• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3. Pembahasan hasil penelitian

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian menjelaskan bahwa ICHI bakery melakukan pencatatan keuangan secara sederhana dengan mecatat pemasukan dan pengeluaran, setiap terjadinya transaksi akan dicatat beserta jenis dan jumlah roti yang terjual kemudian menghitung laba perhari. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ICHI Bakery sudah mampu memberikan informasi keuangan yang berguna bagi industri rumahan tersebut dengan mengetahui keluar masuknya uang sehingga dapat mengontrol pengeluarannya atas pendapatan yang diperolehnya. Namun disisi lain permasalahan yang dihadapi ICHI Bakery seperti persaingan antar industri kecil rumahan lain menimbulkan persaingan yang berdampak pada kelangsungan usahanya, hal ini menuntut ICHI Bakery harus terus mengembangkan usahanya, sedangkan untuk mengembangkan industrinya bila melalui pinjaman modal keperbankan atau lembaga diharuskan adanya persyaratan dalam hal pelaporan keuangannya karena kreditor perlu melihat perkembangan kinerja usaha dan dapat memperkirakan kinerja usahanya dimasa mendatang melalui laporan keuangan, sehingga ICHI Bakery diharapkan dapat menerapkan pencatatan keuangan sesuai dengan SAK-ETAP (Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik).

Laporan keuangan mencantumkan besar/jumlah harta dan kewajiban (dalam neraca), pendapatan dan biaya (laporan laba-rugi), uang masuk dan uang keluar

1. Mencatat semua transaksi/kegiatan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran uang.

2. Mengelompokkan transaksi tersebut dalam unsur-unsur keuangan seperti harta, utang, modal, pendapatan,biaya.

3. Menyusun laporan keuangan.

Sedangkan ICHI Bakery hanya melakukan pencatatan transaksi/kegiatan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran uang tanpa mengelompokkan transaksi tersebut dalam unsur-unsur keuangan dan tidak menyusun laporan keuangan. Di dalam menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP harus memenuhi komponen-komponen sebagai berikut (SAK ETAP 2009 : 19-35) :

A. Neraca

Komponen ini mengatur informasi yang disajikan dalam neraca dan bagaimana penyajiannya. Neraca menyajikan aset, kewajiban, dan ekuitas suatu entitas pada suatu tanggal tertentu-akhir periode. Informasi yang disajikan dalam neraca sebagai berikut :

1. Kas dan setara kas

2. Piutang usaha dan piutang lainnya 3. Persediaan

4. Property investasi 5. Aset tetap

6. Aset tidak berwujud

7. Utang usaha dan utang lainnya 8. Aset dan kewajiban pajak 9. Kewajiban diestimasi 10.Ekuitas

klasifikasi aset dan kewajiban adalah entitas harus menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang, sebagai suatu klasifikasi yang terpisah dalam neraca, kecuali jika penyajiannya berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang andal dan lebih relevan. Jika pengecualian tersebut diterapkan, maka semua asset dan kewajiban harus disajikan berdasarkan likuiditasnya.

B. Laporan Laba rugi

Komponen ini mensyaratkan entitas untuk menyajikan laporan laba rugi untuk suatu periode yang merupakan kinerja keuangannya selama periode tersebut. Komponen ini juga mengatur informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi dan bagaimana penyajiannya. Laporan laba rugi menyajikan penghasilan dan beban entitas untuk suatu periode.

Laporan laba rugi memasukkan semua pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode kecuali SAK ETAP mensyaratkan lain. SAK ETAP mengatur

akuntansi yang disajikan sebagai penyesuaian terhadap periode yang lalu dan bukan sebagai bagian dari laba atau rugi dalam periode terjadinya perubahan. Informasi yang disajikan dilaporan laba rugi sebagai berikut :

1. Pendapatan 2. Beban keuangan

3. Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas 4. Beban pajak

5. Laba atau rugi neto

Entitas harus menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnya pada laporan laba rugi jika penyajian tersebut relevan untuk memahami kinerja keuangan entitas. Entitas tidak boleh menyajikan atau mengungkapkan pos pendapatan dan beban sebagai “pos luar bias”, baik dalam laporan laba rugi maupun dalam catatan atas laporan keuangan.

C. Laporan Perubahan Ekuitas

Tujuan laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, dan (tergantung pada format laporan perubahan ekuitas yang dipilih oleh entitas) jumlah investasi oleh, dan dividend an

distribusi lain ke, pemilik ekuitas selama periode tersebut. Informasi yang disajikan di laporan perubahan ekuitas sebagai berikut :

1. Laba atau rugi untuk periode

2. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas

3. Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui sesuai kebijakan akuntansi, estimasi, dan kesalahan

4. Untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara jumlah tercatat awal dan akhir periode, diungkapkan secara terpisah perubahan yang berasal dari :

i. Laba atau rugi

ii. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas iii. Jumlah investasi, dividen dan distribusi lainnya ke pemilik

ekuitas, yang menunjukkan secara terpisah modal saham, transaksi saham treasuri, dan dividen perubahan kepemilikan dalam entitas anak yang tidak mengakibatkan kehilangan pengendalian.

D. Laporan Arus Kas

Komponen ini mengatur informasi yang disajikan dalam laporan arus kas dan bagaimana penyajiannya. Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis

terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investaso, dan pendanaan. Setara kas adalah investasi jangka pendek dan sangat likuid yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, buka untuk tujuan investasi atau lainnya. Oleh karena itu, investasi umumnya diklasifikasikan sebagai setara kas hanya jika akan segera jatuh tempo dengan waktu tiga bulan atau sejak tanggal perolehan. Informasi yang disajikan dalam laporan arus kas adalah entisa menyajikan laporan arus kas yang melaporkan arus kas untuk suatu periode dan mengklasifikasikan menurut :

1. Aktivitas operasi 2. Aktivitas investasi 3. Aktivitas pendanaan

E. Catatan Atas Laporan Keuangan

Komponen ini mengatur prinsip yang mendasari informasi yang disajikan dalam catatan atas laporan keuangan dan bagaimana penyajiannya. Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan. Struktur catatan atas laporan keuangan harus :

1. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu.

2. Mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP tetapi tidak disajikan dalam laporan keuangan.

3. Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tetapi relevan untuk memahami laporan keuangan.

Catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis sepanjang hal tersebut praktis. Setiap pos dalam laporan keuangan merujuk-silang ke informasi terkait dalam catatan atas laporan keuangan. secara normal urutan penyajian catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut :

a. Suatu pernyatatan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAK ETAP.

b. Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan.

c. Informasi yang mendukung pos-pos laporan keuangan, sesuai dengan urutan penyajian setiap komponen laporan keuangan dan urutan penyajian pos-pos tersebut.

d. Pengungkapan lain.

Dengan demikian penggunaan SAK ETAP diharapkan dapat menunjang pengetahuan pelaku usaha agar memiliki kesadaran untuk menerapkan demi tercapainya pencatatan keuangan yang memenuhi standart. Dalam menyusun laporan

keuangan, akuntansi dihadapkan dengan bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan ketidaktepatan oleh karena itu penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP diharapkan mampu mengatasi berbagai penyimpangan serta dapat memberikan manfaat bagi perkembangan industri serta menentukan hasil penilaian terhadap besarnya jumlah perolehan laba yang diperoleh dimana perolehan laba merupakan gambaran kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya serta sebagai acuan bagi pemilik industri dalam pengambilan keputusan, juga terutama untuk memperoleh informasi akuntansi tentang kondisi kinerja keuangan perusahaan. Dengan demikian laporan keuangan yang disajikan secara layak, jelas, dan lengkap sesuai dengan SAK ETAP yang telah dijelaskan, akan mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi industri tersebut. Laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dengan berakhirnya penelitian ini, maka peneliti dapat mengambil suatu kesimpulan dan suatu gambaran mengenai pencatatan keuangan pada industri kecil rumahan ICHI Bakery adalah sebagai berikut :

1. ICHI bakery melakukan pencatatan keuangan secara sederhana dengan mecatat pemasukan dan pengeluaran, setiap terjadinya transaksi akan dicatat beserta jenis dan jumlah roti yang terjual kemudian menghitung laba perhari. ICHI Bakery mengandalkan pengetahuan yang berasal dari pemikirannya sendiri dalam melakukan pencatatan keuangan, tanpa mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan dari tenaga ahli dalam hal akuntansi, para pelaku industri belajar dari penglaman hidupnya sehingga mampu bertahan dalam kondisi sesulit apapun.

2. ICHI Bakery hanya melakukan pencatatan transaksi/kegiatan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran uang tanpa mengelompokkan transaksi tersebut dalam unsur-unsur keuangan dan tidak menyusun laporan keuangan sehingga penggunaan SAK ETAP

kesadaran untuk menerapkan demi tercapainya pencatatan keuangan yang memenuhi standart.

5.2. Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan penulis kepada pihak yang terkait dengan penelitian mengenai pencatatan keuangan pada industri kecil rumahan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Industri ICHI Bakery

Pihak ICHI Bakery diharapkan dapat menerapkan SAK ETAP karena laporan keuangan akan memungkinkan pemilik memperoleh data dan informasi yang tersusun secara sistematis untuk membantu dalam hal pengembangan industri dan memberikan informasi akuntansi yang akan menjadi dasar yang andal bagi pengambilan keputusan serta mencapai keberhasilan yang diharapkan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat memberikam acuan bagi peneliti selanjutnya mengenai pencatatan keuangan secara lebih mendalam atau dari sudut pandang yang berbeda, karena permasalahan yang terjadi di industri kecil rumahan sangat beragam dan bisa menambah ilmu pengetahuan selain yang didapat dibangku perkuliahan

5.3. Keter batasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan memakai sumber data yang berangkat dari keterangan informan di lapangan. Penelitian ini bersifat local, terkini, dan unik sehingga tidak bisa di generalisasikan. Perbedaaan waktu dan tempat sangat berpengaruh, karena apa yang terjadi di lapangan saat ini tidak bisa di jadikan patokan bahwa akan terjadi juga diwaktu dan tempat yang berbeda. Sehubungan dengan keterbatasan tersebut, maka peneliti mengharapkan bahwa segala sesuatu yang dihasilkan melalui penelitian ini, dapat dijadikan masukkan bagi peneliti yang akan diadakan selanjutnya.

Studi Akuntansi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Astuti, Dewi, 2004. “Manajemen Keuangan Perusahaan”. Cetakan Pertama. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Belkaoni, Ahmed, 1987. “Teori Akuntansi”. Jilid 1, Edisi kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Darsono, 2005, “Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan”. Edisi pertama. Andi : Yogyakarta.

Ermalina, 2013, “Implementasi Pencatatan Keuangan oleh Pengusaha Mikro- Kecil di Kecamatan Ciputat”. Jurnal likuiditi, Vol.2, No.1, Januari-Juni 2013, hal 66-72.

I Made Narsa, Agus widodo, Sigit Kurnianto, 2012, “Mengungkap Kesiapan UMKM dalam Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (PSAK-ETAP) Untuk Meningkatkan Akses Modal Perbankan”.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009, “Standar Akuntansi Keuangan ETAP”, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Institut Akuntan Publik Indonesia, 2008, “Panduan Audit Entitas Bisnis Kecil”,

Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2001, “Sistem Akuntansi”. Edisi ketiga, Cetakan ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Purnama, Chamdan, 2010, “Motivasi dan Kemampuan Usaha dalam Meningkatkan Keberhasilan Usaha Industri Kecil (Studi pada Industri Kecil Sepatu di Jawa Timur)”.

Saptantina, Dewi, 2010, “Perlunya Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Kecil Menengah”. Jurnal Ekonomi dan kewirausahaan, Vol.10, No.2, Oktober 2010: 152-163.

Setyarini, Chrismadani, 2008, “Peranan Lingkungan Eksternal Internal Terhadap Kinerja Industri Kecil Batik di Kabupaten Bangkalan”.

Sugiyono, 2005, “Memahami Penelitian Kualitatif”. Penerbit C.V Alfabeta, Bandung.

Sugiyono, 2008, “Memahami Penelitian Kualitatif”. Penerbit C.V Alfabeta, Bandung.

Suhayati, Ely, dan Sri Dewi Anggadini, 2009, “Akuntansi Keuangan”, Penerbit Graha Ilmu, Bandung.

Suwaldiman, 2005, “Tujuan Pelaporan Keuangan : Konsep, perbandingan dan rekayasa sosial”, Edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta, Yogyakarta.

Suwardjono, 2010, “Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan”, Edisi Ketiga, Cetakan keempat, Penerbit BPFE Yogyakarta.

Waspada, Ikaputera, 2003, “Sukses Wirausaha Sukses Profit”.

http://id.wikipedia.org/wiki/sistem_akuntansi

Dokumen terkait