Cahyanti, Lusia Dwi Septy. (2016). Pengembangan buku suplemen muatan
pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas II Semester 1 SD Negeri Boto. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Universitas Sanata Dharma.
Keterampilan membaca dan menulis permulaan merupakan keterampilan dasar yang perlu dikuasai siswa SD kelas rendah sebagai dasar pemerolehan informasi di jenjang selanjutnya. Permasalahan yang terjadi adalah adanya siswa kelas II SD yang masih mengalami kesulitan dalam menguasai keterampilan tersebut dan kurangnya bahan ajar yang menunjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar berupa buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II SD sebagai sarana belajar membaca dan menulis permulaan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research
and Development (R&D). Buku suplemen dikembangkan melalui modifikasi
model pengembangan bahan ajar Dick & Carey dan prosedur penelitian pengembangan Borg and Gall. Langkah-langkah pengembangan yang digunakan peneliti adalah (1) studi pendahuluan, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk awal, (4) uji coba awal atau validasi produk awal, (5) revisi produk, (6) uji coba lapangan, dan (7) revisi produk. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara dan kuesioner. Penelitian dibatasi sampai pada uji coba lapangan terbatas terhadap enam siswa kelas II SD Negeri Boto semester 1 tahun ajaran 2015/2016 dan revisi produk.
Buku suplemen telah divalidasi oleh dua pakar Bahasa Indonesia dengan rerata skor 4,19, dua guru kelas II SD dengan rerata skor 4,37 dan enam siswa kelas II SD dengan rerata skor 4,48. Skor rata-rata yang diperoleh adalah 4,34. Skor tersebut menunjukkan bahwa kualitas buku suplemen muatan pelajaran
Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II SD semester 1 adalah “sangat baik” dilihat
dari aspek (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi kebahasaan, (4) keterampilan, dan (5) metodologi.
▸ Baca selengkapnya: download buku kemajuan kelas sd
(2)Cahyanti, Lusia Dwi Septy. (2016). Developing a supplement book of Indonesian
language subject for second grade at first semester students in SD Negeri Boto. Thesis. Yogyakarta: Elementary Teacher Education Study Program,
Sanata Dharma University.
The beginning reading and writing skill is a basic skill that have to be mastered by the lower grade students in elementary school as a basic to achieve the information for the next grade. The problem is the lower grade students in elementary school still have the difficulty in mastering that skill and there are many lacks of the supported teaching material. The aim of this research was to develop a teaching material as a suplement book of Indonesian language subject for second grade students in elementary school as a medium to practice the beginning reading and writing skill.
The kind of this research was research and development (R&D). The supplement book was developed through the modification of teaching material development model by Dick & Carey and research development procedure by Borg & Gall. The development steps were (1) preliminary study, (2) planning, (3) developing primary form of product, (4) primary product trial implementation (product validation), (5) product revision, (6) product trial implementation, and (7) product revision. The used instruments in this research were interview guidance and questionnare. This research was restricted until the product trial implementation to six second grade and first semester students in SD Negeri Boto of academik year 2015/2016 and product revision.
The supplement book had been validated by two Indonesian language experts with average score 4,19, two teachers of second grade elementary school with average score 4,37, and six students of second grade in elementary school with average score 4,48. The final average score was 4,34 and it was categorized
to be “very good” from this aspects (1) goal and approach, (2) design and
organization, (3) content, (4) skill, and (5) methodology.
▸ Baca selengkapnya: buku bahasa lampung kelas 2 sd semester 2
(3)PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN
MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA
UNTUK SISWA KELAS II SEMESTER I SD NEGERI BOTO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Lusia Dwi Septy Cahyanti NIM: 121134114
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN
MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA
UNTUK SISWA KELAS II SEMESTER I SD NEGERI BOTO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Lusia Dwi Septy Cahyanti NIM: 121134114
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada
:
1.
Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberikan limpahan
karunia, berkat, rahmat, dan pertolongan dalam segala
kondisiku.////////
2.
Kedua orang tuaku tercinta, Yustinus Sumarji dan Agnes
Pangestuti yang tak pernah lelah dalam mencurahkan kasih sayang,
mendampingi, mendukung, dan memberikan motivasi sepanjang
perjalanan hidupku.
3.
Kakakku tersayang, Albertus Purwa Andika Kurniawan yang
senantiasa memberikan dukungan demi terselesainya skripsi ini.
4.
Semua teman dan sahabatku yang tidak dapat kusebutkan satu per
satu atas segala penghiburan, bantuan, dan perhatian yang telah
diberikan padaku.
5.
Semua pihak yang turut serta dalam membantu terselesaikannya
skripsi ini.
v
MOTTO
Dalam hidup ini kita tidak dapat selalu melakukan hal besar.
Tetapi, kita dapat melakukan banyak hal kecil dengan cinta
yang besar
.
(
(
Mother Teresa
)
Everything will be okay in the end.... If it
’
s not okay, it
’
s
not the end...
(
(
John Lennon
)
Tidak ada kata menyerah sebelum mencoba dan
berusaha
!
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Januari 2016
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:
Nama : Lusia Dwi Septy Cahyanti Nomor Mahasiswa : 121134114
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA KELAS II SEMESTER I SD NEGERI BOTO
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 18 Januari 2016 Yang menyatakan,
viii
ABSTRAK
Cahyanti, Lusia Dwi Septy. (2016). Pengembangan buku suplemen muatan
pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas II Semester 1 SD Negeri Boto. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Universitas Sanata Dharma.
Keterampilan membaca dan menulis permulaan merupakan keterampilan dasar yang perlu dikuasai siswa SD kelas rendah sebagai dasar pemerolehan informasi di jenjang selanjutnya. Permasalahan yang terjadi adalah adanya siswa kelas II SD yang masih mengalami kesulitan dalam menguasai keterampilan tersebut dan kurangnya bahan ajar yang menunjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar berupa buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II SD sebagai sarana belajar membaca dan menulis permulaan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research
and Development (R&D). Buku suplemen dikembangkan melalui modifikasi
model pengembangan bahan ajar Dick & Carey dan prosedur penelitian pengembangan Borg and Gall. Langkah-langkah pengembangan yang digunakan peneliti adalah (1) studi pendahuluan, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk awal, (4) uji coba awal atau validasi produk awal, (5) revisi produk, (6) uji coba lapangan, dan (7) revisi produk. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara dan kuesioner. Penelitian dibatasi sampai pada uji coba lapangan terbatas terhadap enam siswa kelas II SD Negeri Boto semester 1 tahun ajaran 2015/2016 dan revisi produk.
Buku suplemen telah divalidasi oleh dua pakar Bahasa Indonesia dengan rerata skor 4,19, dua guru kelas II SD dengan rerata skor 4,37 dan enam siswa kelas II SD dengan rerata skor 4,48. Skor rata-rata yang diperoleh adalah 4,34. Skor tersebut menunjukkan bahwa kualitas buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II SD semester 1 adalah “sangat baik” dilihat dari aspek (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi kebahasaan, (4) keterampilan, dan (5) metodologi.
ix
ABSTRACT
Cahyanti, Lusia Dwi Septy. (2016). Developing a supplement book of Indonesian
language subject for second grade at first semester students in SD Negeri Boto. Thesis. Yogyakarta: Elementary Teacher Education Study Program,
Sanata Dharma University.
The beginning reading and writing skill is a basic skill that have to be mastered by the lower grade students in elementary school as a basic to achieve the information for the next grade. The problem is the lower grade students in elementary school still have the difficulty in mastering that skill and there are many lacks of the supported teaching material. The aim of this research was to develop a teaching material as a suplement book of Indonesian language subject for second grade students in elementary school as a medium to practice the beginning reading and writing skill.
The kind of this research was research and development (R&D). The supplement book was developed through the modification of teaching material development model by Dick & Carey and research development procedure by Borg & Gall. The development steps were (1) preliminary study, (2) planning, (3) developing primary form of product, (4) primary product trial implementation (product validation), (5) product revision, (6) product trial implementation, and (7) product revision. The used instruments in this research were interview guidance and questionnare. This research was restricted until the product trial implementation to six second grade and first semester students in SD Negeri Boto of academik year 2015/2016 and product revision.
The supplement book had been validated by two Indonesian language experts with average score 4,19, two teachers of second grade elementary school with average score 4,37, and six students of second grade in elementary school with average score 4,48. The final average score was 4,34 and it was categorized to be “very good” from this aspects (1) goal and approach, (2) design and organization, (3) content, (4) skill, and (5) methodology.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas II Semester 1 SD Negeri Boto” ini dapat terselesaikan dengan baik. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini terjadi berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku wakil ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Sri Sudaryanti, S.Pd. selaku kepala sekolah SD Negeri Boto yang telah memberikan izin, bantuan, dan dukungan selama peneliti melakukan penelitian di SD tersebut.
7. Fatkhul Kharomah S.M., S.Pd. selaku guru kelas II SD Negeri Boto yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan bimbingan selama proses penelitian dilaksanakan.
xi
9. Eny Dwi Winarti, S.Pd. SD. selaku guru kelas II SD yang telah berkenan membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.
10.Emiliana Arti Susanti, S.Pd. selaku guru kelas II SD yang telah berkenan membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.
11.Siswa kelas II SD Negeri Boto tahun ajaran 2015/2016 yang telah berpartisipasi dalam proses penelitian ini.
12.Kedua orang tuaku, Yustinus sumarji dan Agnes pangestuti yang tidak pernah lelah memberikan doa, dukungan, dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
13.Kakakku, Albertus Purwa Andika Kurniawan yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
14.Teman-teman seperjuangan mahasiswa skripsi payung pengembangan buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia.
15.Semua sahabat dan teman-teman seperjalanan dan seperjuanganku yang selalu memberikan dukungan dan pengalaman selama peneliti berproses selama kuliah.
16.Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan bantuan dan dukungan.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, terutama dalam bidang pendidikan. Terima kasih.
Yogyakarta, 18 Januari 2016 Peneliti
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
1.5 Spesifikasi Produk ... 9
1.6 Definisi Operasional ... 10
BAB II LANDASAN TEORI ... 11
2.1 Kajian Pustaka ... 11
xiii
2.1.2 Tahap Perkembangan Bahasa ... 13
2.1.3 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ... 16
2.1.4 Bahan Ajar ... 22
2.1.5 Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia ... 27
2.2 Penelitian yang Relevan ... 29
2.2.1 Penelitian tentang Buku Suplemen ... 29
2.2.2 Penelitian tentang Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan ... 31
2.3 Kerangka Berpikir ... 34
2.4 Pertanyaan Penelitian ... 36
BAB III METODE PENELITIAN ... 37
3.1 Jenis Penelitian ... 37
3.2 Prosedur Pengembangan ... 39
3.2.1 Studi Pendahuluan ... 41
3.2.2 Perencanaan ... 41
3.2.3 Pengembangan Produk Awal ... 42
3.2.4 Uji Coba Awal (Validasi Produk Awal) ... 42
3.2.5 Revisi Produk ... 43
3.2.6 Uji Coba Lapangan ... 43
3.2.7 Revisi Produk ... 44
3.3 Setting Penelitian ... 44
3.3.1 Subjek Penelitian ... 44
3.3.2 Objek Penelitian ... 44
3.3.3 Lokasi Penelitian ... 45
3.3.4 Waktu Penelitian ... 45
3.4 Uji Validitas Produk ... 46
3.4.1 Uji Validitas Produk oleh Ahli ... 46
3.4.2 Uji Coba Lapangan Terbatas ... 47
3.5 Instrumen Penelitian ... 47
3.5.1 Instrumen Analisis Kebutuhan ... 48
xiv
2.5.3 Instrumen Uji Coba Lapangan Terbatas ... 50
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 51
3.6.1 Wawancara ... 51
3.6.2 Kuesioner ... 52
3.6.3 Observasi ... 52
3.7 Teknik Analisis Data ... 53
3.7.1 Data Kualitatif ... 53
3.7.2 Data Kuantitatif ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57
4.1 Analisis Kebutuhan ... 57
4.1.1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 57
4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 61
4.2 Produksi Buku Suplemen ... 62
4.2.1 Sampul Buku Suplemen ... 67
4.2.2 Isi Buku Suplemen ... 68
4.2.3 Daftar Referensi ... 71
4.2.4 CD Pembelajaran ... 72
4.3 Uji Validitas Buku Suplemen ... 72
4.3.1 Uji Validitas Pakar Bahasa Indonesia dan Revisi Produk ... 72
4.3.2 Uji Validitas Guru Kelas II SD dan Revisi Produk ... 74
4.3.3 Uji Validitas melalui Uji Coba Terbatas dan Revisi Produk ... 76
4.4 Kajian Produk Akhir ... 79
4.4.1 Sampul Buku Suplemen ... 80
4.4.2 Isi Buku Suplemen ... 81
4.4.3 Daftar Referensi ... 83
4.4.4 CD Pembelajaran ... 84
4.5 Pembahasan ... 84
BAB V PENUTUP ... 88
xv
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 89
5.3 Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 91
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 KD Pembelajaran MMP kelas II SD Cawu 1 pada KBK ... 21
Tabel 2.2 SK dan KD Pembelajaran MMP kelas II SD Semester 1 pada KTSP ... 21
Tabel 3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Pengembangan Buku Suplemen ... 45
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan ... 48
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Validasi Ahli ... 49
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Kuesioner Validasi Siswa ... 51
Tabel 3.7 Kategori Skor ... 54
Tabel 3.8 Kategori Kualitas Produk Skor Skala Lima ... 56
Tabel 4.1 SK dan KD Buku Suplemen ... 63
Tabel 4.2 Indikator-Indikator dalam Buku Suplemen ... 63
Tabel 4.3 KD dan Indikator dalam Kegiatan Belajar ... 70
Tabel 4.4 Skor Penilaian oleh Pakar Bahasa Indonesia ... 74
Tabel 4.5 Komentar dan Saran Pakar Bahasa beserta Revisi ... 74
Tabel 4.6 Skor Penilaian oleh Guru Kelas II SD ... 76
Tabel 4.7 Komentar dan Saran Guru Kelas II SD beserta revisi ... 76
Tabel 4.8 Rekap Skor Validasi Siswa Kelas II SD Negeri Boto ... 78
Tabel 4.9 Komentar dan Saran Siswa Kelas II SD Negeri Boto dan Revisi ... 79
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Pengembangan Dick & Carey ... 24 Gambar 2.2 Skema Penelitian yang Relevan ... 33 Gambar 3.1 Prosedur penelitian pengembangan Borg and Gall ... 38 Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan Buku Suplemen
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 95
Lampiran 2 Hasil Validasi Pakar Bahasa Indonesia ... 97
Lampiran 3 Hasil Validasi Guru Kelas II SD ... 103
Lampiran 4 Hasil Validasi Uji Coba Lapangan Terbatas ... 109
Lampiran 5 Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Bahasa Indonesia ... 121
Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Kelas II SD ... 126
Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Validasi Siswa Kelas II SD ... 131
Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Validasi Seluruh Validator ... 132
Lampiran 9 Surat Izin Penelitian ... 133
Lampiran 10 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 134
Lampiran 11 Dokumentasi Uji Coba Lapangan Terbatas ... 135
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah,
(3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) spesifikasi produk, dan (6)
definisi operasional.
