BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Modul yang dikembangkan dari penelitian ini berupa pengembangan modul
pembelajaran IPA kelas IV untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan. Menurut
Prastowo (2013:106), modul pada dasarnya adalah sebuah bahan ajar yang disusun
secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai
tingkat pengetahuan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri (mandiri)
dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik. Berdasarkan pendapat
dari beberapa sumber peneliti menyimpulkan bahwa modul pembelajaran adalah
memahami materi pelajaran secara mandiri. Modul yang dikembangkan bertujuan
untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan. Kemendiknas (2011), Peduli
lingkungan adalah menunjukkan sikap atau tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan
upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Peneliti
menyimpulkan bahwa, sikap peduli lingkungan merupakan upaya mencegah
kerusakan pada lingkungan di sekitarnya, dan berusaha untuk memperbaiki
kerusakan lingkungan yang sudah terjadi.
Modul pembelajaran IPA untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan
siswa dikembangkan dengan lima tahapan menurut Tomlinson. Tahapan itu
diantaranya: (1) analisis kebutuhan, (2) desain, (3) implementasi, (4) evaluasi, dan
(5) revisi modul.
1. Analisis kebutuhan
Peneliti melakukan wawancara dan observasi untuk mengetahui analisis
kebutuhan guru dan siswa. Peneliti melakukan observasi di kelas IV.2, wawancara
dengan guru dan siswa SD BOPKRI Gondolayu. Berdasarkan analisis kebutuhan
yang dilakkukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap peduli lingkungan
siswa kelas IV masih perlu ditumbuhkan dan guru juga belum menemui modul
pembelajaran yang bisa menumbuhkan sikap peduli siswa terhadap lingkungan.
2. Desain
Desain pengembangan modul pembelajaran IPA menggunakan delapan
kriteria modul dari Tomlinson. Modul tersebut adalah sebagai berikut: (a) materi
materi pembelajaran harus membantu peserta didik merasa mudah belajar, (c)
materi pembelajaran harus membantu peserta didik untuk berkembang dengan
penuh percaya diri, (d) materi pembelajaran harus menyediakan dan memfasilitasi
peserta didik menjadi pembelajar yang mandiri, (e) materi pembelajaran semestinya
tersedia sesuai dengan fokus pembelajaran yang diajarkan, (f) materi pembelajaran
harus memperhitungkan bahwa peserta didik berbeda dalam gaya belajar, (g) materi
pembelajaran harus memaksimalkan potensi belajar dengan mendorong intelektual,
(h) materi pembelajaran harus menyediakan kesempatan untuk pemberian umpan
balik.
Materi pembelajaran memiliki pengaruh yang kuat kepada peserta didik.
Materi pembelajaran harus memiliki efek yang nyata pada peserta didik, yaitu
menarik perhatian peserta didik dan menimbulkan rasa ingin tahu peserta didik.
Modul yang telah dikembangkan dibuktikan dengan membuat desain modul yang
menarik, modul berwarna, modul terdapat gambar, dan kegiatan yang menarik
seperti melakukan percobaan tentang polusi air.
Materi pembelajaran harus membantu peserta didik merasa mudah belajar.
Materi pembelajaran disajikan menggunaan iustrasi bukan hanya teks. Materi
pembelajaran harus sesuai dengan konten yang sesuai dengan lingkungan siswa
seperti lingkungan sekolah. Hal itu dibuktikan dengan peneliti mengembangkan
materi modul pembelajaran sesuai dengan lingkungan siswa. Seperti dalam kegiata
pertama siswa diajak untuk mengamati lingkungan sekolah dan setelah itu siswa
diminta untuk berpendapat tentang lingkungan sekolahnya dengan menjawab
Materi pembelajaran harus membantu peserta didik untuk berkembang
dengan penuh percaya diri. Hal ini dibuktikan pada saat siswa melakukan
percobaan dan menjawab pertanyaan setelah melakukan percobaan. Siswa
diajarkan unntuk percaya diri dengan jawabannya sendiri setelah melakukan
pengamatan dalam percobaan. Pada kegiatan tiga siswa juga dilatih untuk percaya
diri dengan mempresentasikan hasil pengamatannya di depan kelas. Pada tahap ini
pendidikan emansipatoris muncul yaitu humanis, dan mempertanyakan sistem.
Humanis, akan muncul pada diri siswa saat melakukan percobaan. mereka akan
muncul kesadaran untuk peduli dengan lingkungan sekitarnya. Mempertanyakan
sistem pada hal ini setelah mengamati percobaan siswa diberi kebebasan untuk
mengembangkan apa yang telah diamatinya dan menjawab setiap pertanyaan pada
lembar pengamatan.
Materi pembelajaran harus menyediakan dan memfasilitasi peserta didik
menjadi pembelajar yang mandiri. Materi pembelajaran dibuat agar menarik
perhatian siswa dan siswa dapat tertarik untuk mempelajari materi dengan sendiri.
Hal ini dibuktikan dalam pengembangan modul pembelajara IPA yaitu pada saat
percobaan polusi air peneliti menuliskan alat dan bahan serta petunjuk percobaan.
hal tersebut dimaksudkan untuk memfasilitasi siswa belajar secara mandiri dan
menemukan jawabannya sendiri melalui percobaan yang telah mereka lakukan.
Materi pembelajaran semestinya tersedia sesuai dengan fokus pembelajaran
yang diajarkan. Materi pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan fokus
pembelajaran yaitu topik dan tugas siswa. Hal ini dibuktikan pada modul
hidup. Kegiatan siswa mengamati perubahan lingkungan yang disebabkan oleh
manusia seperti kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya.
Kriteria keenam yaitu materi pembelajaran harus memperhitungkan bahwa
peserta didik berbeda dalam gaya belajar. Materi pembelajaran yang dikemas dalam
modul pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik peserta didik yang akan
diajar. Sehingga materi dapat diterima oleh peserta didik dengan baik. Hal ini
dibuktikan sebelum membuat modul pembelajaran IPA peneliti melakukan
observasi dan analisis kebutuhan terhadap siswa kelas IV SD BOPKRI Gondolayu
untuk menyesuaikan pembelajaran yang cocok untuk siswa.
Keriteria ketujuh yaitu materi pembelajaran harus memaksimalkan potensi
belajar dengan mendorong intelektual, estetika dan keterlibatan emosional yang
menstimulasi aktivitas otak kanan dan kiri. Materi pembelajaran dilengkapi dengan
kegiatan praktik langsung sehingga peserta didik dapat melatih emosional otak
kanan dan otak kiri. Hal ini dibuktikan dengan kegiatan siswa membandingkan dua
gambar tentang lingkungan. Dengan mengamati siswa dilatih untuk berpendapat
dan menceritakan kedua gambar tersebut sehingga siswa dapat belajar secara
maksimal. Pada tahap ini pendidikan emansipatoris muncul tentang bagaimana
siswa mempertanyakan sistem. Siswa diberi kebebasan untuk memberikan
pendapatnya dan mengembangkan pengetahuannya tentang kedua gambar yang
sedang mereka amati.
Kriteria kedelapan yaitu materi pembelajaran harus menyediakan
kesempatan untuk pemberian umpan balik. Hal ini dibuktikan modul pembelajaran
dilengkapi dengan soal latihan, refleksi, evaluasi dan aksi untuk mengetahui umpan
3. Implementasi
Implementasi modul dilaksanakan pada tanggal 19 dan 26 Januari 2017 di
SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta. Modul pembelajaran di desain untuk dua kali
pertemuan. Pertemuan pertama siswa melakukan pengamatan di lingkungan
sekolah dan perteuan kedua siswa melakukan percobaan polusi air. Pelaksanaan
implementasi modul dilaksanakan setelah peneliti merevisi modul sesuai dengan
saran dan komentar ahli Bahasa dan akhi IPA. Peneliti juga melaksanakan observasi
dan membagikan kuesioner persepsi siswa terhadap modul pembelajaran IPA pada
saat ujicoba modul.
4. Evaluasi
Evaluasi membahas hasil implementasi pembelajaran menggunakan modul
pembelajaran IPA. Hasil persepsi siswa terhadap kualitas modul setelah modul di
uji cobakan adalah 3,08. Dari hasil persepsi siswa terhadap kualitas modul
pembeajaran IPA tidak ada saran atau komentar untuk perbaikan modul.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti modul pembelajaran IPA
yang dikembangkan dapat menumbuhkan sikap peduli lingkungan. Dilihat dari
lembar pengamatan sikap peduli lingkungan yang menunjukkan bahwa siswa
menggunakan bahan percobaan seperlunya, melakukan percobaan secara
berkelompok, membersihkan alat dan bahan percobaan setelah selesai melakukan
percobaan, membuang sampah pada tepanya, membersihkan tangan setelah
melakukan percobaan, dan tidak merusak SDA. Hal ini juga diperkuat dengan
jawaban siswa tentang kesan siswa selama melakukan aksi. Siswa merasa senang
melaksanakan kegiatan aksi dan mengetahui dampak yang diakibatkan pada saat
melalui kegiatan atau aksi yang telah siswa lakukan. Salah satu siswa menjawab
“Saya melakukan aksi dengan senag hati. Saya tidak mengeluh harus membersihkan sampah. Saya ingin lingkungan tetap bersih.” Pada kegiatan ini salah satu model pendidikan emansipatoris muncul yaitu tumbuh kesadaran kritis
pada siswa. Siswa mulai mengetahui bahwa membersihkan sampah itu sangat perlu
untuk menjaga lingkungannya.
Pendidikan emansipatoris juga muncul pada saat siswa melakukan interaksi
dengan orangtuanya dan kakaknya. Pada saat siswa melakukan dialog dengan orang
lain siswa pada waktu itu juga menerapkan pendidikan emansipatoris yaitu
mempertanyakan sistem. Siswa bertanya kepada orangtuanya dan kakaknya cara
menyapu yang benar bertujuan untuk menggali pengetahuan utntuk mendapatkan
jawaban yang mereka harapkan. Sehingga siswa dapat memaknai apa yang telah
mereka pelajari.
5. Revisi modul
Berdasarkan hasil analisis persepsi siswa terhadap modul pembelajaran IPA
dikketahui bahwa tidak ada saran atau komentar untuk memperbaiki modul.
Berdasarkan hasil validasi modul berupa modul pembelajaran IPA yang dilakukan
oleh dua ahli, yaitu ahli bahasa dan ahli IPA. Hasil validasi modul pembelajaran
IPA dari kedua ahli mendapat rata-rata total 3,38, apabila dilihat menggunakan
tabel skala Likert hasil validasi masuk dalam kategori “sangat baik”. Dari hasil analisis validasi ahli IPA dan ahli Bahasa dapat ditarik kesimpulan bahwa modul
pembelajaran IPA untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan siswa kelas IV
baik”. Ahli IPA dan ahli Bahasa juga menyatakan dalam saran bahwa modul
pembelajaran IPA layak untuk diujicobakan degan melakukan revisi sesuai saran.
Hasil persepsi siswa terhadap kualitas modul setelah modul di uji cobakan
adalah 3,08, apabila dilihat menggunakan tabel skala 4 menurut Widoyoko hasil
validasi masuk dalam kategori “baik”. Hasil persepsi siswa terhadap kualitas modul pembeajaran IPA tidak ada saran atau komentar untuk perbaikan modul.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti modul pembelajaran IPA yang
dikembangkan dapat menumbuhkan sikap peduli lingkungan. Hal ini juga diperkuat
dengan jawaban siswa tentang kesan siswa selama melakukan aksi. Siswa merasa
senang melaksanakan kegiatan aksi dan mengetahui dampak yang diakibatkan pada
saat melakukan kegiatan aksi. Siswa mengalami sendiri dalam menjaga lingkungan
melalui kegiatan atau aksi yang telah siswa lakukan.
Berdasarkan hasil observasi pada saat implementasi modul pembelajaran
IPA menunjukkan bahwa modul pembelajaran IPA sudah memenuhi 8 kriteria
pengembangan materi Tomlinson. Peneliti meyakini 8 kriteria dari Tomlinson
sudah tercapai dengan bukti bahwa (1) siswa dapat mengikuti pembelajaran IPA
dengan menggunakan modul, (2) siswa merasa nyaman dan senang karena modul
pembelajaran IPA terdapat gambar dan percobaan dalam membantu siswa
memahami materi, (3) siswa melakukan percobaan dengan mengikuti langkah-
langkah dan mempresentasikan hasil pengamatan di depan kelas sehingga
kepercayaan dirisiswa dapat berkembang, (4) siswa melakukan percobaan dengan
baik sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan, (5) siswa mengamati perubahan
yang terjadi di lingkungannya, (6) siswa dapat mengikuti pembelajaran IPA dengan
kehidupan yang sedang dialami, serta (8) siswa melaksanakan aksi peduli
lingkungan.
Modul pembelajaran IPA juga membuat siswa menjadi terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran dan menumbuhkan sikap peduli lingkungan pada siswa
(humanis). Membuat siswa tertarik, memunculkan rasa ingn tahu, dan muncul
kesadaran untuk menjaga lingkungan (kesadaran kritis). Membuat siswa berani
untuk mengungkapkan pendapatnya dan saling bertukar pendapat antara siswa
83 BAB V PENUTUP
Pada bab ini peneliti akan menguraikan kesimpulan dari penelitian yang
dilakukan, keterbatasan penelitian, dan saran.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
5.1.1 Pengembangan modul pembelajaran IPA kelas IV untuk menumbuhkan
sikap peduli lingkungan di SD BOPKRI Gondolayu dengan pendekatan
PPR menggunakan langkah-langkah kombinasi antara Tomlinson. Adapun
langkahnya sebagai berikut: (1) analisis kebutuhan, (2) desain, (3)
implementasi, (4) evaluasi, dan (5) revisi modul.
5.1.2 Modul pembelajaran IPA untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan
siswa kelas IV SD berdasarkan hasil implementasi mendapatkan skor rata-
rata 3,08. Skor tersebut dalam skala 4 menurut Widoyoko termasuk kriteria
“baik”. Hasil observasi yang dilakukan selama implementasi modul pembelajaran IPA menunjukkan bahwa modul pembelajaran IPA sudah
memenuhi 8 kriteria pengembangan menurut tomlinson, sehingga modul
pembelajaran IPA layak untuk digunakan.
5.1.3 Pengaruh penggunaan modul pembelajaran IPA dapat membuat siswa
menjadi terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan menumbuhkan sikap
peduli lingkungan pada siswa (humanis). Membuat siswa tertarik,
memunculkan rasa ingn tahu, dan muncul kesadaran untuk menjaga
mengungkapkan pendapatnya dan saling bertukar pendapat antara siswa
dengan guru maupun siswa dengan siswa (mempertanyakan sistem).
5.2 Keterbatasan
Pengembangan modul pembeajaran IPA untuk menumbuhkan sikap peduli
lingkungan memiliki keterbatasan sebagai berikut:
5.2.1 Modul pembelajaran IPA yang peneliti kembangkan terbatas pada materi
dampak perubahan lingkungan terhadap makhluk hidup.
5.2.2 Modul pembelajaran IPA yang peneliti kembangkan terbatas pada
menumbuhkan sikap peduli lingkungan.
5.2.3 Pelaksanaan implementasi modul pembelajaran IPA untuk menumbuhkan
sikap peduli lingkungan hanya bisa diimplementasikan di siswa kelas IV.2
SD BOPKRI Gondolayu karena modul yang dikembangkan sudah
disesuaikan dengan kelas tersebut.
5.3 Saran
Bagi peneliti berikutnya yang ingin mengembangkan sebuah modul yang
sama, berikut saran dari peneliti:
5.3.1 Modul prmbelajaran IPA yang dikembangkan dengan materi yang lebih luas
lagi.
5.3.2 Modul pembelajaran IPA yang dikembangkan sebaiknya tidak hanya sikap
peduli lingkungan saja.
5.3.3 Sebaiknya pengembangan modul pembelajaran IPA untuk menumbuhkan
sikap peduli lingkungan disesuaikan dengan analisis kebutuhan siswa yang
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2013. Menyusun Modul Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam Mengajar. Yogyakarta: Gava Media.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Halawa, R. 2016. Pengembangan Modul Tanaman Obat untuk Pendidikan Konservasi Lingkungan di Kelas V SDN NO075046 Lolofitu Kabupaten Nias. Skripsi S-1. Yogyakarta Universitas Sanata Dharma.
Hamzah, S. 2013. Pendidikan Lingkungan; Sekelumit Wawasan Pengantar. Bandung: Refika Aditama.
Harsono, Y.M. 2007. Developing Learning Materials for Specific Purposes.
TEFLIN Journal. 18 (2), 169 -179.
Kant, S., Sharma, Y. 2013. The Environmental Awareness of Secondary School Sudent With Reference to Their Intellegence. A Journal of Science, Technology and Management. --: BPR Technologia. ISSN : 2278-8387 Vol 2 (1), 2013.
Kemendiknas.(2011). Panduan pengembangan pembelajaran IPA secara terpadu. Jakarta: Kemendiknas
Kurniawati, T. D. 2016. Pengembangan Modul Pembelajaran Praktikum IPA Sebagai Suplemen Kurikulum 2013 untuk Mendorong Siswa Kelas IV Berpikir Kritis. Skripsi S-1. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Lepiyanto, A dan Pratiwi D. 2015. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Inkuiri Terintegrasi Nilai Karakter Peduli Lingkungan Pada materi Ekosistem.
Jurnal BIOEDUKASI. 6 (2), 143 – 147.
Mangunwijaya. 2004. Pendidikan Pemerdekaan. Yogyakarta: Dinamika Edukasi Dasar
Nenggala, A.K. 2007. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Bandung: Penerbit Grafindo Media Pratama.
Prastowo, A. 2013. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA Perss.
Sari, A M dan Widiyatmoko, A. 2014. Pengembangan Alat Peraga Pemanasan Global Berbahan Bekas Pakai untuk Menanamkan Karakter Peduli Lingungan. Jurnal Unnes Science Education. 3 (3). 616 – 622.
Sari, W.W. 2014. Persepsi Guru dan Siswa SD di Yogyakarta terhadap Program Conservation Scout. Jurnal BIOEDUKATIKA. 2 (2), 1 – 4.
Soehendro, B. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP
Subagya S.J.2010. Paradigma Pedagogi Reflektif Memahami Peserta Didik Menjadi Cerdas dan Berkarakter. Yogyakarta: Kanisius.
Sumiyati. 2016. Pengembangan Mulitimedia Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan untuk Siswa Kelas IV di SD Negeri Patalan Bantul. Skripsi S- 1. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Suparno. 2004. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius
Suprijono, Agus. 2016. Model-Model Pembelajaran Emansipatoris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tim PPR SD Kelompok Kanisius. 2010. Paradigma Pedagogi Reflektif. Yogyakarta:
Kanisius.
Widoyoko, E P. 2015. Teknik Penyusunan Instrumen Peneitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yunus, F M. 2007. Pendidikan Berbasis Realitas Sosial Paulo Freire & Mangunwijaya. Yogyakarta: Logung Pustaka.
