• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan tentang hubungan antara kebiasaan menonton acara informasi dengan perilaku belajar siswa. Pengujian ini digunakan untuk menguji satu hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diterima

a. Kebiasaan Menonton Acara Informasi di Televisi

Data hasil uji kecenderungan diperoleh hasil bahwa secara umum kebiasaan menonton acara informasi di televisi pada siswa SD Negeri Kersamanah 3 Kabupaten Garut adalah sedang. Hal ini dapat dilihat dari angka yang ditunjukkan yaitu : 83,33% berada dalam kategori sedang. Hal ini berkaitan dengan intensitas menonton siaran televisi, frekuensi menonton, dan cara menonton acara informasi di televisi. Intesitas menonton acara informasi ditunjukkan oleh : siswa menonton acara informasi, seperti “Seputar Indonesia”, “liputan 6”, Infotainment, dan lain-lain hampir setiap hari. Sehingga siswa menggunakan waktu lebih lama untuk menonton televisi dibanding belajar. Intensitas menonton dapat dilihat dari rutinitas menonton dalam satu hari. atau mingguan, bahkan bulanan. Frekuensi menonton acara informasi dapat digambarkan melalui lamanya waktu menonton, seperti siswa menonton acara berita sepanjang waktu Frekuensi menonton juga menggambarkan kegemaran siswa dalam melakukan yang terlihat dari cara menonton acara informasi yang tetap menonton walaupun sedang lelah dan santai. Cara menonton ini berkaitan dengan tujuan siswa menonton, baik untuk hiburan, pengetahuan, atau hanya mengisi waktu luang. Hal tersebut dapat menggambarkan bahwa acara informasi sangat bermanfaat bagi siswa.

Karaktaristik yang ditunjukan dengan cara, daya serap, dan perilaku ayng berbeda-beda juga. Melihat hasil penelitian ini, siswa yang beraneka ragam tetap akan dipengaruhi oleh tayangan televisi, khususnya acara informasi.

dalam megerjakan tugas (PR), perilaku siswa utuk mempelajari materi, dan gaya belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan perilaku belajar siswa di rumah, bahwa perilaku belajar siswa tetap dapat dilakukan sampai selesai, walau siswa juga senang mengerjakan tugas sambil menonton televisi.

Perilaku siswa dalam mempelajari materi secara kuantitas terlihat sedang, artinya siswa juga mampu membagi waktu untuk menonton televisi, belajar, dan bermain. Gaya belajar siswa juga terlihat serius tetapi santai, artinya masih banyak siswa yang belajar sambil menonton acara informasi. Gaya menonton acara informasi akan terlihat perbedaannya pada perilaku belajar siswa. Gaya dan lamanya menonton akan mempengaruhi daya serap informasi penonton. Acara informasi juga dapat membantu perilaku belajar siswa. Perilaku belajar siswa di lingkungan SD Negeri Kersamanah 3 Kabupaten Garut adalah dalam taraf menengah berdasarkan berbagai faktor lain yang mendukung perilaku belajar siswa.

c. Hubungan Antara kebiasaan Menonton Acara Informasi

di Televisi dengan Perilaku Belajar Siswa pada pelajaran IPS

Data hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai probabilitas adalah sebesar 0,03 < 0,05 berarti Ho ditolak (signifikan).Hal ini berarti terjadi hubungan antara kebiasaan menonton acara informasi (X) dengan perilaku belajar (Y). Melihat hasil perhitungan, dapat dinyatakan bahwa “Perilaku Belajar Siswa dipengaruhi oleh kebiasaan Menonton Acara Informasi di Televisi sebesar 13,1%, sedangkan 86,9%

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Perin (1997:7) yang menyatakan bahwa televisi memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan sehari-hari jika dibandingkan dengan media massa lainnya karena, televisi memerankan peran utama dalam kehidupan. Berdasarkan pendapat di atas, penelitian ini mendukung pendapat tersebut jika dilihat dari hubungan kebiasaan menonton acara informasi berhubungan dengan perilaku belajar.

