• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan hasil penelitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi .

1. Perencanaan

Supervisi akademik akan berhasil mencapai tujuan apabila direncanakan dengan baik. Perencanaan supervisi akademik kolaboratif di SD Kenteng 01 dibuat berdasarkan

24

hasil pemantauan pada pra siklus bahwa ada masalah lemahnya kemampuan guru menyusun instrumen penilaian pengetahuan. Perencanaan supervisi dilakukan bersama dengan guru-guru. Perencanaan ini penting dialkukan bersama tim agar guru memehami program supervisi yang akan dilaksanakan meliputi program, jadwal, waktu pelaksanaan, langkah-langkah, instrumen, dan penetapan tim (Bahrodin, 2018). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala SDN Kenteng 01 dan guru kelas VI diketahui bahwa supervisi akademik dengan pendekatan koaboratif di SD Negeri Kenteng 01 Kecamatan Bandungan diawali dengan perencanaan. Berawal dari masalah yang timbul, kepala sekolah menyusun rencana untuk supervisi. Rencana dan tujuan tersebut kemudian disampaikan ke guru melalui rapat.

Perencanaan yang dibuat meliputi : program supervisi, instrumen supervisi, teknik supervisi, jadwal pelaksanaan dan sasaran supervisi dan daya dukung lainnya.

Berdasarkan penjelasan Umi Hanifa selaku guru kelas VI, sebelum pelaksanaan supervisi kepala sekolah

25

menyampaikan jadwal dan tujuan supervisi. Guru dimintai pendapat dan kesepakatan bersama. Materi supervisi dan instrumen yang akan digunakan didiskusikan bersama sehingga guru mengerti dan memahami tujuan dan memiliki kesiapan. Berkaitan dengan hal tersebut Ayu Eka guru kelas 1 menjelaskan bahwa sebelum supervisi kepala sekolah mendiskusikan masalah dan memberi penjelasan rencana supervisi yang akan dilakukan. Guru-guru diberi tahu supaya menyiapkan diri dengan apa yang dibutuhkan. Perencanaan supervisi oleh kepala SDN Kenteng 01 pada dasarnya sudah baik sesuai dengan tujuan supervisi.

Perencanaan supervisi di SDN Kenteng 01 meliputi : a) Penyampaikan program, tujuan dan sasaran supervisi

berdasarkan masalah yang ditemukan.

b) Menyepakati jadwal supervisi dan langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan.

c) Mendiskusikan dan menetapkan aspek-aspek dalam instrumen supervisi.

26

d) Membangun kesepahaman dan kesiapan guru untuk disupervisi.

e) Menyiapkan instrumen, jadwal dan sarana pendukung lainnya.

Perencanaan dalam supervisi akan menentukan keberhasilan supervisi. Dengan perencanaan yang baik maka pelaksanaan supervisi akan terarah dan lebih bermakna, memberikan kesan positif bagi guru.

Hasil penelitian ini terdapat mendukung hasil-hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa supervisi dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan dan observasi, analisis dan tuindak lanjut berhasil meningkatkan kemampuan guru. Penelitian Leniwati &

Arafat, (2017) yang berjudul “Implementasi Supervisi Akademik Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kinerja Guru” Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.

Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru di SMAN 1 Sembada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan

27

supervisi akademik dilakukan pada tiga langkah yaitu perencanaan, implementasi dan evaluasi. Dalam perencanaan, kepala sekolah menerbitkan surat keputusan yang dilampiri jadwal pelaksanaan supervisi. Para guru memberikan tanggapan positif terhadap pelaksanaan supervisi akademik untuk mengubah kinerja guru menjadi lebih baik. Persamaan Leniwati& Arafat, (2017) dengan dengan penelitian sekarang adalah hasil penelitian kwalitatif . Sedangkan perbedaannya, penelitian Leniwati & Arafat menrupakan penelitia survei, sedangkan penelitian sekarang adalah penelitian tindakan.

Penelitian Khasanah & Kristiawan & Tobari (2019).

The Implementation Of Principals’Academic Supervision In Improving Teachers’Professionalism In The State Primary Schools”. Salah satu hasil penelitiannnyamenunjukkan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah yaitu kesiapan, motivasi dan respon positif dari guru, ada kesadaran akan tugasnya sebagai kepala sekolah. Sedangkan faktor penghambatnya masih berupa rasa takut dari guru untuk diawasi, dan jadwal yang padat.