1.1Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar merupakan pendidikan dasar
yang penting diberikan pada anak sebagai bekal untuk jenjang pendidikan
selanjutnya. Pendidikan jenjang SD tersebut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
kelas rendah (kelas I, II, III) serta kelas atas (kelas IV, V, VI). Pada jenjang SD
terutama sejak SD kelas rendah, salah satu keterampilan yang perlu dikuasai anak
adalah keterampilan berbahasa (Depdiknas, 2009: 1). Bahasa merupakan alat
komunikasi yang penting dan efektif bagi manusia dalam mengekspresikan diri
dan berinteraksi dengan orang lain (Djamarah, 2011: 46). Berdasarkan hal
tersebut, keterampilan berbahasa perlu dipelajari dan dikembangkan dengan baik
agar seseorang dapat berkomunikasi dan mengekspresikan diri dengan baik.
Pada pendidikan di Indonesia, keterampilan berbahasa diajarkan melalui
mata pelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
Indonesia perlu diajarkan kepada anak sejak berada di jenjang pendidikan dasar.
Melalui pembelajaran di jenjang pendidikan dasar, siswa diharapkan dapat
memiliki keterampilan berbahasa Indonesia yang baik sebagai landasan untuk
Indonesia SD adalah (1) agar siswa dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien
sesuai etika yang berlaku, (2) menghargai dan bangga dengan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan, (3) menggunakan bahasa Indonesia dengan tepat dan
efektif, (4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, emosional, dan sosial, (5) meningkatkan dan memanfaatkan karya
sastra untuk memperluas wawasan dan budi pekerti, serta (6) menghargai sastra
Indonesia sebagai khasanah budaya (Zulela, 2012: 4-5). Selain tujuan tersebut,
mata pelajaran Bahasa Indonesia sangat penting untuk diajarkan karena berperan
untuk melatih keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
sehingga siswa dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia secara lisan
dan tertulis (Susanto, 2013: 245).
Keterampilan berbahasa yang perlu diajarkan dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia terdiri dari empat komponen yaitu keterampilan menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis (Depdiknas, 2009: 3). Keempat keterampilan
berbahasa tersebut saling berhubungan satu sama lain dan diperoleh secara teratur
dan berurutan sesuai tahap perkembangan bahasa. Keterampilan menyimak dan
berbicara dapat dikuasai sejak sebelum memasuki usia sekolah, sedangkan
keterampilan menulis dan membaca perlu dikuasai anak sejak memasuki usia
sekolah (Tarigan, 1985: 1). Keterampilan membaca dan menulis siswa kelas
rendah ini kemudian diajarkan pada siswa dalam satu paket pembelajaran yang
disebut pembelajaran membaca dan menulis permulaan atau dapat disingkat
Membaca dan menulis permulaan merupakan pembelajaran yang
difokuskan kepada keterampilan membaca dan menulis permulaan pada kelas
awal sejak anak memasuki bangku sekolah (Mulyati, 2011: 5). Keterampilan
membaca adalah keterampilan dalam mengenal dan mengingat simbol-simbol
bahasa tulis (Abdurrahman, 2009: 200). Keterampilan menulis adalah
keterampilan dalam menggambarkan pikiran, perasaan, serta ide ke dalam bentuk
lambang-lambang atau simbol bahasa (Abdurrahman, 2009: 224). Kedua
keterampilan ini saling berhubungan satu sama lain. Keterampilan-keterampilan
ini diajarkan kepada siswa kelas rendah melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia
yang dituangkan dalam berbagai Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar
(KD) yang berkaitan dengan keterampilan membaca dan menulis permulaan
sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Keterampilan membaca dan menulis permulaan perlu dikuasai siswa
kelas rendah karena merupakan landasan dasar bagi penguasaan bidang studi yang
lainnya (Halimah, 2014: 192). Selain itu, keterampilan ini juga penting dikuasai
siswa kelas rendah karena pada usia ini siswa memiliki tugas utama untuk
mempelajari bahasa tulis (Ngalimun, 2014: 3). Sejak memasuki usia SD, siswa
perlu memiliki kemampuan untuk menyerap informasi dan menyampaikan
gagasan dengan bahasa tulis (Depdiknas, 2001: 12). Hal-hal inilah yang menjadi
alasan pentingnya penguasaan keterampilan membaca dan menulis bagi siswa
sejak berada di kelas rendah.
Akan tetapi, pada saat ini masih terdapat permasalahan berkaitan dengan
yang berkaitan dengan pembelajaran membaca dan menulis di Indonesia adalah
masih rendahnya keterampilan membaca dan menulis siswa. Permasalahan ini
tercermin dalam hasil evaluasi yang dilakukan oleh Progress in International
Reading Literacy Study (PIRLS) pada tahun 2011 yang menunjukkan bahwa
prestasi membaca siswa Indonesia masih rendah karena berada pada urutan ke 45
dari 49 negara dengan nilai rata-rata 4,28 (Kompas, 14 Desember 2012). Selain
itu, kemampuan membaca dan menulis masyarakat Indonesia saat ini masih
rendah yang ditandai dengan rendahnya budaya literasi. Hal ini dibuktikan dengan
hasil penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) pada
tahun 2012 yang menyebutkan bahwa budaya literasi Indonesia menempati urutan
ke 64 dari 65 negara yang diteliti (Republika, 15 Desember 2014). Hasil-hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa keterampilan membaca dan menulis
masyarakat Indonesia masih rendah di dunia internasional.
Senada dengan permasalahan tersebut, pada pembelajaran nyata di kelas
ditemukan fakta bahwa terdapat siswa kelas II SD yang masih mengalami
kesulitan dalam menguasai keterampilan membaca menulis permulaan.
Berdasarkan wawancara analisis kebutuhan yang peneliti lakukan pada tanggal 30
Maret 2015 dengan guru II SD Negeri Boto, peneliti memperoleh informasi
tentang pembelajaran membaca menulis permulaan di SD tersebut. Sebanyak
enam siswa dari 21 siswa kelas II SD di kelas tersebut mengalami kesulitan dalam
menguasai keterampilan membaca dan menulis permulaan. Berdasarkan informasi
dari guru dan observasi yang peneliti lakukan, terdapat beberapa siswa tersebut
per suku kata. Hal ini tentu menyebabkan siswa tersebut belajar lebih lambat dan
banyak meminta bantuan guru untuk membantu membaca. Selain itu, siswa juga
kurang termotivasi dan sering mengeluh dalam menulis menggunakan huruf tegak
bersambung. Siswa banyak yang merasa kesulitan dalam menulis menggunakan
huruf tegak bersambung. Hal ini dikarenakan kurangnya sarana berlatih siswa
untuk menulis menggunakan huruf tegak bersambung dan hanya menggunakan
buku halus tegak bersambung.
Berkaitan dengan pentingnya peranan keterampilan membaca dan
menulis permulaan bagi perkembangan siswa, maka diperlukan suatu upaya untuk
meningkatkan keterampilan membaca menulis permulaan siswa. Berdasarkan
informasi guru, cara yang digunakan untuk membantu siswa menguasai
keterampilan MMP adalah penggunaan metode tutorial sebaya saat pembelajaran
membaca dan menulis serta memberikan tugas latihan membaca di rumah. Akan
tetapi, hal tersebut tidak terlalu efektif untuk mengatasi kesulitan siswa. Kesulitan
siswa dalam menguasai keterampilan MMP ini dapat disebabkan oleh kurangnya
bahan ajar menarik untuk pembelajaran serta kurangnya lembar kerja sebagai
sarana berlatih siswa. Pada kegiatan pembelajaran guru juga hanya menggunakan
buku pegangan dari pemerintah yang mengandaikan bahwa setiap siswa sudah
terampil dalam membaca dan menulis permulaan. Selain itu, guru juga tidak
menggunakan bahan ajar khusus untuk membantu siswa menguasai keterampilan
MMP. Padahal, bahan ajar memiliki peranan penting sebagai sumber belajar
dan kebutuhan siswa serta memberi kemudahan siswa untuk belajar secara
mandiri (Prastowo, 2014: 140-142).
