BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa secara simultan variabel leverage
keuangan, struktur aktiva, profitabilitas dan pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur modal. Berdasarkan F-tabel dapat dilihat signifikansinya,
dimana secara simultan variabel yang digunakan memiliki pengaruh yang signifikan dilihat dari (0,000 < 0,05) nilai signifikan kurang dari 0,05 (tabel 4.7).
Dalam pengujian secara parsial ditemukan hanya variabel leverage
keuangan dan profitability yang memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan, sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh secara signifikan. Pembahasan terhadap masing – masing variabel dalam pengujian secara parsial akan dibahas berikut ini :
1. Leverage Keuangan
Berdasarkan hasil pengolahan sampel yang diuji dengan program SPSS,
leverage keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Leverage keuangan menunjukkan �ℎ����� sebesar 5,291 dengan nilai signifikansi 0,001 sedangkan ������ adalah 2,01669 sehingga �ℎ����� < ������ (5,291 > 2,01669 ) maka leverage keuangan secara individual berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Artinya disaat leverage naik maka struktur modal yang dimiliki perusahaan akan mengalami peningkatan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Brigham dan Houston (2001) salah satu faktor yang mempengaruhi
struktur keuangan adalah leverage. Semakin tinggi leverage akan
menyebabkan semakin tinggi juga resiko bisnis yang akan dihadapi, dan hal ini akan berdampak juga terhadap struktur modal perusahaan. Dimana jika
leverage perusahaan tinggi berarti perusahaan meningkatkan penggunaan hutang atau mempertahankan struktur modalnya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Rafique (2010), yaitu
Leverage Keuangan memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur keuangan. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa dalam menambah hutang perusahaan otomotifterlalu memperhatikan resiko bisnisnya. Hal ini
disebabkan karena resiko bisnis perusahaan otomotif tergolong tinggi.
perusahaan yang termasuk dalam high profile industry adalah perusahaan yang memiliki tingkat sensivitas yang tinggi pada lingkungan, risiko politik tinggi atau tingkat persaingan yang ketat (Robert, 1992 dalam Kesuma, 2006).
2. Struktur Aktiva
Struktur aset (ASV) secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011. Struktur aset menunjukkan �ℎ����� sebesar 0,348 dengan nilai signifikansi 0,730 sedangkan ������ adalah 2,01669 sehingga �ℎ����� < ������ (0,730 < 2,01669 ) maka struktur aset secara individual tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Simanjuntak (2012) yang menarik kesimpulan bahwa struktur aset secara parsial berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil pengujian ini tidak sejalan dengan hasil pengujian Situmorang (2010) yang menyatakan bahwa struktur aset memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan.
Perusahaan yang sebagian besar asetnya berupa aset tetap (fixed asset)
biasanya lebih banyak menggunakan modal sendiri dalam struktur modalnya. Hal ini sesuai dengan konsep konservatif yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri paling sedikit menutup jumlah aset tetap ditambah aset lain yang sifatnya permanen.
3. Profitabilitas
Profitabilitas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011. Hal ini ditunjukkan oleh �ℎ����� sebesar -
2,792 dengan nilai signifikansi 0,006 sedangkan ������ adalah 2,01669
sehingga �ℎ����� > ������ (-2,844 < 2,01669). Koefisien regresi profitabilitas (ROA) menunjukkan -1,076 atau 107,6% menunjukkan bahwa
setiap kenaikan profitabilitas perusahaan sebesar satu satuan, maka struktur modal yang dilihat dari nilai Y akan menurun sebesar 1,076 dengan asumsi variabel lain tetap. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kesuma (2009), Ebadi (2011) dan Simanjuntak (2012) yang menyatakan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal. Hasil pengujian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Situmorang (2010) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010. Investor memandang tingkat profitabilitas perusahaan yang dilihat dari tingkat pengembalian atas investasi yang diberikan. Semakin besar ROA maka semakin besar peluang perusahaan dalam mendapatkan sumber pendanaan perusahaan. Namun perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi akan menggunakan utang yang relatif kecil.
4. Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011. Hal ini ditunjukkan oleh �ℎ�����
sebesar 0,696 dengan nilai signifikansi 0,012 sedangkan ������ adalah
2,01669 sehingga �ℎ����� > ������ (0,696 < 2,01669). Koefisien regresi pertumbuhan penjualan menunjukkan 0,001 atau 0,1% menunjukkan bahwa setiap kenaikan pertumbuhan penjualan sebesar satu satuan, maka struktur modal yang dilihat dari nilai Y akan meningkat hanya sebesar 0,1% dengan asumsi variabel lain tetap. Pertumbuhan penjualan sangat diharapkan oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan, karena perkembangan yang baik memberi tanda bagi perkembangan perusahaan. Namun, perusahaan
yang memiliki pertumbuhan penjualan yang bagus biasanya lebih banyak
menggunakan modal sendiri dalam struktur modalnya. Apabila nilai pertumbuhan penjualan yang meningkat maka laba yang diperoleh perusahaanpun juga akan meningkat, sehingga perusahaan akan lebih
banyak menggunakan sumber dana internal perusahaannya untuk membiayai kegiatan operasionalnya dibandingkan menggunakan hutang. Hasil penelitian ini sesuai dengan pecking order theory dimana menyatakan
perusahaan lebih menyukai pendanaan yang berasal dari hasil operasinya
atau dana internal. Dengan kata lain semakin tinggi tingkat pertumbuhan
penjualan perusahaan, maka akan semakin rendah penggunaan modal
pinjaman (hutang). Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan penelitian
yang dilakukan Kesuma (2008), yaitu pertumbuhan penjualan berpengaruh
positif dansignifikan terhadap struktur keuangan.
Hasil penelitian yang berbeda dan tidak konsisten dari penelitian terdahulu disebabkan oleh objek penelitian dan periode laporan keuangan yang berbeda. Selain itu perbedaan proksi yang digunakan atas struktur modal diduga juga menimbulkan perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Penelitian ini menggunakan debt to asset ratio sebagai proksi kebijakan hutang dimana juga digunakan oleh Rafique (2011) dan Lidia (2012). Hal ini berbeda
dengan penelitian Ali Kesuma (2009) dan Situmorang (2011) menggunakan debt
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini menguji apakah leverage keuangan, struktur aktiva,
profitabilitas dan pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan industry otomotif yang terdaftar di BEI. Penelitian ini menggunakan sampel 12 perusahaan yang memenuhi kriteria selama periode 2008-2011.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dikemukakan dalam bab IV, maka kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah pengaruh leverage keuangan, struktur aktiva, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal pada perusahaan otomotif baik secara simultan maupun secara parsial.
1. Variabel leverage keuangan, struktur aktiva, profitabilitas dan
pertumbuhan penjualansecara simultan berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI.
2. Variabel leverage keuangan secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI.
3. Variabel struktur aktiva secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI.
4. Variabel profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI.
5. Variabel pertumbuhan penjualan secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI.