• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori

2.1.5 Bahan Ajar

2.1.5.1Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar menurut National Center for Vocational Education

Research Ltd (Prastowo, 2014:138) adalah segala bentuk bahan yang

digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud dapat berupa bahan tertulis maupun bahan tak tertulis. Bahan ajar pada dasarnya merupakan segala bahan (baik itu informasi, alat maupun teks) yang disusun secara sistematis yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran.

Fungsi bahan ajar bagi pendidik antara lain sebagai berikut : a. Menghemat waktu dalam mengajar.

b. Mengubah peran pendidik dari pengajar menjadi fasilitator. c. Meningkatkan proses pembelajaran.

d. Pedoman bagi pendidik untuk mengarahkan aktivitas pembelajaran. Fungsi bahan ajar untuk peserta didik sebagai berikut:

b. Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing – masing.

c. Membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar/mahasiswa yang mandiri.

d. Sebagai pedoman belajar bagi peserta didik.

Bahan ajar salah satunya dapat dibedakan menurut bentuknya. Dari segi bentuknya, bahan ajar dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu: 1. Bahan cetak (printed) adalah sejumlah bahan ajar yang disiapkan dalam

kertas yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi.

2. Bahan ajar dengar (audio).

3. Bahan ajar pandang dengar (audiovisual). 4. Bahan ajar interaktif.

2.1.5.2Buku sebagai Bahan Ajar

Buku adalah kumpulan kertas berisi informasi, tercetak, disusun secara sistematis, dijilid, serta bagian luarnya diberi pelindung terbuat dari kertas tebal, karton atau bahan lain (Sitepu, 2012: 13). Sependapat dengan penjelasan sebelumnya, Prastowo (2014: 244) memaparkan bahwa buku ajar merupakan buku berisi ilmu pengetahuan yang diturunkan dari kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum, dimana buku tersebut digunakan oleh siswa untuk belajar. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka buku ajar ialah informasi yang tercetak, disusun sistematis, didalamnya berisi ilmu

pengetahuan yang didapat dari kompetensi dasar pada kurikulum, dan digunakan oleh siswa untuk belajar.

Buku ajar memiliki fungsi, dan tujuan. Buku ajar memiliki lima fungsi yaitu buku ajar sebagai referensi, buku ajar sebagai bahan evaluasi, sebagai alat bantu pendidikan dalam melaksanakan kurikulum, sebagai salah satu penentu metode atau teknik pengajaran, dan sebagai sarana untuk peningkatan karier serta jabatan. Adapun tujuan dari buku ajar adalah memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi, memberi kesempatan kepada siswa untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru, dan menyediakan materi pelajaran yang menarik (Prastowo, 2014: 244-245).

Sitepu (2012: 14) membagi jenis buku berdasarkan si, pembaca sasaran, tampilan, dan peruntukannya. Dilihat dari kebenaran isinya maka buku dibagi menjadi buku fiksi, nonfiksi, dan buku fiksi ilmu pengetahuan. Berdasarkan sasaran pembacanya dibedakan menjadi buku anak – anak, buku remaja, dan buku orang dewasa. Menurut tampilan fisiknya dikategorikan menjadi buku teks, buku bergambar, dan buku gambar. Berdasar kepentingan pendidikan dibedakan menjadi buku pelajaran dan buku bacaan.

Menurut keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah No. 262/C/Kep/R.1992 (Sitepu, 2012: 16) membedakan buku menjadi empat macam, yaitu:

a. Buku pelajaran pokok. b. Buku pelajaran pelengkap.

c. Buku bacaan. d. Buku sumber.

Sejalan dengan hal tersebut, kategorisasi buku menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008 (Sitepu, 2012: 17) adalah sebagai berikut:

a. Buku teks pelajaran. b. Buku panduan guru. c. Buku pengayaan d. Buku referensi.

Berdasarkan uraian di atas maka buku suplemen yang dikembangkan oleh peneliti termasuk pada buku pelajaran pelengkap atau buku pengayaan. Buku suplemen untuk siswa kelas III sekolah dasar ini memuat materi yang dapat memperkaya buku teks pendidikan dasar atau sebagai buku yang memuat informasi tentang pokok bahasan tertentu yang ada dalam kurikulum secara lebih luas dan lebih dalam.

2.1.5.3Model Pengembangan Bahan Ajar

Model pengembangan yang digunakan dalam mengembangkan bahan ajar buku suplemen pada penelitian ini adalah model pengembangan menurut Kemp. Pengembangan perangkat menurut Kemp (Trianto, 2009:179) merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Pengembangan perangkat model ini memberikan kesempatan untuk dapat memulai dari komponen manapun. Tiap – tiap langkah pengembangan berhubungan

langsung dengan aktivitas revisi. Berikut gambar siklus pengembangan perangkat model Kemp.

Gambar 2.1 Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp Unsur – unsur pengembang perangkat pembelajaran menurut model Kemp, meliputi:

a. Identifikasi masalah pembelajaran.

Tahap identifikasi masalah pembelajaran memiliki tujuan untuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai pembelajaran.

b. Analisis siswa

Tahap analisis siswa ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu maupun kelompok.

c. Analisis tugas

Analisis tugas atau tujuan ialah analisis isi pelajaran, konsep, pemrosesan informasi yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penguasaan tentang tugas – tugas belajar dan tujuan pembelajaran. d. Merumuskan indikator

Perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan identifikasi tingkah laku awal siswa, tentang pernyataan – pernyataan apa yang dapat dilakukan siswa setelah selesai melakukan pembelajaran. e. Penyususnan instrumen evaluasi

Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran yang didasarkan pada jumlah soal yang dijawab secara benar.

f. Strategi pembelajaran.

Tahap strategi pembelajaran disusun berdasarkan tujuan khusus yang akan dicapai. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi pemilihan model, pendekatan dan metode, pemilihan format yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.

g. Pemilihan media atau sumber belajar

Pemilihan media dan sumber belajar disesuaikan dengan tuntutan tujuan pembelajaran yang terdapat rencana pelajaran dan lembar kerja siswa. h. Pelayanan pendukung

Layanan pendukung diperlukan selama proses pengembangan. Layanan pendukung dapat berupa kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga – tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perpustakaan.

i. Evaluasi formatif

Evaluasi formatif berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar atau tim pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam mencapai berbagai sasaran. Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba.

j. Evaluasi sumatif.

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan – tujuan utama pada akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir unit, dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.

k. Revisi perangkat pembelajaran.

Kegiatan revisi memiliki fungsi untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dan penilaian yang diperoleh dari kegiatan validasi perangkat pembelajaran oleh pakar, simulasi terbatas dan uji coba terbatas sehingga validasi ini

lebih pada tujuan kebenaran dan kesesuaian isi pada saat menerapkannya sebagai perangkat pembelajaran di sekolah.

Dokumen terkait