Berdasarkan permasalahan tersebut, guru mengungkapkan bahwa guru
memerlukan bahan ajar yang inovatif untuk menunjang penguasaan keterampilan
membaca dan menulis siswa SD kelas II. Guru juga mengungkapkan bahwa saat
ini diperlukan bahan ajar yang menarik bagi siswa, terutama berupa buku-buku
dengan cerita anak yang menarik, warna-warni serta up to date sehingga
anak-anak lebih termotivasi untuk belajar membaca dan menulis. Selain itu, sesuai
dengan tahap perkembangan kognitif Piaget, siswa kelas II SD memerlukan objek
konkret dalam pembelajaran, bukan berupa simbol-simbol atau hal-hal yang
abstrak (Djiwandono, 2002: 90). Oleh karena itu, siswa memerlukan bahan ajar
yang menarik dan contoh-contoh konkret dalam belajar membaca dan menulis.
Pada penelitian ini peneliti mengembangkan buku suplemen muatan
pelajaran Bahasa Indonesia sebagai sarana berlatih membaca dan menulis bagi
siswa SD kelas II. Buku adalah kumpulan kertas berisi informasi tertentu yang
disusun secara sistematis, dijilid, dan diberi sampul sebagai salah satu sumber
pembelajaran (Sitepu, 2012: 13). Buku yang dikembangkan ini juga dapat disebut
sebagai buku suplemen MMP. Melalui buku suplemen ini siswa dapat berlatih
secara rutin secara mandiri maupun dengan pendampingan dari orang lain seperti
guru serta orang tua. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tarigan (1985: 3) bahwa
keterampilan berbahasa dapat diperoleh dan dikuasai melalui praktik dan latihan.
Siswa dapat berlatih untuk membaca dan menulis sesering mungkin melalui
kegiatan review untuk mengulas kembali kegiatan dan materi yang telah dipelajari
siswa serta refleksi untuk mengetahui peningkatan penguasaan membaca menulis
permulaan siswa.
Buku suplemen MMP ini berisi bahan dan kegiatan belajar membaca
menulis permulaan yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan membaca
dan menulis siswa kelas II SD. Pada usia ini siswa perlu memiliki pengetahuan
tentang huruf, suku kata, dan kata yang diperlukan untuk membaca (Ngalimun,
2014: 36). Buku suplemen ini dapat membantu siswa untuk mempelajari hal-hal
tersebut secara bertahap menggunakan bahasa yang sederhana agar mudah
dipahami siswa. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran bahasa, yaitu
pembelajaran dari hal-hal yang sederhana menuju kompleks serta dari mudah
menuju sukar (Djamarah, 2011: 71). Selain itu, buku suplemen ini berisi berbagai
macam teks atau cerita pendek yang menarik serta gambar-gambar yang
berwarna-warni untuk menarik perhatian dan meningkatkan motivasi belajar
siswa. Buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk pembelajaran
membaca dan menulis permulaan ini masih berada dalam proses pengembangan
dan memerlukan penyempurnaan.
1.2Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca dan
menulis permulaan dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia kelas II
1.2.2 Bagaimana kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan menulis
permulaan dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia kelas II semester 1 SD
Negeri Boto?
1.3Tujuan Penelitian
1.3.1 Untuk mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca dan
menulis permulaan dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia kelas II
semester 1 SD Negeri I Boto.
1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas buku suplemen keterampilan membaca
dan menulis permulaan dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia kelas II
semester II SD Negeri I Boto.
1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengembangkan ide inovatifnya dalam upaya
mengembangkan buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia yang
berkaitan dengan pembelajaran membaca dan menulis permulaan pada
siswa SD kelas rendah.
1.4.2 Bagi Guru
Guru dapat menerapkan penggunaan buku suplemen yang menarik dalam
mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan proses pembelajaran
1.4.3 Bagi Siswa
Siswa kelas rendah dapat lebih termotivasi melakukan aktivitas belajar
dalam buku suplemen melalui latihan-latihan yang beragam dan bervariasi
secara rutin dan berulang-ulang untuk meningkatkan keterampilan
membaca dan menulis permulaan.
1.4.4 Bagi Sekolah
Sekolah memperoleh informasi tentang bahan ajar berupa buku suplemen
muatan pelajaran Bahasa Indonesia dan menerapkan penggunaannya untuk
membantu penguasaan keterampilan membaca dan menulis permulaan
siswa kelas rendah.
1.5Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
1.5.1 Komponen dari buku suplemen yang disusun lengkap yaitu (1) sampul, (2)
isi buku suplemen (kata pengantar, SK, KD, dan indikator pembelajaran,
petunjuk umum penggunaan buku suplemen, daftar isi, dan kegiatan
belajar), (3) daftar referensi, serta dilengkapi dengan (4) CD pembelajaran.
1.5.2 CD pembelajaran berisi rekaman suara untuk kegiatan dikte, melengkapi
teks yang dibacakan, dan memberikan ilustrasi atau contoh membaca
puisi.
1.5.3 Buku suplemen mengandung kegiatan yang variatif bagi siswa agar siswa
dapat belajar membaca dan menulis permulaan secara rutin.
[image:30.595.96.515.179.652.2]1.5.4 Buku suplemen berisi berbagai macam teks sederhana disertai dengan
1.5.5 Buku suplemen disesuaikan dengan tahap perkembangan bahasa anak,
yaitu konkret, menarik, dan disusun dari hal-hal yang sederhana menuju
hal-hal yang kompleks.
1.5.6 Buku suplemen disusun menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar dengan memperhatikan tingkat perkembangan bahasa, terutama
dalam penggunaan huruf kapital dan tanda baca.
1.6Definisi Operasional
1.6.1 Keterampilan membaca dan menulis permulaan adalah keterampilan
membaca dan menulis yang perlu dikuasai siswa SD kelas rendah sebagai
dasar penguasaan bidang studi yang lain karena penting dalam
pemerolehan informasi.
1.6.2 Buku suplemen adalah salah satu bentuk bahan ajar cetak yang berfungsi
sebagai pelengkap buku utama dalam pembelajaran.
1.6.3 Buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia adalah buku pelengkap
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang disesuaikan dengan Standar
Kompetensi dan Kompetensi dasar dalam pembelajaran membaca dan
menulis permulaan untuk siswa kelas II SD semester 1, berisi materi,
11
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini diuraikan (1) kajian pustaka, (2) penelitian yang relevan, (3)
kerangka berpikir, dan (4) pertanyaan penelitian.
2.1Kajian Pustaka
2.1.1 Tahap Perkembangan Anak
Setiap anak pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam
jenjang kehidupannya. Pertumbuhan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif
pada aspek biologis atau fisik seseorang yang nampak dan dapat diukur (Mar’at,
2006: 5). Perkembangan adalah serangkaian perubahan yang terjadi pada aspek
psikis yang terjadi secara terus menerus menuju ke tahap kematangan (Widyastuti
& Widyani, 2011: 2). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa
pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua hal yang berbeda, tetapi saling
berkaitan satu sama lain dalam setiap rentang kehidupan manusia. Pertumbuhan
dan perkembangan anak akan mempengaruhi anak dalam belajar dan memperoleh
pengetahuannya.
