• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

2.3 Pembahasan

Penggunaan daya bahasa yang sesuai dengan konteks dalam sebuah iklan di media massa merupakan penyampaian pesan yang efektif karena daya bahasa mampu

memberi pengaruh pada pemikiran bahkan tingkah laku seseorang yang menerima pesan. Menurut Pranowo (2009:128) daya bahasa adalah kekuatan yang dimiliki oleh bahasa untuk mengefektifkan pesan yang disampaikan kepada mitra tutur. Menyampaikan pesan dengan menggunakan daya bahasa dapat meningkatkan efektivitas komunikasi. Oleh sebab itu, demi tercapainya tujuan dibuatnya sebuah iklan, copywriter menggunakan daya bahasa supaya maksud yang ingin disampaikan dapat diterima audience sehingga memberi dampak pada peningkatan penjualan jasa atau barang yang diiklankan.

Daya bahasa dapat digali pada tataran bunyi hingga wacana. Pada tataran bunyi misalnya, bunyi /i/ memiliki makna yang dapat menggambarkan keadaan yang dipersepsi sebagai sesuatu yang kecil pada suatu benda, seperti kata “kerikil”, “cukil”, “muskil”, “kandhil”“kutil”, dan sebagainya. Pada tataran bentukan kata, kata-kata yang tidak berafiks justru memiliki daya bahasa yang lebih kuat ketika dipakai dibandingkan dengan kata berafiks. Pada tataran struktur kalimat, pada wacana yang muncul ketika kesatuan makna mengungkapkan kesatuan pesan.Daya bahasa juga dapat muncul melalui sinonim kata. Kata satu dengan yang lain memiliki daya bahasa yang berbeda-beda, seperti kata “mati” atau “meninggal” memiliki daya bahasa yang bersifat netral (Pranowo, 2009).

Daya bahasa yang terdapat pada iklan di Majalah Tempo bulan November dan Desember 2012 banyak digali pada tataran struktur kalimat dengan memperhatikan pilihan kata yang tepat yang memunculkan daya bujuk. Salah satu iklan yang

menunjukkan penggalian daya bahasa pada tataran kalimat adalah iklan hotel yang berbunyi “Alami kemewahan yang tidak ada duanya” dengan diksi yang dapat menggambarkan kemewahan hotel yang diiklankan. Selain pada tataran kalimat, daya bahasa pada iklan di majalah Tempo juga digali menggunakan antonim, seperti pada iklan mobil yang berbunyi “Daihatsu sahabatku dulu, kini, hingga masa akan datang” (Tempo edisi 19-25 November halaman 147), dimana kalimat tersebut mengandung daya yang lebih kuat daripada tidak menggunakan antonim. Semua iklan yang terdapat pada majalah edisi tersebut memiliki daya membujuk atau mempengaruhi pembaca supaya berminat dan membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Meskipun memiliki daya bujuk, iklan juga mengandung daya lain sebagai upaya mempengaruhi pembaca seperti daya informasi, daya banding, daya meyakinkan dan sebagainya.

Untuk membujuk pembacanya, copywriter mengemas iklan dengan cara yang menarik termasuk menggunakan kata-kata dan bantuan gambar yang sesuai dengan produk yang diiklankan. Cara yang digunakan copywriter untuk membujuk adalah dengan menyampaikan informasi, meyakinkan, membandingkan, menyapa, mengajak, mengimbau, menantang, mengungkapkan, dan memerintah. Untuk dapat memunculkan efek meyakinkan dan sebagainya, bahasa sangat berperan karena efek tersebut dapat muncul dari daya bahasa yang digunakan copywriter.

Daya informasi merupakan daya bahasa yang dapat memberitahukan informasi baru mengenai suatu hal kepada orang lain. Faktor yang menyebabkan seorang copywriter menggunakan daya bahasa tersebut karena copywriter ingin a) membuat

masyarakat mengetahui secara jelas mengenai barang, jasa, atau pelaksanaan acara yang diiklankan, b) copywriter ingin membuat masyarakat mengetahui secara rinci dan detail mengenai identitas barang atau jasa serta pelaksanaan acara yang diiklan, c) membuat masyarakat belajar untuk mempertimbangkan hal-hal penting saat akan membeli barang atau jasa dan saat akan mengikuti suatu acara yang diiklankan, dan d) barang, jasa, dan acara yang diiklankan baru dimunculkan sehingga lebih tepat untuk menggunakan daya informasi. Selain untuk menyampaikan suatu berita yang baru, daya informasi juga digunakan untuk merangsang minat masyarakat dengan menggunakan pilihan kata yang tepat sehingga memunculkan daya bujuk. Penggunaan kata-kata yang dapat memunculkan daya bujuk dapat dilihat pada data nomor 1 sampai 5.

Searle (1975) melalui Nadar (2009) membagi tindak tutur menjadi tiga tindakan yang berbeda, yaitu tindak lokusioner, tindak ilokusioner, dan tindak perlokusioner. Tindakan-tindakan tersebut diatur oleh norma penggunaan bahasa dalam situasi percakapan antara dua pihak, misalnya situasi perkuliahan, situasi perkenalan, situasi keagamaan, dan lain-lain. Tindak lokusiner adalah tindak tutur yang semata-mata menyatakan sesuatu. Berbeda dengan tindak lokusioner, tindak ilokusioner adalah apa yang ingin dicapai oleh penuturnya pada waktu menuturkan sesuatu dan dapat menyatakan tindakan menyatakan, berjanji, minta maaf, mengancam, meramalkan, memerintah, meminta, dan sebagainya. Jenis tindak tutur

yang lain adalah tindak perlokusioner, yaitu tindakan untuk mempengaruhi lawan tutur seperti memalukan, mengintimidasi, membujuk, dan lain-lain.

Iklan yang berdaya informasi mencakup tiga tindak tutur, yaitu lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Data nomor 3 misalnya, kalimat pada iklan yang berbunyi “Air AsiaRute baru dari Jakarta Surabaya! Jadwal beli: Sekarang-25 Nov 2012 Jadwal terbang: 1 Des 2012 30 Sep 2013” memiliki lokusi yang berupa pemberitahuan mengenai adanya rute baru Air Asia. Ilokusi dari tuturan itu berupa meminta masyarakat untuk melakukan sesuatu, yaitu membeli tiket pesawat yang diiklankan. Bujukan yang muncul dari kalimat pada iklan tersebut merupakan tindak perlokusi tuturan itu yang muncul dalam kata-kata yang dipilih untuk menyusun suatu kalimat. Iklan sarana transportasi pada data nomor tiga di atas menyampaikan informasi yang berbunyi “Jadwal beli: Sekarang-25 Nov 2012 Jadwal terbang: 1 Des 2012 30 Sep 2013” yang sekaligus memunculkan daya membujuk agar masyarakat segera membeli tiket dengan menyampaikan waktu berakhirnya pembelian tiket.

Penggunaan daya perintah dalam penulisan iklan merupakan penyampaian pesan yang lugas supaya masyarakat melakukan apa yang diinginkan copywriter melalui iklannya. Kalimat perintah/suruh ditandai dengan adanya prefiks meN – pada pada kata verbal intransitif. Namun, apabila predikatnya terdiri dari kata verbal intransitif, bentuk kata verbal itu tetap, hanya dapat ditambahkan partikel lah pada kata verbal untuk memperhalus perintah (Ramlan, 2005:40). Hal itu ditunjukkan dengan penggunaan digunakannya kalimat perintah tersebut pada data nomor 6

sampai 10 pada kata perintah “segera” pada data nomor 6, “atasi” pada data nomor 7, “nikmati” pada data nomor 8, “justfocus” pada data nomor 9 , dan “ganti” pada data nomor 10 yang menjadi penanda kalimat perintah.

Faktor yang menyebabkan copywriter menggunakan daya perintah adalah ingin membujuk masyarakat dan mendorong mereka untuk melakukan sesuatu dengan memintanya secara langsung untuk melakukan sesuatu. Secara lebih rinci, copywriter menggunakan daya perintah karena ia menginginkan; a) tujuan iklan yang ingin mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu disampaikan secara lugas, tanpa basa-basi, b) ingin masyarakat segera melakukan apa yang diminta, c) memunculkan kesan sesuatu yang dikatakan harus benatr-benar dilakukan.

Dilihat dari lawan bicaranya, bahasa memiliki fungsi instrumental, yaitu mengatur tingkah laku pihak penerima pesan. Bahasa tidak hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu tetapi melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemauan pembicara. Hal ini dapat dilakukan penutur dengan menggunakan kalimat- kalimat yang merupakan kalimat perintah, himbauan, maupun permintaan (Haliday melalui Abdul Chaer, 2004:15-17).

Pranowo (2013:162) menjelaskan bahwa fungsi bahasa untuk memerintah lawan jenis merupakan sub fungsi dari fungsi direktif atau instrumental. Fungsi instrumental bahasa merupakan penggunaan bahasa untuk membuat mitra tutur melakukan apa yang diinginkan penutur, sedangkan menggunakan daya perintah

adalah cara yang efektif supaya mitra tutur melakukan sesuatu seperti yang diharapkan penutur.

Membujuk masyarakat dapat pula dilakukan dengan menyampaikan pesan menggunakan daya meyakinkan. Meyakinkan seseorang dilakukan dengan cara menyampaikan fakta-fakta yang dapat membuktikan bahwa sesuatu yang disampaikannya benar adanya. Pranowo (2013:165) mengatakan bahwa fungsi direktif/instrumental memiliki subfungsi meyakinkan mitra tutur terhadap sesuatu yang dibicarakannya. Iklan dalam majalah Tempo November dan Desember 2012 terdapat beberapa iklan yang menggunakan daya meyakinkan pembaca supaya percaya dan terbujuk untuk melakukan sesuatu.

Copywriter menggunakan daya meyakinkan karena untuk a) menghilangkan keraguan masyarakat terhadap produk yang diiklankan, b) menghapus ketakutan masyarakat terhadap resiko dari mengkonsumsi suatu produk, c) membuat masyarakat berani memutuskan untuk mengonsumsi suatu produk, dan d) membuat masyarakat tetap percaya dengan kualitas produk yang diiklankan. Meyakinkan masyarakat merupakan cara yang digunakan copywriter supaya masyarakat mau melakukan sesuatu yang diinginkan oleh penulis iklan. Data nomor 23 dan 24 merupakan iklan yang menggunakan daya meyakinkan. Kalimat “9 dari 10 penyakit jantung telah dapat disembuhkan” pada data 23 memaparkan fakta yang dapat membuktikan bahwa pengobatan yang diiklankan telah dipercaya dalam menyembuhkan penyakit jantung.

Bahasa memiliki kekuatan untuk mengubah pola pikir seseorang terhadap sesuatu dengan cara membandingkannya dengan sesuatu yang lain. Membandingkan sesuatu dapat dilakukan dengan menunjukkan persamaan dan perbedaan suatu barang atau jasa yang satu dengan barang atau jasa yang lain. Data nomor 25, 26, dan 27 adalah iklan yang menggunakan daya banding dalam menyampaikan pesan. Kalimat “Ketika yang lain baru berwacana kami sudah melakukannya” (data nomor 27) merupakan bentuk membandingkan kecekatan suatu bank dengan bank yang lain untuk menimbulkan anggapan bahwa bank yang diiklankan lebih baik daripada bank yang lain.

Dalam menggunakan daya banding, copywriter menyamakannya dengan sesuatu yang memiliki kualitas bagus atau menunjukkan perbedaan dengan seseuatu yang memiliki kualitas buruk. Daya banding digunakan oleh copywriter dalam menulis iklan karena ada faktor tertentu. Faktor yang mempengaruhi copywriter menggunakan daya banding adalah iklan copywriter ingin mempengaruhi minat pembaca terhadap suatu barang atau jasa dengan menunjukkan bahwa barang atau jasa itu memiliki kualitas yang baik. Secara khusus, daya banding digunakan copywriter karena melalui iklan ia ingin; a) masyarakat dapat membandingkan mutu produk yang diiklankan dengan produk yang lain, b) masyarakat memiliki gambaran tentang kualitas produk yang diiklankan, c) masyarakat diarahkan untuk berpikir dalam memilih barang atau jasa yang hendak dikonsumsi, dan d) menunjukkan keberanian produsen dalam bersaing dengan produk lain.

Ajakan merupakan caracopywriter membujuk masyarakat karena dengan daya ajakan pada iklan dapat mengontrol perilaku masyarakat untuk melakukan sesuatu sesuai dengan ajakan copywriter. Daya ajakan disampaikan dengan bahasa yang komunikatif sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh orang yang menerima pesan. Kalimat “Mari bersama melakukan aksi nyata dengan mulai hemat BBM, hemat listrik, dan hemat air dari sekarang. Satu aksi nyata sangat berarti untuk kehidupan generasi selanjutnya” pada iklan layanan masyarakat (data nomor 27) merupakan iklan yang membujuk masyarakat dengan cara mengajak yang berarti orang yang menuturkan kalimat tersebut juga turut melakukan apa yang disampaikan.

Faktor yang mempengaruhi copywriter menggunakan daya mengajak adalah keinginan copywriter untuk mempengaruhi minat seseorang hingga mendorong pembaca untuk bertindak dengan cara mengajak mereka ikut serta melakukan sesuatu yang diinginkan copywriter. Secara khusus penggunaan daya ajakan dipengaruhi oleh keinginan copywriter untuk; a) menimbulkan kesan akrab antara produsen dengan masyarakat, b) menyadarkan masyarakat bahwa orang yang mengajak telah lebih dulu melakukan hal seperti yang disampaikan pada iklan, dan c) masyarakat merasa produk dan tindakan yang ditawarkan perlu dicoba atau dilakukan. Menggunakan daya ajakan dalam penulisan iklan dapat memberi dampak pada berubahnya perilaku masyarakat yang sebelumnya tidak melakukan sesuatu menjadi bertindak sesuai ajakan yang disampaikan pada iklan.

Ungkapan suatu perasaan atau pendapat seseorang juga dapat membujuk seseorang supaya tertarik dengan sesuatu yang dibicarakan. Hal itulah yang membuat copywriter mengungkapkan suatu perasaan atau pikiran untuk membujuk masyarakat melalui iklan. Ungkapan perasaan dapat dilihat pada data nomor 25 dan 26 yaitu iklan minuman yang mengungkapkan perasaan dengan kalimat “Bangga menjadi bagian keluarga Indonesia yang sehat dan ceria” dan “Thanks to Nature” yang merupakan ungkapan perasaan produk yang diiklankan supaya dapat menunjukkan bahwa produk tersebut memiliki mutu yang bagus.

Faktor yang mempengaruhi copywriter dalam menggunakan daya ungkap ini adalah membujuk masyarakat dengan cara mengungkapkan kelebihan-kelebihan suatu produk sehingga masyarakat tertarik dengan produk tersebut. Secara khusus, faktor yang mempengaruhi copywriter menggunakan daya ungkap adalah ingin; a) mempengaruhi masyarakat supaya sependapat dengan ungkapan yang disampaikan, b) menggambarkan secara detail kualitas yang dimiliki suatu produk, c) masyarakat merasa perlu menggunakan produk yang diiklankan, dan d) masyarakat berpikir bahwa produk yang diiklankan memiliki mutu yang bagus.

Menantang merupakan cara membujuk seseorang untuk melakukan sesuatu dengan cara mempengaruhi mereka supaya menunjukkan keberanian dalam melakukan suatu hal. Data yang ditemukan peneliti terdapat iklan yang menggunakan daya menantang dalam menyampaikan pesannya dan ditunjukkan pada nomor 22.

Iklan makanan itu berbunyi “Berani coba sensasi hot?” yang bermaksud menantang keberanian pembaca untuk merasakan rasa pedas makanan yang diiklankan.

Melihat konteksnya, tidak semua masyarakat berani makan makanan yang memiliki rasa pedas. Hal itulah yang menjadi membuat copywriter menggunakan daya menantang. Faktor-faktor yang mempengaruhi digunakannya daya menantang adalah untuk; a) menunjukkan nilai lebih yang dimiliki suatu produk, b) masyarakat merasa keberaniannya diuji oleh produsen, c) masyarakat merasa penasaran dengan produk yang diiklankan, dan d) menunjukkan keberanian produsen dalam menjamin kualitas produk.

Cara iklan membujuk masyarakat juga dilakukan dengan memberi imbauan kepada mereka agar melakukan sesuatu. Mengimbau sama dengan mengajak seseorang untuk melakukan sesuatu yang diharapkan copywriter melalui iklannya. Berbeda dengan daya mengajak, daya imbau disampaikan tanpa menggunakan kata “ayo” atau “mari” untuk mengajak. Data nomor 21 adalah iklan yang menggunakan daya imbauan.Implikatur dari kalimat “Menjaga sumber energi hari ini, melindungi generasi mendatang untuk kehidupan yang lebih baik” adalah hendak mengajak seseorang untuk berhemat energi untuk kelangsungan generasi kita selanjutnya.

Penggunaan daya imbauan ini dipengaruhi oleh keinginan copywriter mempengaruhi dan mendorong seseorang supaya melakukan sesuatu dengan mengimbau mereka. Konteks dalam komunikasi tersebut adalah masih digunakannya listrik, air, dan energi yang lain secara berlebihan. Melihat kenyataan tersebut

copywriter tidak hanya mempengaruhi masyarakat tetapi mengimbau mereka supaya melakukan sesuautu. Faktor-faktor yang mempengaruhi copywriter menggunakan daya imbauan adalah keinginan untuk a) menyadarkan masyarakat akan pentingnya suatu tindakan, b) mendorong masyarakat berpikir mengenai manfaat dan resiko dalam bertindak, dan c) memberikan kesan kedekatan antara produsen dengan masyarakat.

Imbauan adalah tindakan yang mengarahkan orang lain melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh penuturnya. Menggunakan daya imbauan dalam penyampaian iklan layanan masyarakat lebih tepat karena orang yang perlu berhemat energi bukan hanya pembaca iklan tersebut tetapi juga yang menyampaikan. Selain itu, dengan diimbau masyarakat dapat mengerti akan pentingnya menjaga sumber energi. Oleh karena itu menyuruh seseorang dengan cara mengimbau lebih tepat dibandingkan memberi perintah.

Sapaan yang ditujukan oleh seseorang dapat menjadi bujukan agar orang yang disapa mau melakukan sesuatu. Data nomor 25 misalnya, iklan menyapa pembaca dengan mengatakan “Selamat datang di Resort World“Sentosa Singapore”, dimana pengalaman menarik dan luar biasa serta tidakada habisnya menunggu Anda di resor terkemuka di Asia.” Kalimat tersebut hanya memiliki satu tujuan yaitu membujuk masyarakat untuk datang dan menginap di hotel tersebut. Copywriter menggunakan pilihan kata yang dapat mendiskripsikan suasana hotel sehingga seseorang memiliki keinginan untuk menikmati suasana di hotel tersebut.

Konteks dalam iklan di atas adalah tidak semua orang dapat menikmati kemewahan hotel berbintang karena berbagai alasan, terutama berhubungan dengan materi. Namun, copywriter mengucapkan sapaan untuk semua orang yang membaca iklan tersebut sehingga mereka merasa dianggap dapat menikmati kemewahan hotel berbintang. Faktor digunakannya daya sapaan oleh copywriter adalah keinginannya untuk; a) menciptakan suasana akrab antara produsen dan masyarakat, b) menunjukkan kesan sopan dalam melakukan komunikasi, dan c) menarik perhatian masyarakat supaya berkenan menerima pesan yang disampaikan pada iklan.

Parker (1986:11) melalui Nadar (2009:4) yang mengatakan bahwa pragmatik adalah the study of how language is used for communication (kajian tentang bagaimana bahasa digunakan untuk berkomunikasi) dan menegaskan bahwa pragmatik tidak menelaah struktur bahasa secara internal seperti tata bahasa, melainkan secara eksternal. Karena dikaji secara eksternal, makna tuturan tidak hanya diartikan sesuai makna kamus tetapi juga berkaitan dengan konteks komunikasi.

Mey (1993:38) melalui Nadar (2009:3-4) sebagai the surrounding, in the widest sense, that enable the participans in the communication procces to interact, and that make the linguistic expressions of their interaction intelligible (situasi lingkungan dalam arti luas yang memungkinkan peserta tutur untuk dapat berinteraksi dan membuat ujaran mereka dapat dipahami).

Menggunakan cara tertentu dan daya bahasa tertentu dalam membujuk pembaca adalah strategi pembuat iklan supaya iklan dapat mencapai tujuannya.

Surter melalui Widyatama (2005) mengatakan bahwa iklan memiliki tujuan (1) merangsang minat pembaca, (2) menimbulkan hasrat akan hasil produksi, (3) menyakinkan pembaca bahwa hasil produksi atau pelayanan itu adalah tindakan yang terbaik, dan (4) mendorong pembaca untuk bertindak. Untuk mencapai tujuan tersebut, iklan memerlukan bahasa yang dapat memunculkan daya yang mempengaruhi pikiran pembaca hingga mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Cara-cara yang digunakan copywriter seperti meyakinkan, membandingkan, menyapa, dan sebagainya merupakan upaya iklan agar pembaca merasa terbujuk hingga merasa perlu menggunakan barang dan jasa tersebut.

Faktor penggunaan daya bahasa tertentu dipengaruhi oleh tujuan iklan dan konteks komunikasi supaya daya yang digunakan lebih mengefektifkan penyampaian pesan. Konteks komunikasi menjadi hal penting yang harus dipahami penulis iklan supaya tidak menimbulkan salah tafsir bagi masyarakat pembacanya. Konteks merupakan bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna dari pesan yang disampaikan. Menggunakan bahasa dalam komunikasi dengan memperhatikan konteks dapat memunculkan daya yang kuat sehingga dapat memberi pengaruh bagi masyarakat dan membuat mereka mau melakukan sebuatu. Oleh karena itu, penggunaan bahasa dalam menulis iklan sangat memperhatikan konteks komunikasi dan berpegang pada tujuan iklan supaya daya yang digunakan benar-benar memberi dampak berupa tindakan.

91

BAB V PENUTUP

Pada bab ini peneliti menyampaikan tiga hal, yaitu kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi. Kesimpulan berisi rangkuman dari keseluruhan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Pada bagian implikasi, peneliti menyampaikan manfaat daya bahasa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Bagian terakhir, peneliti menyampaikan rekomendasi mengenai penggunaan daya bahasa pada kegiatan pembelajaran disekolah.

A. Kesimpulan

Dalam iklan di Majalah Tempo yang diteliti, seluruh iklan memiliki daya bujuk. Daya bujuk merupakan kekuatan bahasa untuk mempengaruhi atau merayu masyarakat supaya tertarik dengan produk yang diiklankan. Bertolak dari tujuan iklan yang bermaksud membujuk khalayak agar memilih merek tertentu; membeli merek tertentu; mengubah persepsi konsumen tentang ciri-ciri merek tertentu, bahasa iklan disusun sedemikan rupa supaya masyarakat benar-benar terbujuk.

1) Cara yang digunakan copywriter dalam membujuk masyarakat adalah dengan memberi informasi, memerintah, menyapa, mengungkapkan, membandingkan barang atau jasa dengan hal lain, mengajak, mengimbau, meyakinkan, dan menantang. Sembilan daya bahasa tersebut muncul dari ilokusi sebuah kalimat yang terdapat dalam iklan. Daya informasi digunakan memberitahukan informasi baru mengenai suatu hal kepada orang lain. Daya perintah digunakan untuk meminta pembaca atau

masyarakat untuk melakukan sesuatu. Daya sapaan digunakan untuk membujuk seseorang dengan cara menyapa mereka untuk memulai suatu komunikasi. Daya ungkap digunakan untuk menyampaikan suatu perasaan atau pendapat seseorang supaya dapat membujuk orang lain menjadi tertarik dengan sesuatu yang dibicarakan. Daya banding digunakan untuk membandingkan kualitas suatu produk dengan produk atau hal yang lain untuk menunjukkan mutu produk tersebut. Daya ajakan digunakan untuk mengajak masyarakat untuk melakukan sesuatu atau menggunakan produk yang diiklankan. Daya imbau digunakan copywriter untuk mengimbau atau mengarahkan masyarakat untuk melakukan sesuatu. Daya meyakinkan digunakan untuk membuat masyarakat percaya dengan memberikan bukti bahwa suatu produk memiliki kualitas yang baik. Daya menantang digunakan penulis iklan untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu dengan cara mempengaruhi mereka supaya menunjukkan keberanian dalam melakukan suatu hal.

2) Penggunaan daya bahasa yang bermacam-macam dipengaruhi oleh faktor- faktor tertentu. Faktor yang mempengaruhi digunakannya daya bahasa tertentu adalah sebagai berikut;

Faktor yang menyebabkan seorang copywriter menggunakan daya informasi adalah keinginan produsen untuk 1) membuat masyarakat mengetahui secara jelas mengenai barang, jasa, atau pelaksanaan acara yang diiklankan, 2) membuat masyarakat mengetahui secara rinci dan detail mengenai identitas barang atau jasa serta pelaksanaan acara yang diiklan, 3) membuat masyarakat belajar untuk

mempertimbangkan hal-hal penting saat akan membeli barang atau jasa dan saat akan mengikuti suatu acara yang diiklankan, dan 4) barang, jasa, serta acara yang diiklankan baru dimunculkan sehingga lebih tepat menggunakan daya informasi.

Faktor yang menyebabkan copywriter menggunakan daya perintah adalah ingin 1) tujuan iklan yang ingin mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu disampaikan secara lugas, tanpa basa-basi, 2) ingin masyarakat segera melakukan apa yang diminta, dan 3) memunculkan kesan masyarakat harus melakukan sesuatu.

Faktor yang mempengaruhi copywriter menggunakan daya sapaan adalah untuk; 1) menciptakan suasana akrab antara produsen dan masyarakat, 2) menunjukkan kesan sopan dalam melakukan komunikasi, dan 3) menarik perhatian masyarakat supaya berkenan menerima pesan yang disampaikan pada iklan.

Faktor yang mempengaruhi copywriter dalam menggunakan daya ungkap adalah ingin; 1) mempengaruhi masyarakat supaya sependapat dengan ungkapan

Dokumen terkait