastra untuk

meningkatkan kepribadian, mempertajam kepekaan, perasaan, dan

memperluas wawasan kehidupannya. Selain itu juga dimaksudkan untuk

melatih empat keterampilan didalamnya.

Pembelajaran berbahasa Indonesia tidak lepas dari empat

keterampilan. Dua keterampilan diantaranya menurut Tarigan (2008:1)

adalah keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keterampilan

tersebut yang dipelajari ketika anak masuk di sekolah atau lembaga

pendidikan. Namun, dua keterampilan yang lain yaitu keterampilan

menyimak dan berbicara juga tidak terlepas dari keterampilan membaca dan

menulis, sehingga antar berbagai keterampilan saling mendukung, berjalan

beriringan, berproses secara utuh serta saling terkait.

Keterampilan membaca dan menulis termasuk dalam kemampuan

berbahasa tulis. Kedua keterampilan tersebut banyak dikembangkan dan

diajarkan kepada siswa sekolah dasar. Keterampilan membaca mampu

meningkatkan daya nalar seseorang, sedangkan keterampilan menulis

merupakan keterampilan mengomunikasikan pesan dalam sebuah tulisan

(Susanto, 2013:243). Kegiatan membaca dan menulis, memiliki manfaat

yaitu dapat meningkatkan daya berpikir, sosial, kreasi dan memperluas

cakrawala wawasannya. Kedua keterampilan tersebut juga menjadi sorotan

penting karena membutuhkan proses pemahaman dan daya nalar yang

(23)

Kegiatan pembelajaran membaca menulis khususnya membaca dan

menulis permulaan memiliki tujuan tersendiri. Tujuan dari pembelajaran

membaca dan menulis permulaan (MMP) adalah agar siswa terampil

membaca dan menulis sederhana (Ngalimun, 2014: 34). Selain itu, dengan

MMP ingin mengembangkan keterampilan dan pengetahuan berbahasa yang

diperlukan siswa untuk mempelajari bidang studi yang lain dan

mempersiapkan siswa menuju jenjang atau kelas yang lebih tinggi.

Pembelajaran MMP ini memberi bekal pengetahuan dan keterampilan

kepada siswa untuk dapat menguasai teknik membaca dan menangkap isi

bacaan dengan baik serta dapat menuliskannya dengan baik dan benar.

Perkembangan anak membaca dan menulis berkembang sejalan dan

beriringan. Terdapat beberapa tahapan membaca yang terdiri dari fase atau

tahap pramembaca, tahap pertama dan kedua untuk kelas rendah, sedangkan

tahap ketiga, keempat, dan kelima untuk kelas atas. Tahap pramembaca

(TK) mempelajari perbedaan huruf dan perbedaan angka yang satu dengan

yang lainnya. Tahap pertama (kelas I dan II SD) memusatkan pada kata – kata lepas dalam kalimat sederhana atau cerita sederhana, memperoleh

pengetahuan tentang huruf, suku kata, kata yang diperlukan untuk membaca.

Pada tahap kedua (kelas III SD) anak dapat menganalisis kata – kata yang diketahuinya menggunakan pola tulisan dan kesimpulan yang didasarkan

konteksnya (Ngalimun, 2014: 36).

Berdasarkan data dari Organization for Economic Cooperation and

(24)

Student Assessment) tahun 2012 kemampuan siswa-siswi Indonesia dalam

bidang membaca, matematika, dan ilmu pengetahuan menempati peringkat

ke 64 dari 65 negara jauh lebih buruk daripada tahun 2009 yang menempati

peringkat 57 (OECD, 2012: 19). Skor ujian membaca yang diperoleh

Indonesia adalah 396 . Paparan di atas menunjukkan bahwa hasil belajar

siswa-siswi Indonesia tetap berada pada level yang rendah. Sejalan dengan

data tersebut, ditemukan fenomena di lapangan, bahwa siswa sekolah dasar

kelas rendah masih kesulitan dalam penguasaan keterampilan membaca dan

menulis permulaan. Oleh karena itu, dengan adanya kesulitan terkait

membaca dan menulis yang dialami oleh siswa, menjadi suatu persoalan

perkembangan pengetahuan dan daya pikir dalam pengembangan potensi

siswa. Hal ini didukung dari data hasil wawancara dan observasi yang

dilakukan pada hari Sabtu, 04 April 2015. Wawancara dan observasi

dilakukan kepada SD yang berada di Gunungkidul yaitu SD Negeri Gelaran

II.

Wawancara guru dan observasi di SD Negeri Gelaran II

mendapatkan hasil anak kelas III SD banyak mengalami kesulitan dalam

kegiatan membaca seperti membaca huruf b dan d, huruf yang tidak terdapat

huruf vokalnya seperti ng dan ny, serta kurang lancarnya atau siswa masih

mengeja dalam membaca sederhana. Siswa kurang memahami bacaan apa

yang telah mereka baca. Peserta didik hanya sekedar membaca tanpa

mengetahui makna atau isi dari bacaan. Siswa dalam kegiatan menulis

(25)

memproduksi atau menuliskan apa yang ada dipikirannya. Anak juga

merasa sulit dalam mengingat huruf abjad. Siswa juga merasa cepat bosan

saat melakukan kegiatan membaca dan menulis karena buku yang mereka

pakai tidak memiliki variasi dalam penyajiannya.

Hasil wawancara dan observasi dari SD tersebut dapat disimpulkan

bahwa salah satu penghambat dalam penguasaan keterampilan membaca

dan menulis tersebut adalah ketersediaan bahan ajar yang menunjang

pembelajaran. Prastowo (2014: 138) menjelaskan bahwa bahan ajar adalah

segala bahan (baik itu informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara

sistematis yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan

dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan

tujuan untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

Bahan ajar memiliki fungsi penting tidak hanya untuk peserta didik namun

juga untuk pendidik sendiri. Salah satu fungsi bahan ajar untuk peserta didik

adalah siswa dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman yang lain.

