• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Biaya, Penerimaan, Pendapatan dan Keuntungan Usahatani Jagung Olah Tanah dan Tanpa Olah Tanah

a. Biaya Produksi

Biaya produksi dibedakan menjadi dua macam yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi seperti sarana produksi, penyusutan alat, tenaga kerja luar keluarga dan biaya lain-lain. Biaya implisit adalah biaya yang tidak benar-benar dikeluarkan oleh petani namun diikut sertakan dalam proses produksi seperti biaya sewa lahan sendiri, tenaga kerja dalam keluargga dan bunga modal sendiri.

Biaya implisit suku bunga dihitung untuk menghitung bunga modal sendiri adalah 0,4% per bulan, sesuai dengan suku bunga KUR Bank BRI unit Ambal dan KUR Bank BRI unit Ambal Produksi jagung dalam satu kali musim panen adalah 4 bulan, maka suku bunga bank ditentukan 3% per musim tanam jagung.

1) Biaya Sarana Produksi

Biaya sarana produksi adalah biaya yang dikeluarkan petani untuk membeli bahan-bahan yang digunakan dalam usahatani jagung. Sarana produksi pada usahatani jagung olah tanah adalah benih, pupuk kandang, pupuk phonska, pupuk urea, dan pestisida. Sarana produksi pada usahatani jagung tanpa olah tanah meliputi benih, pupuk urea, pupuk phonska, pestisida furadan, dan herbisida gromoxon. Besarnya biaya sarana produksi usahatani jagung olah tanag dan tanpa olah tanah disajikan dalam Tabel 26 dan Tabel 27.

Tabel 26

Rata-rata Biaya Sarana Produksi per Satu Musim Tanam pada Usahatani Jagung Olah Tanah di Desa Kaibon Kecamatan Ambal

Kabupaten Kebumen N o Input Olah Tanah Vol Harga satuan (Rp) Nilai (Rp) Persentase (%) 1 Benih (kg) 7,12 2306 16418,72 1,71 2 Pupuk Kandang (ret) 1,5 550000 825000,00 86,04 3 Pupuk Urea (kg) 34,68 1800 62437,5 6,08 4 Pupuk Phonska (kg) 23,28 2400 55875 4,73 5 Pestisida Furadan (kg) 1,21 11234,38 13640,63 1,41 Jumlah 567.740,38 973.371,85 100,00 Sumber: Analisis Data Primer, 2016

Tabel 27

Rata-rata Biaya Sarana Produksi per Satu Musim Tanam pada Usahatani Jagung Tanpa Olah Tanah di Desa Kaibon Kecamatan

Ambal Kabupaten Kebumen N

o Input

Tanpa Olah Tanah Vol Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp) Persentase (%) 1 Benih (kg) 3,37 2.348 7.912,76 3,14 2 Pupuk Urea(kg) 53,44 1.800 96.192,00 38,21 3 Pupuk Phonska (kg) 34.48 2.400 82.752,00 32,87 4 Pestisida (kg) 1.17 11.206 13.111,02 5,20 5 Herbisida (ltr) 1 51.724 51.724,00 20,55 Jumlah 69.478,00 251.691,78 100,00 Sumber: Analisis Data Primer, 2016

Berdasarkan Tabel 26 dan Tabel 27 besarnya rata-rata biaya sarana produksi jagung olah tanah adalah sebesar Rp 973.371,85 per musim tanam. Rata-rata biaya sarana produksi jagung tanpa olah tanah Rp 251.691,78 lebih kecil daripada biaya sarana produksi jagung olah tanah. Biaya sarana produksi yang paling besar adalah benih.

2) Biaya Penyusutan Alat

Alat mempunyai peranan penting dalam usahatani. Alat yang digunakan dalam usahatani jagung olah tanah dan tanpa olah tanah adalah cangkul, sabit, sprayer, pompa air, traktor, ember, pisau, grobag, karung, dan terpal. Penghitungan biaya penyusutan dihitung dengan cara nilai awal dikurangi nilai akhir dibagi dengan umur ekonomis alat tersebut. Rata-rata biaya penyusutan alat pada usahatani jagung olah tanah dan tanpa olah tanah disajikan dalam Tabel 28.

Tabel 28

Rata-rata Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Jagung Olah Tanah dan Tanpa Olah Tanah per Satu Musim Tanam di Desa

Kaibon Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen No Uraian

Olah tanah Tanpa olah tanah Biaya Penyusutan (Rp) Persentase (%) Biaya Penyusutan (Rp) Persentase (%) 1 Cangkul 4335,94 0,76 4396,55 3,11 2 Sabit 3359,38 0,64 2500,00 1,80 3 Sprayer 2138,88 0,44 1609,19 1,20 4 Pompa air 16927,08 3,02 11494,25 8,31 5 Traktor 80222,22 15,56 82988,50 60,84 6 Ember 566,41 0,00 732,76 0,52 7 Pisau 500 0,09 500 0,36 8 Grobag 6222,22 1,01 10459,77 7,09 9 Karung 7000 1,27 7254,31 5,24 10 Terpal /layar 8750,00 1,58 15862,07 11,47 Jumlah 130022,14 100,00 137797,41 100,00 Sumber: Analisis Data Primer, 2016

Berdasarkan Tabel 28 diketahui bahwa rata-rata penggunaan biaya penyusutan peralatan usahatani jagung olah tanah adalah Rp 130.022,14 dan rata-rata biaya penyusutan peratalan usahatani jagung tanpa olah tanah adalah sebesar Rp 137.997,41 per musim tanam. Rata-rata biaya penyusutan peralatan terbesar pada olah tanah adalah traktor yaitu Rp 80222,22 atau sebesar 15,56%. Rata-rata biaya penyusutan peralatan terbesar pada tanpa olah tanah adalah traktor yaitu Rp 82988,50 atau sebesar 60,84%.

3) Tenaga Kerja Dalam dan Luar Keluarga

Tenaga kerja mempunyai peranan penting dalam usahatani jagung. Jumlah jam kerja pada usahatani jagung olah tanh dan tanpa olah tanah. Penggunaan tenaga kerja dalam dan luar keluarga pada

usahatani jagung olah tanah dan tanpa olah tanah disajikan dalam Tabel 29, Tabel 30, Tabel 31, dan Tabel 32.

Tabel 29

Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga pada Usahatani Jagung Olah Tanah di Desa Kaibon Kecamatan Ambal

Kabupaten Kebumen

No Jenis Pekerjaan

Tenaga Kerja Dalam Keluarga Pria

(HKO)

Upah (Rp) Total (Rp) Wanita (HKO) Upah (Rp) Total (Rp) 1 Pengolahan lahan 1,12 60000 67500 0,78 59000 46093,75 2 Penanaman 1,40 60000 84375 0,90 59000 53468,75 3 Pemupukan 0,76 40000 31250 0 0 0 4 Penyiangan 1,53 40000 61250 0 0 0 5 Pengendalian hama 0,78 40000 31250 0 0 0 6 Pemanenan 1,15 40000 46250 0,46 40000 18750 7 Pengeringan 1,71 40000 68750 0,93 40000 37500 8 Pemipilan 0,43 40000 17500 2,78 40000 111250 9 Pengairan 1,12 40000 45000 0 0 0 Jumlah 10 453125 5,85 265920

Sumber: Analisis Data Primer, 2016 Tabel 30

Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga pada Usahatani Jagung Olah Tanah di Desa Kaibon Kecamatan Ambal

Kabupaten Kebumen No Jenis

Pekerjaan

Tenaga Kerja Luar Keluarga Pria (HKO) Upah (Rp) Total (Rp) Wanita (HKO) Upah (Rp) Total (Rp) 1 Pengolahan lahan 1,40 60000 84375 1,06 59000 62687,5 2 Penanaman 1,1 60000 62687,5 0,78 59000 46093,75 3 Pemupukan 0 0 0 0 0 0 4 Penyiangan 0 0 0 0 0 0 5 Pengendalian hama 0 0 0 0 0 0 6 Pemanenan 1,2 60000 65625 0 0 0 7 Pengeringan 0 0 0 0 0 0 8 Pemipilan 0 0 0 0 0 0 9 Pengairan 0 0 0 0 0 0 Jumlah 3,7 222.000 1,84 108.560