Salah satu teori tahap perkembangan anak adalah tahap perkembangan
kognitif yang dikembangkan oleh seorang ahli biologi dan psikolog bernama Jean
Piaget. Jean Piaget membagi tahapan perkembangan anak menjadi empat tahapan,
yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap operasional konkret, dan
tahap operasional formal (Syah, 2013: 24). Setiap tahapan tersebut menunjukkan
Tahap pertama adalah tahap sensorimotor pada anak usia 0-2 tahun. Tahap
ini ditandai dengan perkembangan kemampuan anak dalam mengorganisasikan
gerakan dan tindakan fisik, serta memberikan respon dalam bentuk refleks sederhana (Mar’at, 2006: 104). Meskipun demikian, anak belum dapat mengenal
dan menemukan objek yang tidak dilihat, tidak disentuh, dan tidak didengar
(Syah, 2013: 27). Dengan demikian, anak masih terikat dengan peristiwa langsung
dan konkret dan terbatas pada reaksi motorik terhadap objek yang dapat disentuh,
dilihat, dan didengar.
Tahap kedua adalah tahap praoperasional konkret pada anak usia 2-7
tahun. Pada tahapan ini anak sudah mampu merekayasa simbol-simbol yang
merepresentasikan objek-objek dalam dunia nyata dan menggunakan kata-kata
yang tepat untuk mengekspresikan kalimat-kalimat pendek (Syah, 2013: 29). Oleh
karena itu, pada tahapan ini anak sudah mampu memperoleh kesadaran tentang
keberadaan suatu benda walaupun benda tersebut tidak dilihat atau didengarnya.
Tahap ketiga adalah tahap operasional konkret pada anak usia 7-11 tahun.
Pada tahapan ini anak sudah memiliki kemampuan dalam mengenali sistem
kuantitatif suatu benda, mengurutkan, serta menggolongkan benda. Walaupun
demikian, pemikiran anak terbatas pada benda dan peristiwa yang konkret
(Susanto, 2013: 77). Pada tahapan ini anak sudah mampu berpikir rasional dan
logis tetapi terikat pada pengalaman konkret atau nyata yang dialami oleh anak.
Tiga kemampuan yang dimiliki anak pada tahapan ini adalah mengklasifikasikan
benda dengan ciri-ciri yang sama, menyusun atau mengasosiasikan angka atau
Tahap keempat adalah tahap operasional formal pada anak usia 11-18
tahun. Tahapan ini dapat dikatakan sebagai tahapan yang terjadi pada anak-anak
yang mulai beranjak remaja. Anak sudah mampu berpikir secara sistematis dan abstrak untuk memecahkan suatu masalah (Mar’at, 2006: 195). Anak sudah
mampu mempelajari dan memahami berbagai hal yang bersifat abstrak. Pada
tahapan ini anak sudah mampu berpikir secara abstrak dan sudah mampu
memecahkan berbagai masalah yang menggunakan prinsip-prinsip abstrak.
Berdasarkan tahapan-tahapan perkembangan kognitif Jean Piaget tersebut,
dapat diketahui bahwa siswa SD kelas rendah dengan kisaran usia 6 atau 7 tahun
sampai 9 tahun berada dalam tahapan kogitif operasional konkret. Pada tahapan
ini anak-anak sudah mampu berpikir rasional dan logis tetapi masih terikat pada
pengalaman konkret yang dialami anak. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses
belajarnya, siswa kelas rendah perlu difasilitasi dengan objek konkret sebagai
sumber belajarnya agar dapat belajar dengan lebih optimal. Selain itu, siswa kelas
rendah juga memiliki karakteristik suka bermain, memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi, dan mudah terpengaruh lingkungan (Susanto, 2013: 86). Berdasarkan
karakteristik tersebut, maka siswa kelas rendah memerlukan pembelajaran
menggunakan objek konkret yang menyenangkan dan dapat memfasilitasi rasa
ingin tahu siswa. Salah satu objek konkret yang dapat membantu proses belajar
siswa adalah melalui penggunaan bahan ajar.
2.1.2 Tahap Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan lambang-lambang yang disepakati dan memiliki makna
ekspresi diri (Tanlain, 2006: 34). Bahasa merupakan komponen yang penting
untuk dikuasai manusia dalam berkomunikasi dan sebagai sarana untuk
mengekspresikan diri. Penguasaan bahasa pada setiap orang tentu berkaitan
dengan tahapan perkembangan bahasa. Perkembangan bahasa merupakan
peningkatan kemampuan berkomunikasi seseorang, baik secara lisan, tertulis,
maupun melalui isyarat (Djamarah, 2011: 48). Keterampilan-keterampilan pada
keterampilan berbahasa saling berhubungan satu sama lain dan diperoleh secara
teratur dan berurutan. Keterampilan berbahasa ini dapat dikuasai seseorang sesuai
dengan perkembangan bahasanya. Keterampilan menyimak dan berbicara dapat
dikuasai sejak sebelum memasuki usia sekolah, sedangkan keterampilan menulis
dan membaca perlu dikuasai anak sejak memasuki usia sekolah (Tarigan, 1985:
1).
Penguasaan keempat keterampilan berbahasa tersebut dapat diperoleh
seseorang sesuai dengan tahapan perkembangan bahasanya. Piaget dan Vygotsky
membagi tahapan perkembangan bahasa menjadi tahapan meraban atau
pralinguistik dan tahapan linguistik (Hartati, 2011: 24). Tahapan meraban (sejak
lahir-1 tahun) ditandai dengan kemampuan anak untuk berkomunikasi walau
hanya dengan cara menoleh, menangis atau tersenyum dan berkomunikasi dengan
gerakan isyarat. Tahapan linguistik terdiri dari: (1) tahap holofrastik (1-2 tahun)
yaitu anak sudah mulai mengucapkan satu kata untuk mewakili seluruh ide yang
disampaikan, (2) tahap kalimat dua kata (2-2,5 tahun) yaitu tahapan saat anak
mampu mengucapkan dua holofrase dalam rangkaian yang cepat, (3) tahap
dengan teman sebaya dan aktif memulai percakapan, (4) tahap tata bahasa
menjelang dewasa (4-5 tahun) yaitu tahapan ketika anak mulai menerapkan
struktur tata bahasa dan kalimat-kalimat yang lebih rumit, dan (5) tahap
kompetensi penuh, yaitu tahapan ketika anak sudah mampu menguasai bahasa
ibunya dan melakukan ujaran dalam kalimat pendek (Hartati, 2011: 24-40).
Tahapan-tahapan perkembangan bahasa tersebut menunjukkan tahap
perkembangan anak sebelum memasuki usia Sekolah Dasar. Setelah memasuki
SD, anak akan akan beralih dari bahasa lisan ke bahasa tulis. Salah satu
keterampilan bahasa tulis yang dipelajari anak adalah keterampilan membaca.
Sebagai salah satu keterampilan berbahasa, keterampilan membaca ini juga dapat
dikuasai melalui tahapan perkembangan membaca. Owens (dalam Ngalimun,
2014: 36) menyatakan bahwa terdapat lima tahapan perkembangan membaca,
yaitu: (1) tahap I (6-8 tahun) yaitu tahapan saat anak sudah mengenal huruf, suku
kata, kata, dan kalimat, serta mampu membaca dengan terpusat pada kata-kata
lepas dalam teks sederhana, (2) tahap II (9-10 tahun) yaitu tahapan saat anak
sudah mampu menganalisis kata-kata sesuai dengan konteks bacaan, (3) tahap III
(11-14 tahun) yaitu tahapan saat anak sudah mampu memahami bacaan atau
tulisan, (4) tahap IV (15-18 tahun) yaitu seseorang sudah mampu menyimpulkan
dan memahami pandangan penulis dalam bacaan, dan (5) tahap V
(mahasiswa-jenjang selanjutnya) yaitu tahapan di mana seseorang sudah mampu menanggapi
bacaan secara kritis.
