• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan buku suplemen muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 2 SD Negeri Gelaran II.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan buku suplemen muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 2 SD Negeri Gelaran II."

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Wargiani, M. M. (2016). Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran

Bahasa Indonesia Kelas III Semester 2 SDN Gelaran II.Skripsi.

Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Membaca dan menulis adalah dua keterampilan berbahasa yang sangat penting untuk dioptimalkan dalam masa sekolah.Salah satu penunjang pembelajaran membaca dan menulis adalah buku ajar. Saat ini, dibutuhkan inovasi baru terhadap buku ajar membaca dan menulis. Penelitian ini difokuskan pada pembuatan buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia keterampilan membaca dan menulis untuk siswa kelas III semester 2 SD N Gelaran II.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan modifikasi dari Kemp dan Borg & Gall. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan produk dan mengetahui kualitas buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 2. Langkah-langkah pengembangan penelitian ini adalah (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi, (5) revisi desain, (6) ujicoba desain, (7) revisi desain hingga menghasilkan produk final.Instrumen yang diguanakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan lembar kuisioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas III SDN Gelaran II, sedangkan kuisioner digunakan untuk validasi kualitas buku suplemen oleh Pakar Bahasa Indonesia SD, guru kelas III SD, dan 10 siswa SD N Gelaran II sebagai subjek penelitian.

Buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 2 SD dikembangkan dengan kualitas baik dan layak digunakan, berdasarkan validasi dua pakar Bahasa Indonesia SD dengan skor 3,45 dan 3,79

dengan kategori “baik”, dua guru kelas III SD dengan skor 3,41 dengan kategori

“baik” dan skor 4,24 dengan kategori “sangat baik”, serta 10 siswa SD N Gelaran II dengan skor 4,55, termasuk dalam kategori “sangat baik”. Skor rata-rata keseluruhan yang didapatkan adalah 3,88, termasuk dalam kategori “baik”. Penilaian kualitas buku suplemen ini ditinjau dari lima aspek, yaitu (1) Tujuan dan pendekatan; (2) desain dan pengorganisasian; (3) language content (isi kebahasaan); (4) language skill (keterampilan); dan (5) metodologi.

Kata Kunci: penelitian dan pengembangan, buku suplemen, membaca dan

(2)

ABSTRACT

Wargiani, M. M. (2016).Developing Supplement Book Contains Indonesian

Language Lesson in Third Grade Second Semester Gelaran II Elementary School.Minithesis. Yogyakarta: Study Program of Elementary School

Teacher Education of Sanata Dharma University.

Reading and writing are two skills that very important to improve during the school. One of the supporting learning on reading and writing is a learning book. In this time, it needs new innovation in learning book of reading and writing. This observation is focusing on making supplement book that contains of Indonesia language course in reading and writing skills for the third grade student on second semester of Gelaran II Elementary School.

This observation using a research and modification development from Kemp and Borg & Gall. The purposes from using this method are to developing the product and understand the quality of the supplement book that contains Indonesian language course for the third grade student on second semester. There are some steps in developing this research; (1) Potential and problems. (2) Data gathering. (3) Design product. (4) Validation. (5) Design revision. (6) Design trial. (7) Design revision until producing the final product. The instrument that used in this research is a question interview list and questioner sheet. The interview is used to analyze the needs of the third grade teacher and the sheet is used for validation of the quality of the supplement book by Indonesian language Elementary School experts, third grade Elementary School teacher and ten student of Gelaran Elementary School as a subject research.

Supplement book that contain of Indonesian language lesson for third grade student have been developed with a good quality and suitable used based on the validation of two Indonesiann language in Elementary School, the teacher and the student with an average score 3,88. The quality scoring of this supplement book is reviewed from five aspect, (1) Purpose and approachment. (2) Design and organizing. (3) Language content (4) Language skill, and (5) Methodology.

(3)

i

PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN

MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK

SISWA KELAS III SEMESTER 2 SD NEGERI GELARAN II

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Maria Magdalena Wargiani NIM: 121134044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada

:

Bapa dan Tuhan Yesus Kristus yang selalu menjadi andalan penulis, senantiasa

memberkati, menemani, dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Bapak Yohanes Ismadi dan Ibu Veronika Rusminah yang selalu memberikan doa, cinta,

dan dukungan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik.

Adikku Viktorinus Sidik Budianto dan Theresia Tri Agustinningrum yang selalu

memberikandoa, cinta, dan selalu menjadi motivasi penulis untuk segera menyelesaikan

skripsi ini.

Dionisius Tatit Bawono Aji yang sudah mau meluangkan waktu untuk menemani dan

memberi motivasi dan cinta, serta bersabar terhadap penulis selama penulis

menyelesaikan skripsi.

Almamater Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, serta para pendidik yang

tergabung dalam program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah

(7)

v

MOTTO

“I believe I can!”

(iaa)

“Kita punya Tuhan Yesus dan Bunda Maria, serahkan segala kekuatiran pada-Nya, semua akan baik-baik saja.”

(Yohanes Ismadi)

“Aku ini hamba Tuhan, terjadilah pada-Ku menurut kehendak-Mu.” (Lukas 1: 38)

“Sebab itu, janganlah kamu khawatir tentang hari esok, karena hari esok mempunyai kekhawatirannya sendiri.Kesusahan sehari cukuplah sehari.”

(Matius 6: 34)

“Jangan berhenti berdoa, sekalipun doamu terasa kering.” (Bunda Maria)

“Sometimes, I feel like giving up, then I remember I have a lot motherfuckers to prove wrong!”

-Anonymous-

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah saya sebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 Januari 2016

Penulis

(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Maria Magdalena Wargiani

Nomor Mahasiswa : 121134044

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN

MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA KELAS III SEMESTER 2 SD N GELARAN II

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 29 Januari 2016 Yang menyatakan

(10)

viii

ABSTRAK

Wargiani, M. M. (2016). Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran

Bahasa Indonesia Kelas III Semester 2 SDN Gelaran II.Skripsi.

Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Membaca dan menulis adalah dua keterampilan berbahasa yang sangat penting untuk dioptimalkan dalam masa sekolah.Salah satu penunjang pembelajaran membaca dan menulis adalah buku ajar. Saat ini, dibutuhkan inovasi baru terhadap buku ajar membaca dan menulis. Penelitian ini difokuskan pada pembuatan buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia keterampilan membaca dan menulis untuk siswa kelas III semester 2 SD N Gelaran II.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan modifikasi dari Kemp dan Borg & Gall. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan produk dan mengetahui kualitas buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 2. Langkah-langkah pengembangan penelitian ini adalah (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi, (5) revisi desain, (6) ujicoba desain, (7) revisi desain hingga menghasilkan produk final.Instrumen yang diguanakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan lembar kuisioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas III SDN Gelaran II, sedangkan kuisioner digunakan untuk validasi kualitas buku suplemen oleh Pakar Bahasa Indonesia SD, guru kelas III SD, dan 10 siswa SD N Gelaran II sebagai subjek penelitian.

Buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 2 SD dikembangkan dengan kualitas baik dan layak digunakan, berdasarkan validasi dua pakar Bahasa Indonesia SD dengan skor 3,45 dan 3,79

dengan kategori “baik”, dua guru kelas III SD dengan skor 3,41 dengan kategori

“baik” dan skor 4,24 dengan kategori “sangat baik”, serta 10 siswa SD N Gelaran II dengan skor 4,55, termasuk dalam kategori “sangat baik”. Skor rata-rata keseluruhan yang didapatkan adalah 3,88, termasuk dalam kategori “baik”. Penilaian kualitas buku suplemen ini ditinjau dari lima aspek, yaitu (1) Tujuan dan pendekatan; (2) desain dan pengorganisasian; (3) language content (isi kebahasaan); (4) language skill (keterampilan); dan (5) metodologi.

Kata Kunci: penelitian dan pengembangan, buku suplemen, membaca dan

(11)

ix

ABSTRACT

Wargiani, M. M. (2016).Developing Supplement Book Contains Indonesian

Language Lesson in Third Grade Second Semester Gelaran II Elementary School.Minithesis. Yogyakarta: Study Program of Elementary School

Teacher Education of Sanata Dharma University.

Reading and writing are two skills that very important to improve during the school. One of the supporting learning on reading and writing is a learning book. In this time, it needs new innovation in learning book of reading and writing. This observation is focusing on making supplement book that contains of Indonesia language course in reading and writing skills for the third grade student on second semester of Gelaran II Elementary School.

This observation using a research and modification development from Kemp and Borg & Gall. The purposes from using this method are to developing the product and understand the quality of the supplement book that contains Indonesian language course for the third grade student on second semester. There are some steps in developing this research; (1) Potential and problems. (2) Data gathering. (3) Design product. (4) Validation. (5) Design revision. (6) Design trial. (7) Design revision until producing the final product. The instrument that used in this research is a question interview list and questioner sheet. The interview is used to analyze the needs of the third grade teacher and the sheet is used for validation of the quality of the supplement book by Indonesian language Elementary School experts, third grade Elementary School teacher and ten student of Gelaran Elementary School as a subject research.

Supplement book that contain of Indonesian language lesson for third grade student have been developed with a good quality and suitable used based on the validation of two Indonesiann language in Elementary School, the teacher and the student with an average score 3,88. The quality scoring of this supplement book is reviewed from five aspect, (1) Purpose and approachment. (2) Design and organizing. (3) Language content (4) Language skill, and (5) Methodology.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang telah memberikan kasih dan pencurahan Roh Kudus-Nya sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan

Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III Semester 2 ini

dapat terselesaikan dengan baik.Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahawa skripsi ini telah selesai karena bimbingan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan penuh cinta perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan motivasi baik secara

langsung maupun tidak langsung dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Ucapan terimakasih ini penulis sampaikan kepada:

1. Rohandi, Ph D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Kaprodi PGSD.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Wakaprodi PGSD.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah

membimbing dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah

(13)

xi

6. Dua orang Pakar Bahasa Indonesia SD selaku validator yang telah membantu memaksimalkan hasil penelitian ini.

7. Petrus Fajar Yuliantoro, S.Pd. dan Elisabet Killy, S.Pd., selaku validator guru kelas III SD dari SD Kanisius Baciro – Joannes Bosco, Yogayakarta.

8. Hendricus Dwi Atmaja, selaku guru kelas III SD Negeri Gelaran II, seta seluruh guru dan siswa kelas III SD Negeri Gelaran II yang telah bersedia dan bekerja sama dengan baik selama penelitian berlangsung.

9. Para dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah

memberikan ilmunya dalam mendidik penulis selama kuliah.

10.Para guru dan karyawan SD Kanisius Baciro-Joannes Bosco, yang telah saling berbagi pengalaman dan memberikan dukungan serta semangat.

11.Ayah dan ibu penulis, bapak Yohanes Ismadi dan ibu Veronika Rusminah, yang selalu memberikan doa, cinta, dan semangat bagi penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

12.Adik-adik tersayang, Viktorinus Sidik Budianto dan Theresia Tri

Agustinningrum yang selalu menjadi semangat dalam menjalani penelitian hingga selesainya skripsi ini.

13.Dionisius Tatit Bawono Aji yang selalu sabar menemani penulis,

memberikan cinta, semangat, dan dukungan, serta perhatian agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas kasih sayangnya.

(14)

xii

Ima, Kak Yos, Kak Ita, Mas Anton, Mbak Vinda, Markus, Cinmar, Epi, Kak Dewi, Erick, Karini. Teman-teman PPL, Septy, Pipin, Wulan, Dheta

dan semua teman-teman PGSD yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Sahabat-sahabatku, Yesi, Okta, Anggi. Teman-teman skripsi Payung MMP

yang telah mendukung, mendoakan, dan saling berbagi cerita sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

15.Mbah uti Somo dan Mbah uti Ngalinem yang selalu berdoa untuk yang

terbaik bagi penulis, sehingga penulis dapat menyusun skripsi dengan baik dan lancar.

16.Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis, sehingga penulis memiliki motivasi yang baik dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih

untuk semuanya, semoga kita semua selalu berbahagia.

Semoga karya penelitian skripsi ini dapat memberikan manfaat dan

berguna bagi banyak pihak.Penulis menyadari bahwa karya ini masih memerlukan banyak saran untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan

dari penelitian ini.Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kebaikan penelitian selanjutnya.

(15)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.. ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KAYA ... vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

ABSTRAK………….. ... viii

ABSTRACT…………. ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI……….. ... xiii

DAFTAR TABEL………...xviii

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian... 7

1.4 Manfaat Penelitian... 8

(16)

xiv

1.6 Spesifikasi Produk yang Dihasilkan ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

2.1. Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Karakteristik Perkembangan Anak ... 11

2.1.1.1Tahap Perkembangan Anak ... 11

2.1.1.2Perkembangan Anak SD Kelas Rendah ... 13

2.1.2 Perkembangan Bahasa Anak SD Kelas Rendah ... 14

2.1.2.1 Tahap Perkembangan Bahasa Anak ... 14

2.1.2.2 Perkembangan Bahasa Anak Usia Kelas III SD ... 17

2.1.3 Karakteristik Pembelajaran Bahasa Kelas Rendah ... 17

2.1.3.1 Pengertian Bahasa ... 17

2.1.3.2 Macam-macam Keterampilan Berbahasa ... 18

2.1.3.3 Bahasa Indonesia sebagai Mata Pelajaran ... 20

2.1.3.4 Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III Semester 2 ... 21

2.1.4 Membaca dan Menulis Di Kelas Rendah ... 22

2.1.4.1 Membaca ... 22

2.1.4.2 Membaca Permulaan ... 25

2.1.4.3 Menulis ... 25

2.1.4.4 Menulis Permulaan... 27

2.1.4.5 Membaca dan Menulis pada Kelas III Semester 2 ... 28

2.1.5 Buku Suplemen ... 32

2.1.5.1 Pengertian Bahan Ajar ... 32

(17)

xv

2.1.5.3 Karakteristik Buku Ajar ... 34

2.1.5.4 Model Pengembangan Buku Ajar ... 36

2.2.Penelitian yang Relevan ... 38

2.3.Kerangka Berpikir ... 41

2.4.Pertanyaan Penelitian ... 43

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

3.1.Jenis Penelitian ... 44

3.2.Prosedur Pengembangan ... 45

3.3.Uji Coba Terbatas... 49

3.3.1 Desain Uji Coba Terbatas ... 49

3.3.2 Subjek Uji Coba Terbatas ... 49

3.3.3 Instrumen Penelitian ... 49

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 53

3.3.5 Teknik Analisa Data ... 54

3.3.5.1Teknik Analisa Data Kualitatif ... 54

3.3.5.2Teknik Analisa Data Kuantitatif ... 55

3.4. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 59

4.1 Analisis Kebutuhan ... 59

4.1.1 Hasil dan Pembahasan Wawancra Survei Kebutuhan ... 59

4.2 Deskripsi Produk Awal ... 61

(18)

xvi

4.2.2 Isi Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa

Indonesia Keterampilan Membaca dan Menulis Permulaan ... 63

4.2.2.1 Kata Pengantar ... 63

4.2.2.2 Daftar Isi... 64

4.2.2.3 Petunjuk Umum Penggunaan Buku Suplemen ... 64

4.2.2.4 Pemetaan Kompetensi yang Akan Dicapai ... 64

4.2.2.5 Kegiatan Belajar ... 67

4.2.2.6 Review... 69

4.2.2.7 Refleksi ... 70

4.2.2.8 Daftar Referensi ... 70

4.3 Data Uji Coba dan Revisi ... 70

4.3.1 Data Validasi Pakar Bahasa Indonesia SD dan Revisi Produk ... 71

4.3.2 Data Validasi Guru SD dan Revisi Produk ... 72

4.3.3 Data Uji Coba Terbatas dan Revisi Produk ... 73

4.4 Kajian Produk Akhir dan Pembahasan... 76

4.4.1 Sampul Buku Suplemen ... 76

4.4.2 Isi Buku Suplemen ... 77

4.4.2.1 Kata Pengantar ... 78

4.4.2.2 Petunjuk Umum Penggunaan Buku Suplemen ... 78

4.4.2.3 Pemetaan Kompetensi yang Akan Dicapai ... 78

4.4.2.4 Kegiatan Belajar ... 79

4.4.2.5 Review... 79

(19)

xvii

4.4.2.7 Daftar Referensi ... 80

4.4.3 Pembahasan ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

5.1 Kesimpulan ... 89

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 90

5.3 Saran……. ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92

(20)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Bahasa Anak ... ... 15

Tabel 2.2 KD KBK Membaca dan Menulis Cawu 2 dan Cawu 3 .... ... 30

Tabel 2.3 SK dan KD KTSP Membaca dan Menulis Kelas III Semester 2 ... ... 30

Tabel 2.4 Standar Kompetensi Membaca dan Menulis Hasil Modifikasi KBK dan KTSP ... ... 30

Tabel 2.5 KD dan Indikator Membaca dan Menulis Hasil Modifikasi KBK dan KTSP31 ... ... 31

Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara ... ... 50

Tabel 3.2 Acuan Skor Kuisioner Validasi Produk untuk Pakar Bahasa Indonesia ... ... 51

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuisioner Validasi Produk Untuk Pakar dan Guru ... 51

Tabel 3.4 Kisi-kisi Uji Validasi Produk untuk Siswa ... ... 53

Tabel 3.5 Rumus Persentase Kelayakan Produk ... ... 55

Tabel 3.6 Konversi Skala Lima Sukardjo ... ... 55

Tabel 3.7 Kriteria Skala Lima Sukardjo ... ... 57

Tabel 3.8 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... ... 58

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Wawancara di SD N Gelaran II ... ... 60

Tabel 4.2 Kompetensi Keterampilan Membaca ... ... 65

Tabel 4.3 Kompetensi Keterampilan Menulis ... ... 66

(21)

xix

Tabel 4.5 komentar Guru Kelas III SD dan Revisi ... ... 72 Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Siswa ... ... 75

Tabel 4.7Komentar Siswa dan Revisi ... ... 76 Tabel 4.8 Hasil Rekapitulasi Skor Hasil Validasi dan Uji coba

(22)

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Pengembangan Perangkat pembelajaran Model Kemp ... 36 Gambar 2.2 Bagan Penelitian yang Relevan ... 41

Gambar 2.3 Bagan Kerangka berpikir ... 42 Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan Borg & Gall ... 45 Gambar 3.2 Langkah Pengembangan Buku Suplemen Modifikasi

(23)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara dengan Guru Kelas III SD N Gelaran II ... 97 Lampiran 2 Hasil Validasi Pakar Bahasa Indonesia SD ... 99

Lampiran 3 Hasil Validasi Guru Kelas III SD... 105 Lampiran 4 Hasil Validasi Siswa ... 111 Lampiran 5 Rekapitulasi Data Validasi Pakar ... 131

Lampiran 6 Rekapitulasi Data Validasi Guru Kelas III SD ... 135 Lampiran 7 Rekapitulasi Data Validasi Siswa ... 138

Lampiran 8 Rekapitulasi Data Validasi Pakar dan Uji Coba ... 139 Lampiran 9 Dokumentasi ... 140 Lampiran 10 Surat Izin Penelitian ... 141

Lampiran 11 Surat Keterangan Melakukan Kegiatan ... 142 Lampiran 12 Buku Suplemen ... 143

(24)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Anak-anak adalah individu yang harus dibina sejak kecil baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Ketiga aspek tersebut dapat

dikembangkan melalui pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu pembelajaran di sekolah sebaiknya juga membantu siswa untuk mengembangkan ketiga

aspek tersebut secara maksimal. Pada awal masuk Sekolah Dasar, siswa-siswa baru masuk dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda, ada yang sudah

melek huruf dan ada yang hanya sekedar mengetahui namanya saja, bahkan

juga ada yang belum mengetahui apa-apa. Perkembangan anak dibagi menjadi empat tahap oleh Piaget, yaitu (1) tahap sensorimotor yang berlangsung sejak

lahir sampai usia dua tahun, (2) tahap praoperasional yang berlangsung dari usia dua tahun sampai dengan 7 tahun, (3) tahap operasional konkret yang berlangsung dari usia tujuh tahun sampai dengan 12 tahun, (4) tahap

operasional formal yang berlangsung pada usia 12 tahun sampai dengan dewasa (Salkind, 2009: 328). Pada usia awal SD, anak memasuki tahap

operasional konkret. Pada tahap operasional konkret ini, mulai timbul pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar. Anak dapat berpikir dari banyak arah atau dimensi pada satu objek, mengalami kemajuan dalam

pengembangan konsep, pengalaman langsung sangat membantu dalam berpikir. Anak mulai memperhatikan dan menerima pandangan orang lain,

(25)

mengenai objek dan kejadian, meskipun masih terbatas pada hal-hal yang sifatnya konkret, dapat digambarkan atau pernah dialami (Izzaty, 2008: 6).

Perkembangan yang optimal seorang anak dipengaruhi oleh bahasa. Hal ini dikarenakan bahasa merupakan media untuk berpikir dan sarana untuk berbagi

ide serta pengalaman sosial (Izzaty, 2008: 6).

Bahasa adalah aspek penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Bahasa adalah alat komunikasi kita sehari-hari untuk menyampaikan pesan, tujuan,

perintah, dan lain-lain (Tarigan, 2008). Bahasa adalah produk budaya yang berharga dari generasi ke generasi, yang selalu hidup dan berkembang serta

harus dipelajar. Dengan bahasa yang diketahuinya, manusia dapat memberi nama hal yang pernah dilihat, dimiliki, dan dialami, kemudian diingat dan disimpan di dalam memori, diolah dan dipikirkan menjadi sebuah pengertian.

Oleh karena itu, bahasa bukan hanya sebagai alat komunikasi saja, melainkan juga sebagai alat pengembangan intelektual dalam mencapai kesejahteraan

sosial manusia (Zulela, 2012: 5). Pemerolehan bahasa awalnya dari lingkungan sekitar seseorang, kemuadian menginjak pada pendidikan formal

atau sekolah. Di sekolah, bahasa digunakan baik sebagai pengantar suatu pelajaran maupun sebagai mata pelajaran. Di sekolah, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar baik secara lisan maupun tertulis, serta untuk menumbuhkan apresiasi terhadap

(26)

skills); keterampilan berbicara (speaking skills); keterampilan membaca

(reading skills); dan keterampilan menulis (writing skills); (Tarigan: 2008).

Keempat aspek berbahasa tersebut saling berhubungan dan adalah satu kesatuan (catur-tunggal). Keterampilan menyimak dan berbicara adalah

keterampilan bahasa pertama yang diperoleh seseorang, karena didapatkan langsung melalui lingkungan di sekitarnya. Sedangkan keterampilan membaca dan menulis diperoleh ketika memasuki usia sekolah. Oleh karena itu, ketika

memasuki awal Sekolah Dasar pembelajaran Bahasa Indonesia ditekankan pada pembelajaran membaca dan menulis (Mulyati, 2015: 1). Dalam

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menulis permulaan difokuskan kepada kelas bawah (kelas I, II, dan III) dengan kompetensi dasar yang disesuaikan dengan kebutuhan

siswa.

Membaca memiliki dua tujuan, yaitu (1) tujuan behavioral/tujuan

tertutup/tujuan instruksional, meliputi memaknai makna kata, keterampilan belajar, dan pemahaman; (2) tujuan ekspresif/tujuan terbuka, meliputi

membaca pengarahan diri, membaca penfsiran, membaca interpretatif, dan membaca kreatif. (Tarigan, 2011: 3). Di Sekolah Dasar, membaca permulaan pada siswa kelas III semester dua berfokus pada membaca intensif dan

membaca puisi dengna lafal, intonasi, serta ekspresi yang tepat (Depdiknas, 2009: 11).

(27)

memberitahukan, mempengaruhi, dll. Oleh karena itu, keterampilan menulis sangatlah diperlukan untuk dikembangkan sejak dini karena keterampilan

menulis sangat diperlukan baik sebagai media komunikasi maupun untuk mengutarakan maksud/tujuan. Di Sekolah Dasar, menulis permulaan pada

siswa kelas III semester dua berfokus pada menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik,

sedangkan membaca permulaan pada kelas III semester dua berfokus pada membaca puisi anak dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat

(Depdiknas, 2009: 5).

Di Indonesia, membaca dan menulis permulaan masih kurang optimal dari pelaksanaannya. Ini terlihat dari hasil penelitian PISA 2012 pada bidang

literasi membaca dan menulis, Indonesia menempati pringkat ke 64 dari 65 negara yang mengikuti PISA (sindonews.com, 12/08/15). Hal ini juga

didukung berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada siswa kelas III dan guru kelas III SD Gelaran II pada tanggal 04 April 2015, yang

menunjukkan kompetensi-kompetensi membaca dan menulis belum terpenuhi oleh siswa mereka. Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan (hasil

wawancara terlampir), masih ada siswa sedikitnya tiga dari 15 siswa kelas III

SD Negeri Gelaran II yang belum hafal huruf abjad, kurang lancar dalam mengeja, sebagian besar siswa kurang memahami bacaan, tulisan siswa sulit

(28)

pembelajaran membaca dan menulis sangat perlu untuk dimaksimalkan pada siswa kelas rendah. Selain itu, diketahui juga bahwa dalam pembelajaran

bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis kurang disukai oleh siswa dan siswa cenderung bosan dalam belajar karena pembelajaran monoton dan

kurang menarik.

Salah satu penunjang pembelajaran membaca dan menulis yang dapat digunakan siswa secara aktif dan mandiri dalam berlatih adalah bahan ajar.

Bahan ajar adalah seperangkat materi atau pelajaran yang disusun secara runtut dan sistematis serta menampilkan keutuhan kompetensi yang akan

dikuasai siswa dalam kegiatan belajar (Hernawan, dkk., 2015: 3). Salah satu jenis bahan ajar adalah buku ajar. Buku adalah bahan tertulis yang merupakan hasil dari pemikiran penulis (Prastowo, 2014: 242). Buku teks pelajaran/buku

teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan yang memuat materi pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi berdasarkan

standar nasional pendidikan (Sitepu, 2012: 17). Buku ajar dapat membantu guru/pendidik dalam melaksanakan kurikulum yang sedang berlaku, buku ajar

dapat digunakan sebagai panduan guru dalam menggunakan metode pembelajaran, buku ajar memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat belajar secara mandiri untuk mengulang pelajaran atau memulai pelajaran

yang baru (Prastowo, 2014: 245). Selain buku ajar utama, penunjang pembelajaran juga diperoleh dari buku suplemen sebagai pelengkap buku

(29)

Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan buku ajar berkorelasi positif terhadap prestasi siswa. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin tinggi akses siswa dengan buku pelajaran, maka semakin tinggi pula hasil belajarnya (Supriadi, 2000: 46). Namun demikian, berdasarkan hasil

wawancara di SD Negeri Gelaran II, menunjukkan bahwa ketersediaan buku ajar membaca dan menulis masih kurang dan diperlukan perubahan-perubahan dalam kegiatan belajar agar tidak monoton. Dalam hal ini, guru kelas III

mengatakan bahwa ketersediaan bahan ajar utama saat ini kegiatannya kurang bervariasi, kurang sekali dalam pengarahan setiap kegiatan belajar, sehingga

siswa masih kesulitan dalam belajar, terutama dalam mengarang. Hal ini menyebabkan perlunya dilakukan inovasi kegiatan belajar pada bahan ajar dan pengkhususan pada keterampilan membaca dan menulis anak.

Berdasarkan masalah tersebut, maka peneliti akan mencoba mengembangkan buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas III semester 2.

Buku suplemen ini dikhususkan pada keterampilan membaca dan menulis. Buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas III semester 2

ini, dibuat dengan indikator-indikator yang sudah dikomparasikan dari kompetensi-kompetensi dasar membaca menulis permulaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Buku suplemen membaca dan menulis permulaan ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan keterampilan membaca dan

(30)

dalam belajar menulis karangan, karena materi yang disajikan dibuat secara kontekstual, berdasarkan pada kegiatan siswa sehari-hari, serta berisi kegiatan

siswa yang variatif. Buku suplemen ini akan dimaksimalkan pada menulis tegak bersambung, hal ini dikarenakan kelas III merupakan tingkat transisi

dari kelas bawah ke kelas atas, dan di kelas II telah belajar menulis tegak bersambung awal. Buku yang akan dikembangkan ini adalah buku suplemen muatan pelajaran bahasa Indonesia keterampilan membaca dan menulis untuk

kelas III semester 2.

1.2Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana mengembangkan buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia keterampilan membaca dan menulis kelas III semester 2 SD

Negeri Gelaran II?

1.2.2 Bagaimana kualitas buku suplemen muatan mata pelajaran Bahasa Indonesia keterampilan membaca dan menulis kelas III semester 2 SD Negeri Gelaran II?

1.3Tujuan Penelitian

(31)

1.3.2 Mendeskripsikan kualitas buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia keterampilan membaca dan menulis kelas III semester 2 SD

Negeri Gelaran II.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi mahasiswa

Menambah wawasan mahasiswa dalam mengembangkan bahan ajar

khususnya untuk mengembangkan pembelajaran membaca dan menulis permulaan. Sebagai seorang calon guru, penelitian ini diharapkan dapat

membantu mahasiswa untuk dapat lebih mengerti pentingnya manfaat buku ajar dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pembelajaran membaca dan menulis.

1.4.2 Bagi guru

Guru biasanya menggunakan buku sebagai panduan dalam mengajar. Buku

suplemen ini dapat menambah pengetahuan guru untuk menvariasi kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis

permulaan siswa kelas III semester 2.

1.4.3 Bagi siswa

Pembelajaran di sekolah pada umumnya menggunakan buku ajar. Produk

akhir penelitian ini berupa buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 2. Dengan belajar menggunakan buku suplemen

(32)

permulaan secara mandiri menggunakan buku suplemen, tidak perlu bantuan guru.

1.4.4 Bagi sekolah

Sekolah dapat menggunakan buku suplemen sebagai acuan untuk

mengembangkan bahan ajar membaca dan menulis permulaan untuk kelas rendah.

1.4.5 Bagi prodi PGSD

Penelitian pengembangan ini dapat menambah pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan buku suplemen

berupa modul muatan pelajaran membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia kelas III semester 2.

1.5Batasan Istilah

1.5.1 Membaca adalah kegiatan yang dilakukan untuk memahami maksud apa yang disampaikan melalui tulisan yang dibacanya.

1.5.2 Menulis adalah kegiatan yang dilakukan untuk merumuskan ide-ide, pendapat, maupun perasaan ke dalam bentuk tulisan dengan tujuan dan maksud tertentu agar dapat dipahami oleh pembacanya.

1.5.3 Membaca dan menulis permulaan adalah suatu pembelajaran untuk siswa kelas rendah (kelas I, II, dan III SD) yang difokuskan untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis secara maksimal.

(33)

disusun secara sistematis dan kontekstual yang dapat mendukung siswa untuk belajar secara mandiri dan menyenangkan.

1.5.5 Siswa kelas III SD adalah anak usia Sembilan tahun yang duduk di tingkat ketiga Sekolah Dasar.

1.6Spesifikasi Produk yang Dihasilkan

Spesifikasi produk yang dihasilkan adalah:

1.6.1 Mengandung kegiatan siswa yang variatif (kegiatan menyimak, berbicara, mengurutkan cerita, membaca dalam hati, dan mengarang.

