• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP

METODOLOGI PENELITIAN

A. Hasil Analisis Data Tes

5. Pembahasan Hasil Penelitian

dibandingkan dengan ttabel. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan, yaitu: jika thitung ttabel, maka Ho diterima dan dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok kontrol dengan skor pretest kelompok eksperimen.

a. Uji Hipotesis Posttest kelompok Eksperimen dan Kontrol

Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok eksperimen dengan sekor posttest

kelompok kontrol. Untuk pengujian tersebut terdapat ketentuan sebagai berikut: Jika -ttabel thitung ttabel maka H0 diterima pada tingkat kepercayaan 0,95 dan jika t

Tabel 4.9 Hasil Uji t Data Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Kelas N ̅ thitung ttabel perbandingan kesimpulan

Eksperimen 40 75.1

1.99 3.388>1.99 Ho ditolak

Kontrol 40 67.35

Tabel 4.8 menunjukkan perolehan nilai thitungposttest adalah sebesar . Bila dibandingkan dengan ttabel pada taraf kepercayaan 95 % yang menunjukkan angka, maka dapat dilihat bahwa hasil thitung posttest lebih besar dibandingkan dengan ttabel. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan, yaitu: jika thitung ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, dapat disimpulkan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa.

5. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil pretest pada tabel 4.1 diperoleh nilai terbesar untuk kelas eksperimen sebesar 85 dan kelas kontrol sebesar 80.Sedangkan nilai terkecil pada kelas eksperimen sebesar 25 dan pada kelas kontrol sebesar 30. Rata- rata untuk kelas eksperimen sebesar 56.25, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 58.45.Hasil perhitungan nilai pretest dengan menggunakan uji t, diperoleh thitung sebesar

53

antara thitung<ttabel (0.318 <1.99 ), maka Ho diterima. Dengan demikin,dapatdisimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan awal siswa pada kelas kontrol dan eksperimen.

Setelah dilakukan proses pembelajaran , diperoleh hasil postest pada tabel 4.2 diperoleh nilai terbesar untuk kelas eksperimen sebesar 100 dan kelas kontrol sebesar 85. Nilai rata-rata untuk kelas eksprimen sebesar 75.1 sedangkan kelas kontrol sebesar 67.35.hasil perhitungan juga menggunakan uji t , diperoleh thitung sebesar 3.388,dan pada taraf signifikan α = 0,05 didapat ttabel sebesar .perbandingan antara thitung ttabel (3.388 >1.99 ), maka Ho ditolak, artinya rata-rata penguasaan konsep kelas eksperimen berbeda nyata dari penguasaan konsep siswa kelas kontrol. Berdasarkan hasil uji hipotesis dan keterlaksanaan pendekatan Contextual di atas, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPA siswa yang diajarkan menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning dengan hasil belajar siswa yang diajarkan secara konvensional. Sebagaimana ditunjukan oleh nilai rata-rata posttest

kelompok eksperimen lebih besar dari nilai rata-rata posttest kelompok kontrol. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning

berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa.

Untuk nilai N-gain, diperoleh 2 siswa pada kelas eksperimen yang tergolong tinggi, sedangkan untuk kelas kontrol tidak ada yang tergolong tinggi.Dan 38 siswa pada kelas eksperimen tergolong sedang, sedangkan untuk kelas kontrol 34 siswa tergolong sedang.Diperoleh 6 siswa pada kelas kontrol tergolong rendah, sedangkan pada kelas ekperimen tidak ada yang tergolong rendah.Dengan demikian dapat disimpulkan ada perbedaan penguasaan konsep siswa setelah permbelajaran berlangsung.

Selama pembelajaran di dalam kelas, siswa mengerjakan LKS secara kelompok sebagai umpan balik pada tahap elaborasi. Siswa dapat mengembangkan kemampuannya dan siswa untuk mengembanngkan rasa kerja sama sesama teman sekolompok. Setelah pengerjaan LKS selesai beberapa siswa di minta untuk menginformasikan jawaban dari LKS tersebut.Hal ini

54

dimaksudkan untuk mengungkapkan jawaban yang telah dikerjakan secara kelompok.

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran

Contextual Teaching and Learning(CTL) memiliki dampak positif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.Hal ini dapat dilihat dari makin meningkatnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru.Secara keseluruhan hasilpenelitian menunjukkan adanya peningkatan aktifitas belajar siswa, baik menyangkut aspek kognitif (pemahaman terhadap materi), afektif (sikap siswadalam mengikuti pembelajaran)maupun psikomotorik (misalnya kerjasama dalam diskusi kelompok, keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan).