Fungsi bagi pendidik salah satunya ialah meningkatkan proses pembelajaran

menjadi lebih efektif dan interaktif.

Bahan ajar dapat dibedakan menurut bentuk bahan ajarnya, salah

satunya adalah bahan ajar cetak. Bahan ajar cetak yang digunakan di

sekolah dasar berbentuk buku. Buku ajar menurut Prastowo (2014: 244)

adalah buku berisi ilmu pengetahuan yang diturunkan dari kompetensi

dasar, yang tertuang dalam kurikulum dan digunakan oleh siswa untuk

(26)

memudahkan pendidik menyampaikan materi pembelajaran dan memberi

kesempatan untuk siswa agar mampu mengulangi pelajaran atau

mempelajari pelajaran baru.

Berdasarkan paparan di atas dan hasil wawancara serta observasi SD

tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru membutuhkan suatu buku tambahan

latihan dalam pembelajarannya. Buku tambahan latihan disini dimaksudkan

untuk melatih penguasaan keterampilan membaca dan menulis dengan

menyajikannya dalam bentuk yang sesuai dengan tahap perkembangan

bahasa anak dan bervariatif. Oleh karena itu,untuk mendapatkan buku yang

sesuai, peneliti mengembangkan buku yang mencakup kebutuhan guru dan

siswa membaca menulis permulaan dengan judul “Pengembangan Buku

Suplemen Muatan Pelajaran bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas III

Semester I SD Negeri Gelaran II”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan

permasalahan sebagai berikut.

1.2.1 Bagaimana mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca

dan menulis dalam muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa

kelas III semester 1 SD Negeri Gelaran II?

1.2.2 Bagaimana kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan

menulis dalam muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas

(27)

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1.3.1 Untuk mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca dan

menulis dalam muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas

III semester 1 SD Negeri Gelaran II.

1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas buku suplemen keterampilan

membaca dan menulis dalam muatan pelajaran bahasa Indonesia

untuk siswa kelas III semester 1 SD Negeri Gelaran II.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1.4.1 Bagi Mahasiswa

Penelitian pengembangan ini memberikan pengalaman dan

pengetahuan baru tentang pengembangan buku suplemen

keterampilan membaca dan menulis muatan pelajaran bahasa

Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 Sekolah Dasar.

1.4.2 Bagi Guru

Penelitian pengembangan ini dapat dijadikan sebagai salah satu

alternatif latihan keterampilan membaca dan menulis muatan

pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 Sekolah

(28)

1.4.3 Bagi Siswa

Buku suplemen ini membantu siswa kelas III sekolah dasar dalam

melakukan pembelajaran membaca dan menulis bahasa Indonesia

untuk siswa kelas III semester 1 sekolah dasar.

1.4.4 Bagi Sekolah

Sebagai tambahan referensi bagi sekolah dalam mengembangkan

bahan ajar muatan pelajaran membaca dan menulis bahasa Indonesia

untuk siswa kelas III semester 1 sekolah dasar.

1.4.5 Bagi Prodi PGSD

Penelitian pengembangan ini dapat menambah pustaka prodi PGSD

Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan buku

suplemen muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas III

semester 1 sekolah dasar.

1.5Batasan Istilah

1.5.1 Membaca dan menulis pada muatan pelajaran bahasa Indonesia SD

kelas rendah adalah pembelajaran membaca menulis sederhana yang

memberi bekal pengetahuan dan keterampilan kepada siswa untuk

menguasai teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik

serta dapat menuliskannya dengan baik dan benar.

1.5.2 Buku suplemen muatan pelajaran bahasa Indonesia adalah buku

(29)

digunakan guru dan siswa serta berisikan latihan –latihan keterampilan membaca dan menulis.

1.6Spesifikasi Produk

1.6.1 Buku suplemen mengandung komponen kata pengantar, kemampuan

yang akan dicapai (KD baru hasil analisis KBK dan Panduan KTSP),

indikator, petunjuk umum, kegiatan belajar (berupa Lembar Kerja

Siswa (LKS)), refleksi, dan review.

1.6.2 Buku suplemen disusun dengan memperhatikan perkembangan

bahasa anak (konkrit, menarik, dan dari yang sederhana ke yang

kompleks).

1.6.3 Buku suplemen bersifat kontekstual (mengaitkan dengan lingkungan

sekitar anak).

1.6.4 Buku suplemen disusun sesuai dengan EYD (pola kalimat, tanda

baca, dan penggunaan huruf kapital).

1.6.5 Buku suplemen dilengkapi dengan CD pembelajaran yang

membantu siswa dalam kegiatan membaca sederhana dengan

memperhatikan tanda baca yang ada di dalam bacaan.

1.6.6 Buku suplemen berisi kegiatan siswa yang variatif (kegiatan

menyimak, berbicara, menyalin, mengurutkan, melengkapi kalimat,

(30)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab II akan dibahas tentang kajian pustaka mengenai

karakteristik perkembangan anak SD kelas rendah, perkembangan bahasa

anak SD kelas rendah, karakteristik pembelajaran bahasa Indonesia SD

kelas rendah, dan buku suplemen. Bab II ini juga membahas mengenai

penelitian yang relevan dengan pengembangan buku suplemen, kerangka

berpikir dalam pengembangan buku suplemen, dan pertanyaan dalam

pengembangan penelitian.