Berdasarkan Tabel 29 dan Tabel 30 diketahui bahwa penggunaan tenaga kerja dalam keluarga paling banyak adalah pengeringan yaitu sebanyak 1,71 HKO pria dengan total upah rata-rata Rp 40.000,00 jumlah total rata-rata-rata-rata Rp 68.750,00 dan 0,93 HOK wanita dengan rata-rata total upah Rp 40.000,00 jumlah total rata-rata Rp 37.500,00. Penggunaan tenaga kerja luar keluarga paling banyak adalah pengolahan lahan yaitu sebanyak 1,40 HKO pria dengan total upah rata-rata Rp 60.000,00 jumlah total rata-rata Rp 84.375,00 dan 1,06 HOK wanita dengan rata-rata upah Rp 59.000,00 jumlah total rata-rata Rp 62.687,5.

Tabel 31

Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga pada Usahatani Jagung Tanpa Olah Tanah di Desa Kaibon

Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen No Jenis

Pekerjaan

Tenaga Kerja Dalam Keluarga Pria (HKO) Upah (Rp) Total (Rp) Wanita (HKO) Upah (Rp) Total (Rp) 1 Pengolahan lahan 0 0 0 0 0 0 2 Penanaman 0,27 60000 16551,72 0,37 59000 22379,31 3 Pemupukan 1 40000 40000 4 Penyiangan 0,20 40000 82758,62 0 0 0 5 Pengendalian hama 0,29 40000 11034,48 0 0 0 6 Pemanenan 0,51 60000 28965,51 0,37 59000 22379,31 7 Pengeringan 1,86 40000 74482,75 1,06 40000 41379,31 8 Pemipilan 0,17 40000 6896,55 0 0 0 9 Pengairan 0,37 40000 6896,55 0 0 0 Jumlah 4,67 255172,18 1,8 86137,93 Sumber: Analisis Data Primer, 2016

Tabel 32

Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga pada Usahatani Jagung Tanpa Olah Tanah di Desa Kaibon

Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen No Jenis

Pekerjaan

Tenaga Kerja Luar Keluarga Pria (HKO) Upah (Rp) Total (Rp) Wanita (HKO) Upah (Rp) Total (Rp) 1 Pengolahan lahan 0 0 0 0 0 0 2 Penanaman 0,57 60000 33103,44 1,58 59000 93586,20 3 Pemupukan 0 0 0 0 0 0 4 Penyiangan 0,58 40000 23448,27 0 0 0 5 Pengendalian hama 0,37 40000 15172,41 0 0 0 6 Pemanenan 1,31 40000 51034,48 0,48 40000 19310,34 7 Pengeringan 0 0 0 0 0 0 8 Pemipilan 1,13 40000 45517,24 0 0 0 9 Pengairan 0 0 0 0 0 0 Jumlah 3,39 168275,84 0,48 112896,54 Sumber: Analisis Data Primer, 2016

Berdasarkan Tabel 31 dan Tabel 32 diketahui bahwa penggunaan tenaga kerja dalam keluarga paling banyak adalah pengeringan tanpa olah tanah yaitu sebanyak 1,86 HKO pria dengan total upah rata-rata Rp 40.000,00 jumlah total rata-rata Rp 74.482,75 dan 1,06 HOK wanita dengan rata-rata total upah Rp 52.500,00 jumlah total rata-rata Rp 41.379,31 . Penggunaan tenaga kerja luar keluarga tanpa olah tanah paling banyak adalah pemanenan yaitu sebanyak 1,31 HKO pria dengan total upah rata-rata Rp 40.000,00 jumlah total rata-rata-rata-rata Rp 51.034,48 dan 1,58 HOK wanita untuk penanaman dengan rata-rata upah Rp 59.000,00 jumlah total rata-rata Rp 93.586,20

4) Biaya Lain-lain

Biaya lain-lain yang digunakan dalam usahatani jagung olah tanah dan tanpa olah tanah adalah pemipilan jagung, BBM diesel, sewa diesel, dan pajak. Rata-rata biaya lain-lain dalam usahatani jagung olah tabah dan tanpa olah tanah disajikan dalam Tabel 36.

Tabel 33

Rata-rata Penggunaan Biaya Lain-lain pada Usahatani Jagung Olah Tanah dan Tanpa Olah Tanah di Desa Kaibon Kecamatan Ambal

Kabupaten Kebumen No Uraian

Olah Tanah Tanpa Olah Tanah Total (Rp) Persentase (%) Total (Rp) Persentase (%) 1 Pajak 1.947,91 0,37 1.655,17 0,30 2 Sewa Diesel 121.875,00 23,63 137.241,38 25,26 3 BBM Diesel 156.914,06 30,43 176.698,27 32,53 4 Pemipilan Jagung 234.844,00 45,54 227.543,00 41,49 Jumlah 515.580,97 100,00 543.137,82 100,00 Sumber: Analisis Data Primer, 2016

Berdasarkan Tabel 33 diketahui bahwa penggunaan total

biaya lain-lain pada usahatani jagung olah tanah adalah Rp 515.580,97.Total biaya lain-lain pada usahatani jagung tanpa

5) Rincian Biaya Eksplisit dan Implisit

Rincian biaya eksplisit dan implisit usahatani jagung olah tanah dan tanpa olah tanah disajikan dalam Tabel 34 dan Tabel 35.

Tabel 34

Rata-rata Penggunaan Biaya Eksplisit dan Implisit pada Usahatani Jagung Olah Tanah di Desa Kaibon Kecamatan Ambal

Kabupaten Kebumen No Uraian Biaya Eksplisit

(Rp) Biaya Implisit (Rp) Total Biaya (Rp) Persentase (%) 1 Saprodi 973371,85 973371,85 37 2 Penyusutan alat 130022,14 130022,14 5 3 TKDK 719,045 719,045 22 4 TKLK 330,560 330,560 9 5 Biaya lain-lain 515,581 515,581 20 6 Bunga Modal sendiri 60,801 60,801 2 7 Sewa Lahan Sendiri 332141,75 332141,75 5 Jumlah 1104240,131 332921,596 1437161,727 100 Sumber: Analisis Data Primer, 2016

Berdasarkan Tabel 34 diketahui bahwa biaya eksplisit lebih besar daripada biaya implisit. Rata-rata biaya eksplisit usahatani jagung olah tanah adalah Rp 1.104.240,311 dan rata-rata

biaya implisit usahatani jagung tanpa olah tanah adalah Rp 332.921,596 per satu musim tanam jagung. Besarnya bunga

modal berasal dari suku bunga simpanan pedesaan (simpedes) Bank BRI (3%) per musim tanam atau 4 bulan. Total biaya produksi usahatani jagung olah tanah merupakan penjumlahan dari rata-rata biaya eksplist dan biaya implisit yaitu sebesar Rp 1.437.161,727 per musim tanam.

Tabel 35

Rata-rata Penggunaan Biaya Eksplisit dan Implisit pada Usahatani Jagung Tanpa Olah Tanah di Desa Kaibon Kecamatan Ambal

Kabupaten Kebumen No Uraian Biaya Eksplisit

(Rp) Biaya Implisit (Rp) Total Biaya (Rp) Persentase (%) 1 Saprodi 251.691,79 251.691,79 16,79 2 Penyusutan alat 137797,41 137797,41 9,22 3 TKDK 341310,11 341310,11 18,50 4 TKLK 281172,38 281172,38 9,45 5 Biaya lain-lain 543.137,82 543.137,82 36,24 6 Bunga Modal sendiri 40033,09 40033,09 2,67 7 Sewa Lahan Sendiri 102247 102247 6,82 Jumlah 1213799,4 483590,2 1697389,6 100.00 Sumber: Analisis Data Primer, 2016

Berdasarkan Tabel 35 diketahui bahwa rata-rata total biaya eksplisit dan implisit adalah Rp 1213799,4 per musim tanam. Biaya eksplisit lebih besar dibandingkan dengan biaya implisit. Rata-rata biaya eksplisit usahatani jagung tanpa olah tanah adalah Rp 483590,2 per musim tanam. Rata-rata biaya implisit usahatani jagung tanpa olah tanah adalah Rp 1697389,6 per musim tanam.

b. Penerimaan

Penerimaan merupakan hasil perkalian antara produksi jagung yang diperoleh dengan harga jual yang telah disepakati bersama antara penjual dan pembeli. Penerimaan usahatani jagung yang diterima petani adalah dengan mengalikan jumlah produksi jagung yang diperoleh dalam satuan kilogram. Penerimaan usahatani jagung olah tanah dan tanpa olah tanah disajikan dalam Tabel 36 dan Tabel 37.

