• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 1 SD Negeri Boto.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 1 SD Negeri Boto."

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

Cahyanti, Lusia Dwi Septy. (2016). Pengembangan buku suplemen muatan

pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas II Semester 1 SD Negeri Boto. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Universitas Sanata Dharma.

Keterampilan membaca dan menulis permulaan merupakan keterampilan dasar yang perlu dikuasai siswa SD kelas rendah sebagai dasar pemerolehan informasi di jenjang selanjutnya. Permasalahan yang terjadi adalah adanya siswa kelas II SD yang masih mengalami kesulitan dalam menguasai keterampilan tersebut dan kurangnya bahan ajar yang menunjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar berupa buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II SD sebagai sarana belajar membaca dan menulis permulaan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research

and Development (R&D). Buku suplemen dikembangkan melalui modifikasi

model pengembangan bahan ajar Dick & Carey dan prosedur penelitian pengembangan Borg and Gall. Langkah-langkah pengembangan yang digunakan peneliti adalah (1) studi pendahuluan, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk awal, (4) uji coba awal atau validasi produk awal, (5) revisi produk, (6) uji coba lapangan, dan (7) revisi produk. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara dan kuesioner. Penelitian dibatasi sampai pada uji coba lapangan terbatas terhadap enam siswa kelas II SD Negeri Boto semester 1 tahun ajaran 2015/2016 dan revisi produk.

Buku suplemen telah divalidasi oleh dua pakar Bahasa Indonesia dengan rerata skor 4,19, dua guru kelas II SD dengan rerata skor 4,37 dan enam siswa kelas II SD dengan rerata skor 4,48. Skor rata-rata yang diperoleh adalah 4,34. Skor tersebut menunjukkan bahwa kualitas buku suplemen muatan pelajaran

Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II SD semester 1 adalah “sangat baik” dilihat

dari aspek (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi kebahasaan, (4) keterampilan, dan (5) metodologi.

▸ Baca selengkapnya: download buku kemajuan kelas sd

(2)

Cahyanti, Lusia Dwi Septy. (2016). Developing a supplement book of Indonesian

language subject for second grade at first semester students in SD Negeri Boto. Thesis. Yogyakarta: Elementary Teacher Education Study Program,

Sanata Dharma University.

The beginning reading and writing skill is a basic skill that have to be mastered by the lower grade students in elementary school as a basic to achieve the information for the next grade. The problem is the lower grade students in elementary school still have the difficulty in mastering that skill and there are many lacks of the supported teaching material. The aim of this research was to develop a teaching material as a suplement book of Indonesian language subject for second grade students in elementary school as a medium to practice the beginning reading and writing skill.

The kind of this research was research and development (R&D). The supplement book was developed through the modification of teaching material development model by Dick & Carey and research development procedure by Borg & Gall. The development steps were (1) preliminary study, (2) planning, (3) developing primary form of product, (4) primary product trial implementation (product validation), (5) product revision, (6) product trial implementation, and (7) product revision. The used instruments in this research were interview guidance and questionnare. This research was restricted until the product trial implementation to six second grade and first semester students in SD Negeri Boto of academik year 2015/2016 and product revision.

The supplement book had been validated by two Indonesian language experts with average score 4,19, two teachers of second grade elementary school with average score 4,37, and six students of second grade in elementary school with average score 4,48. The final average score was 4,34 and it was categorized

to be “very good” from this aspects (1) goal and approach, (2) design and

organization, (3) content, (4) skill, and (5) methodology.

▸ Baca selengkapnya: buku bahasa lampung kelas 2 sd semester 2

(3)

PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN

MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA

UNTUK SISWA KELAS II SEMESTER I SD NEGERI BOTO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Lusia Dwi Septy Cahyanti NIM: 121134114

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN

MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA

UNTUK SISWA KELAS II SEMESTER I SD NEGERI BOTO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Lusia Dwi Septy Cahyanti NIM: 121134114

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada

:

1.

Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberikan limpahan

karunia, berkat, rahmat, dan pertolongan dalam segala

kondisiku.////////

2.

Kedua orang tuaku tercinta, Yustinus Sumarji dan Agnes

Pangestuti yang tak pernah lelah dalam mencurahkan kasih sayang,

mendampingi, mendukung, dan memberikan motivasi sepanjang

perjalanan hidupku.

3.

Kakakku tersayang, Albertus Purwa Andika Kurniawan yang

senantiasa memberikan dukungan demi terselesainya skripsi ini.

4.

Semua teman dan sahabatku yang tidak dapat kusebutkan satu per

satu atas segala penghiburan, bantuan, dan perhatian yang telah

diberikan padaku.

5.

Semua pihak yang turut serta dalam membantu terselesaikannya

skripsi ini.

(8)

v

MOTTO

Dalam hidup ini kita tidak dapat selalu melakukan hal besar.

Tetapi, kita dapat melakukan banyak hal kecil dengan cinta

yang besar

.

(

(

Mother Teresa

)

Everything will be okay in the end.... If it

s not okay, it

s

not the end...

(

(

John Lennon

)

Tidak ada kata menyerah sebelum mencoba dan

berusaha

!

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Januari 2016

(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:

Nama : Lusia Dwi Septy Cahyanti Nomor Mahasiswa : 121134114

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA KELAS II SEMESTER I SD NEGERI BOTO

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 18 Januari 2016 Yang menyatakan,

(11)

viii

ABSTRAK

Cahyanti, Lusia Dwi Septy. (2016). Pengembangan buku suplemen muatan

pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas II Semester 1 SD Negeri Boto. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Universitas Sanata Dharma.

Keterampilan membaca dan menulis permulaan merupakan keterampilan dasar yang perlu dikuasai siswa SD kelas rendah sebagai dasar pemerolehan informasi di jenjang selanjutnya. Permasalahan yang terjadi adalah adanya siswa kelas II SD yang masih mengalami kesulitan dalam menguasai keterampilan tersebut dan kurangnya bahan ajar yang menunjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar berupa buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II SD sebagai sarana belajar membaca dan menulis permulaan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research

and Development (R&D). Buku suplemen dikembangkan melalui modifikasi

model pengembangan bahan ajar Dick & Carey dan prosedur penelitian pengembangan Borg and Gall. Langkah-langkah pengembangan yang digunakan peneliti adalah (1) studi pendahuluan, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk awal, (4) uji coba awal atau validasi produk awal, (5) revisi produk, (6) uji coba lapangan, dan (7) revisi produk. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara dan kuesioner. Penelitian dibatasi sampai pada uji coba lapangan terbatas terhadap enam siswa kelas II SD Negeri Boto semester 1 tahun ajaran 2015/2016 dan revisi produk.

Buku suplemen telah divalidasi oleh dua pakar Bahasa Indonesia dengan rerata skor 4,19, dua guru kelas II SD dengan rerata skor 4,37 dan enam siswa kelas II SD dengan rerata skor 4,48. Skor rata-rata yang diperoleh adalah 4,34. Skor tersebut menunjukkan bahwa kualitas buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II SD semester 1 adalah “sangat baik” dilihat dari aspek (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi kebahasaan, (4) keterampilan, dan (5) metodologi.

(12)

ix

ABSTRACT

Cahyanti, Lusia Dwi Septy. (2016). Developing a supplement book of Indonesian

language subject for second grade at first semester students in SD Negeri Boto. Thesis. Yogyakarta: Elementary Teacher Education Study Program,

Sanata Dharma University.

The beginning reading and writing skill is a basic skill that have to be mastered by the lower grade students in elementary school as a basic to achieve the information for the next grade. The problem is the lower grade students in elementary school still have the difficulty in mastering that skill and there are many lacks of the supported teaching material. The aim of this research was to develop a teaching material as a suplement book of Indonesian language subject for second grade students in elementary school as a medium to practice the beginning reading and writing skill.

