• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan modul digital interaktif terhadap hasil belajar fisika siswa. Hal ini terlihat dari data posttest yang memiliki nilai thitung sebesar 2,82 dan ttabelsebesar 1,994, sehingga nilai thitung > ttabel. Selain itu, peningkatan nilai rata-rata (mean) siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, dimana peningkatan nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 44,66 dan kelas kontrol sebesar 37,52. Keadaan ini menunjukkan bahwa siswa yang menggunakan modul digital interaktif memiliki hasil belajar lebih baik dibandingkan siswa yang menggunakan buku paket. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Anjar

terhadap Hasil Belajar Sistem Penerangan dan Wiring Kelistrikan Siswa Teknik Otomotif”, menunjukkan bahwa penggunaan modul interaktif saat pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.1

Pembelajaran menggunakan modul digital interaktif membuat siswa tertarik untuk belajar fisika. Hal ini dikarenakan pembahasan materi dalam modul digital interaktif mudah untuk dipahami, sehingga tingkat keterbacaan siswa meningkat. Ini terbukti dengan adanya peningkatan pada hasil posttest kelas eksperimen untuk setiap jenjang kognitif yaitu, kemampuan mengingat (C1) meningkat 82%, memahami (C2) meningkat 84%, menerapkan (C3) meningkat 58%, dan menganalisis (C4) meningkat 67%. Hal ini sejalan dengan penelitian Wijayanti yang menyatakan bahwa keinginan siswa untuk membaca merupakan faktor penting untuk mencapai prestasi atau hasil belajar yang lebih baik.2

Penggunaan modul digital interaktif dapat meningkatkan kemampuan mengingat (C1). Di dalam modul digital interaktif terdapat penjelasan materi yang jelas, video dan gambar yang membantu siswa untuk mengingat materi yang telah dibaca. Adanya interaksi antara siswa dan modul digital interaktif membuat siswa cepat menangkap apa yang telah disajikan. Hal ini didukung dari hasil angket, dimana pada indikator penggunaan modul digital interaktif dalam proses pembelajaran terkategori baik. Senada dengan hasil penelitian Mell Silberman yang mengungkapkan bahwa dengan menambah audio-visual pada pembelajaran, dapat menaikkan ingatan dari 14% menjadi 38%. Bahkan, waktu yang diperlukan untuk menyampaikan konsep berkurang sampai 40% ketika visual digunakan untuk menambah presentasi verbal.3

Penggunaan modul digital interaktif juga dapat meningkatkan kemampuan memahami (C2). Di dalam modul digital interaktif terdapat ilustrasi dan animasi yang membantu siswa dalam memahami materi. Hal ini mendukung pendapatnya

1

Anjar kustantoro, Soesanto dan Heri Yudiono, Pengaruh Modul Interaktif terhadap Hasil Belajar Sistem Penerangan dan WiringKelistrikan Siswa Teknik Otomotif, Automotive Science and Education Journal, 2012, h. 14.

2

Wijayanti, Hubungan Antara Minat Baca dengan Prestasi Belajar pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan II pada Mahasiswa Semester Iii Akbid Mitra Husada Karanganyar, Jurnal KesmadaskaVolume 2 Nomor 1, Januari 2011, h. 53.

3

Andi Prastowo,Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: DIVA Press, 2011), h. 302.

Utami bahwa animasi menjadi pilihan untuk menunjang proses belajar yang menyenangkan, menarik dan memperkuat motivasi siswa, serta untuk menanamkan pemahaman pada siswa tentang materi yang diajarkan.4 Selain itu, Lee dan Owens menyatakan bahwa pelajaran yang dibuat visualisasi ke dalam bentuk gambar animasi lebih bermakna dan menarik, lebih mudah diterima dan dipahami.5

Pembelajaran di kelas dengan modul digital interaktif kurang berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan menerapkan (C3). Hal ini dikarenakan pada modul interaktif penjelasan rumus terlalu singkat dan latihan soal untuk mengasah kemampuan menerapkan ini kurang banyak, sehingga siswa kurang mampu untuk menerapkan rumus yang ada dalam soal. Keadaan ini terlihat saat pembelajaran di kelas, siswa sebentar saja untuk mengerjakan soal yang menerapkan rumus tanpa mencoba untuk mengerjakan soal yang lain lagi. Selain itu, siswa kurang mengaitkan antara penerapan rumus dengan aplikasi materi dalam kehidupan sehari-hari, dibandingkan dengan penjelasan yang terdapat dalam buku paket. Buku paket selalu mengaitkan antara penerapan rumus dengan aplikasi materi, sehingga siswa akan lebih mudah untuk menerapkan rumus dalam soal. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Suharyadi, Anna Permanasari, dan Hernani menyatakan bahwa hampir seluruh guru mengakui buku paket telah mengaplikasikan konsep-konsep dalam kehidupan sehari-hari.6

