• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.6. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis maka dapat dibuat pembahasan sebagai berikut :

5.6.1. Pengaruh Perencanaan terhadap Penyerapan Anggaran Belanja

Hasil pengujian secara parsial menunjukan bahwa perencanaan berpengaruh positif signifikan terhadap penyerapan anggaran belanja SKPD di pemerintah Kota Medan, dengan menggunakan uji t dan diperoleh hasil nilai t hitung sebesar 4,781 lebih besar dari t tabel 1,980 dan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 dan koefisien regresi sebesar positif 0,208 sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel perencanaan berpengaruh positif signifikan terhadap variabel penyerapan anggaran belanja.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Herriyanto (2012), priatno dan khusaini (2013) dan Hasni (2016) yang menyatakan bahwa faktor perencanaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan anggaran belanja. Hal ini menunjukan bahwa semakin baik perencanaan anggaran maka akan semakin baik pula tingkat penyerapan anggaran belanja. Konsep perencanaan anggaran yang tidak matang, jelas dan terukur tentu akan berdampak pada munculnya sejumlah kesulitan dalam mengarahkan penggunaan anggaran dengan tepat sasaran (Zarinah, 2015).

Perencanaan anggaran merupakan hal yang penting di dalam organisasi sektor publik (pemerintahan), hal ini terkait besarnya dana yang tersedia dan banyaknya belanja/pengeluaran yang harus didanai oleh pemerintah yang akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu pemerintah harus selalu memperhatikan skala prioritas untuk membiayai pembangunan daerah. Pemerintah daerah melalui SKPD harus mampu menyusun program-program strategis sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Program dan kegiatan yang disusun dengan baik oleh SKPD tentu akan memberi pengaruh terhadap besarnya penyerapan anggaran belanja SKPD.

5.6.2. Pengaruh Sumber Daya Manusia terhadap Penyerapan Anggaran Belanja

Hasil pengujian secara parsial menunjukan bahwa sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap penyerapan anggaran belanja SKPD di pemerintah Kota Medan, dengan menggunakan uji t dan diperoleh hasil nilai t hitung sebesar 2,299 lebih besar dari t tabel 1,980 dan tingkat signifikansi sebesar 0,023 lebih kecil dari α = 0,05 dan koefisien regresi sebesar positif 0,258 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap variabel penyerapan anggaran belanja.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Herryanto (2012) dan fitriany (2014), purwadi (2016) dan hasni (2016) yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara sumber daya manusia terhadap penyerapan anggaran belanja. Juga sejalan dengan penelitian Arief dan Halim (2013) yang menyatakan bahwa faktor kapasitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang paling mendominasi terjadinya minimnya penyerapan APBD tahun 2011. Semakin tinggi kualitas sumber daya manusia maka akan semakin baik pula tingkat penyerapan anggaran belanja. Keberhasilan dalam pengelolaan penyerapan anggaran didukung oleh faktor terjaminnya ketersediaan sumber daya manusia (Sumpikova, Pavel & Klazar, 2003). Kompetensi SDM memegang peranan penting untuk menentukan baik atau tidak jalannya roda pemerintahan. Fungsi pemerintah sebagai sumber daya manusia dapat diwujudkan melalui kegiatan pemerintah sebagai pengelola keuangan daerah dalam penggunaan anggaran secara efektif dan efisien. Kompetensi dan penempatan sumber daya manusia yang kurang tepat berdampak

pelaksanaan program kegiatan pemerintah dan pada akhirnya berdampak pada penyerapan anggaran belanja yang tidak optimal.

5.6.3. Pengaruh Dokumen Pengadaan terhadap Penyerapan Anggaran Belanja Hasil pengujian secara parsial menunjukan bahwa dokumen pengadaan berpengaruh positif signifikan terhadap penyerapan anggaran belanja SKPD di pemerintah Kota Medan, dengan menggunakan uji t dan diperoleh hasil nilai t hitung sebesar 2,788 lebih besar dari t tabel 1,980 dan tingkat signifikansi sebesar 0,006 lebih kecil dari α = 0,05 dan koefisien regresi sebesar positif 0,164 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel dokumen pengadaan berpengaruh positif signifikan terhadap variabel penyerapan anggaran belanja.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Herryanto (2012) dan fitriany (2014) yang menunjukkan bahwa faktor dokumen pengadaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan anggaran belanja. Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan dokumen pengadaan tentunya menjadi hambatan yang signifikan untuk mencapai tingkat penyerapan anggaran belanja yang optimal. Untuk variabel dokumen pengadaan mayoritas responden menyatakan masih adanya dokumen kontrak yang belum ditandatangani karena terdapat berbagai permasalahan seperti masih menunggu persetujuan tender, adanya berkas SPJ tidak lengkap saat pengajuan GU/TU, dan adanya berkas Pengadaan Kontrak dan Lelang tidak lengkap saat pengajuan LS. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden

merasa proses penataan dokumen pengadaan yang dilaksanakan di SKPD masing-masing belum berjalan baik.

5.6.4. Pengaruh Ganti Uang Persediaan terhadap Penyerapan Anggaran Belanja

Hasil pengujian secara parsial menunjukan bahwa ganti uang persediaan tidak berpengaruh terhadap penyerapan anggaran belanja SKPD di pemerintah Kota Medan, dengan menggunakan uji t dan diperoleh hasil nilai t hitung sebesar (-0,865) lebih kecil dari t tabel 1,980 dan tingkat signifikansi sebesar 0,389 lebih besar dari α = 0,05 dan koefisien regresi sebesar positif (-0,046) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ganti uang persediaan tidak berpengaruh terhadap variabel penyerapan anggaran belanja.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Herryanto (2012) yang menunjukkan bahwa faktor ganti uang persediaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keterlambatan penyerapan anggaran belanja pada satuan kerja Kementerian/Lembaga di wilayah Jakarta. Pada Pemerintah Kota Medan variabel ganti uang persediaan tidak berpengaruh terhadap penyerapan anggaran belanja dimungkinkan karena mekanisme pertanggungjawaban pembayaran kegiatan pada Pemerintah Kota Medan lebih dominan melalui pembayaran langsung (LS) dibandingkan pembayaran melalui ganti uang persediaan sehingga wajar jika variabel ganti uang persediaan tidak berpengaruh terhadap penyerapan anggaran belanja pada SKPD Pemerintah Kota Medan.

5.6.5. Pengaruh Perubahan Anggaran terhadap Penyerapan Anggaran Belanja Hasil pengujian secara parsial menunjukan bahwa perubahan anggaran berpengaruh terhadap penyerapan anggaran belanja SKPD di pemerintah Kota Medan, dengan menggunakan uji t dan diperoleh hasil nilai t hitung sebesar (1,995) lebih besar dari t tabel 1,980 dan tingkat signifikansi sebesar 0,048 lebih kecil dari α = 0,05 dan koefisien regresi sebesar positif (0,111) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel perubahan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel penyerapan anggaran belanja.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Darma (2014) yang menunjukan bahwa faktor perubahan anggaran memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap serapan anggaran kab/kota di Aceh. Penyesuaian dari perubahan anggaran baik terhadap pertambahan maupun pengurangan dari rencana sebelumnya bertujuan agar sebuah program dan kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik. Perubahan anggaran bermakna sebagai upaya pemerintah daerah untuk merevisi rencana keuangannya dengan perkembangan yang terjadi. Dalam pelaksanaannya perkembangan tersebut berpengaruh terhadap meningkatnya anggaran penerimaan maupun pengeluaran atau sebaliknya serta untuk menampung dan mengakomodasi pergeseran-pergeseran anggaran yang pada hakikatnya harus disesuaikan sehingga kegiatan yang direncanakan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat (Permendagri Nomor 13 tahun 2006).

5.6.6. Pengaruh Perencanaan, Sumber Daya Manusia, Dokumen Pengadaan, Ganti Uang Persediaan, dan Perubahan Anggaran terhadap Penyerapan Anggaran Belanja

Hasil pengujian hipotesis secara simultan menunjukkan bahwa perencanaan, sumber daya manusia, dokumen pengadaan, ganti uang persediaan, dan perubahan anggaran secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap penyerapan anggaran belanja. Hal ini dapat dilihat melalui Tabel 5.11 dengan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 (0,000 < α = 0,05) dan nilai F hitung (11,265) > F tabel (2,29).

Seluruh variabel independen di dalam penelitian ini sangat wajar memiliki pengaruh secara simultan, dikarenakan variabel-variabel tersebut merupakan bagian yang dibutuhkan oleh SKPD untuk mencapai penyerapan anggaran belanja yang optimal. Perencanaan anggaran yang akurat, kompetensi SDM yang baik, kelengkapan dokumen pengadaan, proses pengajuan ganti uang persediaan yang teratur dan perubahan anggaran yang berjalan tepat waktu merupakan bagian yang dibutuhkan oleh pelaksana anggaran Pemerintah Kota Medan untuk meningkatkan penyerapan anggaran belanja.

5.6.7. Pengaruh Komitmen Organisai sebagai Variabel Moderating

Hasil uji residual menunjukkan nilai koefisien positif sebesar (0,022) dan nilai signifikan 0,812 lebih besar dari α = 0,05 (0,812 > α = 0,05). Artinya komitmen organisasi bukan merupakan variabel pemoderasi hubungan antara variabel perencanaan, sumber daya manusia, dokumen pengadaan, ganti uang persediaan, dan

perubahan anggaran dengan penyerapan anggaran belanja. Komitmen organisasi dianggap sebagai variabel moderating apabila nilai koefisien negatif dan nilai signifikan lebih kecil dari α = 0,05

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arthana (2015) yang menunjukan bahwa komitmen organisasi mampu memoderasi hubungan kompetensi pegawai dengan kinerja penyerapan anggaran lingkup pembayaran kantor pelayanan perbendaharan negara Denpasar. Komitmen organisasi merupakan variabel moderating yang pada dasarnya akan mampu direalisasikan apabila para aparatur penyelenggara pemerintahan daerah yaitu pimpinan dan staf SKPD bersinergi dan konsisten terhadap pakta integritas untuk mencapai target kinerja yang telah disepakati bersama kepala daerah yang menjadi acuan dalam mewujudkan visi dan misi dari SKPD yang dipimpinnya.

BAB VI

Dokumen terkait