• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMANa 3 Tangerang Selatan dan yang menjadi sampel adalah kelas XI-6 dan XI-7. Dengan ketentuan kelas XI-6 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI-7 sebagai kelas kontrol. Materi yang digunakan adalah konsep Termokimia, dimana pada kelas eksperimen diterapkan model Problem Based Learning dan pada kelas kontrol menerapkan pembelajaran konvensional dalam hal ini ceramah dan Tanya jawab.

Pada pelaksanaanya, sebelum dilakukan perlakuan peneliti terlebih dahulu memberikan pretest dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa terhadap konsep Termokimia. Dari data tabel pretest diatas setelah dilakukan perhitungan menunjukan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen dan kontrol hampir sama besar.

Setelah diberikan pretest dilanjutkan dengan pemberian materi baik pada eksperimen maupun kontrol. Pada pemberian materi, kelas eksperimen menerapkan model PBL dan pada kelas kontrol menerapkan ceramah dan Tanya jawab pada proses pembelajarannya. Diakhir pertemuan setelah pembelajaran materi selesai dilanjutkan dengan uji posttest di kelas eksperimen dan kontrol. Hal ini untuk mengetahui seberapa besar penguasaan pengetahuan siswa setelah pembelajaran dilakukan.

Berdasarkan data hasil belajar posttest siswa setelah dilakukan perhitungan tampak ada perubahan hasil dan pemahaman konsep. Hal ini

terlihat dari rata-rata posttest hasil belajar kimia siswa dengan penerapan model PBL sebesar 70,17 dan rata-rata posttest dengan metode konvensional sebesar 63,33. hal ini menunjukan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran PBL lebih baik dalam memberikan pemahaman konsep siswa daripada menggunakan model pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil pengolahan data secara statistik dengan menggunakan uji “t”. dalam pengujian tersebut diperoleh thitung = 2,228 , sedangkan nilai ttabel = 2,048 sehingga dapat disimpulkan thitung > ttabel, maka dengan ini Ho ditolak. Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep termokima.

Pembelajaran yang berpusat pada siswa ini menunjukan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata kelas yang tinggi. Tingginya hasil belajar siswa disebabkan adanya kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengeksplorasi dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Dengan diberikannya kesempatan ini siswa menjadi lebih percaya diri dalam mengemukakan pendapatnya.

Model pembelajaran yang dapat membantu guru dalam proses pembelajaran kimia salah satunya adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Berdasarkan kutipan Trianto terdapat lima tahap proses pembelajaran didalam PBL yaitu mengorientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual atau kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah1.

Tahap pertama dalam pembelajaran ini adalah mengorientasikan siswa pada masalah. Siswa diberikan masalah yang kemudian dicari pemecahannya, siswa dituntut sistematis dalam penyelesaian masalah, mengklasifikasikan komponen-komponen pendukung (diketahui) dan masalah yang akan

      

1

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h. 71-72 

dipecahkan (ditanyakan) ke dalam bagian tersendiri serta mengemukakan konsep atau teori yang dibutuhkan dalam penyelesaiannya. Tahap kedua, mengorganisasikan siswa untuk belajar, dimana siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dan masing-masing kelompok mendapatkan satu masalah untuk dicari penyelesaiannya dengan melakukan diskusi. Tahap selanjutnya adalah membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, dimana setiap kelompok mendiskusikan masalah yang telah diberikan oleh guru tersebut dengan melakukan penyelidikan, mengelompokkan data pendukung, mencari konsep atau teori pendukung data dari berbagai sumber baik dari buku pelajaran, perpustakaan maupun internet kemudian mencari jawaban dari masalah tersebut. Tahap keempat adalah mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dimana setiap kelompok membuat laporan dan mempresentasikan hasil penyelidikan yang telah mereka lakukan didepan kelas dan diadakan tanya jawab dengan bimbingan guru. Tahap terakhir yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, guru memberikan evaluasi dan kesimpulan dari hasil penyelidikan dan diskusi kelompok. Didalam diskusi ini setiap kelompok mempresentasikan hasil temuannya dan disimpulkan bersama-sama .