28

Penelitian Leniwati& Arafat (2017) dan penelitian Khasanah et.al (2019) memilki kesamaan yaitu penelitian survei dengan pendekatan kualitatif. Kedua penelitian itu juga memilki kesamaan dengan penelitian sekarang pendekatan kualitatif.

Perbedaan dengan penelitian sekarang adalah pada penlitian Penelitian Leniwati& Arafat (2017) dan penelitian Khasanah et.al (2019) merupakan penelitian survei sedangkan penelitian sekarang merupakan penelitian tindakan sekolah. Pada dasarnya kedua penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang saling menguatkan meningkatkan kemampuan guru pada kompetensi pedagogik.

Berdasarkan penjelasan dan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa perencanaan supervisi akademik harus dilakukan agar pelaksanaan supervisi lebih terarah sesuai dengan tujuan dan memberikan kesan yang positif bagi para guru.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan supervisi akademik kolaboratif untuk meningkatkan kemampuan guru SD Kenteng 01 menyusun

29

instrumen panilaian pengetahuan pada masing-masing silkus dilaksanaka melalui langkah-langkah pertemuan awal, pelaksanaan observasi dan evaluasi analisis dan tindak lanjut.

Pelaksanaan supervsi diawali dengan percakapan awal sebelum pelaksanaan observasi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan membangun suasana akrab, kesepahaman dan kesiapan guru sehingga guru termotivasi dengan baik untuk mengikuti kegiatan dalam suasana nyaman.

Pelaksanaan supervisi dilakukan berdasarkan langkah-labgkah yang direncanakan. Namun dalam pelaksanaan bisa dinamis sesuai dengan perkembangan tetapi tidak merubah tujuan utama. Dalam hal ini kepala sekolah menyesuaikan dengan situasi yang berkembang sesuai kebutuhan guru.

Pada kegiatan ini kepala sekolah mendiskusikan, mengarahkan membimbing proses penyusunan soal. Bila ada pertanyaan dari guru maka didiskusikan bersama untuk pemecahan masalah. Dalam pendekatan kolaboratif ini

30

supervisor tidak harus menjawab sendiri tetapi bisa didiskusikan dan meminta pendapat dari guru lainnya. Jadi kepala sekolah bukan satu-satunya orang yang langsung memberi solusi.

Peran kepala sekolah dalam proses penyusunan soal tersebut sebagai fasilitator dan pengarah. Kepala sekolah harus siap merespon setiap permasalahan. Maka dalam pelaksanaannya kepala sekolah harus mampu menciptakan suasana yang demokratis karena setiap guru memiliki potensi masing-masing.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan, pada tahap pelaksanaan superviror mengawali dengan suasana yang akrab menyampaikan tujuan supervisi, mengarahakan mendiskusikan maslah, membantu, membimbing dan mengobservasi.

3. Observasi

Obsevasi yang dilakukan meliputi pra siklus, siklus 1 dan sikulus 2.

31

a. Observasi pada pra siklus merupakan observasi awal untuk memperoleh data kondisi awal sebelum dilakukan tindakan. Observasi pra siklus dilakukan dengan mengamati dokumen-dokumen penilaian pada setiap guru. Hasilnya menemukan masalah lemahnya kemampuan guru dalam menyusun instrumen penilaian denngan kategori kurang. Kondisi demikian menjadi dasar untuk menentukan perencanaan supervisi sebagai upaya untuk melakukan perbaikan.

b. Observasi pelaksaaan kegiatan yaitu kegiatan kepala sekolah mengamati secara langsung terhadap proses penyusunan instrumen penilaian dan mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan hambatan dalam kegiatan.

Supervisor mengendalikan agar kegiatan terlaksana sesuai rencana sehingga menjamin keterlaksanaan supervisi.

c. Observasi terhadap hasil (produk) guru yaitu mencermati hasil pekerjaan guru mengunakan instrumen telaah soal yang telah ditetapkan, mancakup aspek

32

identitas soal, petunjuk soal, kunci jawanan, pedoman penilaian, materi soal, konstruksi soal dan aspek bahasa meliputi bentuk pilihan ganda, isian dan uraian

d. Berdasarkan data hasil observasi setelah dilakukan supervisi akademik menunjukkan adanya peningkatan dari pra siklus ke siklus 1 dan siklus 2. Data peningkatan rata-rata sekor dan ketuntasan indikator keberhasilan tindakan disajikan pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Analisa Rata-rata Siklus dan Keberhasilan Tindakan

Berdasarkan indikator keberhasilan dalam penelitian yaitu setelah dilakukan supervisi akademik ada peningkatan kemampuan guru menyusun instrumen penilaian pengetahuan dan minimal 83 % guru rata-rata memperoleh nilai baik (B).

33

Dari Tabel 4.7 dapat diketahui pada pra siklus rata – rata 69,3 predikat kurang (D). Setelah dilakukan tindakan mengalami peningkatan pada siklus 1 dengan rata-rata 78,9. Hal ini menunjukan adanya peningkatan dari pra siklus ke siklus 1 sebesar 13,9 %. Pada siklus 1 rata-rata 78,9 predikat (C) dengan ketuntasan 16,7 %. Artinya target keberhasilan penelitian ini belum tercapai. Maka dilakukan perbaikan pada siklus 2 untuk mevapai indikator keberhasilan. Pada akhir siklus 2 diproleh rata-rata 90,4 predikat (B) dengan ketuntasan 100 %. Dari siklus 1 ke siklus 2 ada peningkatan sebesar 14,6

%. Dari data pra siklus ke siklus 2 terdapat peningkatan sebesar 30,4 %. Data tersebut menunjukkan bahwa lemahnya kemmpuan guru dalam menyusun instrumen penilaian pengetahuan dapat ditingkatkan melalui supervisi akademik kolaboratif. Dengan melihat rata-rata dan ketuntasan tersebut dapat diketahui bahwa indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah tercapai dimana seluruh guru (100%) sudah memperoleh rata-rata baik (B) dan melebihi target keberhasilan yang ditetapkan (lebih dai 83%). Berdasarkan

34

data tersebut menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian ini tercapai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik dengan pedekatan kolaboratif SD Negeri Kenteng 01 mampu meningkatkan kemampuan guru menyusun instrumen pengetahuan.

Peningkatan kemampuan guru dalam penilaian tidak lepas dari peran kepala sekolah dalam supervisi akademik maupun motivasi dari semua guru. Hasil penelitian ini menunnjukkan bahwa supervisi akademik berhasil meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun instrumen penilaian. Keberhasilan ini tercapai karena supervisi ini meneraplan langkah-langkah sesuai dengan konsep dasar supervisi kolaboratif malului perencanaan, pra observasi, pelaksanaan observasi, analisis , pertemuan akhir dan analisis akhir (Sahertian, 2010:51-42). Penelitian ini menerapkan konsep supervisi kolaboratif bahwa dalam pendekatan ini dalam pemecahan masalah dilakukan melalui bekerjasama antara superviror dengan guru yang disupervisi (Pidarta, 2009 : 2017).

35

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa supervisi akademik dapat meningkatkan kemampuan guru menyusun sehingga penelitian ini dapat mendukung penelitian- penelitian sebelumya. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa setelah dilakukan supervisi akademik terdapat peningkatan kinerja guru. Hasil penelitian sekarang didukung oleh penelitian sebelumnya.

Penelitian Giyarti (2015). Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru kelas VI SD Negeri 2 Bengle melalui supervisi akademik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa supervisi akademik dapat meningkakan kemampuan guru kelas VI dalam mengembangkan silabus menyusun rencana pembelajaran melaksanakan pembelajaran Persamaan penelitian Giyarti dengan penelitian ini adalah penelitian tindakan sekolah melalui supervisi akademik untuk meningkatkan kompetensi pedagogik. Perbedaannya adalah, pada penelitian Giyarti fokus penelitiannya pada penyusunan silabus, rencana pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran.

Sedangkan penelitian sekarang fokus pada penyusunan soal

36

aspek pengetahuan. Namun secara konseptual penelitian Giyarti memperkuat hasil penelitian sekarang.

Penelitian Nulu (2019) “Supervision Practices and the Performance of Non-Teaching Staff” Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui hubungan antara praktik pengawasan dan kinerja staf non-pengajar di Uganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa supervisi seperti pemantauan, penilaian & umpan balik dan pembinaan staf dapat meningkatkan kinerja staf non akademik. Penelitian Nulu (2019) merupakan penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif sedangkan penelitian sekarang merupakan penelitian tindakan sekolah dengan pendekatan kualitatif.

Perbedaan lainnya adalah subjek penelitian yang berbeda, tetapi masih pada upaya peningkatan kompetensi.

Penelitian Donkoh & Dwamena (2014) “Effects Of Educational Supervision On Professional Development:

Perception Of Public Basic School Teachers At Winneba, Ghana”. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki persepsi Sekolah Dasar Negeri di Winneba, Ghana, tentang supervisi

37

pendidikan dalam kaitannya dengan pengembangan profesional guru. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa supervisi akademik memiliki dampak positif dan signifikan terhadap pengembangan profesional guru dalam mengembangkan kurikulum, pembelajaran, metode, bahan, pengelolaan kelas, karakteristik murid, dan penilaian. Hasil penelitia Ojong relevan dengan penelitian

Penelitian Ojong (2019) “Pedagogic Supervision As a Function of Effective Curriculum Implementation in Some Selected Primary Schools in Yaound”. Tujuan dari penelitian ini untuk menyelidiki sejauh mana supervisi pedagogik dapat mengarah pada implementasi kurikulum yang efektif. Hasil penelitiannya menyimpulkan ada hubungan yang signifikan antara supervisi pedagogik dan implementasi kurikulum.

Hasil penilitian Giyarti (2015) Donkoh Eric & Dwamena (2014) Nulu (2019) dan Ojong (2019) secara konseptual ketiga penelitian ini memperkuat penelitian sekarang bahwa supervisi akademik memiliki dampak positif dan signifikan terhadap peningkatan kompetensi guru. Perbedaan dengan

38

penelitian sekarang, penelitian Giyarti dan penelitian sekarang merupakan penelitian tindakan dengan pendekatan deskriptif kualitatif sedangkan penelitian Donkoh Eric & Dwamena (20114) dan Nulu (2019) dan Ojong (2019) merupakan penenitian survei dengan pendekatan kuantitatif.

Penelitian lainnya yang sejalan dengan penelitian sekarang yaitu penelitian Ambarita & Siburian & Purba (2019). ”Development of Academic Supervision Model which Based on Educational Managemen” Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model supervisi akademik yang paling baik untuk meningkatkan kinerja guru dalam pengajaran Bahasa Indonesia yang efektif dan efisien. Hasil penelitian di SMP Deli Serdang menemukan penerapan model artistik supervisi akademik dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja guru Bahasa Indonesia. Hasil penelitian di Tebing Tinggi menemukan bahwa penerapan supervisi akademik model klinis dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja guru Bahasa Indonesia di SMP di kota Tebing Tinggi.

Penelitian ini Ambarita & Siburian & Purba (2019) memiliki

39

kesamaam dengan penelitian sekarang yaitu merupakan penelitian tindakan. Perbedaanya pada penelitian tersebut menerapkan 2 teknik yang berbeda pada sekolah tetapi pendekatan supervisi klinis dan artistik. Sedangkan penelitian sekarang dengan pendekatan kolaboratif teknik kelompok.

Secara konseptual hasil penelitiannya memperkuat penelitian sekarang.

Penelitian Lyonga (2017). “Supervision and Teachers’

Work Performances in Primary Schools in Konye Sub-Division in Cameroon”. Penelitian survei tersebut menguji dampak praktik supervisi kunjungan kepala sekolah terhadap kinerja guru di Sub-bagian Konye di Kamerun. Hasil penelitiannnya menunjukkan bahwa supervisi kunjungan kelas secara teratur dengan observasi berdampak positif terhadap kinerja guru dalam perbaikan rencana pelajaran, pembelajaran, penggunaan metode. Hasil penelitian Lyonga (2017) memperkuat hasil penelitian sekarang. Perbedannya pada penelitian sekarang merupakan penelitian tindakan

40

dengan pendekatan kualitatif, sedangkan penelitian Lyonga merupakan penelitian kuantitatif

Penelitian Lindra & Rusdinal & Sabandi (2020).”The Effect of Academic Supervision and Achievement Motivation to the Teachers’ Performance of Senior High School” Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja guru, pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja guru, pengaruh supervisi akademik dan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa supervisi akademik berpengaruh terhadap kinerja guru, motivasi berprestasi memiliki berpengaruh pada kinerja guru dan supervisi akademik dan motivasi berprestasi memilki pengaruh terhadap kinerja guru.

Hasil- hasil penelitian Lyonga (2017) dan penelitian Lindra & Rusdinal & Sabandi (2020) dengan penelitian sekarang relevan bahwa supervisi akademik memiliki pengaruh positif terhadap motivasi dan kinerja guru dalam upaya mutu pendidikan. Perbedannya, pada penelitian Lyonga, Lindra & Rusdinal & Sabandi (2020) merupakan

41

penelitian survey dengan teknik instrumen angket dan pendekatan kuantitatif, sedangkan penelitian sekarang menggunakan instrumen observasi dan analisa eskriptif kualitatif.

Penelitian Dwikurnaningsih & Hartana (2018:101-109) di SD Negeri Grobogan. Penelitian tindakan sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengajaran melalui supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif. Hasil penelitian menyimpulkan supervisi akademik dapat meningkatkan kualitas guru dalam pembelajaran. Persamaan penelitian Dwikurnianingsih & Hartana (2018) dengan penelitian sekarang adalah penelitian tindakan sekolah dengan pendekatan kolaboratif untuk meningkatkan kompetensi pedagogik. Perbedaan dengan penelitian sekarang, pada penelitian Dwikurnianingsih & Hartana (2018) bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran sedangkan pada sekarang menekankan pada peningkatan kemampuan menyusun instrumen penilaian. Tetapi ditinjau dari aspek kompetensi kedua-duanya merupakan kompetensi pedagogik sehingga

42

hasil penelitian ini memperkuat penelitian sekarang dan perlu dikembangkan pada sekolah lainnya.

Berdasarkan data hasil supervisi akademik di SD Negeri Kenteng 01 dan hasil-hasil penelitian yang memperkuat hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik terbukti mampu peningkatan kemampuan guru.

4. Refleksi

Pada akhir siklus dilakukan refleksi untuk mengevaluasi keberhasilan dan kekurangan dalam pelaksanaan supervisi.

Hasil refleksi pada akhir siklus secara umum menjelaskan bahwa keberhasilan dalam penelitian ini ditentukan oleh beberapa faktor :

a. Kemampuan supervisor dalam merencanakan dan menyampaikan program kepada guru

b. Supervisi mengikuti langlah-langkah yang disarankan dalam konsep supervisi pendekatan kolaboratif yaitu percakapan awal pra observasi, pelaksanaan observasi, analisis, pertemuan akhir serta tindak lanjut.

43

c. Pendekatan kolaboratif diterapkan lebih luwes karena memungkinkan terjadinya tukar pendapat dan negoisasi antara supervisor dan guru dalam memecahkan masalah.

Keaktifan guru dalam diskusi lebih nampak dalam suasana yang demokratis.

d. Guru-guru sudah memahami aspek - aspek penyusunan soal yang benar sehingga mampu menyusun soal denga memperhatikan kriteria yang ditetapkan.

e. Kepala sekolah menindaklanjuti hasil refleksi dengan memberi tugas dengan teknik konsultasi dan pemberian tugas sehingga guru dapat mengembangkan soal di luar jam kerja.

Refleksi dalam supervisi tersebut penting dilakukan karena akan mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam supervisi. Supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan dan berdampak pada kompetensi peserta didik. Sebagaimana dikemukakan Suharsaputra (2018:24), bahwa supervisi pendidikan akan membantu dan memperlancar pelaksanaan

44

kinerja pendidik, mengembangkan kepala sekolah, mengembangkan praktik-praktik baru dan inovasi pembelajaran. Hasil-hasil penelitian yang memperkuat pendapat tersebut sejalan dengan itu penelitian Rukayah ( 2018). Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kompetensi guru mengembangkan kemmpuan guru menyusun rencana pembelajaran tematik untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran tematik di kelas I, II, dan III SD Ungaran 05.

Hasil penelitian tindakan sekolah menyimpulkan bahwa supervisi kelompok dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan kompetensi guru kelas bawah di Sekolah Dasar Ungaran 05 dalam menyiapkan perencanaan pembelajaran tematik.

Persamaan penelitian Rukayah (2018) dengan penelitian sekarang keduanya merupakan penelitian tindakan supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif yang untuk meningkatkan kompetensi pedagogik. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan guru setelah dilakukan supervisi. Sedangkan perbedaan penelitian Rukayah

45

dengan penelitian sekarang, penelitian Rukayah pada kompetensi guru menyusun RPP sedangkan pada penelitian sekarang pada aspek kemampuan guru menyusun instrumen penilaian.

Keberhasilan supervisi juga ditentukan oleh kompetensi supervisor dan kesiapan program. Penelitian Rahabav (2016) berjudul “The Effectiveness of Academic Supervision for Teachers”. Tujuan untuk mengetahui efektivitas supervisi akademik yang difokuskan pada analisis kompetensi supervisi pengawas, program supervisi akademik, pelaksanaan supervisi, hasil supervisi serta dampak supervisi akademik. Hasil penelitiannya menyimpulkan kurangnya kompetensi supervisi dan ketiadaan program supervisi berdampak pada rendahnya komitmen kinerja guru.

Perbedaan dengan penelitian sekarang, pada penelitian Rahabav (2016) menemukan adanya supervisi yang tidak berjalan sebagaimana mestinya sehingga berdampak pada rendahnya komitmen dan kinerja guru. Maka perlu adanya evaluasi tindak lanjut terhadap kompetensi supervisornya.

46

Sedangkan penelitian ini berhasil membuktikan adanya peningkatan kemampuan guru karena kepala sekolah memilki kompstensi dan kesiapan program.

Penelitian Widodo & Ismanto & Sadjito (2014) Supervision Of Classroom Visits In Improving Performancescience Teachers Ofstate Junior High School 1 Bandungan. Hasil penelitian menyimpulan bahwa pelaksanaan supervisi kunjungan kelas berdampak positif pada peningkatan kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran yang lebih baik, administrasi lengkap, guru disiplin, pelaksananaan pembelajaran interaktif, dengan metode dan media yang beragam menarik. Persamaan penelitian Rahabav (2016) dan Widodo & Ismanto & Sadjito (2014) adalah penelitian survey untuk mengetahui efektivitas supervisi akademik.

Perbedaannya adalah pada penelitian Widodo et.al, hasil supervisi dilakukan dengan baik berdampak positif pada peningkatan kinerja guru dan pembelajaran lebih baik.

Sedangkan pada penelitian Rahabav bertolak belakang.

Penelitiannnya menemukan adanya kompetensi supervisi

47

pengawas maupun kepala sekolah yang tidak memadai berdampak pada rendahnya komitmen dan kinerja guru.

Penelitian Bustasar & Sumarsih (2018). “The Effect of Principal Academic Supervision and Work Environment on the Performance of Madrasah Teachers in Kota Bengkulu” hasil penelitiannnya menunjukkan ada pengaruh postif dan signifikan supervisi akademik terhadap kinerja guru; ada pengaruh positif lingkungan kerja terhadap kinerja guru dan ada pengaruh supervisi akademik dan lingkungan kerja

Renata &Wardiah & Kristiawan. (2018). “The Influence Of Headmaster’s Supervision And Achievement Motivation On Effective Teachers”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh supervisi terhadap guru yang efektif; pengaruh motivasi berprestasi terhadap guru yang efektif dan pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap guru yang efektif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara supervisi terhadap guru yang efektif; motivasi berprestasi terhadap guru yang

48

efektif dan supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap guru yang efektif.

Hasil-hasil penelitian Widodo & Ismanto & Sadjito (2014), Bustasar & Sumarsih (2018), Renata &Wardiah &

Kristiawan. (2018) menunjukan bahwa supervisi akademik pada umumnya sejalan dan saling mendukung konsep supervisi sebagai upaya untuk melakukan perbaiakn mutu pembelajaran. Supervisi memilki pengaruh positif terhadap motivasi, prestasi kerja dan kinerja guru.

Dari hasil-hasil penelitian tersebut pada umumya mendukung dan memperkuat hasil penelitian sekarang bahwa supervisi akademik kolaboratif terbukti mampu meningkatkan kemampuan guru menyusun instrumen penilaian pengetahuan di SD Negeri Kenteng 01 Kecamatan Bandungan, Dengan demikian supervisi akademik efektif diterapkan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan sehingga hasil penelitian ini dapat dikembangkan pada satuan pendidikan yang lain.

Dokumen terkait