• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.3. Pembahasan Hasil Penelitian

(1.250)* (1.041)* (1.155)* (4.064)* (1.071)* (1.380)*

Keterangan : * : adalah odds ratio untuk masing-masing variable

5.3. Pembahasan Hasil Penelitian

Adapun penjelasan koefisien tersebut adalah :

5.3.1. Ukuran Perusahaan

Variabel pertama yaitu ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pelaporan keuangan melalui internet (IFR), yang ditunjukkan dengan

tingkat signifikan 0.192 > 0.05. Koefisien X1 sebesar 0.223, berarti apabila variabel lain konstan dan ukuran perusahaan bertambah satu satuan, maka secara rata-rata estimasi logit naik 0.223. Diperoleh juga bahwa nilai odds ratio (Exp B) sebesar

1.250, artinya setiap perusahaan manufaktur yang ukuran perusahaannya lebih besar, cenderung menerapkan IFR lebih tinggi sebesar 1.250 kali dibandingkan dengan

perusahaan yang ukurannya lebih kecil. Hanya penelitian ini tidak menemukan bukti statistik secara signifikan bahwa ukuran perusahaan dapat meningkatkan penerapan IFR.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Arum (2008), yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pelaporan keuangan perusahaan melalui internet. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil bila ingin menginformasikan laporan keuangannya kepada publik dapat melakukannya lewat website mereka. Didukung oleh data bahwa 79 persen dari sampel telah menerapkan IFR, semakin mendorong perusahaan untuk menggunakan tehnologi serba internet. Tetapi hasil penelitian tahun-tahun sebelumnya, seperti Hanny dan Anis (2006) dan Craven dan Marston (1999) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi praktek IFR, disebabkan pada saat itu belum masuk era serba internet seperti yang sekarang ini, sehingga hanya perusahaan besar yang dapat menerapkan IFR pada saat itu. Semakin berubah zaman menuju globalisasi menuntut setiap perusahaan ikut dalam era serba internet, sehingga hasil ini tidak menunjukkan bahwa tidak hanya perusahaan besar saja yang menginformasikan laporan keuangannya melalui internet, tetapi perusahaan kecil juga bisa melaporkan laporan keuangannya melalui internet.

5.3.2. Umur Listing

Variabel kedua yaitu umur listing mempunyai nilai signifikan 0,295. lebih

besar dari α0,05, dengan demikian menunjukkan umur listing tidak berpengaruh

signifikan terhadap IFR. Dengan koefisien regresi sebesar 0,040 artinya bahwa setiap

kenaikan umur listing sebesar satu satuan maka akan meningkatkan secara rata-rata estimasi logit sebesar 4% dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Untuk nilai

umur listingnya cenderung menerapkan IFR sebesar 1.041 kali dibandingkan dengan

perusahaan yang masih baru listing. Dengan kata lain, perusahaan yang sudah lama atau baru listing di Bursa Efek Indonesia tidak jauh berbeda dari segi penerapan IFR

Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arum (2008) yang menunjukkan bahwa umur listing tidak berpengaruh signifikan terhadap pelaporan laporan keuangan melalui internet sedangkan bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanny dan Anis (2006) yang menunjukkan bahwa umur listing berpengaruh terhadap pelaporan keuangan perusahaan melalui internet.

Hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada hubungan antara umur perusahaan dengan kecenderungan penerapan IFR. Lama berdirinya suatu perusahaan kurang mendapat perhatian dari pihak stakeholder sehingga stakeholder tidak memperhatikan kapan perusahaan tersebut berdiri. Pihak stakeholder lebih memperhatikan informasi yang harus diungkapkan perusahaan. Perusahaan yang baru go public atau baru listing di bursa efek cenderung menerapkan IFR disebabkan adanya keinginan perusahaan untuk mengikuti perkembangan teknologi informasi yang digunakan oleh perusahaan besar lainnya. Sementara perusahaan yang sudah lama berdiri dimungkinkan tidak mempunyai website atau tidak menerapkan IFR karena ketidaksiapan sumberdayanya maupun biaya yang dikeluarkan, sehingga walaupun sudah cukup umur tetapi tidak dapat mengikuti perkembangan tehnologi yang ada.

Penelitian ini tidak menemukan bukti statistik secara signifikan bahwa umur listing dapat meningkatkan penerapan IFR.

Variabel ketiga yaitu leverage mempunyai tingkat signifikan 0,078 dan lebih kecil d ari α0,10

Temuan ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hanny dan Anis (2006) yang menunjukkan bahwa leverage berpengaruh terhadap pelaporan laporan keuangan melalui internet, tetapi bertentangan dengan hasil penelitian Luciana (2008), dan Arum (2008).