Tabel 36

Rata-rata Produksi, Harga, dan Penerimaan pada Usahatani Jagung Olah Tanah di Desa Kaibon Kecamatan Ambal

Kabupaten Kebumen

Uraian Produksi Harga (Rp) Penerimaan (Rp) Jagung (kg) 1.202 3.200 3.846.400,00

Jumlah (Rp) 3.846.400,00

Sumber: Analisis Data Primer, 2016

Rata-rata penerimaan usahatani jagung dalam 775,00 m2 adalah sebesar Rp 3.846.400,00. Besar kecilnya penerimaan yang diterima petani tergantung dengan banyak sedikitnya hasil panen jagung dan yang diperoleh.

Tabel 37

Rata-rata Produksi, Harga, dan Penerimaan pada Usahatani Jagung Tanpa Olah Tanah di Desa Kaibon Kecamatan Ambal

Kabupaten Kebumen

Uraian Produksi Harga (Rp) Penerimaan (Rp) Jagung (kg) 1.147 3.200 3.670.400,00

Jumlah (Rp) 3.670.400,00

Rata-rata penerimaan usahatani jagung tanpa olah tanah adalah Rp 3.670.400,00per musim tanam. Besar kecilnya penerimaan yang diterima oleh petani tergantung pada banyak sedikitnya hasil panen jagung yang diterima dan harga yang berlaku pada saat tersebut.

c. Pendapatan

Pendapatan yang diperoleh oleh petani jagung merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya biaya eksplisit atau biaya yang secara nyata dikeluarkan oleh petani dalam usahataninya. Rata-rata pendapatan yang diperoleh petani jagung olah tanh dan tanpa olah tanah disajikan dalam Tabel 38.

Tabel 38

Rata-rata Pendapatan Usahatani Jagung Olah Tanah dan Tanpa Olah Tanah di Desa Kaibon Kecamatan Ambal

Kabupaten Kebumen No Uraian Nilai Olah Tanah

(Rp)

Nilai Tanpa Olah Tanah (Rp) 1 Penerimaan 3.846.400,00 3.670.400,00 2 Biaya Eksplisit 1.104.240,13 1.213.799,4 Jumlah Pendapatan 2.742.159,87 2.456.600,6 Sumber: Analisis Data Primer, 2016

Berdasarkan Tabeel 38 diketahui rata-rata pendapatan petani jagung olah tanah adalah Rp 2.742.159,87 per musim tanam. Rata-rata pendapatan usahatani jagung tanpa olah tanah adalah Rp 2.456.600,6 per musim tanam.

d. Keuntungan

Keuntungan merupakan selisih antara pendapatan yang diperoleh petani jagung dengan total biaya implisit yang dikeluarkan oleh petani. Besarnya keuntungan usahatani jagung olah tanah dan tanpa olah tanah disajikan dalam Tabel 39.

Tabel 39

Rata-rata Keuntungan Usahatani Jagung Olah Tanah dan Tanpa Olah Tanah di Desa Kaibon Kecamatan Ambal

Kabupaten Kebumen

No Uraian Nilai Olah

Tanah (Rp) Nilai Tanpa Olah Tanah (Rp) 1 Pendapatan 2.742.159,87 2.456.600,6 2 Biaya implisit 332.921,596 483.590,2 Jumlah 2.409.238,274 1.973.010,4

Sumber: Analisis Data Primer, 2016

Berdasarkan Tabel 39 diketahui bahwa rata-rata keuntungan yang diperoleh petani jagung olah tanah apada Rp 2.409.238,274 per musim tanam. Rata-rata keuntungan yang diperoleh petani jagung tanpa olah tanah adalah Rp 1.973.010,4 per musim tanam.

2. Perbedaan biaya dan produksi usahatani jagung olah tanah dan tanpa olah tanah di desa Kaibon kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen.

Uji beda biaya dan produksi dianalisis menggunakan SPSS. Hasil uji beda biaya dan produksi disajikan dalam Tabel 40 dan 41.