The kind of this research was research and development (R&D). The supplement book was developed through the modification of teaching material development model by Dick & Carey and research development procedure by Borg & Gall. The development steps were (1) preliminary study, (2) planning, (3) developing primary form of product, (4) primary product trial implementation (product validation), (5) product revision, (6) product trial implementation, and (7) product revision. The used instruments in this research were interview guidance and questionnare. This research was restricted until the product trial implementation to six second grade and first semester students in SD Negeri Boto of academik year 2015/2016 and product revision.

The supplement book had been validated by two Indonesian language experts with average score 4,19, two teachers of second grade elementary school with average score 4,37, and six students of second grade in elementary school with average score 4,48. The final average score was 4,34 and it was categorized to be “very good” from this aspects (1) goal and approach, (2) design and organization, (3) content, (4) skill, and (5) methodology.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas II Semester 1 SD Negeri Boto” ini dapat terselesaikan dengan baik. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini terjadi berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku wakil ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Sri Sudaryanti, S.Pd. selaku kepala sekolah SD Negeri Boto yang telah memberikan izin, bantuan, dan dukungan selama peneliti melakukan penelitian di SD tersebut.

7. Fatkhul Kharomah S.M., S.Pd. selaku guru kelas II SD Negeri Boto yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan bimbingan selama proses penelitian dilaksanakan.

(14)

xi

9. Eny Dwi Winarti, S.Pd. SD. selaku guru kelas II SD yang telah berkenan membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

10.Emiliana Arti Susanti, S.Pd. selaku guru kelas II SD yang telah berkenan membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

11.Siswa kelas II SD Negeri Boto tahun ajaran 2015/2016 yang telah berpartisipasi dalam proses penelitian ini.

12.Kedua orang tuaku, Yustinus sumarji dan Agnes pangestuti yang tidak pernah lelah memberikan doa, dukungan, dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Kakakku, Albertus Purwa Andika Kurniawan yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

14.Teman-teman seperjuangan mahasiswa skripsi payung pengembangan buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia.

15.Semua sahabat dan teman-teman seperjalanan dan seperjuanganku yang selalu memberikan dukungan dan pengalaman selama peneliti berproses selama kuliah.

16.Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan bantuan dan dukungan.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, terutama dalam bidang pendidikan. Terima kasih.

Yogyakarta, 18 Januari 2016 Peneliti

(15)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Spesifikasi Produk ... 9

1.6 Definisi Operasional ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Kajian Pustaka ... 11

(16)

xiii

2.1.2 Tahap Perkembangan Bahasa ... 13

2.1.3 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ... 16

2.1.4 Bahan Ajar ... 22

2.1.5 Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia ... 27

2.2 Penelitian yang Relevan ... 29

2.2.1 Penelitian tentang Buku Suplemen ... 29

2.2.2 Penelitian tentang Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan ... 31

2.3 Kerangka Berpikir ... 34

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

3.1 Jenis Penelitian ... 37

3.2 Prosedur Pengembangan ... 39

3.2.1 Studi Pendahuluan ... 41

3.2.2 Perencanaan ... 41

3.2.3 Pengembangan Produk Awal ... 42

3.2.4 Uji Coba Awal (Validasi Produk Awal) ... 42

3.2.5 Revisi Produk ... 43

3.2.6 Uji Coba Lapangan ... 43

3.2.7 Revisi Produk ... 44

3.3 Setting Penelitian ... 44

3.3.1 Subjek Penelitian ... 44

3.3.2 Objek Penelitian ... 44

3.3.3 Lokasi Penelitian ... 45

3.3.4 Waktu Penelitian ... 45

3.4 Uji Validitas Produk ... 46

3.4.1 Uji Validitas Produk oleh Ahli ... 46

3.4.2 Uji Coba Lapangan Terbatas ... 47

3.5 Instrumen Penelitian ... 47

3.5.1 Instrumen Analisis Kebutuhan ... 48

(17)

xiv

2.5.3 Instrumen Uji Coba Lapangan Terbatas ... 50

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.6.1 Wawancara ... 51

3.6.2 Kuesioner ... 52

3.6.3 Observasi ... 52

3.7 Teknik Analisis Data ... 53

3.7.1 Data Kualitatif ... 53

3.7.2 Data Kuantitatif ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

4.1 Analisis Kebutuhan ... 57

4.1.1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 57

4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 61

4.2 Produksi Buku Suplemen ... 62

4.2.1 Sampul Buku Suplemen ... 67

4.2.2 Isi Buku Suplemen ... 68

4.2.3 Daftar Referensi ... 71

4.2.4 CD Pembelajaran ... 72

4.3 Uji Validitas Buku Suplemen ... 72

4.3.1 Uji Validitas Pakar Bahasa Indonesia dan Revisi Produk ... 72

4.3.2 Uji Validitas Guru Kelas II SD dan Revisi Produk ... 74

4.3.3 Uji Validitas melalui Uji Coba Terbatas dan Revisi Produk ... 76

4.4 Kajian Produk Akhir ... 79

4.4.1 Sampul Buku Suplemen ... 80

4.4.2 Isi Buku Suplemen ... 81

4.4.3 Daftar Referensi ... 83

4.4.4 CD Pembelajaran ... 84

4.5 Pembahasan ... 84

BAB V PENUTUP ... 88

(18)

xv

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 89

5.3 Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 91

(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 KD Pembelajaran MMP kelas II SD Cawu 1 pada KBK ... 21

Tabel 2.2 SK dan KD Pembelajaran MMP kelas II SD Semester 1 pada KTSP ... 21

Tabel 3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Pengembangan Buku Suplemen ... 45

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan ... 48

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Validasi Ahli ... 49

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Kuesioner Validasi Siswa ... 51

Tabel 3.7 Kategori Skor ... 54

Tabel 3.8 Kategori Kualitas Produk Skor Skala Lima ... 56

Tabel 4.1 SK dan KD Buku Suplemen ... 63

Tabel 4.2 Indikator-Indikator dalam Buku Suplemen ... 63

Tabel 4.3 KD dan Indikator dalam Kegiatan Belajar ... 70

Tabel 4.4 Skor Penilaian oleh Pakar Bahasa Indonesia ... 74

Tabel 4.5 Komentar dan Saran Pakar Bahasa beserta Revisi ... 74

Tabel 4.6 Skor Penilaian oleh Guru Kelas II SD ... 76

Tabel 4.7 Komentar dan Saran Guru Kelas II SD beserta revisi ... 76

Tabel 4.8 Rekap Skor Validasi Siswa Kelas II SD Negeri Boto ... 78

Tabel 4.9 Komentar dan Saran Siswa Kelas II SD Negeri Boto dan Revisi ... 79

(20)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Pengembangan Dick & Carey ... 24 Gambar 2.2 Skema Penelitian yang Relevan ... 33 Gambar 3.1 Prosedur penelitian pengembangan Borg and Gall ... 38 Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan Buku Suplemen

(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 95

Lampiran 2 Hasil Validasi Pakar Bahasa Indonesia ... 97

Lampiran 3 Hasil Validasi Guru Kelas II SD ... 103

Lampiran 4 Hasil Validasi Uji Coba Lapangan Terbatas ... 109

Lampiran 5 Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Bahasa Indonesia ... 121

Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Kelas II SD ... 126

Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Validasi Siswa Kelas II SD ... 131

Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Validasi Seluruh Validator ... 132

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian ... 133

Lampiran 10 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 134

Lampiran 11 Dokumentasi Uji Coba Lapangan Terbatas ... 135

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah,

(3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) spesifikasi produk, dan (6)

definisi operasional.

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar merupakan pendidikan dasar

yang penting diberikan pada anak sebagai bekal untuk jenjang pendidikan

selanjutnya. Pendidikan jenjang SD tersebut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu

kelas rendah (kelas I, II, III) serta kelas atas (kelas IV, V, VI). Pada jenjang SD

terutama sejak SD kelas rendah, salah satu keterampilan yang perlu dikuasai anak

adalah keterampilan berbahasa (Depdiknas, 2009: 1). Bahasa merupakan alat

komunikasi yang penting dan efektif bagi manusia dalam mengekspresikan diri

dan berinteraksi dengan orang lain (Djamarah, 2011: 46). Berdasarkan hal

tersebut, keterampilan berbahasa perlu dipelajari dan dikembangkan dengan baik

agar seseorang dapat berkomunikasi dan mengekspresikan diri dengan baik.

Pada pendidikan di Indonesia, keterampilan berbahasa diajarkan melalui

mata pelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan

Indonesia perlu diajarkan kepada anak sejak berada di jenjang pendidikan dasar.

Melalui pembelajaran di jenjang pendidikan dasar, siswa diharapkan dapat

memiliki keterampilan berbahasa Indonesia yang baik sebagai landasan untuk

(23)

Indonesia SD adalah (1) agar siswa dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien

sesuai etika yang berlaku, (2) menghargai dan bangga dengan bahasa Indonesia

sebagai bahasa persatuan, (3) menggunakan bahasa Indonesia dengan tepat dan

efektif, (4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, emosional, dan sosial, (5) meningkatkan dan memanfaatkan karya

sastra untuk memperluas wawasan dan budi pekerti, serta (6) menghargai sastra

Indonesia sebagai khasanah budaya (Zulela, 2012: 4-5). Selain tujuan tersebut,

mata pelajaran Bahasa Indonesia sangat penting untuk diajarkan karena berperan

untuk melatih keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis

sehingga siswa dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia secara lisan

dan tertulis (Susanto, 2013: 245).

Keterampilan berbahasa yang perlu diajarkan dalam mata pelajaran

Bahasa Indonesia terdiri dari empat komponen yaitu keterampilan menyimak,

berbicara, membaca, dan menulis (Depdiknas, 2009: 3). Keempat keterampilan

berbahasa tersebut saling berhubungan satu sama lain dan diperoleh secara teratur

dan berurutan sesuai tahap perkembangan bahasa. Keterampilan menyimak dan

berbicara dapat dikuasai sejak sebelum memasuki usia sekolah, sedangkan

keterampilan menulis dan membaca perlu dikuasai anak sejak memasuki usia

sekolah (Tarigan, 1985: 1). Keterampilan membaca dan menulis siswa kelas

rendah ini kemudian diajarkan pada siswa dalam satu paket pembelajaran yang

disebut pembelajaran membaca dan menulis permulaan atau dapat disingkat

(24)

Membaca dan menulis permulaan merupakan pembelajaran yang

difokuskan kepada keterampilan membaca dan menulis permulaan pada kelas

awal sejak anak memasuki bangku sekolah (Mulyati, 2011: 5). Keterampilan

membaca adalah keterampilan dalam mengenal dan mengingat simbol-simbol

bahasa tulis (Abdurrahman, 2009: 200). Keterampilan menulis adalah

keterampilan dalam menggambarkan pikiran, perasaan, serta ide ke dalam bentuk

lambang-lambang atau simbol bahasa (Abdurrahman, 2009: 224). Kedua

keterampilan ini saling berhubungan satu sama lain. Keterampilan-keterampilan

ini diajarkan kepada siswa kelas rendah melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia

yang dituangkan dalam berbagai Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar

(KD) yang berkaitan dengan keterampilan membaca dan menulis permulaan

sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Keterampilan membaca dan menulis permulaan perlu dikuasai siswa

kelas rendah karena merupakan landasan dasar bagi penguasaan bidang studi yang

lainnya (Halimah, 2014: 192). Selain itu, keterampilan ini juga penting dikuasai

siswa kelas rendah karena pada usia ini siswa memiliki tugas utama untuk

mempelajari bahasa tulis (Ngalimun, 2014: 3). Sejak memasuki usia SD, siswa

perlu memiliki kemampuan untuk menyerap informasi dan menyampaikan

gagasan dengan bahasa tulis (Depdiknas, 2001: 12). Hal-hal inilah yang menjadi

alasan pentingnya penguasaan keterampilan membaca dan menulis bagi siswa

sejak berada di kelas rendah.

Akan tetapi, pada saat ini masih terdapat permasalahan berkaitan dengan

(25)

yang berkaitan dengan pembelajaran membaca dan menulis di Indonesia adalah

masih rendahnya keterampilan membaca dan menulis siswa. Permasalahan ini

tercermin dalam hasil evaluasi yang dilakukan oleh Progress in International

Reading Literacy Study (PIRLS) pada tahun 2011 yang menunjukkan bahwa

prestasi membaca siswa Indonesia masih rendah karena berada pada urutan ke 45

dari 49 negara dengan nilai rata-rata 4,28 (Kompas, 14 Desember 2012). Selain

itu, kemampuan membaca dan menulis masyarakat Indonesia saat ini masih

rendah yang ditandai dengan rendahnya budaya literasi. Hal ini dibuktikan dengan

hasil penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) pada

tahun 2012 yang menyebutkan bahwa budaya literasi Indonesia menempati urutan

ke 64 dari 65 negara yang diteliti (Republika, 15 Desember 2014). Hasil-hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa keterampilan membaca dan menulis

masyarakat Indonesia masih rendah di dunia internasional.

Senada dengan permasalahan tersebut, pada pembelajaran nyata di kelas

ditemukan fakta bahwa terdapat siswa kelas II SD yang masih mengalami

kesulitan dalam menguasai keterampilan membaca menulis permulaan.

Berdasarkan wawancara analisis kebutuhan yang peneliti lakukan pada tanggal 30

Maret 2015 dengan guru II SD Negeri Boto, peneliti memperoleh informasi

tentang pembelajaran membaca menulis permulaan di SD tersebut. Sebanyak

enam siswa dari 21 siswa kelas II SD di kelas tersebut mengalami kesulitan dalam

menguasai keterampilan membaca dan menulis permulaan. Berdasarkan informasi

dari guru dan observasi yang peneliti lakukan, terdapat beberapa siswa tersebut

(26)

per suku kata. Hal ini tentu menyebabkan siswa tersebut belajar lebih lambat dan

banyak meminta bantuan guru untuk membantu membaca. Selain itu, siswa juga

kurang termotivasi dan sering mengeluh dalam menulis menggunakan huruf tegak

bersambung. Siswa banyak yang merasa kesulitan dalam menulis menggunakan

huruf tegak bersambung. Hal ini dikarenakan kurangnya sarana berlatih siswa

untuk menulis menggunakan huruf tegak bersambung dan hanya menggunakan

buku halus tegak bersambung.

Berkaitan dengan pentingnya peranan keterampilan membaca dan

menulis permulaan bagi perkembangan siswa, maka diperlukan suatu upaya untuk

meningkatkan keterampilan membaca menulis permulaan siswa. Berdasarkan

informasi guru, cara yang digunakan untuk membantu siswa menguasai

keterampilan MMP adalah penggunaan metode tutorial sebaya saat pembelajaran

membaca dan menulis serta memberikan tugas latihan membaca di rumah. Akan

tetapi, hal tersebut tidak terlalu efektif untuk mengatasi kesulitan siswa. Kesulitan

siswa dalam menguasai keterampilan MMP ini dapat disebabkan oleh kurangnya

bahan ajar menarik untuk pembelajaran serta kurangnya lembar kerja sebagai

sarana berlatih siswa. Pada kegiatan pembelajaran guru juga hanya menggunakan

buku pegangan dari pemerintah yang mengandaikan bahwa setiap siswa sudah

terampil dalam membaca dan menulis permulaan. Selain itu, guru juga tidak

menggunakan bahan ajar khusus untuk membantu siswa menguasai keterampilan

MMP. Padahal, bahan ajar memiliki peranan penting sebagai sumber belajar

(27)

dan kebutuhan siswa serta memberi kemudahan siswa untuk belajar secara

mandiri (Prastowo, 2014: 140-142).

Berdasarkan permasalahan tersebut, guru mengungkapkan bahwa guru

memerlukan bahan ajar yang inovatif untuk menunjang penguasaan keterampilan

membaca dan menulis siswa SD kelas II. Guru juga mengungkapkan bahwa saat

ini diperlukan bahan ajar yang menarik bagi siswa, terutama berupa buku-buku

dengan cerita anak yang menarik, warna-warni serta up to date sehingga

anak-anak lebih termotivasi untuk belajar membaca dan menulis. Selain itu, sesuai

dengan tahap perkembangan kognitif Piaget, siswa kelas II SD memerlukan objek

konkret dalam pembelajaran, bukan berupa simbol-simbol atau hal-hal yang

abstrak (Djiwandono, 2002: 90). Oleh karena itu, siswa memerlukan bahan ajar

yang menarik dan contoh-contoh konkret dalam belajar membaca dan menulis.

Pada penelitian ini peneliti mengembangkan buku suplemen muatan

pelajaran Bahasa Indonesia sebagai sarana berlatih membaca dan menulis bagi

siswa SD kelas II. Buku adalah kumpulan kertas berisi informasi tertentu yang

disusun secara sistematis, dijilid, dan diberi sampul sebagai salah satu sumber

pembelajaran (Sitepu, 2012: 13). Buku yang dikembangkan ini juga dapat disebut

sebagai buku suplemen MMP. Melalui buku suplemen ini siswa dapat berlatih

secara rutin secara mandiri maupun dengan pendampingan dari orang lain seperti

guru serta orang tua. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tarigan (1985: 3) bahwa

keterampilan berbahasa dapat diperoleh dan dikuasai melalui praktik dan latihan.

Siswa dapat berlatih untuk membaca dan menulis sesering mungkin melalui

(28)

kegiatan review untuk mengulas kembali kegiatan dan materi yang telah dipelajari

siswa serta refleksi untuk mengetahui peningkatan penguasaan membaca menulis

permulaan siswa.

Buku suplemen MMP ini berisi bahan dan kegiatan belajar membaca

menulis permulaan yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan membaca

dan menulis siswa kelas II SD. Pada usia ini siswa perlu memiliki pengetahuan

tentang huruf, suku kata, dan kata yang diperlukan untuk membaca (Ngalimun,

2014: 36). Buku suplemen ini dapat membantu siswa untuk mempelajari hal-hal

tersebut secara bertahap menggunakan bahasa yang sederhana agar mudah

dipahami siswa. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran bahasa, yaitu

pembelajaran dari hal-hal yang sederhana menuju kompleks serta dari mudah

menuju sukar (Djamarah, 2011: 71). Selain itu, buku suplemen ini berisi berbagai

macam teks atau cerita pendek yang menarik serta gambar-gambar yang

berwarna-warni untuk menarik perhatian dan meningkatkan motivasi belajar

siswa. Buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk pembelajaran

membaca dan menulis permulaan ini masih berada dalam proses pengembangan

dan memerlukan penyempurnaan.

1.2Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca dan

menulis permulaan dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia kelas II

(29)

1.2.2 Bagaimana kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan menulis

permulaan dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia kelas II semester 1 SD

Negeri Boto?

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca dan

menulis permulaan dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia kelas II

semester 1 SD Negeri I Boto.

1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas buku suplemen keterampilan membaca

dan menulis permulaan dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia kelas II

semester II SD Negeri I Boto.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat mengembangkan ide inovatifnya dalam upaya

mengembangkan buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia yang

berkaitan dengan pembelajaran membaca dan menulis permulaan pada

siswa SD kelas rendah.

1.4.2 Bagi Guru

Guru dapat menerapkan penggunaan buku suplemen yang menarik dalam

mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan proses pembelajaran

(30)

1.4.3 Bagi Siswa

Siswa kelas rendah dapat lebih termotivasi melakukan aktivitas belajar

dalam buku suplemen melalui latihan-latihan yang beragam dan bervariasi

secara rutin dan berulang-ulang untuk meningkatkan keterampilan

membaca dan menulis permulaan.

1.4.4 Bagi Sekolah

Sekolah memperoleh informasi tentang bahan ajar berupa buku suplemen

muatan pelajaran Bahasa Indonesia dan menerapkan penggunaannya untuk

membantu penguasaan keterampilan membaca dan menulis permulaan

siswa kelas rendah.

1.5Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

1.5.1 Komponen dari buku suplemen yang disusun lengkap yaitu (1) sampul, (2)

isi buku suplemen (kata pengantar, SK, KD, dan indikator pembelajaran,

petunjuk umum penggunaan buku suplemen, daftar isi, dan kegiatan

belajar), (3) daftar referensi, serta dilengkapi dengan (4) CD pembelajaran.

1.5.2 CD pembelajaran berisi rekaman suara untuk kegiatan dikte, melengkapi

teks yang dibacakan, dan memberikan ilustrasi atau contoh membaca

puisi.

1.5.3 Buku suplemen mengandung kegiatan yang variatif bagi siswa agar siswa

dapat belajar membaca dan menulis permulaan secara rutin.

[image:30.595.96.515.179.652.2]

1.5.4 Buku suplemen berisi berbagai macam teks sederhana disertai dengan

(31)

1.5.5 Buku suplemen disesuaikan dengan tahap perkembangan bahasa anak,

yaitu konkret, menarik, dan disusun dari hal-hal yang sederhana menuju

hal-hal yang kompleks.

1.5.6 Buku suplemen disusun menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar dengan memperhatikan tingkat perkembangan bahasa, terutama

dalam penggunaan huruf kapital dan tanda baca.

1.6Definisi Operasional

1.6.1 Keterampilan membaca dan menulis permulaan adalah keterampilan

membaca dan menulis yang perlu dikuasai siswa SD kelas rendah sebagai

dasar penguasaan bidang studi yang lain karena penting dalam

pemerolehan informasi.

1.6.2 Buku suplemen adalah salah satu bentuk bahan ajar cetak yang berfungsi

sebagai pelengkap buku utama dalam pembelajaran.

1.6.3 Buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia adalah buku pelengkap

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang disesuaikan dengan Standar

Kompetensi dan Kompetensi dasar dalam pembelajaran membaca dan

menulis permulaan untuk siswa kelas II SD semester 1, berisi materi,

(32)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini diuraikan (1) kajian pustaka, (2) penelitian yang relevan, (3)

kerangka berpikir, dan (4) pertanyaan penelitian.

2.1Kajian Pustaka

2.1.1 Tahap Perkembangan Anak

Setiap anak pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam

jenjang kehidupannya. Pertumbuhan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif

pada aspek biologis atau fisik seseorang yang nampak dan dapat diukur (Mar’at,

2006: 5). Perkembangan adalah serangkaian perubahan yang terjadi pada aspek

psikis yang terjadi secara terus menerus menuju ke tahap kematangan (Widyastuti

& Widyani, 2011: 2). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa

pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua hal yang berbeda, tetapi saling

berkaitan satu sama lain dalam setiap rentang kehidupan manusia. Pertumbuhan

dan perkembangan anak akan mempengaruhi anak dalam belajar dan memperoleh

pengetahuannya.

Salah satu teori tahap perkembangan anak adalah tahap perkembangan

kognitif yang dikembangkan oleh seorang ahli biologi dan psikolog bernama Jean

Piaget. Jean Piaget membagi tahapan perkembangan anak menjadi empat tahapan,

yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap operasional konkret, dan

tahap operasional formal (Syah, 2013: 24). Setiap tahapan tersebut menunjukkan

(33)

Tahap pertama adalah tahap sensorimotor pada anak usia 0-2 tahun. Tahap

ini ditandai dengan perkembangan kemampuan anak dalam mengorganisasikan

gerakan dan tindakan fisik, serta memberikan respon dalam bentuk refleks sederhana (Mar’at, 2006: 104). Meskipun demikian, anak belum dapat mengenal

dan menemukan objek yang tidak dilihat, tidak disentuh, dan tidak didengar

(Syah, 2013: 27). Dengan demikian, anak masih terikat dengan peristiwa langsung

dan konkret dan terbatas pada reaksi motorik terhadap objek yang dapat disentuh,

dilihat, dan didengar.

