• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan nilai sebesar 101,105 sedangkan dengan nilai probabilitas 5% sebesar 2,26. Disimpulkan bahwa, 101,105 > 2,26 yang berarti bahwa ukuran perusahaan, pertumbuhan, resiko keuangan, struktur aktiva, dan non debt tax shield secara simultan signifikan berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan.

Hasil penelitian ini didukung penelitian terdahulu Werner (2009) yang menunjukkan faktor yang menentukan kebijakan utang adalah profitabilitas, ukuran perusahaan, asset tangibility dan tingkat pertumbuhan. Dilain pihak, non-debt tax shield tidak memiliki pengaruh yang signifikan.

Hasil penelitian tidak sejalan dengan penelitain yang dilakukan Ng Chin Huat (2008) menunjukkan profitabilitas dan pertumbuhan hubungan terbalik dengan leverage sedangkan non-utang tax shield memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap leverage. Ukuran perusahaan memberikan hubungan yang signifikan positif.

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,705 berarti 70,5% pengaruh variabel independen (ukuran perusahaan, pertumbuhan, risiko keuangan, struktur aktiva dan non debt tax shield) terhadap variabel dependen (struktur modal). Hasil ini menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap struktur modal perusahaan secara simultan yang menandakan pengaruh ukuran, pertumbuhan, risiko keuangan, struktur aktiva dan non debt tax shield terhadap struktur modal perusahaan. Nilai Adjusted R Square yang

belum mencapai 100% menunjukkan bahwa masih ada variabel lain sebesar 0,295 yang tidak digunakan dalam penelitian ini yang mempunyai pengaruh terhadap struktur modal perusahaan real estate. Faktor – faktor lain diluar variabel ukuran, pertumbuhan, risiko keuangan, struktur aktiva dan non debt tax shield dalam mempengaruhi struktur modal perusahaan real estate yaitu seperti variabel profitabilitas, inflasi, GDP dan variabel lain.

Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu ukuran perusahaan, pertumbuhan, risiko keuangan, struktur aktiva dan non debt tax shield secara simultan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan real estate di Bursa Efek enam negara ASEAN tahun 2011.

Hasil Uji Parsial (t)

a. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal

Hasil pengujian ukuran perusahaan terhadap struktur modal menggunakan uji t, diperoleh hasil nilai 11,716 > dari nilai 1,6521 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan untuk negara ASEAN, hal ini menunjukkan ukuran perusahaan dipertimbangkan dalam menentukan struktur modal.

Menurut Rachmaf (2004). Ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang terdapat di dalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya informasi, baik bagi pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan. Perusahaan besar cenderung untuk menyajikan laporan keuangan lebih tepat waktudari pada perusahaan kecil.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya perusahaan dengan ukuran yang lebih besar dan kompleks tidak mempunyai kendala untuk mendapatkan dana eksternal (hutang). Oleh karena itu, berdasar pada Static Trade Off (STO), size berpengaruh positif terhadap leverage. Hal ini disebabkan perusahaan dengan ukuran besar mempunyai risiko kebangkrutan yang kecil dibandingkan dengan perusahaan level yang lebih kecil.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Werner (2009), Ng (2008), Gurcharan (2010) dan Shashi (2009) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan signifikan dan positif terhadap struktur modal.

b. Pengaruh Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal

Hasil pengujian pertumbuhan terhadap struktur modal menggunakan uji t, diperoleh hasil nilai 8,018 > dari nilai 1,6521 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan untuk negara ASEAN. Hal ini menunjukkan pertumbuhan perusahaan dapat dipertimbangkan untuk menentukan struktur modal.

Menurut Sartono (2010) pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor eksternal, internal, dan pengaruh iklim industri lokal.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Werner (2009) yang menunjukkan faktor yang menentukan kebijakan utang adalah profitabilitas, ukuran perusahaan, asset tangibility dan tingkat pertumbuhan. Dilain pihak, non-debt tax shield tidak memiliki

pengaruh yang signifikan. Lebih lanjut, penelitian ini juga menemukan bahwa tidak ada perbedaan praktek yang nyata antara penggunaan utang di keenam negara ASEAN dan Ng (2008) yang menunjukkan Profitabilitas dan pertumbuhan hubungan terbalik dengan leverage sedangkan non-utang tax shield memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap leverage. Ukuran perusahaan memberikan hubungan yang signifikan positif

c. Pengaruh Risiko Keuangan Terhadap Struktur Modal

Hasil pengujian risiko keuangan terhadap struktur modal menggunakan uji t, diperoleh hasil nilai 5,031 > dari nilai 1,6521 dengan tingkat signifikansi 0,012 lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel risiko keuangan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko keuangan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Penelitian ini tidak sejalan dengan teori trade off dan pecking order yang seharusnya risiko keuangan berpengaruh negatif terhadap struktur modal, sehingga semakin besar risiko bisnis, penggunaan hutang yang tinggi akan mempersulit perusahaan dalam mengembalikan hutang mereka.

Agnes (2005) berpendapat bahwa risiko adalah kemungkinan penyimpangan antara pendapatan yang sesungguhnya dengan pendapatan yang diharapkan, dengan kata lain risiko adalah merupakan variabilitas dari tingkat pendapatan. Ini berarti tinggi rendahnya risiko akan mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan. Agnes (2005) juga mengemukakan bahwa ada hubungan positif antar risiko keuangan dengan struktur modal.

d. Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal

Hasil pengujian struktur aktiva terhadap struktur modal menggunakan uji t, diperoleh hasil nilai -2,281 < dari nilai 1,6521 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel struktur aktiva secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Perusahaan dengan level fixed assets yang tinggi umumnya adalah perusahaan yang besar, yang dapat menerbitkan saham dengan harga yang fair sehingga tidak menggunakan hutang untuk mendanai investasi.

Menurut Riyanto (2001) Struktur aktiva atau struktur kekayaan adalah “Perimbangan atau perbandingan baik dalam artian absolut maupun dalam artian relatif antara aktiva lancar dengan aktiva tetap. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Booth et al, (2001) menghasilkan struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

e. Pengaruh Non Debt Tax Shield Terhadap struktur Modal

Hasil pengujian non debt tax shield terhadap struktur modal menggunakan uji t, diperoleh hasil nilai 4,528 > dari nilai 1,6521 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel non debt tax shield secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan. menunjukkan bahwa non debt tax shield menjadi faktor penentu struktur modal. Struktur modal menjadi relevan manakala memasukkan unsur pajak, karena bunga yang dibayarkan akibat menggunakan hutang dapat mengurangi pendapatan kena pajak (tax shield) dan manfaat hutang karena fasilitas penghematan pajak dan substitusi biaya bunga, akan berkurang saat menghitung pajak perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang dikenai pajak tinggi, pada batas tertentu sebaiknya menggunakan banyak hutang.

Menurut Djumahir (2005) Non tax shield adalah variabel penentu kebijakan struktur modal dan tidak berhubungan dengan pengurang pajak penghasilan, karena non debt tax shield bukan sebagai pengurang pendapatan dalam laporan laba dan rugi yang dapat mengurangi pajak penghasilan. Non debt tax shield walaupun bukan merupakan insentif untuk menarik hutang akan tetapi diperhitungkan sebagai penentu kebijakan struktur modal perusahaan seperti variabel-variabel: struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan, keunikan, ukuran perusahaan, risiko bisnis, profitabilitas.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Werner (2009) yang menunjukkan faktor yang menentukan kebijakan utang adalah profitabilitas, ukuran perusahaan, asset tangibility dan tingkat pertumbuhan. Dilain pihak, non-debt tax shield tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Lebih lanjut, penelitian ini juga menemukan bahwa tidak ada perbedaan praktek yang nyata antara penggunaan utang di keenam negara ASEAN.

Dokumen terkait