• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bagian ini disajikan pembahasan mengenai hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya. Pembahasan hasil penelitian dilakukan untuk menjelaskan analisis dan jawaban terhadap rumusan masalah yang diajukan yaitu bagaimana konteks, masukan, proses, dan hasil program BSM di SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga.

4.3.1 Konteks

Evaluasi konteks dilaksanakan sebagai suatu kebutuhan serta informasi bagi pengambilan keputusan dalam perencanaan suatu program. Evaluasi konteks ini mencakup evalausi terhadap kondisi sekolah berdasarkan sosial ekonomi orang tua, indentifikasi kebutuhan, karakteristik, tujuan program , dan peluang dan manfaat. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa program bantuan siswa miskin (BSM) di SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga sangat dibutuhkan sekali untuk membantu siswa dari keluarga kurang mampu atau miskin. Jadi program ini dapat membuat pemacu semangat belajar siswa untuk memperoleh prestasi dalam belajarnya.

86

Program BSM ini diharapkan anak usia sekolah dari rumah tangga/keluarga miskin dapat meneruskan sekolah, tidak putus sekolah, dan masa depan diharapkan mereka dapat memutus rantai kemiskinan yang saat ini dialami orangtuanya. Menurut Santoso (2013) bahwa persiapan pengelolaan bantuan siswa miskin (BSM) diawali dengan rapat koordinasi tim pengelola, perencanaan program, pembukuan, pelaporan, dan pengawasan. SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga telah melakukan perencanaan , pembukaan dan pelaporan dalam pelaksanaan program BSM, namun masih ada kekurangan dalam hal rapat koordinasi dalam pengelolaan dana BSM yang diberikan oleh pemerintah.

Dari hasil penelitian yang peneliti telah lakukan di SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga mengenai program BSM, pihak sekolah melaksanakan program tersebut berdasarkan atas kebutuhan:

a) Sebagai sekolah inti SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga berupaya untuk tetap maju, dalam hal ini program-program yang terkait dengan peningkatan mutu pendidikan di kota Salatiga, salah satunya untuk

87 mengakomodasikan kebutuhan anak-anak. Sehingga pihak sekolah ingin memfasilitasi peserta didik dengan program BSM. Program BSM ini memberikan peluang bagi peserta didik untuk memenuhi kebutuhan sekolah dan meningkatkan prestasi belajarnya.

b) Dari segi konteks, kebutuhan akan program BSM yang telah diprogramkan oleh pemerintah kota Salatiga diperlukan di SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga untuk membantu siswa-siswi yang kurang mampu agar tetap bisa sekolah. Program BSM yang ada di SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga telah dilaksanakan pada tahun pelajaran 2012/2013 sampai dengan sekarang.

4.3.2 Masukan

Evaluasi input dilaksanakan untuk mempertimbangkan rencana pelaksanaan program dan jadwal, mekanisme pelaksanaan, sumber daya manusia, pembiayaan, dan sarana dan prasarana.

Dalam penelitian di SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga, sumber-sumber yang dimiliki untuk mencapai tujuan program BSM meliputi rencana

88

pelaksanaan, jadwal, mekanisme pelaksanaan, guru, staf, pembiayaan, sarana dan prasarana. Berdasarkan hasil penelitian di SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga menunjukkan bahwa dari segi rencana pelaksanaan pihak sekolah melakukan penganggaran bantuan kedalam rencana kegiatan anggaran sekolah (RKAS), tetapi setelah ada program dari pihak pemerintah mengenai bantuan beasiswa miskin, sekolah tidak lagi menganggarkan lagi dalam rencana kegiatan anggaran sekolah (RKAS).

Hasil ini berdasarkan penelitian Santoso (2013) yang menyatakan bahwa dalam pelaksanaan program BSM harus diawali dengan perencanaan program, pengadaan, penyaluran, dan pelaporan. Jadi program yang direncanakan dengan matang akan mudah untuk dilaksanakan serta akan tepat dalam penyaluran bantuan tersebut.

Sedangkan dari segi mekanisme pelaksanaan, pihak sekolah belum melakukan sosialisasi mengenai program BSM dari pemerintah kota Salatiga ke orang tua siswa. Tetapi saat akan pencairan dana BSM sekolah baru melakukan sosialisasi melalui surat edaran yang dibuat oleh SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga. Sehingga orang tua baru mengetahui program BSM yang ada dari pemerintah. Sehingga ini

89 masih menjadikan kendali bagi sekolah dan orang tua mengenai mekanisme pelaksanaan program BSM.

Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputra, bahwa program BSM yang berasal dari pemerintah kepada pihak sekolah masih kurang sosialisai dalam pelaksanaan program kepada masyarakat maupun warga sekolah. Selanjutnya hasil penelitian Marlini (2015) juga berpendapat bahwa pihak sekolah tidak pernah menginfokan secara langsung kepada siswa maupun orang tua terkait adanya program BSM. Sehingga program BSM yang berasal dari pemerintah tidak tersalurkan dengan maksimal.

Untuk itu pihak sekolah harus bisa melakukan sosialisai dengan baik kepada warga sekolah maupun orang tua siswa agar program BSM dari pemerintah ini bisa tersalurkan dengan baik dan sesuai sasaran.

Dari segi sumber daya manusia yang meliputi guru dan staf bertugas untuk membuat pelaporan dan menangani proses pencairan dana BSM yang diberikan oleh pemerintah kota Salatiga. Sehingga penanganan dana BSM yang tepat, tertib, dan lancar membuat proses pencairan dana BSM dan

90

penyaluran bisa terlaksana dengan baik. Namun disini masih terkendala oleh tenaga yang masih kurang mampu dalam menangani program BSM karena tidak adanya sosialisasi dari pemerintah dalam pengelolaan bantuan tersebut. Sehingga dalam pembuatan proposal pengajuan dana bantuan dan pelaporan ke pemerintah terhambat. Jadi pemerintah perlu melakukan sosialisasi dalam pembuatan dan pengajuan proposal mengenai bantuan siswa mikin.

Berdasarkan penelitian Saputra (2012) tentang evaluasi realisasi program BSM menunjukkan terbatasnya sumber daya pelaksana program akan menghambat dalam proses pelaksanaan program. Ini juga masih dirasakan oleh SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga mengenai pelaksana program BSM yang dibebankan kepada salah satu guru tidak ada tenaga khusus yang menanggani program BSM.

Pembiayaan disini yang dimaksudkan berupa bantuan yang diberikan pemerintah kota Salatiga yang menggunakan anggaran pendapatan belanja daerah Kota Salatiga (APBD II) untuk program BSM. Jadi dana BSM yang disalurkan ke SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga berasal dari anggaran

91 pendapatan belanja daerah (APBD II) kota Salatiga untuk setiap siswa sebesar Rp 450.000,- per tahun.

Dari segi sarana dan prasarana di SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga untuk pengelolaan laporan dan proses pencairan dana BSM dilakukan dengan komputer, sehingga mempermudah untuk membuat pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan tersebut. Semua laporan penggunaan dana BSM diarsipkan dengan rapi dan baik dari tahun ke tahun. Kendala yang masih dialami oleh sekolah dalam pembuatan laporan adalah kurangnya tanggung jawab dari orang tua untuk memberikan laporan berupa nota atau kuitansi pembelian barang dari uang BSM untuk membeli peralatan atau perlengkapan sekolah. Untuk itu perlunya kerjasama yang baik antara orang tua dan pihak sekolah dalam pembuatan laporan penggunaan dana BSM kepada sekolah dan pemerintah Kota Salatiga.

4.3.3 Proses

Dalam aspek proses akan dibahas persiapan, pelaksanaan program, efektifitas penggunaan dana, faktor pendukung dan penghambat program, dan efektifitas program. Pihak sekolah menyiapkan juknis penyaluran dana BSM yang berasal dari pemerintah,

92

data siswa yang diusulkan menerima dana BSM, membuat rekening sekolah untuk menerima pencairan dana BSM dari Pemerintah, dan petugas pengelola keuangan dana BSM (bendahara BSM) yang ada di SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga. Setelah semuanya telah siap program yang ada di SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga bisa berjalan lancar. Dana yang sudah cair akan langsung masuk ke rekening bendahara BSM dan selanjutnya pihak sekolah melakukan penyaluran kepada siswa-siswi sesuai data yang diusulkan ke pemerintah.

Faktor pendukung program BSM yang ada di SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga berasal dari guru yang menangani pengelolaan bantuan dana BSM dan pelaporan penggunaan pencairan dana BSM sesuai dengan data siswa yang diusulkan ke pemerintah. Sedangkan faktor penghambat program BSM meliputi persyaratan yang diminta oleh pihak sekolah kepada penerima bantuan (siswa) tidak lengkap, penggunaan dana yang sudah dicairkan tidak sesuai dengan juknis yang diberikan, dan orang tua tidak melaporkan penggunaan dana kepada pihak sekolah.

Efektifitas program bisa dinilai sukses dan baik, apabila di SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga ada

93 kerjasama antara kepala sekolah (penanggung jawab) dan guru (bendahara BSM) memberikan laporan penggunaan dana sesuai dengan pencairan dari pemerintah dan sesuai laporan dari pihak orang tua. Dengan demikian, dana yang disalurkan tepat pada sasaran bagi siswa-siswi yang kurang mampu.

Hasil ini juga sesuai dengan penelitian dari Santoso (2013) bahwa persiapan pengelolaan BSM di SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga diawali dengan suatu perencanaan, pengadaan, pendistribusian, pengawas, pembukuan, pertanggungjawaban atau pelaporan. Adapun hasil penelitian Marlini (2015) bahwa dalam pengawasan penggunaan dana BSM belum dilakukan secara maksimal, dimana SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga juga dalam pengawasan penggunaan dana BSM belum berjalan dengan baik. Sehingga program BSM ini masih perlu dilakukan evaluasi agar berjalan dengan baik program yang telah direncanakan oleh pemerintah guna membantu keluarga miskin atau kurang mampu.

4.3.4 Hasil

Evaluasi hasil merupakan evaluasi yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi hasil

94

merupakan tahapan akhir dan berfungsi untuk membantu penanggung jawab program dalam mengambil keputusan. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan, ketercapaian tujuan dari program terbukti dengan adanya peningkatan nilai prestasi bagi siswa yang mendapatkan bantuan, selain itu dari sikap peserta didik yang mulai mandiri dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya di sekolah.

Hasil penelitian Lacour dan Tissington bahwa kemiskinan secara langsung mempengaruhi prestasi akademik karena kurangnya sumber daya yang tersedia bagi keberhasilan siswa. Pencapaian rendah berkorelasi erat dengan kurangnya sumber daya, dan banyak penelitian telah mendokumentasikan korelasi antara rendahnya status sosial ekonomi dan rendahnya prestasi. Dengan demikian terbukti bahwa siswa dari keluarga miskin atau kurang mampu sangat mempengaruhi nilai prestasinya. Jadi biaya pendidikan yang memadai akan membuat siswa tekun dalam belajar guna meraih prestasi yang baik untuk masa depan.

Siswa di SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga yang memperoleh dana BSM mengalami peningkatan yang baik dalam prestasi belajarnya. Ada sepuluh

95 anak yang mendapatkan prestasi baik dalam nilai ulangan belajarnya ini membuktikan bahwa siswa yang memperoleh dana BSM ada semangat belajarnya, tetapi ada dua siswa yang prestasi dalam bidang olahraga pencak silat memperoleh kejuaraan di tingkat Jawa tengah dan Kota Salatiga, mereka meraih juara II. Ini bukti bahwa dalam prestasi non akademiknya juga baik siswa yang memperoleh dana BSM.

Jadi dana BSM yang diberikan oleh pemerintah ke SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga sangat bermanfaat dan mendukung bagi siswa yang kurang mampu atau keluarga miskin untuk biaya pendidikan. Program BSM ini perlu ditingkatkan dalam jumlah yang diberikan kepada setiap siswanya dan setiap tahun, agar apa yang dibutuhkan bisa terpenuhi semuanya. Dengan program BSM membuahkan hasil bahwa di SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga tidak ada anak yang putus sekolah.

Untuk itu program yang sudah ada dari pemerintah ini perlu ditingkatkan agar kebutuhan siswa dalam biaya pendidikan tidak lagi terbebani. Namun perlu ada kerjasama yang baik antara sekolah dan orang tua siswa agar program BSM berjalan sesuai dengan apa yang telah dirancang oleh

96

pemerintah untuk mengurangi kemiskinan yang ada di Indonesia. Hal ini sesuai dengan tujuan program BSM, maka sebanyak 41 (empat puluh satu) anak yang memperoleh dana BSM di SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga tidak ada yang mengalami putus sekolah.

Dokumen terkait