2.1Kajian Teori

2.1.1 Karakteristik Perkembangan Anak SD Kelas Rendah

2.1.1.1Ciri Khas Anak Sekolah Dasar

Pada tahap sekolah dasar anak diharapkan menguasai beberapa

keterampilan yang dibutuhkan untuk persiapan anak menuju kehidupan di

masa dewasa nanti. Iskandarwassid (2008 : 140) menjelaskan bahwa

keterampilan yang harus dimiliki anak usia sekolah dasar sebagai berikut :

a. Keterampilan membantu diri sendiri. Pada masa ini anak mampu

membantu dirinya sendiri dan memecahkan masalahnya sendiri untuk

dapat berintegrasi dengan lingkungannya.

b. Keterampilan sosial. Pada tahap ini anak mampu bersosialisasi baik

dengan teman sebaya maupun orang yang lebih tua/muda darinya.

c. Keterampilan sekolah. Anak pada masa ini mampu untuk bersekolah,

(31)

d. Keterampilan bermain. Pada usia anak sekolah dasar, anak – anak mampu bermain mainan untuk usia mereka.

Usia sekolah dasar disebut juga masa intelektual. Keterbukaan dan

keinginan anak untuk mendapat pengetahuan dan pengalaman menjadi ciri

khas masa tersebut. Beberapa ciri khas anak –anak pada usia ini ialah sebagai berikut (Purwanti, 2015: 2) :

1. Keadaan jasmani tumbuh sejalan dengan prestasi sekolah.

2. Sikap tunduk kepada peratuan permainan yang tradisional.

3. Ada kecenderungan suka memuji diri sendiri.

4. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain.

5. Bila tidak dapat menyelesaikan suatu soal maka soal tersebut dianggap

tidak penting.

6. Anak menghendaki nilai yang baik.

7. Minat kepada kehidupan praktis sehari – hari. 8. Realistis dan ingin tahu.

2.1.1.2Segi Perkembangan Anak Sekolah Dasar

Segi perkembangan anak sekolah dasar terbagi atas dua

(Iskandarwassid, 2008: 144) yaitu, perkembangan fisik dan pertumbuhan

serta perkembangan kognitif.

a. Perkembangan Fisik

(32)

mempengaruhi tinggi dan berat badan. Secara umum perkembangan

fisik berjalan sejajar dengan perkembangan mental.

1. Perkembangan emosi

Anak usia sekolah dasar mulai belajar mengungkapkan perasaaannya

dalam perilaku yang dapat diterima secara sosial. Ia tahu pesan yang

harus dilakukan di lingkungan rumah, sekolah dan dikalangan teman

sebaya. Selain itu, melalui permainan dan olahraga anak dimungkinkan

mengeluarkan emosinya secara wajar.

2. Perkembangan mental intelektual

Anak yang mulai masuk sekolah, minat dan pengalamannya bertambah,

sehingga ia lebih dapat memahami orang – orang, benda – benda, dan situasi sekitarnya. Anak sekolah dasar ditinjau dari teori perkembangan

kognitif Piaget memasuki tahap operasional konkrit. Ia belajar

menghubungkan konsep – konsep baru dengan konsep lama. Berdasarkan pengalaman ini, ia membentuk konsep tentang angka,

ruang, waktu, fungsi badan, peran jenis kelamin, moral, dan sebagainya.

3. Perkembangan sosial

Anak sejak masuk sekolah dasar memiliki keinginan untuk menjadi

anggota kelompok dan diterima oleh kelompok sebaya. Hal ini yang

mendorong ia cenderung mengikuti nilai – nilai kelompok. 4. Perkembangan moral

Pada masa ini pengertian anak tentang baik dan buruk, keadilan, menjadi

(33)

pertimbangkan mengenai dampak dari situasi khusus. Anak mulai

memahami bahwa penilaian tentang baik buruk dapat berubah,

tergantung dengan keadaan atau situasi munculnya perilaku itu.

5. Perkembangan kepribadian

Anak membentuk konsep diri yang ideal, pribadi sebagaimana yang ia

cita – citakan bagi dirinya berdasarkan pengalaman yang ia alami. Mula

– mula idealisme ini dibantu menurut pola orang tua, pengajar, dan

tokoh – tokoh lain dalam lingkungan terdekatnya. Dengan meningkatnya usia, orang – orang yang tak dikenal tetapi pernah didengar atau dibaca dapat menjadi inti idealisme.

b. Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif

Pertumbuhan dan perkembangan dapat dikelompokkan atas kognitif,

psikologis, dan fisik. Pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan

perubahan struktur dan fungsi kaakteristik manusia. Perubahan tersebut

terjadi dalam kemajuan yang mantap, yang menuju pada suatu kematangan.

Perubahan ini tidak bersiat umum, melainkan merupakan hasil interaksi

antara potensi bawaan dengan potensi lingkungan sebagaimana

dikemukakan oleh Stern (Iskandarwassid, 2008: 145)

Empat tahap pokok perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh

Jean Piaget (Salkind, 2009: 328) adalah sebagai berikut :

(34)

kembali dan mulai mampu membuat hubungan – hubungan sederhana antara benda – benda yang mempunyai persamaan.

2. Tahap operasional (2 – 7 tahun). Pada tahap ini obyek – obyek dan peristiwa mulai menerima arti secara simbolis. Anak menyadari bahwa

kemampuannya untuk belajar tentang konsep – konsep yang lebih kompleks meningkat bila ia diberi contoh – contoh nyata atau familiar. Dengan contoh tersebut anak memperoleh kriteria yang digunakan untuk

mendefinisikan suatu konsep.

3. Tahap operasional konkrit (7 – 11 tahun).Anak mengatur informasi ke dalam hubungan – hubungan logis dan mendapatkan kemudahan dalam memanipulasi data dalam situasi pemecahan masalah. Operasi demikian

bisa terjadi jika obyek – obyek nyata memang ada, atau pengalaman – pengalaman lampau yang aktual bisa disusun.

4. Tahap operasional formal ( >11 tahun). Tahap ini ditandai dengan

pekembangan kegiatan (operasi) berpikir normal dan abstrak. Individu

mampu menganalisis ide – ide, memahami tentang ruang dan hubungan

– hubungan yang besifat sementara (temporal).

2.1.2 Perkembangan Bahasa Anak SD Kelas Rendah

2.1.2.1Pengertian Perkembangan Bahasa Anak SD Kelas Rendah

Perkembangan bahasa anak ialah suatu rangkaian kesatuan kegiatan

ucapan dari yang sederhana menuju ucapan yang utuh (Slamet, 2014: 7).

(35)

bermakna. Selanjutnya anak akan berkembang dan menghasilkan beberapa

kata yang mulai memiliki makna.

Anak memasuki masa sekolah dasar memiliki penguasaan bahasa

yang beragam. Bahasa lisan menjadi bekal utama dari anak sebelum

memasuki sekolah. Bekal penguasaan bahasa yang telah ada kemudian oleh

guru semakin dikembangkan. Anak dihadapkan dengan pesoalan yang lebih

tinggi dari bahasa lisan yaitu bahasa tulis. Fokus dalam perkembangan anak

usia sekolah dasar ini meningkat dari bahasa lisan ke bahasa tulis. Sehingga,

dengan anak bertambahnya usia menjadi semakin matang dan terampil

berbahasa yang baik dan benar.

2.1.1.2Tahap – Tahap Perkembangan Bahasa Anak

Kemampuan berbahasa anak tidak didapat secara tiba – tiba melainkan melalui tahapan perkembangan bahasa. Slamet (2014: 8)

memaparkan bahwa tahapan perkembangan bahasa anak sebagai berikut :

a. Tahap Pralinguistik (0-12 bulan)

Tahap pralinguistik ini, bunyi – bunyian yang dihasilkan oleh bayi belum memiliki makna. Bayi pada usia 4-7 bulan mengalami masa

ekspansi yang ditandai dengan menghasilkan bunyi bisikan, menggeram,

dan memekik. Selanjutnya memasuki usia 7-12 bulan, anak memasuki

masa connical yang ditandai dengan mengucapkan suku kata dan

(36)

b. Tahap Satu Kata (12-18 bulan)

Tahap ini, anak mulai belajar menggunakan satu kata yang memiliki arti

yang mewakili keseluruhan idenya. Memahami makna bahasa anak pada

tahap ini tidaklah mudah, karena bahasa anak masih terbatas sehingga

belum memungkinkan mengekspresikan ide atau perasaannya secara

lengkap. Selain itu, apa yang diucapkan anak adalah sesuatu yang dapat

menarik perhatiannya saja.

c. Tahap dua kata (18-24 bulan)

Kebanyakan anak pada tahap ini mulai mencapai kombinasi dua kata.

Anak mulai mengenal berbagai makna kata tetapi belum dapat

menggunakan bentuk bahasa yang menunjukkan jumlah, jenis kelamin,

dan waktu terjadinya peristiwa serta belum dapat menggunakan kata

promina.

d. Tahap banyak kata (3-5 tahun)

Anak pada usia ini mempunyai perbendaraan kosakata. Anak sudah

mampu membuat kalimat pertanyaan, pernyataan negatif, kalimat

majemuk, dan berbagai bentuk kalimat. Sebagian besar aturan gramatika

telah dikuasainya dan pola bahasa serta panjang tuturannya semakin

bervariasi. Mereka mampu menggunakan bahasa dalam berbagai cara

untuk berbagai keperluan, termasuk bercanda atau menghibur.

Ross dan Roe (Slamet, 2014: 11) mengatakan bahwa tahapan

(37)

1. Perkiraan umur 0-2 tahun. Tahap perkembangan bahasa fase fonologis,

anak dapat mengucapkan bunyi – bunyi bahasa hingga menyebutkan kata – kata yang sederhana.

2. Perkiraan umur 2-7 tahun. Tahap perkembangan bahasa fase sintaktik,

kemampuan anak menunjukkan kesadaran gramatis, berbicara

menggunakan kalimat.

3. Perkiraan umur 7-11 tahun. Perkembangan bahasa fase semantik,

kemampuan anak dapat membedakan kata sebagai simbol dan konsep

yang terkandung dalam kalimat.

Seiring dengan perkembangan bahasa, berkembang juga penguasaan

anak – anak atas sistem bahasa yang dipelajarinya. Sistem bahasa terdiri dari subsistem fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmantik (Slamet,

2014: 11).

1. Perkembangan Fonologis

Perkembangan fonologis ialah perkembangan pada sistem suara dalam

sebuah bahasa. Contoh kesalahan pengucapan bunyi s, z, dan v.

2. Perkembangan Morfologis

Perkembangan morfologis adalah proses perkembangan afiksasi bahasa

(prefix, sufiks, simulfiks) yang dapat merubah –rubah makna kata. Contohnya kata satu dapat berubah menjadi : bersatu, menyatu,

persatuan. Berdasarkan kerumitan afiksasi, perkembangan morfologis

(38)

a. Anak kelas awal SD telah dapat menggunakan kata berprefiks dan

bersufiks seperti ditipu, tipuan.

b. Anak kelas menengah SD telah dapat menggunakan kata

berimbuhan simulfiks/konfiks sederhana seperti menjauhi,

disatukan.

c. Anak kelas atas SD telah dapat menggunakan kata berimbuhan

konfiks yang sudah kompleks.

3. Perkembangan Sintaksis

Perkembangan sintaksis ialah ketika anak belajar menerapkan aturan

untuk membentuk kalimat sesuai aturan. Sintaksis adalah sistem yang

melibatkan bagaimana kata – kata dikombinasikan sehingga membentuk frasa – frasa dan kalimat yang dapat diterima.

4. Perkembangan Semantik

Keseluruhan proses perkembangan semantik yang dimulai pada tahun

awal sekolah dasar dapat dihubungkan dengan proses kognitif. Pada usia

sekolah dasar dan dewasa, ada dua jenis penambahan makna kata.

Secara horizontal, anak – anak semakin mampu memahami dan dapat menggunakan suatu kata dengan makna yang tepat. Penambahan

vertikal berupa peningkatan jumlah kata – kata yang dapat dipahami dan digunakan dengan tepat (Ngalimun, 2014: 11).

5. Perkembangan Pragmantik

Perkembangan pragmatik adalah perkembangan atau peningkatan

(39)

sehingga memungkinkan anak menjadi komunikator yang lebih efektif.

Anak – anak mulai mengenal adanya berbagai padangan mengenai topik. Mereka dapat mendeskripsikan sesuatu, tetapi deskripsi yang

mereka buat lebih bersifat personal dan tidak mempertimbangkan makna

informasi yang disampaikannya bagi pendengar (Ngalimun, 2014: 11).

2.1.3 Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Rendah

2.1.3.1Pengertian Bahasa

Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat, berupa

lambang bunyi ujaran, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf,

1991:2). Sependapat dengan Keraf, Hurlock (1998: 176) memaparkan

bahwa bahasa mencakup setiap sarana komunikasi dengan menyimbolkan

pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa

adalah alat komunikasi anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi

ujaran. Bahasa juga dapat menggambarkan pikiran dan perasaan kepada

orang lain.

2.1.3.2Tujuan Pembelajaan Bahasa Indonesia Sekolah Dasar

Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar (BSNP,

2006) sebagai berikut :

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

(40)

3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan

kreatif untuk berbagai tujuan.

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa.

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah

budaya dan intelektual manusia Indonesia.

2.1.3.3Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar

Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menurut Zulela (2012: 5) mencakup

komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi

aspek-aspek sebagai berikut:

1. Mendengarkan

2. Berbicara

3. Membaca

4. Menulis

2.1.4 Keterampilan Membaca Menulis Permulaan

2.1.4.1Keterampilan Membaca Permulaan

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan

oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh

(41)

menurut Subaktyo-Nataban (1993: 164) adalah suatu aktivitas yang rumit

atau kompleks karena bergantung pada keterampilan berbahasa pelajar, dan

pada tingkat penalarannya. Sejalan dengan pendapat tersebut, Rahim (2007:

2) menjelaskan bahwa membaca pada hakikatnya ialah suatu yang rumit

yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi

juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.

Membaca merupakan suatu keterampilan untuk meningkatkan daya

nalar seseorang (Susanto, 2013: 90). Membaca permulaan adalah tahapan

proses belajar membaca bagi siswa SD kelas awal/rendah. Penekanan

membaca pada kelas rendah (I,II,III) adalah proses perseptual, yaitu

pengenalan korespondensi rangkaian huruf dengan bunyi – bunyi bahasa (Rahim, 2007: 2). Penguasaan keterampilan membaca khususnya pada kelas

III sekolah dasar dibagi dua yaitu penguasaan keterampilan membaca

nyaring dan membaca dalam hati (Keraf, 1991: 38). Berikut keterampilan

membaca kelas III yang harus dikuasai:

Tabel 2.1 Penguasaan Keterampilan Membaca Kelas III

Membaca nyaring Membaca dalam hati (intensif)

Membaca dengan penuh perasaan, ekspresi.

Mengerti serta memahami bahan bacaan.

2.1.4.2Keterampilan Menulis Permulaan

Keterampilan menulis menurut Byrne (Slamet, 2014: 109) adalah

kemampuan menuangkan buah pikiran dalam bahasa tulis melalui kalimat

yang dirangkai secara utuh, lengkap dan jelas sehingga buah pikiran tersebut

(42)

menjelaskan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan produktif dan

ekspresif (Susanto, 2013: 247). Penulis dalam kegiatan menulis harus

terampil memanfaatkan struktur bahasa dan kosa kata.

Keterampilan menulis tidak datang secara otomatis, tetapi harus

melalui latihan dan praktik yang banyak serta teratur. Hal ini didukung

dengan pendapat Susanto (2013: 249) bahwa menulis merupakan kegiatan

yang sifatnya berkelanjutan sehingga pembelajarannya pun perlu dilakukan

secara berkesinambungan. Menulis merupakan kombinasi antara proses dan

produk. Tujuan menulis dapat dibedakan dalam empat macam yaitu :

a. Tulisan yang bertujuan memberitahukan mengajar, disebut wacana

informatif (informative discourse).

b. Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak para pembaca

akan kebenaran gagasan yang diutarakan, disebut wacana persuasif

(persuasive discourse).

c. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang

mengandung tujuan estetis disebut tulisan literer atau wacana kesastraan

(literacy discourse).

d. Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau

berapi – api disebut wacana ekspresif (expressive discourse).

Pembelajaran menulis khususnya di kelas rendah disebut

pembelajaran menulis permulaan. Pembelajaran menulis permulaan harus

(43)

1. Pengenalan. Guru perlu memperhatikan benar tulisan yang hendak

dikenalkan kepada anak.

2. Menyalin. Kegiatan menyalin dapat dilakukan dengan alternatif sebagai

berikut:

a. Menjiplak

b. Menyalin dari tulisan cetak (lepas) ke tulisan latin tegak

bersambung atau sebaliknya.

c. Menyalin dari huruf kecil menjadi huruf besar pada pertama awal

kalimat.

d. Menyalin dengan cara melengkapi, yakni dengan cara melengkapi

dengan tanda baca dan melengkapi dengan kata.

3. Menulis halus atau indah.

4. Menulis nama.

5. Mengarang sederhana.

2.1.4.3Perbandingan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator

Keterampilan MMP menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi

(KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum 2004 yang biasa dikenal dengan istilah Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK) dikembangkan mengacu pada Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan Peraturan

pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan

Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom. Menurut Depdiknas

(44)

seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan

dan cara pencapainnya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah.

Puskur (Muslich, 2007: 17) memaparkan bahwa KBK merupakan

seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar,

serta pemberdayaan sumber daya pendidikan.

Penyempurnaan dari kurikulum KBK adalah Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) atau kurikulum 2006. Muslich (2007: 17)

memaparkan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan

dilaksankan oleh masing – masing satuan pendidikan/sekolah. Kurikulum ini mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (PP No.19 Tahun 2005 tentang SNP).

Berikut tabel perbandingan standar kompetensi, kompetensi dasar,

dan indikator MMP pada kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan KTSP:

Tabel 2.2 Kompetensi Dasar dan Indikator KBK Kelas III Semester 1

No Kompetensi Dasar

1. Mendengarkan, mengikuti, dan mengingat cerita

2. Bercerita

3. Membaca dalam hati (intensif) 4. Membaca denah

5. Membaca petunjuk

6. Membaca bersuara (nyaring) 7. Menerapkan EYD dalam menulis. 8. Menulis dari pikiran sendiri. 9. Membaca intensif

10. Membaca dan memprediksi isi teks 11. Membaca bersuara (nyaring)

(45)

Tabel 2.3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar KTSP Kelas III

Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Membaca

1. Memahami teks dengan membaca nyaring, membaca intensif, dan membaca dongeng

1.1 Membaca nyaring teks (20-25 kalimat) dengan lafal dan intonasi yang tepat. 1.2 Menjelaskan isi teks (100- 150 kata)

melalui membaca intensif.

1.3 Menceritakan isi dongeng yang dibaca. Menulis

2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk paragraf dan puisi

2.1 Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan.

2.2 Melengkapi puisi anak berdasarkan gambar.

Berikut adalah rumusan standar kompetensi, kompetensi dasar dan

indikator hasil komparasi dan analisis KBK dan KTSP kelas III semester 1.

Tabel 2.4 SK – KD dan Indikator Hasil Komparasi dan Analisis KBK dan KTSP Kelas III Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

1. Membaca nyaring

(46)

yang jelas.

7. Membaca nyaring teks sekolahku 20-25 kalimat dengan lafal dan intonasi

1. Membaca intensif 100-150 kata teks cerita peristiwa alam.

2. Menjelaskan isi teks cerita peristiwa alam 100-150 kata dari membaca intensif. 3. Membaca intensif

100-150 kata cerita merawat 5. Membaca intensif

100-150 kata cerita merawat lingkungan sekitar. 6. Menjelaskan isi teks

cerita merawat lingkungan 100-150 kata dari membaca intensif.

1. Membaca intensif cerita rakyat.

2. Menceritakan isi cerita rakyat yang mengandung

1. Membaca secara intensif dari teks yang terdiri atas 2-3 paragraf.

2. Menuliskan kembali dengan tegak bersambung rangkuman isi dongeng/cerita rakyat dengan cara membaca intensif.

3. Membaca teks cerita. 4. Menuliskan ringkasan

(47)

3. Menjawab pertanyaan bentuk tulisan tegak bersambung.

6. Membaca petunjuk

1. Menjelaskan urutan petunjuk minum obat dalam bentuk tulisan tegak bersambung. barang tertentu dalam bentuk tulisan tegak bersambung.

4. Menjawab pertanyaan berdasarkan petunjuk yang telah dibaca. 5. Menulis kembali dengan

tegak bersambung petunjuk yang telah dibaca.

6. Merancang petunjuk penggunaan barang tertentu dalam tulisan tegak bersambung. 7. Membaca

bersuara (nyaring)

1. Membaca beragam teks dengan intonasi yang sesuai dengan isi teks cerita.

2. Membaca teks cerita dengan suara lantang, keras dan jelas.

3. Membaca teks cerita dengan memperhatikan ejaan (tanda baca). 4. Membaca teks cerita

dengan lancar dengan ejaan yang tepat.

5. Membaca teks cerita dengan artikulasi yang jelas.

(48)

memperhatikan

penggunaan lafal dan intonasi yang sesuai.

sebagai huruf pertama nama orang.

5. Memberi tanda titik untuk memisahkan angka ribuan.

6. Memberi tanda titik untuk memisahkan jam, menit, detik yang menunjukkan waktu. 7. Memberi tanda titik

untuk memisahkan jam, menit, detik yang menunjukkan jangka waktu.

8. Memberi tanda koma pada unsur-unsur dalam perincian atau pembilangan.

9. Memberi tanda koma untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat.

10. Memberi tanda hubung untuk menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris.

11. Memberi tanda hubung pada unsur-unsur kata ulang.

12. Menggunakan kata hubung untuk menggabungkan dua anak kalimat.

13. Menulis kalimat dengan pola spok.

10. Menceritakan pengalaman

(49)

pribadi. lepas.

2. Menuliskan pengalaman pribadi dengan tulisan tegak bersambung.

pengalaman pribadi dari membaca intensif.

1. Menulis paragraf dengan tegak bersambung berdasarkan informasi dari kegiatan menyimak informasi yang telah dibacakan guru dengan memperhatikan

penggunaan ejaan. 2. Menulis dengan tegak

bersambung langkah-langkah satu kegiatan berdasarkan gambar yang telah disediakan dengan memperhatikan penggunaan ejaan. 3. Menulis kembali dengan

tegak bersambung urutan langkah-langkah cara menelepon yang sopan dan santun dengan memperhatikan

penggunaan ejaan. 4. Menuliskan kembali

(50)

katanya sendiri

Bahan ajar menurut National Center for Vocational Education

Research Ltd (Prastowo, 2014:138) adalah segala bentuk bahan yang

digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan

proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud dapat berupa bahan

tertulis maupun bahan tak tertulis. Bahan ajar pada dasarnya merupakan

segala bahan (baik itu informasi, alat maupun teks) yang disusun secara

sistematis yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan

dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran.