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Eka hermawan dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh pendekatan pembelajaran Contextual Teachinng and Learning Berbasis Kearifan Lokal Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD, menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan contextual lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan konvesional karena dalam

contextual siswa diberikan hak untuk mengungkapkan idenya danbekerja sama untukmenyelesaikan tugasyangdiberikan.1

Pembelajaran IPA secara contextual dilaksanakan dengan memberikan berbagai pengalaman baru, kemudian pengalaman baru tersebut dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Pendekatan contextual

menjadikan siswa merasa lebih mudah dalam memahami konsep yang diajarkan, karena pendekatan contextual memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif pada setiap kegiatan pembelajaran dan membuat pengalaman belajarnya lebih bermakna.Pada pembelajaran CTL guru tidak mengharuskan siswa menghapal fakta-fakta tetapi guru hendaknya mendorong siswa untuk

1 Eka Hermawan dkk.

Pengaruh pendekatan pembelajaran Contextual Teachinng and

Learning Berbasis Kearifan Lokal Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD.JurusanPendidikanDasar.Vol7Tahun2013.

55

mengkontruksi pengetahuandibenak mereka sendiri. Melalui CTL siswa

diharapkan belajar melalui ‘mengalami’ bukan ‘menghapal’.2

Komponen pembelajaran CTL yang digunakan pada penelitian ini adalah,

Pertama, konstruktivisme merupakan landasan berfikir bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang asilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dimana siswa diajak untuk membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman belajar di kelas. Hal ini sejalan dengan pendapat Eka hermawan dalam penelitiannya, penyampaianmateri pelajaran selaludikaitkandengan masalahyang kontekstualatau dikaitkandengan pengalaman nyatasiswadalamkehidupan sehari-haribukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap diambil dan diingat. Tetapi manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.3Kedua, questioning (bertanya) dimana siswa diarahkan untuk bertanya karena diketahui dalam kegiatan bertanya, seseorang dapat menggali informasi, mengecek pemahaman, membangkitkan respon, dan sebagainya.

Ketiga, inquiri dimana siswa diajak untuk menemukan pengetahuannya yang berupa teori dan fakta. Langkah penemuannya antara lain merumuskan masalah, melakukan observasi, menganalisis data yang didapat dan mengkomunikasikan hasil pengamatan kepada orang lain. Dari kegiatan ini diharapkan, siswa dapat memahami fakta dan teori yang dipelajari dan lebih bermakna.

Keempat,learning community (masyarakat belajar) dimana siswa diajak untuk saling memberi dan menerima saran dari orang lain untuk menghadapi persoalannya, karena dalam kehidupan sebenarnya banyak permasalahan yang tidak dapat dipecahkan sendiri, tetapi membutuhkan bantuan orang lain.

Kelima, modeling dimana guru memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap peserta didik. Sebagaimana dalam kegiatan belajar

2

I Nyoman Gita.Implentasi Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Prestasi Belajar

Matematikan Siswa di Sekolah Dasar.Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Vol 1, no

1,(2007)h 3.

3

56

pada konsep gaya, guru memberi contoh sifat-sifat benda di dalam air. Pada peragaan ini siswa diajak mencari tahu bagaimana keadaan benda di dalam air selain benda yang guru contohkan. Setelah siswa mengetahui bagaimana keadaan benda, maka siswa diharapkan dapat menerapkan pelajaran dalam kehidupannya sehari-hari, jadi pelajaran akan lebih bermakna di mata siswa.

Keenam, refleksi dimana siswa diajak untuk merefleksi/mengingat kembali pelajaran yang baru saja dibahas dan sebelumnya. Refleksi ini berguna untuk menghubungkan pengalaman yang dirasakan siswa dengan konsep pelajaran. Hal ini dilakukan agar proses pembelajaran yang dilaksanakan siswa tidak hanya menjadi pengalaman yang terpisah-pisah tanpa memiliki makna, tapi pengalaman tersebut diharapkan dapat dipahami siswa secara mendalam. Dengan demikian kompetensi yang harus dikuasai siswa pada setiap pertemuan dapat tercapai.

Ketujuh, authentic assesment (penilaian yang sebenarnya) dimana guru melakukan penilaian untuk mengetahui sejauh mana perkembangan belajar siswa, penilaian dilakukan dengan mengumpulkan berbagai data yang dilihat dan dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Gambaran perkembangan siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa memahami proses pembelajaran dengan benar. Penilaian ini dilakukan guna mengukur hasil pembelajaran hari itu untuk memberikan acuan pada pembelajaran pada hari berikutnya. Pada penilaian ini pengukuran perkembangan siswa bukan hanya dilihat pada intelegensi siswa saja akan tetapi, penilaian ini juga melihat keterampilan dan performasi siswa juga. Karena tidak semua siswa yang memiliki intelegensi yang kurang juga memiliki keterampilan dan performansi yang kurang pula dan begitupun sebaliknya.

Hal ini sejalan dengan penelitian Tifa Nasrul Afif dkk.yang berpendapat dalam menjalankan model pendekatan CTL menerapkan tujuh komponen yaitu, konstruktivisme, bertanya,inkuiri, pemodelan,refleksi,masyarakatbelajar dan penilaian autentik. Ketujuh komponen tersebut membantu siswa memecahkan

57

masalah terkait dengan materi yang dipelajari.Hal ini disebabkan komponen CTL mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman nyata kehidupan siswa.4

Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan contextual merupakan solusi yang tepat untuk mengembangkan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.

4

Tifa Nasrul Afif dkk. Pengaruh Model Contextual Teaching And Learning terhadap Hasil

58 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pendekatan

Contextual Teaching and Learning berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa pada konsep sistem pernapasan pada manusia. Hal ini ditunjukkan dari perolehan hasil perhitungan uji hipotesis posttest melalui uji-t pada taraf signifikansi 0,05, dimana thitung > ttabel yaitu 3.388 >1.99. Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan

contextual merupakan solusi yang tepat untuk mengembangkan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.

B. Implikasi

Melalui penelitian yang telah dilakukan, pembelajaran dengan model pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning ini memberikan pengaruh yang cukup baik terhadap hasil belajar siswa. Dengan demikian model pendekatan pembelajaran ini, lebih efektif digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dibandingkan dengan model pendekatan pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional khususnya pada mata pelajaran IPA.

Penggunaan model pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat dilakukan guru untuk mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga siswa dapat lebih memahami materi yang diajarkan karena media yang digunakan adalah kehidupan nyata siswa itu sendiri. Selain itu dengan menggunakan model pendekatan pembelajaran ini, dapat memotivasi siswa dalam mengikuti pelajaran dan memacu siswa untuk berfikir kritis dalam memecahkan masalah dari setiap pelajaran yang diberikan oleh guru. Dari semua hal tersebut model pendekatan pembelajaran ini merupakan cara yang cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, selanjutnya dapat diajukan beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan, yaitu:

1. Pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan angket untuk mengetahui persepai siswa tarhadap pendekatan Contextual Teaching and Learning. 2. Pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat juga digunakan pada

konsep yang karakteristiknya sama dengan sistem pernapasan pada manusiaa, misalnya pada sistem peredarah darah pada manusia

60

Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta:Bumi Aksara. Edisi ke- 2. 2012.

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan ,Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2006.

Johnson, Elaine B,Contextual Teaching and Learning menjadikan kegiatan belaja rmengaja rmengasyikkan dan bermakna, Bandung:Mizann Learning Center (MLS). 2009.

Munadi yudhi, Media Pembejaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta:GaungPersada Press Jakarta, 2012.

Permendiknas No. 22 Tahun 2006. Lampiran Standar Kompetansi dan Pompetensi Dasar IPA SD/MI.

Reksoatmodjo,N.Tedjo,Statistika untuk psikologi dan pendidikan. Bandung:PT Refika Aditama.2007.

RiyantoYatim,Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas,

Jakarta:Kencana Prenada Media Group,Cet ke 2. 2010.

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.2011.

SabriAlisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta:UIN Jakarta Press, 2005.

SamatowaUsman, Pembelajaran IPA Di Sekola hDasar,Jakarta:PT Indeks,2010.

SanjayaWina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:kencan, Cetakan ke 7, 2010.

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta:PTRineka Cipta, Edisi Revisi.2010.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta), 2009.

Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsipdan Operasionalnya, Jakarta:PT Bumi Aksara. Cet ke 6, 2011.

Supardi, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian Jakarta:PT Ufuk Publishing House, 2012.

Susilo, Prinsip-prinsip dan Teori Dasar Penelitian Pendidikann, Jakarta:Poliyama Widya Pustaka. 2009.

Syah Muhibin, Psikologi Belajar, Jakarta:PT Logos Wancana Ilmu,1999.

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif konsep Landasan dan Implentasinya Pada Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta:Kencana, Cetak ke 3, 2010.

Wirawan, Evaluasi Teori model Standar Aplikaasi Dan Profesi, :PT Raja Grafindo Persada. 2011.

Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksprimen

Nama Sekolah : SDN Cinangka 02

Mata Pelajaran : Ilmu Pendidikan Alam Kelas / Semester : V/I

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Pertemuan : 1 (pertama )

A. Standarn Kompetesi : Mengindentifikasi Fungsi Organ Tubuh Manusia dan Hewan

Dokumen terkait