• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.4. Pembahasan

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan adanya variasi karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan. Selain itu untuk gambaran pengetahuan, sikap, tindakan, dan pencegahan menunjukan banyak perbedaan yang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik faktor dalam pengambilan data maupun faktor yang datang dari sampel atau responden itu sendiri.

5.4.1. Karakteristik Para Pekerja Jalan Raya di Kecamatan Medan Amplas

Dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat variasi karakteristik para pekerja jalan raya yaitu menurut umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan tingkat pendidikan. Jumlah sampel atau responden pada penelitian ini adalah 100 orang. Berdasarkan Tabel 5.1. dapat dilihat bahwa kelompok responden terbanyak berada pada kelompok umur 31-40 tahun yaitu sebanyak 31 orang (31%). Dilihat dari kelompok umur ini, paling banyak responden berada pada periode usia produktif atau usia seorang manusia untuk bekerja. Selain itu, menurut Dinas Tenaga Kerja Indonesia (2008) pada periode umur 30-55 tahun merupakan periode yang paling baik untuk seseorang optimal dalam bekerja dan mempunyai karir yang jelas serta penghasilan yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, keluarga, dan orang-orang disekitarnya.

Menurut hasil penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 5.2. jenis kelamin responden sebagian besar atau hampir semua adalah pria yaitu sebesar 86% atau 86 orang. Asusmsi peneliti, gambaran ini disebabkan oleh semua pekerja di jalan raya adalah mayoritas kaum adam atau pria yang merupakan tulang punggung dari keluarganya. Hal ini juga didukung oleh berbagai pendapat masyarakat yang menyatakan bahwa bekerja di jalan raya adalah pekerjaan yang kasar bagi pria dan tidak cocok untuk wanita. Serta pria merupakan penopang perekonomian keluarga.

Jenis pekerjaan yang paling banyak pada hasil penelitian ini berdasarkan Tabel 5.3. adalah tukang becak motor dan pedagang kaki lima yaitu sebesar 38 orang (38%) dan 30 orang (30%). Gambaran jenis pekerjaan ini paling banyak dikarenakan

memang di jalan raya sangat banyak tukang becak motor dan pedagang kaki lima yang memanfaatkan jalan raya sebagai lahan pekerjaan mereka. Selain itu, menurut BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2010 bahwa 7,42% dari penduduk usia produktif di Indonesia, pekerjaannya adalah pengangguran, sehingga banyak yang memilih bekerja di jalan raya sebagai pedagang kaki lima yaitu sebesar 21,92 juta orang. Serta Menurut BPS Medan (2008) bahwa hampir 50% profesi atau pekerjaan yang paling terbanyak di jalan raya Medan akibat menganggur adalah tukang becak motor dan supir angkutan umum.

Dari hasil penelitian tergambarkan bahwa tingkat pendidikan yang paling terbanyak adalah pendidikan sederajat SMA (sekolah menegah atas) menduduki persentase sebesar 47% atau 47 orang, dapat dilihat pada Tabel 5.4. Hal ini dikarenakan menurut perhitungan statistik kota Medan (2006) yaitu jika dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk kota Medan telah mencapai 10,5 tahun atau pendidikan terakhir merupakan SMA (sekolah menengah atas).

5.4.2. Pengetahuan, Sikap, Tindakan, tentang Radikal Bebas dan Antioksidan dan Tindakan Pencegahan Para Pekerja Jalan Raya di Kecamatan Medan Amplas

Hasil penelitian ini menunjukan beberapa gambaran perilaku yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan serta bagaimanA pencegahan yang dilakukan. Menurut Bloom (1908) domain perilaku meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan sehingga bila ingin melihat atau mengukur perilaku seseorang yang dinilai adalah ketiga aspek tersebut. Sesuai dengan teori ini maka penelitian ini mengambarkan perilaku melalui ketiga aspek tersebut dan ditambah aspek tindakan pencegahan.

