• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN BAHASA INDONESIA KELAS I SD TEMA 1 SUB TEMA 3 KURIKULUM 2013 DI SD KANISIUS KINTELAN 1 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN BAHASA INDONESIA KELAS I SD TEMA 1 SUB TEMA 3 KURIKULUM 2013 DI SD KANISIUS KINTELAN 1 SKRIPSI"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN BAHASA INDONESIA KELAS I SD TEMA 1

SUB TEMA 3 KURIKULUM 2013 DI SD KANISIUS KINTELAN 1

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Cherry Hutama NIM: 141134235

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2018

(2)

ii   

(3)

iii   

(4)

iv   

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini saya persembahkan kepada :

TUHAN YANG MAHA ESA

Orang Tua Saya

Bapak Stephanus Sunarto dan Veronika Hartini yang selalu memberikan doa, nasihat, dukungan dan pemberi semangat yang sangat luar biasa kepada saya

Kakak dan adikku terkasih

Lourensius Eru Herlambang dan Catherine Augusta yang memberikan semangat dan dukungan dalam bentuk apapun kepada saya

Pak Damai dan Bu Erlita selaku dosen pembimbing yang selalu membimbing saya dalam penyusunan skripsi

Teman dekat dan sahabat-sahabat saya yang selalu memberikan keceriaan dalam setiap kegiatan

Kelas E angkatan 2014 yang memberikan dukungan doa dan semangat

Terimakasih semuanya atas segala doa, kasih sayang, dukungan, nasihat, semangat, bimbingan dan keceriaan yang diberikan kepada saya

(5)

v   

MOTTO

Jangan cepat menyerah jika mengalami kegagalan

Teruslah bermimpi dan selalu berusaha untuk mendapatkan yang diinginkan

Nikmati hidup dan jangan ragu untuk menoleh kebelakang – Cherry Hutama–

Hidup seperti sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak – albert Einstein–

(6)

vi   

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 5 Desember2018 Penulis Cherry Hutama              

(7)

vii   

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Cherry Hutama

Nomor Mahasiswa : 141134235

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN BAHASA INDONESIA KELAS 1 SD TEMA 1 SUB TEMA 3 KURIKULUM 2013 DI SD KANISIUS KINTELAN 1”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 5 Desember 2018 Yang menyatakan

(8)

viii   

ABSTRAK

PENGEMBANGANBUKUSUPLEMENBAHASAINDONESIAKELASI

SDTEMAISUBTEMA3KURIKULUM2013DISDKANISIUS KINTELAN1

Cherry Hutama Universitas Sanata Dharma

2018

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan. Pengembangan Buku suplemen yang disusun berpedoman pada Kurikulum 2013. Peneliti kemudian merumuskan indikator baru sesuai dengan tema, sub tema dan KD yang telah dipilih untuk disusun menjadi rangkaian kegiatan pembelajaran yang variatif bagi siswa kelas I SD Kanisius Kintelan 1. Prosedur pengembangan buku suplemen ini menggunakan model pengembangan bahan ajar Borg dan Gall. Prosedur yang digunakan dalam buku ini meliputi 7 langkah prosedur pengembangan yaitu 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi ahli, 5) revisi desain, 6) uji coba desain, 7) revisi desain. Ketujuh langkah tersebut kemudian menghasilkan desain produk final berupa buku suplemen membaca dan menulis permulaan kelas I SD tema I subtema 3 kurikulum 2013. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas I SD Kanisius Kintelan 1, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas bahan ajar oleh pakar, guru, dan digunakan untuk uji coba terbatas pada 6 siswa kelas I SD.

Berdasarkan hasil validasi, validasi pakar memperoleh skor 4,45 dan 4,62 dengan kategori “sangat baik”, Guru kelas I memperoleh skor 4,14 dengan kategori “baik”, subjek uji coba sebesar 4,63 dengan kategori “sangat baik”. Rerata skor validasi yaitu 4,46 dengan kategori “sangat baik”. Hal tersebut ditinjau dari aspek 1) Tujuan dan pendekatan, 2) Desain dan pengorganisasian, 3) Isi Kebahasaan, 4) Keterampilan, 5) Metodologi. Dengan demikian buku suplemen membaca dan menulis permulaan kelas I SD yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai bahan ajar pendukung kegiatan belajar.

(9)

ix   

ABSTRAK

DEVELOPING OF SUPPLEMENTARY BOOK OF INDONESIAN LESSON FOR FIRST GRADE BASED ON THEME 1, SUBTHEME 3, AND CURRICULUM 2013 AT KANISIUS KINTELAN

1 ELEMENTARY SCHOOL

Cherry Hutama Universitas Sanata Dharma

2018

The research is based on Research and Development (R&D). The development of the book is built upon the Curriculum 2013 (K-13). The researcher, then, formulates the new indicator according to the selected theme, sub-theme, and KD (Basic Competence) to make various learning process for the first grader of Kanisius Kintelan 1 elementary school. The supplementary book development procedure uses the teaching material development model by Borg and Gall. The procedure used in the book consists of seven development procedure steps, namely 1) potency and problem, 2) collecting the data, 3) designing the product, 4) expert validation, 5) design revision, 6) design trial, 7) design revision. The seven steps produce the final product design which is the supplementary book of beginning speaking and writing for first grade of elementary school based on theme 1, subtheme 3, and curriculum 2013. the research instrument are the interview questions for needs analysis and questionaire. The interview is used to analyze the first grade teacher of Kanisius Kintelan 1 elementary school, besides the questionnaire is used to validate the teaching material quality by the expert and teacher. As well, the questionnaire is also used to do limited trial test for six first grade students of Kanisius Kintelan 1 elementary school.

Based on the result of validation, the expert validation has the score of 4,45 and 4,62 and categorized as "excellent"; the first grade teacher has the score of 4.14 and categorized as "good"; the trial subject has the score of 4,63 and categorized as "excellent". The mean of validation score is 4,46 and categorized as "excellent". The results have been reviewed in terms of five aspects, namely 1) goal and approach, 2) designing and organizing, 3) linguistic contents, 4) skills, and 5) methodology. Thus, the supplementary book of beginning reading and speaking for first grade of elementary school which has been developed can be used for supporting the teaching material in the learning process

(10)

x   

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Suplemen Bahasa Indonesia Kelas I SD Tema I Sub Tema 3 Kurikulum 2013 Di SD Kanisius Kintelan 1” dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD. 3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi PGSD. 4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I

yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

(11)

xi   

6. Para dosen dan Staf PGSD yang telah membantu peneliti dengan baik. 7. Para validator yang telah berkenan membantu validasi produk.

8. Aryaduta Yustina Yones, S.Pd., selaku Guru kelas I SD Kanisius Kintelan 1 yang telah berkenan membantu peneliti dalam melakukan analisis kebutuhan dan validasi produk.

9. Kedua orang tua saya, Stephanus Sunarto dan Veronika Hartini yang selalu memberi semangat, doa dan dukungan

10. Kakak dan adik yang memberikan semangat dan hiburan yang hangat kepada peneliti

11. Teman-teman PGSD angkatan 2014 yang selalu memberikan doa dan semangat.

12. UKM Band Sexen yang selalu menjadi keluarga kecil di lingkungan kampus dan memberi semangat, hiburan, serta doa.

13. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka peneliti sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya peneliti mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi pembaca dan kita semua.

Yogyakarta, 5 Desember 2018 Penulis

(12)

xii    DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan Penelitian ... 4 1.4 Manfaat Penelitian ... 5 1.5 Batasan Istilah ... 6 1.6 Spesifikasi Produk ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Kajian Pustaka ... 7

2.1.1 Kurikulum 2013 ... 7

2.1.1.1 Pengertian Kurikulum ... 7

2.1.1.2 Karakteristik Kurikulum SD 2013 ... 8

(13)

xiii   

2.1.2.1 Bahasa Indonesia Sebagai Mata Pelajaran ... 9

2.1.2.2 Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ... 10

2.1.3 Karakteristik Perkembangan Anak SD Kelas bawah ... 11

2.1.4 Perkembangan Bahasa Anak SD Kelas Bawah ... 13

2.1.5 Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Bawah...16

2.1.6 Buku Suplemen... 20

2.2 Penelitian Yang Relevan ... 22

2.3 Kerangka Berpikir ... 24

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Prosedur Pengembangan ... 29

3.2.1 Potensi dan Masalah ... 31

3.2.2 Pengumpulan Data ... 31

3.2.3 Desain produk ... 32

3.2.4 Validasi Desain ... 32

3.2.5 Revisi Desain ... 33

3.2.6 Uji Coba Produk ... 33

3.2.7 Revisi Desain ... 33

3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 33

3.4 Desain Uji Coba ... 34

3.4.1 Uji Coba Produk ... 34

3.4.2 Subjek Uji Coba ... 34

3.4.3 Instrumen Penelitian ... 34

3.4.3.1 Wawancara ... 35

3.4.3.2 Kuesioner ... 41

3.4.4 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.4.5 Teknik Analisis Data ... 39

3.4.5.1 Data Kualitatif ... 39

3.4.5.2 Data Kuantitatif ... 39

(14)

xiv   

4.1 Hasil Penelitian ... 41

4.1.1 Prosedur Pengembangan ... 41

4.1.1.1 Potensi dan Masalah ... 41

4.1.1.2 Pengumpulan Data ... 44

4.1.1.3 Deskripsi Produk Awal ... 44

4.1.1.4 Data Validasi dan Revisi Produk ... 49

4.1.1.5 Data Uji Keterbacaan Lapangan dan Revisi Produk ... 59

4.1.1.6 Kajian Produk Akhir ... 61

4.2 Pembahasan ... 62

4.2.1 Prosedur Pengembangan ... 62

4.2.1.1 Potensi dan Masalah ... 62

4.2.1.2 Pengumpulan Data ... 63

4.2.1.3 Deskripsi Produk Awal ... 64

4.2.1.4 Data Validasi dan Revisi Produk ... 65

4.2.1.5 Data Uji Keterbacaan Lapangan dan Revisi Produk ... 65

4.2.1.6 Kajian Produk Akhir ... 66

4.2.2 Kualitas Produk Buku Suplemen ... 66

BAB V PENUTUP ... 68 5.1 Kesimpulan ... 68 5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 69 5.3 Saran ... 69 DAFTAR PUSTAKA ... 70 LAMPIRAN ... 73         

(15)

xv   

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian yang Relevan ... 23

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Pengembangan Borg & Gall ... 26

Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan yang Digunakan Peneliti ... 27

Gambar 3.3 Langkah-langkah Pengembangan Buku Suplemen ... 30

Gambar 4.1 Gambar cover buku ... 45

Gambar 4.2 Revisi Buku Suplemen ... 52

Gambar 4.3 Revisi Buku Suplemen ... 53

Gambar 4.4 Revisi Buku Suplemen ... 54

Gambar 4.5 Revisi Buku Suplemen ... 55

Gambar 4.6 Revisi Buku Suplemen ... 56

Gambar 4.7 Revisi Buku Suplemen ... 58

Gambar 4.8 Revisi Buku Suplemen ... 59

(16)

xvi   

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Menjelaskan tentang kemampuan komunikasi anak usia SD ... 16

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pertanyaan Wawancara Analisis ... 35

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Uji Validasi untuk Pakar ... 36

Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner Uji Validasi untuk siswa SD kelas I ... 38

Tabel 3.4 Konversi Data Kuantitatif Ke Data Kualitatif Skala Lima ... 40

Tabel 4.1 Rangkuman hasil wawancara guru SD Kanisius Kintelan... 42

Tabel 4.2 KD dan Indikator Buku Suplemen MMP ... 46

Tabel 4.3 Validasi Pakar ... 50

Tabel 4.4 Komentar Pakar... 51

Tabel 4.5 Hasil Validasi Guru ... 57

Tabel 4.6 Komentar Guru ... 57

Tabel 4.7 Hasil Uji Keterbacaan ... 60

(17)

xvii   

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 74

Lampiran 2 Hasil Validasi Pakar Bahasa Indonesia SD ... 76

Lampiran 3 Hasil Validasi Guru Kelas I SD Kanisius Kintelan 1 ... 87

Lampiran 4 Hasil Uji Keterbacaan Siswa SD Kelas I ... 90

Lampiran 5 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 102

Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian ... 103

Lampiran 7 Biodata Penulis ... 104

Lampiran 8 Produk Buku Suplemen ... 105

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

BAB I ini membahas tentang 6 hal yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan spesifikasi produk yang dikembangkan.

1.1 Latar Belakang

Pendidikan ialah suatu usaha yang bertujuan untuk meningkatkan wawasan tentang ilmu pengetahuan. Menurut Suyanto, 2005: 2, pendidikan yaitu proses pendidik secara sengaja dan bertanggung jawab secara penuh memberikan pengaruh kepada peserta didik demi kebahagiaan peserta didik.Pendidikan dapat dilakukan oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Dimaksudkan pendidikan dilakukan untuk tercapainya hal yang lebih baik dari sebelumnya ketika seseorang melakukan kesalahan. Menurut Imron, 1996: 3, belajar merupakan kegiatan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dari seseorang yang mengerti dan paham akan bidangnya atau biasa disebut dengan guru. Jadi sebagai guru yang berperan sebagai pendidik diharuskan memberikan pendidikan yang peserta didik butuhkan. Hal ini tujuannya supaya peserta didik mendapatkan semua pengetahuan yang dibutuhkan dan juga dapat berguna untuk masa depan mereka.

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran pokok di Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia diterapkan merupakan hal yang sangat penting demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurut Tarigan, 2008: 1,

(19)

berbahasa tercermin dari empat aspek keterampilan berbahasa yaitu keterampilam membaca, menyimak, berbicara, dan menulis. Menyimak dan berbicara merupakan dua keterampilan yang didapatkan pertama kali di lingkungan keluarga.

Membaca dan menulis merupakan dua keterampilan yang didapatkan ketika sudah menginjak usia sekolah (Tarigan, 2008: 2). Untuk siswa Sekolah Dasar dikelas bawah, keterampilan membaca dan menulis merupakan keterampilan yang utama dan pertama karena keterampilan ini merupakan pondasi bagi siswa. Jika dilihat dari sifatnya, keterampilan menyimak dan membaca bersifat reseptif, yang berarti dapat menerima dan memahami pesan yang disampaikan oleh pembicara. Sedangkan berbicara dan menulis bersifat produktif, yang berarti dapat menghasilkan pembicaraan ataupun tulisan. Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dimulai dari kelas rendah yaitu dari kelas I hingga kelas III SD. Kelas I diharapkan untuk mengenal huruf dan angka beserta cara penulisan dengan benar.

Pemahaman akan keterampilan membaca dan menulis sangat besar kaitannya dengan peran guru. Jika guru dalam melaksanakan tugas khusunya untuk kelas I SD dan tidak memberikan pondasi yang kuat bagi siswa, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam menguasai keterampilan membaca dan menulis. Jika siswa mengalami kesulitan dalam keterampilan membaca dan menulis, akan berpengaruh terhadap siswa saat melakukan kegiatan pembelajaran dan berpengaruh juga dalam mengikuti semua mata pelajaran. Hal seperti ini akan sangat berdampak terhadap kemajuan pembelajaran siswa. Siswa yang mengalami

(20)

kesulitan dalam belajar terutama dalam membaca dan menulis akan lamban dalam belajar jika dibandingkan dengan teman yang lain. Dengan lamban belajar maka prestasi siswa akan rendah pula.

Peneliti melakukan wawancara kepada ibu AY, selaku wali kelas I pada hari Senin, 12 Maret 2018 di SD Kanisius Kintelan 1. Ibu AY mengatakan bahwa kesulitan membaca dan menulis pada siswa sangat beraneka ragam. Seperti yang belum dapat menulis “d dan t” dengan benar dan juga sulit merangkai suku kata. Anak kelas I sudah mengenal huruf namun dalam membaca dan cara penulisan belum semua anak lancar dalam membaca. Ibu AY memaparkan bahwa media gambar perlu untuk memudahkan anak dalam memahami cerita atau peristiwa yang terjadi. Selain itu ibu AY juga mengatakan bahwa buku yang dicetak oleh pemerintah sudah menggunakan huruf kapital namun menurut ibu AY, anak kelas I belum perlu diajarkan huruf kapital. Disisi lain, ibu AY mengatakan bahwa sudah terbantu dengan adanya bahan ajar dari pemerintah, akan tetapi masih perlu adanya revisi karena ada yang belum sesuai. Selain itu, ibu AY membutuhkan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa agar dapat mempermudah dalam mengajar dan juga lebih efektif untuk meningkatkan prestasi siswa.

