• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Pembahasan

Pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti telah berlangsung sesuai dengan perencanaan peneliti. RPP yang dibuat oleh peneliti telah dilaksanakan dalam penelitian dengan sangat baik. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan kesadaran akan nilai demokrasi pada siswa kelas V SD N Sarikarya. Adapun tabel indikator pencapaian yang telah disusun peneliti dari kondisi awal, target pencapaian, dan kondisi akhir setelah pelaksanaan dapat dilihat pada tabel 37.

97

Tabel 37. Indikator Pencapaian

Indikator Deskriptor Target

Capaian Kondisi Awal Siklus I Siklus II Kesadaran akan nilai demokrasi

Jumlah siswa yang mendapat skor kesadaran minimal cukup dibagi jumlah seluruh sisswa x 100%

69, 69% 39, 39% 57, 57% 81, 81% 1. Menyadari

akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan 2. Menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia untuk mewujudkannya

Jumlah siswa yang mendapat skor kesadaran minimal cukup dibagi jumlah seluruh sisswa x 100%

78, 78% 45, 45% 66, 66% 87, 87%

1013. Menyadari akan sarana- sarana serta cara- cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang diharapkan

Jumlah siswa yang mendapat skor kesadaran minimal cukup dibagi jumlah

seluruh sisswa x 100% 90. 90% 51, 51% 72, 72% 93, 93% 4. Menyadari sikap yang diperlukan demi terwjudnya nilai yang diharapkan

Jumlah siswa yang mendapat skor kesadaran minimal cukup dibagi jumlah seluruh sisswa x 100% 75, 75% 42, 42% 60, 60% 81, 81% 5. Menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya

Jumlah siswa yang mendapat skor kesadaran minimal cukup dibagi jumlah seluruh sisswa x 100%

63,63% 36, 36% 51, 51% 69, 69%

nilai yang menjadi tujuan.

Berdasarkan tabel 37. Indikator Pencapaian, dapat diketahui bahwa pelaksanaan siklus I belum mencapai target capaian yang ditetapkan peneliti dan guru. Hal ini berarti pelaksanaan siklus I belum berhasil sehingga peneliti memutuskan untuk melanjutkan ke siklus II. Penerapkan model pembelajaran PPR dalam proses pembelajaran PKn di kelas V SD N Sarikarya telah mampu meningkatkan kesadaran akan nilai demokrasi pada siswa. Peningkatan proses pembelajaran terbukti dengan meningkatnya kesadaran akan nilai demokrasi pada siswa yang terdiri dari lima indikator dan masing-masing indikator telah mengalami penigkatan walaupun dalam siklus I belum mencapai target pencapaian yang ditetapkan peneliti dan guru sehingga dilanjutkan pada Siklus II. Indikator kesadaran yang pertama adalah menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan, pada siklus I belum memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu minimal 23 siswa yang memiliki kesadaran atau 69, 69% dari jumlah seluruh siswa. Setelah melaksanakan tindakan siklus I hanya terdapat 19 siswa yang memiliki kesadaran atau 57, 57% dari jumlah seluruh siswa sehingga dilanjutkan pada siklus II.

Pada siklus II terdapat 27 siswa atau 81, 81% dari jumlah seluruh siswa yang memiliki kesadaran sehingga telah memenuhi target minimal 23 siswa yang memiliki kesadaran atau 69, 69% dari jumlah seluruh siswa. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kesadaran akan nilai demokrasi pada siswa di Indikator 1 telah meningkat hasil pencapaian setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II lebih banyak siswa yang menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan dibandingkan di kondisi awal. Hal yang mendukung peningkatan indikator pertama yaitu menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan dibuktikan dengan siswa yang senang mengerjakan tugas kelompok. Ketika diminta untuk membuat kelompok siswa dengan antusias langsung

99

membentuk kelompok dan berdiskusi serta memberikan tanggapan, siswa satu sama lain saling mendengarkan pendapat siswa lain dalam satu kelompok. Foto yang terdapat dalam lampiran merupakan salah satu bukti peningkatan kesadaran siswa akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan.

Peningkatan kesadaran akan nilai demokrasi juga terjadi pada indikator kesadaran yang kedua. Indikator kesadaran yang kedua adalah menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia untuk mewujudkannya, pada siklus I belum memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu minimal 26 siswa yang memiliki kesadaran atau 78, 78% dari jumlah seluruh siswa. Setelah melaksanakan tindakan siklus I hanya terdapat 22 siswa yang memiliki kesadaran atau 66, 66% dari jumlah seluruh siswa sehingga dilanjutkan pada siklus II

Pada siklus II terdapat 29 siswa atau 87, 87% dari jumlah seluruh siswa yang memiliki kesadaran sehingga telah memenuhi target minimal 26 siswa yang memiliki kesadaran atau 78, 78% dari jumlah seluruh siswa. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kesadaran akan nilai demokrasi pada siswa di Indikator kedua telah meningkat hasil pencapaian setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II lebih banyak siswa yang menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia untuk mewujudkannya dibandingkan di kondisi awal. Hal yang mendukung peningkatan indikator kedua adalah foto yang terdapat dalam lampiran dimana terlihat siswa sangat antusias untuk berdiskusi atau musyawarah dimana siswa menyadari dengan musyawarah yang mana setiap anggota kelompok diperbolehkan mengutarakan pendapatnya maka permasalahan akan lebih mudah diselesaikan. Siswa juga dengan kesadarannya membentuk kelompok diskusinya sendiri.

Pada Indikator ketiga terjadi peningkatan. Indikator kesadaran yang ketiga adalah menyadari akan sarana-sarana serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang diharapkan, belum memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu minimal 30 siswa

yang memiliki kesadaran atau 90, 90% dari jumlah seluruh siswa. Setelah melaksanakan tindakan siklus I hanya terdapat 24 siswa yang memiliki kesadaran atau 72, 72% dari jumlah seluruh siswa sehingga penelitian dilanjutkan pada tindakan siklus II.

Pada siklus II terdapat 31 siswa atau 93, 93% dari jumlah seluruh siswa yang memiliki kesadaran sehingga telah memenuhi target minimal 30 siswa yang memiliki kesadaran atau 90, 90% dari jumlah seluruh siswa. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kesadaran akan nilai demokrasi pada siswa di Indikator 3 telah meningkat hasil pencapaian setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II lebih banyak siswa yang menyadari akan sarana-sarana serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang diharapkan dibandingkan di kondisi awal. Foto yang terdapat dalam lampiran pada saat siswa sedang melakukan

permainan „Gelas Lari‟ merupakan salah satu bukti peningkatan kesadaran

akan sarana-sarana serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang diharapkan, dimana siswa dengan kompak saling mendengarkan pendapat teman sehingga siswa mampu bekerjasama.

Indikator kesadaran akan nilai demokrasi yang keempat juga mengalami peningkatan. Indikator kesadaran yang keempat adalah menyadari sikap yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan, belum memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu minimal 25 siswa yang memiliki kesadaran atau 75, 75% dari jumlah seluruh siswa. Setelah melaksanakan tindakan siklus I hanya terdapat 20 siswa yang memiliki kesadaran atau 60, 60% dari jumlah seluruh siswa.

Pada siklus II terdapat 27 siswa atau 81, 81% dari jumlah seluruh siswa yang memiliki kesadaran sehingga telah memenuhi target minimal 25 siswa yang memiliki kesadaran atau 75, 75% dari jumlah seluruh siswa. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kesadaran akan nilai demokrasi pada siswa di Indikator 4 telah meningkat hasil pencapaian setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II lebih banyak siswa yang menyadari sikap yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan

101

dibandingkan di kondisi awal. Landasan lain yang membuktikan bahwa indikator keempat juga mengalami peningkatan kesadaran adalah foto ketika siswa melakukan permainan yang mana siswa mau mendengarkan pendapat siswa lain serta percaya akan kemampuan temannya. Seperti yang telah diketahui bahwa rasa percaya merupakan salah satu nilai yang ada dalam demokrasi. Inti dari permainan ini adalah kerjasama dan rasa percaya dimana siswa telah mampu membuktikan bahwa mereka memiliki rasa percaya terhadap anggota kelompoknya.