Fungsi bahan ajar bagi pendidik antara lain sebagai berikut :

a. Menghemat waktu dalam mengajar.

b. Mengubah peran pendidik dari pengajar menjadi fasilitator.

c. Meningkatkan proses pembelajaran.

d. Pedoman bagi pendidik untuk mengarahkan aktivitas pembelajaran.

Fungsi bahan ajar untuk peserta didik sebagai berikut:

(51)

b. Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing – masing.

c. Membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar/mahasiswa yang

mandiri.

d. Sebagai pedoman belajar bagi peserta didik.

Bahan ajar salah satunya dapat dibedakan menurut bentuknya. Dari

segi bentuknya, bahan ajar dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu:

1. Bahan cetak (printed) adalah sejumlah bahan ajar yang disiapkan dalam

kertas yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau

penyampaian informasi.

2. Bahan ajar dengar (audio).

3. Bahan ajar pandang dengar (audiovisual).

4. Bahan ajar interaktif.

2.1.5.2Buku sebagai Bahan Ajar

Buku adalah kumpulan kertas berisi informasi, tercetak, disusun

secara sistematis, dijilid, serta bagian luarnya diberi pelindung terbuat dari

kertas tebal, karton atau bahan lain (Sitepu, 2012: 13). Sependapat dengan

penjelasan sebelumnya, Prastowo (2014: 244) memaparkan bahwa buku ajar

merupakan buku berisi ilmu pengetahuan yang diturunkan dari kompetensi

dasar yang tertuang dalam kurikulum, dimana buku tersebut digunakan oleh

siswa untuk belajar. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka buku ajar

(52)

pengetahuan yang didapat dari kompetensi dasar pada kurikulum, dan

digunakan oleh siswa untuk belajar.

Buku ajar memiliki fungsi, dan tujuan. Buku ajar memiliki lima

fungsi yaitu buku ajar sebagai referensi, buku ajar sebagai bahan evaluasi,

sebagai alat bantu pendidikan dalam melaksanakan kurikulum, sebagai salah

satu penentu metode atau teknik pengajaran, dan sebagai sarana untuk

peningkatan karier serta jabatan. Adapun tujuan dari buku ajar adalah

memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi, memberi kesempatan

kepada siswa untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru,

dan menyediakan materi pelajaran yang menarik (Prastowo, 2014: 244-245).

Sitepu (2012: 14) membagi jenis buku berdasarkan si, pembaca

sasaran, tampilan, dan peruntukannya. Dilihat dari kebenaran isinya maka

buku dibagi menjadi buku fiksi, nonfiksi, dan buku fiksi ilmu pengetahuan.

Berdasarkan sasaran pembacanya dibedakan menjadi buku anak – anak, buku remaja, dan buku orang dewasa. Menurut tampilan fisiknya

dikategorikan menjadi buku teks, buku bergambar, dan buku gambar.

Berdasar kepentingan pendidikan dibedakan menjadi buku pelajaran dan

buku bacaan.

Menurut keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan

Menengah No. 262/C/Kep/R.1992 (Sitepu, 2012: 16) membedakan buku

menjadi empat macam, yaitu:

a. Buku pelajaran pokok.

(53)

c. Buku bacaan.

d. Buku sumber.

Sejalan dengan hal tersebut, kategorisasi buku menurut Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008 (Sitepu, 2012: 17)

adalah sebagai berikut:

a. Buku teks pelajaran.

b. Buku panduan guru.

c. Buku pengayaan

d. Buku referensi.

Berdasarkan uraian di atas maka buku suplemen yang dikembangkan

oleh peneliti termasuk pada buku pelajaran pelengkap atau buku pengayaan.

Buku suplemen untuk siswa kelas III sekolah dasar ini memuat materi yang

dapat memperkaya buku teks pendidikan dasar atau sebagai buku yang

memuat informasi tentang pokok bahasan tertentu yang ada dalam

kurikulum secara lebih luas dan lebih dalam.

2.1.5.3Model Pengembangan Bahan Ajar

Model pengembangan yang digunakan dalam mengembangkan

bahan ajar buku suplemen pada penelitian ini adalah model pengembangan

menurut Kemp. Pengembangan perangkat menurut Kemp (Trianto,

2009:179) merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Pengembangan

perangkat model ini memberikan kesempatan untuk dapat memulai dari

(54)

langsung dengan aktivitas revisi. Berikut gambar siklus pengembangan

perangkat model Kemp.

Gambar 2.1 Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp

Unsur – unsur pengembang perangkat pembelajaran menurut model Kemp, meliputi:

a. Identifikasi masalah pembelajaran.

Tahap identifikasi masalah pembelajaran memiliki tujuan untuk

mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum

yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan baik yang

menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang

(55)

b. Analisis siswa

Tahap analisis siswa ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal

dan karakteristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman

baik individu maupun kelompok.

c. Analisis tugas

Analisis tugas atau tujuan ialah analisis isi pelajaran, konsep,

pemrosesan informasi yang digunakan untuk memudahkan pemahaman

atau penguasaan tentang tugas – tugas belajar dan tujuan pembelajaran. d. Merumuskan indikator

Perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan

identifikasi tingkah laku awal siswa, tentang pernyataan – pernyataan apa yang dapat dilakukan siswa setelah selesai melakukan pembelajaran.

e. Penyususnan instrumen evaluasi

Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur

ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah

berlangsungnya proses pembelajaran yang didasarkan pada jumlah soal

yang dijawab secara benar.

f. Strategi pembelajaran.

Tahap strategi pembelajaran disusun berdasarkan tujuan khusus yang

akan dicapai. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi pemilihan

model, pendekatan dan metode, pemilihan format yang dipandang

mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan

(56)

g. Pemilihan media atau sumber belajar

Pemilihan media dan sumber belajar disesuaikan dengan tuntutan tujuan

pembelajaran yang terdapat rencana pelajaran dan lembar kerja siswa.

h. Pelayanan pendukung

Layanan pendukung diperlukan selama proses pengembangan. Layanan

pendukung dapat berupa kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata

usaha, dan tenaga – tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perpustakaan.

i. Evaluasi formatif

Evaluasi formatif berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar

atau tim pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam

mencapai berbagai sasaran. Penilaian formatif dilaksanakan selama

pengembangan dan uji coba.

j. Evaluasi sumatif.

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan – tujuan utama pada akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil

ujian akhir unit, dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.

k. Revisi perangkat pembelajaran.

Kegiatan revisi memiliki fungsi untuk mengevaluasi dan memperbaiki

rancangan yang dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dan

penilaian yang diperoleh dari kegiatan validasi perangkat pembelajaran

(57)

lebih pada tujuan kebenaran dan kesesuaian isi pada saat

menerapkannya sebagai perangkat pembelajaran di sekolah.

2.2Penelitian yang Relevan

Penelitian pengembangan buku suplemen muatan pelajaran bahasa

Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 merupakan hal yang baru

sehingga sedikit yang dapat digunakan sebagai sumber penelitian yang

relevan. Berikut ini tiga penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian

pengembangan buku suplemen.

Retno Purnama Irawati dan Zaim Elmubarok (2013) meneliti tentang

“ Pengembangan Buku Ajar Bahasa Indonesia Tematik Berkarakter Bagi

Siswa SD Melalui Sastra Anak.” Penelitian ini menggunakan jenis

penelitian R&D (Research and Development). Pengumpulan data dilakukan

dengan teknik kuesioner, dengan menggunakan model pertanyaan

kombinasi terbuka dan tertutup, serta wawancara bebas dari siswa dan guru.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan perhitungan statistik

deskriptif. Jawaban dari pertanyaan tersebut dianalisis secara kualitatif.

Hasil pembahasan dari penelitian dan pengembangan tersebut, sebanyak 85

orang (91%) guru menginginkan adanya pengembangan buku bahasa

Indonesia agar lebih lengkap sehingga memudahkan guru dalam mengajar.

Sebanyak 79 orang (85%) guru berpendapat bahwa buku ajar bahasa

Indonesia yang ada pada saat ini belum membantu dalam mengajarkan

(58)

Kedua, penelitian pengembangan yang berjudul “Pengembangan

Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan Lokal Kota Tangerang” yang

dilakukan oleh Annisah Aynun Najid (2015). Pengumpulan data dilakukan

dengan analisis kebutuhan yang terdiri dari analisis kebutuhan buku

suplemen kimia SMA, analisis kearifan lokal, dan analisis indikator buku

suplemen. Analisis kebutuhan buku suplemen kimia SMA melalui

pengamatan dan wawancara langsung. Analis kearifan lokal menggunakan

dua cara yaitu menggunakan studi literatur dan studi langsung. Selain itu,

analisis indikator buku suplemen dilakukan dengan menentukan indikator

berdasarkan aspek kompetensi kearifan lokal, penentuan indikator juga

disesuaikan dengan materi dan KD kimia SMA. Analisis data dilakukan

dengan penialaian melalui angket dan dianalisis ke dalam data kuantitatif.

Berdasarkan hasil pengolahan data buku suplemen berbasis kearifan lokal

Kota Tangerang memiliki skor total akhir sebesar 80,24 yang bermakna

bahwa buku ini temasuk kedalam kategori layak dengan predikat baik.

Penelitian relevan selanjutnya berjudul “Pengembangan Video

Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III Semester II

Tahun Pelajaran 2012/2013 di SD Negeri 1 Bondalem Kecamatan Tejakula

Kabupaten Buleleng” yang dikembangkan oleh Ketut Sucuningsih, Desak

Putu Parmiti, I. Kadek Suartama (2012). Model pengembangan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan Hannafin dan

Peck yang melibatkan tiga tahap yaitu tahap analisis kebutuhan, tahap

Gambar

Gambar 3.1  Langkah Pengembangan Buku Suplemen .......................................
Tabel 2.1 Penguasaan Keterampilan Membaca Kelas III
Tabel 2.2 Kompetensi Dasar dan Indikator KBK Kelas III Semester 1
Tabel 2.4 SK – KD dan Indikator Hasil Komparasi dan Analisis KBK dan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tafsiran Ayat Berdasarkan terjemahan surat di atas dapat penulis pahami bahwa Allah SWT memerintahkan seluruh manusia agar beriman kepada hamba-Nya dan

mengenai seberapa jauh Brand Awareness perempuan di kota Solo terhadap produk The Body Shop , serta data yang diperoleh secara langsung dari informan..

Kecamatan Tanjung Raya merupakan daerah basis pengembangan ternak sapi potong di Kabupaten Agam dan daya dukung pakan yang ada sangat menunjang untuk pengembangan usaha sapi potong

[r]

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Undang-undang ( statute approach) dilakukan dengan menelaah semua Undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut

Dalam kaitannya dengan tradisi ziarah di makam R.Ng.Yosodipuro I adalah bahwa aktor (dalam penelitian ini adalah masyarakat yang melakukan tradisi ziarah tersebut

Bahan baku dan modal kerja atau dana tidak dihitung karena sudah dalam keadaan efisien. Hal ini dikarenakan dalam sistem produksi, jika ada produk gagal,

Based on the above information, an experi- ment was conducted to study the bioconversion of the nutrient and HCN content of cassava leaves under different boiling