• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Subjek Penelitian. merupakan SD Inti Gugus Gedong songo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Subjek Penelitian. merupakan SD Inti Gugus Gedong songo"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kenteng 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. SD Negeri Kenteng 01 beralamat di Jalan Sukorini No. 5 Karanglo-Kenteng, Kec. Bandungan, Kabupaten Semarang. SD Kenteng 01 merupakan SD Inti Gugus Gedong songo

Sebagai SD inti sekola ini sebagai pusat kegiatan guru dalam satu gugus tersebut. Secara sosial geografis dan ekonomi sekolah tersebut berada pada lingkungan dunia usaha, dan pariwisata yang sebagian besar orang tua siswa sebagai pekerja swasta. Berdasarkan hasil observasi, sarana prasarana sekolah dalam menunjang terlaksananya proses pembelajaran SD Negeri Kenteng 01 memiliki 6 ruang kelas, kantor guru, kantor kepala sekolah, ruang pertemuan, gedung perpustakaan, UKS, kantin dan tempatibadah. Penyelenggaraan proses pembelajaran sekolah ini menggunakan kurikulum 2013 sejak tahun 2015. Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang terdiri dari : 1 kepala

(2)

2

sekolah, 6 guru kelas, 1 guru PJOK, 1 guru agama Islam, 1 guru agama kristen yang rata rata berpendidikan S1 dan 1 operator sekolah serta penjaga sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, dalam meningkatkan peran serta masyarakat SD Negeri Kenteng 01 bekerjasama dengan Komite sekolah, paguyuban orang tua siswa dan pemangku kepentingan lainnya.

Dalam upaya pemenuhan standar nasional pendidikan SD Negeri Kenteng 01 melaksanakan pengelolaan sekolah dengan pada visi dan misi yang telah dicanangkan oleh kepala sekolah.

Adapun visi misi SD Negeri Kenteng 01 sebagai berikut : 1. Visi Sekolah

”Siswa berprestasi dalam mengembangkan kepribadian, berbudi pekerti luhur, mandiri serta menguasai IMTAQ dan IPTEK”.

2. Misi Sekolah

a. Memberikan pendidikan ketrampilan sesuai kebutuhan pesertadidik melalui pengembangan diri dan ekstrakurikuler.

(3)

3

b. Meningkatkan pendidikan dan pengamalan agama kepada peserta didik sehingga menjadi insan yang beriman, taqwa, dan berakhlak mulia.

c. Mendorong siswa untuk mengenali potensi diri sehingga dapat dikembangkan secara optimal.

d. Memberikan motivasi dan keterlibatan masyarakat (komite sekolah, orang tua, tokoh agama, tokoh masyarakat dan, dan unsur lain) ikut serta dalam meningkatkan mutu pendidikan SD Negeri Kenteng 01 3. Data Peserta Didik dan Guru

Tabel 4.1 Data Peserta Didik SD Negeri Kenteng 01

NO TINGKAT ROMBEL

Tahun pelajaran 2019/2020

L P JML

1 I 1 5 14 19

2 II 1 13 13 26

3 III 1 15 12 27

4 IV 1 10 21 31

5 V 1 14 12 26

6 VI 1 10 13 23

Jumlah 6 67 85 152

(4)

4

Tabel 4.2 Data Guru SDN Kenteng 01

NO NAMA /NIP JABATAN KETER

1 MUKITO, S.PdI. KS PNS

19610425 198405 1 001

2 AYU EKA OKTATIA,S.Pd Guru Kl I GTT

-

3 IKA PRATITIA SARI, S. PD. SD Guru Kl II GTT

-

4 SITI FURKHAYATUN, S.Pd Guru Kl III GTT

5 MUH. KHALIMI AHMAD,S.Pd Guru Kl IV PNS.

19710505 200801 1 012

6 NANA HANIFA L,S.Pd.SD Guru Kl V PNS

19690322 199403 2 006

7 UMI HANIFAH,S.Pd.SD Guru Kl VI PNS

19700113 199803 2 005

B. Hasil Penelitian

Sesuai dengan prosedur, penelitian ini diawali dengan observasi pra siklus untuk mendapatkan data kemampuan guru sebelum dilakukan tindakan. Hasil pra siklus menunjukkan rata- rata kemampuan guru menyusun instrumen penilaian pengetahuan adalah 69,3 kategori kurang (D). Adapun analisis data kemampuan pra siklus dapat dilihat pada tabel 4.3.

(5)

5

Tabel 4.3. Analisis Data Instrumen Penilaian Pra Siklus

No Subjek Kelas Rata-rata Predikat

1 G 1 AOK I 69,9 D (kurang)

2 G2 IPT II 69,7 D (kurang)

3 G3 SFR III 69,7 D (kurang)

4 G4 KLM IV 66,4 D (kurang)

5 G5 NNH V 70,4 C ( cukup)

6 G6 UMH VI 69,9 D (kurang)

Rata Rata 69,3 D (kurang)

1. Siklus 1

a. Perencanaan Siklus 1

Sebelum pelaksanaan tindakan perlu adanya perencanaan dengan tujuan agar tindakan yang akan dilakukan dapat berhasil. Perencanaaan siklus 1 meliputi : program supervisi, jadwal, instrumen, menentukan langkah- langkah, teknik supervisi yang akan dilakukan dan sosialisasi untuk kesepakatan dengan guru-guru. Dokumen perencanaan mencakup : program supervisi, jadwal, tujuan, target, langkah-langkah, instrumen observasi, materi supervisi, lembar kerja guru daftar hadir dan sarana pendukung lain untuk melaksanakan supervisi akademik.

(6)

6

Berdasarkan analisis hasil pemantauan dan kesepakatan dengan guru-guru SD Negeri Kenteng 01, kepala sekolah menyusun rencana tindakan siklus 1 dalam 2 kali pertemuan supervisi akademik yang akan dilaksanakan tanggal 7 Januari 2020 dan 8 Januari 2020.

Agenda perencanaan hari pertama menelaah instrumen kriteria soal, materi penyusunan indikator soal, dan bimbingan guru menyususn instrumen penilaian pengetahuan. Teknik supervisi dengan teknik kelompok dengan pendekatan kolaboratif. Teknik supervisi dipilih berdasarkan permasalahan yang relatif sama pada guru- guru. pendekatan kolaboratif dipilih untuk memadukan pendekatan langsung dan tidak langsung. Langkah-langkah kegiatan meliputi : pra observasi; pelaksanaan, analisis dan penutup (refeleksi). Perencanaan supervisi didasarkan atas maslah yang dihadapai guru. Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah, bahwa rata-rata guru belum memahami kriteria penyusunan soal sebagaiman dikatakan oleh kepala SDN Kenteng 01:

(7)

7

“Setelah saya melakukan pemantauan pada guru-guru tentang perangkat pembelajaran dan penilaian ternyata sebagian besar guru tidak siap dengan instrumen penilaian. Rata-rata Bapak/Ibu guru tidak menyusun soal sendiri tetapi hanya menggunakan seadanya misalnya dari LKS buatan penerbit. Instrumen penilian tidak dipersiapkan dengan baik. Permasalahan hampir sama, mereka masih kesulitan dalam menyiapkan instrumen penilaian dan kurang motivasinya. Maka kami mendiskusikan masalah para guru dan merencanakan supervisi dengan teknik kelompok.

Dengan teknik kelompok ini sata lebih mudah dan lebih terbuka.

Supaya mereka lebih siap dan tidak terbebani saya menyiapkan instrumen dan saya sampaikan dulu”.

Berkaitan dengan apa yang diungkapan oleh kepala sekolah tersebut Umi Hanifah selaku guru kelas 6 mengatakan:

Masalah yang saya hadapi dalam penilaian adalah masih sulit dalam menyusun soal-soal ulangan harian karena belum mendapat pelatihan. Biasanya Kepala sekolah saya berkunjung ke kelas mengecek administasi guru kalau guru tidak lengkap, kepala sekolah menanyakan masalahnya apa. Guru lain juga ditanya begitu. Terutama dalam penilaian ini sulit. Sebelum supervisi biasanya Bapak kepala sekolah mengumumkan rencana kepada guru-guru akan dilakukan supervisi. Guru-guru dikumpulkan dan diajak diskusi tentang rencana supervisi yang akan dilakukan supaya guru memahami tujuan supervisi.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka Kepala SDN Kenteng 01 merencakanan supervisi akademik untuk meningkatkan kemampuan guru menyusun instrumen penilaian pengetahuan sebagai berikut :

(8)

8

1) Mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi guru hasil pemantauan yang dilakukan kepala sekolah

2) Menyampaikan program, tujuan dan langkah-langkah supervisi kepada guru berdasarkan fokus masalah

3) Menyepakati rencana kegiatan supervisi akademik yang akan dilakukan.

4) Menyiapkan instrumen observasi.

b. Pelaksanaan Siklus I 1) Pertemuan 1

Berdasarkan perencanaan yang telah disusun, pelaksanaan supervisi akademik kolaboratif untuk meningkatkan kemampuan guru SDN Kenteng 01 menyusun instrumen penilaian pengetahuan dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. pada tanggal 7 Januari 2020 dan 8 Januari 2020. Sebelum pertemuan kepala sekolah menyampaikan percakapan langsung kepada guru-guru menyampaiakn maslah dan tujuan agar guru termotivasi, memiliki kesiapan dan keseriusan. Pada pertemuan 1 tanggal 7 Januari 2020. Tujuan supervisi pertemuan 1 agar

(9)

9

guru benar-benar memahami instrumen dan aspek-aspek dalam penyusunan soal dan mampu menyususn indikator soal dalam kisi-kisi. Kegiatan diawali dengan tanya jawab dengan guru untuk menyepakati kegiatan. Supervisor menyampaikan tujuan dan materi penyusunan soal serta mendiskusikan aspek-aspek indikator penyusunan soal.

Teknik supervisi menggunakan teknik kelompok. Sesuai pendekatan kolaboratif, metode yang digunakan adalah metode diskusi dan pemberian tugas. Penyampaian materi ini bertujuan agar guru sasaran memahami petunjuk soal, aspek, indikator, materi, nahasa dan jenis-jenis soal yang memenuhi kriteria baik. Para guru diberi kesempatan untuk berdiskusi beberapa contoh soal. Guru diberi tugas penyusunan indikator dan mengembangkan indikator menjadi butir soal. Supervisor memberikan lembar kerja penyusunan soal dan melakukan pendampingan.

Pelaksanaan kegiatan ini berdasarkan hasil pemantauan sebelumnya dan kepala sekolah melakukan supervisi,

(10)

10

sebagaimana diungkapkan Kepala SD Negeri Kenteng 01 selaku supervisor:

“Supervisi yang saya lakukan melalui beberapa tahapan yaitu : pada pra observasi diawali dengan memberitahu rencana ke semua guru dan menyepakati rencana, mendiskusikan permasalahan utama; menyampaikan instrumen maupun materi dan membimbing guru- guru diajak berdiskusi tugas penyusunan instrumen penilaianl pengetahuan, menelaah hasil yang dibuat guru menggunakan instrumen, memberri tugas guru berlatih, menganalisa hasil yang dibuat guru dan memberi masukan pada guru untuk memperbaiki”

Dari keterangan tersebut diketahui supervisi akademik kepala sekolah dilakukan berdasarkan masalah kesulitan guru. Tujuan supervisi untuk meningkatkan kemampuan memahami instrumen dan mampu menyusun instumen penilaian pengetahuan melalui langkah-langkah:

pra observasi; tujuan, penyampaian materi dan diskusi masalah, memberi tugas guru, memberi bantuan guru menyusun soal, menngalisis hasil dan memberi feedback kepada guru.

2) Pertemuan 2

Pada pertemuan 2 siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 8 Januari 2020. Kepala SDN Keneteng 01 membimbing guru dalam praktik penyusunan soal. Tujuan supervisi agar

(11)

11

guru mampu menyusun soal dalam satu paket soal pilihan ganda, Isian dan uraian dengan berpedoman pada aspek materi, kontruksi, bahasa. Langkah-langkah supervisi meliputi : a) melakukan percakapan dengan guru –guru untuk kesepakatan; b) menyampaikan tujuan dan aspek supervisi; c) membimbing guru menyusun soal; d) observasi kegiatan dan hasil. Masing-masing guru diberi fotocopy instrumen sebagai acuan; e) menilai soal dengan instrumen telaah soal; f) mendiskusikan hasil analisa dan pemberian masukan guru; g) Tindak lanjut dengan pemberian tugas dan konsultasi. Guru diberi tugas menyelesaikan penulisan saol.

c. Observasi Siklus 1

Pada pelaksanaan supervisi pertemuan 1 dilakukan observasi oleh kepala sekolah. Kepala sekolah mengamati pelaksanaan dan hasil pekerjaan guru. Apakah pelaksanaan sesuai dengan rencana, dan tujuan. Hasil pekerjaan guru ditelaah apakah untuk mnegukur keseuaian dengan aspek dalam instrumen dan mengukur indikator keberhasilan. Soal

(12)

12

yang dibuat meliputi bentuk pilihan ganda, isian singkat dan uraian. Aspek-aspek yang ditelaah meliputi identitas soal, petunjuk soal, kunci jawaban, pedoman penilaian, materi, konstruksi soal, dan bahasa. Supervisor menelaah soal dengan instrumen kemudian menganalisis data untuk mengetahui indikator keberhasilan, dan aspek-aspek yang perlu ditingkatkan. Hasil telaah soal pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4. Analisa Data Penyusunan Instrumen Penilaian Pengetahuan Siklus 1

No Subjek PG Isian Uraian Rerata Pred. Ketuntasan

1 G 1 AOK 80 75 81 78,7 C

16,7 %

2 G2 IPT 75 76 77 76 C

3 G3 SFR 81 77 78 78,7 C

4 G4 KLM 78 79 75 77,3 C

5 G5 NNH 83 81 86 83,3 B

6 G6 UMH 79 82 77 79,3 C

Rerata 79,3 78,3 79 78,9 C

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa kemampuan rata-rata 6 guru pada siklus 1 dalam menyusun instrumen penilaian pengetahuan bentuk pilihan ganda rata- rata 79,3 predikat cukup (C), rata-rata soal isian 78,3 predikat

(13)

13

cukup (C) dan rata-rata soal uraian 79 predikat cukup (C).

Rata-rata dari 3 bentuk soal adalah 78,9 kategori cukup (C).

Dari tabel tersebut dapat diketahui 1 guru (16,7%) memperoleh predikat Baik (B) sedangkan 5 guru (83,3%) memperoleh predikat Cukup (C). Pada siklus 1 tingkat ketuntasan keberhasilan baru mencapai 16,7 % artinya angka tersebut belum mencapai standar keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian. Berdasarkan analisa data tersebut maka perlu dilakukan tindak lanjut perbaikan pada siklus berikutnya dari aspek-aspek yang masih lemah diperbaiki pada siklus berikutnya agar mencapai standar keberhasilan yang ditetapkan.

d. Refleksi Siklus 1

Berdasarkan hasil observasi pada siklus 1 maka dilakukan refleksi untuk memberikan kesematan kepada guru menyampaiakn pendapat dan gagasan selama pelaksanaan supervisi. Refleksi siklus 1 meliputi :

1) Curah pendapat dengan guru secara terbuka tentang permasalahan atau hambatan dalam penyusunan soal.

(14)

14

Masing masing guru diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat.

2) Kepala sekolah menyampaikan catatan analisa hasil observasi selama siklus 1.

3) Kepala sekolah mendiskusikan masalah dan kelemahan- kelamahan bersama guru dan menemukan solusi pemecahan masalah untuk diperbaiki.

4) Kepala sekolah memberi penguatan dan motivasi kepada guru.

5) Menyepakati aspek-aspek penting untuk perbaikan pada pada tindakan berikutnya.

6) Tindak lanjut.

Hasil refleksi dtuangkan dalam rencana tindak lanjut.

Kepala sekolah memberi tugas kepada guru untuk perbaikan selanjutnya. Bentuk tindak lanjut dengan pemberian tugas dan konsultasi.

Supervisi akademik kolaboratif di SD Negeri Kenteng 01 pada siklus 1 dilaksanakan melalui langkah perencanaan, pra observasi, pengamatan, evaluasi, analisis, pertemuan

(15)

15

balikan dan tindak lanjut sudah sesuai dengan program supervisi, tetapi masih ada hambatan dan perlu dilakukan perbaikan untuk mencapai indikator keberhasilan. Hasil analisis data observasi pada siklus 1 memberikan gambaran kemampuan guru guru-guru SD Kenteng 01 dalam menyusun instrumen penilaian pengetahuan rata-rata masih kategori cukup belum mencapai standar keberhasilan tindakan maka perlu adanya tindak lanjut. Catatan refleksi silkus 1 antara lain: a) kesesuaian indikator dengan butir soal; b) soal belum dilengkapi kunci jawaban dan identitas; c) pedoman penilaian;

d) pilihan jawaban (option) belum homogen dan seimbang; e) penggunaan gambar pada soal masih kurang; f) jenis soal lebih banyak hafalan ( mengingat ) sedangkan soal HOTS masih sedikit; g) penggunaan kalimat yang kurang efeltif.

Selaian itu hambatan pada siklus 1 adalah waktu pelaksanaan siklus 1 adalah waktu yang disediakan untuk membuat soal tidak cukup karena adanya kegiatan guru dalam mempersiapkan kegiatan lomba sehingga hasil belum mencapai standar yag ditetapkan. Kekuatnnya motivasi dan

(16)

16

minat guru tinggi. Berdasarkan refleksi beberapa kelemahan tersebut kepala sekolah merencanakan tindak lanjut dengan cara menugaskan guru untuk merancang paket soal terdiri pilihan ganda, isian singkat dan uraian.

2. Siklus 2

a. Perencanaan Siklus 2

Pada tahap perencanaan ini supervisor menyiapkan instrumen dan langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada siklus 2. Siklus 2 direncanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu pada tangggal 3 Februari dan 4 Februari 2020. Perencanaan siklus 2 meliputi : penyusunan program dan jadwal supervisi, instrumen pengumpulan data, menentukan langkah-langkah, skenario, pendekatan, teknik supervisi dan sarana penunjang yang dibutuhkan. Berdasarkan analisa pada siklus 1 maka kepala sekolah menyediakan waktu lebih banyak untuk pelaksanaan siklus 2 agar supervisi berhasil maka kepala sekolah menyampaikan informasi dan melakukan kesepakatan dengan guru-guru. Dokumen perencanaan meliputi : program

(17)

17

supervisi akademik, instrumen telaah soal, lembar kerja guru, daftar hadir, ceklist dokumen.

b. Pelaksanaan Siklus 2 1) Pertemuan 1

Pertemuan 1 silkus 2 dilaksanakan pada tanggal 3 Februari 2020. Kepala SDN Kenteng 01 melakukan pembimbingan guru dalam penyusunan soal. Kegiatan ini bertujuan agar guru mampu menyusun satu paket soal dengan memperhatikan indikator-indikator pada materi, kontruksi dan bahasa dalam instrumen telaah soal.

Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam supervisi adalah: a) melakukan percakapan langsung dengan guru untuk menyepakati kegiatan; b) menyampaikan tujuan dan aspek-aspek supervisi; c) membimbing dan mendiskusikan pembuatan soal; d) pengamatan dan telaah soal hasil pekerjaan guru; f) analisa hasil observasi; g) diskusi dan pemberian balikan kepada guru; h) rencana tindak lanjut hasil analisis.

2) Pertemuan 2

(18)

18

Pertemuan 2 siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2020. Pada pertemuan ke dua ini supervisi akademik Kepala SDN Keneteng 01 melanjutkan pembimbingan guru dalam praktik penyusunan soal.

Tujuan supervisi adalah agar guru berhasil menyusun satu paket soal dengan memperhatikan indikator- indikator pada aspek materi, kontruksi dalam instrumen supervisi.

Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam supervisi adalah: a) melakukan percakapan awal untuk membangun kesepakatan dengan guru; b) menyampaikan tujuan dan aspek supervisi; pengamatan dan telaah soal yang dibuat guru; f) analisa hasil; g) pemberian balikan kepada guru; h) tindak lanjut.

c. Observasi Siklus 2

Observasi siklus 2, supervisor melakukan pengamatan dan mancatat proses dan hasil yang pada waktu pelaksanaan pertemuan 2. Kepala sekolah menilai soal apakah sudah sesuai dengan instrumen telaah soal. Soal yang dibuat meliputi bentuk pilihan ganda, isian singkat dan uraian. Aspek-aspek

(19)

19

yang ditelaah meliputi aspek identitas soal, petunjuk soal, kunci jawaban, pedoman penilaian, materi, konstruksi, dan bahasa. Supervisor menelaah soal menggunakan instrumen yang telah disesiapkan. Supervisor menganalisa data dan dinterpretasikan untuk mengetahui rata-rata penguasaan guru dan ketercapaian indikator keberhasilan penelitian. Hasil analisa data pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Analisa Data Penyusunan Instrumen Penilaian Pengetahuan Siklus 2

No Subjek PG Isian Uraian Rerata Pred. Ketuntasan

1 G1 92 92 92 92 A

100 %

2 G2 91 90 90 90,3 B

3 G3 89 88 89 88,7 B

4 G4 90 88 89,7 89,2 B

5 G5 94 93 93 93,3 A

6 G6 91 88 87,5 88,8 B

Rerata 91,2 89,8 90,2 90,5 B Baik

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa kemampuan 6 guru dalam menyusun instrumen penilaian pengetahuan bentuk pilihan ganda rata-rata 91,2 predikat amat baik (A), soal isian rata-rata 89,8 predikat baik (B), soal uraian rata- rata 90,2 predikat baik (B). Rata- rata sekor dari ketiga

(20)

20

bentuk soal tersebut adalah 90,5 predikat baik (B) dengan ketuntasan 100%. Dari tabel tersebut diketahui 2 guru (33%) memperoleh predikat amat baik (A) dan 4 guru (66,7%) memperoleh predikat baik (B). Data tersebut juga menunjukkan bahwa pada siklus 2, seluruh guru (100%) sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dalam penelitian. Analisa perbandingan rata-rata hasil penyusunan soal pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6. Perbandingan Rata-Rata Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

No Nama Pra

Siklus Pred. Siklus

1 Pred. Tuntas Siklus

2 Pred. Tuntas

1 G1 69,9 D 78,7 C 92,0 A

2 G2 69,7 D 76,0 C 90,3 A

3 G3 69,7 D 78,7 C 16.7% 88,7 B 100%

4 G4 66,4 D 77,3 C 89,2 B

5 G5 70,4 C 83,3 B 93,3 A

6 G6 69,9 D 79,3 C 88,8 A

Rerata 69,3 D 78,9 C 90,4 A

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui kemampuan 6 guru pada pra siklus rata-rata 69,3 predikat D (kurang). Pada pra siklus belum ada ketuntasan. Pada siklus 1 rata-rata 78,9 predikat C

(21)

21

(cukup) dengan rincian 1 guru dengan nilai 83,3 predikat baik (B) dan 5 guru predikat C (kurang). Dengan demikian ketuntasan keberhasilan baru mencapai 16,7% dari seluruh guru. Pada siklus 2 rata-rata 90,4 predikat B(baik) dengan rincian 4 guru (66,7%) memperoleh nilai predikat A (amat baik), 2 guru (33,3%) memperoleh predikat B (baik). Data siklus 2 tersebut menunjukkan seluruh guru telah mencapai ketuntasan keberhasilan 100%. Rata-rata siklus 2 sebesar 90,4 dengan predikat B (baik) menunjukkan bahwa indikator keberhasilan keberhasilan yang ditetapkan telah tercapai.

Dari data pra siklus ke siklus 1 dan siklus terdapat peningkatan. Dari pra siklus 69,3 predikat kurang (D) ada peningkatan pada siklus 1 menjadi 78,9 predikat cukup (C) ada peningkatan sebesar 13,9 %. Dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat menjadi 90,4 predikat baik (B) ada peningkatan sebesar 14,6 %. Dari data pra siklus ke akhir siklus 2 terdapat peningkatan sebesar 30,4 %.

d. Refleksi Siklus 2

(22)

22

Kegiatan pada refleksi siklus 2 bertujuan mengevaluasi pelaksanaan siklus 2. Langkah-langkah refleksi yang dilakukan kepala sekolah meliputi:

1) Menyampaikan hasil analisa pada siklus 2 penyusuuunan instrumen penilaian pengetahuan.

2) Curah pendapat secara terbuka. Guru diberi kesempatan menyampaikan pendapat.

3) Memberi masukan dan penguatan kepada guru.

Catatan hasil curah pendapat dengan guru-guru pada saat refleksi sebagai berikut :

1) Pelaksaan supervisi akademik sudah melalui tahap dari perencanaan, pra supervisi, pelaksanan supervisi, evaluasi analisis dan tindak lanjut. Pada awal pelaksanaan kepala sekolah sudah menyampaikan rencana ke guru-guru sehingga guru memahami tujuan.

2) Pelaksanaan supervisi dengan bimbingan kelompok.

Guru mampu menyusun soal penilaian pengetahuan

(23)

23

sesuai dengan kriteria penyusunan soal dan rata-rata memperoleh hasil kategori baik.

3) Kepala sekolah melakukan observasi kegiatan penyusunan soal dan mmenganalisis hasilnya disampaikan kepada guru.

4) Kepala sekolah memberikan kesempatan guru untuk menyampaikan pendapatnya tentang hal yang belum dikatahui dan memberi penguatan.

5) Pada supervisi siklus 2 guru-guru lebih siap karena sudah memahami indikator penyusunan soal dan sudah mampu menyusun soal.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi .

1. Perencanaan

Supervisi akademik akan berhasil mencapai tujuan apabila direncanakan dengan baik. Perencanaan supervisi akademik kolaboratif di SD Kenteng 01 dibuat berdasarkan

(24)

24

hasil pemantauan pada pra siklus bahwa ada masalah lemahnya kemampuan guru menyusun instrumen penilaian pengetahuan. Perencanaan supervisi dilakukan bersama dengan guru-guru. Perencanaan ini penting dialkukan bersama tim agar guru memehami program supervisi yang akan dilaksanakan meliputi program, jadwal, waktu pelaksanaan, langkah-langkah, instrumen, dan penetapan tim (Bahrodin, 2018). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala SDN Kenteng 01 dan guru kelas VI diketahui bahwa supervisi akademik dengan pendekatan koaboratif di SD Negeri Kenteng 01 Kecamatan Bandungan diawali dengan perencanaan. Berawal dari masalah yang timbul, kepala sekolah menyusun rencana untuk supervisi. Rencana dan tujuan tersebut kemudian disampaikan ke guru melalui rapat.

Perencanaan yang dibuat meliputi : program supervisi, instrumen supervisi, teknik supervisi, jadwal pelaksanaan dan sasaran supervisi dan daya dukung lainnya.

Berdasarkan penjelasan Umi Hanifa selaku guru kelas VI, sebelum pelaksanaan supervisi kepala sekolah

(25)

25

menyampaikan jadwal dan tujuan supervisi. Guru dimintai pendapat dan kesepakatan bersama. Materi supervisi dan instrumen yang akan digunakan didiskusikan bersama sehingga guru mengerti dan memahami tujuan dan memiliki kesiapan. Berkaitan dengan hal tersebut Ayu Eka guru kelas 1 menjelaskan bahwa sebelum supervisi kepala sekolah mendiskusikan masalah dan memberi penjelasan rencana supervisi yang akan dilakukan. Guru-guru diberi tahu supaya menyiapkan diri dengan apa yang dibutuhkan. Perencanaan supervisi oleh kepala SDN Kenteng 01 pada dasarnya sudah baik sesuai dengan tujuan supervisi.

Perencanaan supervisi di SDN Kenteng 01 meliputi : a) Penyampaikan program, tujuan dan sasaran supervisi

berdasarkan masalah yang ditemukan.

b) Menyepakati jadwal supervisi dan langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan.

c) Mendiskusikan dan menetapkan aspek-aspek dalam instrumen supervisi.

(26)

26

d) Membangun kesepahaman dan kesiapan guru untuk disupervisi.

e) Menyiapkan instrumen, jadwal dan sarana pendukung lainnya.

Perencanaan dalam supervisi akan menentukan keberhasilan supervisi. Dengan perencanaan yang baik maka pelaksanaan supervisi akan terarah dan lebih bermakna, memberikan kesan positif bagi guru.

Hasil penelitian ini terdapat mendukung hasil-hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa supervisi dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan dan observasi, analisis dan tuindak lanjut berhasil meningkatkan kemampuan guru. Penelitian Leniwati &

Arafat, (2017) yang berjudul “Implementasi Supervisi Akademik Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kinerja Guru” Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.

Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru di SMAN 1 Sembada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan

(27)

27

supervisi akademik dilakukan pada tiga langkah yaitu perencanaan, implementasi dan evaluasi. Dalam perencanaan, kepala sekolah menerbitkan surat keputusan yang dilampiri jadwal pelaksanaan supervisi. Para guru memberikan tanggapan positif terhadap pelaksanaan supervisi akademik untuk mengubah kinerja guru menjadi lebih baik. Persamaan Leniwati& Arafat, (2017) dengan dengan penelitian sekarang adalah hasil penelitian kwalitatif . Sedangkan perbedaannya, penelitian Leniwati & Arafat menrupakan penelitia survei, sedangkan penelitian sekarang adalah penelitian tindakan.

Penelitian Khasanah & Kristiawan & Tobari (2019).

The Implementation Of Principals’Academic Supervision In Improving Teachers’Professionalism In The State Primary Schools”. Salah satu hasil penelitiannnyamenunjukkan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah yaitu kesiapan, motivasi dan respon positif dari guru, ada kesadaran akan tugasnya sebagai kepala sekolah. Sedangkan faktor penghambatnya masih berupa rasa takut dari guru untuk diawasi, dan jadwal yang padat.

(28)

28

Penelitian Leniwati& Arafat (2017) dan penelitian Khasanah et.al (2019) memilki kesamaan yaitu penelitian survei dengan pendekatan kualitatif. Kedua penelitian itu juga memilki kesamaan dengan penelitian sekarang pendekatan kualitatif.

Perbedaan dengan penelitian sekarang adalah pada penlitian Penelitian Leniwati& Arafat (2017) dan penelitian Khasanah et.al (2019) merupakan penelitian survei sedangkan penelitian sekarang merupakan penelitian tindakan sekolah. Pada dasarnya kedua penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang saling menguatkan meningkatkan kemampuan guru pada kompetensi pedagogik.

Berdasarkan penjelasan dan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa perencanaan supervisi akademik harus dilakukan agar pelaksanaan supervisi lebih terarah sesuai dengan tujuan dan memberikan kesan yang positif bagi para guru.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan supervisi akademik kolaboratif untuk meningkatkan kemampuan guru SD Kenteng 01 menyusun

(29)

29

instrumen panilaian pengetahuan pada masing-masing silkus dilaksanaka melalui langkah-langkah pertemuan awal, pelaksanaan observasi dan evaluasi analisis dan tindak lanjut.

Pelaksanaan supervsi diawali dengan percakapan awal sebelum pelaksanaan observasi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan membangun suasana akrab, kesepahaman dan kesiapan guru sehingga guru termotivasi dengan baik untuk mengikuti kegiatan dalam suasana nyaman.

Pelaksanaan supervisi dilakukan berdasarkan langkah- labgkah yang direncanakan. Namun dalam pelaksanaan bisa dinamis sesuai dengan perkembangan tetapi tidak merubah tujuan utama. Dalam hal ini kepala sekolah menyesuaikan dengan situasi yang berkembang sesuai kebutuhan guru.

Pada kegiatan ini kepala sekolah mendiskusikan, mengarahkan membimbing proses penyusunan soal. Bila ada pertanyaan dari guru maka didiskusikan bersama untuk pemecahan masalah. Dalam pendekatan kolaboratif ini

(30)

30

supervisor tidak harus menjawab sendiri tetapi bisa didiskusikan dan meminta pendapat dari guru lainnya. Jadi kepala sekolah bukan satu-satunya orang yang langsung memberi solusi.

Peran kepala sekolah dalam proses penyusunan soal tersebut sebagai fasilitator dan pengarah. Kepala sekolah harus siap merespon setiap permasalahan. Maka dalam pelaksanaannya kepala sekolah harus mampu menciptakan suasana yang demokratis karena setiap guru memiliki potensi masing-masing.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan, pada tahap pelaksanaan superviror mengawali dengan suasana yang akrab menyampaikan tujuan supervisi, mengarahakan mendiskusikan maslah, membantu, membimbing dan mengobservasi.

3. Observasi

Obsevasi yang dilakukan meliputi pra siklus, siklus 1 dan sikulus 2.

(31)

31

a. Observasi pada pra siklus merupakan observasi awal untuk memperoleh data kondisi awal sebelum dilakukan tindakan. Observasi pra siklus dilakukan dengan mengamati dokumen-dokumen penilaian pada setiap guru. Hasilnya menemukan masalah lemahnya kemampuan guru dalam menyusun instrumen penilaian denngan kategori kurang. Kondisi demikian menjadi dasar untuk menentukan perencanaan supervisi sebagai upaya untuk melakukan perbaikan.

b. Observasi pelaksaaan kegiatan yaitu kegiatan kepala sekolah mengamati secara langsung terhadap proses penyusunan instrumen penilaian dan mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan hambatan dalam kegiatan.

Supervisor mengendalikan agar kegiatan terlaksana sesuai rencana sehingga menjamin keterlaksanaan supervisi.

c. Observasi terhadap hasil (produk) guru yaitu mencermati hasil pekerjaan guru mengunakan instrumen telaah soal yang telah ditetapkan, mancakup aspek

(32)

32

identitas soal, petunjuk soal, kunci jawanan, pedoman penilaian, materi soal, konstruksi soal dan aspek bahasa meliputi bentuk pilihan ganda, isian dan uraian

d. Berdasarkan data hasil observasi setelah dilakukan supervisi akademik menunjukkan adanya peningkatan dari pra siklus ke siklus 1 dan siklus 2. Data peningkatan rata-rata sekor dan ketuntasan indikator keberhasilan tindakan disajikan pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Analisa Rata-rata Siklus dan Keberhasilan Tindakan

Siklu s

Rata-

rata Predikat Frek Tuntas

Prosentase Ketuntasan

Ketercapaia n Pra

Siklu s

69,3 D 0 0 0

Siklu

s 1 78,9 C 1 16,70% Belum

tercapai Siklu

s 2 90,4 B 6 100% Tercapai

Berdasarkan indikator keberhasilan dalam penelitian yaitu setelah dilakukan supervisi akademik ada peningkatan kemampuan guru menyusun instrumen penilaian pengetahuan dan minimal 83 % guru rata-rata memperoleh nilai baik (B).

(33)

33

Dari Tabel 4.7 dapat diketahui pada pra siklus rata – rata 69,3 predikat kurang (D). Setelah dilakukan tindakan mengalami peningkatan pada siklus 1 dengan rata-rata 78,9. Hal ini menunjukan adanya peningkatan dari pra siklus ke siklus 1 sebesar 13,9 %. Pada siklus 1 rata-rata 78,9 predikat (C) dengan ketuntasan 16,7 %. Artinya target keberhasilan penelitian ini belum tercapai. Maka dilakukan perbaikan pada siklus 2 untuk mevapai indikator keberhasilan. Pada akhir siklus 2 diproleh rata-rata 90,4 predikat (B) dengan ketuntasan 100 %. Dari siklus 1 ke siklus 2 ada peningkatan sebesar 14,6

%. Dari data pra siklus ke siklus 2 terdapat peningkatan sebesar 30,4 %. Data tersebut menunjukkan bahwa lemahnya kemmpuan guru dalam menyusun instrumen penilaian pengetahuan dapat ditingkatkan melalui supervisi akademik kolaboratif. Dengan melihat rata-rata dan ketuntasan tersebut dapat diketahui bahwa indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah tercapai dimana seluruh guru (100%) sudah memperoleh rata-rata baik (B) dan melebihi target keberhasilan yang ditetapkan (lebih dai 83%). Berdasarkan

(34)

34

data tersebut menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian ini tercapai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik dengan pedekatan kolaboratif SD Negeri Kenteng 01 mampu meningkatkan kemampuan guru menyusun instrumen pengetahuan.

Peningkatan kemampuan guru dalam penilaian tidak lepas dari peran kepala sekolah dalam supervisi akademik maupun motivasi dari semua guru. Hasil penelitian ini menunnjukkan bahwa supervisi akademik berhasil meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun instrumen penilaian. Keberhasilan ini tercapai karena supervisi ini meneraplan langkah-langkah sesuai dengan konsep dasar supervisi kolaboratif malului perencanaan, pra observasi, pelaksanaan observasi, analisis , pertemuan akhir dan analisis akhir (Sahertian, 2010:51-42). Penelitian ini menerapkan konsep supervisi kolaboratif bahwa dalam pendekatan ini dalam pemecahan masalah dilakukan melalui bekerjasama antara superviror dengan guru yang disupervisi (Pidarta, 2009 : 2017).

(35)

35

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa supervisi akademik dapat meningkatkan kemampuan guru menyusun sehingga penelitian ini dapat mendukung penelitian- penelitian sebelumya. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa setelah dilakukan supervisi akademik terdapat peningkatan kinerja guru. Hasil penelitian sekarang didukung oleh penelitian sebelumnya.

Penelitian Giyarti (2015). Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru kelas VI SD Negeri 2 Bengle melalui supervisi akademik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa supervisi akademik dapat meningkakan kemampuan guru kelas VI dalam mengembangkan silabus menyusun rencana pembelajaran melaksanakan pembelajaran Persamaan penelitian Giyarti dengan penelitian ini adalah penelitian tindakan sekolah melalui supervisi akademik untuk meningkatkan kompetensi pedagogik. Perbedaannya adalah, pada penelitian Giyarti fokus penelitiannya pada penyusunan silabus, rencana pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran.

Sedangkan penelitian sekarang fokus pada penyusunan soal

(36)

36

aspek pengetahuan. Namun secara konseptual penelitian Giyarti memperkuat hasil penelitian sekarang.

Penelitian Nulu (2019) “Supervision Practices and the Performance of Non-Teaching Staff” Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui hubungan antara praktik pengawasan dan kinerja staf non-pengajar di Uganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa supervisi seperti pemantauan, penilaian & umpan balik dan pembinaan staf dapat meningkatkan kinerja staf non akademik. Penelitian Nulu (2019) merupakan penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif sedangkan penelitian sekarang merupakan penelitian tindakan sekolah dengan pendekatan kualitatif.

Perbedaan lainnya adalah subjek penelitian yang berbeda, tetapi masih pada upaya peningkatan kompetensi.

Penelitian Donkoh & Dwamena (2014) “Effects Of Educational Supervision On Professional Development:

Perception Of Public Basic School Teachers At Winneba, Ghana”. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki persepsi Sekolah Dasar Negeri di Winneba, Ghana, tentang supervisi

(37)

37

pendidikan dalam kaitannya dengan pengembangan profesional guru. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa supervisi akademik memiliki dampak positif dan signifikan terhadap pengembangan profesional guru dalam mengembangkan kurikulum, pembelajaran, metode, bahan, pengelolaan kelas, karakteristik murid, dan penilaian. Hasil penelitia Ojong relevan dengan penelitian

Penelitian Ojong (2019) “Pedagogic Supervision As a Function of Effective Curriculum Implementation in Some Selected Primary Schools in Yaound”. Tujuan dari penelitian ini untuk menyelidiki sejauh mana supervisi pedagogik dapat mengarah pada implementasi kurikulum yang efektif. Hasil penelitiannya menyimpulkan ada hubungan yang signifikan antara supervisi pedagogik dan implementasi kurikulum.

Hasil penilitian Giyarti (2015) Donkoh Eric & Dwamena (2014) Nulu (2019) dan Ojong (2019) secara konseptual ketiga penelitian ini memperkuat penelitian sekarang bahwa supervisi akademik memiliki dampak positif dan signifikan terhadap peningkatan kompetensi guru. Perbedaan dengan

(38)

38

penelitian sekarang, penelitian Giyarti dan penelitian sekarang merupakan penelitian tindakan dengan pendekatan deskriptif kualitatif sedangkan penelitian Donkoh Eric & Dwamena (20114) dan Nulu (2019) dan Ojong (2019) merupakan penenitian survei dengan pendekatan kuantitatif.

Penelitian lainnya yang sejalan dengan penelitian sekarang yaitu penelitian Ambarita & Siburian & Purba (2019). ”Development of Academic Supervision Model which Based on Educational Managemen” Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model supervisi akademik yang paling baik untuk meningkatkan kinerja guru dalam pengajaran Bahasa Indonesia yang efektif dan efisien. Hasil penelitian di SMP Deli Serdang menemukan penerapan model artistik supervisi akademik dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja guru Bahasa Indonesia. Hasil penelitian di Tebing Tinggi menemukan bahwa penerapan supervisi akademik model klinis dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja guru Bahasa Indonesia di SMP di kota Tebing Tinggi.

Penelitian ini Ambarita & Siburian & Purba (2019) memiliki

(39)

39

kesamaam dengan penelitian sekarang yaitu merupakan penelitian tindakan. Perbedaanya pada penelitian tersebut menerapkan 2 teknik yang berbeda pada sekolah tetapi pendekatan supervisi klinis dan artistik. Sedangkan penelitian sekarang dengan pendekatan kolaboratif teknik kelompok.

Secara konseptual hasil penelitiannya memperkuat penelitian sekarang.

Penelitian Lyonga (2017). “Supervision and Teachers’

Work Performances in Primary Schools in Konye Sub- Division in Cameroon”. Penelitian survei tersebut menguji dampak praktik supervisi kunjungan kepala sekolah terhadap kinerja guru di Sub-bagian Konye di Kamerun. Hasil penelitiannnya menunjukkan bahwa supervisi kunjungan kelas secara teratur dengan observasi berdampak positif terhadap kinerja guru dalam perbaikan rencana pelajaran, pembelajaran, penggunaan metode. Hasil penelitian Lyonga (2017) memperkuat hasil penelitian sekarang. Perbedannya pada penelitian sekarang merupakan penelitian tindakan

(40)

40

dengan pendekatan kualitatif, sedangkan penelitian Lyonga merupakan penelitian kuantitatif

Penelitian Lindra & Rusdinal & Sabandi (2020).”The Effect of Academic Supervision and Achievement Motivation to the Teachers’ Performance of Senior High School” Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja guru, pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja guru, pengaruh supervisi akademik dan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa supervisi akademik berpengaruh terhadap kinerja guru, motivasi berprestasi memiliki berpengaruh pada kinerja guru dan supervisi akademik dan motivasi berprestasi memilki pengaruh terhadap kinerja guru.

Hasil- hasil penelitian Lyonga (2017) dan penelitian Lindra & Rusdinal & Sabandi (2020) dengan penelitian sekarang relevan bahwa supervisi akademik memiliki pengaruh positif terhadap motivasi dan kinerja guru dalam upaya mutu pendidikan. Perbedannya, pada penelitian Lyonga, Lindra & Rusdinal & Sabandi (2020) merupakan

(41)

41

penelitian survey dengan teknik instrumen angket dan pendekatan kuantitatif, sedangkan penelitian sekarang menggunakan instrumen observasi dan analisa eskriptif kualitatif.

Penelitian Dwikurnaningsih & Hartana (2018:101- 109) di SD Negeri Grobogan. Penelitian tindakan sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengajaran melalui supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif. Hasil penelitian menyimpulkan supervisi akademik dapat meningkatkan kualitas guru dalam pembelajaran. Persamaan penelitian Dwikurnianingsih & Hartana (2018) dengan penelitian sekarang adalah penelitian tindakan sekolah dengan pendekatan kolaboratif untuk meningkatkan kompetensi pedagogik. Perbedaan dengan penelitian sekarang, pada penelitian Dwikurnianingsih & Hartana (2018) bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran sedangkan pada sekarang menekankan pada peningkatan kemampuan menyusun instrumen penilaian. Tetapi ditinjau dari aspek kompetensi kedua-duanya merupakan kompetensi pedagogik sehingga

(42)

42

hasil penelitian ini memperkuat penelitian sekarang dan perlu dikembangkan pada sekolah lainnya.

Berdasarkan data hasil supervisi akademik di SD Negeri Kenteng 01 dan hasil-hasil penelitian yang memperkuat hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik terbukti mampu peningkatan kemampuan guru.

4. Refleksi

Pada akhir siklus dilakukan refleksi untuk mengevaluasi keberhasilan dan kekurangan dalam pelaksanaan supervisi.

Hasil refleksi pada akhir siklus secara umum menjelaskan bahwa keberhasilan dalam penelitian ini ditentukan oleh beberapa faktor :

a. Kemampuan supervisor dalam merencanakan dan menyampaikan program kepada guru

b. Supervisi mengikuti langlah-langkah yang disarankan dalam konsep supervisi pendekatan kolaboratif yaitu percakapan awal pra observasi, pelaksanaan observasi, analisis, pertemuan akhir serta tindak lanjut.

(43)

43

c. Pendekatan kolaboratif diterapkan lebih luwes karena memungkinkan terjadinya tukar pendapat dan negoisasi antara supervisor dan guru dalam memecahkan masalah.

Keaktifan guru dalam diskusi lebih nampak dalam suasana yang demokratis.

d. Guru-guru sudah memahami aspek - aspek penyusunan soal yang benar sehingga mampu menyusun soal denga memperhatikan kriteria yang ditetapkan.

e. Kepala sekolah menindaklanjuti hasil refleksi dengan memberi tugas dengan teknik konsultasi dan pemberian tugas sehingga guru dapat mengembangkan soal di luar jam kerja.

Refleksi dalam supervisi tersebut penting dilakukan karena akan mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam supervisi. Supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan dan berdampak pada kompetensi peserta didik. Sebagaimana dikemukakan Suharsaputra (2018:24), bahwa supervisi pendidikan akan membantu dan memperlancar pelaksanaan

(44)

44

kinerja pendidik, mengembangkan kepala sekolah, mengembangkan praktik-praktik baru dan inovasi pembelajaran. Hasil-hasil penelitian yang memperkuat pendapat tersebut sejalan dengan itu penelitian Rukayah ( 2018). Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kompetensi guru mengembangkan kemmpuan guru menyusun rencana pembelajaran tematik untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran tematik di kelas I, II, dan III SD Ungaran 05.

Hasil penelitian tindakan sekolah menyimpulkan bahwa supervisi kelompok dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan kompetensi guru kelas bawah di Sekolah Dasar Ungaran 05 dalam menyiapkan perencanaan pembelajaran tematik.

Persamaan penelitian Rukayah (2018) dengan penelitian sekarang keduanya merupakan penelitian tindakan supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif yang untuk meningkatkan kompetensi pedagogik. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan guru setelah dilakukan supervisi. Sedangkan perbedaan penelitian Rukayah

(45)

45

dengan penelitian sekarang, penelitian Rukayah pada kompetensi guru menyusun RPP sedangkan pada penelitian sekarang pada aspek kemampuan guru menyusun instrumen penilaian.

Keberhasilan supervisi juga ditentukan oleh kompetensi supervisor dan kesiapan program. Penelitian Rahabav (2016) berjudul “The Effectiveness of Academic Supervision for Teachers”. Tujuan untuk mengetahui efektivitas supervisi akademik yang difokuskan pada analisis kompetensi supervisi pengawas, program supervisi akademik, pelaksanaan supervisi, hasil supervisi serta dampak supervisi akademik. Hasil penelitiannya menyimpulkan kurangnya kompetensi supervisi dan ketiadaan program supervisi berdampak pada rendahnya komitmen kinerja guru.

Perbedaan dengan penelitian sekarang, pada penelitian Rahabav (2016) menemukan adanya supervisi yang tidak berjalan sebagaimana mestinya sehingga berdampak pada rendahnya komitmen dan kinerja guru. Maka perlu adanya evaluasi tindak lanjut terhadap kompetensi supervisornya.

(46)

46

Sedangkan penelitian ini berhasil membuktikan adanya peningkatan kemampuan guru karena kepala sekolah memilki kompstensi dan kesiapan program.

Penelitian Widodo & Ismanto & Sadjito (2014) Supervision Of Classroom Visits In Improving Performancescience Teachers Ofstate Junior High School 1 Bandungan. Hasil penelitian menyimpulan bahwa pelaksanaan supervisi kunjungan kelas berdampak positif pada peningkatan kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran yang lebih baik, administrasi lengkap, guru disiplin, pelaksananaan pembelajaran interaktif, dengan metode dan media yang beragam menarik. Persamaan penelitian Rahabav (2016) dan Widodo & Ismanto & Sadjito (2014) adalah penelitian survey untuk mengetahui efektivitas supervisi akademik.

Perbedaannya adalah pada penelitian Widodo et.al, hasil supervisi dilakukan dengan baik berdampak positif pada peningkatan kinerja guru dan pembelajaran lebih baik.

Sedangkan pada penelitian Rahabav bertolak belakang.

Penelitiannnya menemukan adanya kompetensi supervisi

(47)

47

pengawas maupun kepala sekolah yang tidak memadai berdampak pada rendahnya komitmen dan kinerja guru.

Penelitian Bustasar & Sumarsih (2018). “The Effect of Principal Academic Supervision and Work Environment on the Performance of Madrasah Teachers in Kota Bengkulu” hasil penelitiannnya menunjukkan ada pengaruh postif dan signifikan supervisi akademik terhadap kinerja guru; ada pengaruh positif lingkungan kerja terhadap kinerja guru dan ada pengaruh supervisi akademik dan lingkungan kerja

Renata &Wardiah & Kristiawan. (2018). “The Influence Of Headmaster’s Supervision And Achievement Motivation On Effective Teachers”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh supervisi terhadap guru yang efektif; pengaruh motivasi berprestasi terhadap guru yang efektif dan pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap guru yang efektif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara supervisi terhadap guru yang efektif; motivasi berprestasi terhadap guru yang

(48)

48

efektif dan supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap guru yang efektif.

Hasil-hasil penelitian Widodo & Ismanto & Sadjito (2014), Bustasar & Sumarsih (2018), Renata &Wardiah &

Kristiawan. (2018) menunjukan bahwa supervisi akademik pada umumnya sejalan dan saling mendukung konsep supervisi sebagai upaya untuk melakukan perbaiakn mutu pembelajaran. Supervisi memilki pengaruh positif terhadap motivasi, prestasi kerja dan kinerja guru.

Dari hasil-hasil penelitian tersebut pada umumya mendukung dan memperkuat hasil penelitian sekarang bahwa supervisi akademik kolaboratif terbukti mampu meningkatkan kemampuan guru menyusun instrumen penilaian pengetahuan di SD Negeri Kenteng 01 Kecamatan Bandungan, Dengan demikian supervisi akademik efektif diterapkan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan sehingga hasil penelitian ini dapat dikembangkan pada satuan pendidikan yang lain.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, model yang digunakan adalah oral glucose minimal model selama tes oral glucose tolerance test dengan menambahkan glukosa yang diserap oleh fungsi dan

Model pengelolaan pariwisata yang dilakukan oleh Pemerintah daerah melalui implementasi model pengelolaannkonvensional, massala dengan banyak mengandung dan

Dengan memahami pola koneksi ini kita sudah bisa memakai breadboard untuk keperluan prototipe rangkaian sehingga dapat menempatkan komponen elektronik secara tepat

Persiapan bibit merupakan bagian dari sub sistem produksi. Dari data penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden merasakan manfaat kelompok dalam kegiatan

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Judul Penelitian : Gambaran Histopatologi Tumor Phyllodes Dengan Pulasan Van Gieson Di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Dan Rumah Sakit

Sebagai pelopor air minum dalam kemasan sejak didirikan tahun 1973, kini AQUA menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hidup sehat masyarakat Indonesia.. Dulu dan kini,

• Dan pada 1989, formasi International Council of Chemical Association (ICCA), badan dunia industri kimia yang mewakili produsen kimia dari seluruh dunia, tengah memimpin