Dengan diajukannya masalah, siswa dituntut untuk belajar aktif baik didalam maupun diluar kelas. Pembelajaran diluar kelas dilakukan dengan belajar mandiri. Belajar mandiri yang dimaksud adalah secara aktif siswa mencari informasi dari berbagai sumber seperti buku bacaan di perpustakaan atau internet yang berkaitan dengan masalah yang diberikan. Salah satu keberhasilan pembelajaran ini karena tersedianya fasilitas yang lengkap di sekolah tersebut.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning (PBL) didalam pembelajaran kelas mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar kimia siswa khususnya pada konsep termokimia.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Tes hasil belajar pada kelas eksperimen diperoleh skor mean posttest 70,17 dan pada kelas kontrol skor mean skor posttest 63,33 . Dari hasil tersebut membuktikan bahwa skor hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil perhitungan hipotesis posttest dengan melalui uji-t pada taraf signifikansi 0,05 yaitu didapat hasil thitung > ttabel yaitu 2,228 > 2,048. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa uji hipotesis menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatif (Ha). Dan hasil perhitungan ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diajukan saran-saran agar proses pembelajaran dapat berhasil dengan baik sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada para guru khususnya bidang studi kimia dapat menerapkan pembelajaran yang mengikutsertakan keaktifan siswa, dalam hal ini model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat dijadikan alternatif dari berbagai model pembelajaran yang ada.

2. Penguasaan kelas oleh guru pada saat membimbing diskusi sangat diperlukan untuk memotivasi kemampuan komunikasi antar siswa, sehingga pertanyaan dan jawaban siswa akan lebih berkembang.

3. Bagi peneliti lain, jika akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan model pembelajaran yang sama dapat digunakan pada konsep yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Dikti, UUD RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dapat diakses di www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf, 24/01/2010

Iska, Zikri Neni, 2006. Psikologi: Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi Brothers

UNESCO, The Four Pillars of Education, dapat diakses www.

unesco.org/delors/fourpil. htm, 21/1/2011

Deporter, Bobbi, dkk., 2007. Quantum Teaching (Terjemah:Ary Nilandari), Bandung: Raifa,

Depdiknas, 2007. Model-model Pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta: Direktorat PSLB,

Duch, Barbara J., dkk., 2001. The Power of problem-Based learning, Virginia: Stylus Publishing,

Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka,

Arends, Richard I., 2008. Learning to teach (belajar untuk mangajar), terjemahan Helly Prajitno dan Sri Mulyantini, Yogyakarta: Pustaka pelajar,

Shaffat, Idris, 2009. Optimized Learning Strategy, Jakarta: Prestasi Pustaka,

Winkel, W.S., 1999. Psikologi Pengajaran, Jakarta: PT Grasindo,

Surya, Mohamad, 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung: Pustaka Bani Quraisy

Suryabrata, Sumadi, 2005. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Grafindo Persada,

Purwanto, Ngalim, 2007. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Arifin, Mulyati, 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia, Bandung: UPI,

Haryati, Mimin, 2007. Model & Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press

Djaali, H., 2007. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,

Syah, Muhibbin, 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosyda karya,

Ratna Wilis Dahar,. 1996. Teori-teori Belajar, Jakarta: Erlangga

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D, Bandung: Alfabeta

, 2008. Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta

Suryabrata, Sumadi, 2005. Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sudjana, Nana dan Ibrahim, 1989. Penelitian Dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru

Subana dan sudrajat, 2005. Dasar-dasar Penelitia Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia

Sofyan, Ahmad, dkk., 2006. Evaluasi pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta:UIN Jakarta Press

Ediati, Ratna, dkk., 2008. Kimia Untuk Sekolah Menengah Kejuruan Jilid I, Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK

Salirawati, Das, dkk., 2007. Belajar Kimia Secara Menarik Untuk SMA/MA Kelas XI, Jakarta: Grasindo

Somantri, Ating dkk., 2006. Aplikasi Statistika dalam Penelitian, Bandung: Pustaka Setia

Karno To, M.Pd dan Yudi Wibisono, ST., AnaTest, (No. Reg. Hak Cipta di Dirjen HAKI : C002004291-388.