1.6.2 Sesuai perkembangan bahasa anak (konkret, menarik, kontekstual dari yang sederhana ke yang kompleks)

1.6.3 Bersifat kontekstual (mengaitkan dengan lingkungan sekitar anak)

1.6.4 Buku suplemen mengandung komponen kata pengantar, kemampuan yang akan dicapai, indikator, petunjuk, kegiatan-kegiatan belajar,

review, dan refleksi.

(34)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Kajian Pustaka

2.1.1 Karakteristik Perkembangan Anak SD Kelas Rendah 2.1.1.1 Tahap Perkembangan Anak

Pada hakikatnya, manusia lahir dan akan bertumbuh diiringi perkembangan-perkembangannya baik dari segi kognitif, emosi, sosial,

maupun bahasa. Perkembangan manusia tersebut dapat dicapai secara maksimal apabila lingkungannya juga mendukung dalam setiap tahap perkembangannya. Perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan

kuantitaif, yaitu perubahan yang teratur dan saling berhubungan (Hurlock, 1978: 23). Oleh sebab itu, sangatlah penting perkembangan anak diperhatikan

agar perkembangannya tercapai secara maksimal.

Jean Piaget membagi perkembangan anak menjadi empat tahap, yaitu (1) tahap sensorimotor yang berlangsung sejak lahir sampai usia dua tahun, (2)

tahap praoperasional yang berlangsung dari usia dua tahun sampai dengan 7 tahun, (3) tahap operasional konkret yang berlangsung dari usia tujuh tahun

sampai dengan 12 tahun, (4) tahap operasional formal yang berlangsung pada usia 12 tahun sampai dengan dewasa (Salkind, 2009: 328).

Tahap perkembangan yang pertama disebut tahap sensorimotor, terjadi

pada usia 0-2 tahun. Tahap ini ditandai dengan adanya refleks-refleks sederhana pada bayi yang baru lahir dan pada usia dua tahun anak memulai

(35)

327). Pada tahap ini Piaget mengatakan ada enam subtahap yaitu, penggunaan refleks-refleks awal, reaksi siklus primer, reaksi siklus sekunder,

koordinasi skemata sekunder, reaksi siklus tersier, dan representasi simbolik. Inteligensi pada tahap ini berdasakan pada pengalaman perseptual (Salkind,

2009: 328).

Tahap kedua adalah tahap praoperasional, berlangsung pada usia 2-7 tahun. Seorang anak pada tahap praoperasional dapat merekayasa

simbol-simbol yang merepresentasikan objek-objek dalam dunia nyata seperti bahasa. Permulaan dan perkembangan bahasa meripakan perkembangan yang sangat

penting pada tahap ini (Salkind, 2009: 336). Karakteristik dari tahap ini adalah munculnya sistem bahasa yang canggih, penalaran egosentris, dan pemikiran yang terbatas pada persepsi indra (Salkind, 2009: 328).

Tahap ketiga adalah tahap operasional konkret dengan usia anak 7-12 tahun. Tahap ini merupakan tahap awal anak untuk berpikir rasional. Hal ini

berarti anak dapat melakukan operasi-operasi logis untuk menyelesaikan masalah-masalah konkret. Anak sudah dapat menghadapi masalah yang

bertentangan dengan pikiran dan persepsi. Pada tahap ini anak mampu melaksanakan konservasi, menjalankan operasi, dan menguasai berbagai macam tugas kognitif. Struktur kognitif anak jauh lebih berkembang, anak

masih sering berada pada batas-batas persepsinya (Salkind, 2009: 342). Tahap ini memungkinkan perkembangan pemikiran yang dijalankan secara terbalik,

(36)

Tahap yang keempat adalah tahap operasional formal dengan usia 12-18 tahun. Karakteristik dari tahap ini adalah kemampuan untuk merumuskan dan

menguji hipotesis, pemikiran abstrak, penalaran hipotesis-deduktif, dan pemikiran yang tidak lagi terikat dengan persepsi indra (Salkind, 2009: 328).

Tahap ini ditandai dengan kepekaan anak terhadap orang lain, kemampuan untuk menghadapi pertentangan, dan kemampuan untuk menangani logika dan permutasi. Kemampuan ini diperlukan mereka untuk proses penyesuaian

sosioemosional pada masa dewasanya (Salkind, 2009: 350).

2.1.1.2 Perkembangan Anak SD Kelas Rendah

Masa Sekolah Dasar adalah ketika anak duduk di bangku kelas I – kelas VI SD. Masa Sekolah Dasar dibagi menjadi dua, yaitu masa kelas rendah dan

kelas tinggi. Masa kelas rendah adalah masa anak duduk di bangku kelas 1, 2, dan 3 dengan rentang usia antara 6/7 tahun hinga 9/10 tahun. Masa kelas

tinggi adalah ketika anak duduk di bangku kelas 4, 5, dan 6 dengan rentang usia 9/10 tahun hingga 12/13 tahun.

Karakteristik anak di masa kelas rendah adalah (1) memiliki hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah; (2) cenderung suka memuji diri sendiri; (3) kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau

pekerjaan, maka tugas/pekerjaan tersebut dianggap tidak penting; (4) suka membandingkan dirinya dengan anak lain jika itu menguntungkan dirinya; (5)

(37)

2.1.2 Perkembangan Bahasa Anak SD Kelas Rendah 2.1.2.1 Tahap Perkembangan Bahasa Anak

Perkembangan bahasa anak adah suatu rangkaian kesatuan kegiatan ucapan dari yang sederhana hingga ucapan yang utuh. Perkembangan bahasa

ini diawali dengan tangisan, ucapan sederhana yang tidak bermakna, dan celotehan bayi sebagai jembatan untuk memfasilitasi perkembangan bahasa anak. Celotehan bayi adalah latihan untuk menguasai gerak artikulatoris (alat

ucap) yang semakin lama akan dikaitkan dengan kebermaknaan bentuk bunyi yang diucapkannya (Slamet, 2014: 7).

Ross dan Roe (Zuchdi & Budiasih, 1997) membagi tahap perkembangan bahasa sebagai berikut:

2.1.2.1 Perkiraan usia 0-2 tahun. Tahap perkembangan bahasa fase

fonologis, anak mampu mengungkapkan bunyi-bunyi bahasa hingga menyebutkan kata sederhana.

2.1.2.2 Perkiraan usia 2-7 tahun. Perkembangan bahasa fase sintaktik, kemampuan anak menunjukkan kemampuan gramatis, berbicara

menggunakan kalimat.

2.1.2.3 Perkiraan usia 7-11 tahun. Perkembangan bahasa fase semantik, kemampuan anak dapat membedakan kata sebagai simbol dan

konsep yang terkandung dalam kalimat.

Sejak bayi, manusia sudah mulai belajar bahasa ketika menangis, misalnya

(38)

didengar dari lingkungan. Selanjutnya anak usia 2 -3 tahun mulai dengan belajar bicara dari kosakata yang sering didengarnya. Usia 4-6 tahun anak

sudah mulai belajar baca dan tulis dengan konsep yang sangat sederhana sebagai pengenalan anak pada baca dan tulis yaitu melatih gerakan motorik

halus seperti menulis huruf. Usia 7-8 tahun anak lebih matang untuk gerakan motorik halus seperti menulis dan mewarnai sehingga pengenalan baca dan tulis lebih kompleks. Usia 9-12 tahun anak sudah paham akan bacaan yang

dibaca dan anak dapat mengungkapkan ekspresi dirinya melalui tulisan seperti puisi, sajak atau karangan. Ada lima sistem aturan bahasa, yaitu

meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik (Waldo, dalam Santrock, 2007: 353).

Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Bahasa Anak (Ralph Waldo)

No. Sistem Aturan Kejadian

1. Fonologi Kesulitan untuk mengucapkan kelompok konsonan misalnya strika. Umumnya akan berlanjut hingga memasuki masa akhir anak-anak. 2. Morfologi Anak sudah dapat mengungkapkan lebih dari dua kata misalnya,

“Kakak memukul saya” dan “Saya dipukul kakak”.

3. Sintaksis Anak belajar menerapkan aturan untuk membentuk kalimat sesuai

aturan. Misalnya, “Badu membawa buku” bukan “membawa Badu

buku”. Orang tua memperbaiki kalimat yang salah tersebut untuk

sesuai aturan SPOK. Akan terus berlanjut pemelajaran hingga masa akhir dengan kalimat yang lebih kompleks.

4. Semantik Anak pada masa ini sangat pesat belajar kosakata hingga 5 - 8 kata sehari mereka serap sehingga diperkirakan pada usia 6 tahun sudah 8.000 hingga 14.000 kata yang sudah dikuasai

5. Pragmatik Usia 2 tahun berbeda dengan 6 tahun, pada usia 6 tahun mereka sudah dapat berbicara imaginatif dan gaya bicara lebih sopan dengan orang dewasa.

Dikutip dari Karli dalam Jurnal Penabur (2010: 72)

Tujuan pengembangan bahasa pada usia awal dijabarkan sebagai berikut: (a) menyukai, mendengarkan/menyimak, dan menggunakan bahasa lisan, serta lebih siap dalam bermain dan belajarnya; (b) menyelidiki dan mencoba

(39)

dan merespon cerita, lagu, irama, dan sajak-sajak dan memperbaiki sendiri cerita, lagu, musik dan irama; (d) menggunakan bahasa untuk menciptakan,

melukiskan kembali peran dan pengalaman; (e) menggunakan pembicaraan, untuk mengorganisasi, mengurutkan, berpikir jelas, idea, perasaan dan

kejadian-kejadian; (f) mendukung mendengarkan dengan penuh perhatian; (g) merespon terhadap apa yang mereka dengar dengan komentar pertanyaan dan perbuatan yang relevan; (h) interaksi dengan orang lain, merundingkan

rencana dan kegiatan dan menunggu giliran dalam percakapan; (i) memperluas kosa kata mereka, meneliti arti dan suara dari kata-kata baru; (j) mengatakan

kembali cerita-cerita dalam urutan yang benar, menggambarkan pola bahasa pada cerita; (k). berbicara lebih jelas dan dapat didengar dengan kepercayaan dan pengawasan dan bagaimana memperlihatkan kesadaran pada pendengar;

(l) mendengarkan dan berkata, ciri dan suara akhir dalam kata-kata; (m) menyesuaikan suara dan huruf, memberi nama, mengarahkan huruf-huruf

dalam alfabet; (n) membaca kata-kata umum yang sudah dikenal dan kalimat sederhana; (o) mengetahui bahwa cetakan itu memiliki arti contoh dalam

bahasa Inggris membaca dari kiri ke kanan dari atas ke bawah; (p) menunjukkan pemahaman dari unsur-unsur buku seperti karakternya urutan kajian dan pembahasan; (q) mencoba menulis untuk berbagai pilihan; (r)

menulis nama sendiri dan benda-benda lain seperti sebagai label dan kata-kata di bawah gambar dan mulai dari bentuk kalimat sederhana, kadang-kadang

(40)

(t) memegang pensil dan menggunakan secara lebih efektif untuk membentuk huruf yang dapat dikenal (Early Learning Goals (1999) dalam Karli, 2010:

72).

2.1.2.2 Perkembangan Bahasa Anak Kelas III SD

Anak kelas III SD adalah anak dengan usia 9/10 tahun. Dalam masa ini, Piaget menggolongkan anak termasuk pada tahap operasional konkret.

Ciri-ciri perkembangan bahasa anak pada masa ini adalah (1) bertambahnya kosakata (2) menghubungkan kalimat satu dengan yang lain dan menghasilkan

deskripsi serta narasi cerita, (3) keahlian membaca mulai berkembang, (4) anak perempuan lebih banyak bicara daripada anak laki-laki (Purwanti, 2015: 8). Pada usia 9 tahun, kesenangan membaca meningkat. Bacaaan-bacaan yang

realistis mulai digemari, terutama oleh anak laki-laki. Anak laki-laki cenderung menyukai cerita petualangan, sejarah, hobi, dan sport, sedangkan

anak perempuan cenderung lebih menyukai cerita tentang binatang yang realistis, puisi, cerita dari kitab suci, dsb (Anonymous, 2015: 47).

2.1.3 Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Rendah 2.1.3.1 Pengertian Bahasa

Bahasa adalah suatu alat untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kemauan yang murni manusiawi dan tidak intingsif dengan pertolongan sistem

(41)

masyarakat, berupa lambang bunyi ujaran, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 1991: 2). Hurlock (1998: 176), mengatakan bahwa bahasa

mencakup setiap sarana komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, bahasa dapat diartikan sebagai suatu bentuk komunikasi yang berupa bunyi atau ujaran untuk mengungkapkan pendapat, pikiran atau perasaan.

2.1.3.2 Macam-macam Keterampilan Berbahasa

Keterampilan berbahasa ada 4 komponen (Tarigan, 2008: 1), yaitu (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis.

Keterampilan menyimak merupakan keterampilan untuk mendengarkan bunyi bahasa yang dilakukan dengan sengaja, terencana dan adanya usaha

untuk memahami atau menikmati isi bahan simakan (Haryadi & Zamzami, 1997: 29). Tahapan menyimak ada 6 yaitu (1) mendengarkan, (2)

mengidentifikasi, (3) menafsirkan, (4) memahami, (5) menilai, (6) menanggapi (Haryadi & Zamzami, 1997:22). Menyimak bertujuan untuk mendapatkan fakta, menganalisis fakta, mengevaluasi fakta, mendapatkan

inspirasi, menghibur diri, dan meningkatkan kemampuan berbicara (Haryadi & Zamzami, 1997:22).

(42)

orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami (Haryadi & Zamzami, 1997:72-73). Berdasarkan arah pembicaraan

berbicara dikelompokkan menjadi 3 yaitu: satu arah, dua arah, dan multi arah. Berdasarkan tujuan berbicara, yaitu: berbicara persuasi, argumentasi, agitasi,

instruksional, dan rekreatif. Suasana berbicara ada 2, yaitu formal dan nonformal.

Keterampilan membaca mencakup tiga komponen (Tarigan, 2008: 11)

yaitu (1) pengenalan terhadap aksara beserta tanda-tanda baca; (2) korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal;

(3) hubungan lebih lanjut dari kedua hal tersebut. Keterampilan membaca dapat dilihat dari dua sisi, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai hasil. Keterampilan membaca sebagai proses merupakan kegiatan dan

teknik yang dilakukan pembaca untuk memperoleh tujuan melalui tahap-tahap. Tahap-tahap membaca proses yaitu pengenalan huruf atau aksara,

pengenalan bunyi dari huruf atau rangkaian huruf, makna atau maksud, dan pemahaman makna atau maksud berdasarkan konteks wacana. Membaca

sebagai proses memperoleh pemahaman ada tiga, yaitu bawah ke atas (bottom

up), atas ke bawah (top-down), dan interaktif. Pemahaman dari bawah ke atas

dilakukan dengan memahami kata, frasa, kalimat, paragraf, dan wacana.

Proses pemahaman atas ke bawah dilakukan melalui pemahaman wacana secara utuh yang bersifat prediktif kemudiaan ditelaah makna, paragraf,

(43)

pembaca melalui proses membaca. Keterampilan membaca dapat dibedakan menjadi bersuara dan tidak bersuara.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan dalam melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami

seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut. Komponen menulis ada 4, yaitu (1) grafologi, (2) struktur, (3) kosakata, (4) kelancaran. Tahap menulis ada 5, yaitu (1) mencontoh, (2)

mereproduksi, (3) rekombinasi dan transformasi, (4) mengarang terpimpin, (5) mengarang bebas.

Keempat keterampilan tersebut berhubungan satu dengan yang lain. Hubungan tersebut seperti berbicara dan menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat langsung. Berbicara dipelajari melalui keterampilan

menyimak. Pembelajaran keterampilan membaca pada tingkat lanjur akan membantu keterampilan berbicara. Menulis cenderung lebih terstruktur

dibandingkan dengan berbicara. Bila kita menuliskan sesuatu, kita ingin tulisan kita dibaca oleh orang lain.

2.1.3.3 Bahasa Indonesia sebagai Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia merupakan bahasa negara Indonesia yang berfungsi

sebagai bahasa pemersatu, pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi, lambang kebanggaan nasional, serta untuk kepentingan pemerintahan dan

(44)

Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia ini memiliki tujuan akhir agar siswa dapat terampil berbahasa yang tercermin dalam empat keterampilan

berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (Mulyati, 2011: 1). Keempat keterampilan tersebut merupakan ruang lingkup dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia yang diajarkan secara terpadu dan bertahap. Keterampilan mendengarkan dan membaca merupakan keterampilan reseptif, sedangkan keterampilan menulis dan berbicara merupakan keterampilan

produktif (Ngalimun, 2014: 5). Pembelajaran Bahasa Indonesia diawali dengan pengajaran keterampilan reseptif lalu keterampilan produktif yang

dilakukan secara terpadu dan bertahap.

2.1.3.4 Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III Semester 2

Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa mampu berkomunikasi sesuai etika secara efektif dan efisien baik komunikasi lisan

maupun tertulis, menghargai dan bangga dalam menggunakan Bahasa Indonesia, memahami dan menggunakan Bahasa Indonesia dengan tepat,

menggunakan bahasa Indonesia dalam peningkatan kemampuan intelektual, emosional, dan sosial, menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, dan meningkatkan

pengetahuan serta keterampilan berbahasa, dan bangga serta menghargai sastra Indonesia (Depdiknas, 2009: 2).

(45)

Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, serta pelaksanaan pembelajaran sehingga dapat memfasilitasi siswa dalam mempelajari bahasa sebagai alat

komunikasi, interaksi sosial, media pengembangan ilmu, dan lain sebagainya (Mulyati, 2011: 7). Selain itu pembelajaran Bahasa Indonesia juga perlu

disesuaikan dengan prinsip-prinsip belajar bahasa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Prinsip-prinsip belajar bahasa yaitu adanya motivasi atau dorongan belajar bahasa, hal-hal yang diperoleh dari

pengalaman sendiri akan lebih berkesan dan menarik, keingintahuan mempengaruhi kemauan seseorang untuk mempelajari bahasa, belajar bahasa

berkaitan dengan pemecahan masalah dalam mengembangkan pengetahuan, pengalaman, dan sikap, perlunya berpikir analitis sintesis dalam pemecahan masalah, dan perbedaan individual mempengaruhi keberhasilan pembelajaran

bahasa (Djamarah, 2011: 69). Selain itu, pembelajaran bahasa perlu diberikan dari hal-hal yang mudah menuju sukar, sederhana menuju kompleks, serta

dekat menuju jauh menurut (Chaer & Agustina, dalam Djamarah, 2011: 71).

2.1.4 Membaca dan Menulis di Kelas Rendah 2.1.4.1 Membaca

Membaca adalah suatu aktivitas yang rumit atau kompleks, karena

bergantung pada keterampilan berbahasa yang dimiliki pembaca dan tingkat penalarannya (Nababan, 1993: 164). Membaca merupakan proses yang

(46)

dapat diartikan sebagai metode yang digunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan orang lain-yaitu dengan mengkomunikasikan isi yang

terkandung dalam tulisan (Tarigan, 2008: 7). Berdasarkan pengertian-pengertian membaca di atas, maka dapat disimpulkan bahwa membaca adalah

sebuah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh pemahaman tentang isi suatu tulisan.

Tujuan pokok membaca untuk mencari dan memperoleh informasi,

mencakup isi, dan memahami makna bacaan (Tarigan, 2008: 9). Membaca dibedakan menjadi membaca nyaring, membaca ekstensif, dan membaca

intensif (Ngalimun, 2011: 63). Membaca nyaring adalah suatu kegiatan sebagai alat bagi guru, siswa, ataupun pembaca dengan pendengar untuk memperoleh dan memahami informasi, pikiran, dan perasaan

pengarang/penulis (Tarigan, 2008: 23). Membaca intensif dan membaca ekstensif termasuk ke dalam membaca dalam hati. Membaca ekstensif adalah

membaca secara luas, membaca bebagai macam teks dengan waktu yang cepat dan singkat (Tarigan, 2008: 32). Tujuan membaca ekstensif adalah untuk

memahami isi penting bacaan dengan waktu yang singkat dan cepat (Ngalimun, 2011: 63). Membaca ekstensif dibagi menjadi tiga (Ngalimun, 2011: 63-64), yaitu (1) membaca survei, untuk melihat gambaran umum isi

bacaaan. Membaca survei ini biasanya dilakukan dengan melihat judul, pengarang, daftar isi, pengantar, dsb. (2) membaca sekilas (skimming),

(47)

cepat. (3) membaca dangkal, adalah kegiatan membaca untuk memahami secara dangkal sebuah bacaan.

Ada beberapa tahapan (fase) dalam membaca (Ngalimun, 2011: 36-37). Tahap pertama ketika anak berusia 6-7 tahun (± kelas I SD), anak memusatkan

pada kata-kata lepas dalam kalimat sederhana atau cerita sederhana. Pada tahap ini, anak harus bisa mengintegrasikan bunyi dalam sistem tulisan untuk dapat lancar membaca dan terhindar dari kesalahan membaca. Pada usia

berikutnya (7-8 tahun) anak telah memperoleh pengetahuan tentang huruf, suku kata, dan kata yang diperlukan untuk membaca.

Tahap kedua, ketika anak berada di bangku kelas tiga dan empat SD. Mereka dapat menganalisis kata-kata yang diketahuinya menggunakan pola tulisan dan kesimpulan berdasarkan pada konteks.

Tahap ketiga, sekitar anak kelas lima – sampai kelas VII SMP, terlihat perkembangan pesat membaca, yaitu tekanan membaca tidak lagi pada

pengenalan tulisan, tetapi pemahaman bacaan.

Tahap keempat adalah akhir SMP hingga SMA/SMK. Pada tahap ini,

penggunaan keterampilan tingkat tinggi dalam bahasa sudah terlihat, misalnya penyimpulan dan pengenalan pandangan penulis untuk meningkatkan pemahaman.

Tahap kelima adalah ketika seseorang maemasuki perguruan tinggi dan seterusnya. Pada tahap ini, orang sudah dapat mengintegrasikan hal-hal yang

(48)

2.1.4.2 Membaca Permulaan

Kemampuan awal dalam membaca dapat diperoleh melalui interaksi

sosial, lewat hubungan antar sesama, bukan lewat pembelajaran formal (Ngalimun, 2011: 35). Membaca permulaan adalah tahapan proses belajar

membaca bagi siswa SD kelas awal. Siswa belajar memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Tujuan membaca permulaan adalah agar siswa dapat membaca kata-kata

dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat (Depdikbud, 1994/1995: 4). Membaca permulaan merupakan tingkatan proses pembelajaran membaca

untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa. Tingkatan ini sering disebut belajar membaca (learning to read). Sedangkan membaca lanjut merupakan tingkat proses penguasaan membaca untuk memperoleh isi

pesan yang terkandung dalam tulisan. Tingkatan ini disebut membaca untuk belajar (reading to learn).

2.1.4.3 Menulis

Menulis merupakan salah suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan orang lain (Tarigan, 2008: 3). Menulis adalah menurunkan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga dapat dipahami oleh orang lain (Lado, dalam Tarigan, 2008: 22). Menulis sangat

(49)

masalah yang kita hadapi; serta dapat menyusun sebuah urutan peristiwa (Tarigan, 2008: 22-23). Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, menulis

adalah suatu cara untuk mengkomunikasikan suatu hal pada orang lain menggunakan tulisan (secara tidak langsung).

Tujuan menulis (Tarigan, 2008: 24-25) antara lain (1) memberi informasi (wacana informatif); (2) meyakinkan atau mengajak (wacana persuasif); (3) menghibur atau menyenangkan (wacana kesastraan); (4) menunjukkan

ekspresi perasaan dan emosi (wacana ekspresif). Tujuan penulisan dari suatu tulisan dibagi menjadi tujuh (Hartig, dalam Tarigan, 2008), yaitu (1)

assignment purpose (tujuan penugasan), merupakan tujuan penulisan karena

suatu tugas, bukan karena keinginan penulis sendiri; (2) altruistic purpose (tujuan altruistik), penulisan ini bertujuan untuk menghibur pembaca,

membuat pembaca merasa hidupnya lebih mudah dan menyenangkan melalui tulisan tersebut; (3) persuasive purpose (tujuan persuasif), tulisan ini bertujuan

untuk meyakinkan para pembaca akan apa yang disampaikan penulis; (4)

informational purpose (tujuan memberi informasi), tulisan yang berisi

informasi-informasi yang dibutuhkan pembaca; (5) self-expressive purpose (tujuan penyataan diri), tulisan ini bertujuan untuk menyatakan diri penulis kepada pembaca; (6) creative purpose (tujuan kreatif), tulisan ini bertujuan

untuk mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai kesenian; (7)

problem-solving purpose (tujuan untuk memecahkan masalah), tujuan penulisan ini

(50)

2.1.4.4 Menulis Permulaan

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Di Sekolah Dasar,

kemampuan menulis bagi anak ditekankan pada kegiatan menyalin, mencatat, dan mengerjakan tugas sekolah. Oleh karena itu, menulis harus diajarkan pada

saat anak mulai masuk Sekolah Dasar (Subrata, 2009). Kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca permulaan. Pada tingkat dasar/permulaan, pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada

kemampuan yang bersifat mekanik. Anak-anak dilatih untuk dapat menuliskan (mirip dengan kemampuan melukis atau menggambar) lambang-lambang tulis

yang jika dirangkaikan dalam sebuah struktur, lambang-lambang itu menjadi bermakna. Selanjutnya, dengan kemampuan dasar ini, secara perlahan-lahan anak-anak digiring pada kemampuan menuangkan gagasan, pikiran, perasaan,

ke dalam bentuk bahasa tulis melalui lambang-lambang tulis yang sudah dikuasainya. Inilah kemampuan menulis yang sesungguhnya.

Keterampilan menulis pada dasarnya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan banyak berlatih karena keterampilan menulis mencakup penggunaan

sejumlah unsur yang kompleks secara serempak (Tarigan:1985). Kemampuan anak untuk menulis dipengaruhi beberapa faktor (Lerner, 1988: 402), antara lain: (1) motorik, misalnya tulisan tidak jelas atau terputus-putus; (2) perilaku,

misalnya perhatian mudah teralihkan, (3) persepsi, misalnya sulit membedakan bentuk huruf yang hampir sama, 4) memori, misalnya anak tidak

(51)

motoriknya, 6) penggunaan tangan yang dominan, misalnya anak yang kidal sering tulisannya terbalik-balik, 7) kemampuan memahami instruksi, misalnya

anak sering keliru menulis kata-kata yang diperintahkan oleh guru.

2.1.4.5 Membaca dan Menulis pada Kelas III Semester 2

Membaca pada kelas III semester 2 difokuskan pada membaca dalam hati secara intensif serta membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang

tepat. Membaca intensif termasuk membaca dalam hati. Membaca dalam hati memberi kesempatan bagi siswa untuk memahami teks yang dibaca lebih

dalam, serta memberikan kesempatan kepada guru untuk mengamati reaksi dan kebiasaan siswa dalam membaca (Rahim dalam Anynomus, 2010: 10). Menulis pada kelas III semester 2 adalah keterampilan mengarang cerita

pendek 150-200 kata serta membuat puisi secara mandiri. Mengarang merupakan kegiatan seseorng untuk mengungkapkan gagasan dan

menyampaikannya melalui tulisan kepada pembaca untuk dipahami (Gie dalam Alfin, 2012: 8).

Perkembangan tulisan anak kelas III SD dibagi menjadi tiga tahapan sebagai berikut (Faris dalam Resmini, 2010: 28-29): tahap pramenulis, (1) siswa akan membicarakan atau mendiskusikan idea tau gagasan yang akan

dituliskannya dengan orang lain, (2) ide yang disampaikan lebih terfokus pada pemecahan masalah, (3) terfokus pada satu jalan pikiran. Tahap menulis,

(52)

tulisan, (1) belum mampu melakukan koreksi secara sendiri, (2) takut untuk

melakukan koreksi mandiri.

Ketika anak menduduki bangku kelas II SD telah belajar menulis tegak bersambung, oleh sebab itu pada kelas III semester 2 juga dimaksimalkan

pada keterampilan menulis tegak bersambung agar keterampilan menulis meningkat. Menulis tegak bersambung adalah kegiatan menghasilkan huruf yang saling bersambung tanpa mengangkat alat tulis (Usmiwati, 2007: 2).

Kelebihan menulis tegak bersambung adalah perkembangan otak akan lebih baik, merangsang kreativitas, menulis lebih cepat, tulisan yang dihasilkan

indah dan rapi, serta mengasah daya otak (Usmiwati, 2007: 2). Pada pembelajaran menulis tegak bersambung, yang perlu diperhatikan adalah bentuk, ukuran, tebal/tipis tulisan, dan kerapian (Resmini, 2010: 11).

Pembelajaran menulis tegak bersambung dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran langsung, yaitu model pembelajaran yang dirancang

secara khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan

baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap (Trianto dalam Usmiwati, 2007: 2). Ciri-ciri pembelajaran langsung adalah (a) adanya tujuan dan pengaruh model pada siswa, termasuk penilaian, (b) sintaks atau pola

keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran, (c) sistem pengelolaan dan lingkungan belajar dan model yang diperlukan agar suatu kegiatan

(53)

Standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajaran membaca dan menulis pada kelas III Semester 2 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 KD KBK Membaca dan menulis Kelas III Cawu 2 dan Cawu 3

Membaca Menulis

2. Menulis dengan menggunakan tabel 3. Menceritakan kembali

4. Menulis petunjuk sesuatu

Tabel 2.3 SK dan KD KTSP Membaca dan Menulis Kelas III Semester 2

Membaca

1. Memahami teks dengan membaca intensif (150-200 kata) dan membaca puisi

1.1Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang (150-200 kata) yang dibaca secara intensif

1.2Membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat

Menulis

2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam karangan sederhana dan puisi

2.1 menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik

2.2 menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik

Berdasarkan uraian standar kompetensi dan kompetensi dasar dari KBK dan KTSP di atas, maka peneliti mengkomparasikan kedua kurikulum tersebut

kemudian membuat modifikasi standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator berdasarkan hasil komparasi. Berikut adalah susunan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator hasil komparasi KBK dan KTSP.

Tabel 2.4 Standar Kompetensi Membaca dan Menulis

Standar Kompetensi Membaca Membaca intensif dan memahami isi bacaan serta membaca puisi dengan baik

Gambar

Tabel 4.8 Hasil Rekapitulasi Skor Hasil Validasi dan Uji coba
Gambar 2.3 Bagan Kerangka berpikir ..............................................................
Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Bahasa Anak (Ralph Waldo)
grafik yang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini adalah jenis penelitian pengembangan.Tujuan utama dari penelitian ini adalah (1) mengembangkan buku suplemenketerampilan membaca dan menulis dalam pelajaran

Maka dari itu, penelitian yang menggunakan jenis penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar berupa buku suplemen membaca menulis permulaan

Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan hasil modifikasi dari langkah-langkah pengembangan Borg & Gall dan model pengembangan Kemp yang terdiri dari

Hasil penelitian ini adalah produk buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas III SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku panduan menulis cerita bermuatan nilai karakter pada siswa kelas III SD yakni: (1) mendeksripsikan profil buku

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apa sajakah yang dibutuhkan siswa dalam suatu buku suplemen Bahasa Prancis di SMA pada keterampilan membaca dan menulis

Dengan demikian buku suplemen membaca permulaan yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai bahan ajar memabca menulis permulaan dalam skala yang lebih bagus, dan penelitain dari