• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian bertujuan untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang diangkat oleh peneliti, yaitu bagaimana peningkatan kemampuansiswa kelas XI semester I tahun ajaran 2015/2016 SMA Kristen Bentara Wacana Muntilan dalam menulis paragraf deskrispsi dengan pendekatan kooperatif metode numbered headstogether?

No. Siswa Nilai

1. Angela Alfina Purnama 89

2. Claudia Fredelina Susanto 86

3. Cornelia Anggi K.D. 87

4. Dicky Morgan 84

5. Fx. Edvia Risanti Dewi 87

6. Hiashinta Lintang H 74

7. Katarina Indah 84

8. Katarina Widhi A.S. 88

9. Lilies Wahyuni 86

10. Margareta Dyah Sarani 85

11. Margaretha Noviani 89

12. Maximiliana Risna P. 86

13. Michael Edward Handoyo 69

14. Michelle Latanza 74

15. Verent Grain Ava D. 86

16. Veronica Septiana S. 92

17. Vivi Atny P. 87

18. Windy Widyani 72

19. Yanuari Vita Palupi 88

Jumlah 1593

41

1. Peningkatan Kemampuan Berdasarkan Nilai Rata-Rata Siswa

Peningkatan hasil tes tertulis menulis paragraf deskripsi dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II.Berikut ini peningkatan nilai rata-rata siswa.

Grafik 1

Peningkatan Nilai Rata-Rata Siswa pada Pembelajaran Menulis Paragraf Deskripsi

dari Kondisi Awal Sampai Kondisi Akhir

Hasil penelitian membuktikan bahwa penerapan pendekatan kooperatif metode numbered headstogether dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi memberikan dampak positif pada siswa. Hal ini dibuktikan dengan meningkatknya hasil belajar menulis paragraf deskripsi.Penggunaan metode NHT berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa, terutama dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi.Peningkatan belajar menulis paragraf deskripsi siswa sangat signifikan.

PRATES SIKLUS I SIKLUS II 70 75.15

42

2. Peningkatan Kemampuan Siswa Berdasarkan Ketuntasan Belajar

Selain dilihat dari nilai rata-rata peningkatan kemampuan menulis paragraf deskripsi dapat diketahui dari banyaknya siswa yang tuntas dalam menulis paragraf deskripsi. Berikut ini diagram lingkaran peningkatan menulis paragraph deskripsi dilihat dari ketuntasan belajar.

Diagram 1

Persentase Ketuntasan Siswa pada Kondisi Awal

Siswa tidak tuntas karena nilai yang diperoleh belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 75.Pada kondisi awal siswa yang tuntas hanya 6 orang.Siswa yang tidak tuntas karena belum memahami materi.Siswa belum mengetahui bagaimana menulis paragraf deskripsi yang benar.

Tuntas 32% Tidak Tuntas 68% 0% 0%

Kondisi Awal

43

Diagram 2

Persentase Ketuntasan Siswa pada Siklus I

Siswa tidak tuntas karena nilai yang diperoleh belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 75.Pada Siklus 1 siswa yang tuntas meningkat menjadi 11 orang.Peningkatan tersebut sangat signifikan.Hal tersebut karena penerapan pendekatan kooperatif metode NHT. Pendekatan kooperatif metode NHT dapat membantu siswa memahami materi tentang menulis paragraf deskripsi dan membantu siswa untuk bekerja sama dalam kelompok. Pembelajaran dengan cara bekerja sama dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskripsi. Tuntas 55% Tidak Tuntas 45% 0% 0%

