• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam dokumen ADI WALUYO NIM. S (Halaman 77-81)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran langsung memberikan efek yang berbeda terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X semester 1

Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan dengan sel tidak sama untuk efek utama A (Model Pembelajaran), harga statistik uji Fa = 3,932 dan Ftabel = 3,84 , ternyata Fa> Ftabel . Hal ini berarti bahwa siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran langsung terdapat perbedaan terhadap hasil belajar matematika materi pokok persamaan dan fungsi kuadrat. Demikian halnya, jika dilihat dari rataan hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu 6,35 lebih baik dari rataan hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran langsung yaitu 6,05. Sehingga hasil belajar siswa pada materi pokok persamaan dan fungsi kuadrat siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dari siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran langsung.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Harste (1994) dalam Mau dan D’Ambrosio (2003:49) bahwa kolaborasi membantu kita

lxxviii

mengembangkan pengertian baru melalui pengertian-pengertian yang lain, sehingga kolaborasi membantu kita memperluas kemampuan kita bersama-sama. Sedangkan Goos (2004:262) menyatakan bahwa berdasarkan Vygotsky definisi asli dari ZPD sebagai jarak antara kemampuan seorang anak dalam pemecahan suatu masalah ketika dia sedang mengerjakan sendirian dan dengan bantuan dari seorang teman lebih baik, seperti dengan seorang guru atau tutor sebaya. Sehingga aktivitas kolaboratif (perpaduan) di antara anak-anak akan mendukung dan membantu dalam pertumbuhan mereka, artinya proses muncul ketika ada ketertarikan antar sesama anggota kelompok. Jika anak nyaman dalam belajarnya maka akan diperoleh hasil belajar yang baik. Dalam hal ini sebagian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari, berdiskusi untuk memecahkan masalah atau tugas. Dengan interaksi yang efektif dimungkinkan semua anggota kelompok dapat menguasai materi pada tingkat setara.

Hasil penelitian ini senada dengan teori perkembangan kognitif Piaget, bahwa perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik memanipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas

lxxix

pemikiran yang pada akhirnya membuat pemikiran itu menjadi lebih logis (Trianto, 2007: 14).

2. Terdapat perbedaan antara tingkat kemampuan awal tinggi dan rendah terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X semester 1

Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, pada efek B (kemampuan awal siswa) diperoleh Fb = 4,444 dan

tabel

F = 3,00, ternyata Fb> Ftabel . Hal ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar matematika pada materi pokok persamaan dan fungsi kuadrat siswa kelas X semester 1 sebagai akibat dari perbedaan tingkat kemampuan awal siswa tersebut. Dari hasil dari uji komparasi ganda antar kolom diperoleh berturut-turut F.1-.2 = 4,421; F.1-.3= 9,680 dan F.2-.3= 0,5735 dengan dari Fkritik= 6,00, hal ini berarti hanya siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah yang memiliki perbedaan rerata yang signifikan. Sedangkan siswa dengan kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal sedang serta siswa dengan kemampuan awal sedang dan kemampuan awal rendah tidak memiliki perbedaan rerata yang signifikan, ini berarti bahwa siswa dengan kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal sedang serta siswa dengan kemampuan awal sedang dan kemampuan awal rendah memiliki rerata yang sama.

Memperhatikan hasil analisis variansi di atas serta mengingat karakteristik dari matematika yang merupakan ilmu yang menganut hubungan yang bersifat hirarki artinya kemampuan yang satu menjadi

lxxx

prasyarat kemampuan berikutnya dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian ini membuktikan bahwa kemampuan awal siswa merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses pembelajaran berikutnya. Siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi akan mudah mengikuti proses pembelajaran berikutnya sehingga akan diperoleh hasil belajar yang lebih baik pula.

Hal tersebut senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Piaget (dalam Paul Suparno, 1997: 20-21) bahwa setiap level keadaan dapat dimengerti sebagai akibat dari transformasi tertentu atau sebagai titik tolak bagi transformasi lain. Menurut Atwi Suparman (2001:120) menyatakan bahwa kemampuan awal adalah pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimiliki siswa sehingga mereka dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

3. Tidak terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan tingkat kemampuan awal siswa terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X semester 1

Dari analisis variansi dua jalan dengan sel tidak sama diperoleh

ab

F = 0,189 dan Ftabel = 3,00, ternyata Fab < Ftabel. Hal ini berarti tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap hasil belajar matematika materi pokok persamaan dan fungsi kuadrat.

Tidak ditolaknya hipotesis nol yang berarti tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap hasil

lxxxi

belajar, menunjukkan bahwa pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok persamaan dan fungsi kuadrat tidak tergantung pada tingkat kemampuan awal siswa.

Karena tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan awal terhadap hasil belajar matematika materi pokok persamaan dan fungsi kuadrat, maka untuk melihat mana yang lebih baik antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran langsung untuk setiap tingkat kemampuan awal, dengan memperhatikan rataan masing-masing sel dan rataan marginalnya.

Dengan memperhatikan rataan masing-masing sel dan rataan marginalnya dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika materi pokok persamaan dan fungsi kuadrat dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran langsung untuk setiap tingkat kemampuan awal.

Hal ini berarti aktivitas kolaborasi antara anggota dalam satu kelompok dan kehadiran tutor sebaya dalam kelompok dapat membantu pemahaman setiap anggota kelompok. Mengingat model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 siswa secara heterogen, yang bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah suatu sistem pembelajaran yang berorientasi pada proses, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan dapat lebih meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran.

E. Keterbatasan Penelitian

Dalam dokumen ADI WALUYO NIM. S (Halaman 77-81)

Dokumen terkait