• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut

mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan pengujian

hipotesis telah menghasilkan dua kelompok kesimpulan analisis yaitu: (a) ada

perbedaan pengaruh yang bermakna antara faktor-faktor utama penelitian (b) ada

interaksi yang bermakna antara faktor-faktor utama dalam bentuk interaksi dua

faktor. Kelompok kesimpulan analisis tersebut dapat dipaparkan lebih lanjut sebagai

berikut:

1. Perbedaan Pengaruh Antara Metode Massed Practice dan Distributed Practice Terhadap Keterampilan Bermain Sepakbola.

Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan pengaruh

yang nyata antara kelompok siswa yang mendapatkan metode massed practice

lxxxvii

peningkatan keterampilan bermain sepakbola. Pada kelompok siswa yang

mendapat metode distributed practice mempunyai peningkatan keterampilan

bermain sepakbola yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang

mendapat metode massed practice.

Latihan latihan bermain sepak bola dengan distributed practice yaitu latihan

bermain sepak bola yang dilakukan secara berulang-ulang, dimana antar ulangan

diselingi waktu istirahat yang cukup. Latihan keterampilan bermain sepakbola

dengan distributed practice memberikan waktu istirahat yang cukup sehingga

akan memungkinkan siswa untuk dapat melakukan gerakan dengan teknik

sempurna. Perbaikan terhadap pola gerakan yang dilakukan akan mudah

dilakukan.

Latihan bermain sepak bola dengan massed practice yaitu dengan

pembatasan istirahat disela-sela percobaan dalam kondisi padat cenderung

mengurangi penampilan jika dibandingkan dengan dengan yang waktu

istirahatnya lebih banyak. Latihan ini akan menyebabkan kelelahan sehingga

berpengaruh terhadap kesempurnaan gerakan yang dilakukan, selain itu

pengontrolan dan perbaikan terhadap teknik gerakan sulit dilakukan, sebab tidak

ada waktu istirahat.

Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa

lxxxviii

yang dihasilkan oleh metode distributed practice lebih tinggi 21.15 dari pada

dengan massed practice.

2. Perbedaan Keterampilan Bermain Sepakbola Antara Pemain Yang Memiliki Koordinasi Mata-Kaki Tinggi dan Rendah.

Berdasarkan pengujian hipotesis ke dua ternyata ada perbedaan pengaruh

yang nyata antara kelompok siswa dengan koordinasi mata-kaki tinggi dan

koordinasi mata-kaki rendah terhadap keterampilan bermain sepakbola. Pada

kelompok siswa dengan koordinasi mata-kaki tinggi mempunyai peningkatan

keterampilan bermain sepakbola lebih tinggi dibanding kelompok siswa dengan

koordinasi mata-kaki rendah. Pada kelompok siswa koordinasi mata-kaki tinggi

memiliki potensi yang lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki koordinasi

mata-kaki rendah. Koordinasi mata-kaki merupakan modalitas untuk melakukan

latihan keterampilan bermain sepakbola.

Koordinasi mata-kaki adalah kemampuan seseorang dalam

mengintegrasikan antara gerakan mata (pandangan) dengan gerakan kaki secara

efektif. Gerakan keterampilan bermain sepakbola termasuk gerakan yang cukup

kompleks, sebab gerakan pukulan merupakan gabungan beberapa gerakan yang

harus dilakukan secara terpadu dan selaras. Keberhasilan keterampilan bermain

sepakbola dipengaruhi oleh kemampuan siswa untuk melakukan gerakan secara

lxxxix

keterampilan bermain sepakbola, karena dengan koordinasi mata-kaki yang baik,

siswa dapat mengontrol gerakan-gerakan yang dilakukan sehingga menjadi lebih

akurat. Siswa yang memiliki koordinasi mata-kaki tinggi memiliki kemampuan

untuk lebih cepat menguasai keterampilan bermain sepakbola, dari pada siswa

yang memiliki koordinasi mata-kaki rendah.

Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa

perbandingan rata-rata peningkatan keterampilan bermain sepakbola pada siswa

yang memiliki koordinasi mata-kaki tinggi 20.25 yang lebih tinggi dari pada

kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-kaki rendah.

3. Pengaruh Interaksi Antara Metode Latihan Dengan Koordinasi Mata-Kaki Terhadap Keterampilan Bermain Sepakbola.

Dari Tabel 12 tentang ringkasan hasil analisis varian dua faktor, nampak

bahwa faktor-faktor utama penelitian dalam bentuk dua faktor menunjukkan

interaksi yang nyata. Untuk kepentingan pengujian bentuk interaksi AB

terbentuklah tabel dibawah ini.

Tabel 14. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor, A dan B Terhadap Keterampilan bermain sepakbola.

Faktor A = Metode latihan

B = Koordinasi mata-kaki Taraf A1 A2 Rerata A1 – A2 B1 214.500 213.800 214.15 0.700 B2 172.400 215.400 193.9 43.000 Rerata 193.45 214.6 204.025 20.25 B1 – B2 42.100 1.600 21.15

xc

Interaksi antara dua faktor penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan Keterampilan Bermain Sepakbola

Keterangan :

: A1 = Metode massed practice : A2 = Metode distributed practice

: B1 = Koordinasi mata-kaki tinggi : B2 = Koordinasi mata-kaki rendah

Atas dasar gambar di atas, bahwa bentuk garis perubahan besarnya nilai

keterampilan bermain sepakbola adalah tidak sejajar dan bersilangan. Garis tersebut

xci

koordinasi mata-kaki. Berarti terdapat interaksi yang signifikan diantara keduanya.

Gambar tersebut menunjukkan bahwa koordinasi mata-kaki memiliki pengaruh

signifikan terhadap hasil latihan keterampilan.

Nilai peningkatan keterampilan bermain sepakbola masing-masing sel dapat

diperbandingkan sebagai berikut:

a. Siswa yang memiliki koordinasi mata-kaki tinggi dengan metode distributed

practice, memiliki peningkatan keterampilan bermain sepakbola sebesar 213.80.

Siswa yang memiliki koordinasi mata-kaki tinggi dengan metode massed practice

memiliki peningkatan keterampilan bermain sepakbola sebesar 214.50. Jadi siswa

yang memiliki koordinasi mata-kaki tinggi lebih sesuai menggunakan metode

massed practice.

b. Siswa yang memiliki koordinasi mata-kaki rendah dengan metode distributed

practice memiliki peningkatan keterampilan bermain sepakbola sebesar 215.40.

Siswa yang memiliki koordinasi mata-kaki rendah dengan metode massed

practice memiliki peningkatan keterampilan bermain sepakbola sebesar 172.40.

Jadi siswa yang memiliki koordinasi mata-kaki rendah lebih sesuai menggunakan

metode distributed practice.

Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai, ternyata siswa yang memiliki

koordinasi mata-kaki rendah dengan metode distributed practice memiliki

xcii

baik dibandingkan siswa dengan koordinasi mata-kaki tinggi dan mendapat perlakuan

latihan dengan metode distributed practice. Siswa yang memiliki koordinasi

mata-kaki tinggi memiliki peningkatan keterampilan bermain sepakbola pada permainan

sepakbola yang besar jika dilatih dengan latihan dengan metode massed practice.

Kefektifan penggunaan metode latihan menggiring bola pada permainan sepakbola

dipengaruhi oleh klasifikasi koordinasi mata-kaki yang dimiliki siswa.

Kefektifan penggunaan metode dalam latihan keterampilan bermain sepakbola

dipengaruhi oleh tinggi rendahnya koordinasi mata-kaki yang dimiliki siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai, ternyata siswa yang memiliki koordinasi

mata-kaki tinggi memiliki peningkatan keterampilan bermain sepakbola yang besar

jika menggunakan metode massed practice. Siswa yang memiliki koordinasi

mata-kaki rendah lebih baik jika dilatih dengan metode distributed practice.

Dokumen terkait