Mortimer, Robert G., 2008. Physical Chemistry: Third Edition, Kanada: Elsevier

Monk, Paul, 2004. Physical Chemistry: Understanding Our Chemical World, Manchester Metropolitan University: John Wiley&Son

Purwanto, Tujuan Pendidikan dan Hasil Belajar: Domain dan Taksonomi, (Jurnal Teknodik, Departemen Pendidikan Nasional Pusat Teknologi Komunikasi Dan Informasi Pendidikan), dapat diakses di http://www.pustekkom.go.id

Afcariono, Mochamad, Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Mata Pelajaran Biologi, Jurnal Pendidikan Inovatif Vol. 3 2008, dapat diakses di

http://jurnaljpi.files.wordpress.com/2009/09/vol-3-no-2-muchamad-afcariono.pdf

Purwati, Heni, 2006. Keefektifan Pembelajaran Berdasarkan Masalah Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Pokok Aljabar dan Aritmatika Sosial pada siswa SMP Kleas VII Semarang, Semarang: FMIPA UNES

Purwantoro, Eko, 2005. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pokok Bahasan Persamaan Garis Lurus untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa II-C SMP Negeri 22 Semarang, Semarang: FMIPA

Syafii, Nabila, 2009. Pengaruh Metode Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Kimia pada Pembelajaran Kimia Terintegrasi Nilai, Ciputat: FITK/IPA UIN Jakarta

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Eksperimen)

Sekolah : SMA Negeri 3 Tangerang Selatan Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/I

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Standar Kompetensi

2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dan cara pengukurannya Kompetensi Dasar

2.2 Menentukan ∆H reaksi berdasarkan percobaan, hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan Indikator

1. Menjelaskan macam-macam perubahan entalpi

2. Menentukan nilai ∆H reaksi dengan menggunakan hukum Hess

3. Menentukan nila ∆H reaksi dengan menggunakan data perubahan entalpi pembentukan standar 4. Menghitung nilai ∆H reaksi dengan menggunakan data energi ikatan

Siswa dapat:

• Menjelaskan entalpi pembentukan standar (∆Hof)

• Menjelaskan entalpi penguraian standar (∆Hod)

• Menjelaskan entalpi pembakaran standar (∆Hoc)

• Menentukan ∆H reaksi dengan rumus kalor reaksi

• Menentukan ∆H reaksi menggunakan hukum Hess

• Menentukan ∆H reaksi menggunakan energi ikatan

• Menyebutkan dampak pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna terhadap lingkungan B.Materi Pembelajaran

• Termokimia C.Model Pembelajaran

1. Model : Problem Based Learning (PBL)

JENIS KEGIATAN

Tahap Guru Siswa Indikator

Pendahuluan

• Memulai pertemuan dengan mengucapkan salam

• Menjelaskan Tujuan Pembelajaran materi yang diajarkan

• Uji Pretest

• Apersepsi

“Pernahkah kamu melarutkan deterjen bubuk sewaktu mencuci pakaian? Apa yang kamu rasakan pada larutan deterjen? Coba bandingkan ketika kamu membuat larutan oralit, apa yang kamu rasakan pada bagian luar gelas tempat larutan itu?

• Menjawab salam

• Mendengarkan penjelasan guru dengan antusias

• Mengerjakan pretes

• Mendengarkan penjelasan dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru

Kegiatan Inti • Menjelaskan macam-macam perubahan entalpi dan kalor reaksi

Entalpi pembentukan standar (H0f ) adalah kalor

yang dilepaskan atau diserap pada pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya pada reaksi yang dilakukan pada suhu 298 K dan tekanan 1 atmosfer. Contoh:

H2(g) + ½ O2(g) → H2O (l) ∆H0f = - 285,85 kJ

Entalpi penguraian standar adalah kalor yang

dilepaskan atau dibutuhkan untuk menguraikan 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya pada keadaan

• Memperhartikan penjelaskan guru dengan antusias dan mencatat hal-hal yang penting

Tahap 1 (Mengorienta-sikan Siswa pada masalah)

2 2 2

Entalpi pembakaran standar adalah kalor yang

digunakan untuk membakar 1 mol persenyawaan

dengan O2 dari udara yang diukur pada 298 K dan

tekanan 1 atmosfer. Pembakaran dikatakan sempurna jika:

1. Karbon C terbakar menjadi CO2

2. Hidrogen H terbakar menjadi H2O

3. Belerang S terbakar menjadi SO2

Contoh :

C2H5OH (l) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O(l)

∆H0c = -948, 86 kJ

Menentukan ∆H reaksi menggunakan rumus:

q = m.c. ∆T

• Menjelaskan tentang cara menentukan ∆H reaksi dengan menggunakan data energi ikatan rata-rata

• Menentukan ∆H reaksi dengan menggunakan hukum Hess

• Tanya jawab tentang dampak pembakaran bahan bakar tidak sempurna terhadap lingkungan

• Mengajukan masalah kepada siswa: Kelompok 1 :

“ Jika sebanyak 50 gram larutan HCl 1 M bersuhu

27oC dicampur dengan 50 gram larutan NaOH 1 M

yang bersuhu 27oC dalam suatu kalorimeter cangkir

kopi. Ternyata suhu larutan naik sampai 33,5oC. Jika

kalor jenis dianggap sama dengan kalor jenis air, 4,18

• Menjawab dan bertanya tentang dampak pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna

• Mencatat dan mencermati masalah yang diberikan oleh guru

4 2 5

(aq) (aq) (aq) 2 Kelompok 2:

Diketahui entalpi pembentukan H2O (l) = -285 kJ

mol-1, CO2(g) = -393 kJ mol-1 , dan C2H2(g) = +227 kJ

mol-1. Berapa Jumlah kalor yang dibebaskan pada

pembakaran 0,52 gram gas C2H2 (Mr = 26)?

Kelompok 3:

Perhatikan diagram reaksi dari pembentukan gas CO2

dari unsur-unsurnya:

Perubahan entalpi (∆H) pada pembentukan 1 mol CO2

dari CO adalah….

Kelompok 4:

Diketahui entalpi pembentukan H2O(l) dan H2O(g)

berturut-turut adalah -286 kJ/mol dan 242 kJ/mol, maka pada penguapan 4,5 gram air akan....

Kelompok 5: E  C(g) + O2(g) -96,1 kkal -26,4 kkal ∆H = ? CO2 (g) CO(g) + ½ O2(g)

Tahap 2 (mengorgan-isasi siswa untuk belajar) Tahap 3 (membimbing penyelidikan

energi ikatan H – H = 435 kJ/mol dan ∆H sublimasi

C(s) = 715 kJ/mol. Maka besarnya energi ikatan C – H

dalam CH4 adalah....

Kelompok 6:

Diketahui energi ikatan sebagai berikut

C – H = 414 kJ/mol

C = O = 803 kJ/mol

O – H = 464 kJ/mol

O = O = 498 kJ/mol

Jika ∆H pembakaran C2H2 = -1,26 x 10-3 kJ/mol maka

energi ikatan C ≡ C adalah....

• Menjelaskan cara menyelesaikan masalah yaitu:

¾Penyelesaian dengan cara sistematis

¾Mengklasifikasikan komponen pendukung (diketahui) dan masalah yang akan dipecahkan (ditanyakan) ke dalam bagian tersendiri

¾Menyebutkan konsep atau teori komponen pendukung

• Membagi kelas menjadi 6 kelompok ( tiap kelompok 4-5 siswa) masing-masing kelompok satu masalah untuk di selesaikan

• Membimbing siswa dalam melakukan penyelidikan dan memberikan kesempatan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan dari berbagai sumber yang

• Duduk sesuai dengan kelompoknya. Mencatat mengidentifikasi satu masalah yang diberikan guru

• Mencari dan mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan sesuai masalah

Pertemuan kedua maupun

kelompok) (buku, internet dll)

Penutup • Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

• Mengingatkan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi masing-masing kelompok pada pertemuan selanjutnya dengan menggunakan MS power point.

• Menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan

Alhamdulillah

• Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan Salam

• Bertanya jika ada yang belum dimengerti

• Mendengarkan penjelasan dan saran guru

• Mengucapkan Alhamdulillah • Menjawab Salam

JENIS KEGIATAN

Tahap Guru Siswa Indikator

Pendahuluan

• Memulai pertemuan dengan mengucapkan salam • Meminta siswa duduk sesuai dengan kelompok

masing-masing

• Apersepsi

Mengingatkan kembali materi pada pertemuan sebelumnya (Tanya jawab)

• Menjawab salam

• Duduk sesuai dengan kelompoknya

• Mengingat kembali materi yang telah dijelaskan guru dengan cara menjawab beberapa pertanyaan Kegiatan Inti

Tahap 4 (mengembang

• Meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi dari permasalahan yang diberikan tiap kelompok

• Setiap kelompok mempresentasi hasil diskusi kelompok masing-masing

E. Sumber dan Alat Belajar

a. Buku Kimia SMA dan MA Kelas XI (terbitan Grasindo) b. Buku Paket Kimia (Erlangga)

c. Media informasi lain yang relevan menyajikan hasil karya) Tahap 5 (menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah)

• Meminta siswa dari lain kelompok untuk bertanya kepada presenter terhadap masalah yang sedang dijelaskan

• Membantu menjawab pertanyaan siswa jika presenter tidak dapat menjelaskan pertanyaan dari siswa

• Membantu siswa melakukan evaluasi terhadap hasil penyelidikan siswa di tiap kelompok serta proses-proses penyelidikan yang telah dilakukannya.

terhadap masalah tersebut

• meminta bantuan kepada guru jika presenter tidak dapat menjawab pertanyaan dari siswa

• mendengarkan dan mencatat hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru di setiap kelompok

 

Penutup • Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

• Membimbing siswa dalam menyimpulkan berdasarkan hasil diskusi

• Mengingatkan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi masing-masing kelompok pada pertemuan selanjutnya.

• Menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan

Alhamdulillah

• Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan Salam

• Bertanya jika ada yang belum dimengerti

• Menyimpulkan berdasarkan hasil diskusi

• Mengucapkan Alhamdulillah • Menjawab Salam

F. Evaluasi dan Penilaian 1. Jenis tagihan :

Latihan soal (Penugasan) 2. Bentuk Instrumen :

Tes tertulis (esai, dan latihan soal) 3. Contoh Instrumen

ƒ Contoh tes

1. Entalpi pembentukan standar CaCO3(s) = 1207 kJ/mol. Tentukan persamaan termokimianya!

2. Jika kalor pembentukan standar (∆Hof) CaCO3 = -1,207 kJ/mol, tentukan kalor penguraian standar CaCO3 serta tulis persamaan termokimianya!

3. Jika kalor pembakaran standar C2H5OH(l) sebesar -1371 kJ/mol, tentukanlah: a. Persamaan termokimia pembakaran standar C2H5OH(l)!

b. ∆H reaksi untuk membakar 23 gram C2H5OH(l) (Ar C = 12, H = 1, O = 16)!

Kepala Sekolah

Drs. H. Sujana, M.Pd NIP 19580601 198101 1 006

Tangerang, ……….. 2010 Guru Mata Pelajaran,

Sony Hidayat NIM 105016200559

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Kontrol)

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/I

Pertemuan : Ke-1 (pertama)

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Standar Kompetensi

2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dan cara pengukurannya Kompetensi Dasar

2.2 Menentukan ∆H reaksi berdasarkan hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan Indikator

• Menjelaskan macam-macam perubahan entalpi

• Menentukan nilai ∆H reaksi berdasarkan data eksperimen sederhana

A.Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat:

• Menjelaskan entalpi pembentukan standar (∆Hof)

• Menyebutkan contoh reaksi pembentukan standar (∆Hof)

• Menjelaskan entalpi penguraian standar (∆Hod)

• Menyebutkan contoh reaksi pembakaran standar (∆H c)

• Menentukan ∆H reaksi dengan rumus kalor reaksi

B.Materi Pembelajaran

• Menentukan ∆H reaksi

C.Metode Pembelajaran

Metode : ceramah, diskusi dan Tanya jawab

D. Kegiatan Pembelajaran

JENIS KEGIATAN

Tahap Guru Siswa Indikator

Pendahuluan • Masuk kelas sambil mengucap salam

“Assalamualaikum wr wb”

• Mengabsen kehadiran siswa dan menanyakan kabar siswa.

• Memulai pelajaran dengan membaca do’a terlebih dahulu, dan menyuruh salah satu siswa untuk memimpin do’a

Apersepsi/Motivasi

Memberi Pretest

Menjelaskan perubahan kalor yang terjadi di lingkungan siswa

ƒ Siswa menjawab salam “ Waalaikumussalam wr wb ”

ƒ Siwa menjawab dengan mengangkat tangan

ƒ Salah satu siswa memimpin do’a sebelum belajar

E. Sumber Belajar

a. Buku Kimia SMA dan MA Kelas XI (terbitan Grasindo) b. Buku Paket Kimia (Erlangga)

c. Media informasi lain yang relevan F. Evaluasi dan Penilaian

1. Jenis tagihan :

perubahan entalpi:

¾ Entalpi pembentukan standar (∆H0f ) adalah kalor yang

dilepaskan atau diserap pada pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya pada reaksi yang dilakukan pada suhu 298 K dan tekanan 1 atmosfer. Contoh: H2(g) + ½ O2(g) → H2O (l) ∆H0f = -285,85 kJ

¾ Entalpi penguraian standar adalah kalor yang dilepaskan atau dibutuhkan untuk menguraikan 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya pada keadaan standar. Contoh: H2O(l) → H2(g) + ½ O2(g) ∆Hod = + 285, 85 kJ

¾ Entalpi pembakaran standar adalah kalor yang digunakan untuk membakar 1 mol persenyawaan dengan O2 dari udara yang diukur pada 298 K dan tekanan 1 atmosfer. C2H5OH(l) + 3O2(g)→2CO2(g)+3H2O(l)∆Hoc = -948,86 kJ

• Penentuan ∆H reaksi dengan rumus q = m . c . ∆t

• Memberikan contoh latihan (terlampir)

antusias

• Mengerjakan contoh latihan tersebut

Penutup Menarik kesimpulan bersama-sama

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

Menutup pertemuan dengan mengucapkan salam: “Wassalamu’alaikum wr wb”

• Mendengarkan dan Ikut memberi kesimpulan

• Bertanya kepada guru tentang materi yang tekah dijelaskan

• Menjawab salam

2. Bentuk Instrumen :

Tes tertulis (esai, dan latihan soal) 3. Contoh Instrumen

ƒ Contoh tes

1. Entalpi pembentukan standar CaCO3(s) = 1207 kJ/mol. Tentukan persamaan termokimianya!

2. Jika kalor pembentukan standar (∆Hof) CaCO3 = -1,207 kJ/mol, tentukan kalor penguraian standar CaCO3 serta tulis persamaan termokimianya!

3. Jika kalor pembakaran standar C2H5OH(l) sebesar -1371 kJ/mol, tentukanlah: a. Persamaan termokimia pembakaran standar C2H5OH(l)!

(Kelas Kontrol)

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/I

Pertemuan : Ke-2 (kedua)

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Standar Kompetensi

2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dan cara pengukurannya Kompetensi Dasar

2.2 Menentukan ∆H reaksi berdasarkan hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan Indikator

• Menentukan nilai ∆H reaksi dengan menggunakan hukum Hess

• Menentukan nila ∆H reaksi dengan menggunakan data perubahan entalpi pembentukan standar

• Menghitung nilai ∆H reaksi dengan menggunakan data energi ikatan

• Menjelaskan dampak pembakaran bahan bakar tidak sempurna terhadap lingkungan dan banyak kalor yang dihasilkan

A.Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat :

• Menjelaskan hukum Hess

• Menentukan ∆H reaksi menggunakan hukum Hess

• Menentukan ∆H reaksi menggunakan data energi ikatan

• Menyebutkan persamaan reaksi yang terjadi akibat pembakaran yang tidak sempurna

C.Materi Pembelajaran

• Menentukan ∆H reaksi

E.Metode Pembelajaran

Metode : ceramah, diskusi dan Tanya jawab

F.Kegiatan Pembelajaran

JENIS KEGIATAN

Tahap Guru Siswa Indikator

Pendahuluan Masuk kelas sambil mengucap salam

“Assalamualaikum Wr Wb”

• Mengabsen kehadiran siswa dan menanyakan kabar siswa.

• Memulai pelajaran dengan membaca do’a terlebih dahulu, dan menyuruh salah satu siswa untuk memimpin do’a

Apersepsi/Motivasi:

Mengingatkan kembali materi sebelumnya

ƒ Siswa menjawab salam

“ Waalaikumussalam Wr Wb ”

ƒ Siwa menjawab dengan mengangkat tangan

ƒ Salah satu siswa memimpin do’a sebelum belajar

aljabar dari dua atau lebih reaksi, maka kalor reaksi juga merupakan penjumlahan aljabar dari kalor yang menyertai reaksi-reaksi itu.

• Menghitung ∆H reaksi dengan dat entalpi pembentukan standar:

Besarnya perubahan entalpi reaksi sama dengan selisih jumlah perubahan entalpi pembentukan zat hasil reaksi dikurangi jumlah perubahan entalpi pembentukan zat pereaksi, masing-masing dikalikan dengan koefisien dalam persamaan reaksi.

∆Ho = ∑∆Hof (hasil reaksi) - ∑∆Hof (pereaksi)

• Menjelaskan dan Menghitung ∆H reaksi dengan menggunakan data energi ikatan

Energi Ikatan adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan kimia dalam 1 mol suatu senyawa dalam fase gas pada keadaan standar menjadi atom-atom gasnya. ∆Hreaksi = ∑ Energi Pemutusan Ikatan - ∑ Energi Pembentukan Ikatan

• Menjelskan pembakaran bensin yang tidak sempurna, Reaksi yang terjadi adalah:

C8H18(l) + 8 ½ O2(g)→ 8CO(g) + 9H2O(g)

Reaksi yang seharusnya:

C8H18(l) + 12 ½ O2(g)→ 8CO2(g) + 9 H2O(g)

Pembakaran yang berlebih dan tidak sempurna akan mengakibatkan polusi udara, pemanasan global. Salah satu peristiwa terbaru adalah meningkatnya suhu udara di rusia yang menyebabkan kebakaran hutan

• Memberikan contoh latihan (terlampir)

Dokumen terkait