Siklus I

44 Diagram 3

Persentase Ketuntasan Siswa pada Siklus II

Siswa tidak tuntas karena nilai yang diperoleh belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 75.Pada Siklus 2 siswa yang tuntas meningkat menjadi 16 orang.Peningkatan tersebut sangat signifikan.Hal tersebut karena penerapan pendekatan kooperatif metode NHT yang kedua. Pendekatan kooperatif metode NHT dapat membantu siswa memahami materi tentang menulis paragraf deskripsi dan membantu siswa untuk bekerja sama dalam kelompok. Pembelajaran dengan cara bekerja sama dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskripsi. Dengan penggulangan penerapan pendekatan kooperatif metode NHT semakin membuktikan bahwa pendekatan kooperatif metode NHT tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskripsi.Siklus 2 dilaksanakan karena masih ada banyak siswa yang belum tuntas dan peneliti memperbaiki langkah-langkah pembelajaran serta materi mengenai menulis paragraf deskripsi.Berdasarkan ketiga diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan kooperatif metode numbered

headstogether dalam proses pembelajaran menulis paragraf deskripsi sangat

efektif karena dapat meningkatkan kemampuan siswa.

Tuntas 84% Tidak Tuntas 16% 0% 0%

Siklus II

45 3. Uji Hipotesis

Persyaratan dalam pengujian hipotesis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.Jika data penelitian normal dan homogen maka pengujian hipotesis dapat dilaksanakan.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui data berasal dari distribusi normal, peneliti menggunakan (α= 0.05) dengan hipotesis sebagai berikut.

H0= data berasal dari distribusi normal H1= data tidak berasal dari distrubusi normal

Berikut ini hasil normalitas data kondisi awal dengan siklus I menggunakan SPSS 20.

46 Tabel 6

Hasil Uji Normalitas Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

Berdasarkan data di atas diperoleh Asymp Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0.05, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa H0 diterima.Oleh karena itu, dapat dikatakan data berasal dari distribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menentukan tingkat homogen skor tes prestasi belajar siswa menulis paragraf deskripsi yang dilakukan dengan menggunakan Homogeneity of Variances.Hipotesis yang diajukan dalam uji homogenitas sebagai berikut.

H0= Populasi berasal dari data yang sama (homogen) H1= Populasi berasal dari data yang tidak sama (heterogen)

Kriteria pengujian yang digunakan untuk menentukan homogenitas populasi dalam penelitian ini adalah H0 diterima apabila nilai Sig. > 0.05.Berikut ini uji homogenitas data pretes, siklus I, dan siklus II.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pretest Siklus1 Siklus2

N 19 19 19 Normal Parametersa,b Mean 70.0000 75.1579 83.8421 Std. Deviation 5.42627 4.09964 6.49156 Most Extreme Differences Absolute .137 .200 .299 Positive .132 .108 .161 Negative -.137 -.200 -.299 Kolmogorov-Smirnov Z .599 .871 1.304

47

Tabel 7

Uji Homogentias Data Pretes dan Siklus I

Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan data pretes dan siklus I diperoleh nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa H0 diterima.Oleh karena itu, data pretes dan siklus I bersifat homogen.

Tabel 8

Uji Homogenitas Data Siklus I dan Siklus II

Test of Homogeneity of Variances

Siklus1_Siklus2

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.904 1 36 .176

Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan data siklus 1 dan siklus 2 diperoleh nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa H0 diterima. Oleh karena itu, data siklus 1 dan siklus 2 bersifat homogen.

Test of Homogeneity of Variances

Pretes_Siklus1

Levene Statistic df1 df2 Sig.

48 c. Uji-T

Hasil uni normalitas menunjukkan bahwa data tersebut normal dan uji homogenitas menunjuukan bahwa data tersebut homogen, sehingga uji hipotesis dapat dilakukan.Pengujian hipotesis menggunakan rumus uji-t sebagai berikut.

D = Perbedaan skor kedua tes (X1 – X2) ∑ D = Jumlah perbedaan skor kedua tes n = Jumlah subjek

Selain penggunaan rumus tersebut dilakukan penghitungan manual sebagai berikut.

49 Tabel 9

Perbandingan Skor pada Kondisi Awal (X1)dan Siklus I (X2)

Subjek Kondisi Awal (X1) Siklus I (X2) D D2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 77 75 75 65 70 73 70 60 68 65 78 70 68 60 70 77 69 65 75 77 77 77 75 80 74 78 77 74 78 81 71 68 68 70 79 74 70 80 0 -2 -2 -10 -10 -1 -8 -17 -6 -13 -3 -1 0 -8 0 -2 -5 -5 -5 0 4 4 100 100 1 64 289 36 169 9 1 0 64 0 4 25 25 25 n= 21 ∑X1=1330 ∑X2= 1428 ∑D= -98 ∑D2= 920 Diketahui:

Hi : Pendekatan kooperatif metode numbered headstogetherdapat meningkatkan kemampuan siswa kelas X semester I SMA Kristen Bentara Wacana Muntilan tahun ajaran 2015/2016 dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi.

Ho : Pendekatan kooperatif metode numbered headstogethertidak dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas X semester I SMA

50

Kristen Bentara Wacana Muntilan tahun ajaran 2015/2016 dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi.

t

t

t

t

Selain penggunaan rumus uji t tersebut, penghitungan dapat dilakukan dengan SPPS.Berikut ini hasil penghitungan dengan SPSS 20.

51

Tabel 10

Hasil Uji T Kondisi Awal dan Siklus I

Paired Samples Test

Paired Differences t Df Sig.

(2-tailed) Mean Std. Deviatio n Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Pretest - Siklus1 -5.15789 4.79888 1.1009 4 -7.47088 -2.84491 -4.685 18 .000

Dengan demikian, H0 ditolak dan Hi diterima. Dari hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan pendekatan kooperatif metode

numbered heads together lebih baik dibandingkan dengan proses pembelajaran

52

Tabel 11

Perbandingan Skor pada Siklus I (X1)dan Siklus II (X2)

Subjek Siklus I (X1) Siklus II (X2) D D2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 77 77 77 75 80 74 78 77 74 78 81 71 68 68 70 79 74 70 80 89 86 87 84 87 74 84 88 86 85 89 86 69 74 86 92 87 72 88 -12 -9 -10 -9 -7 0 -6 -11 -12 -7 -8 -15 -1 -6 -16 -13 -13 -2 -8 144 81 100 81 49 0 36 121 144 49 64 225 1 36 256 169 169 4 64 n=19 ∑X1= 1.428 ∑X2= 1.593 ∑D= -165 ∑D2= 1793 Diketahui:

Hi : Pendekatan kooperatif metode numbered headstogetherdapat meningkatkan kemampuan siswa kelas X semester I SMA Kristen Bentara Wacana Muntilan tahun ajaran 2015/2016 dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi.

Ho : Pendekatan kooperatif metode numbered headstogethertidak dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas X semester I SMA

53

Kristen Bentara Wacana Muntilan tahun ajaran 2015/2016 dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi.

t

t

t

t

8.463

Selain penggunaan rumus uji t tersebut, penghitungan dapat dilakukan dengan SPPS.Berikut ini hasil penghitungan dengan SPSS 20.

54 Tabel 12

Hasil Uji T Siklus I dan Siklus II

Dengan demikian, H0 ditolak dan Hi diterima. Dari hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan pendekatan kooperatif metode

numbered headstogether lebih baik dibandingkan dengan proses pembelajaran

tanpa menerapkan pendekatan kooperatif metode tersebut.

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig.

(2-tailed) Mean Std. Deviati on Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Siklus1 - Siklus2 -8.6842 1 4.4727 9 1.0261 3 -10.84003 -6.52839 -8.463 18 .000

55 BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilaksanakan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan kooperatif numbered headstogether terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas X semester I SMA Kristen Bentara Wacana Muntilan tahun ajaran 2015/2016 dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi.