Yaumi, M. 2014. Pendidikan Karakter; Landasar, Pilar, dan Implementasi. Jakarta: KENCANA
87
Silabus
Sekolah : SD BOPKRI Gondolayu
Kelas/ Semester : IV/ 2
Mata Pelajaran : Ilmu Prengetahuan Alam
Standar Isi/ Kompetensi Inti : 5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan lingkungannya
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok/ Pembelajar an Pengalaman Belajar Penilaian Aloka si Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk Instrume n Contoh Instrume n 5.2 Mendeskripsik an hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya Competence 5.2.1 Mengidentif ikasi lingkungan sekolah 5.2.2 Menyebutka n 3 jenis pencemaran lingkungan dengan benar Dampak Perubahan Lingkunga n terhadap Makhluk Hidup • Konteks : • Mengamati perubahan lingungan yang terjadi di sekitar. • Menjelaskan dampak Tugas Individu dan kelompo k Uraian Laporan hasil praktek Tabel 4 x 35 menit Sulistyanto, Heri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 4 untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Departemen
pengamatan . 5.2.3 Menjelaska n kondisi lingkungan di sekolah. 5.2.4 Menjelaska n dampak negatif pencemaran lingkugan 5.2.5 Menganalisi s cara menanggula ngi pencemaran lingkungan 5.2.6 Melaporkan hasil pengamatan kondisi lingkungan di sekitar siswa 5.2.7 Melakukan eksperimen lingkungan terhadap makhluk hidup di sekitar. • Mengamati gambar dampak perubahan lingkunga terhadap makhluk hidup. • Membanding kan gambar dampak perubahan lingkunga terhadap Nasional. Alat: 1. Botol air mineral 2 buah 2. potongan kertas/potong an daun 3. gunting 4. botol teh gelas 2 buah
air Conscience 5.2.8 Memilih tindakan yang benar untuk lingkungan yang baik dan sehat 5.2.9 Menunjukk an rasa tanggung jawab dalam kerja kelompok Compassion 5.2.10 Menunjukk an kerjasama dalam kelompok 5.2.11 Menunjukk an kepedulian hidup. • Pengalaman : Melakukan eksperimen polusi udara dengan menggunakan toples, obat nyammuk bakar dan tanaman. • Melaporkan hasil pengamatan eksperimen. • Refleksi
lingkungan 5.2.12 Melibatkan diri secara nyata dalam aksi peduli lingkungan. n kegiatan yang telah dilakukan. betapa pentingnya menjaga lingkungan. • Aksi Melakukan kegiatan peduli lingkungan (Melaksanaka n kegiatan piket, Membuang sampah pada tempatnya, dll)
• Evaluasi Mengerjakan soal evaluasi. Mengetahui, Guru Kelas (...) Yogyakarta, 19 Januari 2017
Sekolah : SD BOPKRI Gondolayu
Kelas/ Semester : IV/ 2
Mata Pelajaran : Ilmu Prengetahuan Alam
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit
I. Standar Isi/ Kompetensi Inti
5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan lingkungannya
II. Kompetensi Dasar
5.2 Mendeskripsikan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya
III. Indikator
Competence
5.2.1 Mengidentifikasi lingkungan sekolah
5.2.2 Menyebutkan 3 jenis pencemaran lingkungan dengan benar melalui pengamatan.
5.2.3 Menjelaskan kondisi lingkungan di sekolah.
5.2.4 Menjelaskan dampak negatif pencemaran lingkugan 5.2.5 Menganalisis cara menanggulangi pencemaran lingkungan
5.2.6 Melaporkan hasil pengamatan kondisi lingkungan di sekitar siswa 5.2.7 Melakukan eksperimen pencemaran air
Conscience
5.2.8 Memilih tindakan yang benar untuk lingkungan yang baik dan sehat 5.2.9 Menunjukkan rasa tanggung jawab dalam kerja kelompok
Compassion
5.2.10 Menunjukkan kerjasama dalam kelompok 5.2.11 Menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan
Competence
5.2.1 Siswa dapat mengidentifikasi lingkungan sekolah melalui pengamatan langsung.
5.2.2 Siswa dapat menyebutkan 3 jenis pencemaran lingkungan melalui pengamatan.
5.2.3 Siswa dapat menjelaskan kondisi lingkungan di sekolah setelah mengamati keadaan lingkingan di sekolah.
5.2.4 Siswa dapat menjelaskan dampak negatif pencemaran lingkugan setelah membaca buku dan melakukan eksperimen.
5.2.5 Siswa dapat menganalisis cara menanggulangi pencemaran lingkungan setelah melakukan pengamatan.
5.2.6 Siswa dapat melaporkan hasil pengamatan kondisi lingkungan di sekitar siswa setelah melakukan pengamatan
5.2.7 Siswa dapat melakukan eksperimen pencemaran air dengan menggunakan media botol air mineral, potongan bungkus makanan dan air.