Bahan ajar memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan khususnya di Sekolah Dasar kelas bawah. Menurut National Center for Vocation Research, bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran dikelas (Prastowo, 2014: 138). Bahan ajar merupakan pedoman yang paling penting untuk mengarahkan dalam pemberian materi kepada siswa sesuai dengan

(21)

kesulitan-kesulitan yang ditemukan. Buku merupakan salah satu bahan ajar berbasis cetak (Prastowo, 2014: 149). Dengan hasil wawancara dengan ibu AY, Peneliti akan memusatkan perhatian pada bahan ajar yang bermuatan meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan. Oleh sebab itu, peneliti mengembangkan bahan ajar untuk kelas I semester I berupa buku suplemen dengan judul “Pengembangkan Buku Suplemen Bahasa Indonesia Kelas I tema 1 sub tema 3 Kurikulum 2013 SD Kanisius Kintelan 1”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1.2.1. Bagaimana prosedur buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas I tema I sub tema 3 kurikulum 2013?

1.2.2. Bagaimana kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas I tema I sub tema 3 kurikulum 2013?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Untuk mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas I tema I sub tema 3 kurikulum 2013 Sekolah Dasar.

1.3.2. Untuk mendiskripsikan kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas I tema I sub tema 3 kurikulum 2013 Sekolah Dasar.

(22)

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi guru

Buku suplemen ini dapat dijadikan salah satu alternatif bahan ajar untuk pembelajaran keterampilan membaca dan menulis dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas I tema I sub tema 3 kurikulum 2013 Sekolah Dasar.

1.4.2. Bagi siswa

Buku suplemen ini dapat membantu memudahkan siswa kelas I semester I dalam mengembangkan keterampilan membaca dan menulis. 1.4.3. Bagi sekolah

Buku seplemen ini dapat menjadi referensi lain untuk guru dalam mengembangkan keterampilan membaca dan menulis.

1.4.4. Bagi Prodi PGSD

Penelitian ini dapat menambah pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia kelas I kelas I tema I sub tema 3 kurikulum 2013 Sekolah Dasar.

1.4.5. Bagi peneliti

Penelitian memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang pengembangan keterampilan membaca dan menulis. Penelitian ini juga dapat digunakan peneliti untuk belajar membuat buku tentang pengembangan keterampilan membaca dan menulis kelas I kelas I tema I sub tema 3 kurikulum 2013 Sekolah Dasar.

(23)

1.5 Batasan Istilah

1.5.1 Kurikulum 2013 merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk memenuhi standar mengenai tujuan, isi dan bahan pembelajaran.

1.5.2 Buku Suplemen muatan Bahasa Indonesia adalah buku yang memudahkan dan diharapkan dapat menunjang pemahaman siswa tentang materi pelajaran Bahasa Indonesia.

1.6 Spesifikasi Produk

1.6.1 Buku suplemen berisi komponen kata pengantar, kemampuan yang akan dicapai, petunjuk umum, kegiatan belajar, dan refleksi.

1.6.2 Buku suplemen disusun dengan memperhatikan perkembangan bahasa anak.

1.6.3 Buku suplemen berisi kegiatan siswa yang variatif ( membaca, menulis, bercerita dan menjodohkan).

1.6.4 Buku suplemen disusun dengan memperhatikan karakteristik pelajaran bahasa Indonesia SD di kelas rendah.

1.6.5 Buku suplemen ini dicetak menggunakan kertas ivory 230 untuk cover dan kertas HVS 80 gram untuk bagian isi. Desain buku suplemen ini dibuat menggunakan photoshop CC 2016.

1.6.6 Buku suplemen berukuran A4.

     

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir.

2.1. Kajian Pustaka

Sub bab ini menguraikan beberapa teori pendukung penelitian. Teori-teori tersebut di antaranya adalah Kurikulum 2013, Pembelajaran Bahasa Indonesia, karakteristik perkembangan anak SD kelas bawah, dan perkembangan bahasa anak SD kelas bawah.

2.1.1 Kurikulum 2013

2.1.1.1 Pengertian Kurikulum

Sekolah merupakan tempat dan sarana bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar yang menyenangkan (Mulyasa, 2013: 6). Dalam lingkup sekolah dibutuhkan sebuah kurikulum yang tepat. Konsep dalam sebuah kurikulum sebagai substansi, kurikulum dipandang sebagai suatu system rencana kegiatan belajar bagi siswa di sekolah, atau sebagai perangkat tujuan yang ingin dicapai (Sukmadinata, 2011: 27). Kurikulum merupakan perangkat rencana dan konsep mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan suatu kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No.20 Tahun 2003). Berdasarkan pengertian kurikulum yang telah dijabarkan (Sukmadinata, 2011 : UU No.20 tahun 2003) diharapkan kurikulum dapat menjadi substansi, system dan pedoman pada kegiatan

(25)

pembelajaran. Pada tahun ajaran 2013/2014 telah mulai diberlakukannya Kurikulum SD 2013. Kurikulum ini diberlakukan untuk memenuhi standar mengenai tujuan, isi dan bahan pembelajaran yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran (Kemendikbud, 2013).

2.1.1.2 Karakteristik Kurikulum SD 2013

Kemendikbud (2013: 34) menerangkan karakteristik Kurikulum SD 2013, diantaranya: 1) mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreatifitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psiko motor. 2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari disekolah kemasyarakatran dan manfaat masyarakat sebagai sumber belajar. 3) mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat. 4) memberi waktu yang cukup banyak untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 5) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar muatan pelajaran. 6) kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti. 7) kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan prinsip akumulatif, saling memperkuat, dan memperkaya antara muatan pembelajaran dan jenjang pendidikan. Dari beberapa tokoh yang mengemukakan pengertian tentang kurikulum 2013, peneliti mengambil

(26)

kesimpulan kurikulum merupakan suatu sistem rencana kegiatan pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2.1.2 Pembelajaran Bahasa Indonesia

Uraian dalam subbab ini terdiri dari Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran dan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Berikut merupakan uraian dari subbab tersebut.

2.1.2.1 Bahasa Indonesia Sebagai Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia merupakan bahasa negara Indonesia yang mempunyai fungsi sebagai pemersatu, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, lambang kebanggaan nasional, serta untuk kepentingan pemerintahan dan kenegaraan (Ngalimun, 2014: 4). Dengan begitu, Bahasa Indonesia diajarkan sejak dini kepada siswa melalui pembelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu pelajaran Bahasa Indonesia ada ditingkat SD – Perguruan Tinggi. Pelajaran Bahasa Indonesia ini memiliki tujuan supaya siswa dapat terampil berbahasa dan berkomunikasi yang tercermin dalam empat keterampilan bahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (Mulyati, 2010: 1). Keempat keterampilan tersebut berjalan dengan terpadu, selain itu juga keterampilan tersebut merupakan ruang lingkup dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang diajarkan secara bertahap. Keterampilan mendengarkan dan membaca merupakan keterampilan reseptif, sedangkan keterampilan menulis dan berbicara merupakan keterampilan produktif (Ngalimun, 2014: 5). Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan proses-proses berfikir.

(27)

2.1.2.2 Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Pembelajaran bahasa tidak lepas dari pendekatan pembelajaran. Pendekatan merupakan dasar teoritis untuk suatu metode. Terdapat empat pendekatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yakni pendekatan tujuan, pendekatan struktural, pendekatan komulatif, dan pendekatan terpadu. Pendekatan tujuan dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam setiap kegiatan belajar mengajar, yang harus dipikirkan dan ditetapkan lebih dahulu ialah tujuan yang hendak dicapai. Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran bahasa, yang dilandasi oleh asumsi yang menganggap bahasa sebagai seperangkat kaidah bahasa atau tata bahasa. Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam komunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pelajaran bahasa. Penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam situasi formal maupun non formal, tiap-tiap aspek tidak berdiri sendiri melainkan bersama-sama dalam penggunaanya. Dengan kata lain, penggunaan bahasa dalam prakteknya komunikasi akan tampil secara terpadu (Slamet, 2014: 19-22).

