• Tidak ada hasil yang ditemukan

HISTOGRAM KONSEP DIRI SISWA

HISTOGRAM PRESTASI BELAJAR SISWA Nilai Nilai

F. Pembahasan Hasil Penelitian

t =

= 7,384

Jadi nilai yang diperoleh adalah 7,384. Selanjutnya dibandingkan dengan pada taraf signifikan α = 0,05 yaitu 1,671 berarati

> dehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti koofisien

korelasi signifikasn, atau dengan kata lain terdapat hubungan positif yang signifikan antara konsep diri siswa dengan prestasi belajar PAI.

3. Uji Koofisien Determinasi

Dengan rumus : KD = X 100 %

= (0,6094)2 X 100% = 0,37146 X 100% = 37,14

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka dapat diketahui bahwa konstribusi yang diberikan oleh variabel X terhadap variabel Y adalah 37,1% . Hal ini dapat menunjukan bahwa konsep diri siswa memiliki konstribusi 37,1% terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam . sedangkan sisanya sebesar 62,9% prestasi belajar PAI siswa ditentukan oleh faktor lain yang tidak diliti dalam penelitian ini.

F. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil uraian data statistik diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian menunjukan terdapatnya hubungan yang sedang atau cukup anatara konsep diri siswa dan prestasi belajar Pendidikan agama islam sebesar 0,6094.

Dapat dikatakan bahwa tinggi rendanya konsep diri siswa akan mempengaruhi prestasi belajar PAI. Artinya semakin tinggi konsep diri semakin tinggi pula prestasi belajarnya.

Penelitian ini telah menunjukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan anatara konsep diri dengan prestasi belajar PAI. Penelitian ini semakin

memperkuat teori yang dikemukakan oleh Nylor sebagaimana yang dikutip oleh Desmita yaitu :

Siswa yang memiliki konsep diri positif, memperlihatkan prestasi yang baik disekolah , atau siswa yang berprestasi tinggi disekolah memiliki penilaian diri yang tinggi , serta menunjukan hubungan antar pribadi yang positif pula.Mereka menentukan target prestasi belajar yang realistis dan mengarahkan kecemasan akademis dengan belajar keras dan tekun, serta aktivitas aktivitas mereka selalu diarahkan kepada kegiatan akademis. Sebaliknya siswa yang konsep diri rendah akan memandang diri mereka sebagai orang yang tidak mempunyai kemampuan dan menganggap keberhasilan yang dicapai bukan karena kemampuan yang dimilikinya, melainkan hanya faktor kebetulan saja4.

Dari koofisien korelasi yang terjadi antara konsep diri dan prestasi belajar PAI di SMP Islam Parung yang sebesar 0,6094 menunjukan bahwa konsep diri berhubungan erat dan juga secara positif signifikan mempengaruhi prestasi beajar PAI siswa. Jadi penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Nylor.

Dengan demikian penelitian ini membuktikan perlunya konsep diri yang cukup dalam belajar pendidikan agama islam . karena semakin tinggi konsep diri seorang siswa maka akan semakin tinggi pula prestasi belajar pendidikan agama islam yang dicapai.

Dilihat dari penelitian yang sudah dilakukan di SMP Islam Parung , masih banyak siswa yang memiliki konsep diri rendah. Pada usia remaja di bangku SMP banyak siswa yang memang belum menyadari arah konsep dirinya cenderung positif atau negatif. Tetapi di dalam konsep diri terdapat dimensi konsep diri untuk mengetahui kecenderungan konsep diri pada remaja. Karena jika pada usia remaja siswa sudah bisa berfikir negatif pada dirinya maka akan terbentuklah penilaian negatif yang mengakibatkan siswa SMP memiliki kecenderungan konsep diri negatif. Jika sudah mempunyai virus negatif itu dan pada bangku sekolah siswa itu mendapat pengaruh dan penilaian dari lingkungan sekolah baik siswa ataupun guru akan terus mengembangkan cara berfikirnya dalam menilai dirinya secara negatif. Dan pada usia dewasa siswa akan

44

Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, ( Bandung :PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. 3, h. 171

menghimpun semua penilaian mengenai dirinya dan konsep diri pada usia dewasa yang dibentuk pada usia remaja itu akan bersifat tetap pada dirinya.

Dilihat dari pembahasan sebelumnya bahwa konsep diri bukan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan terbentuk karena pengaruh dari orang tua dan lingkungan sekitar. Disekolah sudah barang tentu adalah kewajiban bagi guru untuk mengembangkan dan mengetahui konsep diri yang dimilki oleh anak didiknya. Karena konsep diri akan berpengaruh besar pada perilaku yang dimiliki oeh siswa.

Sebagai seorang guru yang baik, guru tidak boleh memberikan lebel kepada siswa. Apalagi memberikan label “bodoh” kepada siswa. Proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Islam Parung, guru masih menggunakan metode ceramah dalam belajar sehingga siswa kurang dilibatkan dalam proses belajar.

Dalam meningkatkan konsep diri siswa implikasi yang harus dilakukan oleh guru adalah jika pembelajaran yang dilakukan membuat siswa menjadi dan merasa aktif didalamnya. hal itu dapat ditunjukan dengan adanya hubungan yang positif antara perilaku positif produksi siswa dan perilaku guru.Siswa dikatakan berperilaku produktif apabila siswa ikut berpartisipasi dalam seluruh kegiatan pengajaran, yakin akan segala kemampuannya, menaruh perhatian terhadap pelajaran dan bertangung jawab terhadap tugas tugas belajar yang diberikan. Karena didalam pembelajaran yang aktif akan membuat siswa merasa bertanggung jawab dan merasa mampu. Perilaku produktif siswa tersebut dapat terbentuk oleh sikap dan perilaku guru yang menunjukan kehangatan, pengertian, persahabatan, serta mampu menunjukan empati terhadap perilaku siswa. guru dalam proses belajar juga harus memberikan kepercayaan kepada siswa bahwa siswa itu mampu dan mengarahkan siswa jika siswa mengalami kesalahan ataupun kegagalan bukan membuat siswa merasa tersudut dan merasa dirinya bodoh.

Salah satu cara yang diperlukan guru dalam meningkatkan konsep dirinya adalah membangkitkan dan memberikan motivasi kepada siswa apabila terjadi penurunan dalm prestasi belajar pendidikan agama islam. Dan di SMP Islam

Parung dibutuhkan kerja sama antar guru bidang mata pelajaran, wali kelas dan guru BK. Karena pada usia remaja siswa membutuhkan banyak sekali motivasi dan sikap terbukanya kepada orang yang lebih dewasa. Jika siswa menyimpan semua kegagalan yang dialaminya sendiri akan berpengaruh pada perilaku siswa itu sendiri dan menyebabkan prestasi belajar akan terus menurun.

Konsep diri di SMP Islam parung berbeda-beda .Siswa dengan konsep diri rendah akan mendapatkan prestasi belajar pendidikan agama islam yang rendah diakibaitkan ia memandang rendah kemampuan dirinya , khususnya dalam belajar pendidikan agama islam. Hal ini mengakibatkan pencapaian prestasi belajar yang rendah pula.

Siswa yang memiliki konsep diri yang tinggi akan mampu menanpung banyak pengalaman tentang diri mereka sendiri , baik yang menyenagkan atau yang tidak, sehingga dirinya menjadi lebih siap dan percaya diri. Dari sinilah seseorang memandang dirinya berharga, berarti dan memiliki kemampuan. Kepercayaan akan kemampuan dirinya membuatnya nyaman dalam belajar sehingga ia mendapatkan hasil yang maksimal dalam belajar pendidikan agama islam.

Ketika dihadapkan dalam ujian sekolah siswa di SMP Islam Parung, terdapat perbedaan antara siswa yang memiliki konsep diri rendah dengan siswa yang memiliki konsep diri tinggi. Siswa dengan konsep diri tinggi sudah siap dalam menghadapi ujian dengan belajar sungguh-sungguh, kecemasan dalam menghadapi ujian dilakukan dengan belajar. Dan kegagalan dijadikan motivasi untuk menjadi lebih baik. Sedangkan siswa dengan konsep diri rendah menganggap ujian sekolah adalah sebuah hal yang menakutkan. Bagi mereka hafalan-halan surat yang akan diujikan pada ujian praktek pelajaran agama islam adalah hal yang membuat mereka sulit, tetapi ketakutan itu tidak diimbangi dengan usaha dan justru memilih untuk menghindarinya. Sebelum mereka mencoba untuk memulai untuk berusaha mereka sudah berfikir jika diri mereka tidak mampu dan tidak akan lulus. Sehingga harapan itu yang nantinya akan terjadi pada prestasi belajar pendidikan agama islam di sekolah.

Dalam penelitian ini dapat diimplikasikan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, seperti yang dikemukakan sebelumnya, bahwa prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh konsep diri siswa.Hal ini memberikan implikasi bahwa hubungan keduanya terbentuk secara linear sinergis, dalam arti jika konsep diri siswa ditingkatkan maka prestasi belajar juga meningkat. Implikasi praktis yang dapat dilakukan adalah upaya peningkatan konsep diri siswa dalam rangka meningkatkan prestasi belajar PAI. Konsep diri siswa dapat terbentuk jika pembelajaran yang ada menjadikan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Dokumen terkait