Kemampuan menganalisis (C4) siswa juga dapat ditingkatkan dengan menggunakan modul digital interaktif. Materi dan latihan soal analisis yang disajikan dalam modul digital interaktif membuat siswa terbiasa untuk mengerjakan soal yang diberikan dan pemberian evaluasi setelah pembelajaran mampu mengaktifkan siswa untuk menghasilkan cara yang terbaik untuk

4

Indra Sakti, Pengaruh Media Animasi Fisika Dalam Model Pembelajaran Langsung (direct instruction) Terhadap Minat Belajar dan Pemahaman Konsep Fisika Siswa di SMA Negeri Kota Bengkulu,Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013, h. 494.

5

Kadek Sukiyasa dan Sukoco, Pengaruh Media Animasi Terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Materi Sistem Kelistrikan Otomotif, Jurnal Pendidikan Vokasi, Volume 3 Nomor 1, Februari 2013, h. 128.

6

Suharyadi, Anna Permanasari, dan Hernani, Pengembangan Buku Ajar Berbasis Konstektual Pada Pokok Bahasan Asam dan Basa, Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Volume 1 Nomor 1, Mei 2013, h. 63.

menjawab soal dan bertukar informasi dengan sesama teman. Selain itu, di dalam modul digital interaktif terdapat animasi dan grafik yang membantu siswa untuk memvisualisasikan keadaan fisika, sehingga siswa mampu menganalisis keadaan tersebut pada sebuah soal. Hal tersebut terlihat dari hasil angket, dimana pada indikator penyajian materi dan tampilan desain dalam modul digital interaktif termasuk dalam kategori baik. Artinya, selama proses pembelajaran siswa mampu menyelesaikan persoalan dengan baik dan ide pengerjaan untuk setiap masalah berhasil untuk dianalisis dan selesai dikerjakan. Hasil pengamatan sepintas saat di kelas, setiap siswa yang sudah selesai belajar dengan modul akan mengulang untuk mengerjakan soal jika belum selesai. Jadi, pengajaran modul cocok digunakan untuk melatih kemandirian siswa karena pada umumnya pembelajaran saat ini masih berpusat pada guru.7

Penggunaan modul digital interaktif dalam pembelajaran juga memiliki kelebihan lain, yaitu:pertama, pemanfaatan waktu dengan modul digital interaktif lebih efektif. Penyajian materi dalam modul interaktif membuat siswa cepat untuk paham, sehinga mengefisiensikan alokasi waktu untuk pembelajaran. Kedua, tampilan dan background modul digital interaktif menarik siswa untuk belajar fisika, sehingga termotivasi untuk membaca dan belajar. Hal ini terlihat dari angket siswa yang menunjukkan bahwa tampilan desain dan ilustrasi modul digital interaktif termasuk dalam kategori baik.Ketiga, interaktivitas siswa dengan modul digital interaktif selalu ada setelah melihat animasi materi. Pada animasi materi selalu ada pertanyaan singkat yang menunjukkan siswa paham dengan animasi tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pembelajaran dengan modul digital interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, inovasi bahan ajar modul digital interaktif ini lebih baik dibandingkan penggunaan buku paket biasa. Tetapi penggunaan modul interaktif juga terdapat kelemahan dibandingkan dengan buku paket biasa, yaitu ketersediaan fasilitas komputer di sekolah. Hal ini terlihat saat proses

7

Dwito Purnomo, Pengaruh Penggunaan Modul Hasil Penelitian Pencemaran di Sungai Pepe Surakarta Sebagai Sumber Belajar Biologi Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa,Jurnal Pendidikan Biologi, h. 3.

pembelajaran di sekolah, setiap komputer digunakan oleh dua siswa. Keadaan ini sesuai dengan hasil penelitian M. Zumar Arifin yang menyatakan bahwa penggunaan satu komputer untuk dua atau lebih siswa mengakibatkan proses pembelajaran kurang berjalan lancar.8

8

M. Zumar Arifin, Hubungan Persepsi tentang Fasilitas Laboratorium Komputer dan Keaktifan Belajar dengan Prestasi Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas XI SMA Negeri 1 Gamping,Jurnal Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta, h. 2.