Tabel 40

Hasil Uji Beda Biaya Usahatani Jagung Olah Tanah dan Tanpa Olah Tanah di Desa Kaibon Kecamatan Ambal

Kabupaten Kebumen

Sumber: Analisis Data Primer, 2016

Berdasarkan analisis data diperoleh thitung sebesar 6.071 dengan p=0,000 pada derajat kebebasan (degree of freedom) df = 59 dan taraf signifikansi 5% nilai ttabel adalah 2,001. Nilai thitung > ttabel (6.071<2,001) atau p<0,05 menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada perbedaan signifikan biaya usahatani jagung olah tanah dan tanpa olah tanah di desa Kaibon.

Biaya usahatani jagung olah tanah dan tanpa olah tanah mempunyai perbedaan yang signifikan karena jenis biaya yang digunakan dalam usahatani jagung olah tanah dan tanpa olah tanah berbeda. Hasil uji

beda biaya dengan perhitungan diperoleh rata-rata biaya usahatani jagung olah tanah Rp 1.437.161,727 dan rata-rata biaya usahatani jagung tanpa olah tanah Rp 1.697.389,6 menunjukkan bahwa usahatani jagung lebih besar olah tanah dalam penggunaan biaya.

Tabel 41

Hasil Uji Beda Produksi Usahatani Jagung Olah Tanah dan Tanpa Olah Tanah di Desa Kaibon Kecamatan Ambal

Kabupaten Kebumen

Sumber: Analisis Data Primer, 2016

Hasil analisis menunjukkan thitung sebesar 1.790 dengan p=0,079 pada derajat kebebasan (degree of freedom) df = 59 dan taraf signifikansi 5% nilai ttabel adalah 2,001. Nilai thitung < ttabel (1.790<2,001) atau p<0.05 menunjukkan Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan signifikan tingkat produksi usahatani jagung olah tanah dan tanpa olah tanah.

Produksi usahatani jagung olah tanah dan tanpa olah tanah terdapat perbedaan signifikan karena dalam faktor-faktor ptoduksi yang digunakan dalam kedua usahatani tersebut sebagian besar berbeda. Hasil uji beda

produksi dengan perhitungan diperoleh rata-rata produksi usahatani jagung olah tanah 1.202 kg dan rata-rata produksi usahatani jagung tanpa olah tanah 1.147 kg menunjukkan bahwa usahatani jagung olah tanah lebih besar dikarnakan saprodi yang digunakan lebih maksimal.

3. Perbedaan pendapatan usahatani jagung olah tanah dan tanpa olah tanah di desa Kaibon kecamatan Ambal kabupaten Kebumen.

Hasil uji beda tingkat pendapatan usahatani jagung olah tanah dan tanpa olah tanah disajikan dalam Tabel 42.

Tabel 42

Hasil Uji Beda Pendapatan Usahatani Jagung Olah Tanah dan Tanpa Olah Tanah di Desa Kaibon Kecamatan Ambal

Kabupaten Kebumen

Sumber: Analisis Data Primer, 2016

Hasil uji beda tingkat pendapatan usahatani jagung olah tanah dan tanpa olah tanah diperoleh thitung sebesar 2.186 dengan p=0,033 pada derajat kebebasan df = 59 dan taraf signifikansi 5% nilai ttabel adalah 2,001. Nilai thitung

> t

tabel (2.186 >2,001) atau p>0,05 menunjukkan Ho

ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan tingkat pendapatan usahatani jagung olah tanah dan tanpa olah tanah di desa Kaibon. Pendapatan usahatani jagung olah tanah dan tanpa olah tanah berbeda karena faktor-faktor produksi dan biaya yang digunakan berbeda. Hasil uji beda pendapatan dengan perhitungan diperoleh rata-rata pendapatan usahatani jagung olah tanah Rp 2.742.159,87 dan rata-rata produksi usahatani jagung tanpa olah tanah Rp 2.456.600,6 menunjukan bahwa usahatani jagung tanpa olah tanah lebih besar dikarnakan dalam penggunaan saprodi dan tenaga kerja lebih sedikit.

4. Perbedaan keuntungan usahatani jagung olah tanah dan tanpa olah tanah di desa Kaibon kecamatan Ambal kabupaten Kebumen.

Hasil uji beda tingkat keuntungan usahatani jagung olah tanah dan tanpa olah tanah disajikan dalam Tabel 43.

Tabel 43

Hasil Uji Beda Keuntungan Usahatani Jagung Olah Tanah dan Tanpa Olah Tanah di Desa Kaibon Kecamatan Ambal

Kabupaten Kebumen

Sumber: Analisis Data Primer, 2016

Hasil uji beda keuntungan antara usahatani jagung olah tanah dan tanpa olah tanah diperoleh thitung 0,257 dengan p=0,798 pada derajat kebebasan df = 59 dan taraf signifikansi 5% nilai ttabel adalah 2,001. Nilai thitung < ttabel (0,798<2,001) atau p>0,05 menunjukkan Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan signifikan tingkat keuntungan usahatani jagung olah tanah dan tanpa olah tanah di desa Kaibon. Keuntungan usahatani jagung tanpa olah tanah lebih tinggi. Hasil uji beda keuntungan dengan perhitungan diperoleh rata-rata keuntungan usahatani jagung olah tanah Rp 2.409.238,274 dan rata-rata keuntungan usahatani jagung tanpa olah tanah Rp 1.973.010,4 menunjukan bahwa usahatani jagung olah tanah lebih besar dibandingkan dengan tanpa olah tanah.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi pada usahatani jagung olah tanah di desa Kaibon kecamatan Ambal kabupaten Kebumen.

Penggunaan faktor-faktor produksi berpengaruh terhadap hasil produksi jagung. Penurunan produksi jagung terjadi karena serangan hama uret dan ulat daun. hama uret menyerang akar sehingga membuat tanaman jagung tidak tumbuh maksimal. Hama ulat daun muncul pada saat jagung memasuki masa pertumbuhan dan pembungaan. Ulat daun menyerang daun sehingga daun menjadi menggulung dan habis. Petani di lahan sawah melakukan pengendalian terhadap hama-hama tersebut dengan cara memberikan insektisida furadan dan dengan cara menghilangkan secara manual dicabut atau dipotong lalu dibuang jauh dari tanaman yang sedang dibudidayakan.

Penggunaan faktor produksi yang tepat akan menghasilkan produksi jagung yang maksimal. Produksi yang semakin tinggi akan menghasilkan pendapatan dan keuntungan yang tinggi pula. Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam usahatani jagung olah tanah disajikan dalam Tabel 44.

Tabel 44

Hasil Analisis Regresi Fungsi Produksi Usahatani Jagung Olah Tanah di Desa Kaibon Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen No Variabel Koefisien

Regresi Std Error t-hitung Signifikan 1 Konstanta 4,790 0,673 7,113 0,000*** 2 Benih (Kg) 0,257 0,104 2,477 0,021*** 3 Luas Lahan (m2) 0,264 0,111 2,370 0,027*** 4 Tenaga Kerja Dalam Keluarga

(HOK) -0,031 0,090 -0,345 0,733 5 Tenaga Kerja Luar Keluarga

(HOK) -0,009 0,019 -0,462 0,649 6 Pupuk Kompos (Kg) 0,364 0,087 4,162 0,000*** 7 Pupuk Urea (Kg) 0,004 0,011 0,393 0,698 8 Pupuk Phonska (Kg) -0,007 0,008 -0,830 0,416 9 Pestisida Furadan (Kg) 0,318 0,168 1,896 0,071** 10 Pengalaman Bertani (Th) 0,283 0,146 7,939 0,065** R Square 0,937 F-hitung 52,568

Sumber: Analisis Data Primer, 2016 Keterangan *** : Signifikan pada 𝛼 0,01 ** : Signifikan pada 𝛼 0,05 * : Signifikan pada 𝛼 0,10 ttabel pada 𝛼0,10 2 ; (n-1) : ttabel pada 𝛼 0,05; 31 : 1,695 Ftabel pada 𝛼 0,10 : 1,92

Persamaan fungsi produksi jagung sebagai berikut:

LN Y = 4,790 + 0,257 LnX1 + 0,264 LnX2 – 0,031 LnX3 – 0,009 LnX4 + 0,364 LnX5 + 0,004 LnX6 – 0,007 LnX7 + 0,318 LnX8 – 0,283 LnX9

Keterangan:

Y : Produksi Jagung Olah Tanah (Kg) X1 : Benih (Kg)

