• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada hasil analisis uji normalitas (lih. Tabel 9. Test of Normality), diketahui nilai P-value dari variabel X (keaktifan mengikuti perayaan Ekaristi) sebesar 0,200 untuk uji normalitas Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) dan P-value (signifikansi) dari variabel Y (keterlibatan tugas pelayanan (diakonia)) yaitu kontrol diri sebesar 0,200 untuk uji normalitas Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov). Diperoleh data bahwaP-value lebih besar dari nilai signifikansi yaitu 0,005, maka dapat disimpulkan bahwa data dari variabel X (keaktifan mengikuti perayaan Ekaristi) dan Y (keterlibatan tugas pelayanan (diakonia)) memiliki distribusi normal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini memiliki distribusi normal. Dalam uji linearitas (lih. Tabel 10. ANOVAb), juga dihasilkan data bahwa semua variabel dalam penelitian ini memiliki hubungan

yang linear dan signifikan. Melalui uji homokedastisitas dan uji homogenitas dalam Grafik 3. Scatterplot dari keterlibatan tugas pelayanan (diakonia), menunjukkan bahwa gambar tidak membentuk pola tertentu secara penuh dan tersebar di antara titik nol (0) pada sumbu X dan Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual mempunyai variance konstan (homoscedasticity) dan tidak terjadi masalah heterokedastisitas. Berdasarkan hasil deskripsi data (lih. Tabel 11) uji homogenitas diketahui bahwa nilai signifikansi variabel keterlibatan tugas pelayanan (diakonia) 0,004 < 0,005. Maka dapat disimpulkan bahwa data keterlibatan tugas pelayanan (diakonia) berdasarkan variabel keaktifan mengikuti Perayaan Ekaristi memiliki varian yang berbeda.

Berdasarkan hasil analisis deskripsi (lih. Tabel 12. Deskriptif Statistik Keaktifan Mengikuti Perayaan Ekaristi dan Keterlibatan Tugas Pelayanan (diakonia)) ditampilkan jumlah N sebanyak 75 yang menunjukkan jumlah sampel sebanyak 75 responden. Range pada Keaktifan Mengikuti Perayaan Ekaristi adalah 99 lebih besar dibandingkan range Keterlibatan Tugas Pelayanan (diakonia) yaitu 70. Nilai minimum pada Keaktifan Mengikuti Perayaan Ekaristi adalah 91 lebih besar dari nilai minimum Keterlibatan Tugas Pelayanan (diakonia) yaitu 40. Nilai maximum dari Keaktifan Mengikuti Perayaan Ekaristi adalah 190 lebih besar dari nilai maximum Keterlibatan Tugas Pelayanan (diakonia) yaitu 110. Nilai rata-rata (mean) dari Keaktifan Mengikuti Perayaan Ekaristi adalah 138,65 lebih besar dari pada Keterlibatan Tugas Pelayanan (diakonia) yaitu 71,13. Pada tabel di atas juga ditunjukkan nilai Std. Deviation yang diperoleh Keaktifan Mengikuti Perayaan Ekaristi adalah 21,692 lebih besar dari pada nilai Std.

Keaktifan Mengikuti Perayaan Ekaristi adalah 470,527 lebih besar dari variance Keterlibatan Tugas Pelayanan (diakonia) kontrol diri yaitu 189,009.

Berdasarkan hasil deskripsi data (lih. Tabel 14. Rangkuman Statistik Deskriptif Keaktifan Mengikuti Perayaan Ekaristi) diketahui bahwa Keaktifan Mengikuti Perayaan Ekaristi dengan jumlah jumlah N valid 75 siswa dengan jumlah instrumen sebanyak 19 butir. Dari data tersebut diketahui pula rata-rata Keaktifan Mengikuti Perayaan Ekaristi dengan harga mean 138,65 Std. Deviation 21,692. Untuk range adalah 99 dengan skor maximum 190 dan minimum 91. Sedangkan untuk nilai tengah (median) 142,00, nilai yang sering muncul (mode) 142 dan untuk nilai sum adalah 10399, memberi pengaruh terhadap keterlibatan tugas pelayanan (diakonia) umat lingkungan Santo Xaverius Siyono Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung Gunungkidul. Pengaruh ini dapat dilihat pada Tabel 45.Coefficientsb yang menunjukkan adanya hubungan positif antara keaktifan mengikuti perayaan Ekaristi terhadap keterlibatan tugas pelayanan (diakonia) umat lingkungan Santo Xaverius Siyono Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung Gunungkidul. Hal ini dipengaruhi adanya sub variabel dari keaktifan mengikuti Perayaan Ekaristi yaitu kehadiran dalam Perayaan Ekaristi, peran dan tugas dalam Perayaan Ekaristi dan makna Sakramen Ekaristi.