Tahap kedua adalah tahap praoperasional konkret pada anak usia 2-7

tahun. Pada tahapan ini anak sudah mampu merekayasa simbol-simbol yang

merepresentasikan objek-objek dalam dunia nyata dan menggunakan kata-kata

yang tepat untuk mengekspresikan kalimat-kalimat pendek (Syah, 2013: 29). Oleh

karena itu, pada tahapan ini anak sudah mampu memperoleh kesadaran tentang

keberadaan suatu benda walaupun benda tersebut tidak dilihat atau didengarnya.

Tahap ketiga adalah tahap operasional konkret pada anak usia 7-11 tahun.

Pada tahapan ini anak sudah memiliki kemampuan dalam mengenali sistem

kuantitatif suatu benda, mengurutkan, serta menggolongkan benda. Walaupun

demikian, pemikiran anak terbatas pada benda dan peristiwa yang konkret

(Susanto, 2013: 77). Pada tahapan ini anak sudah mampu berpikir rasional dan

logis tetapi terikat pada pengalaman konkret atau nyata yang dialami oleh anak.

Tiga kemampuan yang dimiliki anak pada tahapan ini adalah mengklasifikasikan

benda dengan ciri-ciri yang sama, menyusun atau mengasosiasikan angka atau

(34)

Tahap keempat adalah tahap operasional formal pada anak usia 11-18

tahun. Tahapan ini dapat dikatakan sebagai tahapan yang terjadi pada anak-anak

yang mulai beranjak remaja. Anak sudah mampu berpikir secara sistematis dan abstrak untuk memecahkan suatu masalah (Mar’at, 2006: 195). Anak sudah

mampu mempelajari dan memahami berbagai hal yang bersifat abstrak. Pada

tahapan ini anak sudah mampu berpikir secara abstrak dan sudah mampu

memecahkan berbagai masalah yang menggunakan prinsip-prinsip abstrak.

Berdasarkan tahapan-tahapan perkembangan kognitif Jean Piaget tersebut,

dapat diketahui bahwa siswa SD kelas rendah dengan kisaran usia 6 atau 7 tahun

sampai 9 tahun berada dalam tahapan kogitif operasional konkret. Pada tahapan

ini anak-anak sudah mampu berpikir rasional dan logis tetapi masih terikat pada

pengalaman konkret yang dialami anak. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses

belajarnya, siswa kelas rendah perlu difasilitasi dengan objek konkret sebagai

sumber belajarnya agar dapat belajar dengan lebih optimal. Selain itu, siswa kelas

rendah juga memiliki karakteristik suka bermain, memiliki rasa ingin tahu yang

tinggi, dan mudah terpengaruh lingkungan (Susanto, 2013: 86). Berdasarkan

karakteristik tersebut, maka siswa kelas rendah memerlukan pembelajaran

menggunakan objek konkret yang menyenangkan dan dapat memfasilitasi rasa

ingin tahu siswa. Salah satu objek konkret yang dapat membantu proses belajar

siswa adalah melalui penggunaan bahan ajar.

2.1.2 Tahap Perkembangan Bahasa

Bahasa merupakan lambang-lambang yang disepakati dan memiliki makna

(35)

ekspresi diri (Tanlain, 2006: 34). Bahasa merupakan komponen yang penting

untuk dikuasai manusia dalam berkomunikasi dan sebagai sarana untuk

mengekspresikan diri. Penguasaan bahasa pada setiap orang tentu berkaitan

dengan tahapan perkembangan bahasa. Perkembangan bahasa merupakan

peningkatan kemampuan berkomunikasi seseorang, baik secara lisan, tertulis,

maupun melalui isyarat (Djamarah, 2011: 48). Keterampilan-keterampilan pada

keterampilan berbahasa saling berhubungan satu sama lain dan diperoleh secara

teratur dan berurutan. Keterampilan berbahasa ini dapat dikuasai seseorang sesuai

dengan perkembangan bahasanya. Keterampilan menyimak dan berbicara dapat

dikuasai sejak sebelum memasuki usia sekolah, sedangkan keterampilan menulis

dan membaca perlu dikuasai anak sejak memasuki usia sekolah (Tarigan, 1985:

1).

Penguasaan keempat keterampilan berbahasa tersebut dapat diperoleh

seseorang sesuai dengan tahapan perkembangan bahasanya. Piaget dan Vygotsky

membagi tahapan perkembangan bahasa menjadi tahapan meraban atau

pralinguistik dan tahapan linguistik (Hartati, 2011: 24). Tahapan meraban (sejak

lahir-1 tahun) ditandai dengan kemampuan anak untuk berkomunikasi walau

hanya dengan cara menoleh, menangis atau tersenyum dan berkomunikasi dengan

gerakan isyarat. Tahapan linguistik terdiri dari: (1) tahap holofrastik (1-2 tahun)

yaitu anak sudah mulai mengucapkan satu kata untuk mewakili seluruh ide yang

disampaikan, (2) tahap kalimat dua kata (2-2,5 tahun) yaitu tahapan saat anak

mampu mengucapkan dua holofrase dalam rangkaian yang cepat, (3) tahap

(36)

dengan teman sebaya dan aktif memulai percakapan, (4) tahap tata bahasa

menjelang dewasa (4-5 tahun) yaitu tahapan ketika anak mulai menerapkan

struktur tata bahasa dan kalimat-kalimat yang lebih rumit, dan (5) tahap

kompetensi penuh, yaitu tahapan ketika anak sudah mampu menguasai bahasa

ibunya dan melakukan ujaran dalam kalimat pendek (Hartati, 2011: 24-40).

Tahapan-tahapan perkembangan bahasa tersebut menunjukkan tahap

perkembangan anak sebelum memasuki usia Sekolah Dasar. Setelah memasuki

SD, anak akan akan beralih dari bahasa lisan ke bahasa tulis. Salah satu

keterampilan bahasa tulis yang dipelajari anak adalah keterampilan membaca.

Sebagai salah satu keterampilan berbahasa, keterampilan membaca ini juga dapat

dikuasai melalui tahapan perkembangan membaca. Owens (dalam Ngalimun,

2014: 36) menyatakan bahwa terdapat lima tahapan perkembangan membaca,

yaitu: (1) tahap I (6-8 tahun) yaitu tahapan saat anak sudah mengenal huruf, suku

kata, kata, dan kalimat, serta mampu membaca dengan terpusat pada kata-kata

lepas dalam teks sederhana, (2) tahap II (9-10 tahun) yaitu tahapan saat anak

sudah mampu menganalisis kata-kata sesuai dengan konteks bacaan, (3) tahap III

(11-14 tahun) yaitu tahapan saat anak sudah mampu memahami bacaan atau

tulisan, (4) tahap IV (15-18 tahun) yaitu seseorang sudah mampu menyimpulkan

dan memahami pandangan penulis dalam bacaan, dan (5) tahap V

(mahasiswa-jenjang selanjutnya) yaitu tahapan di mana seseorang sudah mampu menanggapi

bacaan secara kritis.

Berdasarkan tahapan-tahapan perkembangan bahasa tersebut, dapat

(37)

yaitu membaca dan menulis. Pada tahapan ini siswa memiliki keterampilan dalam

memahami huruf, suku kata, kata, dan kalimat. Siswa juga mampu memahami

kata-kata dalam teks sederhana, sehingga siswa perlu mengembangkan

perbendaharaan katanya. Berdasarkan karakteristik ini, siswa kelas II SD perlu

berlatih untuk menyusun huruf, suku kata, dan kalimat dengan dengan baik secara

bertahap.

2.1.3 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar 2.1.3.1Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia

Bahasa memiliki peran yang penting dalam perkembangan dan

kemampuan seseorang dalam berbagai aspek (sosial, akademik, dan kognitif) serta

mempengaruhi pendidikan seseorang (Kumara, dkk. 2014: 1). Bahasa merupakan

sarana efektif untuk menjalin komunikasi, interaksi sosial, dan mengekspresikan

diri (Djamarah, 2011: 46). Bahasa memiliki peranan penting dalam perkembangan

seseorang dan sarana efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Berdasarkan pentingnya peranan bahasa tersebut, seseorang perlu mempelajari

bahasa dan menguasai berbagai komponen bahasa. Komponen bahasa tersebut

terdiri dari keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Keterampilan-keterampilan tersebut menjadi perhatian dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia agar siswa dapat menguasai keterampilan-keterampilan tersebut

(Ngalimun, 2014: 5).

Bahasa Indonesia merupakan bahasa negara Indonesia yang berfungsi

sebagai bahasa pemersatu, pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi, lambang

(38)

(Ngalimun, 2014: 4). Pembelajaran bahasa di pendidikan Indonesia diajarkan

kepada siswa melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa

Indonesia ini memiliki tujuan akhir agar siswa dapat terampil berbahasa yang

tercermin dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis. Selain itu, tujuan dari mata pelajaran Bahasa Indonesia

adalah (1) untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, (2)

memperluas wawasan, (3) mengembangkan kepribadian melalui karya sastra, dan

(4) untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan bahasa Indonesia

baik secara lisan maupun tulisan (Susanto, 2013: 245).

Mengingat pentingnya mata pelajaran Bahasa Indonesia, maka

pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia perlu disesuaikan dengan

prinsip-prinsip belajar bahasa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.

Prinsip-prinsip belajar bahasa yaitu adanya motivasi atau dorongan belajar bahasa,

hal-hal yang diperoleh dari pengalaman sendiri akan lebih berkesan dan menarik,

keingintahuan mempengaruhi kemauan seseorang untuk mempelajari bahasa,

belajar bahasa berkaitan dengan pemecahan masalah dalam mengembangkan

pengetahuan, pengalaman, dan sikap, perlunya berpikir analitis sintesis dalam

pemecahan masalah, dan perbedaan individual mempengaruhi keberhasilan

pembelajaran bahasa (Djamarah, 2011: 69). Selain itu, pembelajaran bahasa perlu

diberikan dari hal-hal yang mudah menuju sukar, sederhana menuju kompleks,

serta dekat menuju jauh menurut (Chaer & Agustina, dalam Djamarah, 2011: 71).

Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran Bahasa Indonesia perlu diajarkan secara

(39)

2.1.3.2 Keterampilan Membaca Menulis Permulaan pada Pembelajaran Bahasa Indonesia

Keterampilan membaca dan menulis memiliki hubungan yang erat dalam

suatu pembelajaran. Membaca adalah keterampilan dalam mengenal dan

mengingat simbol-simbol bahasa tulis (Abdurrahman, 2009: 200). Menulis

merupakan aktivitas melukiskan lambang-lambang yang menggambarkan suatu

bahasa yang dapat dipahami orang lain untuk menyampaikan makna-makna

tertentu (Tarigan, 1985: 3). Pada awal anak belajar membaca, anak kemudian

memiliki keinginan untuk menyampaikan atau mengungkapkan pikiran dan

perasaannya secara tertulis (Abdurrahman, 2009: 200). Membaca dapat dikatakan

sebagai input dan menulis dapat dikatakan sebagai output dari hal-hal yang sudah

diketahui. Keterampilan membaca merupakan keterampllan berbahasa yang dapat

dikuasai anak melalui latihan dan praktik. Oleh karena itu, guru SD perlu

memberikan fasilitas dan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan

keterampilan membaca siswa SD sejak berada di kelas rendah melalui

pembelajaran Bahasa Indonesia.

Keterampilan membaca dan menulis dalam pembelajaran keterampilan

berbahasa merupakan dua komponen yang saling berkaitan erat. Keterampilan

membaca dan menulis merupakan keterampilan yang perlu dikuasai sejak dini,

terutama bagi anak yang memasuki kelas-kelas rendah yaitu kelas I, II, dan III

Sekolah Dasar. Keterampilan membaca dan menulis yang diberikan kepada

siswa-siswa kelas rendah ini kemudian diajarkan dalam satu paket pembelajaran

(40)

Pembelajaran membaca dan menulis permulaan ini berperan penting sebagai dasar

agar siswa dapat memperoleh pengetahuan dari berbagai bidang studi di jenjang

selanjutnya.

Pada pembelajaran membaca dan menulis permulaan ini, siswa dibina agar

memiliki kemampuan melek huruf sebagai dasar penguasaan kemampuan melek

wacana pada tahapan pembelajaran membaca dan menulis tingkat lanjut (Mulyati,

2011: 6). Melek huruf diartikan sebagai kemampuan siswa dalam melafalkan

lambang-lambang atau simbol-simbol bahasa tertulis tanpa disertai dengan

pemahaman. Selain itu, siswa juga dapat menuliskan lambang-lambang bahasa

yang dapat menjadi dasar bagi siswa agar dapat mengungkapkan ide dalam bentuk

tertulis. Hal ini didukung oleh pendapat Ngalimun (2014: 3) bahwa siswa perlu

memiliki kemampuan menguasai bahasa tulis untuk menyerap informasi dan

menyampaikan gagasan menggunakan bahasa tulis. Melalui pembelajaran

membaca dan menulis permulaan, siswa dapat belajar untuk membaca dan

menulis dengan benar sejak dini (Depdiknas, 2001: 11). Hal ini dikarenakan

keterampilan membaca dan menulis permulaan dapat mempengaruhi pemerolehan

keterampilan membaca dan menulis lanjutan pada jenjang yang lebih tinggi.

Kompetensi umum yang perlu diajarkan kepada siswa dalam pembelajaran MMP

melalui Bahasa Indonesia adalah menguasai huruf untuk menyusun kata dan

kalimat, membaca nyaring teks dengan lafal dan intonasi yang tepat, membaca

lancar dan memahami teks sederhana, membaca dan memahami cerita bergambar,

menulis teks sederhana dengan memperhatikan ejaan, huruf kapital, dan tanda

(41)

2.1.3.3Mengkaji Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan pada Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Pada pembelajaran Bahasa Indonesia, keterampilan membaca dan menulis

diajarkan pada siswa berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi

Dasar (KD) sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran, serta

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan (UU No. 29 Tahun 2003). Berdasarkan pengertian tersebut, kurikulum

memiliki peranan penting dalam mengarahkan setiap kegiatan pendidikan untuk

mencapai tujuan pendidikan. Dua kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia

adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP).

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004 merupakan

kurikulum yang menekankan pada hasil yang diharapkan muncul pada peserta

didik melalui serangkaian pengalaman belajar (Muslich, 2007: 17). Mata pelajaran

Bahasa Indonesia dalam KBK merupakan program yang bertujuan untuk

mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, serta sikap positif

terhadap Bahasa Indonesia sesuai dengan keadaan siswa dan sumber belajar yang

tersedia. Menurut Depdiknas (2001: 18), kompetensi dalam pembelajaran MMP

siswa kelas II SD cawu 1 adalah membaca nyaring, menulis dengan jelas dan rapi

(42)

dengan huruf lepas. Peneliti memaparkan KD dari keterampilan membaca dan

[image:42.595.101.519.182.737.2]

menulis permulaan dalam KBK pada tabel berikut:

Tabel 2.1 KD Pembelajaran MMP kelas II SD Cawu 1 pada KBK

Keterampilan Kompetensi Dasar Materi Pokok

Membaca Membaca nyaring Kalimat dan cerita (150 kata)