, dengan demikian menunjukkan leverage berpengaruh signifikan terhadap IFR. Variabel leverage mempunyai koefisien sebesar 0,144. Artinya bahwa

setiap kenaikan variabel leverage sebesar 1%, maka akan meningkatkan secara rata-rata estimasi logit sebesar 14,4% dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Untuk nilai odds ratio sebesar 1.155, artinya setiap perusahaan manufaktur yang

mempunyai tingkat leverage lebih tinggi, cenderung menerapkan IFR sebesar 1.155

kali dibandingkan dengan perusahaan dengan tingkat leverage lebih rendah.

Hasil ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang mempunyai rasio hutang jangka panjang lebih besar cenderung menerapkan pelaporan laporan keuangan melalui internet. Perusahaan yang memiliki proporsi utang lebih besar dalam struktur permodalannya akan mempunyai mempunyai kebutuhan informasi mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya oleh kreditur akan lebih tinggi. Salah satu caranya dengan melakukan pengungkapan informasi yang lebih banyak, yaitu dengan menyajikan pengungkapan informasi keuangan melalui website perusahaan.

Variabel keempat yaitu reputasi auditor mempunyai nilai tingkat signifikan 0,030 dan nilai tersebut lebih kecil dari α0,05

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Hanny dan Anis (2006) yang menunjukkan bahwa reputasi auditor berpengaruh terhadap pelaporan laporan keuangan melalui internet, tetapi bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Arum (2008).

, dengan demikian menunjukkan reputasi auditor berpengaruh signifikan terhadap IFR.

Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik yang mempunyai kredibilitas baik akan selalu memikirkan bahwa laporan keuangan tersebut harus dapat dibaca oleh khalayak ramai tidak hanya pada satu website saja. Karena satu sisi bahwa perusahaan yang diaudit oleh perusahaan yang mempunyai kualitas baik akan menghasilkan hasil audit yang dapat dijamin dan dipercaya. Sehingga perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik BigFour akan lebih percaya diri untuk mempublikasikan laporan keuangannya pada website pribadinya.

5.3.5. Struktur Kepemilikan Pihak Asing

Variabel kelima yaitu struktur kepemilikan pihak asing mempunyai tingkat signifikan 0,641 dan lebih besar dari α0,05, hal ini menunjukkan struktur kepemilikan pihak asing tidak berpengaruh signifikan terhadap penerapan IFR. Variabel ini

mempunyai koefisien 0.068, artinya bahwa setiap kenaikan variabel ini sebesar 1 persen, maka secara rata-rata estimasi logit naik sebesar 0.068 dengan asumsi

variabel lain dianggap konstan. Nilai odds ratio sebesar 1.071, artinya setiap

perusahaan manufaktur yang memiliki rasio kepemilikan pihak asing lebih tinggi, cenderung menerapkan IFR sebesar 1.071 kali dibandingkan dengan perusahaan

yang rasio kepemilikan pihak asingnya relatif rendah.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arum (2008) yang menunjukkan bahwa kepemilikan pihak asing tidak berpengaruh signifikan terhadap pelaporan keuangan perusahaan melalui internet tetapi bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Luciana (2008) yang menunjukkan bahwa struktur kepemilikan pihak luar berpengaruh signifikan terhadap pelaporan laporan keuangan melalui internet.

Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang memiliki rasio kepemilikan pihak asing lebih besar maupun yang kecil atau tidak memiliki kepemilikan pihak asing dapat melaporkan laporan keuangannya melalui internet. Penelitian ini tidak menemukan bukti statistik secara signifikan bahwa struktur kepemilikan pihak asing dapat meningkatkan penerapan IFR.

5.3.6. Likuiditas

Variabel keenam yaitu likuiditas mempunyai nilai signifikan 0,123 dan nilai

ini lebih besar dari α0,05, dengan demikian menunjukkan likuiditas tidak berpengaruh

signifikan terhadap IFR. Variabel ini mempunyai koefisien sebesar 0,322. Artinya

bahwa setiap kenaikan variabel likuiditas sebesar 1%, maka akan terjadi kenaikan secara rata-rata estimasi logit sebesar 0,32% dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Nilai odds ratio sebesar 1.380, artinya setiap perusahaan manufaktur yang

memiliki tingkat likuiditas lebih tinggi, cenderung menerapkan IFR sebesar 1.38 kali

dibandingkan dengan perusahaan dengan tingkat likuiditas relatif rendah. Penelitian ini tidak menemukan bukti statistik secara signifikan bahwa likuiditas perusahaan dapat meningkatkan penerapan IFR.

Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arum (2008), di mana likuiditas atau kemampuan perusahaan membayar hutang jangka pendeknya tidak berpengaruh signifikan terhadap pelaporan laporan keuangan melalui internet. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap perusahaan baik yang mempunyai tingkat likuiditas tinggi maupun yang rendah dapat menginformasikan laporan keuangannya melalui internet melalui website mereka.

BAB VI

Dokumen terkait