X2 : Luas Lahan (m2)

X3 : Tenaga Kerja Dalam Keluarga (HKO) X4 : Tenaga Kerja Luar Keluarga (HKO) X5 : Pupuk Kompos (Kg) X6 : Pupuk Urea (Kg) X7 : Pupuk Phonska (Kg) X8 : Pestisida Furadan (Kg) X9 : Pengalaman Bertani (Th) a. Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan analisis regresi linier diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,937 menunjukkan 93,7% variasi variabel dependen (produksi jagung) mampu dijelaskan oleh variasi independen seperti benih, luas lahan, tenaga kerja dalam keluarga, tenaga kerja luar keluarga, pupuk kompos, pupuk urea, pupuk phonska, pestisida furadan, dan pengalaman bertani sedangkan 6,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Faktor tersebut antara lain iklim, jenis tanah, curah hujan, varietas dan lain-lain.

b. Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen (benih, luas lahan, tenaga kerja dalam keluarga, tenaga kerja luar keluarga, pupuk kompos, pupuk urea, pupuk phonska, pestisida furadan, dan pengalaman bertani) berpengaruh terhadap variabel dependen (produksi jagung). Berdasarkan hasil analisis nilai F hitung adalah 36,134. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel 𝛼 0,10 atau sebesar 52,568> 1,92. Tingkat signifikan menunjukkan 0,000 yang lebih kecil daripada tingkat kesalahan (𝛼) yaitu 0,10. Artinya produksi jagung dipengaruhi secara simultan (bersama-sama) oleh benih, luas lahan, tenaga kerja dalam keluarga, tenaga kerja luar keluarga, pupuk kompos, pupuk urea, pupuk phonska, pestisida furadan, dan pengalaman bertani.

c. Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel independen (benih, luas lahan, tenaga kerja dalam keluarga, tenaga kerja luar keluarga, pupuk kompos, pupuk urea, pupuk phonska, pestisida furadan, dan pengalaman bertani) secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (produksi jagung). Berdasarkan uji t diketahui bahwa terdapat 5 variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap produksi

jagung yaitu benih, luas lahan, pupuk kompos, dan pestisida furadan, dan pengalaman bertani.

1) Benih

Berdasarkan analisis regresi linier diperoleh thitung sebesar -2,477> ttabel pada 𝛼 0,05 (1,695) dengan tingkat signifikansi 99,99% sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh nyata dari variabel jumlah benih. Nilai koefisien regresi sebesar 0,257 dengan tanda positif menunjukkan ada hubungan searah dan dapat diartikan apabila ada penambahan benih sebesar 1 kg maka produksi jagung akan bertambah 0,257 kg. Ha yang menduga variabel benih berpengaruh secara individual terhadap produksi jagung diterima, Ho ditolak.

2) Variabel Luas Lahan

Berdasarkan hasil analisis regresi linier diperoleh thitung

sebesar 2,370. Hal ini menunjukkan bahwa thitung (2,370) > ttabel

pada tingkat signifikansi 𝛼 0,05 (1,695) dengan tingkat signifikansi 99,99% sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh nyata dari variabel luas lahan. Nilai koefisien regresi sebesar 0,264 dengan tanda positif menunjukkan ada hubungan searah dan dapat diartikan apabila ada penambahan luas lahan sebesar 1 m2 maka produksi jagung akan bertambah sebesar

0,264 kg. Dengan demikian Ha yang menduga variabel jumlah luas lahan berpengaruh secara individual terhadap produksi jagung diterima, dan ho ditolak. Variabel luas lahan berpengaruh nyata terhadap produksi jagung, apabila luas lahan semakin luas, maka akan meningkatkan produksi jagung. Oleh karena itu perlu upaya penambahan luas lahan.

3) Pupuk Kompos

Berdasarkan analisis regresi linier diperoleh thitung

sebesar (4,162) > ttabel pada 𝛼 0,01 (1,695) dengan tingkat signifikansi 99,99% sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh nyata dari variabel pupuk kompos. Nilai koefisien sebesar 0,364 yang menunjukkan ada hubungan yang searah dan dapat diartikan apabila ada penambahan pupuk kompos sebesar 1 kg maka produksi jagung akan bertambah 0,364 kg. Dengan

Dokumen terkait