Menulis

Menulis dengan jelas dan rapi menggunakan huruf lepas

Kalimat yang didiktekan Kalimat rumpang Mengungkapkan pengalaman secara

tertulis dengan menggunakan huruf lepas

Kegemaran

Kegiatan sehari-hari

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006

merupakan kurikulum yang menuntut peran aktif sekolah sebagai subyek

pendidikan dalam melaksanakan program pendidikan sesuai dengan kondisi

setempat (Widyastono, 2014: 90). Pada KTSP ini, kompetensi dalam

pembelajaran MMP pada siswa kelas II SD semester 1 adalah menyimpulkan,

menjelaskan isi puisi, melengkapi cerita sederhana, dan menulis kalimat yang

didiktekan (Depdiknas, 2009: 4). SK dan KD keterampilan MMP pada KTSP di

kelas II SD semester 1 digambarkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2.2 SK dan KD Pembelajaran MMP kelas II SD Semester 1 pada KTSP

Keterampilan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Membaca 1. Memahami teks pendek dengan

membaca lancar dan membaca puisi anak

1.1 Menyimpulkan isi teks pendek

(10-15 kalimat) yang dibaca dengan membaca lancar

1.2 Menjelaskan isi puisi anak yang

dibaca

Menulis 2. Menulis permulaan melalui

kegiatan melengkapi cerita dan dikte

2.1 Melengkapi cerita sederhana

dengan kata yang tepat

2.2 Menulis kalimat sederhana yang

(43)

Berdasarkan hasil kajian terhadap SK dan KD pembelajaran MMP pada

KBK dan KTSP, kompetensi membaca permulaan yang perlu dimiliki oleh siswa

SD kelas II semester 1 adalah membaca nyaring teks pendek yang terdiri dari

10-15 kalimat dan menjelaskan informasi teks yang dibaca. Kompetensi menulis

permulaan yang perlu dimiliki oleh siswa SD kelas II semester 1 adalah

melengkapi cerita sederhana (rumpang), menulis dengan huruf lepas dan tegak

bersambung, dan membuat karangan sederhana.

2.1.4 Bahan Ajar

2.1.4.1Hakikat Bahan Ajar

Belajar merupakan proses yang terjadi pada manusia sepanjang hidupnya

dan terjadi karena adanya interaksi seseorang dengan lingkungannya (Arsyad,

2007: 1). Proses belajar dapat dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan yang

mengarahkan pada peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan seseorang

yang disebut proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini dapat diartikan sebagai

kegiatan yang melibatkan guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai pembelajar

dalam kegiatan komunikasi atau penyampaian pesan dari guru kepada siswa

(Susilana & Riyana, 2009).

Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk membantu penyampaian

pesan dalam proses pembelajaran adalah melalui penggunaan bahan ajar. Bahan

ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik berupa

teks, informasi maupun alat yang dapat membantu peserta didik dalam belajar

(Prastowo, 2014: 138). Bahan ajar memiliki peranan penting dalam pembelajaran

(44)

dan terpadu. Bahan ajar berguna untuk membantu siswa belajar secara lebih

mandiri, memungkinankan siswa belajar kapanpun dan di manapun, serta

mengarahkan siswa untuk menguasai kompetensi tertentu (Prastowo, 2014: 140).

Bahan ajar dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam berdasarkan

bentuknya, yaitu bahan cetak, bahan ajar dengar, bahan ajar pandang dengar, dan

bahan ajar interaktif (Prastowo, 2014: 148). Bahan ajar cetak merupakan bahan

[image:44.595.96.514.234.551.2]

ajar berupa kertas seperti buku modul, lembar kerja siswa, brosur, maupun

gambar. Bahan ajar dengar (audio) merupakan bahan ajar yang dapat didengakan

seperti kaset, radio, maupun piringan hitam. Bahan ajar pandang dengar

(audiovisual) merupakan bahan ajar yang mengkombinasikan gambar dengan

suara seperti film dan video. Bahan ajar interaktif merupakan kombinasi dari dua

atau lebih media yang dikendalikan oleh penggunanya. Berdasarkan

macam-macam bahan ajar ini, guru perlu memiliki kemampuan untuk memilih bahan ajar

yang sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran serta karakteristik siswa.

2.1.4.2 Pengembangan Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki peran yang penting dalam kegiatan pembelajaran.

Bahan ajar berperan membantu guru dalam menyampaikan informasi, membantu

siswa dalam memperoleh pengetahuan baru, dan mengurangi ketergantungan

terhadap guru sebagai satu-satunya sumber pengetahuan (Widodo & Jasmadi,

2008: 40). Berkaitan dengan peranan bahan ajar tersebut, penyusunan bahan ajar

perlu direncanakan dengan baik dengan memperhatikan prinsip-prinsip

pembelajaran. Terdapat enam prinsip pembelajaran yang perlu diperhatikan yaitu

(45)

pengulangan untuk memperkuat materi, (3) adanya umpan balik positif untuk

penguatan pada siswa, (4) perlunya menciptakan motivasi siswa, (5) menciptakan

pembelajaran secara bertahap dan berkelanjutan, serta (6) adanya dorongan untuk

mencapai tujuan (Depdiknas, 2008: 11).

Selain perlu memperhatikan prinsip-prinsip tersebut, pemilihan model

pengembangan juga perlu diperhatikan dalam pengembangan bahan ajar. Hal ini

dilakukan karena model pengembangan berperan penting dalam membantu

seorang pengembang untuk bekerja secara praktis dan sistematis sesuai

konsep-konsep teoritis (Suparman, 2012: 112). Hal ini berguna untuk membantu dalam

mengembangkan produk sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang telah

ditentukan. Salah satu model pengembangan yang sering digunakan adalah model

pengembangan Dick & Carey. Model pengembangan Dick & Carey merupakan

model pengembangan yang terdiri dari sepuluh langkah pengembangan sering

[image:45.595.103.516.295.704.2]

dipakai dalam penelitian dan pengembangan secara luas (Setyosari, 2013: 230).

(46)

Gambar 2.1 tersebut menunjukkan langkah-langkah dari model

pengembangan menurut Dick & Carey. Berikut ini penjelasan dari setiap langkah

berdasarkan model pengembangan Dick & Carey (Setyosari, 2013: 230-235)

tersebut:

1. Analisis kebutuhan dan tujuan

Langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kebutuhan untuk

menentukan produk yang dikembangkan. Kebutuhan tersebut dapat berupa

keadaan yang kurang dari seharusnya atau kesenjangan antara keadaan nyata

dengan yang diharapkan (Suparman, 2012: 118).

2. Melakukan analisis pembelajaran

Langkah ini dilakukan untuk menganalisis rancangan produk atau desain yang

dikembangkan sebagai spesifikasi produk yang dikembangkan.

3. Menganalisis pebelajar dan konteks

Pada langkah ini dilakukan analisis terhadap siswa, pembelajaran, dan latar

pembelajaran. Analisis terhadap karakteristik siswa ini digunakan untuk

mengidentifikasi karakteristik siswa yang berhubungan dengan produk yang

dikembangkan (Suparman, 2012: 183).

4. Merumuskan tujuan khusus

Pada langkah ini dilakukan perumusan tujuan dan indikator-indikator dari

standar kompetensi yang telah ada.

5. Mengembangkan instrumen assesment

Langkah ini dilakukan untuk mengembangkan instrumen untuk menilai

[image:46.595.101.517.148.603.2]
(47)

6. Mengembangkan strategi pembelajaran

Langkah ini merupakan langkah untuk menentukan strategi yang menunjang

pengembangan produk dan berkaitan dengan proses pengembangan.

7. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran

Langkah ini merupakan langkah di mana seorang pengembang melakukan

proses pengembangan bahan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan

dicapai.

8. Merancang dan melakukan evaluasi formatif

Pada langkah ini dilakukan penilaian dalam proses pengembangan produk

untuk menilai kualitas produk sebagai bahan revisi. Evaluasi ini dapat berupa

penilaian oleh ahli maupun uji coba dalam kelompok kecil dan besar

(Suparman, 2012: 308).

9. Melakukan revisi

Revisi merupakan langkah yang dilakukan untuk melakukan perbaikan produk

yang dikembangkan sesuai dengan hasil penilaian kelayakan produk. Pada

model pengembangan ini, revisi terhubung dengan setiap langkah

pengembangan.

10.Melakukan evaluasi sumatif

Evaluasi sumatif dilakukan untuk mengetahui efektivitas produk yang

dikembangkan secara keseluruhan.

Langkah-langkah tersebut diperlukan untuk mengembangkan bahan ajar

yang sesuai dengan hasil analisis kebutuhan dan tujuan yang telah ditentukan.

(48)

dan kelayakannya. Beberapa aspek yang perlu dinilai dari suatu bahan ajar

menurut pendapat Cunningsworth (1995: 3-4) adalah aims and apporaches

(tujuan dan pendekatan), design and organization (desain dan pengorganisasian),

language content (isi kebahasaan), skills (keterampilan), topic (topik), dan

methodology (metodologi). Aspek-aspek tersebut dapat diadaptasi sebagai

indikator untuk menilai kualitas dan kelayakan dari suatu bahan yang

dikembangkan.

2.1.5 Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia 2.1.5.1 Hakikat Buku Suplemen

Buku merupakan salah salah satu bahan ajar cetak yang banyak digunakan

dalam pembelajaran. Buku merupakan bahan belajar cetak tentang suatu bidang

studi atau ilmu tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran (Susilana & Riyana,

2009: 15). Buku adalah kumpulan kertas berisi informasi tertentu yang disusun

secara sistematis, dijilid, dan diberi sampul sebagai salah satu sumber

pembelajaran (Sitepu, 2012: 13). Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut,

buku dapat diartikan sebagai salah satu bahan ajar cetak berupa kumpulan kertas

yang berisi informasi tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Penggunaan buku dalam kegiatan pembelajaran dapat diklasifikasikan

menjadi beberapa kategori. Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan

Dasar dan Menengah No. 262/C/Kep/R.1992 (dalam Sitepu, 2012: 16), buku teks

pelajaran dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori yaitu:

1) Buku pelajaran pokok, merupakan acuan utama yang wajib digunakan dalam

(49)

2) Buku pelajaran pelengkap, merupakan buku yang berisi informasi tentang

pokok bahasan tertentu secara lebih mendalam dan tidak sepenuhnya disusun

berdasarkan kurikulum.

3) Buku bacaan, merupakan buku yang bermanfaat dalam pengetahuan dan

hiburan tetapi tidak berkaitan langsung dengan bahan yang dituntut oleh

kurikulum.

4) Buku sumber, merupakan buku yang dapat dijadikan rujukan resmi dalam

memperoleh informasi, seperti atlas, kamus, serta undang-undang.

Pada penelitian pengembangan ini, peneliti mengembangkan sebuah buku

suplemen atau dapat disebut sebagai buku pelajaran pelengkap. Buku suplemen

merupakan salah satu buku teks pelajaran yang melengkapi buku pelajaran pokok

dan tidak wajib digunakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran. Menurut

Ballstaedt (dalam Depdiknas, 2008: 18), buku suplemen sebagai salah satu bahan

ajar cetak perlu dikembangkan dengan memperhatikan susunan tampilan, bahasa

yang mudah, menguji pemahaman, stimulan (mendorong untuk berfikir),

kemudahan dibaca, dan adanya materi instruksional berupa pemilihan teks

maupun lembar kerja.

2.1.5.2 Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia

Membaca dan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang perlu

dikuasai seseorang melalui praktik dan latihan yang berulang-ulang (Tarigan,

1985: 3). Buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia merupakan media

pembelajaran sebagai bahan tambahan dan bahan pendamping buku utama dalam

(50)

terutama berkaitan dengan keterampilan membaca dan menulis permulaan bagi

siswa kelas II SD semester 1. Buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia

ini digunakan dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan untuk siswa

kelas rendah, terutama bagi siswa kelas II Sekolah Dasar semester 1.

Buku suplemen disusun berdasarkan modifikasi dari KBK dan KTSP,

terutama pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, buku suplemen juga

disesuaikan dengan karakteristik dan perkembangan bahasa siswa kelas II SD.

Pada usia kelas II SD, siswa masih memusatkan pada kata-kata lepas dalam

kalimat sederhana dan masih perlu belajar dalam menuliskan ejaan dan struktur

kalimat (Ngalimun, 2014: 36). Buku pembelajaran membaca ini dapat membantu

siswa untuk mempelajari hal-hal tersebut secara bertahap, yaitu dari belajar huruf,

suku kata, kata, hingga kalimat sederhana. Buku suplemen disusun sesuai dengan

karakteristik belajar bahasa, yaitu pembelajaran dilakukan dari hal-hal konkret ke

abstrak, dari sederhana ke kompleks, serta dari hal yang dekat menuju hal yang

jauh (Djamarah, 2011: 71). Buku suplemen ini disusun secara inovatif

menggunakan gambar dan teks bacaan yang menarik bagi anak dan latihan-latihan

soal yang berkaitan dengan membaca. Hal ini diharapkan dapat membantu anak

untuk meningkatkan motivasi dan keterampilan membaca permulaannya.

2.2Penelitian yang Relevan

2.2.1 Penelitian tentang Buku Suplemen

Kurniasari, Rusilowati, dan Subekti (2014) melakukan penelitian tentang

(51)

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk

mengembangkan buku suplemen IPA terpadu, mengetahui kevalidan, kepraktisan

dan kefektifan buku suplemen IPA terpadu dengan tema pendengaran bagi siswa

kelas VIII SMP. Produk yang dihasilkan ini dinyatakan valid dengan rata-rata

hasil validasi pakar 3,40. Uji coba produk dilakukan dalam skala kecil dan skala

besar dan buku suplemen dinyatakan efektif sebagai pendamping buku teks utama

berdasarkan ketuntasan klasikal siswa sebesar 97% dari hasil uji coba.

Pratiwi (2014) melakukan penelitian tentang pengembangan buku

suplemen kimia berorientasi Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada materi

koloid. Proses pengembangan buku suplemen ini terdiri dari tiga tahap yaitu

persiapan, pengembangan, dan evaluasi. Subjek uji coba lapangan pada penelitian

ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan

uji coba diperoleh hasil persentase rata-rata 82,75% dari angket siswa dengan

perincian persentase 82,96% untuk dimensi materi, 81,79% untuk dimensi

kegrafikan buku, dan 81,50% untuk dimensi kebahasaan. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa buku suplemen yang dikembangkan peneliti berisi materi

yang dapat dimengerti siswa, pengorganisasian kegrafikan buku yang sangat baik,

dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang komunikatif dan sesuai untuk

siswa. <

Gambar

Gambar 2.1 Model Pengembangan Dick & Carey  ...................................  24
gambar dan warna yang menarik.
Tabel 2.1 KD Pembelajaran MMP kelas II SD Cawu 1 pada KBK
gambar. Bahan ajar dengar (audio) merupakan bahan ajar yang dapat didengakan
+7

Referensi

Dokumen terkait

bagaimana hasil validasi ahli terhadap pengintegrasian muatan kurikulum dalam standar isi aspek membaca Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada SD kelas tinggi yang

Buku suplemen yang disusun berpedoman pada Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator membaca dan menulis dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan

Penelitian ini adalah jenis penelitian pengembangan.Tujuan utama dari penelitian ini adalah (1) mengembangkan buku suplemenketerampilan membaca dan menulis dalam pelajaran

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTI KORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS II B SD NEGERI DAYUHARJO.. TAHUN

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Hasil dari penelitian ini meliputi pandangan guru SD tentang buku ajar bahasa Indonesia SD yang di- pergunakan di sekolah saat ini; buku Ba- hasa Indonesia yang

Hasil penelitian ini berupa tahapan pengembangan buku ajar, data-data untuk mengukur kelayakan buku ajar, dan respon siswa terhadap pengembangan buku ajar mata pelajaran

Dengan demikian buku suplemen membaca permulaan yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai bahan ajar memabca menulis permulaan dalam skala yang lebih bagus, dan penelitain dari