Dalam penelitian ini yang menggunakan 100 responden mengambarkan hasil pengetahuan tentang radikal bebas dan antioksidan terbanyak berdasarkan Tabel 5.5. yaitu pengetahuan cukup sebesar 50% atau mewakili 50 orang dari 100 responden. Hal ini juga terlihat dari distribusi jawaban pada Tabel 5.6., banyak responden yang

tidak paham dengan definisi dari radikal bebas dan antioksidan namun mengerti atau tahu apa itu jenis, sumber, dan sifat dari radikal bebas dan antioksidan. Gambaran pengetahuan yang cukup pada penelitian ini mungkin dikarenakan responden terbanyak dengan karakteristik tingkat pendidikan SMA atau hanya sampai derajat sekolah sehingga mempengaruhi pengetahuannya ditambah lagi pekerjaan responden pun paling banyak sebagai tukang becak motor yang mungkin kurang mendapatkan informasi disebabkan satu hari penuh harus bekerja dalam kata lain banyak responden yang tidak memperbarui pengetahuannya melalui berbagai media informasi. Menurut Notoatmodjo (2007) bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pacaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Penelitian Rogers (1974) menggungkapkan bahwa pengetahuan orang itu dilihat salah satunya berdasarkan kognisinya atau pendidikan terakhir yang didapat.

Untuk gambaran sikap menurut Tabel 5.7., hasil penelitian ini menujukan sikap reponden terbanyak adalah cukup yaitu sebanyak 60 orang (60%). Hal ini dikarenakan pengetahuan responden yang cukup membuat sikap yang diberikan juga cukup. Seperti yang dikatakan oleh Newcomb dalam Notoatmodjo (2007) bahwa sikap adalah reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Jadi gambaran sikap yang cukup dari responden merupakan cerminan dari respon karena kitidaktahuannya tentang antioksidan dan radikal bebas. Hal ini dapat dilihat pada distribusi jawaban responden aspek sikap pada Tabel 5.8.

Menurut hasil penelitian, gambaran tindakan respoden dalam penggunaan antioksidan untuk menangkal radikal bebas adalah baik yaitu sebanyak 53 orang (53%) berdasarkan Tabel 5.9. Gambaran tindakan yang baik ini bertentang dengan hasil gambaran pengetahuan dan sikap yang cukup. Gambaran ini terjadi dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi tindakan seseorang, seperti pada penelitian ini menurut Tabel 5.10. banyak responden yang melakukan tindakan seperti makan sayur

dan buah dikarenakan kebiasaan dan meniru orang lain serta mendapat kepercayaan bahwa itu adalah hal yang baik dan sehat padahal mereka belum tahu dan paham tentang sebenarnya. Sesuai dengan yang disampaikan Green (1980) bahwa Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi perbuatan nyata ddiperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Di samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain, misalnya dari suami atau istri, orang tua atau mertua, dan lain-lain.

Dalam penelitian ini juga digambarkan tindakan pencegahan para pekerja jalan raya dalam menangkal radikal bebas yang dapat dilihat pada Tabel 5.11 yaitu menggambarkan bahwa tindakan pencegahan reeponden terbanyak adalah baik sebesar 80% atau 80 orang dari 100 responden. Hal ini menunjukan bahwa para pekerja jalan raya mengerti bahwa perlindungan diri itu sangat penting karena pencegahan lebih baik daripada pengobatan seperti terlihat dari distribusi jawaban responden pada Tabel 5.12. yaitu makan bergizi secara teatur, membersihkan diri setiap selesai bekerja, olahraga, dan menggunakan alat perlindung diri selama bekerja. Hal ini sesuai menurut Dr. Kenneth H. Cooper (2005), Ada 4 (empat) langkah yang dapat dilakukan yang menjadi pencetus Preventive Medicine untuk melawan radikal bebas yang berbahaya dalam tubuh kita yaitu: 1.Berolah raga dengan intensitas rendah. 2.Mengkombinasi beberapa antioksidan setiap hari. 3.Mengatur diet dan memasak secara benar agar antioksidan dalam makanan tidak rusak. 4.Bergaya hidup bebas dari radikal bebas. Asumsi peneliti, faktor lain yang mungkin menyebakan gambaran tindakan pencegahan responden baik adalah reponden atau para pekerja ini mengikuti peraturan-peraturan yang memang sudah ada sehingga mereka menjadi terbiasa melakukan pencegahan selama bekerja seperti memakai helm atau topi, sabuk pengaman, dan jaket serta masker. Kewajiban-kewajiban pencegahan tersebut sudah disepakati oleh pemerintah melalui

Dokumen terkait