Dari beberapa tokoh yang mengemukakan pengertian tentang pembelajaran Bahasa Indonesia, peneliti mengambil kesimpulan pembelajaran di sekolah Dasar untuk kelas 1 pembelajaran Bahasa Indonesia lebih menekankan pada aspek peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan, sedangkan untuk kelas 3-6 menekankan pada peningkatan kemampuan

(28)

berkomunikasi lisan dan tulis. Dengan demikian, pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi lisan dan tertulis. 

2.1.3. Karakteristik Perkembangan Anak SD kelas Bawah

Peserta didik adalah individu yang berkembang dan fungsi dari pembelajaran adalah membantu proses perkembangan siswa, agar perkembangan optimal (Sukmadinata, 2012: 61). Perkembangan dari beberapa aspek akan terus berkembang sampai usia lanjut namun tidak dalam aspek fisik, karena akan terhenti pada usia tertentu.

Karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral (Dali Gulo dalam Hidayatullah, 2010: 12). Kepribadian akan terlihat ketika seseorang melakukan kejujuran, dan juga akan mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap atau sama. Hermawan dalam Hidayatullah, 2010: 13, menyebutkan karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas merupakan asli dan mengakar dalam kepribadian seseorang, dan juga ciri khas ini pun yang diingat oleh orang lain tentang seseorang. Karakter memungkinkan seseorang untuk mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan karena karakter memberikan konsistensi, intergritas, dan energi.

Usia anak SD kelas 1 adalah 7 tahun, Seorang berkebangsaan Perancis yaitu Jean Piaget melakukan penelitian dalam perkembangan kognitif. Empat tahapan perkembangan kognitif menurut Jean Piaget : pertama tahap sensori motor (usia 0-2 tahun). Pada tahap ini anak berpikir melalui proses pengindraan, melihat, mendengar, meraba, mencium, mencecap. Kedua tahapan Pra operational (usia 2-7 tahun) pemikiran anak masih dalam tahap prakonsep dan banyak terkait

(29)

dengan intuisi, fantasi. Ketiga tahap operasional konkrit (usia 7-11 tahun) anak telah mampu berpikir logis, tetapi pemikirannya masih terbatas pada hal-hal konkrit. Keempat tahapan operasional formal (usia 11 tahun keatas) remaja sudah mampu berpikir abstrak, melakukan proses berpikir tahap tinggi, analisis-sintesis, evaluasi, pemecahan masalah dan lain-lain (Sukmadinata, 2012: 61).

Pada masa anak-anak, dunianya lebih banyak di sekolah dan lingkungan. Sejalan dengan hal itu, ada tiga dorongan yang dialami anak pada masa ini: 1) dorongan untuk keluar dari rumah dan masuk ke dalam kelompok sebayanya, 2) dorongan fisik untuk dapat melakukan berbagai kegiatan dalam bentuk permainan dan kegiatan yang menuntut keterampilan atau gerak fisik, 3) dorongan mental untuk masuk kedunia konsep, pemikiran, interaksi dan simbol-simbol orang dewasa (Sukmadinata, 2009: 123).

Usia anak SD kelas bawah adalah 7-9 tahun, menurut uraian para ahli pada usia ini termasuk dalam tahap masa anak-anak. Menurut perkembangan kognitifnya, masa anak-anak adalah operasional konkret, dalam masa ini kemampuan berpikir anak lebih tinggi, namun masih terbatas pada hal-hal yang nyata atau konkrit, ia sudah dapat menguasai operasi hitung seperti menambah, mengurangi, melipat, membagi, menyusun, mengurutkan dll. Selain itu, anak usia SD kelas rendah memiliki karakteristik ingin bermain di luar rumah bersama teman sebayanya, senang melakukan hal-hal yang menuntut keterampilan fisik, dan memiliki rasa ingin tahu untuk berpikir, mengenali konsep dan simbol-simbol.

(30)

2.1.4 Perkembangan Bahasa Anak SD Kelas Bawah

Bahasa merupakan alat untuk bergaul dan bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam hubungannya dengan orang lain (Sunarto, 2008: 136). Dalam keseharian manusia berkomunikasi menggunakan bahasa, baik menggunakan bahasa isyarat, bahasa tulisan maupun menggunakan ekspresi. Bayi sejak dilahirkan sudah mulai untuk berkomunikasi. Sejalan dengan perkembangan hubungan sosial maka seseorang (bayi-anak) dimulai dengan meraba (suara atau bunyi tanpa arti) dan diikuti dengan bahasa satu suku kata, dua suku kata, menyusun kalimat sederhana, dan seterusnya melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang kompleks sesuai dengan tingkat perilaku.

Selain itu semakin tumbuh dan berkembangnya seorang bayi, maka akan mulai untuk memahami lingkungan, makan akan semakin kompleks bahasa yang akan di terima. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan, karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan (Sunarto, 2008: 137). Perkembangan bahasa anak akan meningkat pada saat anak masuk sekolah dan saat anak aktif di lingkungan keluarga maupun lingkungan bermain bersama teman sebayanya. Bagi mereka, kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun menggunakan tanda-tanda isyarat. Dengan bahasa, anak dapat berkomunikasi, bergaul, saling menghormati, menyayangi, saling bertukar pikiran.

(31)

Berbahasa berkesinambungan dengan pergaulan sehari-hari. Oleh sebab itu perkembagannya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa adalah (Sunarto, 2008: 139-140):

a Umur Anak

Seseorang bertambah usia akan semakin matang dalam pertumbuhan fisiknya, bertambah pengalaman, dan meningkatkan kebutuhan. Bahasa seseorang akan berkembang sejalan dengan bertambahan pengalaman dan kebutuhan. Contohnya anak kelas VI yang berusia 12 tahun sudah dapat membaca dan menulis dengan lancar sementara kelas I yang berusia 7 tahun belum semua dapat membaca dan menulis dengan lancar.

b Kondisi Lingkungan

Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil yang cukup besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa di lingkungan perkotaan akan berbeda dengan lingkungan pedesaan. Contohnya anak yang tinggal di daerah perkotaan lebih lancar menggunakan bahasa indonesia daripada anak yang tinggal di daerah terpencil.

c Kecerdasan Anak

Untuk meniru lingkungan tentang bunyi atau suara, gerakan, dan mengenal tanda-tanda, memerlukan kemampuan motorik yang baik, kemampuan motorik seseorang berkaitan positif dengan kemampuan intelektual dan tingkat berpikir. Contoh kemampuan anak untuk menirukan suara berbeda-beda.

(32)

d Status Sosial Ekonomi Keluarga

Keluarga dari keadaan sosial ekonomi baik, akan menyediakan situasi baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dan anggota keluarganya. Rangsangan untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang mempunyai status sosial tinggi dan akan berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah. Contoh keluarga yang berstatus sosial tinggi akan menyekolahkan anaknya dari PAUD/Play group namun keluarga yang mempunyai status sosial rendah menyekolahkan anak mulai SD.

e Kondisi Fisik

Kondisi fisik di sini dimaksudkan kondisi kesehatan anak. Seseorang yang cacat seperti bisu, tuli, gagap, atau organ suara tidak sempurna akan mengganggu perkembangan berkomunikasi. Contohnya anak yang menderita bisu akan sulit mengkomunikasikan bahasa dibandingakn anak yang normal. Kemampuan komunikasi anak usia SD kelas telah diteliti oleh seorang ahli. Hasil penelitian Owens tahun 1996 (Papalia, 2014: 259) menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi anak usia SD sebagai berikut.

No Usia Anak Kemampuan

1 6 tahun a) Memiliki kosa kata yang dapat

dikomunikasikan

b) Mampu menyerap 20000-24000 kata c) Mampu membuat kalimat pendek

d) Pada taraf tertentu sudah dapat mengucapkan kalimat lengkap

(33)

2 8 tahun a) Mampu bercakap-cakap dengan menggunakan kosa kata yang dimilikinya

b) Mampu mengemukakan ide dan pikiran meskipun masih sering verbalisme.

3 10 tahun a) Mampu berbicara dalam waktu relative

lama

b) Mampu memahami pembicaraan

4 12 tahun a) Mampu menyerap 50.000 kata

b) Mampu berbahasa seperti orang dewasa Tabel 2.1 menjelaskan tentang kemampuan komunikasi anak usia SD Dari beberapa tokoh yang mengemukakan pengertian tentang perkembangan bahasa anak SD kelas bawah, peneliti mengambil kesimpulan kemampuan yang dapat dicapai berbeda-beda, dapat dilihat dari kemampuan menyerap kata. Anak kelas 1 SD termasuk dalam tahap operasional konkrit, anak usia 7-9 tahun anak mampu berpikir logis namun pemikiran masih terbatas pada hal-hal konkrit.

2.1.5 Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Bawah

Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan sejak dini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, secara tulisan maupun lisan. Dalam pembelajaran berbahasa dikehendaki terjadinya kegiatan berbahasa, yakni kegiatan menggunakan bahasa. Kegiatan berbahasa mencakup kegiatan mendengarkan, kegiatan

(34)

berbicara, kegiatan membaca, dan kegiatan menulis (Suryaman, 2012:19). Kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis itu digunakan dalam berkomunikasi, yaitu oleh seseorang dalam berhubungan dengan yang lainnya. Bahasa dalam berkomunikasi digunakan untuk bertukar pikiran, perasaan, pendapat, imajinasi, dan sebagainya sehingga terjadi kegiatan sambut-menyambut.

Keberhasilan dalam pembelajaran agar dapat memahami dan menguasai semua mata pelajaran salah satunya menggunakan bahasa. Penggunaan bahasa di SD pelaksanaannya tidak lepas dengan pelajaran lainnya seperti Matematika, IPA, IPS, dll. Sehingga, diharuskan aspek mendengarkan, berbicara, menulis, dan membaca mempunyai porsi yang sama atau seimbang. Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut (Suryaman, 2012:5):

1 Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

2 Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

3 Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

4 Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

(35)

5 Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi perkerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

6 Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Sedangkan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di SD untuk aspek menulis adalah supaya siswa mempunyai kemampuan untuk melakukan berbagai jenis kegiatan, diantaranya seperti menulis untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, dan informasi dalam bentuk karangan sederhana, petunjuk, surat, pengumuman dialog, formulir, teks pidato, laporan, ringkasan, paraphrase, serta berbagai karya sastra anak seperti cerita, puisi, dan pantun.

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu program yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa siswa, serta sikap positif terhadap Bahasa Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi anak untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. Harapan adanya standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini adalah (Suryaman, 2012: 4) :

1. Siswa dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri. 

(36)

2. Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa siswa dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar. 

3. Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswanya. 

4. Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan dan kesastraan di sekolah.  5. Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan

dan kesastraan sesuai dengan keadaan siswa dan sumber belajar yang tersedia. 

6. Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional. 

Dari beberapa tokoh yang mengemukakan pengertian tentang karakteristik pembelajaran Bahasa Indonesia kelas rendah, peneliti mengambil kesimpulan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya di kelas rendah, harus mempertimbangkan kesesuaian dengan perkembangan siswa sesuai kelasnya. Kualitas hasil pembelajaran Bahasa Indonesia dipengaruhi berbagai faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Proses tersebut menyangkut pemberian materi ajar kepada siswa, kegiatan guru dan siswa, interaksi siswa dengan siswa, siswa

(37)

dengan guru, dan bahan ajar, alat dan lingkungan belajar serta cara dan alat evaluasi dan kesesuaian dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri. Guru sebagai model dalam berbahasa (membaca dan menulis) selama proses pembelajaran berlangsung serta bertindak sebagai fasilitator dan memberikan umpan balik yang positif.

2.1.6 Buku Suplemen

Buku suplemen merupakan buku tambahan kegiatan belajar mengajar yang berguna untuk meningkatkan terhadap pemahaman siswa. Menurut Rena (2014: 4) mengatakan bahwa: Salah satu sumber belajar yang sangat penting untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa adalah buku suplemen siswa atau buku penunjang pembelajaran sebagai komponen penting dan sangat besar manfaatnya di antaranya; memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkret kepada peserta didik, memberi informasi yang akurat dan terbaru, dan memberi motivasi yang positif apabila diatur dan direncanakan pemanfaatannya secara tepat. Buku suplemen siswa menurut Ariffudin (2011: 1) adalah: Buku yang melengkapi atau menambah kelemahan dari buku utama atau buku yang membantu dalam proses belajar mengajar. Buku ini berfungsi sebagai pelengkap buku paket karena di dalam buku paket, tidak semua bahan pelajaran dapat dimuat sehingga perlu adanya buku penunjang yang dapat memudahkan pemahaman konsep siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Buku suplemen siswa atau buku penunjang adalah buku yang digunakan sebagai materi pelengkap dan bahan pengayaan bagi siswa atau peserta didik. Sebagaimana sesuai Permendiknas Nomor 11 tahun 2005 Pasal 2 yang

(38)

menyatakan bahwa dalam mencapai tujuan pendidikan nasional, selain menggunakan buku teks pelajaran sebagai acuan wajib, guru juga dapat menggunakan buku pengayaan dalam proses pembelajaran dan menganjurkan peserta didik membacanya untuk menambah pengetahuan dan wawasan (Fathan, 2015: 1)

Mengenai penggunaan dan pengadaan buku pengayaan sangatlah dianjurkan, hal ini seusai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008 pasal 6 ayat 2 dan 3 menyatakan “selain buku teks, pendidik juga dapat menggunakan buku panduan pendidik, buku pengayaan, dan buku referensi dalam proses pembelajaran yang berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan peserta didik, pendidik dapat menganjurkan peserta didik untuk membaca buku pengayaan dan buku referensi”.

Menurut (Prastowo, 2014: 149) buku merupakan bahan ajar yang berbasis cetak. Bahan cetak adalah sejumlah bahan yang di pesiapkan dalam kertas yang berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi. Sedangkan, pengertian dari suplemen menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah sesuatu yang sengaja ditambahkan untuk melengkapi. Dari pernyataan yang telah disebutkan diatas, dapat dijelaskan bahwa buku suplemen adalah bahan ajar yang digunakan untuk mendukung pembelajaran tanpa menghilangkan bahan ajar yang sudah ada, disiapkan dalam bentuk cetak (kertas) berfungsi untuk penyampaian informasi dalam pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa buku suplemen siswa merupakan suatu sumber belajar bagi siswa yang dapat

(39)

digunakan sebagai buku pelengkap yang dapat menambah pemahaman siswa mengenai materi pelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Buku suplemen siswa atau buku penunjang belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu buku penunjang yang digunakan secara langsung dalam menunjang pembelajaran di sekolah dan buku penunjang yang digunakan sebagai bacaan pengayaan.

2.2 Penelitian yang Relevan

Wismantaka (2014) melakukan penelitian dengan judul Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema sikap pahlawan bangsaku untuk siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta. Penelitian menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budaya lokal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajar untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Hasil dari produk ini mengacu pada kurikulum 2013. Pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan memodifikasi model pengembangan dari Jerold E Kemp yang telah melalui tahap revisi dan menggunakan langkah-langkah pengembangan dari Borg dan Gall. Penelitian tersebut menghasilkan rata-rata skor 4,43 dan termasuk dalam “sangat baik” setelah melakukan tahap uji coba. Kedua, jurnal artikel ilmiah yang ditulis oleh Wibowo, (2012) dengan judul “Pengembangan Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Kesantunan Subkultur Jawa-Negarigung untuk siswa SD kelas VI semester I”. Penelitian dan pengembangan ini menggunakan model dari Borg dan Gall. Berdasarkan teknik analisis kebutuhan dengan presentase, peneliti memaparkan bahwa siswa dan guru membutuhkan buku mata pelajaran Bahasa

(40)

Indonesia berdasarkan kesantunan bahasa, rata-rata skor kebutuhan 64,14 (siswa) dan 64,3 (guru). Hasil dari penelitian menunjukan bahwa buku pelajaran bahasa Indonesia sangat membutuhkan kesantunan berbahasa.

                                 

Gambar 2.2 Literatur Map Penelitian yang Relevan

Gambar 2.2 Literatur Map penelitian yang relevan

Gambar di atas menunjukkan bahwa sudah ada penelitian mengenai bahan ajar untuk SD. Berdasarkan hasil penelitian yang relevan tersebut, peneliti

Wismantaka (2014) dengan judul Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema sikap pahlawan bangsaku untuk siswa kelas IV SD 

Wibowo, (2012) dengan judul “Pengembangan Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Kesantunan Subkultur Jawa-Negarigung untuk siswa SD kelas VI semester I”. 

Hutama Cherry (2018) dengan judul Pengembangan Buku Suplemen Bahasa Indonesia Kelas I tema I Subtema 3 Kurikulum 2013 SD Kanisius Kintelan1

(41)

menyadari bahwa belum ada penelitian yang mengembangkan buku suplemen untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis anak SD kelas I. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengembangan Buku Suplemen Bahasa Indonesia Kelas I tema I Subtema 3 Kurikulum 2013 SD Kanisius Kintelan1.

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan dari uraian di atas maka disusun kerangka berpikir tentang pengembangan bahan ajar berupa buku suplemen Bahasa Indonesia untuk siswa SD kelas I semester I. Menurut hasil wawancara dengan guru kelas I di SD Kanisius Kintelan 1 bahan ajar yang dikeluarkan pemerintah sudah sesuai dengan kurikulum. Bahan ajar yang digunakan untuk belajar dan menulis kurang sesuai dengan perkembangan kebutuhan siswa seperti masih menggunakan huruf kapital, namun perlu adanya buku bahan ajar tambahan supaya bahan ajar yang digunakan siswa menjadi semakin layak dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

Berdasarkan masalah tersebut peneliti berusaha mengembangkan bahan ajar yang diambil dengan menganalisis dari Kurikulum 2013 sehingga indikator baru untuk siswa SD kelas I semester I. Buku ini disertai dengan ilustrasi untuk menunjang pemahaman siswa tentang materi pelajaran Bahasa Indoesia. Dengan demikian peneliti mengharapkan siswa dapat meningkatkan pemahaman tentang membaca dan menulis permulaan kelas bawah, sehingga siswa mempunyai modal untuk dapat belajar mata pelajaran yang lain ditingkat berikutnya.

(42)

Kegiatan belajar dalam buku suplemen ini disusun secara menarik agar siswa tertarik untuk berlatih. Peneliti menyusun buku suplemen melihat dan menyesuaikan perkembangan dan kebutuhan siswa kelas I SD Kanisius Kintelan. Penyusunan buku suplemen menggunakan bahasa yang berpedoman pada EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), dan kegiatan menulis siswa diarahkan dalam huruf putus-putus supaya memudahkan siswa dalam mengenal, memahami, dan menirukan huruf.

2.4 Pertanyaan Peneliti

2.4.1 Bagaimana mengembangkan buku suplemen Bahasa Indonesia kelas I tema I subtema 3 kurikulum 2013 SD Kanisius Kintelan?

2.4.2 Bagaimana kualitas buku suplemen Bahasa Indonesia kelas I tema I subtema 3 kurikulum 2013 SD Kanisius Kintelan 1 menurut pakar Bahasa Indonesia SD?

2.4.3 Bagaimana kualitas buku suplemen Bahasa Indonesia kelas I tema I subtema 3 kurikulum 2013 SD Kanisius Kintelan 1 menurut guru SD kelas I?

2.4.4 Bagaimana kualitas buku suplemen Bahasa Indonesia kelas I tema I subtema 3 kurikulum 2013 SD Kanisius Kintelan 1 menurut guru SD kelas I menurut hasil uji coba terbatas?

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian dan pengembangan atau yang lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and Development). Penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan digunakan untuk menguji produk tersebut (Sugiyono, 2012: 297). Penelitian ini ditulis dengan mengikuti langkah-langkah dari pengembangan Borg dan Gall.

Menurut Borg dan Gall dalam (Sugiyono, 2008: 298-311), langkah dalam melaksanakan strategi penelitian dan pengembangan yang dilakukan untuk dapat menghasilkan dan menguji keefektivan produk. Berikut merupakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan :

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Pengembangan Borg & Gall

Potensi dan Masalah Pengumpulan Data Desain Produk Validasi Desain Revisi Desain Uji Coba Produk Revisi Produk Uji Coba Pemakaian Revisi Produk Produk Masal

(44)

Dari 10 langkah dikemukakan oleh Borg dan Gall, penelitian pengembangan buku suplemen ini menggunakan 7 langkah, langkah tersebut ialah :

Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan yang Digunakan Peneliti 1 Potensi dan Masalah

Potensi dan masalah dilakukan untuk memperoleh data atau informasi berkaitan dengan masalah yang ada di lapangan. Peneliti melakukan wawancara dengan guru SD kelas I dan melakukan pengamatan di lapangan.

2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah kedua setelah menemukan potensi dan masalah. Langkah ini bertujuan untuk memperoleh informasi, dengan melakukan beberapa kegiatan yaitu dengan observasi, wawancara, dan kajian pustaka. Informasi yang didapat digunakan untuk merencanakan pembuatan produk untuk mengatasi masalah yang ada.

3 Desain Produk

Desain produk digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan dan penyusunan produk. Desain produk di dalamnya disertakan gambar, bagan, ataupun uraian singkat untuk membantu pemahaman pengguna.

Potensi dan Masalah Pengumpulan Data Desain Produk Validasi Desain Revisi Desain Uji Coba Produk Revisi Produk

(45)

4 Validasi Desain

produk yang telah di rancang dan dibuat sesuai kebutuhan dari masalah kemudian di validasi. Validasi desain adalah kegiatan menilai rancangan produk yang telah dibuat. Tujuan dari validasi ini adalah untuk mengetahui berbagai kekurangan dan kelebihan produk untuk menjadi pertimbangan untuk memperbaiki. Validasi dilakukan kepada pakar Bahasa Indonesia dan guru SD yang berkompeten untuk menilai hasil produk yang telah di desain.

5 Revisi Desain

Revisi desain produk dilakukan berdasarkan hasil dari validasi yang telah dilakukan oleh pakar dan guru. Komentar berserta saran dari para validator di gunakan sebagai pedoman untuk memperbaiki produk yang telah dibuat.

6 Uji Coba Produk

Tahap setelah revisi produk dan telah memperbaiki produk maka akan dilakukan uji coba produk. Uji coba dilakukan langsung kepada subyek penelitian terbatas dilapangan yaitu siswa SD kelas I. Produk yang diuji kemudian dinilai dan diberi komentar dan saran untuk perbaikan.

7 Revisi Produk

Revisi produk akhir dikerjakan berdasarkan hasil dari uji coba di lapangan hingga menjadi produk siap uji.

Penelitian ini berhenti pada langkah ketujuh. Hal ini disebabkan karena teoritis Borg & Gall juga memperbolehkan sebuah penelitian pengembangan

(46)

untuk berhenti pada langkah ketujuh. Penelitian berhenti pada langkah ke tujuh supaya dapat dikembangkan lagi oleh peneliti selanjutnya, dan menghemat biaya produksi buku.

3.2 Prosedur Pengembangan

Penelitian ini dilakukan berdasarkan prosedur pengembangan Borg dan Gall. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah desain produk hasil uji coba terbatas berupa bahan ajar berupa buku suplemen. Pengembangan buku suplemen ini melalui 7 langkah prosedur pengembangan, yaitu 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi ahli, 5) revisi desain, 6) uji coba desain, 7) revisi produk. Tujuh langkah yang digunakan dalam mengembangkan buku suplemen ini digunakan sampai menghasilkan desain produk uji coba terbatas yang berupa buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas I semester I. Peneliti akan menjelaskan ketujuh langkah prosedur pengembangan menggunakan gambar disertai penjelasan dibawahnya :

(47)

Gambar 3.3 Langkah-langkah pengembangan Buku Suplemen

Gambar 3.3 merupakan langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam mengembangkan buku suplemen. Langkah-langkah yang dilakukan diantaranya : 1) potensi masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain produk, 5) revisi desain produk, 6) uji coba produk dan 7) revisi produk.

(48)

3.2.1 Potensi dan Masalah

Peneliti melakukan penelitian dengan berdasarkan sumber dari adanya potensi dan masalah. Potensi dan masalah didapatkan ketika peneliti melakukan analisis kebutuhan. Kegiatan analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara dengan ibu AY, selaku wali kelas I SD Kanisius Kintelan 1. Peneliti melakukan wawancara pada hari Senin, 12 Maret 2018 di SD Kanisius Kintelan 1. Wawancara dilakukan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar pada siswa kelas I, terkait dengan ketersediaan bahan ajar yang digunakan guru sebagai acuan dalam mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan wawancara diperoleh keterangan bahwa bahan ajar yang disediakan oleh pemerintah kurang memenuhi kebutuhan belajar siswa. Berdasarkan analisis kebutuhan, peneliti berharap bahan ajar yang berupa buku suplemen disusun sesuai dengan kebutuhan belajar siswa SD kelas I.

3.2.2 Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pengumpulan data dengan wawancara. Penyusunan daftar pertanyaan digunakan untuk memperoleh data tentang kesulitan MMP untuk siswa SD kelas I. Hasil wawancara digunakan sebagai acuan pertimbangan dalam perencanaan produk bahan ajar berupa buku suplemen MMP untuk kelas I. Pembuatan bahan ajar dilakukan dengan cara pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan studi pustaka dan mengumpulkan bahan dari berbagai sumber.

(49)

3.2.3 Desain Produk

Desain produk diawali dengan menentukan bahan ajar. Desain awal yang dilakukan adalah menganalisis Kurikulum 2013 revisi 2016, Tema, sub tema, dan KD. Peneliti kemudian merumuskan indikator baru sesuai dengan tema, sub tema dan KD yang telah dipilih untuk disusun menjadi rangkaian kegiatan pembelajaran yang variatif bagi siswa.

Buku suplemen disusun peneliti berdasarkan indikator baru yang telah dibuat. Kegiatan belajar dirancang semenarik mungkin dengan disertai gambar, bacaan, dan warna yang menarik untuk menambah daya tarik siswa dalam belajar. Selain itu diakhir kegiatan belajar, peneliti memberikan refleksi bagi siswa untuk mengetahui suasana hati dan kepuasan siswa setelah melakukan pembelajaran menggunakan buku suplemen ini.

3.2.4 Validasi Desain

Peneliti menggunakan validasi pakar sebagai evaluasi terhadap desain produk pengembangan bahan ajar. Produk yang akan dikembangkan akan di validasi oleh 3 pakar bahasa Indonesia. Validasi produk dilakukan untuk memperoleh komentar dan saran untuk sebagai acuan peneliti memperbaiki serta penilaian produk yang dikembangkan. Selain itu komentar dan saran dari validator digunakan juga untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan produk.

(50)

3.2.5 Revisi Desain

Revisi desain dilakukan setelah mendapat komentar dan saran dari validator terhadap produk yang dibuat. Revisi desain dilakukan untuk memperbaiki dan melengkapi kekurangan dari produk yang telah divalidasi oleh pakar, sehingga produk dapat dilakukan uji keterbacaan.

3.2.6 Uji Coba Produk

Setelah melalui tahap revisi maka produk yang yang telah direvisi sudah siap untuk diuji coba. Uji coba produk dilakukan kepada 6 siswa kelas I SD Kanisius Kintelan 1. Setelah uji coba keterbacaan selesai dilakukan, siswa diberi kuesioner yang terdiri dari 13 butir pertanyaan untuk menilai apakah produk yang dibuat sudah sesuai dan baik untuk siswa.

3.2.7 Revisi Desain

Hasil revisi dari produk ini akan menjadi desain produk final bahan ajar berupa buku suplemen MMP Bahasa Indonesia. Revisi desain dilakukan setelah melakukan tahap uji coba produk di lapangan. Produk yang telah di uji coba kepada siswa digunakan untuk mendapat masukan dari siswa terhadap produk yang dibuat. Langkah-langkah tersebut akan membantu peneliti dalam menghasilkan bahan ajar yang lebih variatif dan bermanfaat bagi guru dan siswa dalam melakukan pembelajaran di kelas I SD.

3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

(51)

3.4 Desain Uji Coba

3.4.1 Uji Coba Produk

Uji coba produk digunakan untuk mengetahui kelayakan produk pengembangan. Bahan ajar yang dihasilkan kemudian di validasi oleh dua validator pakar Bahasa Indonesia SD dan guru SD kelas I supaya produk bahan ajar yang berupa buku suplemen dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar pendukung kegiatan belajar.

3.4.2 Subjek Uji Coba

Subjek uji coba lapangan dalam penelitian pengembangan ini adalah 6 siswa kelas I SD Kanisius Kintelan. Subjek uji coba yang melakukan uji coba lapangan ini memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda.

3.4.3 Instrumen Penelitian

Penelitian pengembangan ini menggunakan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner.

3.4.3.1 Wawancara

Menurut Sugiyono (2012: 137), wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Daftar pertanyaan dalam wawancara digunakan peneliti untuk menganalisis kebutuhan terhadap bahan ajar siswa SD kelas I. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak

(52)

terstruktur (Sugiyono, 2012: 138). Penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur karena peneliti menggunakan acuan dari garis-garis besar sebagai permasalahan yang akan di tanyakan.

Kisi-kisi pertanyaan wawancara untuk guru SD kelas I sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pertanyaan Wawancara Analisis

No Daftar Pertanyaan Wawancara

1 Sejauh mana kesulitan anak kelas I dalam kegiatan membaca dan menulis? 2 Kesulitan apa yang ibu temui ketika mengajarkan kegiatan membaca dan

menulis di kelas I kepada siswa?

3 Apakah ibu merasa bahan ajar yang digunakan sekarang dalam muatan membaca dan menulis Bahasa Indonesia masih perlu diperbaiki disempurnakan? Mengapa?

4 Apakah ibu memerlukan buku suplemen bahan ajar untuk mendukung kegiatan membaca dan menulis permulaan Bahasa Indonesia? Mengapa? 5 Saran apa yang dapat ibu berikan terkait dengan bahan ajar sekarang ini

khususnya dalam kegiatan membaca dan menulis permulaan?

Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi terkait dengan kebutuhan belajar siwa di SD Kanisius Kintelan 1 wawancara dilakukan dengan wali kelas I.

3.4.3.2 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada

(53)

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012: 142). Peneliti membuat lembar kuesioner berisi pertanyaan yang disusun berdasarkan dari indikator bahan ajar yang baik untuk melakukan validasi. Lembar kuesioner diisi oleh dua validator pakar bahasa, satu guru dan enam siswa kelas I. Hasil validasi melalui validasi digunakan sebagai masukan untuk melakukan revisi atas bahan ajar yang dibuat. Sehingga bahan ajar layak digunakan untuk kegiatan belajar. Berikut merupakan kisi-kisi kuesioner uji validasi untuk pakar Bahasa Indonesia, guru SD kelas I dan siswa.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Uji Validasi untuk Pakar Bahasa Indonesia SD dan

Indkator Guru SD Kelas I Deskriptor No Item

Tujuan dan pendekatan

Kesesuaian tujuan MMP yang akan dicpai 1 Kesesuaian dengan situsi pembelajaran MMP

tingkat kelasnya 2

Ketepatan penjabaran KD dalam indikator

pembelajaran MMP 3

Kesesuaian buku suplemen dengan kebutuhan siswa berupa kemampuan-kemampuan yang harus dikuasai dalam

pembelajaran MMP 4

Menerapkan sumber belajar yang baik bagi siswa dan guru dalam pembelajaran MMP 5 Menyajikan berbagai variasi mengajar bagi

guru 6

Desain dan pengorganisasian

Kelengkapan komponen dalam buku

suplemen 7

Penyusunan materi dari yang sederhana ke

yang kompleks 8

Sistematika urutan materi 9

Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 10 Memfasilitasi belajar secara mandiri 11

Kemudahan untuk dipahami 12

(54)

Tampilan fisik sesuai dengan perkembangan

bahasa siswa SD kelas rendah 14

Penggunaan bahasa tulis yang baik dan benar 15

Isi Kebahasaan

Huruf, kata, dan kalimat yang dimuat sesuai dengan perkembangan bahasa anak untuk

setiap kelasnya 16

Memuat cara membaca dan menulis yang

baik dan benar 17

Buku suplemen melatih siswa untuk merangkai huruf, suku kata, dan kata sesuai

dengan tingkat kelasnya 18

Membekali siswa untuk mampu berkomunikasi dengan lingkungan sosialnya 19

Keterampilan

Mengintegrasikan keterampilan MMP secara tepat dan tertuang dalam perumusan KD dan

indikator 20

Memuat kegiatan yang menuntut

pengintegrasian keterampilan MMP 21

Memuat kegiatan MMP yang menyenangkan dan sesuai dengan minat siswa SD kelas

rendah 22

Dilengkapi dengan rekaman untuk

memperlancar kegiatan pembelajaran 23

Dilengkapi dengan praktik oral secara

terbatas dalam kehidupan nyata 24

Memuat petunjuk-petunjuk dalam menuliskan huruf, suku kata, dan kata 25

Metodologi

Kesesuaian pendekatan dalam buku suplemen sesuai dengan pendekatan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa

SD kelas rendah 26

Mengandung banyak latihan untuk siswa terkait dengan pembelajaran MMP siswa SD

kelas rendah 27

Membuat siswa aktif berlatih 28

Memfasilitasi beragam gaya belajar siswa 29

Tabel 3.2 merupakan kisi-kisi kuesioner uji validasi Bahasa Indonesia SD dan guru kelas I SD. Instrumen validasi terdiri dari 5 indikator yang dijabarkan menjadi 29 deskripsi.

(55)

Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner Uji Validasi untuk siswa SD kelas I Indkator Deskriptor No Item Desain dan Pengorganisasian

Penggunaan bahasa yang mudah dipahami 1

Kejelasan ukuran dan jenis huruf 3

Gambar dan foto yang menarik 4

Disusun dari yang mudah ke yang sulit 6

Membuat siswa aktif belajar 7

Membuat siswa senang dan berminat dalam belajar 8 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 12 Tujuan dan

pendekatan

Sesuai dengan keadaan lingkungan siswa 9 Sesuai dengan yang dibutuhkan siswa 10 Mempermudah siswa membaca dan menulis dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran 13

Keterampilan

Petunjuk yang mudah dipahami 2

Mempermudah siswa belajar secara mandiri 5 Mengundang bentuk kegiatan latihan yang

bermacam-macam 11

Tabel 3.3 merupakan kisi-kisi kuesioner uji validasi untuk siswa SD kelas I, terdiri dari 3 indikator yang dijabarkan ke dalam 13 deskriptor

3.4.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan kuesioner. Menurut Sugiyono, 2012: 194, wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mengetahui hal-hal dri responden yang lebih mendalam dan jumlah responden sedikit atau kecil. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kebutuhan dan informasi tentang masalah yang muncul dilapangan. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas I SD Kanisius Kintelan 1 bersama Ibu AY. Data wawancara pada tabel kemudian di analisis untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan bahan ajar yang dibutuhkan guru untuk membantu menyampaikan materi pembelajaran dengan lebih efektif.

(56)

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2012: 199). Kuesioner dilakukan untuk membantu peneliti dalam melakukan revisi atas bahan ajar.

3.4.5 Teknik Analisis Data

Data penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif, dengan penjelasan sebagai berikut :

3.4.5.1 Data Kualitatif

a) Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan kepada guru kelas I SD Kanisius Kintelan 1 untuk analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca dan menulis.

b) Saran Validasi Produk

Saran dari validator yang terdiri dari dua ahli bahasa dan satu guru kelas I SD Kanisius Kintelan 1 akan digunakan peneliti untuk memperbaiki produk buku suplemen “Membaca Menulis Permulaan” agar layak diujicobakan.

3.4.5.2 Data Kuantitatif

Data berupa skor dari penelitian oleh validator, data dianalisis sebagai dasar dari hasil penelitian kuesioner diubah menjadi data interval. Skala penelitian

(57)

terhadap bahan ajar yang dikembangkan yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sangat kurang baik (1). Skor yang telah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan menurut Sukarjo (2008:101) sebagai berikut:

Tabel 3.4 Konversi Data Kuantitatif Ke Data Kualitatif Skala Lima

Interval Skor Rerata Skor Kategori

X > Xi + 1,80 Sbi >4,2 Sangat baik Xi + 0,60 Sbi < X < Xi + 1,80 Sbi >3,4 – 4,19 Baik Xi - 0,60 Sbi < X < Xi + 0,60 Sbi >2,6 – 3,39 Cukup baik Xi + 1,80 Sbi < X < Xi – 0,60 Sbi >1.8 – 2,59 Kurang X < Xi – 1,80 Sbi < 1,79 Sangat kurang

Keterangan:

Rerata ideal (Xi) : ଵ

ଶ (skor maksimal ideal+skor minimal ideal) Simpangan baku ideal (SBi) : ଵ

଺ (skor maksimal ideal-skor minimal ideal)

X : Skor aktual

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima. Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya, kemudian dikonversikan dari data kuantitatif ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala lima.

(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV, penelitian membahas tentang prosedur pengembangan dan pembahasan.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Prosedur Pengembangan

Pengembangan buku suplemen Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SD mengacu pada kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan modifikasi langkah-langkah penelitian menurut Borg dan Gall. Langkah-langkah-langkah penelitian dan pengambangan yang dilakukan peneliti meliputi tujuh langkah dari sepuluh langkah yang antara lain adalah 1) potensi masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain produk, 5) revisi desain produk, 6) uji coba produk dan 7) revisi produk.

4.1.1.1 Potensi dan Masalah

Penelitian ini dimulai dari adanya potensi dan masalah. Peneliti menemukan adanya potensi dan masalah berdasarkan hasil analisis kebutuhan dengan melakukan wawancara. Analisis kebutuhan merupakan langkah pertama yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian tentang pengembangan buku suplemen. Tahap ini dilakukan berdasarkan langakah-langakah peneliti yang telah dijelaskan pada bab III. Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan cara wawancara. Wawancara dilakukan pada hari Senin, 12 Maret 2018 kepada guru

(59)

kelas I di SD Kansius Kintelan1. Wawancara dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi masalah di lapangan yang berkaitan dengan bahan ajar yang digunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Data dan informasi yang diperoleh peneliti dipergunakan sebagai landasan untuk merumuskan bahan ajar yang akan dikembangkan supaya kegiatan pembelajaran yang disusun dapat mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal. Berikut ini data hasil wawancara dengan Ibu AY guru SD Kanisius Kintelan 1.

Tabel 4.1 rangkuman hasil wawancara guru SD Kanisius Kintelan 1

No Daftar pertanyaan wawancara Rangkuman Hasil Wawancara 1 Sejauh mana kesulitan anak kelas

I dalam kegiatan membaca dan menulis?

Semua anak kelas 1 awalnya masuk sudah mengenal huruf, namun dalam menulis harus di bantu dengan huruf bantu (huruf putus-putus) supaya siswa dapat mengenal dan dapat menulis dengan benar. Dalam membaca belum semua siswa dapat membaca.

2 Kesulitan apa yang ibu temui ketika mengajarkan kegiatan membaca dan menulis di kelas I kepada siswa?

Siswa sulit merangkai suku kata untuk menjadi sebuah kata atau kalimat.

3 Apakah ibu merasa bahan ajar yang digunakan sekarang dalam muatan membaca dan menulis Bahasa Indonesia masih perlu diperbaiki disempurnakan? Mengapa?

Buku dari pemerintah sudah bagus namun masih ada yang harus diperbaiki, seperti penulisan huruf kapital. Buku yang sudah sekarang dibuat secara universal dan tidak mengetahui kebutuhan yang sesungguhnya masalah yang ada di

Gambar

Gambar 2.2  Literatur Map Penelitian yang Relevan
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Pengembangan Borg &amp; Gall
Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan yang Digunakan Peneliti  1  Potensi dan Masalah
Gambar 3.3 Langkah-langkah pengembangan Buku Suplemen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pembuktian harus dihadiri pimpinan perusahaan atau yang menerima kuasa dari Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan, dengan membawa surat Kuasa dari Direktur utama/Pimpinan Perusahaan,

Mahasiswa memahami penerapan bentuk past tense dalam media..

[r]

Pilih perkataan yang terbaik untuk melengkapkan ayat berikut.. 1 The weather was so warm last night, that Azman slept without

Selain daya tarik wisata budaya berupa bangunan yang memiliki arsitektur unik, Puri Agung Karangasem juga memiliki atraksi wisata alam yang terletak pada bagian paling

yang teridentifikasi sesuai dengan karakteristik dari Vuuren dkk, tahun 2006, yaitu sel-sel bervariasi dalam bentuk, terutama pada bagian katup, tapi bentuk yang paling

I would recommend watching poker on TV, going to the casino and just watching and many online casinos will give you the option of watching a game.. This will give you the chance

Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TIPE JURISPRUDENSIAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA