BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, kenyataan perusahaan dalam memilih metode akuntansi persediaan adalah sebagian besar perusahaan memilih metode rata-rata dibandingkan perusahaan yang menggunakan metode FIFO. Hal ini mengidikasikan, bahwa sebagian besar perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi yang ada Bursa Efek Indonesia melakukan minimalisasi laba dengan tujuan untuk melakukan penghematan pajak. Dengan cara memilih metode akuntansi yang dapat menurunkan tingkat labanya (metode rata-rata).
Berikut ini akan dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode akuntansi persediaan:
1. Ukuran Perusahaan
Hasil pengujian regresi logistik pada penelitian ini memberikan bukti bahwa secara signifikan tidak berpengaruh terhadap pemilihan metode akuntansi persediaan. Hal ini tidak sesuai dengan teori dimana perusahaan besar cenderung memilih metode rata-rata yang dapat menurunkan laba, sedangkan pada perusahaan kecil memilih metode FIFO agar dapat meningkatkan laba. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Taqwa (2001) dan Metallia (2007).
2. Rasio Lancar
Rasio lancar sebagai ukuran likuiditas perusahaan tidak berhasil dibuktikan mempunyai pengaruh yang signifikan atas pemilihan metode akuntansi persediaan. Rasio lancar ini mempunyai nilai signifikan sebesar 0,952 lebih besar dari nilai signifikansi 5%. Penelitian ini semakin mendukung hasil penelitian dari Salma Taqwa (2001) dan tidak bisa mendukung temuan Cushing dan Le Clere (1992), yang membuktikan bahwa perusahaan dengan tingkat rasio lancar yang rendah akan memilih metode FIFO dan tingkat rasio lancar tinggi akan memilih metode rata-rata. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutang jangka pendek mereka tidak menjadi pertimbangan dalam memilih metode persediaan tertentu disebabkan karena rasio lancar dalam hal ini menunjukkan kemampuan likuiditas perusahaan untuk membayar hutang-hutang jangka pendeknya.
3. Financial Leverage
Pada penelitian ini pengukuran financial leverage yang digunakan adalah total hutang jangka panjang dibagi total modal. Hasil variabel financial leverage dalam menentukan pemilihan metode akuntansi persediaan tidak berhasil dibuktikan adanya pengaruh yang signifikan. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Taqwa (2001) dan Niehaus (1989). Hal ini karena perusahaan tidak memperhatikan besarnya hutang jangka panjang dalam memilih metode akuntansi persediaan. Perusahaan lebih memilih metode yang bisa memperoleh penghematan pajak (tax saving).
4. Intensitas Persediaan
Intensitas persediaan atau rasio perputaran persediaan menunjukkan keefektifan dan keefisienan perusahaan dalam mengatur persediaannya yaitu berapa kali persediaan berputar selama satu periode tertentu. Perusahaan yang menggunakan metode rata-rata memiliki indikasi inventory turnover yang tinggi, sebaliknya perusahaan yang menggunakan metode FIFO memiliki
inventory turnover yang rendah. Berdasarkan hasil tersebut, hasil penelitian ini tidak mendukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Mukhlasin (2001) yang membuktikan bahwa intensitas persediaan tidak berpengaruh terhadap pemilihan metode akuntansi persediaan. Hal ini disimpulkan bahwa intensitas persediaan sejalan dengan teori yang telah dikemukkan sebelumnya. 5. Struktur Kepemilikan
Penelitian yang dilakukan oleh Niehaus (1989) mengenai pengaruh variabel ini, diperoleh bukti yang signifikan atas pemilihan metode akuntansi persediaan. Bukti empiris menyebutkan adanya pengaruh dari manajer yang sekaligus pemilik dalam menentukan metode persediaan yang akan digunakan. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap pemilihan metode akuntansi persediaan dan penelitian ini mendukung hasil penelitian Taqwa (2001). Hal ini disebabkan karena manajer memiliki saham pada perusahaan sedikit dan manajer lebih mengutamakan value perusahaan tanpa memperhatikan bonus yang akan diterima.
Variabilitas persediaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap pemilihan metode akuntansi persediaan. Hal ini dapat terlihat bahwa nilai signifikan yang dihasilkan sebesar 0.024 lebih kecil dari nilai signifikansi sebesar 5%. Hasil ini sesuai dengan penelitian Cushing and Le Clere (1992), Niehaus (1989) dan Salma Taqwa (2001) dimana variabilitas persediaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan metode akuntansi persediaan tetapi penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian dari Mukhlasin (2001). Perusahaan dengan variabilitas persediaan yang besar akan memilih metode FIFO. Sedangkan perusahaan dengan variabilitas persediaan yang rendah akan memilih rata-rata. Penggunaan metode rata-rata akan memberikan keuntungan berupa penghematan pajak (tax saving) pada perusahaan.
7. Variabilitas Harga Pokok Penjualan
Hasil pengujian untuk variabilitas harga pokok penjualan menyatakan bahwa variabilitas harga pokok penjualan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan metode akuntansi persediaan. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian Mukhlasin (2001) yang mempunyai pengaruh terhadap pemilihan metode akuntansi persediaan hal ini dikarenakan terjadinya inflasi pada tahun pengamatan penelitian ini. Kondisi inflasi (perubahan harga), selain berpengaruh terhadap persediaan akhir juga dapat berpengaruh terhadap harga pokok penjualan. Dimana dengan adanya kenaikan tingkat inflasi, harga pokok penjualan mengalami kenaikan sehingga dapat mempengaruhi nilai
pada harga pokok penjualan di laporan keuangan, yang juga akan mempengaruhi laba yang akan diperoleh oleh perusahaan.
8. Variabilitas Laba Akuntansi
Hasil pengujian untuk variabilitas laba akuntansi diperoleh bukti bahwa tidak adanya pengaruh terhadap pemilihan metode akuntansi persediaan. Hasil signifikannya sebesar 0.069 lebih besar dari nilai signifikansi sebesar 5%. Secara konsep laba dapat menjadi faktor yang mempengaruhi pemilihan metode akuntansi persediaan, namun penelitian ini tidak menyatakan demikian. Penelitian ini mendukung penelitian Mukhlasin (2001) bahwa variabilitas laba akuntansi tidak berpengaruh terhadap pemilihan metode akuntansi persediaan.
9. Estimasi Penghematan Pajak
Teori tentang estimasi penghematan pajak telah dikemukakan pada bab sebelumnya di bab 2. Teori tersebut mengungkapkan bahwa estimasi penghematan pajak berpengaruh terhadap pemilihan metode akuntansi persediaan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa estimasi penghematan pajak tidak berpengaruh terhadap pemilihan metode akuntansi pemilihan metode akuntansi persediaan. Penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Cushing dan Le Clere (1992). Hal ini seharusnya variabel estimasi penghematan pajak mempunyai pengaruh dalam pemilihan metode akuntansi persediaan tetapi berbanding terbalik dengan teori.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN