• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan hasil penelitian ini diambil berdasarkan hasil wawancara, observasi dan data sekunder yang dilakukan penulis di PT Pertamina. Oleh karena itu penulis akan menghubungkan teori dengan hasil wawancara, observasi dan data sekunder untuk dapat mencapai tujuan dari penelitian ini.

Menurut Machfoedz (2010:179) dalam perusahaan pada umumnya, PR berfungsi memberikan laporan kepada Chief Executive Officer (CEO). Pengendalian aktivitas PR dilakukan secara langsung dan bertujuan untuk menyampaikan informasi sesuai tentang entitas perusahaan dan untuk membangun itikad baik dengan stakeholder. Untuk tujuan tersebut PR dipandang sebagai aktivitas yang berbeda dan terpisah dari pemasaran. Pada aplikasinya di PT Pertamina Pusat Public Relations atau yang biasa disebut Humas itu adalah Corporate Communication yang membawahi seluruh fungsi yang mendukung kegiatan dari Public Relations tersebut. Akan tetapi seperti yang dikatakan oleh Machfoedz mengenai aktivitas PR tersebut di atas, Corporate Communication yang

berfungsi sebagai PR Pertamina ini tentunya memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi yang sesuai tentang entitas perusahaan dan membangun itikad baik dengan para stakeholder Pertamina, hanya saja aktivitas tersebut terbagi menjadi beberapa fungsi agar lebih terfokus. Fungsi-fungsi tersebut diantaranya yaitu External Communication, Internal Communication, Brand Management, Media dan Region Communication. Segala lini komunikasi yang ada pada fungsi-fungsi tersebut terjaga dan terbangun dengan baik. Fungsi-fungsi ini memiliki tujuan yang sama yaitu pencitraan baik Pertamina di dalam maupun luar perusahaan. Seperti misalnya berdasarkan pengamatan penulis yang berkaitan dengan aktivitas PR di fungsi External Communication yakni menanggulangi segala hal yang berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan pihak di luar Pertamina seperti pada demo kenaikan BBM kemarin, orang dari fungsi External Communication ini harus dapat menanggulangi krisis yang terjadi dengan berdiskusi kepada pihak pendemo dalam hal ini masyarakat/publik. Selain itu External Communication juga harus mampu menanggapi atau merespon dengan cepat mengenai berita-berita negatif tentang perusahaan. Fungsi ini lebih seperti aktivitas Public Relations pada umumnya yaitu berhubungan langsung dengan masyarakat.

Fungsi lain yang juga memiliki kaitan dengan aktivitas Public Relations yaitu fungsi Brand Management. Fungsi ini melakukan upaya internal branding pada karyawan di perusahaan yang bertujuan untuk peningkatan pemahaman akan segala bentuk brand PT Pertamina. Sehubungan juga dengan bergantinya tagline Pertamina sebagai latar belakang diadakannya sosialisasi ini maka penulis ingin meneliti upaya-upaya yang dilakukan oleh fungsi Brand Management Pertamina pada proses

internalisasi brand yang mencakup hal-hal dalam menciptakan brand image dan mensosialisasikan Brand Pertamina yang baru ini kepada seluruh karyawan Pertamina.

Aktivitas PR dalam fungsi ini lebih terfokuskan dengan meninjau aliran komunikasi di internal Pertamina, pemahaman karyawan akan segala bentuk brand Pertamina dan berujung pada untuk pencitraan ke luar perusahaan. Strategi-strategi dalam upaya internalisasi brand melalui kegiatan sosialisasi ini dianggap cukup berhasil dan meningkatkan pemahaman karyawan.

Cutlip, Center dan Broom (2009:356) perencanaan strategis dalam PR melibatkan pembuatan keputusan tentang tujuan dan sasaran program, mengidentifikasi publik kunci, menentukan kebijakan atau aturan untuk memandu pemilihan strategi, dan menentukan strategi. Harus ada kaitan erat antara tujuan program keseluruhan, sasaran yang ditentukan untuk masing-masing publik, dan strategi yang dipilih. Poin utamanya adalah bahwa strategi dipilih untuk mencapai hasil tertentu (sebagaimana dinyatakan dalam tujuan atau sasaran). Dalam hal ini strategi PR atau Corporate Communication Pertamina di fungsi Brand Management telah melakukan program sosialisasi Corporate Brand Book dan Corporate Brand Guidelines tentunya dengan tahap-tahap perencanaan strategis dari Cutlip, Center dan Broom yakni tujuan dan sasaran akan program sosialisasi tersebut yaitu:

• Tujuan dan sasaran program yaitu para karyawan Pertamina.

• Identifikasi publik kunci yaitu mengidentifikasi permasalahan yang ada pada karyawan Pertamina.

• Menentukan kebijakan atau aturan untuk memandu pemilihan strategi yaitu

proses penentuan strategi branding yang cocok untuk melakukan internalisasi brand sampai pada penentuan strategi yang tepat untuk kegiatan sosialisasi ini.

Menurut Argenti yang dialihbahasakan oleh Putri Aila Idris (2010: hal 93), citra dari sebuah perusahaan adalah fungsi dari bagaimana konstituen melihat organisasi tersebut berdasar atas semua pesan yang organisasi itu sampaikan melalui nama dan logo dan melalui presentasi diri, termasuk ekspresi-ekspresi dari visi korporatnya.

Pertamina melihat ini sebagai suatu hal yang penting, oleh karena itu fungsi Brand Management Pertamina mengadakan program sosialisasi Corporate Brand Book dan Corporate Identity Guidelines untuk tujuan pencitraan yang lebih baik bagi perusahaan untuk ke depannya. Hal ini adalah salah satu upaya Pertamina dalam internalisasi brand perusahaan kepada para karyawannya.

Menurut Argenti (2009:211), melalui komunikasi internal di abad XXI itu lebih daripada sekedar memo, publikasi, dan siaran yang mencakupnya. Ini tentang membangun sebuah budaya korporat berdasarkan pada nilai-nilai dan memiliki potensi untuk mengarahkan perubahan organisasional. Pada kegiatan sosialisasi Corporate Brand book dan Corporate Identity Guidelines, fungsi Brand Management Pertamina memiliki tujuan untuk peningkatan pemahaman karyawan mengenai segala bentuk brand Pertamina. Hal itu tentu saja berhubungan dengan pendapat Argenti mengenai internal branding yang setelah peningkatan pemahaman itu terjadi, akan terbentuk sebuah budaya korporat berdasarkan pada nilai-nilai dan potensi untuk perubahan secara organisasional. Hal ini tentu tak luput dari pensosialisasian program agar program dapat diketahui oleh seluruh lapisan karyawan Pertamina.

Setiap perusahaan memiliki cara-cara sosialisasi yang berbeda, hal tersebut dilakukan berdasarkan dari program apa yang ingin dijalankan oleh perusahaan. Pada jurnal mengenai sosialisasi yang ditulis oleh Ardts, Jansen dan van der Velde dalam The Journal of Management Development , 2001 (last update 2010) bahwa sosialisasi tidak hanya ada satu macam, akan tetapi dibagi menjadi beberapa bagian. Beberapa bagian tersebut harus disesuaikan dengan instrumen yang berlaku di organisasi yang bersangkutan. Kaitan antara penjelasan sosialisasi yang berada pada jurnal tersebut dengan sosialisasi PT Pertamina yakni mengenai penyesuaian pada program sosialisasi yang tepat. Penyesuaian ini dilakukan berdasarkan permasalahan yang ada pada karyawan Pertamina misalnya karyawan yang tidak paham mengenai makna dan pengaplikasian dari tagline dan logo Pertamina yang benar, maka program yang harus dibuat oleh PT Pertamina adalah Program dalam upaya Internalisasi brand perusahaan.

Dokumen terkait