Peningkatankemampuan siswa menulis paragraf deskripsi. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis data kemampuan yang menunjukkan bahwa pada kondisi awal, hanya 6 orang dari 19 orang siswa atau 32% siswa yang tuntas dalam pembelajaran. Siklus I terdapat peningkatan menjadi 11 siswa atau 55% siswa yang tuntas dalam pembelajaran.Pada siklus II terdapat peningkatan menjadi 15 siswa atau 84% siswa yang tuntas dalam pembelajaran.Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Namun, pada siklus II masih terdapat kelemahan yaitu penulisan ejaan.

Selain itu, keefektifan pendekatan kooperatif metode numbered

headstogether dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi dapat dilihat dari

hasil uji hipotesis yang telah dilaksanakan oleh peneliti. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05.Oleh karena itu, hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Berdasarkan hasil tersebut,

56

dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan yaitu, pendekatan kooperatif metode numbered headstogetherdapat meningkatkan kemampuan siswa kelas X semester 2 SMA Kristen Bentara Wacana Muntilan tahun ajaran 2015/2016 dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan pendekatan kooperatif metode

numbered headstogether dapat dikatakan berhasil. Hasil penelitian membuktikan

dapat memberikan dampak positif pada siswa.Siswa lebih dapat memahami materi tentang menulis paragraf deskripsi.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti mengajukan beberapa saran bagi tiga pihak. Saran-saran itu ditujukan kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMA Kristen Bentara Wacana Muntilan, SMAKristen Bentara Wacana Muntilan, dan peneliti lain. Secara rinci, saran-saran tersebut akan diuraikan di bawah ini.

1. Bagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMA Kristen Bentara Wacana Muntilan

Guru mata pelajaran bahasa Indonesia diharuskan mengetahui perkembangan pendekatan dalam pembelajaran yang bisa diterapkan dalam pembelajaran bahasa baik pembelajaran sastra maupun bahasa. Pendekatan kooperatif metode numbered headstogetherdapat diterapkan

57

dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan peneliti.

2. Bagi SMA Kristen Bentara Wacana Yogyakarta

Hasil penelitian tersebut dijadikan contoh untuk penelitian tindakan kelas bagi guru bahasa Indonesia.Penelitian ini dapat dijadikan motivasi untuk peningkatan kemampuan siswa SMA Kristen Bentara Wacana Muntilan.

3. Bagi Peneliti Lain

Peneliti lain dapatmelakukan penelitian tindakan kelas tetang kemampuan menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan pendekatan yang lain.

58

DAFTAR PUSTAKA

Apriandi, Davi. 2012. Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two

Stay-Two Stray (TS-TS) dan Numberdes Heads Togethers Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP di Kabupaten Bnatul Ditinjau dari Aktivitas Belajar.

Gultom, Luvsari. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads

Togethers (NHT) Divariasikan Word Square pada Sub Materi Pokok Sistem Ekskresi Manusia Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Lumban Julu.

Huda, Miftahul. 2012. Cooperative learning, Metode Teknik Struktur dan Model

Penerapan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lie, Anita. 2010. Coooerative Learning. Jakarta: Gramedia.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan

SastraEdisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.

Nurhayati, Gabriella A. 2013. Peningkatan Kemampuan Membaca Tabel dan

Diagram dengan Pendekatan Kooperatif Metode Student Teams Achievement Divisions pada Siswa Kelas VII C Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013 SMP Budya Wacana Yogyakarta.

Nurulita. (2008). Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Dua.

Rahardi, Kunjana. 2010. Teknik Pengambangan Paragraf Karya Tulis Ilmiah

pedoman Kebahasaan Bagi Mahasiswa, Karya Siswa, Dosen, Peneliti, dan Penulis Pada Umumnya. Yogyakarta: Universitas Atmajaya Yogyakarta.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesonalisme Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

59

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Slavin, Robert. 2005. Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Suharsimi, Arikunto. 2010. Penelitian Tindakan untuk Guru Kepala Sekolah dan

Pengawas.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tim Penyusun Kamus pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Triyanto. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wiriatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosdakarya.

Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Memilih paragraf. Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Zainurahman. 2011. Menulis dari Teori Hingga Praktik; Penawar Racun

60

61 KISI-KISI SOAL Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Materi Indikator Bentuk Instrumen

Mengungkap -kan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif) Menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif 1. Definisi paragraf 2. Struktur paragraf deskripsi. 3. Contoh paragraf deskripsi 1. Mengungkapkan informasi dari hasil observasi dalam bentuk paragraf deskripsi

Tes: kinerja

1. Tulislah sebuah informasi dari hasil observasi dalam bentuk paragarf deskripsi

62

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

SATUAN PENDIDIKAN : SMAKristen Bentara Wacana Muntilan MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia

KELAS / SEMESTER : X/Semester 1

WAKTU : 2 Jam Pelajaran (2 x 45 menit)

A. Standar Kompetensi

Menulis: Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif)

B. Kompetensi Dasar

Menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif .

C. Indikator Kognitif Produk

Mampu menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif

Proses

1. Mampu mengetahui definisi paragraf deskriptif

2. Mampu mengetahui langkah-langkah membuat paragraph deskripsi 3. Mampu mengetahui cirri-ciri paragraph deskripsi

4. Mampu menyusun karangan dalam bentuk paragraf deskriptif berdasarkan hasil observasi

Psikomotorik

Mampu menuliskan hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif dengan susunan kalimat yang runtut dan logis, serta ejaan yang benar.

63

Afektif Karakter

1. Mampu menuliskan hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif dengan tanggung jawab

2. Mampu menerima kritik dan saran orang lain

Sosial

1. Mampu menghargai hasil karya orang lain. 2. Mampu memberi apresiasi hasil karya orang lain

D. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menjelaskan pengertian paragraph deskriptif, menyebutkan ciri-ciri dalam paragraph deskriptif, mengidentifikasi cirri-ciri paragraph deskriptif

Siswa dapat bersikap jujur, mandiri, dan kreatif.

E. Materi

1. Paragraf deskriptif adalah paragraf yang isinya menggambarkan suatu objek sehingga sehingga pembaca bisa seolah-olah melihat dan merasakan apa yang tertulis dalam paragraf tersebut.

2. Ciri paragraph diskriptif adalah

a. Hal yang menyentuh pancaindera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, perabaan) dijelaskan secara terperinci

b. Penggambaran atau pelukisan urutan ruang harus berupa perincian yang disusun secara berurutan, missal: dari atas ke bawah, kanan ke kiri, dll. 3. Tahap-tahap dalam menulis paragraph deskripsi:

a. Menentukan tema b. Menentukan tujuan c. Mengadakan pengamatan d. Membuat kerangka kerangan

64

F. Metode

Pendekatan kooperatif, metode NHT

G. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan Awal

Apresepsi (10 menit)

1. Guru memberikan salam dan sapaan kepada siswa

2. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi pertemuan sebelumnya

Kegiatan Inti (65 menit) Eksplorasi

1. Guru bertanya kepada siswa tentang langkah-langkah observasi 2. Guru bertanya pada siswa tentang paragraf deskriptif

Elaborasi

1. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok 5 orang. 2. Setiap kelompok mengerjakan tugas.

3. Masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab untuk keberhasilan anggota kelompok.

4. Guru menunjuk anggota kelompok sesuai dengan nomor yang telah dimiliki dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

5. Siswa membuat paragraf deskripsi secara individu dengan melakukan observasi terlebih dahulu.

6. Penetapan nilai tertinggi

7. Pemberian penghargaan pada siswa yang memiliki nilai tertinggi di kelas.

Kegiatan Akhir (15 menit)

1. Guru merangkum seluruh kegiatan belajar selama jam pelajaran berlangsung

65

2. Guru member koreksi terhadap hasil kerja siswa membuat pargaraf deskriptif secara keseluruhan

3. Guru menyuruh siswa untuk membuat refleksi singkat tentang kegiatan pembelajaran

4. Guru memberikan penugasan kepada siswa untuk membuat karangan deskriptif dengan tema alam sekitar

H. Sumber Belajar

Keraf, Gorys.1982.Eksposisi dan Deskripsi. Ende: Nusa Indah Lingkungan sekolah

I. Bahan dan Alat

Kertas HVS, Laptop

J. Penilaian Hasil Belajar

1. Tagihan a. Individu

Siswa membuat paragraf deskripsi berdasarkan hasil observasi.

Muntilan, 20 November 2015

66

Nur Wijayanti, S.Pd.

Lembar Kerja Siswa

Tulislah sebuah paragraf deskripsi !

RencanaPelaksanaanPembelajaran

67

SATUAN PENDIDIKAN : SMAKristen BentaraWacanaMuntilan MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia

KELAS / SEMESTER : X/Semester 1

WAKTU : 2 Jam Pelajaran (2 x 45 menit)

K. StandarKompetensi

Menulis: Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif)

L. KompetensiDasar

Menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif .

M. Indikator Kognitif Produk

Mampu menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif

Proses

5. Mampu mengetahui definisi paragraf deskriptif

6. Mampu mengetahui langkah-langkah membuat paragraph deskripsi 7. Mampu mengetahui ciri-ciri paragraph deskripsi

8. Mampu menyusun karangan dalam bentuk paragraf deskriptif berdasarkan hasilo bservasi

Psikomotorik

Mampu menuliskan hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif dengan susunan kalimat yang runtut dan logis, serta ejaan yang benar.

68

Afektif Karakter

3. Mampu menuliskan hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif dengan tanggungjawab

4. Mampu menerima kritik dan saran orang lain

Sosial

3. Mampu menghargai hasil karya orang lain. 4. Mampu memberi apresiasi hasil karya orang lain

N. TujuanPembelajaran

Siswa dapat menjelaskan pengertian paragraph deskriptif,

menyebutkanciri-ciri dalam paragraph deskriptif, mengidentifikasi cirri-ciri paragraph deskriptif

Siswa dapat bersikap jujur, mandiri, dan kreatif.

O. Materi

4. Paragraf deskriptif adalah paragraf yang isinya menggambarkan suatu objek sehingga sehingga pembaca bisa seolah-olah melihat dan merasakan apa yang tertulis dalam paragraf tersebut.

5. Ciri paragraph diskriptif adalah

c. Hal yang menyentuh panca indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, perabaan) dijelaskan secara terperinci

d. Penggambaran ataupelukisan urutan ruang harus berupa perincian yang disusun secara berurutan, misal: dari atas ke bawah, kanan ke kiri, dll. e. Dalampenggambaranbendaataumanusia di dapatdenganmengamatibentuk,

warna, dan keadaan objek secara detail/terperinci menurut penangkapan si penulis.

f. Dalam paragraf deskripsi, unsur perasaan lebih tajam daripada pikiran. 6. Tahap-tahap dalam menulis paragraph deskripsi:

69 f. Menentukan tema

g. Menentukan tujuan h. Mengadakan pengamatan i. Membuat kerangka kerangan

j. Mengembangkan kerangka menjadi paragraf

P. Metode

Pendekatan kooperatif, metode NHT

Q. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan Awal

Apresepsi (10 menit)

3. Guru memberikan salam dan sapaan kepada siswa

4. Guru bertanyajawab dengan siswa mengenai materi pertemuan sebelumnya

Kegiatan Inti (65 menit) Eksplorasi

3. Guru bertanya kepada siswa tentang langkah-langkah observasi 4. Guru bertanya pada siswa tentang paragraf deskriptif

Elaborasi

8. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok 4 orang. 9. Setiap kelompok mengerjakan tugas.

10. Masing-masing anggota kelompok bertanggungjawab untuk keberhasilan anggota kelompok.

11. Guru menunjuk anggota kelompok sesuai dengan nomor yang telah dimiliki dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

12. Siswa membuat paragraf deskripsi secara individu dengan melakukan observasi terlebih dahulu.

70

14. Pemberianpenghargaan pada siswa yang memiliki nilai tertinggi di kelas.

KegiatanAkhir (15 menit)

5. Guru merangkum seluruh kegiatan belajar selama jam pelajaran berlangsung

6. Guru memberi koreksi terhadap hasil kerjasiswa membuat pargaraf deskriptif secara keseluruhan

7. Guru menyuruh siswa untuk membuat refleksi singkat tentang kegiatan pembelajaran

8. Guru memberikan penugasan kepada siswa untuk membuat karangan deskriptif dengan tema alam sekitar

R. SumberBelajar

Keraf, Gorys.1982.Eksposisi dan Deskripsi. Ende: Nusa Indah Lingkungan sekolah S. BahandanAlat Kertas HVS, Laptop T. PenilaianHasilBelajar 2. Tagihan b. Individu

71

Muntilan, 20 November 2016

Guru Bahasa Indonesia

NurWijayanti, S.Pd.

Rubrik Penilaian Tugas Menulis Paragraf Deskripsi

No. Komponen yang Dinilai

Skor Kriteria Skor

1. Isi 27-30 Sangat Baik-Sempurna: informasi lengkap,

padat, relevan dengan objek yang digambarkan. 22-26 Cukup-Baik: informasi cukup, kurang padat,

relevan dengan objek yang digambarkan. 17-21 Sedang: informasi terbatas, tidak padat, kurang

72

13-16 Sangat Kurang: tidak berisi tidak relevan

dengan objek yang digambarkan.

2. Organisasi 18-20 Sangat Baik-Sempurna: gagasan diungkapkan

dengan jelas, urutan logis, dan padat.

14-17 Cukup-Baik: gagasan kurang jelas, urutan logis

tetapi kurang lengkap dan kepadatan cukup. 10-13 Sedang: gagasan tidak jelas, urutan cerita tidak

logis, dan kepadatan kurang.

7-9 Sangat Kurang: penyampaian gagasan tidak

komunikatif, urutan tidak logis, tidak layak nilai.

3. Kosakata 18-20 Sangat Baik-Sempurna: penggunaan kosakata

baku, pilihan kata tepat.

14-17 Cukup-Baik: penggunaan kosakata baku,

pilihan kata kurangt epat, tetapi tidak merubah makna.

10-13 Sedang: terdapat kosakata tidak baku, sering

terjadi kosakata yang tidak tepat dan merubah makna.

7-9 Sangat Kurang: banyak terdapat penggunaan

kosakata tidak baku.

4. Bahasa 22-25 Sangat Baik-Sempurna: bahasa yang

digunakan baik dan benar, tidak ada kesalahan penggunaan bahasa.

18-21 Cukup-Baik: bahasa yang digunakanbaik dan

benar, terdapat kesalahan penggunaan bahasa tetapi tidak merubah makna.

11-17 Sedang: bahasa yang digunakan tidak tepat,

terdapat kesalahan penggunaan bahasa dan merubah makna.

5-10 Sangat Kurang: terdapat banyak kesalahan dan

tidak komunikatif.

5. Mekanik 5 Sangat Baik-Sempurna: menguasai aturan

penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan.

4 Cukup-Baik: terjadi kesalahan ejaan tetapi

tidak merubah makna.

3 Sedang: sering terjadi kesalahan ejaan dan

merubah makna.

2 Sangat Kurang: tidak mengetahui aturan

penulisan, terdapat banyak kesalahan ejaan, tidak layak nilai.

JUMLAH

73 Tugas Kelompok!

Kerjakan soal di bawah ini dengan benar!

Dokumen terkait