• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.6 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, buku cerita ini layak untuk digunakan. Hal

ini nampak pada validasi yang telah dilakukan pada pakar sebesar 4,45 yang

masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Validasi guru SD kelas VI sebesar 4,63 yang masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Validasi subjek uji coba sebesar 4,70 yang masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Hasil rata-rata seluruh validasi yaitu 4,59 dengan kategori “Sangat Baik”.

Proses pembuatan produk ini diawali dengan mencari potensi dan masalah.

Proses ini sesuai dengan langkah pertama pengembangan dari (Sugiyono, 2012)

yaitu potensi dan masalah. Peneliti melakukan analisis kebutuhan untuk

mengetahui adanya potensi dan masalah. Analisis kebutuhan dilakukan dengan

melakukan wawancara langsung dengan Ibu Guru kelas VI SD Banaran III.

Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang

terjadi di lapangan.

Setelah peneliti melakukan wawancara, fakta dan masalah yang peneliti

dapatkan di lapangan yaitu guru merasa kesulitan jika harus mengajar pendidikan

seks untuk usia dini tanpa menggunakan media, hal itu dikarenakan kondisi

sekolah yang memang berada di tengah pedesaan dan terpencil jadi kurang

memperhatikan penggunaan media dalam pendidikan seks anak usia dini dan di

sekolah pun memang belum ada buku terkait pendidikan seks untuk anak SD usia

dini.

Analisis kebutuhan yang peneliti lakukan terbatas pada wawancara kepada

pengembangan buku cerita anak, sebaiknya analisis kebutuhan dengan wawancara

juga dilakukan kepada siswa. Hal tersebut agar peneliti selanjutnya dapat

mengetahui kebutuhan siswa secara langsung. Sehingga dapat mengembangkan

produk yang lebih tepat sesuai dengan analisis kebutuhan.

Penelitian yang dilakukan ini menggunakan langkah-langkah penelitian

dan pengembangan produk Sugiyono. Peneliti mengembangkan tujuh langkah

penelitian dari Sugiyono yang meliputi potensi dan masalah, pengumpulan data,

desain produk, validasi design, revisi design, uji coba produk, dan revisi produk

sebagai produk terahir dari penelitian.

Penyusunan buku cerita anak ini diawali dengan membuat judul buku.

Judul buku cerita anak ini adalah “Pacaran Itu Apa?”. Judul ini dibuat simpel dan menarik sesuai dengan topik yang menceritakan tentang pacaran. Buku cerita ini

termasuk buku cerita fiksi, yaitu buku yang menceritakan cerita khayal, rekaan

atau sesuatu yang tidak terjadi (McElmeel, 2002). Cerita fiksi juga

mempersatukan tujuan menghibur, memberikan kesenangan dan kepuasan, serta

dapat memberikan tujuan-tujuan yang mendidik (Nurgiyantoro, 2005: 220).

Dengan demikian cerita fiksi dapat memberikan kenikmatan membaca bagi anak

serta memberikan manfaat bagi anak.

Berdasarkan hasil validasi ahli dan guru buku cerita anak tersebut sangat

bagus dan menarik juga bermanfaat untuk anak usia dini. Judul buku cerita yang

digunakan singkat padat, menarik perhatian, serta menggambarkan garis besar

cerita (Effendy, 2013). Buku cerita ini memiliki 30 halaman termasuk sampul

terdapat di halaman depan sebagai identitas pemilik buku tersebut. Buku cerita ini

juga memiliki halaman kesan pembaca sehingga jika anak mempunyai kesan

ataupun pertanyaan dapat menuliskan di halaman tersebut. Buku setebal 30

halaman sesuai untuk anak usia 6-12 tahun. Naskah tidak lebih dari 1500 kata.

Plot masih sederhana yang menyentuh emosi dan pola pikir anak. Ilustrasi

memainkan peran yang sama besar dengan teks dalam penyampaian cerita

(Ramdani, 2012).