Hasil yang telah didapat dalam variabel keaktifan mengikuti Perayaan Ekaristi, diperkuat dengan hasil mean dari deskripsi data sub variabel Kehadiran Dalam Perayaan Ekaristi sebesar 28,73 (lih. Tabel 15. Rangkuman Statistik Deskriptif Kehadiran Dalam perayaan Ekaristi). Dalam ranah kognitif pada Tabel 17. Analisis deskriptif Kehadiran dalam Perayaan Ekaristi (kognitif), dari 75 umat (100%), 26 umat (35%) berpendapat selalu, 29 umat (39%) berpendapat sering, 16

umat (21%) memilih jawaban kadang-kadang, 4 umat (5%) memilih jawaban jarang, dan tidak ada umat (0%) yang menjawab tidak pernah. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa menurut responden variabel keaktifan mengikuti Perayaan Ekaristi dalam sub variabel kehadiran dalam Perayaan Ekaristi dalam ranah kognitif, intensitas pelaksanaannya sesuai dengan pokok-pokok dalam uraian sub variabel kehadiran dalam Perayaan Ekaristi adalah sering, yang mencakup kehadiran dalam Perayaan Ekaristi harian, hari Minggu, dan hari-hari khusus. Sedangkan dalam ranah afektif pada Tabel 19. Analisis deskriptif Kehadiran dalam Perayaan Ekaristi (afektif), dari 75 umat, 13 umat (17%) berpendapat bahwa kehadiran dalam Perayaan Ekaristi sangat mudah, 21 umat (28%) menyatakan bahwa kehadiran dalam Perayaan Ekaristi mudah dilakukan, 29 umat (39%) memilih jawaban biasa, 11 umat (15%) menyatakan bahwa kegiatan kehadiran dalam Perayaan Ekaristi sulit dilakukan dan 1 umat (0%) yang memberikan pendapat bahwa kehadiran dalam Perayaan Ekaristi sangat sulit dilakukan. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kehadiran dalam Perayaan Ekaristi dirasa biasa dan mudah dilakukan bagi umat yang mencakup kehadiran dalam Perayaan Ekaristi harian, hari Minggu, dan hari-hari khusus.

Pada sub variabel peran dan tugas dalam Perayaan Ekaristi memiliki nilai

mean sebesar 63,59 (lih. Tabel 20. Rangkuman statistik deskriptif peran dan

tugas dalam Perayaan Ekaristi). Dalam ranah kognitif pada Tabel 22. Analisis deskriptif Peran dan Tugas dalam Perayaan Ekaristi (kognitif), dari 75 umat (100%), 16 umat (21%) berpendapat selalu, 28 umat (38%) berpendapat sering, 18 umat (24%) memilih jawaban kadang-kadang, 13 umat (17%) yang menjawab

dengan jawaban jarang, dan tidak ada umat (0%) yang menjawab tidak pernah. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa umat sering aktif berperan dan bertugas dalam Perayaan Ekaristi baik dalam persiapan Perayaan Ekaristi, menjadi petugas-petugas liturgi ataupun menjadi umat dalam Perayaan Ekaristi. Sedangkan dalam ranah afektif pada Tabel 24. Analisis deskriptif Peran dan Tugas dalam Perayaan Ekaristi (afektif), dari 75 umat (100%), 13 umat (17%) berpendapat sangat menyenangkan, 34 umat (46%) berpendapat menyenangkan, 19 umat (25%) memilih jawaban biasa, 9 umat (12%) yang menjawab dengan jawaban tidak menyenangkan, dan tidak ada umat (0%) yang menjawab sangat tidak menyenangkan. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa umat senang aktif berperan dan bertugas dalam Perayaan Ekaristi baik dalam persiapan Perayaan Ekaristi, menjadi petugas-petugas liturgi ataupun menjadi umat dalam Perayaan Ekaristi.