61

Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan modul digital interaktif terhadap hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor. Hal ini terlihat dari dataposttestyang memiliki nilai thitung> ttabel. Selain itu, nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan siswa kelas kontrol. Pembelajaran menggunakan modul digital interaktif terbukti lebih unggul dalam meningkatkan kemampuan mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Ditinjau dari hasil angket siswa yang berada pada kategori baik (71%) diketahui bahwa siswa memberikan respon positif terhadap penggunaan modul digital interaktif saat pembelajaran.

B. Saran

Dalam penelitian ini terdapat beberapa kelemahan, untuk pengembangan ke depan saran yang dapat diberikan adalah:

1. Pada tombol navigasi media didesain lebih efektif, agar dapat mempermpermudah penggunaan modul interaktif.

2. Pada modul digital interaktif diperbanyak latihan soal, agar kemampuan menerapkan (C3) siswa lebih baik.

62

Negeri 2 Tanjung Karang(Artikel FKIP UNILA)

Anderson, Lorin W dan David R. Krathwohl. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Arifin, M. Zumar. Hubungan Persepsi tentang Fasilitas Laboratorium Komputer dan Keaktifan Belajar dengan Prestasi Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas XI SMA Negeri 1 Gamping,Jurnal Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta.

Riduwan, 2011. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan peneliti

Pemula.Bandung: Alfabeta.

Arifudin, M. Achya. 2007.Fisika Pelajaran Untuk SMA/MA.Jakarta: Interplus. Arikunto, Suharisimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi

Revisi IV. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi.2009.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Daryanto. 2013. Menyusun Modul (Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam

Mengajar). Yogyakarta: Gava Media.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Penulisan Modul. Jakarta: Dierektorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendiidkan dn Tenaga Kependidikan Depdiknas

Dimyati dan Mudjiono. 2009.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Giancoli. 2011.Fisika Jilid 1, Jakarta: Erlangga.

Gredler, Margaret E. Bell. 1994. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Gunawan, Dedi. 2010. Modul Pembelajaran Interaktif Elektronika Dasar Untuk Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Menggunakan Macromedia Flash 8, Jurnal KomuniTi, Vol. 2, No. 1.

63

Herlanti, Yanti. 2008. Tanya Jawab Seputar Penelitin Pendidikan Sains. Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Jakarta.

Kustantoro, Anjar, Soesanto dan Heri Yudiono. 2012. Pengaruh Modul Interaktif terhadap Hasil Belajar Sistem Penerangan dan Wiring Kelistrikan Siswa Teknik Otomotif,Automotive Science and Education Journal.

Lee, Tien Tien dan Kamisah Osman yang berjudul. 2012. Interactive Multimedia Module with Pedagogical Agents: Formative Evaluation”, International Education Studies.

Westropp, Nicola Massy, Susan Gilbert Hunt, Shylie Mackintosh, and Michael Lewis. 2011. Development of an Interactive Online Module to Prepare Students for Learning to Measure Joint Range of Motion”, MERLOT Journal of Online Learning and Teaching.

Meilinda. 2009. E-Modul Interaktif Berbasis Kontruktivisme pada Materi

Genetika untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Biologi SLTP, ( Tesis S-2

Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung).

Mulyasa, E. 2006. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.

Munadi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.

Munir. 2012. Multimedia Konsep Dan Aplikasi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Nasution. 2009. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA Press.

Purnomo, Dwito. Pengaruh Penggunaan Modul Hasil Penelitian Pencemaran di Sungai Pepe Surakarta Sebagai Sumber Belajar Biologi Pokok Bahasan

64

Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.

Rusman. 2012.Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sahertian, Piet A. 2008. Prinsisp dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Sakti, Indra. 2013. Pengaruh Media Animasi Fisika Dalam Model Pembelajaran Langsung (direct instruction) Terhadap Minat Belajar dan Pemahaman Konsep Fisika Siswa di SMA Negeri Kota Bengkulu, Prosiding Semirata

FMIPA Universitas Lampung.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Setiono. 2009. Peningkatan Kompetensi Guru Biologi SMP Melalui Modul Interaktif pada Materi Bioteknologi (Tesis S-2 Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung).

Subhan, M. 2001.Dasar-dasar Penelitian Ilmiah.Bandung: Pustaka Setia.

Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2011.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta.

Suharyadi, Anna Permanasari, dan Hernani. 2013. Pengembangan Buku Ajar Berbasis Konstektual Pada Pokok Bahasan Asam dan Basa, Jurnal Riset

dan Praktik Pendidikan KimiaVolume 1 Nomor 1.

Sujanem, Rai. 2009. I Nyoman Puu Suwindra, & I Ketut Tika. Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Interaktif Berbasis Web Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, ISSN 1979-7109, Volume 3, Nomor 1.

65

Remaja Rosdakarya.

Sumarsono, Joko. 2009. Fisika Untuk SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Sunyoto. 2006. Efektivitas Penggunaan Modul Pembelajaran Interaktif Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMK Bidang Keahlian Teknik Mesin,Jurnal PTM, Volume 6, No.1.

Suwindra, I Nyoman P, Rai Sujanem, Dan Iwan Suswandi. 2010. Pengembangan Modul Software Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA, Jurnal Penelitian dan

Pengembangan Pendidikan, Volume 4, Nomor 3.

Syah, Muhibbin. 2004.Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Usman, Basyrudin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta:

Perpustakaan Nasional.

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional.Jakarta : PT Bumi Aksara.

Widodo, Chomsin S. 2008.Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Wijaya, Cece, dkk. 1992. Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan

PengajaranBandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wijayanti. 2011. Hubungan Antara Minat Baca dengan Prestasi Belajar pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan II pada Mahasiswa Semester III Akbid Mitra Husada Karanganyar,Jurnal KesmadaskaVolume 2 Nomor 1.

1. RPP Kelas Eksperimen

2. RPP Kelas Kontrol

66

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 10 Tangerang Selatan Materi Pelajaran : Fisika

Materi Pokok : Suhu dan Kalor

Kelas/ Semester : X/ 2

Waktu : 2 x 45 menit

Pertemuan Ke- : 1

A. Standar Kompetensi

4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi. B. Kompetensi Dasar

4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat. C. Indikator Pencapaian

1. Menjelaskan pengertian suhu, sifat termometrik, skala batas atas dan batas bawah termometer 2. Menerapkan termometer dengan skala sembarang

3. Menerapkan pengertian dan perbedaan pemuaian panjang, luas, dan volume serta faktor-faktor yang mempengaruhinya 4. Menganalisis pemuaian zat padat, pemuaian zat cair dan pemuaian zat gas

67

5. Melalui animasi dalam modul interaktif, siswa dapat membedakan pemuaian zat cair dan gas. 6. Melalui modul interaktif, siswa dapat memformulasikan pemuaian panjang

7. Melalui modul interaktif, siswa dapat memformulasikan pemuaian luas 8. Melalui modul interaktif, siswa dapat memformulasikan pemuaian volume E. Materi Pembelajaran

1. Materi pokok

Suhu dan pemuaian pada zat padat, cair, dan gas. 2. Uraian Materi

Suhu adalah derajat panas dingin suatu benda. Alat untuk mengukur suhu adalah termometer, termometer ini memiliki sifat termometrik zat yang berubah jika dipanaskan.

Pemuaian adalah bertambahanya ukuran suatu benda karna adanya kenaikan suhu. Pemuain ini terjadi pada zat padat, cair, dan gas. Pemuain pada zat padat ini terjadi pada muai panjang, luas, dan volume.

68

L= panjang benda saat dipanaskan (m) α= koefisien muai linier/panjang (/oC)

L0= panjang benda mula-mula (m) Δ T= perubahan suhu (

o

C) b. Pemuaian luas

Apabila suatu benda berbentuk bidang atau luasan, misalnya bujur sangkar tipis dengan sisiL0, dipanaskan hingga suhunya naik sebesar

Δ T, maka bujur sangkar tersebut akan memuai pada kedua sisinya. Diperoleh luas benda saat dipanaskan seperti berikut ini:

" . ."

(1 + ." )

dengan:

A= luas benda saat dipanaskan (m2) β= 2α= koefisien muai luas (/oC)

A0= luas benda mula-mula (m2) Δ T= perubahan suhu (oC)

c. Pemuaian volume

Apabila suatu benda berbentuk volume atau padatan, misalnya kubus dengan sisiL0dipanaskan hingga suhunya naik sebesar Δ T, maka

kubus tersebut akan memuai pada setiap sisinya. perubahan volume akibat pemuaian, yaitu:

" . ."

(1 + ." )

dengan:

V= volume benda saat dipanaskan (m3) γ= 3α= koefisien muai volume (/oC)

69

F. Metode Pembelajaran

Metode: ceramah dan tanya jawab G. Kegiatan pembelajaran

Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Nilai Karakter

Guru Siswa

Pendahuluan (10 menit)

Apersepsi

1. Membuka pelajaran

2. Melalui modul interaktif, guru menyajikan video, disertai beberapa pertanyaan untuk menggugah keingintahuan siswa

“mengapa rel kereta api harus dipasang renggang? mengapa kabel listrik juga dipasang kendur?”

1. Membuka pelajaran dengan ketua kelas memimpin berdoa

2. Mengamati video yang diberikan guru dan menjawab pertanyaan guru

Rasa ingin tahu, mandiri, aktif

Motivasi

1. Melalui modul interaktif, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan memotivasi siswa

2. Mengintruksikan siswa untuk membuka modul interaktif

1. Menyimak penjelasan gru dan merasa termotivasi untuk mulai belajar

2. Mulai membuka modul interaktif untuk dipelajari

Rasa ingin tahu, mandiri, aktif

Inti (60 menit)

Eksplorasi

1. Melalui modul interaktif, guru memberikan tes prasyarat kemampuan sebagai syarat untuk melanjutkan ke pelajaran berikutnya

1. Menjawab tes prasyarat kemampuan untuk dapat melanjutkan materi berikutnya

Mandiri, percaya diri

Elaborasi 1. Mengintruksikan kepada siswa untuk membaca modul interaktif tentang suhu dan pemuaian

1. Mencoba memahami teori tentang suhu dan pemuaian yang terdapat dalam

Mandiri, rasa ingin tahu, aktif

Konfirmasi

2. Setelah siswa menjawab pertanyaan, maka otomatis layar akan menampilkan penyelesaian soalnya, dan siswa diminta untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting.

3. Memberikan hadiah kepada siswa yang aktif dalam pembelajaran

penting

3. Menerima hadiah yang diberikan guru

Penutup (20 menit)

Penarikan Kesimpulan

1. Bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman atau kesimpulan pelajaran

1. Menyimpulkan hasil pembelajaran Mandiri, percaya diri, aktif, cinta ilmu

Evaluasi

1. Memberikan soal kepada siswa sebagai indikator keberhasilan siswa dan sebagai review pelajaran hari ini.

2. Memberitahukan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya dan menutup pelajaran

1. Mengerjakan soal latihan yang diberikan guru untuk memperdalam pemahaman siswa

2. Mendengarkan infomasi dari guru dan menutup pelajaran

Mandiri,

percaya diri, jujur

H. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran 1. Sumber Belajar

a. Giancoli, Douglas C. 2001.Fisika Jilid I(terjemahan). Jakarta: Erlangga b. Kanginan, Marthen. 1995.Fisika 2000. Jakarta: Erlangga

c. Sumarsono, Joko. 2009.Fisika utuk SMA/MA kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan d. Karyono. 2009.Fisika 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan e. Modul interaktif

2. Bentuk tes : pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. J. Penilaian Pembelajaran

1. Penilaian Proses

a. Bagan Partisipasi (Psikomotorik dan Afektif) 2. Penilaian Akhir

Ciputat, Maret 2014 Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Fisika Peneliti

Mukhlas, S. Pd Iin Safrina

Nama : ………

Kelas : ………

No. Aspek yang Dinilai Skor

1 2 3 4 5

1. Tekun dalam belajar 2. Menggunakan waktu sangat

efektif

3. Aktif dalam bertanya dan berpendapat

4. Memperhatikan penjelasan guru Keterangan:

Kriteria skala penilaian : 5 = kegiatan sangat baik 4 = kegiatan baik 3 = kegiatan cukup 2 = kegiatan kurang 1 = kegiatan sangat kurang

Pedoman Penilaian :

Ceklis kolom skor sesuai dengan kriteria skala penilaian.

Nama : ……….

Kelas : ……….

No. Aspek yang Dinilai Skala Penilaian

A B C D E

1. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan

2. Jujur dalam mengerjakan tugas yang diberikan

3. Disiplin dalam mengikuti pembelajaran 4. Sopan santun dalam mengemukakan

pendapat Keterangan:

Kriteria skala penilaian : A = baik sekali B = baik C = cukup D = kurang E = kurang sekali

Pedoman Penilaian : Ceklis kolom skala penilaian sesuai dengan kriteria skala penilaian.

termometer celcius suhunya 40oC, maka bila diukur dengan termometer X, maka suhunya adalah...

a. 80oX d. 90oX

b. 100oX e. 130oX

c. 120oX

B 20

2. Bertambahpanjang dan lebar ukuran suatu benda akibat kenaikan suhu disebut…

a. Pemuaian d. pemuaian ruang

b. pemuaian luas e. Pemuaian volume c. Pemuaian panjang

C 20

3. Sebatang baja dengan panjang 2 m dipanasi dari suhu 290 K sampai 540 K, dengan koefisien muai panjang baja adalah 1,2x10-5K-1. MakaPertambahan panjang baja adalah…

a. 0,006 m d. 1,006 m

b. 0,008 m e. 1,008 m

c. 0,003 m

A 20

4. Panjang sebuah batang perunggu adalah 12 cm pada suhu 20oC. batang itu dipanasi hingga panjanya menjadi 120,136 mm. maka suhu batang pada akhir pemanasan adalah… (α=19x10-6/oC)

a. 70oC d. 100oC

b. 80oC e. 110oC

c. 90oC

B 20

5. Salah satu contoh pemanfaatan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari adalah,kecuali…

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 10 Tangerang Selatan

Materi Pelajaran : Fisika

Materi Pokok : Suhu dan Kalor

Kelas/ Semester : X/ 2

Waktu : 2 x 45 menit

Pertemuan Ke- : 2

A. Standar Kompetensi

4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi. B. Kompetensi Dasar

4.2 Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah. C. Indikator Pencapaian

1. Menerapkan dan menghitung pengertian kalor, kalor jenis, dan kapasitas kalor dalam kehidupan sehari-hari 2. Menganalisis kalor, kalor jenis dan kapasitas kalor dalam menyelesaikan soal-soal

3. Menerapkan konsep perubahan wujud, kalor lebur dan kalor didih dalam kehidupan sehari-hari 4. Menganalisis kalor lebur atau kalor didih dalam soal

6

5. Melalui modul interaktif, siswa dapat memformulasikan perhitungan kalor lebur dan kalor didih 6. Melalui modul interaktif, siswa dapat menganalisis soal asas Black dalam kehidupan sehari-hari E. Materi Pembelajaran

1. Materi pokok

Kalor, kapasitas kalor, dan asas Black 2. Uraian Materi

Kalor atau bahang adalah salah satu bentuk energi yang mengalir karena adanya perbedaan suhu dan atau karena adanya usaha atau kerja yang dilakukan pada sistem.

Kalor mempunyai satuan kalori, satu kalori didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan 1 gram air untuk menaikkan suhunya 1OC. Dalam sistem SI satuan kalor adalah Joule. Satu kalori setara dengan 4,18 joule.Ka lor jenis (c) adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu setiap 1kg massa benda dan setiap 1 °C kenaikan suhu. Kapasitas kalor ( C ) adalah banyaknya ka lor yang digunakan untuk menaikkan suhu benda setiap 1 °C.

Q= m.c.

Sejumlah kalor yang hilang dari zat yang bersuhu tinggi sama dengan kalor yang didapat oleh zat yang suhunya lebih rendah. Hal tersebut dapat dinyatakan sebagaiHukum Kekekalan Energi Kalor,yang berbunyi:

Kalor yang dilepas = Kalor yang diserap Q1= Q2

dengan:

Q= kalor yang diperlukan atau dilepaskan selama perubahan wujud ( J)

m= massa zat (kg)

L= kalor laten ( J/kg)

F. Metode Pembelajaran

Metode: ceramah dan tanya jawab G. Kegiatan pembelajaran

Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Nilai Karakter

Pendahuluan (10 menit)

Apersepsi

1. Membuka pelajaran

2. Melalui modul interaktif, guru menyajikan video, disertai beberapa

Dokumen terkait