• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Yani

4.4 Pembahasan

Dari hasil pengujian Hipotesis di atas maka dapat disimpulkan bahwa semua hipotesis yang diusulkan dalam penelitian ini terbukti. Untuk itu, bagian pembahasan ini akan berisi pembahasan yang lebih terperinci mengenai masing-masing variabel.

4.4.1. Debt to Total Assets Ratio (DTAR)

Hasil pengujian statistik dengan uji-t menunjukkan bahwa variabel Debt to Total Assets Ratio berpengaruh terhadap penyaluran kredit modal kerja dan signifikan yang ditunjukkan dengan nilai t = -3,135 dan p = 0,004. Hasil pengujian itu juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Safitri (2008). Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa Debt to Total Assets Ratio secara parsial berpengaruh terhadap penyaluran kredit. Ini berarti kondisi leverage debitur berpengaruh secara statistic terhadap penyaluran kredit modal kerja.

Pada umumnya total utang mengalami penurunan dikarenakan debitur melunasi utang-utangnya untuk mempermudah dalam

memperoleh pinjaman kredit dari bank sehingga total assets juga mengalami penurunan. Peningkatan total assets biasanya dikarenakan peningkatan penjualan tunai, penerimaan piutang dari penjualan kredit, ataupun pembelian aktiva melalui utang.

Semakin rendah rasio utang, semakin bagus kondisi perusahaan itu. Sebab, artinya hanya sebagian kecil asset perusahaan yang dibiayai dengan utang. Melalui rasio utang, bank bisa mengukur seberapa tinggi resiko utang yang diberikan kepada debitur.

4.4.2. Quick Ratio (QR)

Hasil pengujian statistic dengan uji-t menunjukkan bahwa variabel Quick Ratio tidak berpengaruh dan signifikan yang ditunjukkan dengan niali t = -0,210 dan p = 0,835. Hasil pengujian itu juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Safitri (2008). Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa Quick Ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit. Ini berarti kondisi likuiditas debitur tidak berpengaruh secara statistik terhadap penyaluran kredit modal kerja.

Tidak berpengaruh secara signifikan dikarenakan peningkatan aktiva lancar bukan disebabkan aktivitas normal perusahaan, tetapi karena perusahaan menerapkan harga baru diatas harga normal untuk produk-produknya sebagai penyesuaian terhadap biaya-biaya yang mengalami kenaikan. Ini menyebabkan aktiva lancar umumnya mengalami peningkatan kas dan piutang. Utang lancar mengalami

penurunan diduga karena debitur melunasi utang-utang jangka pendeknya sehingga mempermudah dalam memperoleh pinjaman kredit ke bank untuk menambah modal kerjanya sebagai antisipasi biaya-biaya yang meningkat.

4.4.3. Net Profit Margin (NPM)

Penelitian ini menunjukkan hasil pengujian bahwa Net Profit Margin berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja yang ditunjukkan dengan nilai t hitung = 1,771 dan nilai p = 0,089. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Safitri (2008) bahwa Net Profit Margin secara parsial tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit modal kerja.

Ini berarti kondisi profitabilitas debitur yang tercermin dalam margin labanya tidak berpengaruh secara statistic terhadap penyaluran kredit modal kerja. Net Profit Margin mengukur besar keuntungan yang diperoleh dari tiap rupiah hasil penjualan yang diterima, serta besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mendapatkan tiap rupiah hasil penjualan.

Jadi, dapat diketahui apakah jumlah keuntungannya cukup memadai, dibanding dengan hasil penjualan kecil, ada kemungkinan jumlah biaya pokok produk dan pengeluaran lain terlalu tinggi. Dengan kata lain, operasi perusahaan yang bersangkutan tidak efisien. Perusahaan baru dapat dinyatakan beroperasi secara sehat, apabila

mampu membayar bunga dan kredit yang dipinjam dari hasil penjualan produk.

4.4.4. Return On Investment

Penelitian ini menunjukkan hasil pengujian bahwa Return On Investment tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran kredit modal kerja yang ditunjukkan dengan nilai t hitung = 1,233 dan nilai p = 0,229. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Safitri (2008) bahwa Return On Investment secara parsial tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit modal kerja. Ini berarti kondisi profitabilitas debitur yang tercermin dalam rasio laba terhadap aktivanya tidak berpengaruh secara statistic terhadap penyaluran kredit modal kerja.

Menurut Munawir (2004 : 89) Return On Investment menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.

Tidak signifikan dikarenakan laba bersih perusahaan menurun. Laba bersih yang dihasilkan tidak sebanding dengan asset yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Pengelolaan asset

perusahaan yang kurang baik juga menjadi penyebab, laba yang dihasilkan oleh perusahaan tidak sebanding dengan asset yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.

Tabel 4.10 Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu No

.

Nama Peneliti Tahun Penelitian

Variabel Hasil Penelitian

1. Pratama 2010 Y = Kredit X1 = Dana Pihak Ketiga X2 = Capital Adequancy Ratio X3 = Non Performing Loan X4 = Suku Bunga SBI Secara parsial, variabel Dana Pihak Ketiga dan variabel Non Performing Loan yang berpengaruh terhadap kredit 2. Triasdini 2010 Y = Jumlah Penyaluran Kredit X1 = Capital Adequacy Ratio X2 = Non Performing Loan X3 = Return On Assets Secara simultan, variabel-variabel independen yang ada secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Secara parsial, variabel Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, dan Return On Assets berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran kredit modal kerja. 3. Safitri 2008 Y = Penyaluran Kredit Modal Kerja X1 = Debt to Total Assets Ratio X2 = Quick Ratio X3 = Net Profit Margin

Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Investment secara simultan berpengaruh terhadap penyaluran kredit modal kerja.

X4 = Return On Investment

Sedangkan pengujian secara parsial

menunjukkan bahwa hanya satu variabel independen yaitu Debt to Total Assets Ratio yang berpengaruh terhadap penyaluran kredit modal kerja. 4. Meydianawathi 2007 Y = Penawaran Kredit X1 = Dana Pihak Ketiga X2 = Return On Assets X3 = Non Performing Loan X4 = Capital Adequacy Ratio Secara simultan variabel-variabel Dana Pihak Ketiga, Return On Assets, Non Performing Loan, dan Capital Adequacy Ratio berpengaruh nyata dan signifikan terhadap penawaran kredit. Sedangkan variabel Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, dan Return On Assets secara parsial menunjukkan

pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap penawaran kredit. Sebaliknya Non Performing Loan menunjukkan hubungan yang negative dan signifikan terhadap penawaran kredit. 5. Maulina 2012 Y = Penyaluran Kredit Modal Kerja X1 = Debt to Total Assets Ratio X2 = Quick Ratio X3 = Net Profit Margin Secara simultan, semua variabel independen berpengaruh terhadap penyaluran kredit modal kerja. Sedangkan secara parsial, variabel Debt to Total Assets Ratio

X4 = Return On Investment

yang paling dominan berpengaruh terhadap penyaluran kredit modal kerja.

Dokumen terkait