Hal yang tak jauh berbeda juga terjadi pada Indikator kelima. Indikator kesadaran yang kelima adalah menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuan, belum memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu minimal 21 siswa yang memiliki kesadaran atau 63, 63% dari jumlah seluruh siswa. Setelah melaksanakan tindakan siklus I hanya terdapat 17 siswa yang memiliki kesadaran atau 51, 51% dari jumlah seluruh siswa.

Pada siklus II terdapat 23 siswa atau 69, 69% dari jumlah seluruh siswa yang memiliki kesadaran sehingga telah memenuhi target minimal 21 siswa yang memiliki kesadaran atau 63, 63% dari jumlah seluruh siswa. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kesadaran akan nilai demokrasi pada siswa di Indikator 5 telah meningkat hasil pencapaian setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II lebih banyak siswa yang menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuan dibandingkan di kondisi awal. Peningkatan yang terjadi pada indikator kelima salah satunya dapat dilihat dari foto yang terdapat dalam lampiran yang mana siswa dalam kelompok membagi tugas masing- masing pada tiap anggota kelompoknya sesuai dengan kemampuan siswa.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tiga hal yang diuraikan peneliti. Tiga hal tersebut adalah kesimpulan, keterbatasan, dan saran.

5.1. Kesimpulan

5.1.1. Penggunaan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam upaya meningkatkan kesadaran akan nilai demokrasi siswa kelas V SD Negeri Sarikarya untuk standar kompetensi menghargai keputusan bersama pada semester genap tahun ajaran 2013/ 2014 dilakukan dengan cara menerapkan setiap langkah-langkah pembelajaran yang ada dalam model Paradigma Pedagogin Reflektif yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Pada setiap langkahnya peneliti bekerjasama dengan guru menekankan akan arti penting dari nilai demokrasi khususnya pada langkah refleksi dan aksi, yang mana akhirnya dapat meningkatkan kesadaran akan nilai demokrasi.

5.1.2. Penggunaan Paradigma Pedagogi Reflektif berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran akan nilai demokrasi pada siswa kelas V SD Negeri Sarikarya untuk standar kompetensi menghargai keputusan bersama pada semester genap tahun ajaran 2013/ 2014 hal ini dibuktikan dengan ketercapaian pada setiap indikator kesadaran. Pada indikator pertama yaitu menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan dari kondisi awal 13 siswa yang memiliki kesadaran atau 39, 39% dari jumlah seluruh siswa menjadi 27 siswa yang memiliki kesadaran atau 81, 81% dari jumlah seluruh siswa. Pada indikator kedua yaitu menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia untuk mewujudkannya dari kondisi awal 15 siswa yang memiliki kesadaran atau 45, 45% dari jumlah seluruh siswa menjadi 29 siswa yang memiliki kesadaran atau 87, 87% dari jumlah seluruh siswa. Pada indikator ketiga yaitu menyadari akan sarana-sarana serta cara- cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang diharapkan dari kondisi awal 17 siswa yang memiliki kesadaran atau 51, 51% dari

103

jumlah seluruh siswa menjadi 31 siswa yang memiliki kesadaran atau 93, 93% dari jumlah seluruh siswa. Pada indikator keempat yaitu menyadari akan sarana-sarana serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang diharapkan dari kondisi awal 14 siswa yang memiliki kesadaran atau 42, 42% dari jumlah seluruh siswa menjadi 27 siswa yang memiliki kesadaran atau 81, 81% dari jumlah seluruh siswa. Terakhir pada indikator kelima yaitu menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuan dari kondisi awal 13 siswa yang memiliki kesadaran atau 39, 39% dari jumlah seluruh siswa menjadi 26 siswa yang memiliki kesadaran atau 69, 69% dari jumlah seluruh siswa.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Kegiatan dalam penelitian yang telah diadakan masih terdapat kekurangan dalam proses pelaksanaannya. Kekurangan tersebut disebut sebagai keterbatasan penelitian. Keterbatasan yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut:

5.2.1. Penggunaan model PPR dalam KBM memerlukan pemahaman lebih kerena dalam proses pembelajarannya terdapat kegiatan refleksi dan aksi yang berbeda dari kegiatan pembelajaran dengan model lain. 5.2.2. Pembentukan kelompok dengan anggota lebih dari empat orang

menurut guru kurang efektif karena memerlukan waktu untuk mengatur dan cenderung hanya empat orang saja yang mengerjakan lembar diskusi.

5.3. Saran

Terdapat beberapa saran dari peneliti berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan. Berikut saran yang diberikan oleh peneliti:

5.3.1. Bagi sekolah

Model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dapat menjadi referensi bagi sekolah untuk lebih meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah

5.3.2. Bagi guru kelas

Sebaiknya dalam pembelajaran PKn di SD, menggunakan model pembelajaran seperti PPR sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan dapat menjadi inovasi bagi guru dalam menyampaikan pembelajaran di kelas.

5.3.3. Bagi siswa

Model pembelajaran PPR dapat menjadi salah satu alternatif bagi siswa untuk meningkatkan kesadaran akan nilai demokrasi khususnya dalam mata pelajaran PKn.

5.3.4. Bagi peneliti lain

Model pembelajaran PPR dapat menjadi salah satu model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan peneliti dalam menyusun sebuah karya ilmiah.

105

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Wahab & Sapriya. (2011). Teori & Landasan pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Penerbit Alfabeta

Adheyanto, Nicodemus Yordan. (2012). Peningkatan Sikap, Minat, dan Prestasi Siswa dengan Pendekatan Pedagogi Reflektif pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Kanisius Gayam Semester Genap Tahun Pelajaran

2010/2011. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Elmubarok, Zaim. (2009). Membumikan pendidikan nilai. Bandung: Penerbit Alfabet.

Given, K. (2007). Brain-Based Teaching : Merancang kegiatan belajatmengajar yang melibatkan otak emosional, social, kognitif, dan reflektif. Bandung: Kaifa

Hendra Nurtjahjo. (2006). Filsafat Demokrasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Indrayati, Helena Tiwi. (2011). Efektivitas Perkembangan Nilai Kemanusiaan dalam Pembelajaran Matematika Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif Pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Lolopayung, Agata. (2011). Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif di Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Tahun Pelajaran 2010/2011. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Masidjo. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius

Masidjo. (2010). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

P3MP-USD. (2008). Model Pembelajaran Berbasis Pedagogi Ignasian. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Subagyo. (2010). Paradigma Pedagogi Reflektif mendampingi peserta didik menjadi cerdas & berkarakter. Yogyakarta: Kanisius.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Suhatman, A. (2009). Meyadarkan Kesadaran. Medik. 3, 46 -47

Tukiran Taniredja, dkk. (2010). Pendidikan Kewarganegaraan: Paradigma

Terbaru untuk Mahasiswa. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Wahana, Paulus. (2004). Nilai etika Aksiologi Max Scheler. Yogyakarta: kanisius

Wiharyanto, Kardiyat. (2007). Pendidikan Kewarganegaraan Berdasarkan Nilai- Nilai Pancasila. Yogyakarta: Sahabat Setia

Wiriaatmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas: untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yunus, Firdaus M. (2004). Pendidikan Berbasis Realitas Sosial. Yogyakarta: Logung Pustaka.

107

LAMPIRAN

Dokumen terkait