Selain itu penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Sigi Mar’at (Onong U. Effendi, 1992) yang menyatakan bahwa acara televisi umumnya mempengaruhi pandangan, persepsi, dan perasaan penontonnya. Hal ini sesuai juga dengan Slameto (1987:56) yang menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi belajar adalah media massa, yang berarti televisi menjadi salah satu bagian dalam media massa tersebut.

Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Wini S (2002) yang mengatakan bahwa tayangan televisi berhubungan dengan peningkatan aspek pengetahuan, peniruan, dan perilaku belajar siswa. Ferry B (2004) juga mengatakan bahwa terdapat pengaruh antara kebiasaan menonton tayangan televisi terhadap kegiatan belajar siswa.

Penelitian ini menyatakan bahwa hubungan kebiasaan menonton acara informasi di televisi positif dengan perilaku belajar siswa.

Pada bagian ini, akan dikemukakan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian dan penjelasan pada bab-bab sebelumnya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kebiasaan menonton acara informasi di televisi yang dilakukan oleh siswa SD Negeri Kersamanah 3 Kabupaten Garut dapat dikatergorikan sedang. Hal ini dapat terlihat dari intensitas menonton siaran televisi, frekuensi menonton, dan cara menonton acara informasi di televisi.

perilaku bwlajar siswa di rumah dan sekolah. Untuk perilaku belajar di rumah dapat dilihat dari perilaku siswa dalam mengerjakan tugas (PR), perilaku siswa untuk mempelajari materi, dan gaya belajar siswa. Untuk perilaku belajar di sekolah dapat dilihat dari frekuensi kehadiran, perilaku siswa dalam memahami materi, dan perilaku siswa dalam menghadapi ujian.

3. Terdapat hubungan antara kebiasaan menonton acara informasi di televisi dengan perilaku belajar siswa dengan arah positif. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa perilaku belajar siswa dipengaruhi oleh kebiasaan menonton acara informasi di televisi.

terlihat dari F hitung < F tabel. Tingkat kebiasaan menonton juga akan berpengaruh bagi perilaku belajar siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian ini maka dapat diberikan beberapa saran yang dapat memberikan masukan kepada pihak-pihak terkait. Adapun saran-sarannya sebagai berikut:

1. SD Negeri Kersamanah 3 Kabupaten Garut

Televisi dapat memotivasi siswa dan guru agar menjadikan televisi sebagai input informasi yang dapat memberikan dapat pengetahuan untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Sekolah juga dapat memberikan arahan kepada guru dan siswa dalam memilih tayangan televisi. Sekolah dapat menjadikan media televisi sebagai media bantu pembelajaran. Sekolah dapat mengembangkan kreatifitas siswa melalui peningkatan pengetahuan melalui televisi. Tingkat kebiasaan menonton acara informasi harus lebih ditingkatkan. Guru juga harus dapat mengarahkan siswa kepada perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai pembelajaran. Sekolah harus dapat memberikan masukan-masukan positif yang dapat membantu proses pembelajaran

menonton televisi.Orang tua memberikan penjelasan dan pendampingan dalam menonton acara-acara yang harus diberikan pengertian. Orang tua juga harus memberikan kesempatan dan batasan waktu kepada anak untuk menonton acara televisi. Orang tua juga harus memahami kondisi pergaulan atau perkembangan saat ini, agar anak juga mengikuti perkembangan yang ada. Orang tua harus mengkritisi tayangan-tayangan televisi yang berdampak kurang baik bagi perkembangan anak.

3. Insan Pertelevisian

Para insan pertelevisian diharapkan dapat terus mengembangkan acara informasi lebih baik lagi. Komposisi program yang ada harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat umum. Pengolaham jam tayang juga harus disesuaikan dengan waktu yang tepat. Insan pertelevisian juga harus mengkritisi program-program yang tidak sesuai dengan moralitas bangsa Indonesia, bahkan harus mengubah program-program yang merusah generasi muda Indonesia. Insan pertelevisian harus bekerja sama dengan lembaga pendidikan dalam mengembangkan televisi sebagai media pembelajaran. 4. Peneliti Selanjutnya

Dalam melakukan Penelitian selanjutnya hendaknya dilanjutkan dengan pengembangan media televisi sebagai media pembelajaran. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan sebuah penelitian model pembelajaran berbasis televisi.

Achmad, Arief (2000) “Pengaruh Media Televisi Terhadap Pelajaran IPS”, yahoo.search: Jakarta

Ahmadi, Abu (1991), Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Ali, Mohammad (1984). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

________ (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa

Anderson, Daniel (1995) “The Influence of Television on Children’s Attentional abilities”. Makalah. University of Massachusetts.

Arikunto, Suharsimi (1998). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta : Rineka Cipta

Chen, Milton (1996). Anak-anak dan Televisi. Gramedia Pustaka Utama: jakarta ________ (1989) “Myths About Instructional Television”. Education Weeks

Defluer dan Rokeach Ball (1982). Efek Media Massa. Skripsi Wini. Bogor: Jurusan sosial Ekonomi Pertanian.

Departemen Pendidikan Nasional (2004). Pendidikan dan Media Massa. Jakarta: Gerbang Pendidikan.

Effendi, Sofian (1989). Metode Penelitian Survey. Jakarta : LPJ3ES

Elvianti, Evi (1999) Pengaruh Televisi Terhadap Perilaku Anak. Makalah Seminar Psikologi dan Komunikasi Massa”. Jakarta.

Eron, Leonard. (1999). Television and Behavior. The Plug-In-Drug dan Unplugging The Plug-In-Drug, Yahoo search.

Guntarto (2003). Penelitian Tentang Kebiasaan. Yahoo Search

Habib, Zambris, dkk (2001). “Penelitian Film Anak-anak di Televisi dalam Rangka Pengembangan Program Pendidikan Budi Pekerti Melalui Televisi”. Dalam Teknodik No.9/OKTOBER/2001. Jakarta

Hamalik, Oemar (1993). Pengelolaan Sistem Informasi. Bandung : Trigenda Karya

Hapsari, Dewi, dkk (1992). Pengaruh Televisi Terhadap Kehidupan. Makalah Seminar Televisi Komunikasi Pembangunan.

Hiebert, dkk (1979). Dalam Wini S. Hubungan Tayangan Televisi dan Reference Group Terhadap Aspek Pengetahuan, Peniruan, dan Perilaku Pelajar SMU dalam skripsi Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

Hoetasoehoet (1983). Dalam Astrid. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Bina Cipta.

Ishadi, S.K (1981) “Babak Baru TVRI Siaran Tanpa Iklan”. Jakarta : Pusat Pemberitaan.

Kuswandi, Wawan (1996). Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta : Rineka Cipta

Miarso, Yusufhadi (2004). Menyemat Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Perenada Media.

Lukman, (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Lickona (1991). HabitI. Makalah Kebiasaan. Yahoo Search

Leonard, Rowell (2004). Kebiasaan Dalam Perilaku. Michigan : University of Michigan.

Mar’at (1982). Sikap Manusia dan Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta : Ghalia Indonesia.

M. Anwas O. (1998). Makalah Televisi dan Anak. Jakarta : Pustekkom. Mulyono (1980). Televisi Untuk Pembelajarn. Yahoo Search

Nasution, S (1982). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bina aksara.

Pusat Pemberitaan TVRI (1983). Kumpulan Makalah Seminar DBS, Jakarta : TVRI. Wahyudi, J.B (1983). Jurnalis Televisi. Bandung : Ikatan Alumni

Yayasan kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) (1993). Laporan Penelitian : adegan Prososial Dan Antisosial Dalam Cerita Untuk Anak-Anak Yang Disiarkan Di Televisi, Bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Penerangan Departemen Penerangan Republik Indonesia. Jakarta.

Dokumen terkait