Pada sub variabel makna Sakramen Ekaristi memiliki nilai mean sebesar 46,33 (lih. Tabel 25. Rangkuman statistik deskriptif makna Sakramen Ekaristi). Dalam ranah kognitif pada Tabel 27. Analisis Deskriptif Makna Sakramen Ekaristi (kognitif), dari 75 umat (100%), 41 umat (55%) berpendapat sangat setuju, 21 umat (28%) berpendapat setuju, 10 umat (13%) memilih jawaban netral, 3 umat (4%) yang menjawab dengan jawaban tidak setuju, dan tidak ada umat (0%) yang menjawab sangat tidak setuju. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa umat setuju pada pemaknaan Sakramen Ekaristi baik sebagai ungkapan Cinta Kasih Yesus yang sehabis-habisnya, persatuan umat dengan Allah dan umat dengan umat, permohonan seruan datang-Nya karunia Roh Kudus (Epiklese), tinggal dalam Kristus, kekuatan hidup umat dalam menghadapi

persoalan hidup dan Ekaristi Sebagai sumber dan puncak Kehidupan Gereja. Sedangkan dalam ranah afektif pada Tabel 29. Analisis deskriptif makna Sakramen Ekaristi (afektif), dari 75 umat (100%), 14 umat (19%) berpendapat sangat mudah, 25 umat (33%) berpendapat mudah, 28 umat (37%) memilih jawaban biasa, 8 umat (11%) yang menjawab dengan jawaban sulit, dan tidak ada umat (0%) yang menjawab sangat sulit. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa umat biasa dan cukup mudah dalam pemaknaan Sakramen Ekaristi baik sebagai ungkapan Cinta Kasih Yesus yang sehabis-habisnya, persatuan umat dengan Allah dan umat dengan umat, permohonan seruan datang-Nya karunia Roh Kudus (Epiklese), tinggal dalam Kristus, kekuatan hidup umat dalam menghadapi persoalan hidup dan Ekaristi Sebagai sumber dan puncak Kehidupan Gereja.

Dari hasil di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Keaktifan Mengikuti Perayaan Ekaristi yang dilaksanakan umat dalam kehadiran mengikuti Perayaan Ekaristi, umat sering menghadiri Perayaan Ekaristi yang mencakup kehadiran dalam Perayaan Ekaristi harian, hari Minggu, dan hari-hari khusus dan itu dirasa biasa dan mudah untuk umat. Selain itu, umat juga sering dan senang aktif berperan dan bertugas dalam Perayaan Ekaristi baik dalam persiapan Perayaan Ekaristi, menjadi petugas-petugas liturgi ataupun menjadi umat dalam Perayaan Ekaristi. Pada pemaknaan Sakramen Ekaristi umat setuju dan merasa biasa dan mudah baik Ekaristi sebagai ungkapan Cinta Kasih Yesus yang sehabis-habisnya, persatuan umat dengan Allah dan umat dengan umat, permohonan seruan datang-Nya karunia Roh Kudus (Epiklese), tinggal dalam Kristus,

kekuatan hidup umat dalam menghadapi persoalan hidup dan Ekaristi Sebagai sumber dan puncak Kehidupan Gereja.

Dari hasil analisis deskripsi data variabel Keterlibatan Tugas Pelayanan (diakonia) (Y) menunjukkan nilai mean sebesar 71,13 (lih. Tabel 30. Rangkuman statistik keterlibatan tugas pelayanan (diakonia)) dan masuk dalam kategori sedang. Nilai Std. Deviation 13,748. Untuk nilai range adalah 70 dengan skor

maximum 110 dan minimum 40. Sedangkan untuk nilai tengah (median) 70,00,

nilai yang sering muncul (mode) 77 dan untuk nilai sum adalah 5335.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang variabel terikat yaitu keterlibatan tugas pelayanan (diakonia), dapat diukur melalui 2 sub variabel arah dasar pelayanan dan pelayanan (diakonia) bagi Gereja dan masyarakat. Dari sub variabel arah dasar pelayanan kemampuan dalam ranah kognitif pada Tabel 33. Analisis deskriptif arah dasar pelayanan (kognitif), dari 75 umat (100%), 40 umat (54%) berpendapat bahwa mereka selalu melaksanakan arah dasar pelayanan, 22 umat (29%) menyatakan bahwa arah dasar pelayanan yang sudah mereka lakukan dalam diri mereka adalah sering, 6 umat (8%) memilih jawaban kadang-kadang, sedangkan 6 umat (8%) memilih jawaban jarang dan 1 umat (1%) yang memilih jawaban tidak pernah. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden selalu memiliki arah dasar pelayanan yang baik yang nampak dalam sikap dasar melayani bukan dilayani dan tanggung jawab iman kristiani mereka. Sedangkan dalam ranah afektif pada pada Tabel 35. Analisis deskriptif arah dasar pelayanan (afektif), dari 75 umat, 26 umat (34%) menyatakan bahwa arah dasar pelayanan yang mereka lakukan merupakan hal yang sangat bermanfaat, 30 umat (40%) berpendapat bahwa arah dasar pelayanan yang mereka

lakukan adalah hal yang bemanfaat, 11 umat (15%) memilih jawaban biasa, sedangkan 6 umat (8%) menyatakan bahwa arah dasar pelayanan yang mereka lakukan adalah hal yang tidak bermanfaat dan sisanya yaitu 2 umat (3%) menyatakan sangat tidak bermanfaat. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa arah dasar pelayanan yang umat lakukan merupakan hal yang bemanfaat bagi mereka.

Dari sub variabel pelayanan (diakonia) bagi Gereja dan masyarakat, nilai

mean sebesar 55,21 (lih. Tabel 36. Rangkuman statistik deskriptif Pelayanan

(diakonia) bagi Gereja dan masyarakat). Dalam ranah kognitif pada Tabel 38. Analisis deskriptif pelayanan (diakonia) bagi Gereja dan masyarakat (kognitif), dari 75 umat (100%), 11 umat (15%) berpendapat bahwa mereka sangat setuju pada pelayanan (diakonia) bagi Gereja dan masyarakat, 19 umat (25%) menyatakan bahwa mereka setuju melakukan pelayanan (diakonia) bagi Gereja dan masyarakat, 28 umat (38%) memilih jawaban netral, sedangkan 16 umat (21%) memilih jawaban tidak setuju dan sisanya 1 umat (1%) menyatakan sangat tidak seuju. Dari hasil tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa umat netral dalam pelayanan (diakonia) bagi Gereja dan masyarakat baik dalam malakukan tanggungjawab pelayanan sebagai seorang pemuka jemaat bagi Gereja, melakukan diakonia karitatif, diakonia reformatif atau pembangunan, diakonia transformatif pembebasan bagi masyarakat. Sedangkan dalam ranah afektif pada Tabel 40. Analisis deskriptif pelayanan (diakonia) bagi Gereja dan masyarakat (afektif), dari 75 umat (100%), 2 umat (3%) menyatakan bahwa pelayanan (diakonia) bagi Gereja dan masyarakat merupakan hal yang sangat mudah dilakukan, 19 umat (25%) memberikan jawaban mudah dilakukan, 26 umat (35%)

memilih jawaban biasa, 25 umat (33%) menyatakan bahwa pelayanan (diakonia) bagi Gereja dan masyarakat adalah hal yang sulit dan 3 umat (4%) yang berpendapat sangat sulit. Dari hasil tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pelayanan (diakonia) bagi Gereja dan masyarakat merupakan hal yang biasa dilakukan umat, baik dalam malaksanakan tanggungjawab pelayanan sebagai seorang pemuka jemaat bagi Gereja, melakukan diakonia karitatif, diakonia reformatif atau pembangunan, dan diakonia transformatif pembebasan bagi masyarakat.

Dari data statistik di atas, dapat dilihat bahwa keaktifan mengikuti perayaan Ekaristi memiliki pengaruh terhadap keterlibatan tugas pelayanan (diakonia) umat lingkungan Santo Xaverius Siyono Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung Gunungkidul. Dalam proses keaktifan mengikuti perayaan Ekaristi, yang mencakup kehadiran dalam Perayaan Ekaristi harian, hari Minggu, dan hari-hari khusus. Selain itu, juga aktif berperan dan bertugas dalam Perayaan Ekaristi baik dalam persiapan Perayaan Ekaristi, menjadi petugas-petugas liturgi ataupun menjadi umat dalam Perayaan Ekaristi. Keaktifan mengikuti perayaan Ekaristi juga nampak dalam pemaknaan Sakramen Ekaristi sebagai ungkapan Cinta Kasih Yesus yang sehabis-habisnya, persatuan umat dengan Allah dan umat dengan umat, permohonan seruan datang-Nya karunia Roh Kudus (Epiklese), tinggal dalam Kristus, kekuatan hidup umat dalam menghadapi persoalan hidup dan Ekaristi Sebagai sumber dan puncak Kehidupan Gereja. Dari keseluruhan proses keaktifan mengikuti Perayaan Ekaristi tersebut, membawa dampak pada keterlibatan pelayanan (diakonia) umat dalam arah dasar pelayanan yang baik yang nampak dalam sikap dasar melayani bukan dilayani dan tanggung jawab

iman kristiani mereka. Selain itu, juga pada pelayanan bagi Gereja dan masyarakat baik dalam malaksanakan tanggungjawab pelayanan sebagai seorang pemuka jemaat bagi Gereja, melakukan diakonia karitatif, diakonia reformatif atau pembangunan, diakonia transformatif pembebasan bagi masyarakat. Maka, kesimpulannya adalah ada pengaruh keaktifan mengikuti perayaan Ekaristi terhadap keterlibatan tugas pelayanan (diakonia) umat lingkungan Santo Xaverius Siyono Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung Gunungkidul.

Dari hasil penelitian, diketahui bahwa nilai korelasi yang digunakan untuk menghitung hubungan antara variabel keaktifan mengikuti perayaan Ekaristi dengan keterlibatan tugas pelayanan (diakonia) sebesar 0,718 (lih. Tabel 41.

Correlations). Nilai tersebut menampilkan bahwa ada hubungan yang positif dan

signifikan antara keaktifan mengikuti perayaan Ekaristi dengan keterlibatan tugas pelayanan (diakonia). Hubungan tersebut diketahui melalui hasil signifikansi 0,000 yang nilainya jauh di bawah 0,05. Maka, dapat disimpulkan bahwa korelasi antara keaktifan mengikuti perayaan Ekaristi dengan keterlibatan tugas pelayanan (diakonia) sangatlah nyata, karena semakin tinggi intensitas umat aktif mengikuti perayaan Ekaristi, maka semakin tinggi pula keterlibatan tugas pelayanan (diakonia) umat.

Dalam penelitian ini, diketahui besar persen pengaruh variabel keaktifan mengikuti Perayaan Ekaristi dengan keterlibatan tugas pelayanan (diakonia) umat lingkungan Santo Xaverius Siyono Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung Gunungkidul melalui hasil output Tabel 43. Model summaryb dengan melihat nilai R Square memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 0,516. Dari data tersebut,

menunjukkan bahwa pengaruh variabel bebas (X) yaitu keaktifan mengikuti perayaan Ekaristi terhadap variabel terikat (Y) yaitu keterlibatan tugas pelayanan (diakonia) sebesar 51,6% (0,516 x 100%), sedangkan sisanya, yaitu 100% - 51,6% = 48,4% dipengaruhi oleh sebab-sebab lain. Berdasarkan hasil uji hipotesis (lih. Tabel 44. ANOVAb) , diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000, yang berarti bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh keaktifan mengikuti Perayaan Ekaristi terhadap keterlibatan tugas pelayanan (diakonia) umat lingkungan Santo Xaverius Siyono Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung Gunungkidul.

Dari hasil penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa antara variabel keaktifan mengikuti Perayaan Ekaristi dengan variabel keterlibatan tugas pelayanan (diakonia) menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari kedua variabel tersebut, dan pengaruhnya cukup kuat. Adanya pengaruh ini juga dapat dilihat dari hasil persamaan regresi yaitu Y = 8,031 + 0,455 X (lih. Tabel 45. Coefficientsb). Dalam persamaan ini, diketahui adanya hubungan positif

antara keaktifan mengikuti perayaan Ekaristi (X) terhadap keterlibatan tugas pelayanan (diakonia) (Y). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi intensitas umat aktif mengikuti perayaan Ekaristi, maka berpengaruh juga pada keterlibatan tugas pelayanan (diakonia) umat.

Dokumen terkait