• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan

Dari hasil uji analisis yang sudah dilakukan maka dapat dilihat perbedaan perilaku prososial remaja ditinjau dari gender yang ada di desa Brangkal kecamatan Sooko kabupaten Mojokerto. Perilaku prososial adalah suatu tindakan menolong tanpa mengharapkan imbalan yang dapat menguntungkan orang lain dan dimotivasi oleh kepentingan sendiri, sehingga

52

memiliki sifat–sifat positif bagi orang lain baik secara fisik maupun secara psikis.

Adapun salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku prososial adalah gender. Gender merupakan atribut, tingkah laku, karakteristik kepribadian, dan harapan yang berhubungan dengan jenis kelamin biologis seseorang dalam budaya yang berlaku.

Gender merujuk pada segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin individu, termasuk peran, tingkah laku, kecenderungan, dan atribut lain yang mendefinisikan arti menjadi seorang laki–laki dan perempuan dalam kebudayaan yang ada.

Kecenderungan menolong pada seorang laki–laki dan perempuan sebenarnya bisa dilihat sesuai dengan bantuan yang dibutuhkan. Sesuai dengan peran tradisional laki-laki sebagai pelindung, laki-laki lebih mungkin untuk memberi bantuan pada tindakan yang dianggap heroik seperti menyelamatkan orang tenggelam atau menyelamatkan seseorang yang diserang. Laki-laki lebih senang membantu korban perempuan, apalagi jika ada yang melihat aksinya.

Tetapi dalam hal lain, laki-laki dan perempuan sama–sama menunjukkan keberanian luar biasa dalam membantu orang lain. Menurut Eagly & Crowley (1986, dalam Taylor, 2009) Bentuk pertolongan penting lainnya adalah memberikan perawatan. Secara umum, peran sosial perempuan cenderung menekankan bentuk perilaku prososial pengasuhan, seperti merawat anak kecil, menghibur teman, atau berbicara dengan orang jompo di

53

klinik. Riset menemukan bahwa perempuan lebih cenderung memberi bantuan personal kepada kawan dan cenderung memberi nasihat untuk mengatasi problem personal. Meski ada banyak pengecualian, laki-laki dan perempuan cendrung terspesialisasi dalam tipe pemberian bantuan yang berbeda–beda.

Dari hasil uraian diatas peneliti menjadikan suatu hipotesis terdapat perbedaan perilaku prososial remaja ditinjau dari gender. Dan hasil penelitian yang dilakukan menggunakan program SPSS dengan uji analisis Mann- Whitney U menghasil hipotesis dengan signifikansi 0,008<0,05 yang berarti terdapat perbedaan perilaku prososial remaja ditinjau dari gender. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa perilaku prososial remaja perempuan lebih tinggi dari pada perilaku prososial remaja laki-laki.

Perempuan mempunyai sifat dan karakteristik yang melekat secara sosial dan kultural, misalnya perempuan dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan, dengan sifat-sifat yang melekat tersebut sehingga membuat perempuan mempunyai perilaku prososial yang lebih tinggi. Selain itu, perempuan juga dinilai lebih tinggi dalam ciri-ciri yang berhubungan dengan kehangatan dan ekspresi, seperti kelembutan dan kepekaan terhadap perasaan orang lain.

Hal itu juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Retnaningsih (2005) menyatakan bahwa dalam berperilaku prososial cenderung lebih tinggi dibandingkan laki-laki, dimungkinkan kerena masih kuatnya tuntutan peran gender yang ada pada masyarakat terhadap perempuan dan laki-laki.

54

Selain itu, Zahn-Waxler dan Smith (2000) mengatakan bahwa dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak perempuan lebih banyak menunjukkan perilaku prososial dan empati terhadap orang lain dibandingkan anak laki-laki. Pada usia sekolah, dibandingkan anak laki-laki, anak peremmpuan mengalami peningkatan perilaku prososial dan penalaran moralnya, yang menunjukkan lebih banyak memiliki kapasitas untuk bersikap empati. Bentuk pertolongan yang dilakukan adalah berupa perawatan.

Menurut Taylor (2009), menyatakan bahwa dalam studi-studi telah meneliti dukungan sosial, bantuan, nasihat, dan dorongan emosional kepada kawan dan relasi. Secara umum, perempuan lebih mungkin ketimbang laki- laki untuk member dukungan sosial. Terakhir, perempuan lebih mungkin ketimbang laki-laki untuk memberi perawatan pada keluarga, mengambil tannggung jawab merawat anak dan orang tua.

Dari aspek tingkah laku, perempuan juga lebih cenderung bertindak menggunakan perasaan, jadi lebih mudah tergerak apabila melihat orang lain kesusahan, selain itu perempuan juga lebih perhatian dan mempunyai perasaan yang lebih sensitif terhadap orang lain sehingga perempuan cenderung lebih mudah berperilaku prososial.

Dari pembahasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan perilaku prososial remaja ditinjau dari gender dan dalam berperilaku prososial perempuan cenderung lebih tinggi daripada perilaku prososial laki-laki.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dihasilkan bahwa terdapat perbedaan perilaku prososial remaja ditinjau dari gender. Dalam penelitian ini juga dihasilkan bahwa perilaku prososial remaja perempuan lebih tinggi dari pada perilaku prososial remaja laki-laki.

B. Saran

Di lihat dari hasil analisis penelitian tentang perilaku prososial yang dilakukan pada remaja di desa Brangkal kecamatan Sooko kabupaten Mojokerto menyatakan bahwa terdapat perbedaan perilaku prososial remaja ditinjau dari gender. Oleh karena itu peneliti mengharapkan beberapa hal :

1. Untuk remaja laki-laki agar dapat lebih meningkatkan perilaku prososial seperti halnya remaja perempuan.

2. Agar bisa lebih meningkatkan perilaku prososial dalam hal berderma, bertindak jujur dan lebih bisa menjaga kekompakan dengan saling bekerja sama.

3. Untuk penelitian selanjutnya yang tertarik meneliti dengan tema prilaku prososial hendaknya dalam pembuatan aitem penelitian harus lebih teliti dan harus lebih memahami kaidah penulisan aitem karena dalam penelitian ini aitem yang valid 50% yaitu dari 60 aitem yang valid hanya 38 aitem.

56

4. Dalam pengambilan jumlah subjek harus benar-benar dilakukan representatif secara random dan tidak harus dengan jumlah yang sama antara subjek laki-laki dan perempuan.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. & Asrori, M. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta : Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rev.ed. V. Jakarta : Rineka Cipta.

Asih, G.Y. & Pratiwi, M.M.S. (2010). Perilaku Prososial ditinjau dari Empati dan Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi Universitas Muria Kudus. Vol. 1. No. 1.

Ayooluwa, O. & Oretunji, E. (2014). Influence of Gender, Spiritual Involvement/Belief and Emotional Stability on Prosocial Behavior among Some Nigerian Driver. Journal Canadian Social Science. Vol. 10, No. 1, pp. 121–127.

Azwar, S. (2013). Penyusunan Skala Psikologi. Ed.II. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Baron, R.A. & Byrne, D. (2003). Psikologi Sosial. jilid 1. ed. 10. Jakarta : Erlangga.

Baron, R.A. & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial. jilid 2. ed. 10. Jakarta : Erlangga.

Dayakisni, T. & Hudaniah. (2001). Psikologi Sosial. Malang : UMM Press.

Fakih, M. (2001). Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Frisnawati, A. (2012). Hubungan antara Intensitas Menonton Reality Show dengan Kecenderungan Perilaku Prososial pada Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. Vol. 1, No. 1.

Gunarsa & Gunarsa, Y.S.D. (1991). Psikologi Remaja. Jakarta : BPK Gunung Mulia.

Hadi, S. (2000). Statistik. Jilid 2. Ed.15. Yogyakarta : Andi Offset.

Hapsari, N.Y.D. & Herdiana, I. (2013). Hubungan antara Self Esteem dengan Intensi Perilaku Prososial Donor Darah pada Donor di Unit Donor Darah PMI Surabaya. Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial. Vol. 2, No. 1. Harlock, E.B. (1994). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang

58

Haryati, T.D. (2013). Kematangan Emosi, Religiusitas dan Perilaku Prososial Perawat di Rumah Sakit. Jurnal Prikologi Indonesia. Vol. 2, No. 2, hal. 162–172.

Iqbal, F. (2013). Prosocial Behavior in Different Situations among Men and Women. Journal of Humanities and Social Science. Vol. 8, Issue 6, pp. 31- 40.

Mahmudah, S. (2011). Psikologi Sosial : Teori & Model Penelitian. Malang : UIN–Maliki Press (Anggota IKAPI).

Monks, F. J. (2006). Psikologi Perkembangan : Pengantar dalam Berbagai bagian. ed. 16. Rev. 3. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Muhid, A. (2012). Analisis Statistik : 5 Langkah Praktis Analisis Statistik dengan SPSS for Windows. Sidoarjo : Zifatama.

Prot, S., Gentile, D.A. & Anderson, C.A. (2014). Long-Term Relations Among Prosocial-Media Use, Empathy, and Prosocial Behavior. Journal of

Assosiation for Psychological Science. Vol. 25 (2). 358–368.

Retnaningsih. (2005). Peranan Kualitas Attachment, Usia, dan Gender pada Perilaku Prososial. Seminar Nasional PESAT. ISSN : 18582559. Jakarta : Auditorium Universitas Gunadarma.

Rudi. (2014). Dua Sejoli Nyungsep di Kandang Kambing. Radar Mojokerto. Santrock, J.W. (2003). Adolescense : Perkembangan Remaja. Ed. 6. Jakarta :

Erlangga.

Sarwono, S.W. (2002). Psikologi Sosial Individu & Teori–Teori Psikologi Sosial. Jakarta : Balai Pustaka.

Sears, D.O., Jhonathan, L. F., Anne, P.L. (1994). Psikologi Sosial. jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Setyawati, M. (2011). Statistika Nonparametrik. Surabaya : IAIN Press.

Soehartono, I. (1999). Metode Pnelitian Sosial. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Taylor, S.E. (2009). Psikologi Sosial. ed. 12. No. 1. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Utomo, D. (2014). Intensi Perilaku Prososial Anak ditinjau dari Gaya Pengasuhan. Jurnal Online Psikologi. Vol. 02. No. 01.

59

Widyatama, R. (2006). Bias Gender dalam Iklan Televisi. Yogyakarta : Media Pressindo.

Dokumen terkait