Berdasarkan tahapan-tahapan perkembangan bahasa tersebut, dapat
yaitu membaca dan menulis. Pada tahapan ini siswa memiliki keterampilan dalam
memahami huruf, suku kata, kata, dan kalimat. Siswa juga mampu memahami
kata-kata dalam teks sederhana, sehingga siswa perlu mengembangkan
perbendaharaan katanya. Berdasarkan karakteristik ini, siswa kelas II SD perlu
berlatih untuk menyusun huruf, suku kata, dan kalimat dengan dengan baik secara
bertahap.
2.1.3 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar 2.1.3.1Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia
Bahasa memiliki peran yang penting dalam perkembangan dan
kemampuan seseorang dalam berbagai aspek (sosial, akademik, dan kognitif) serta
mempengaruhi pendidikan seseorang (Kumara, dkk. 2014: 1). Bahasa merupakan
sarana efektif untuk menjalin komunikasi, interaksi sosial, dan mengekspresikan
diri (Djamarah, 2011: 46). Bahasa memiliki peranan penting dalam perkembangan
seseorang dan sarana efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Berdasarkan pentingnya peranan bahasa tersebut, seseorang perlu mempelajari
bahasa dan menguasai berbagai komponen bahasa. Komponen bahasa tersebut
terdiri dari keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Keterampilan-keterampilan tersebut menjadi perhatian dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia agar siswa dapat menguasai keterampilan-keterampilan tersebut
(Ngalimun, 2014: 5).
Bahasa Indonesia merupakan bahasa negara Indonesia yang berfungsi
sebagai bahasa pemersatu, pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi, lambang
(Ngalimun, 2014: 4). Pembelajaran bahasa di pendidikan Indonesia diajarkan
kepada siswa melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa
Indonesia ini memiliki tujuan akhir agar siswa dapat terampil berbahasa yang
tercermin dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Selain itu, tujuan dari mata pelajaran Bahasa Indonesia
adalah (1) untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, (2)
memperluas wawasan, (3) mengembangkan kepribadian melalui karya sastra, dan
(4) untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan bahasa Indonesia
baik secara lisan maupun tulisan (Susanto, 2013: 245).
Mengingat pentingnya mata pelajaran Bahasa Indonesia, maka
pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia perlu disesuaikan dengan
prinsip-prinsip belajar bahasa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.
Prinsip-prinsip belajar bahasa yaitu adanya motivasi atau dorongan belajar bahasa,
hal-hal yang diperoleh dari pengalaman sendiri akan lebih berkesan dan menarik,
keingintahuan mempengaruhi kemauan seseorang untuk mempelajari bahasa,
belajar bahasa berkaitan dengan pemecahan masalah dalam mengembangkan
pengetahuan, pengalaman, dan sikap, perlunya berpikir analitis sintesis dalam
pemecahan masalah, dan perbedaan individual mempengaruhi keberhasilan
pembelajaran bahasa (Djamarah, 2011: 69). Selain itu, pembelajaran bahasa perlu
diberikan dari hal-hal yang mudah menuju sukar, sederhana menuju kompleks,
serta dekat menuju jauh menurut (Chaer & Agustina, dalam Djamarah, 2011: 71).
Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran Bahasa Indonesia perlu diajarkan secara
2.1.3.2 Keterampilan Membaca Menulis Permulaan pada Pembelajaran Bahasa Indonesia
Keterampilan membaca dan menulis memiliki hubungan yang erat dalam
suatu pembelajaran. Membaca adalah keterampilan dalam mengenal dan
mengingat simbol-simbol bahasa tulis (Abdurrahman, 2009: 200). Menulis
merupakan aktivitas melukiskan lambang-lambang yang menggambarkan suatu
bahasa yang dapat dipahami orang lain untuk menyampaikan makna-makna
tertentu (Tarigan, 1985: 3). Pada awal anak belajar membaca, anak kemudian
memiliki keinginan untuk menyampaikan atau mengungkapkan pikiran dan
perasaannya secara tertulis (Abdurrahman, 2009: 200). Membaca dapat dikatakan
sebagai input dan menulis dapat dikatakan sebagai output dari hal-hal yang sudah
diketahui. Keterampilan membaca merupakan keterampllan berbahasa yang dapat
dikuasai anak melalui latihan dan praktik. Oleh karena itu, guru SD perlu
memberikan fasilitas dan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan
keterampilan membaca siswa SD sejak berada di kelas rendah melalui
pembelajaran Bahasa Indonesia.
Keterampilan membaca dan menulis dalam pembelajaran keterampilan
berbahasa merupakan dua komponen yang saling berkaitan erat. Keterampilan
membaca dan menulis merupakan keterampilan yang perlu dikuasai sejak dini,
terutama bagi anak yang memasuki kelas-kelas rendah yaitu kelas I, II, dan III
Sekolah Dasar. Keterampilan membaca dan menulis yang diberikan kepada
siswa-siswa kelas rendah ini kemudian diajarkan dalam satu paket pembelajaran
Pembelajaran membaca dan menulis permulaan ini berperan penting sebagai dasar
agar siswa dapat memperoleh pengetahuan dari berbagai bidang studi di jenjang
selanjutnya.
Pada pembelajaran membaca dan menulis permulaan ini, siswa dibina agar
memiliki kemampuan melek huruf sebagai dasar penguasaan kemampuan melek
wacana pada tahapan pembelajaran membaca dan menulis tingkat lanjut (Mulyati,
2011: 6). Melek huruf diartikan sebagai kemampuan siswa dalam melafalkan
lambang-lambang atau simbol-simbol bahasa tertulis tanpa disertai dengan
pemahaman. Selain itu, siswa juga dapat menuliskan lambang-lambang bahasa
yang dapat menjadi dasar bagi siswa agar dapat mengungkapkan ide dalam bentuk
tertulis. Hal ini didukung oleh pendapat Ngalimun (2014: 3) bahwa siswa perlu
memiliki kemampuan menguasai bahasa tulis untuk menyerap informasi dan
menyampaikan gagasan menggunakan bahasa tulis. Melalui pembelajaran
membaca dan menulis permulaan, siswa dapat belajar untuk membaca dan
menulis dengan benar sejak dini (Depdiknas, 2001: 11). Hal ini dikarenakan
keterampilan membaca dan menulis permulaan dapat mempengaruhi pemerolehan
keterampilan membaca dan menulis lanjutan pada jenjang yang lebih tinggi.
Kompetensi umum yang perlu diajarkan kepada siswa dalam pembelajaran MMP
melalui Bahasa Indonesia adalah menguasai huruf untuk menyusun kata dan
kalimat, membaca nyaring teks dengan lafal dan intonasi yang tepat, membaca
lancar dan memahami teks sederhana, membaca dan memahami cerita bergambar,
menulis teks sederhana dengan memperhatikan ejaan, huruf kapital, dan tanda
2.1.3.3Mengkaji Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan pada Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Pada pembelajaran Bahasa Indonesia, keterampilan membaca dan menulis
diajarkan pada siswa berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD) sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran, serta
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan (UU No. 29 Tahun 2003). Berdasarkan pengertian tersebut, kurikulum
memiliki peranan penting dalam mengarahkan setiap kegiatan pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Dua kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia
adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004 merupakan
kurikulum yang menekankan pada hasil yang diharapkan muncul pada peserta
didik melalui serangkaian pengalaman belajar (Muslich, 2007: 17). Mata pelajaran
Bahasa Indonesia dalam KBK merupakan program yang bertujuan untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, serta sikap positif
terhadap Bahasa Indonesia sesuai dengan keadaan siswa dan sumber belajar yang
tersedia. Menurut Depdiknas (2001: 18), kompetensi dalam pembelajaran MMP
siswa kelas II SD cawu 1 adalah membaca nyaring, menulis dengan jelas dan rapi
dengan huruf lepas. Peneliti memaparkan KD dari keterampilan membaca dan
[image:42.595.101.519.182.737.2]menulis permulaan dalam KBK pada tabel berikut:
Tabel 2.1 KD Pembelajaran MMP kelas II SD Cawu 1 pada KBK
Keterampilan Kompetensi Dasar Materi Pokok
Membaca Membaca nyaring Kalimat dan cerita (150 kata)
Menulis
Menulis dengan jelas dan rapi menggunakan huruf lepas
Kalimat yang didiktekan Kalimat rumpang Mengungkapkan pengalaman secara
tertulis dengan menggunakan huruf lepas
Kegemaran
Kegiatan sehari-hari
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006
merupakan kurikulum yang menuntut peran aktif sekolah sebagai subyek
pendidikan dalam melaksanakan program pendidikan sesuai dengan kondisi
setempat (Widyastono, 2014: 90). Pada KTSP ini, kompetensi dalam
pembelajaran MMP pada siswa kelas II SD semester 1 adalah menyimpulkan,
menjelaskan isi puisi, melengkapi cerita sederhana, dan menulis kalimat yang
didiktekan (Depdiknas, 2009: 4). SK dan KD keterampilan MMP pada KTSP di
kelas II SD semester 1 digambarkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.2 SK dan KD Pembelajaran MMP kelas II SD Semester 1 pada KTSP
Keterampilan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Membaca 1. Memahami teks pendek dengan
membaca lancar dan membaca puisi anak
1.1 Menyimpulkan isi teks pendek
(10-15 kalimat) yang dibaca dengan membaca lancar
1.2 Menjelaskan isi puisi anak yang
dibaca
Menulis 2. Menulis permulaan melalui
kegiatan melengkapi cerita dan dikte
2.1 Melengkapi cerita sederhana
dengan kata yang tepat
2.2 Menulis kalimat sederhana yang
Berdasarkan hasil kajian terhadap SK dan KD pembelajaran MMP pada
KBK dan KTSP, kompetensi membaca permulaan yang perlu dimiliki oleh siswa
SD kelas II semester 1 adalah membaca nyaring teks pendek yang terdiri dari
10-15 kalimat dan menjelaskan informasi teks yang dibaca. Kompetensi menulis
permulaan yang perlu dimiliki oleh siswa SD kelas II semester 1 adalah
melengkapi cerita sederhana (rumpang), menulis dengan huruf lepas dan tegak
bersambung, dan membuat karangan sederhana.
2.1.4 Bahan Ajar
2.1.4.1Hakikat Bahan Ajar
Belajar merupakan proses yang terjadi pada manusia sepanjang hidupnya
dan terjadi karena adanya interaksi seseorang dengan lingkungannya (Arsyad,
2007: 1). Proses belajar dapat dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan yang
mengarahkan pada peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan seseorang
yang disebut proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini dapat diartikan sebagai
kegiatan yang melibatkan guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai pembelajar
dalam kegiatan komunikasi atau penyampaian pesan dari guru kepada siswa
(Susilana & Riyana, 2009).
Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk membantu penyampaian
pesan dalam proses pembelajaran adalah melalui penggunaan bahan ajar. Bahan
ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik berupa
teks, informasi maupun alat yang dapat membantu peserta didik dalam belajar
(Prastowo, 2014: 138). Bahan ajar memiliki peranan penting dalam pembelajaran
dan terpadu. Bahan ajar berguna untuk membantu siswa belajar secara lebih
mandiri, memungkinankan siswa belajar kapanpun dan di manapun, serta
mengarahkan siswa untuk menguasai kompetensi tertentu (Prastowo, 2014: 140).
Bahan ajar dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam berdasarkan
bentuknya, yaitu bahan cetak, bahan ajar dengar, bahan ajar pandang dengar, dan
bahan ajar interaktif (Prastowo, 2014: 148). Bahan ajar cetak merupakan bahan
[image:44.595.96.514.234.551.2]ajar berupa kertas seperti buku modul, lembar kerja siswa, brosur, maupun
gambar. Bahan ajar dengar (audio) merupakan bahan ajar yang dapat didengakan
seperti kaset, radio, maupun piringan hitam. Bahan ajar pandang dengar
(audiovisual) merupakan bahan ajar yang mengkombinasikan gambar dengan
suara seperti film dan video. Bahan ajar interaktif merupakan kombinasi dari dua
atau lebih media yang dikendalikan oleh penggunanya. Berdasarkan
macam-macam bahan ajar ini, guru perlu memiliki kemampuan untuk memilih bahan ajar
yang sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran serta karakteristik siswa.
2.1.4.2 Pengembangan Bahan Ajar
Bahan ajar memiliki peran yang penting dalam kegiatan pembelajaran.
Bahan ajar berperan membantu guru dalam menyampaikan informasi, membantu
siswa dalam memperoleh pengetahuan baru, dan mengurangi ketergantungan
terhadap guru sebagai satu-satunya sumber pengetahuan (Widodo & Jasmadi,
2008: 40). Berkaitan dengan peranan bahan ajar tersebut, penyusunan bahan ajar
perlu direncanakan dengan baik dengan memperhatikan prinsip-prinsip
pembelajaran. Terdapat enam prinsip pembelajaran yang perlu diperhatikan yaitu
pengulangan untuk memperkuat materi, (3) adanya umpan balik positif untuk
penguatan pada siswa, (4) perlunya menciptakan motivasi siswa, (5) menciptakan
pembelajaran secara bertahap dan berkelanjutan, serta (6) adanya dorongan untuk
mencapai tujuan (Depdiknas, 2008: 11).
Selain perlu memperhatikan prinsip-prinsip tersebut, pemilihan model
pengembangan juga perlu diperhatikan dalam pengembangan bahan ajar. Hal ini
dilakukan karena model pengembangan berperan penting dalam membantu
seorang pengembang untuk bekerja secara praktis dan sistematis sesuai
konsep-konsep teoritis (Suparman, 2012: 112). Hal ini berguna untuk membantu dalam
mengembangkan produk sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang telah
ditentukan. Salah satu model pengembangan yang sering digunakan adalah model
pengembangan Dick & Carey. Model pengembangan Dick & Carey merupakan
model pengembangan yang terdiri dari sepuluh langkah pengembangan sering
[image:45.595.103.516.295.704.2]dipakai dalam penelitian dan pengembangan secara luas (Setyosari, 2013: 230).
Gambar 2.1 tersebut menunjukkan langkah-langkah dari model
pengembangan menurut Dick & Carey. Berikut ini penjelasan dari setiap langkah
berdasarkan model pengembangan Dick & Carey (Setyosari, 2013: 230-235)
tersebut:
1. Analisis kebutuhan dan tujuan
Langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kebutuhan untuk
menentukan produk yang dikembangkan. Kebutuhan tersebut dapat berupa
keadaan yang kurang dari seharusnya atau kesenjangan antara keadaan nyata
dengan yang diharapkan (Suparman, 2012: 118).
2. Melakukan analisis pembelajaran
Langkah ini dilakukan untuk menganalisis rancangan produk atau desain yang
dikembangkan sebagai spesifikasi produk yang dikembangkan.
3. Menganalisis pebelajar dan konteks
Pada langkah ini dilakukan analisis terhadap siswa, pembelajaran, dan latar
pembelajaran. Analisis terhadap karakteristik siswa ini digunakan untuk
mengidentifikasi karakteristik siswa yang berhubungan dengan produk yang
dikembangkan (Suparman, 2012: 183).
4. Merumuskan tujuan khusus
Pada langkah ini dilakukan perumusan tujuan dan indikator-indikator dari
standar kompetensi yang telah ada.
5. Mengembangkan instrumen assesment
Langkah ini dilakukan untuk mengembangkan instrumen untuk menilai
[image:46.595.101.517.148.603.2]6. Mengembangkan strategi pembelajaran
Langkah ini merupakan langkah untuk menentukan strategi yang menunjang
pengembangan produk dan berkaitan dengan proses pengembangan.
7. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran
Langkah ini merupakan langkah di mana seorang pengembang melakukan
proses pengembangan bahan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai.
8. Merancang dan melakukan evaluasi formatif
Pada langkah ini dilakukan penilaian dalam proses pengembangan produk
untuk menilai kualitas produk sebagai bahan revisi. Evaluasi ini dapat berupa
penilaian oleh ahli maupun uji coba dalam kelompok kecil dan besar
(Suparman, 2012: 308).
9. Melakukan revisi
Revisi merupakan langkah yang dilakukan untuk melakukan perbaikan produk
yang dikembangkan sesuai dengan hasil penilaian kelayakan produk. Pada
model pengembangan ini, revisi terhubung dengan setiap langkah
pengembangan.
10.Melakukan evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif dilakukan untuk mengetahui efektivitas produk yang
dikembangkan secara keseluruhan.
Langkah-langkah tersebut diperlukan untuk mengembangkan bahan ajar
yang sesuai dengan hasil analisis kebutuhan dan tujuan yang telah ditentukan.
dan kelayakannya. Beberapa aspek yang perlu dinilai dari suatu bahan ajar
menurut pendapat Cunningsworth (1995: 3-4) adalah aims and apporaches
(tujuan dan pendekatan), design and organization (desain dan pengorganisasian),
language content (isi kebahasaan), skills (keterampilan), topic (topik), dan
methodology (metodologi). Aspek-aspek tersebut dapat diadaptasi sebagai
indikator untuk menilai kualitas dan kelayakan dari suatu bahan yang
dikembangkan.
2.1.5 Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia 2.1.5.1 Hakikat Buku Suplemen
Buku merupakan salah salah satu bahan ajar cetak yang banyak digunakan
dalam pembelajaran. Buku merupakan bahan belajar cetak tentang suatu bidang
studi atau ilmu tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran (Susilana & Riyana,
2009: 15). Buku adalah kumpulan kertas berisi informasi tertentu yang disusun
secara sistematis, dijilid, dan diberi sampul sebagai salah satu sumber
pembelajaran (Sitepu, 2012: 13). Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut,
buku dapat diartikan sebagai salah satu bahan ajar cetak berupa kumpulan kertas
yang berisi informasi tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Penggunaan buku dalam kegiatan pembelajaran dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa kategori. Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah No. 262/C/Kep/R.1992 (dalam Sitepu, 2012: 16), buku teks
pelajaran dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori yaitu:
1) Buku pelajaran pokok, merupakan acuan utama yang wajib digunakan dalam
2) Buku pelajaran pelengkap, merupakan buku yang berisi informasi tentang
pokok bahasan tertentu secara lebih mendalam dan tidak sepenuhnya disusun
berdasarkan kurikulum.
3) Buku bacaan, merupakan buku yang bermanfaat dalam pengetahuan dan
hiburan tetapi tidak berkaitan langsung dengan bahan yang dituntut oleh
kurikulum.
4) Buku sumber, merupakan buku yang dapat dijadikan rujukan resmi dalam
memperoleh informasi, seperti atlas, kamus, serta undang-undang.
Pada penelitian pengembangan ini, peneliti mengembangkan sebuah buku
suplemen atau dapat disebut sebagai buku pelajaran pelengkap. Buku suplemen
merupakan salah satu buku teks pelajaran yang melengkapi buku pelajaran pokok
dan tidak wajib digunakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran. Menurut
Ballstaedt (dalam Depdiknas, 2008: 18), buku suplemen sebagai salah satu bahan
ajar cetak perlu dikembangkan dengan memperhatikan susunan tampilan, bahasa
yang mudah, menguji pemahaman, stimulan (mendorong untuk berfikir),
kemudahan dibaca, dan adanya materi instruksional berupa pemilihan teks
maupun lembar kerja.
2.1.5.2 Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia
Membaca dan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang perlu
dikuasai seseorang melalui praktik dan latihan yang berulang-ulang (Tarigan,
1985: 3). Buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia merupakan media
pembelajaran sebagai bahan tambahan dan bahan pendamping buku utama dalam
terutama berkaitan dengan keterampilan membaca dan menulis permulaan bagi
siswa kelas II SD semester 1. Buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia
ini digunakan dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan untuk siswa
kelas rendah, terutama bagi siswa kelas II Sekolah Dasar semester 1.
Buku suplemen disusun berdasarkan modifikasi dari KBK dan KTSP,
terutama pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, buku suplemen juga
disesuaikan dengan karakteristik dan perkembangan bahasa siswa kelas II SD.
Pada usia kelas II SD, siswa masih memusatkan pada kata-kata lepas dalam
kalimat sederhana dan masih perlu belajar dalam menuliskan ejaan dan struktur
kalimat (Ngalimun, 2014: 36). Buku pembelajaran membaca ini dapat membantu
siswa untuk mempelajari hal-hal tersebut secara bertahap, yaitu dari belajar huruf,
suku kata, kata, hingga kalimat sederhana. Buku suplemen disusun sesuai dengan
karakteristik belajar bahasa, yaitu pembelajaran dilakukan dari hal-hal konkret ke
abstrak, dari sederhana ke kompleks, serta dari hal yang dekat menuju hal yang
jauh (Djamarah, 2011: 71). Buku suplemen ini disusun secara inovatif
menggunakan gambar dan teks bacaan yang menarik bagi anak dan latihan-latihan
soal yang berkaitan dengan membaca. Hal ini diharapkan dapat membantu anak
untuk meningkatkan motivasi dan keterampilan membaca permulaannya.
2.2Penelitian yang Relevan
2.2.1 Penelitian tentang Buku Suplemen
Kurniasari, Rusilowati, dan Subekti (2014) melakukan penelitian tentang
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk
mengembangkan buku suplemen IPA terpadu, mengetahui kevalidan, kepraktisan
dan kefektifan buku suplemen IPA terpadu dengan tema pendengaran bagi siswa
kelas VIII SMP. Produk yang dihasilkan ini dinyatakan valid dengan rata-rata
hasil validasi pakar 3,40. Uji coba produk dilakukan dalam skala kecil dan skala
besar dan buku suplemen dinyatakan efektif sebagai pendamping buku teks utama
berdasarkan ketuntasan klasikal siswa sebesar 97% dari hasil uji coba.
Pratiwi (2014) melakukan penelitian tentang pengembangan buku
suplemen kimia berorientasi Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada materi
koloid. Proses pengembangan buku suplemen ini terdiri dari tiga tahap yaitu
persiapan, pengembangan, dan evaluasi. Subjek uji coba lapangan pada penelitian
ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan
uji coba diperoleh hasil persentase rata-rata 82,75% dari angket siswa dengan
perincian persentase 82,96% untuk dimensi materi, 81,79% untuk dimensi
kegrafikan buku, dan 81,50% untuk dimensi kebahasaan. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa buku suplemen yang dikembangkan peneliti berisi materi
yang dapat dimengerti siswa, pengorganisasian kegrafikan buku yang sangat baik,
dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang komunikatif dan sesuai untuk
siswa. <