• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Deskripsi Tingkat Komunikasi Interpersonal siswa kelas VIII SMP N 1 Yogyakarta termasuk dalam kategori baik

Mayoritas komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP N 1 Yogyakarta tergolong cukup baik, artinya siswa mampu berkomunikasi secara terbuka dengan orang lain, siswa mampu memahami perasaan dan sikap orang lain, siswa sudah dapat menghargai orang lain dalam berkomunikasi dan mampu menerima, mendukung dan menghargai orang lain dengan bersikap positif dalam berinteraksi, dan mampu memberikan dukungan kepada orang lain. Siswa yang memiliki komunikasi interpersonal baik berarti sudah menyadari pentingnya komunikasi interpersonal antar siswa artinya, kemampuan untuk terbuka dalam berkomunikasi dapat timbul ketika individu memiliki semangat keterbukaan dan kebiasaan untuk berbagi informasi sehingga mampu terbuka secara tepat.

Komunikasi interpersonal bisa dialami oleh Generasi Z dengan menggunakan media massa (Whatsapp) misalnya, bila ada teman yang sakit, minta bantuan untuk menolong teman yang sakit. Selain itu berkomunikasi melalui media sosial juga sangat penting sebagai sarana informasi yang bermanfaat misalnya, mendengarkan teman ketika curhat melalui telephon, berinisiatif untuk bertanya terlebih dahulu pada teman dalam hal diskusi melalui media sosial. Dalam hal ini Generasi Z sangat penting untuk mendukung komunikasi interperson/,

untuk kepentingan hidup sehari-hari, baik di lingkungan sekolah, masyarakat maupun keluarga.

Keberhasilan komunikasi interpersonal bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal yaitu:

Pertama, siswa kelas VIII SMP N 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 sudah memiliki citra diri yang positif. Lunandi (1989) menyatakan bahwa citra diri menentukan persepsi dan ekspresi seseorang. Citra diri yang lemah akan terlihat pada komunikasinya dengan orang lain yang sulit berbicara bebas, sulit mengungkapkan isi hati dan pikiran. Hal ini tidak dialami siswa SMP N 1 Yogyakarta. Citra diri positif yang dimiliki siswa kelas VIII SMP N 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 membuat mereka menjadi lebih terbuka, percaya diri, berani mengungkapkan gagasan, dan menghargai pendapat orang lain sehingga komunikasi menjadi lebih efektif.

Kedua, Maulana dan Gumelar (2013) mendefinisikan orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, serta mampu memahami perasaan dan sikap orang lain. Siswa kelas VIII SMP N 1 Yogyakarta tahu najaran 2016/2017 sudah mampu bersikap empati dalam berkomunikasi, bersikap empati dapat dilihat dari kemampuan untuk memahami motivasi dan pengalaman orang lain, memahami perasaan dan sikap orang lain, mencoba berkomunikasi verbal dan nonverbal dengan orang lain.

Ketiga, faktor yang mendukung komunikasi interpersonal yaitu lingkungan sosial di sekolah. Lunandi (1989) menyatakan bahwa lingkungan sosial ikut berperan menentukan tingkah laku dan cara berkomunikasi seseorang. Hal ini menunjukan lingkungan sosial SMP N 1 Yogyakarta sangat mendukung siswa dalam berlatih komunikasi interpersonal yang efektif sehingga menjadikan siswa bebas mengungkapkan perasaannya, tidak malu dan tidak akan merasa dirinya menjadi bahan kritikan orang lain.

Berdasarkan uraian diatas bahwa komunikasi interpersonal siswa terkair dengan Generasi Z dapat dinilai sebagai individu yang memiliki kecenderungan menggunakan perkembangan teknologi yang dapat digunakan dengan mudah tanpa harus melakukan interaksi dengan orang lain. Komunikasi interpersonal seharusnya sudah dimiliki pada individu itu sendiri termasuk Generasi Z. Komunikasi interpersonal Generasi Z bisa dipandang sebagai hal yang positif dan negatif.

Hal positif, dalam arti mampu memberikan manfaat bagi orang lain beserta lingkungan sekitar seperti, komunikasi interpersonal pada Generasi Z dapat mengembangkan pengetahuan siswa dalam motivasi belajar. Sebagai hal yang negative dalam arti malah memberikan dampak merugikan bagi orang-orang disekitar seperti, kurang akrabnya hubungan pertemanan teman sebaya dan lingkungan sekitar seperti, mengacuhkan teman yang sedang berbicara. Dengan adanya Generasi Z, siswa dapat dengan mudah menyalurkan informasi melalui

media sosial, menambah pengetahuan serta dapat memfasilitasi siswa untuk mengerjakan segala sesuatu dengan mudah.

2. Deskripsi Butir Instrumen komunikasi interpersonal antar siswa kelas VIII SMP N 1 Yogyakarta

Menurut Azwar (2009), berdasarkan hasil penelitian didapatkan data yang menunjukkan bahwa tidak terdapat butir item yang teridentifikasi rendah, karena berdasarkan hasil penelitian bahwa semua butir item (48 item) masuk dalam kategori sangat tinggi. Peneliti berupaya untuk menggunakan jumlah kategorisasi item komunikasi interpersonal yang teridentifikasi rendah sebagai acuan peneliti untuk membuat usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial. Usulan topik-topik digunakan untuk mengoptimalkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan data yang menunjukkan bahwa terdapat 4 butir jumlah kategorisasi item komunikasi interpersonal yang teridentifikasi rendah. Keempat jumlah kategorisasi item tersebut diuraikan sebagai berikut:

Tabel 4.11

Jumlah Kategorisasi Item Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII SMP N 1 Yogyakarta

No Item Jumlah Kategoris asi Item yang Rendah

Aspek Indikator Item Pernyataan

32 160 Empati Mampu

berkomunikasi verbal dan nonverbal dengan orang lain

Saya ragu-ragu berbicara dengan teman yang baru saya kenal 16 171 Keterbuk aan Mampu mengungkapkan perasaan, gagagsan, dan bertanggungjawab kepada orang lain

Ketika saya sedang sedih saya menangis

dihadapan teman

23 192 Empati Mampu memahami

motivasi dan pengalaman orang lain

Saya sulit untuk

memahami pengalaman sedih orang lain ketika curhat bersama 36 192 Sikap Menduk ung Mampu memberikan dukungan kepada orang lain

Saya menyisihkan uang jajan untuk membantu teman yang kesusahan

Terdapat beberapa penjelasan mengenai keempat item tersebut hingga teridentifikasi rendah. Berikut penjelasan yang dijabarkan sesuai dengan jumlah kategorisasi item komunikasi interpersonal yang terindikasi rendah:

Pertama, pernyataan “Saya ragu-ragu berbicara dengan teman yang baru saya kenal”. Item nomor 32 masuk dalam jumlah kategori rendah, artinya komunikasi interpersonal siswa dalam berkomunikasi verbal dan nonverbal dengan orang lain kurang baik. Hal ini akan membuat seseorang kurang percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain, mendengarkan dan menerima apa adanya setiap permasalahan yang diungkapkan individu.

Kedua, pernyataan “Ketika saya sedang sedih saya menangis dihadapan teman”. Item nomor 16 masuk dalam jumlah kategori rendah, artinya komunikasi interpersonal siswa dalam mengungkapkan perasaan, gagagsan, dan bertanggungjawab kepada orang lain kurang baik. Maulana dan Gumelar (2013) menyatakan bahwa komunikasi interpersonal yang efektif harus bersikap empati kepada orang yang diajak berinteraksi, artinya bahwa suatu relasi harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan. Misalnya, seseorang siswa takut untuk mengungkapkan perasaannya kepada teman bahwa dia tidak mau ikut bermain dengan temannya dengan alasan dia menjaga ibunya yang sedang sakit, karena siswa itu tidak enak terhadap teman akhirnya siswa tersebut mengatakan setuju untuk diajak bermain, sedangkan dalam hatinya mengatakan sebaliknya. Hal ini akan membuat seseorang merasa tidak nyaman dengan dirinya. Dalam komunikasi interpersonal harus ada kesediaan untuk membuka diri tanpa dipaksa orang lain agar komunikasidapatberjalanbaik. Selain itu kejujuran juga sangat penting ketika berhubungan dengan orang lain.

Ketiga, pernyataan “Saya sulit untuk memahami pengalaman sedih orang lain ketika curhat bersama”. Item nomor 23 masuk dalam jumlah kategori rendah, artinya siswa memahami motivasi dan pengalaman orang lain kurang baik. Hal ini akan membuat seseorang sulit mengungkapkan perasaan yang dirasakannya sehingga komunikasi interpersonal tidak berjalan dengan baik.

Keempat, pernyataan “Saya menyisihkan uang jajan untuk membantu teman yang kesusahan”. Item nomor 36 masuk dalam jumlah kategori rendah,

artinya siswa dalam memberikan dukungan kepada orang lain kurang baik. Hal ini akan membuat seseorang bergantung kepada orang lain dan kurang menumbuhkan sikap bela rasa dalam membantu orang lain yang kesusahan.

Dokumen terkait