Dalam pemberian materi pendidikan seks yang ada dalam buku ini telah

dikonsultasikan dengan pakar ahli UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), yaitu tentang

bahasa yang sesuai dengan anak SD kelas atas dan konten pendidikan yang sesuai

dengan anak SD kelas atas. Dalam buku cerita ini juga memuat pendidikan seks

yang dibutuhkan anak-anak SD, misalnya perubahan laki-laki dan perempuan

dalam (Farida, 2014), pertanyaan-pertanyaan yang masih tabu dikalangan remaja

dan masa adolesens yang terjadi pada anak usia remaja dalam (Wuryani, 2008:

50-52). Pemberian materi ini diharapkan oleh peneliti agar anak-anak yang

membaca buku cerita ini mengerti tentang pendidikan seks dan agar terhindar dari

pelaku kekerasan seksual.

Buku cerita anak sebagai produk penelitian dikembangkan dengan

spesifikasi yang disesuaikan karakteristik dan kebutuhan siswa. Buku cerita anak

dikembangkan dengan metode yang beragam. Metode yang dilakukan ini perlu

memperhatikan beberapa karakteristik agar dapat dikatakan baik. Beberapa

karakteristik itu adalah sesuai dengan perkembangan bahasa anak. Artinya sesuai

(dalam Nurgiyantoro, 2005: 52) tahun termasuk ke dalam operasional konkret.

Anak-anak mengembangkan kemampuan sistematis, namun hanya ketika mereka

dapat mengacu pada obyek-onyek atau aktifitas-aktifitas konkret. Dalam

penelitian ini obyek atau benda konkretnya ialah berupa buku cerita. Dengan

demikian, dalam penelitian ini peneliti melakukan penyusunan buku cerita dengan

mempertimbangkan perkembangan kognitif, yaitu tahap operasional konkret.

Buku cerita anak ini juga bersifat kontesktual dengan anak artinya sesuai dengan

lingkungan anak.

Desain produk awal yang sudah selesai kemudian divalidasi kepada pakar

ahli dan guru kelas VI SD. Hasil validasi pakar adalah 4,45 dengan kategori

“Sangat Baik”, sedangkan hasil validasi dari guru adalah 4, 3 dengan kategori “Sangat Baik”. Melalui validasi, peneliti memperoleh masukan untuk tujuan penyusunan buku cerita yang menjadi lebih baik dan menarik bagi siswa kelas

atas. Kedua validator tersebut berkomentar mengatakan produk tersebut sudah

bagus namun ada beberapa hal yang perlu direvisi supaya produk tersebut layak

digunakan.

Setelah produk berupa buku cerita anak ini selesai divalidasi dan direvisi

maka dilakukan uji coba lapangan. Pada tahap uji coba lapangan ini siswa diminta

membaca dan memahami isi dari buku cerita anak. Setelah membaca dan

memahami isi dari buku cerita anak tersebut, siswa diminta mengisi kuesioner

untuk menilai produk tersebut.

Berdasarkan hasil uji coba lapangan, banyak siswa yang menjadi tahu

bagus dan bermanfaat untuk mereka. Buku sangat menarik dan membantu siswa

dalam mengenal seks bahkan ada yang meminta untuk membuat buku yang

lainnya lagi. Dari komentar siswa menunjukkan bahwa targer-target capaian

pengetahuan sudah tercapai ditunjukkan dengan komentar siswa. Mereka

mendapat tambahan pengetahuan mengenai seks, mengerti arti pacaran dan cara

menjaga alat kelamin.

Hasil penelitian pengembangan menunjukkan bahwa buku cerita yang

dikembangkan mendapat respon positif dari guru dan siswa. Artinya Buku cerita

anak ini memfasilitasi dan sudah mendukung GLS (Gerakan literasi Sekolah)

karena mendapat respon yang baik dari siswa dan para ahli. Hal ini terlihat dari

hasil validasi yang dilakukan oleh pakar, guru kelas VI SD, dan siswa sebagai

subjek uji coba. Validasi ini dapat dilihat dari indikator (1) desain dan

79

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai

berikut.

5.1.1 Buku cerita anak berbasis pendidikan seks ini dikembangkan dengan

langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono yang

telah dimodifikasi oleh peneliti yaitu tahap (1) potensi dan masalah, (2)

pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain,

(6) uji coba produk, (7) revisi produk.

5.1.2 Kualitas buku cerita anak berbasis pendidikan seks untuk siswa kelas atas

menurut pakar sebesar 4,45 dengan kategori “Sangat Baik”, guru kelas VI SD sebesar 4,63 dengan kategori “Sangat Baik” dan menurut subjek uji coba sebesar 4,70 dengan kategori “Sangat Baik”. Kualitas buku setelah dilakukan rata-rata dari validasi pakar, guru kelas VI SD dan uji coba

lapangan didapatkan hasil 4,59 dengan predikat “Sangat Baik” ditinjau dari aspek (1) desain dan pengorganisasian, (2) kebahasaan dan isi, (3)

tujuan dan pendekatan.

5.2 Keterbatasan Pengembangan

Produk yang dikembangkan ini mempunyai beberapa keterbatasan di

antaranya dipaparkan sebagai berikut.

5.2.1 Analisis kebutuhan hanya dilakukan dengan wawancara kepada guru kelas

5.2.2 Sekolah memberikan waktu penelitian yang singkat sehingga hanya

melakukan sekali uji coba padahal peneliti merencanakan uji coba

lapangan sebanyak 2 kali.

5.3 Saran

Saran untuk peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan produk buku

cerita anak berbasis pendidikan seks untuk kelas atas adalah sebagai berikut.

5.3.1 Analisis kebutuhan sebaiknya tidak hanya melakukan wawancara pada

guru kelas saja tetapi dengan menyebarkan kuesioner kepada siswa.

5.3.2 Pelaksanaan uji coba lapangan sebaiknya memperhatikan kesibukan

DAFTAR PUSTAKA

Andika, Alya. (2010). Bicara Seks Bersama Anak. Yogyakarta: PT Suka Buku

Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran prinsip, teknik, prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Bonatiur,U.N.(2012). Pendapat Siswa Kelas VI SD Kanisius Baciro Joannes

Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 Mengenai Hal-Hal Yang Menyangkut Seksualitas Yang Perlu Dijelaskan Oleh Guru Dan Implikasinya Terhadap Usulan Program Pendidikan Seksualitas Di Sekolah Dasar.Skripsi.Yogyakarta: Fakultas Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma

Cendekia,Dewi.(2009).Cegah Bullying.Jakarta: Bumi Aksara

Chandra, B.S.W.A. (2015). Perbedaan Sikap Terhadap Perilaku Seksual Antara

Remaja Yang Tinggal Di Kota Dengan Di Desa. Skripsi. Yogyakarta:

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Dirjasusanta,SJ,RP.A.1984.Pendidikan Kehidupan Keluarga (Pendidikan Seksualitas).Jakarta: OBOR dan PKK-KA)

Djiwandono, Sri Esti Wuryani.(2008). Pendidikan Seks Keluarga. Jakarta: PT INDEKS

Dwiyani,V.(2007).Manusia Laki-laki & Manusia Perempuan. Jakarta: PT Elek Media Komputindo

Effendy., Y., Bangsa, G., & Yudani, H. D. (2013). Perancangan Buku Cerita

Bergambar Untuk Anak. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Farida,Anna.(2014).Pilar-pilar Pembangunan Karakter Remaja.Bandung:

Nuansa Cendekia

Hardjana. (2006). Cara Mudah Mengarang Cerita Anak-anak. Jakarta: Grasindo.

Hurlock, E.B. (2005). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Jihad, A., Haris, A. (2012). Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo

Muhammad, Hamid.Ph.D. (2016). Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

McElmeel, S. L. (2002). Character Educatio: A Book guide for teacher,

librarians, and parent. New York: Teacher Ideas Press

Nike,P.W.S.M.(2012).Pengembangan Prototipe Buku Cerita Bergambar Tentang

Tradisi Nglarung Dalam Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan.Skripsi.Yogyakarta: FKIP Universitas Sanata Dharma

Nurgiyantoro, B. (2005). Satra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

Prameswari.R.R.(2013).Perbedaan Sikap Remaja Perempuan Terhadap Perilaku

Seksual Ditinjau Dari Ada Tidaknya Kurikulum Pendidikan Seksualitas di Sekolah.Skripsi.Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma

Pratiwi, Cicilia. (2010). Study Representatif tentang Identitas Gender Anak Usia

Sekolah Dasar di Yogyakarta. Skripsi(TidakDiterbitkan).Yogyakarta:

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Raines & Isbell.2002. Tujuh Belas Cerita Moral dan Aktivitas Anak. Jakarta: PT Elex Media Computindo Kelompok Gramedia, IKAPI

Rosa,La.(1987).Pendidikan Seks dan Cinta Remaja.Jakarta: PT Midas Surya Grafindo (MISURIND)

Sarwono, S.W & Siamsidar, A.(1986). Peranan Orang tua Dalam Pendidikan

Seks. Jakarta : CV. Rajawali

Siregar, S. (2010). Statistika deskriptif untuk penelitian dilengkapi perhitungan

manual dan aplikasi SPSS versi 17. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Sugiyono,Prof.Dr.(2010).Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif,

kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta

Sugiyono,Prof.Dr.(2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif,

kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono,Prof.Dr.(2015).Metode Penelitian & Pengembangan Research And

Tretsakis, Maria.(2003). Seks & Anak-Anak Bagaimana Menanamkan

Pemahaman Seks yang Sehat Kepada Anak-Anak. Bandung: CV. Pionir

Jaya

Wahyudi.Yukshan.(2013).Cerita Anak Karya Heru Kurniawan (Kajian Moral

dan Persepsi Siswa serta Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra di Sekolah Dasar). Tesis yang tidak diterbitkan. Surakarta: Universitas

Sebelas Maret

Widoyoko, E.P. (2009). Evaluasi program pembelajaran panduan praktis bagi

pendidik dan calon pendidik. Yogykarta: Pustaka Pelajar.

Wuryani, Sri. (2008). Pendidikan Seks Keluarga. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang

Yusuf,S.(2009).Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA

Yusuf,S & Sugandhi.N.M. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rajawali Pers Referensi Online : http://dikdasmen.kemdikbud.go.id/index.php/panduan-gerakan-literasi-sekolah-di- sekolah-dasar/. http://www.kpai.go.id/berita/indonesia-masih-hadapi-kekerasan-anak-yang- kompleks/. http://www.kpai.go.id/berita/kpai-pelaku-kekerasan-terhadap-anak-tiap-tahun- meningkat/. http://www.kpai.go.id/berita/laporan-kekerasan-anak-di-daerah-meningkat/.

Lampiran 1

HASIL WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN

No Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil Wawancara

1 Apakah Bapak/Ibu memberikan

pendidikan seks di SD?

Pemberian pendidikan seks kepada siswa

sebenarnya sudah disinggung saat

pembelajaran, namun kami merasa kesulitan jika harus mengajar tentang pendidikan seks tanpa menggunakan media.

2 Apakah pendidikan seks perlu diberikan

di SD?

Pendidikan seks sangat perlu diberikan, hal itu karena banyaknya kasus pelecehan seksual terhadap remaja putri

3 Apakah ibu/bapak merasa kesulitan saat

memberikan materi pendidikan seks di kelas?

Ya, karena minim sekali pendidikan yang mengajarkan pendidikan seks dan juga tidak adanya media yang dapat digunakan untuk mengajarkan pendidikan seks pada anak.

4 Apakah anak-anak mendapat

pendampingan pembelajaran seks di rumah?

Saya rasa belum, dengan latar belakang orang tua yang mungkin hanya bermata pencaharian sebagai petani pendidikan seks cenderung kurang diperhatikan. Mereka hanya tahu anaknya bersekolah dan mengikuti pelajaran disekolah. Mereka menyerahkan pendidikan semuanya di sekolah.

5 Apakah Bapak/Ibu guru membutuhkan

sebuah buku untuk membantu siswa dalam memberikan materi pendidikan seks?

Ya kami sangat membutuhkan buku yang bisa

digunakan sebagai pelayanan dan juga

dukungan terhadap pendidikan seks untuk anak SD sejak usia dini.

6 Buku seperti apa yang dibutuhkan? Menurut saya, seperti buku cerita anak dengan

Baca selengkapnya

Dokumen terkait