Conscience
5.2.13 Siswa dapat memilih tindakan yang benar untuk lingkungan yang baik dan sehat setelah mengikuti pembelajaran IPA.
5.2.14 Siswa dapat menunjukkan rasa tanggung jawab dalam kerja kelompok dengan pada saat melakukan diskusi kelompok.
Compassion
5.2.15 Siswa dapat menunjukkan kerjasama dalam kelompok dengan baik pada daat melakukan diskusi kelompok.
5.2.16 Siswa dapat menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dengan benar pada saat mengikuti pembelajaran IPA.
5.2.17 Siswa dapat melibatkan diri secara nyata dalam aksi bersama.
V. Materi Pelajaran
1. Pendekatan
Paradigma Pedagogi Relektif (PPR)
2. Metode : Pengamatan, tanya jawab, demonstrasi, dan penugasan.
VII. Medai, Alat/Bahan, dan Sumber pembelajaran.
Media : botol air mineeral, potongan bungkus makanan dan air.
Alat dan Bahan : papan tulis, dan modul.
Sumber Belajar : Sulistyanto, Heri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 4 untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
http://surabayaecoschool.tunashijau.org/wp-content/uploads/2013/10/DSC_0386.jpg
[diakses tanggal 12 Nov 2016]
https://waromiupwsmk.files.wordpress.com/2013/04/img_4906.jpg [diakses tanggal
15 Nov 2016]
http://3.bp.blogspot.com/-
mo6bDvtraKc/VT9ykzhtYmI/AAAAAAAAACM/1Rn3DfcvHEw/s1600/143022055
6898.jpg [diakses tanggal 12 Nov 2016]
http://cdn0-
a.production.liputan6.static6.com/medias/1109413/big/013595700_1452650972-
DBD.jpg [diakses tanggal 15 Nov 2016]
VIII. Langkah-langkah pembelajaran: Penggaan 1
Kegiatan pembelajara Alokasi Waktu
Kegiatan Awal
• Guru mengucapkan salam.
• Guru mengajak siswa berdoa.
• Guru melakukan presensi kehadiran.
• Guru mengajukan pertanyaan pada siswa “siapa yang makan sering tidak dihabiskan?
Apa akibatnya kalau makanan tidak di habiskan?
(Konteks)
Waktu
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan hari ini. Kegiatan
Inti
• Siswa berkelompok 3 orang untuk melakukan pengamatan.
• Siswa mengamati kondisi lingkungan sekitar sekolah.
(Konteks)
• Siswa dan guru bertanya jawab mengenai berbagai dampak perubahan lingkungan.
• Siswa mengamati gambar dampak perubahan lingkunga terhadap makhluk hidup.
• Siswa membandingkan gambar hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya. (pengalaman)
• Siswa menuliskan hasil pengamatan secara individu
• Siswa melaporkan hasil pegamatan kondisi lingkungan disekitar sekolah. (Pengalaman)
• Siswa berkelompok 3 orang untuk melakukan eksperimen.
• Siswa bereksperimen tentang pencemaran di lingkungan dengan pendampingan guru.
(pengalaman)
• Siswa mengamati eksperimen yang yang telah diakukan
• Siswa menuliskan hasil pengamatan pada Lembar Kerja Siswa (LKS)
• Siswa mempresentasikan hasil pengamatan eksperimen di depan kelas. (pengalaman)
• Siswa dan guru menanggapi apa yang telah dipresentasikan temannya di depan.
• Guru memberi penguatan atas hasil pekerjaan siswa.
Waktu
Kegiatan akhir
• Siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan