• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Modul Digital Interaktif Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Suhu dan Kalor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Modul Digital Interaktif Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Suhu dan Kalor"

Copied!
260
0
0

Teks penuh

(1)

Penelitian Eksperimen

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh: Iin Safrina NIM: 109016300022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

Fisika Siswa pada Konsep Suhu dan

Kalor

disusun oleh Iin Safrina, NIM 109016300022, htrvnnPendidikan Fisik4 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Iakartu Mei2Al4

Yang mengesahkan,

Pembimbing

I

Pembimbing

II

-l

(3)

Iin

109016300A22, diajrt&.an kepada Fakultas Ilrnu Tarbiyah dan Kegunran (FITK) dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 10 Juni 20tr4 dihadapan dewan penguji. Karena

itq

penulis memperoleh gelar sarjana Sl (S.Pd) dalam bidaag pendidikan Fisika.

Jakarta,l0 Juni 2014

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal

TandaTangan

Ketua Panitia (Ketua Jumsan Pendidikan IPA) Baiq Hana Susanti, M.Sc

NrP. 19700209 200003 2 001

Penguji I

Kinkin Suartini. M.Pd

NrP. 19780406 200604 2 003

Penguji II

Ai Nurlaela. M.Si

NIP. 19791

tt2

200912 2 008

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UI N Syarif Hidayatullah Jakarta

ll[o[.rotl

?*

?P

:?:tt

|r-rt-totQ

,4,\*t

\-NrP. 19591020 198603 2 001

(4)

Saya yang bertandatangan di bawah

Nama

Tempat/Tanggal Lahir

NIM

JurusanlProdi

Judul Slaipsi

ini,

Dosen Pembimbing

Iin Safrina

Cilegon, 25 November 1991

109016300022

Pendidikan IPA/Fisika

Pengaruh Modul Interaktif terhadap

Hasil Belajar fisika siswa pada Konsep

Suhu dan kalor

1. Erina Hertanti, M.Si

2.Iwan Permana Suwama, M.Pd

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan

saya bertanggung jawab s€cara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

l

:

Jakart4

Iin

NIM. 10901$0a022

(5)

iii

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modul digital interaktif terhadap hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor. Penelitian ini dilakukan di kelas X-1 dan X-3 SMAN 10 Tangerang Selatan. Penelitian ini berlangsung pada Maret 2014. Metode penelitian yang digunakan kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group design dan teknik pengambilan sampel purpossive sampling. Instrumen yang digunakan adalah intrumen tes berupa pilihan ganda dan instrumen non tes berupa angket. Data hasil instrumen tes dan nontes dianalisis secara kuantitatif, namun hasil data nontes dikonversi ke dalam bentuk kualitatif. Berdasarkan analisis data tes, diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan modul digital interaktif terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep suhu dan kalor. Hal tersebut didasarkan pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t terhadap data posttest. Hasilnya adalah nilai thitungsebesar 2,82 dan nilai ttabel sebesar 1,994. Terlihat bahwa thitung> ttabel, sehingga Ha ditolak. Selain itu, rata-rata hasil belajar siswa yang

menggunakan modul digital interaktif lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan buku paket. Hasil belajar siswa kelas eksperimen juga lebih unggul pada ranah kognitif tingkatan C1 (mengingat), C2

(memahami), C3 (menerapkan), dan C4 (menganalisis). Selanjutnya, berdasarkan

analisis data nontes dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan penerapan modul digital interaktif dalam pembelajaran fisika konsep suhu dan kalor memperoleh respon positif siswa.

(6)

iv

Results Physics Students on the Temperature and Heat Concept. Skripsi of Physics Education Program, Science Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

This research aims to determine the effect of interactive module on learning result on the temperature and heat concept. This research was done in class 1 and X-3 in SMAN 10 Tangerang Selatan. The research was done in Maret 2014. The method used in this research is a quasi experimental with nonequivalent control group design and the technique of sampling is purpossive sampling. Instrumen were used in this research are test instrument which is multiple choices and nontest instrument which is questionaire. Test instrumen and nontest instrument data will be analized quantitatively,but nontest instrument data will be converted to qualitative. Based on data analysis, the result obtained that there is an effect of interactive digital module on learning result on the temperature and heat concept. The result of hypothesis testing against posttest data showed that value of

is 2,82 and value of is 1,994. This showed that is higher than , so is rejected. Average of student’s learning result that uses interactive

digital module is higher than the average of student learning result that uses book. The result of the experimental class student’s learning is superior in C1 (recalling), C2 (comprehension), C3 (application), and C4 (analyze) cognitive

levels. Furthermore, based on analysis nontest instrument could summerized that all of aplicated interactive digital module on learning physics on the temperature and heat concept in good response’s student.

(7)

v

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Modul Digital Interaktif terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Konsep Suhu dan Kalor”. Skripsi ini menggambarkan bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan modul interaktif.

Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih tersebut disampaikan kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Erina Hertanti, M.Si, selaku dosen pembimbing I sekaligus dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, saran, dan pengarahan selama proses perkuliahan dan pembuatan skripsi.

4. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran, dan pengarahan selama proses pembuatan skripsi.

5. Seluruh dosen, staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya jurusan pendidikan IPA yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.

6. Bapak Mukhlas, S.Pd, selaku guru bidang studi fisika SMA Negeri 10 Tangerang Selatan.

(8)

vi

9. Teman-teman seperjuangan Fisika angkatan 2009, adik-adik Fisika angkatan 2010 dan 2011, serta keluarga KAHFI 12 yang telah memberi bantuan, inspirasi dan motivasi.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga segala bentuk bantuan, dorongan, saran, dan bimbingan yang diberikan kepada penulis mendapatkan balasan terbaik dari Allah SWT. Aamiin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini sangat dinantikan. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Mei 2014

(9)

vii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS ... 6

A. Kajian Teoretis ... 6

1. Hakikat Modul ... 6

a. Pengertian Modul ... 6

b. Fungsi Modul ... 8

c. Manfaat Modul ... 8

d. Tujuan Modul ... 9

e. Karakteristik Modul ... 10

(10)

viii

4. Hakikat Hasil Belajar ... 19

a. Pengertian Belajar ... 19

b. Pengertian Hasil Belajar... 20

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 22

5. Pembelajaran Fisika ... 23

a. Karakteristik Konsep Suhu dan Kalor ... 23

b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Konsep Suhu dan Kalor ... 23

c. Peta Konsep Suhu dan Kalor ... 24

d. Materi Konsep Suhu dan Kalor ... 24

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 27

C. Kerangka Berpikir ... 29

D. Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 31

B. Metode Penelitian ... 31

C. Desain Penelitian ... 31

D. Variabel Penelitian ... 32

E. Populasi dan Sampel Penelitian ... 32

F. Teknik Pengumpulan Data ... 33

G. Instrumen Penelitian ... 33

1. Instrumen Tes ... ... 33

2. Instrumen Nontes ... ... 35

H. Kalibrasi Instrumen ... 35

1. Kalibrasi Instrumen Tes ... 35

(11)

ix

I. Teknik Analisis Data Tes ... 41

1. Prasyarat Analisis Data ... 41

a. Uji Normalitas ... 41

b. Uji Homogentias ... 43

2. Analisis Data ... 43

a. Data Terdistribusi Normal dan Homogen... 43

b. Data Terdistribusi Normal dan Tidak Homogen ... 45

3. Analisis Data Nontes ... 45

J. Hipotesis Statistik ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Hasil ... 47

1. HasilPretest ... 47

2. HasilPosttest ... 48

3. Rekapitulasi Data HasilPretestdanPosttest ... 50

c. HasilPretestdanPosttest ... 50

d. Kemampuan Berpikir Kognitif ... 52

2. Hasil Uji Prasyarat Analisis ... 53

a. Uji Normalitas ... 53

b. Uji Homogenitas ... 54

3. Hasil Uji Hipotesis ... 55

4. Hasil Analisis Data Angket ... 56

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

BAB V PENUTUP ... 61

A. Kesimpulan ... 61

(12)
(13)

xi

Gambar 2.2 Proses Perubahan Wujud ... 27 Gambar 4.1 Diagram HasilPretestdanPosttest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen Pada Jenjang Kognitif ... 52 Gambar 4.2 Diagram Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas pada

(14)

xii

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 33

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen tes ... 34

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Nontes ... 35

Tabel 3.5 Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 36

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ... 37

Tabel 3.7 Interprestasi Kriteria Reliabilitas Instrumen Tes ... 38

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes ... 38

Tabel 3.9 Kriteria Taraf Kesukaran ... 39

Tabel 3.10 Hasil Uji Taraf Kesukaran ... 39

Tabel 3.11 Kategori Daya Beda ... 40

Tabel 3.12 Hasil Uji Daya Beda Instrumen Tes ... 40

Tabel 3.13 Uji Validitas Instrumen Nontes ... 41

Tabel 3.14 Kriteria Nilait... 45

Tabel 3.15 Kriteria Interval Data Nontes ... 46

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 47

Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran DataPretest... 48

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 49

Tabel 4.4 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran DataPosttest... 50

Tabel 4.5 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran DataPretestdanPosttestKelas Eksperimen dan Kontrol... 50

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai KuadratPretestdan Posttes... 54

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ... 54

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis ... 55

(15)

xiii

1. RPP Kelas Eksperimen ... 64

2. RPP Kelas Kontrol ... 95

Lampiran B Instrumen Penelitian ... 123

1. Instrumen Tes ... 123

a. Kisi-Kisi Instrumen Tes ... 123

b. Instrumen Tes ... 125

c. Instrumen Tes Paket A ... 136

d. Instrumen Tes Paket B... 141

2. Analisis Hasil Uji Instrumen ... 147

a. Uji Validasi Butir Soal ... 147

b. Uji Reliabilitas Instrumen ... 149

c. Uji Taraf Kesukaran ... 151

d. Uji Daya Pembeda ... 153

3. Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen ... 155

4. Instrumen Tes Valid ... 158

5. Soal Instrumen Penelitian ... 165

6. Lembar Jawaban ... 170

7. Kisi-Kisi Instrumen Nontes (Angket) ... 171

8. Instrumen Nontes (Angket) ... 172

9. Lembar Validasi Ahli Media ... 174

10. Lembar Validasi Ahli Materi ... 176

11. Rekap Hasil Wawancara ... 180

Lampiran C Analisis Data Hasil Penelitian ... 183

1. HasilPretest ... 183

(16)

xiv

a. Rekapitulasiposttestkelas eksperimen ... 191

b. Rekapitulasiposttestkelas kontrol ... 192

c. Hasilposttest kelas eksperimen ... 193

d. Hasilposttest kelas kontrol... 196

3. Uji Normalitas HasilPretest ... 199

e. Uji NormalitasPretestKelas Eksperimen ... 199

f. Uji NormalitasPretestKelas Kontrol ... 202

4. Uji Normalitas HasilPosttest ... 205

a. Uji NormalitasPosttestKelas Eksperimen ... 205

b. Uji NormalitasPosttestKelas Kontrol ... 208

5. Uji Homogenitas HasilPretest ... 211

6. Uji Homogenitas Hasil Posttest ... 214

7. Uji Hipotesis HasilPretest ... 217

8. Uji Hipotesis HasilPosttest ... 219

9. Data Hasil Angket Respon Siswa ... 221

Lampiran D Print ScreenMedia ... 222

Lampiran E Surat-Surat Penelitian ... 225

1. Surat Keterangan Pernyataan Wawancara ... 225

2. Surat Keterangan Penelitan ... 228

3. Lembar Uji Validitas Instrumen Non tes ... 229

4. Lembar Uji Referensi ... 231

(17)

1

Penyampaian informasi sangat penting untuk membentuk pola pemikiran siswa akan suatu materi. Apabila siswa tidak mampu untuk menguasai materi, maka hasil belajar siswa pun rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menyajikan materi yang mudah dipahami dan enak dibaca. Pada umumnya guru menyajikan materi hanya melalui buku paket. Namun, buku paket sendiri sulit untuk dipahami oleh siswa, karena bahasa yang sulit dimengerti dan tidak menarik. Hal ini menyebabkan tingkat keterbacaan siswa kurang, sehingga hasil belajar siswa pun rendah.

Berdasarkan hasil wawancara terkait penggunaan buku paket di tiga sekolah, diperoleh informasi adanya beberapa kekurangan pada buku paket tersebut. Pertama, siswa di sekolah kurang menyukai belajar dengan buku paket karena materi yang padat, kurang jelas dan banyak penurunan rumus, sehingga mereka merasa bingung dan sulit untuk memahami materi yang diajarkan. Kedua, siswa kurang suka membaca buku karena kalimat yang digunakan sulit dimengerti dan gambar yang disajikan tidak berwana.Ketiga, siswa malas untuk mengerjakan soal yang tersedia dari buku, karena contoh soal dan latihan soal yang ada di buku paket susah dipahami dan penulisannya tidak dimulai dari tingkat soal yang mudah sampai yang susah. Keempat, siswa yang sudah melakukan kegiatan percobaan dari buku paket masih bingung dengan hasilnya, karena tidak adanya kesimpulan hasil percobaan. Kelima, siswa merasa bosan dan tidak fokus saat kegiatan pembelajaran berlangsung, karena penyampaian materi dari buku oleh guru secara konvensional saja tanpa penggunaan media.

(18)

kreativitas dan ide baru dalam mengembangkan buku paket terkait konsep yang tingkat keterbacaannya masih kurang, yaitu dalam bentuk modul.

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba membuat modul yang dapat melengkapi kekurangan dari buku paket yang telah digunakan siswa. Menurut Munawar, modul sebagai satu bahan ajar memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan buku paket. Kelebihannya terletak pada komunikasi dua arah, bisa digunakan untuk pendidikan dan pelatihan jarak jauh, interaktif dan dialogis, strukturnya jelas, bersahabat dan memotivasi, menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang baru didapatkan, materi terbagi dalam penggalan-penggalan kecil, ada penugasan dan umpan balik.1 Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai hasil yang diharapkan.2 Modul yang baik memiliki beberapa karakteristik yaitu self instruction, self contained, stand alone,adaptif, danuser friendly.3 Karakteristik adaptif pada modul adalah isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu dan penggunaanya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi. Pembuatan modul yang biasanya cetak ini dapat diinovasikan dengan modul digital yang interaktif.

Modul digital interaktif adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi atau subkompetensi mata pelajaran yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.4 Pada modul digital interaktif ditampilkan gambar serta animasi yang akan membantu memvisualisasikan materi ajar yang disampaikan, sehingga pembaca modul

1

Meilinda, E-Modul Interaktif Berbasis Kontruktivisme pada Materi Genetika untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Biologi SLTP Tesis S-2 Sekolah Pasca Sarjana (Bandung: Univerisitas Pendikan Indonesia), h. 19.

2

Ibid,hal. 4.

3

Departemen Pendidikan Nasional, Penulisan Modul. Jakarta: Dierektorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Depdiknas, 2008, h. 3-5.

4

(19)

terbantu untuk memahami isi modul dengan lebih mudah. Oleh karena itu, penggunaan modul digital interaktif berguna baik bagi guru maupun bagi siswa karena dapat memperkuat ingatan tentang materi yang disajikan di dalam modul. Agar modul digital interaktif dapat digunakan secara efektif, maka pemilihan materi yang sesuai sangat diperlukan.

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa materi yang memiliki tingkat keterbacaan rendah, sehingga sulit dipahami oleh siswa, yaitu listrik dinamis, suhu dan kalor, dan alat optik. Dalam penelitian ini, materi yang dipilih adalah suhu dan kalor, karena menurut siswa, kesulitan pada materi ini adalah materinya padat, soalnya sulit, dan banyak penggunaan rumus (matematis). Selain itu, alasan lain pemilihan materi tersebut dikarenakan karakteristik dari materi yaitu, cukup aplikatif, dapat disampaikan dengan bahasa sederhana, dan mudah divisualisasikan. Artinya materi ini akan mudah dipahami oleh siswa, jika disajikan dengan modul digital interaktif.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin menerapkan penggunaan modul interaktif pada pembelajaran fisika dan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar fisika siswa. Untuk mendapatkan jawaban ini, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul: “Pengaruh Modul Digital Interaktif

Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada KonsepSuhu Dan Kalor”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat di identifikasi beberapa masalah, yaitu:

1. Guru menyajikan materi hanya melalui sumber buku (paket)

2. Bahasa dalam buku paket susah dipahami, sehingga tingkat keterbacaan kurang

3. Buku paket yang digunakan memiliki materi yang banyak, penggunaan rumus yang banyak, serta contoh soal yang susah dan latihan soal yang tingkat kesulitannya tinggi.

(20)

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah pada penelitian ini adalah hasil belajar dengan kriteria sebagai berikut:

1. Hasil belajar fisika yang diukur hanya mencakup aspek kognitif pada tingkat C1(mengingat), C2(memahami), C3(menerapkan), dan C4(menganalisis).

2. Materi fisika yang digunakan adalah suhu dan kalor. Berdasarkan hasil wawancara, materi tersebut merupakan salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa.

3. Modul digital interaktif adalah modul yang dikembangkan dengan teknologi komputer yang menyajikan materi, gambar, tampilan yang menarik dan animasi dengan tujuan memudahkan siswa dalam belajar. Modul digital interaktif dikemas dengan menggunakan aplikasi macromedia flash 8.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah dalam penelitian ini maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah penggunaan modul digital interaktif berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas X pada Materi Suhu dan

Kalor?”

Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan ke dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan?

b. Bagaimana hasilpretestdanposttestkelas eksperimen dan kelas kontrol pada setiap jenjang kogntif?

c. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan modul digital interaktif pada konsep suhu dan kalor?

E. Tujuan Penelitian

(21)

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberi informasi tentang desain modul pembelajaran.

2. Memberi informasi tentang inovasi perangkat pembelajaran yang dapat dikembangkan pada pengajaran fisika.

3. Mengetahui hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan modul digital interaktif.

(22)

6

A. Kajian Teoritis

1. Hakikat Modul

a. Pengertian Modul

Menurut Russel (1974) modul sebagai suatu paket pembelajaran yang berisi satu unit konsep tunggal. Sedangkan Houston dan Howson (1992) mengemukakan modul pembelajaran meliputi seperangkat aktivitas yang bertujuan mempermudah siswa untuk mencapai seperangkat tujuan pembelajaran. Dari pengertian tersebut dapat dilihat unsur-unsur sebuah modul pembelajaran yaitu :1

1) Modul merupakan seperangkat pengalaman belajar yang berdiri sendiri,

2) Modul dimaksudkan untuk mempermudah siswa mencapai seperangkat tujuan yang telah ditetapkan,

3) Modul merupakan unit-unit yang berhubungan satu dengan yang lain secara hirearkis.

Modul juga dapat dipahami sebagai paket program yang dapat dipelajari oleh murid dengan bantuan yang minimal dari pihak guru.2 Menurut Jerrold E, Kemp (1978) modul diartikan sebagai paket pembelajaran mandiri berisi satu topik atau unit materi pelajaran dan memerlukan waktu belajar beberapa jauh untuk satu minggu.3 Modul dirumuskan sebagai salah satu unit lengkap yang beridiri sendiri, terdiri dari rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu para siswa dalam mencapai sejumlah tujuan belajar yang telah dirumuskan secara spesifik.4 Selain itu, sebuah modul adalah pernyataan satuan

1

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009), Cet ke-2, h. 230.

2

Cece Wijaya, dkk,Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan Pengajaran(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992), Cet ke-4, h. 88.

3

Made Wena,Op. Cit, h. 231.

4

(23)

pembelajaran dengan tujuan-tujuan, pretes aktivitas belajar yang memungkinkan peserta didik memperoleh kompetensi-kompetensi yang belum dikuasai dari hasil pretes, dan mengevaluasi kompetensinya untuk mengukur keberhasilan belajar.5 Modul juga adalah suatu paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu dan didesain sedemikian rupa guna kepentingan belajar siswa.6

Modul adalah suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas.7 Diketahui juga, pengertian lainnya bahwa modul adalah salah satu perangkat bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik.8 Nama atau judul modul sebaiknya disesuaikan dengan kompetensi yang terdapat pada silabus dan RPP. Pada dasarnya tiap satu standar kompetensi dikembangkan menjadi satu modul dan satu modul terdiri dari 2-4 kegiatan pembelajaran. Yang dimaksud kompetensi disini adalah standar kompetensi dan kegiatan pembelajaran adalah kompetensi dasar.9

Dalam pengertian lain, modul merupakan unit kecil dari satu pelajaran yang dapat beroperasi sendiri. Modul juga dapat berarti kegiatan program belajar mengajar yang dapat dipelajari oleh murid dengan bantuan yang minimal dari guru pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan, serta alat untuk penilai, mengukur keberhasilan murid di penyelesaian pelajaran. Modul adalah semacam paket program untuk keperluan belajar. Dari satu paket program modul terdiri dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar, bahan belajar, metode belajar, alat dan sumber belajar, dan sistem evaluasi.10

5

E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 148.

6

Rusman,Model-model Pembelajaran(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 375.

7

Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), Cet ke-13, h. 205.

8

Daryanto, Menyusun Modul (Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam Mengajar) (Yogyakarta: Gava Media, 2013), h. 9.

9

Ibid,h. 16.

10

(24)

b. Fungsi Modul

Melalui pengajaran dengan modul, ada beberapa fungsi dari modul yaitu: 1) Adanya peningkatn motivasi belajar secara maksimal

2) Adanya peningkatan kreativitas guru dalam mempersiapkan alata dan bahan yang diperlukan dan pelayanan individual yang lebih mantap

3) Dapatnya mewujudkan prinsip maju berkelanjutan secara tidak terbatas 4) Dapatnya mewujudkan belajar yang lebih berkonsentrasi

Selain itu, sebagai salah satu bentuk bahan ajar, modul juga memiliki fungsi sebagai berikut:11

1) Bahan ajar mandiri. Maksudnya, penggunaan modul dalam poses pembelajaran berfungsi meningkatkan kemampuan peserta didik untuk blajar sendiri tanpa tergantung kepada kehadiran pendidik.

2) Pengganti fungsi pendidik. Maksudnya, modul sebagai bahan ajar yang harus mampu menjelaskan materi materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka. 3) Sebagai alat evaluasi. Maksudnya, dengan modul peserta didik dituntut untuk

dapat mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaannya terhada materi yang dipelajari.

4) Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik. Maksdunya, karena modul mengandung berbagai materi yang harus dipeajari oleh peserta didik, maaka modul juga memlih fungsi sebagai bahan rujukan bagi peserta didik.

c. Manfaat Modul

Modul memiliki banyak manfaat dalam proses pembelajaran. Manfaat modul antara lain :12

1) Dapat membimbing orang yang membacanya untuk mengarahkan proses belajarnya.

11

Andi Prastowo,Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif(Jogjakarta: DIVA Press, 2012), Cet ke-3, h.107-108.

12

(25)

2) Membantu peserta pendidik anda dalam memecahkan kesulitan yang dihadapi ketika memahami materi yang disajikan.

3) Dapat memotivasi peserta didik dan latihan jarak jauh agar senantiasa aktif dalam belajar.

4) Meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta.

5) Untuk membelajarkan orang secara efektif dan efisien sehingga bisa mencapai tujuan intruksional yang telah ditetapkan.

Selain itu, manfaat modul bagi siswa adalah:13

1) Siswa memiliki kesempatan melatih diri belajar secara mandiri;

2) Belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari di luar kelas dan di luar jam pembelajaran;

3) Berkesempatan mengekspresikan cara-cara belajar yang sesuai dengan mengerjakan latihan yang disajikan dlama modul;

4) Mampu membelajarkan diri sendiri;

5) Mengembangkan kemampuan siswa dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya.

Bagi guru, penyusunan modul bermanfaat karena: 1) Mengurangi kebergantungan terhadap kesediaan buku teks;

2) Memperluas wawasan karena disusun dengan menggunakan berbagai referensi;

3) Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman dalam menulis bahan ajar;

4) Membangun komunikasi yang efektif antara dirinya dan siswa karena pembelajaran tidak harus berjalan secara tatap muka.

d. Tujuan Modul

Menurut S. Nasution ada beberapa tujuan pembelajaran yang menggunakan modul, yaitu:14

1) Modul memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut kesempatan masing-masing.

13

Hamdani,Strategi Belajar Mengajar(Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), h. 220.

14

(26)

2) Modul memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut cara mereka masing-masing

3) Dalam pengajaran modul terdapat alternatif atau pilihan dari sejumlah topik bidang studi yang atau disiplin ilmu yang lainnya, karena siswa tidak mempunyai pola atau minat yang sama untuk topik yang sama.

4) Pengajaran modul memberikan kesempatan terhadap murid untuk mengenal kelebahan dan kekurangannya, dan memperbaiki kelemahan mereka melalui remedial, ulangan atau variasi dalam belajar.

Selain itu, tujuan pembelajaran dengan modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal.

e. Karakteristik Modul

Agar menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi dan efektivitas hasil belajr peserta didik, maka modul harus memperhatikan karakteristiknya. Berikut penjelasan setiap karakteristik dalam modul:15

1) Self Instruction

Melalui modul tersebut seseorang atau peserta didik mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memnuhi karakter self instructional,maka modul harus terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas; terdapat materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit kegiatan spesifik sehingga memudahkan peserta didik belajar secara tuntas; tersedia contoh soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya; kontekstual yaitu materi yang terkait dengan suasana atau konteks tugas; menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif; terdapat rangkuman materi pembelajaran; terdapat instrument penilaian; terdapat instrument yang dapat digunakan menetapkan tingkat penguasaan materi; dan tersedia informasi rujukan atau referensi yang mendukung materi pembelajaran.

2) Self Contained

15

(27)

Self containedyaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan guru mempelajari materi pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas menjadi satu kesatuan yang untuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.

3) Stand alone(Berdiri sendiri)

Modul yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. Dengan menggunakan modul, peserta didik tidak perlu bahan ajar yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut.

4) Adaptif(kontekstual)

Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika media tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan di berbagai tempat. Modul dikatakan adaptif jika isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.

5) User Friendly

Modul hendaknya juga memenuhi kaidah ‘user friendly’, artinya bersahabat atau akrab dengan pemakainya. Instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentukuser friendly.

Sebagai bahan ajar, modul memiliki karakteristik tertentu, yang membedakannya dengan bahan ajar yang lain. Menurut Russel (1974) karakteristik modul mencakup :16

a) Self contain,

b) Bersandar pada perbedaan individu,

16

(28)

c) Adanya asosiasi,

d) Pemakaian bermacam-macam media, e) Partisipasi aktif siswa,

f) Penguatan langsung, dan g) Pengawasan strategi evaluasi.

f. Keunggulan dan Keterbatasan Modul

Beberapa keunggulan pembelajaran dengan sistem modul dapat dikemukakan sebagai berikut :17

1) Berfokus pada kemampuan individual peserta didik, karena pada hakekatnya mereka memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.

2) Adanya kontrol terhadap hasil belajar melalui penggunaan standar kompetensi dalam setiap modul yang harus dicapai oleh peserta didik.

3) Relevansi kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara pencapaiannya, sehingga peserta didik dapat mengetahui keterkaitan antara pembelajaran dan hasil yang akan diperolehnya.

Adapun di samping memiliki keunggulan, modul juga memiliki keterbatasan sebagai berikut :

1) Penyusunan modul yang baik membutuhkan keahlian tertentu. Sukses atau gagalnya suatu modul bergantung pada penyusunnya.

2) Sulit menentukan proses penjadwalan dan kelulusan, serta membutuhkan manajemen pendidikan yang sangat berbeda dari pembelajaran konvensional, karena setiap peserta didik menyelesaikan modul dalam waktu yang berbeda-beda, bergantung pada kecepatan dan kemampuan masing-masing.

3) Dukungan pembelajaran berupa sumber belajar, pada umumnya cukup mahal, karena setiap peserta didik harus mencarinya sendiri.

g. Komponen-Komponen Modul

Bahan ajar yang baik harus memperhatikan komponen-komponen yang harus ada di bahan ajar. Salah satu contoh bahan ajar adalah modul. Cara

17

(29)

penyajian modul diusahkan dengan bahasa yang sederhana, mudah dipahami dan mudah dimengerti, mudah dijangkau, serta menggunakan ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Komponen-komponen yang ada di bahan ajar atau modul adalah:18

a) Petunjuk belajar yang dicantumkan harus jelas

b) Kompetensi yang akan dicapai berupa standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator yang harus dikuasai peserta didik

c) Konsep-konsep yang disajikan harus jelas d) Informasi pendukung

e) Latihan-latihan, tugas yang diberikan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan mereka.

f) Petunjuk kerja atau lembar kerja, berisi kegiatan tertentu yang harus dilakukan oleh peserta didik.

g) Evaluasi, terdapat sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada peserta didik untuk mengukur seberapa jauh penguasaan kompetensi yang berhasil mereka kuasai setelah mengikuti proses pembelajaran.

Selain itu, ada beberapa pendapat lain mengenai komponen-komponen yang ada di modul yaitu:19

a) Judul modul; menggambarkan materi yang akan dituangkan di dalam modul; b) Kompetensi atau sub kompetensi yang akan dicapai setelah menyelesaikan

mempelajari modul;

c) Tujuan terdiri atas tujuan akhir dan tujuan antara yang akan dicapai peserta didik setelah mempelajari modul;

d) Materi pelatihan yang berisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik;

e) Prosedur atau kegiatan pelatihan yang harus diikuti oleh peserta didik untuk mempelajari modul;

f) Soal-soal, latihan, dan atau tugas yang harus dikerjakan atau diselesaikan oleh peserta didik;

18

Andi prastowo,Op. Cit,h. 28-29.

19

(30)

g) Evaluasi atau penilaian yang berfungsi mengukur kemampuan peserta didik dalam menguasai modul;

h) Kunci jawaban dari soal, latihan dan atau pengujian

Draft modul yang dihasilkan dalam kegiatan penyusunan modul, diharapkan berisi beberapa hal, antara lain:

a) Judul modul yang menggambarkan materi yang akan dituangkan dalam modul,

b) Kompetensi atau sub kompetensi yang akan dicapai setelah menyelesaikan mempelajari modul,

c) Tujuan terdiri atas tujuan yang akan dicapai peserta didik setelah mempelajari modul,

d) Materi pelatihan yang berisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik,

e) Prosedur atau kegiatan pelatihan yang harus diikuti oleh peserta didik untuk mempelajari modul,

f) Soal-soal, latihan, dan/atau tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik, g) Evaluasi atau penilaian berfungsi mengukur kemampuan peserta didik dalam

menguasai modul, kunci jawaban dari soal, latihan, dan atau pengujian.20

h. Syarat modul yang baik

Modul yang baik harus memperhatkan prinsip-prinsip beajar mandiri dan dengan pertimbangan-pertimbangan karakteristik pembacanya yang sudah ditentukan. Cara penyajian modul, diusahakan dengan bahasa yang sederhana, mudah dipahami dan mudah dimengerti, mudah dijangkau, serta menggunakan ejaan abahsa indonesia yang baik dan benar. Menurut Munawar, modul yang baik harus memenuhi berbagai syarat dan kriteria tertentu, yaitu:21

1) Petunjuk yang dicantumkan dalam modul harus jelas 2) Konsep-konsep yang disajikan dalam modul harus jelas

20

Chomsin S. Widodo,Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008), h. 47.

21

(31)

3) Menjelaskan tujuan dan materi pelajaran yang akan dipelajari 4) Memungkinkan pembelajaran mandiri

5) Materi modul hendaknya mengulang materi yang telah lalu sebgai penguatan 6) Menjelaskan materi baru

7) Memberikan contoh, latihan, dan kegiatan yang mendukung materi 8) Menyajikan petunjuk mengenai cara menggunakan modul

9) Dapat mengarahkan pembaca modul agar belajar secara efektif dan efisien 10) Dapat membimbing pembaca modul untuk mengarah ke proses belajar 11) Membubuhkan kesimpulan

2. Interaktif

Interaktif terkait dengan komunikasi dua arah atau lebih dari komponen-komponen komunikasi. Komponen komunikasi dalam multimedia interaktif (berbasis computer) adalah hubungan antara manusia (sebagai user/ pengguna produk) dan computer (software/aplikasi/ produk dalam format file tertentu, biasanya dalam bentuk CD). Dengan demikian produk/ CD/ aplikasi yang diharapkan memiliki hubungan dua arah/ timbale balik antara software/ aplikasi dengan usernya. Interaktifitas dalam multimedia meliputi:22

a. Pengguna (user) dilibatkan untuk berinteraksi dengan program aplikasi

b. Aplikasi informasi interaktif bertujuan agar pengguna bisa mendapatkan hanya informasi yang diinginkan saja tanpa harus “melahap” semuanya.

Interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa akan tetapi mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Berarti, proses pembelajaran adalah proses interaksi baik antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa, maupun antara siswa dengan lingkungannya. Melalui proses interaksi, memungkinkan kemampuan siswa akan berkembang baik mental maupun intelektual.23

22

Munir, Multimedia Konsep Dan Aplikasi Dalam Pendidikan (Bandung: ALFABETA, 2012), h. 110.

23

(32)

3. Modul Interaktif

Modul interaktif yang dikembangkan menggunakan teknologi multimedia memungkinkan menyisipkan teks, grafik, gambar, video, dan animasi sehingga memberikan kondisi interaktif. Tampilan gambar serta animasi dalam modul interaktif akan membantu memvisualkan materi ajar yang disampaikan, sehingga pembaca modul terbantu untuk memahami isi modul dengan mudah dalam memahami konsep yang sulit. Kondisi interaktif akan meningkatkan nilai komunikasi yang snagat tinggi, artinya innformasi tidak hanya dapat dilihat sebagai cetakan, melainkan juga dapat didengar, serta membentuk simulasi dan animasi yang dapat membangkitkan semangat dan memiliki nilai grafis yang tinggi dalam penyajiannya.24

Modul multimedia interaktif atau modul interaktif adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi/ subkompetensi mata pelajaran yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.25 Dikatakan interaktif karena pengguna akan mengalami interaksi dan bersikap aktif misal aktif memperhatikan gambar, memperhatikan tulisan yang bervariasi warna atau bergerak, suara, animasi bahkan video dan film.

Multimedia adalah peraduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar, grafik, sound, animasi, video, interaksi, dan lain-lain yang telah dikemas menjadi file digital digunakan untuk mneyampaikan atau menghantarkan pesan kepada publik.26 Multimedia interaktif adalah suatu tampilan multimedia yang dirancang oleh desainer agar tampilannya memenuhi

24

Setiono, Peningkatan Kompetensi Guru Biologi SMP Melalui Modul Interaktif pada Materi Bioteknologi(Tesis S-2 Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung, 2009), h. 15.

25

Abdullah, Herpratiwi, dan Tarkono,Pengembangan Bahan Ajar Modul Interaktif Konsep Dasar Kerja Motor 4 Lnagkah Kelas X di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Karang (Artikel FKIP UNILA), h. 5

26

(33)

fungsi menginformasikan pesan dan memiliki interaktifitas kepada penggunanya.27

Multimedia interaktif dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran sebab cukup efektif meningkatkan hasil belajar peserta didik.28 Pada penggunaan multimedia interaktif ini siswa dapat merencanakan kegiatan yang diperlukan untuk dilanjutkan kemudian sehingga siswa dapat belajar dengan cepat, tetapi untuk siswa yang lambat dalam pembelajaran maka dia dapat mengulang kegiatan yang sudah dilalui sehingga dapat memahami apa yang dipelajari. Kelebihan multimedia interaktif sebagai media pembelajaran adalah:29

a. Program multimedia interaktif ini diprogram atau dirancang untuk dipakai oleh siswa secara individual. Saat siswa mengaplikasikan program ini,siswa diajak untuk terlibat secara auditif, visual, dan kinetik sehingga keterlibatan ini dimungkinkan informasi atau pesannya mudah dimengerti.

b. Memberikan iklim afeksi secara individual c. Meningkatkan motivasi belajar

d. Memberikan umpan balik

e. Multimedia interaktif diprogram untuk pembelajaran mandiri, maka control pemanfaatannya sepenuhnya berada pada penggunanya.

Di samping keunggulan diatas, multimedia interktif juga memiliki kelemahan, diantaranya:

a. Pengembangannya memerlukan adanya tim yang professional b. Pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama

Keunggulan modul interaktif atau modul multimedia interaktif dalam proses pembelajaran adalah:30

a. Daya coba tinggi dan latihan b. Menumbuhkan kreatifitas siswa c. Visualisasi informasi

27

Ibid, h. 110.

28

Yudhi Munadi,Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru(Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), h. 152.

29

Ibid, h. 152-153.

30

(34)

d. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu e. Ada stimulus-respon

f. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik g. Visualisasi relevan dengan materi

h. Perbandingan teks, visual, dan audio i. Kemasan modul interaktif

Dari keunggulan tersebut penggunaan modul interaktif ini sangat berguna baik bagi guru maupun bagi siswa karena dapat memperkuat ingatan tentang materi ajar yang disajikan di dalam modul.

Beberapa kemampuan software pembelajaran fisika multimedia interaktif antara lain:31

a. Dapat memberikan informasi secara audio-video serta interaktif sehingga mampu mengakomodir pengguna (siswa) dengan gaya belajar yang beraneka ragam

b. Mampu menampilkan berbagai macam demonstrasi fisika, demonstrasi yang dilakukan lebih bersifat mudah, mengurangi kesulitan dalam penyiapan alat, dan mengatasi kelemahan kesalahan alat

c. Mampu mensimulasikan berbagai konsep fisika termasuk konsep-konsep yang unobservable dalam bentuk audio video sehingga menciptakan suasana belajar yang lebih nyata

d. Praktis karena berupa software komputer yang dapat disimpan dalam sebuah compact disksehingga dapat digunakan di mana saja dan kapan saja

e. Mampu menciptakan animasi-animasi maupun tampilan-tampilan menarik lainnya serta permainan sehingga menumbuhkan minat siswa dalam mempelajari fisika.

31

(35)

4. Hakikakat Belajar dan Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Belajar juga adalah proses seseorang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap.32Selain itu, belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.33 Menurut Gagne, belajar adalah suatu proses dimana suatu organisas berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.34

Belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis maupun secara fisiologis. Aktivitas yang bersifat psikologis yaitu kativitas yang merupakan proses mental, misalnya aktivitas berfikir, memahami, menyimpulkan, menyimak, menelaah, membandingkan, membedakan, mengungkapkan, dan lain-lain. Sedangkan aktivitas yang bersifat fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses penerapan atau praktik, misalnya melakukan eksperimen atau percobaan, latihan, kegiatan praktik, membuat karya, apresiasi, dan sebagainya.35

Dalam buku Strategi Pembelajaran, Wina Sanjaya menulis: Menurut Hilgard, belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. Sehingga belajar dianggap sebagai proses perubahan prilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan.36 Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu, sehingga perubahan inilah yang merupakan hasil belajar.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan perubahan tingkah laku yang

32

Margaret E. Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), Cet. 2, h. 1.

33

Muhibbin Syah,Psikologi Belajar(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. 3, h. 68.

34

Ratna Wilis Dahar,Teori-teori Belajar dan Pembelajaran(Jakarta: Erlangga, 2011), h. 1.

35

Rusman,Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 85.

36

(36)

diperoleh dari serangkaian pengalaman yang dialaminya, sehingga merubah cara berpikir dan cara berinteraksi dengan orang lain.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkn manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya (Winkel, 1996:51).37 Selain itu, hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.38

Hasil belajar ini seringkali digunakan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.39 Selain itu, hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Pada hakikatnya, hasil belajar adalah perubahan tingkah laku seperti bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.40 Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan seperti pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti (etika), sikap, dan lain-lain.41

Benyamin Bloom, mengklasifikasikan kemampuan hasil belajar kedalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Dalam penelitian ini, penulis hanya akan mengungkapkan hasil belajar ranah kognitif saja. Kategori–kategori dalam ranah kognitif ini adalah:42

1) Mengingat (Knowledge)

Mengingat adalah mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang. Proses kognitif yang dilakukan siswa adalah mengenali (mengidentifikasi) dan mengingat kembali (mengambil). Proses mengenali adalah mengambil pengetahuan yang dibuatkan dari memori jangka panjang untuk

37

Purwanto,Evaluasi Hasil Belajar(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 45.

38

Dimyati dan Mudjiono,Belajar dan Pembelajaran(Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 3.

39

Rusman,Op. Cit, h. 123.

40

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 3.

41

Oemar Hamalik,Kurikulum dan Pembelajaran(Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 38.

42

(37)

membandingkannya dengan informasi yang baru saja diterima. Sedangkan proses menginga tkembali adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memeori jangka panjang ketika soalnya menghendaki demikian.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami adalah mengkontruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Proses kognitif yang dilakukan siswa adalah menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.

3) Mengaplikasikan (Application)

Mengaplikasikan adalah menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu. Proses kognitif yang dilakukan siswa dalah mengeksekusi atau melaksanakan dan mengimplementasikan.

4) Menganalisis (Analysis)

Menganalisis adalah memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunannya menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. Proses kognitif yang dilakukan siswa adalah membedakan, mengorganisasikan, dan mendekontruksikan.

5) Mengevaluasi (Evaluation)

Mengevaluasi adalah mengambil keputusan berdasarkan criteria dan/ standar. Proses kognitif yang dilakukan siswa adalah memeriksa dan mengkritik. Memeriksa ini dengan cara mengkoordinasi, mendeteksi, memonitor, dan menguji.

6) Mencipta

Mencipta adalah memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal. Proses kognitif yang dilakukan siswa adalah merumuskan atau membuat hipotesis, merencanakan atau mendesain, dan memproduksi atau mengkontruksi.

(38)

psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni gerakan refleks, keterampilan pada gerakan-gerakan dasar, keterampilan perseptual, kemampuan di bidang fisik, gerakan-gerakan skill, dan kemampuan berkomunikasi.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahawa hasil belajar adalah perubahan perilaku, bertambahnya pengetahuan, dan kemampuan keterampilan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar yang diberikan guru sehingga siswa menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:43

1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) Faktor yang berasal dalam diri siswa, yaitu: a) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah)

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kegubagaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinyapun kurang atau tidak berbekas.

b) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah)

Banyak faktor yang mempengauhi aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran adalah: tingkat kecerdasan /intelegnsi siswa,sikap siswa,bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa)

Faktor eksternal siswa terdapat dua macam, yaitu: a) Lingkungan sosial

43

(39)

Lingkungan sosial sekolah seperti guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semanagt belajar seorang siswa. Selain itu yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Dan lingkungan yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa adalah orang tua dan keluaga siswa itu sendiri.

b) Lingkungan nonsosial

Faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa.

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning)

Pendekatan belajar ini dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisisensi proses pembelajaran materi tertentu.

5. Pembelajaran Fisika

a. Karakteristik Konsep Suhu dan Kalor

Karakteristik dari konsep ini adalah memiliki materi yang padat, sehingga penyampaian konsep ini harus menarik, mudah dipahami, dan enak dibaca. Selain itu, materi ini bersifat aplikatif artinya konsep ini mudah ditemukan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari sehingga mudah untuk divisualisasikan. Serta, materi ini juga bersifat matematis karena pada materi ini terdapat banyak perhitungan matematis.

b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Konsep Suhu dan Kalor

Standar kompetensi pada konsep suhu dan kalor adalah menerapkan konsep kalor

dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi. Adapun kompetensi dasar

pada konsep ini, yaitu menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat, menerapkan asas

(40)

c. Peta Konsep Suhu dan Kalor

[image:40.595.116.534.87.481.2]

Suhu dan kalor yang dipelajari pada tingkat SMA kelas X mencakup materi antara lain suhu, pemuaian, kalor, perubahan wujud zat, asas black, dan perpindahan kalor. Seperti yang ditunjukkan oleh peta konsep dibawah ini:

Gambar 2.1 Peta Konsep Suhu dan Kalor

d. Materi Konsep Suhu dan Kalor

1) Suhu

Suhu adalah ukuran panas atau dinginnya suatu benda atau ukuran jumlah kalor yang terkandung pada benda.44 Suhu dapat mengubah sifat zat, contohnya sebagian besar zat akan memuai ketika dipanaskan. Alat yang dirancang untuk dapat mengukur suhu atau temperatur disebut termometer.45 Termometer yang tergolong kedalam termometer zat cair adalah termometer klinis, termometer dinding, dan termometer maksimum/ minimum. Pada pembuatan termometer memerlukan titik acuan, yaitu titik tetap bawah dan titik tetap atas. Saat ini kita

44

M. Achya Arifudin,Fisika Pelajaran Untuk SMA/MA(Jakarta: Interplus, 2007), h. 122.

45

(41)

mengenal ada 4 macam skala termometer, yaitu skala celcius, skala Fahrenheit, skala Reamur, dan skala Kelvin.

a) Pemuaian

i. Pemuaian Zat Padat

Pemuaian pada zat pada pada umumnya dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu perubahan suhu benda, karakteristik bahan, dan ukuran awal benda. Pemuaian yang dialami zat padat diantaranya:

Pemuaian panjang berbagai zat bergantung pada koefisien muai panjang. Secara matematis pemuaian panjang dapat dinyatakan sebagai:

=

= (1 + )

Keterangan:

=Pertambahan panjang (m) =Panjang mula-mula (m)

=Koefisien muai panjang bahan (oC-1) =Panjang akhir (m)

=Perubahan suhu (oC)

Bila benda padat berbentuk persegi panjang dipanaskan, terjadi pemuaian dalam arah memanjang dan arah melebar. Pemuaian luas berbagai zat bergantung pada koefisien muai luas. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai:

=

Keterangan:

=Pertambahan luas (m2) =koefisien muai luas (oC-1) atau =2 =luas mula-mula (m2)

Bila benda padat berbentuk balok dipanaskan, akan terjadi pemuaian dalam arah memanjang, melebar, dan meninggi. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

=

Keterangan:

=Pertambahan volume (m3) =koefisien muai volum (oC-1) atau = 3

=volume mula-mula (m3)

ii. Pemuaian Zat Cair

(42)

iii. Pemuaian Zat Gas

Seperti halnya zat padat dan cair, Zat gas juga mengalami pemuaian. Pemuaian pada gas dipengaruhi oleh variabel-variabel suhu (T), volume (V), dan tekanan (P).

2) Kalor

Kalor didefinisikan sebagai energi yang ditransfer dari satu benda ke yang lainnya karena adanya temperature.46Satuan kalor dalam satuan SI adalah joule.

a) Kalor Jenis

Kalor jenis adalah sifat khas suatu zat yang menunjukkan kemampuannya untuk menyerap kalor. Secara matematis dapat ditulis dalam bentuk persamaan:

=

. = . .

Keterangan:

=kalor (joule) =kalor jenis benda (J/kgoC)

=massa benda (kg) =perubahan suhu (oC)

b) Kapasitas Kalor

Kapasitas kalor didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu suatu benda sebesar 1oC. secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:

= = . = .

Keterangan:

=kalor (joule) =kapasitas kalor (J/oC)

=massa benda (kg) =perubahan suhu (oC)

=kalor jenis benda (J/kgoC)

46

(43)
[image:43.595.110.533.77.528.2]

c) Perubahan Wujud Zat

Gambar 2.2 Proses Perubahan Wujud

d) Kalor Laten

Kalor laten ada dua jenis, yaitu kalor lebur dan kalor didih atau kalau penguapan. Kalor lebur adalah kalor yang dibutuhkan untuk merubah 1 kg zat dari zat padat menjadi cair. Sedangkan kalor penguapan adalah kalor yang dibutuhkan untuk merubah suatu zat dari fase cair ke uap.

= .

Keterangan:

Q = kalor (joule) m = massa (kg)

L = kalor laten (J/kg.Co)

e) Asas Black

Pernyataan Asas Black dan dapat ditulis dalam bentuk persamaan.

=

f) Perpindahan Kalor

Kalor berpindah dari benda/ sistem bersuhu tinggi ke benda/sistem bersuhu rendah. Kalor dapat berpindah melalui 3 cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Sebagai acuan dalam penelitian ini, ada beberapa penelitian yang berhubungan dengan modul interaktif antara lain sebagai berikut:

(44)

Keahlian Teknik Audio Video SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Menggunakan Macromedia Flash 8”. Penelitian ini melakukan uji penerapan program pada siswa kelas 1 TAV (Teknik Audio video) di SMK Muhammadiyah 1 sukoharjo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program modul pembelajaran interaktif ini dapat dipakai dan mudah dipahami oleh siswa.47

Penelitian yang dilakukan oleh Rai Sujanem, I Nyoman Puu Suwindra, & I Ketut Tika dengan penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Interaktif Berbasis Web Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA”. Penelitian ini melakukan penelitian kuasi eksperimen dengan model unequivalence pretest-posttest control group design. Hasil penelitiannya adalah nilai rata-rata pemahaman konsep dan hasil belajar fisika kelompok modul kontekstual interaktif berbasis web lebih tinggi dibandingkan kelompok dengan modul kontekstual konvensional.48

Penelitian yang dilakukan oleh Sunyoto dengan penelitiannya yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Modul Pembelajaran Interaktif Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMK Bidang Keahlian Teknik Mesin”. Penelitian ini dilakukan pada kelompok eksperimen dengan menggunakan modul pembelajaran interaktif (MPI) dan kelompok kontrol yang tanpa menggunakan modul pembelajaran interaktif. Hasil penelitian ini didapat prestasi belajar siswa SMK bidang keahlian Teknik Mesin yang menggunakan MPI dalam pembelajaran lebih baik daripada prestasi belajar siswa yang memperoleh materi pelajaran sama tetapi tanpa menggunakan MPI.49

Pada penelitian yang dilakukan oleh Tien Tien Lee dan Kamisah Osman

yang berjudul “Interactive Multimedia Module with Pedagogical Agents:

47

Dedi Gunawan, Modul Pembelajaran Interaktif Elektronika Dasar Untuk Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Menggunakan Macromedia Flash 8, jurnal KomuniTi, Vol. 2, No. 1, Juni 2010.

48

Rai Sujanem, I Nyoman Puu Suwindra, & I Ketut Tika Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Interaktif Berbasis Web Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, ISSN 1979-7109, Volume 3, Nomor 1, April 2009.

49

(45)

Formative Evaluation” didapatkan suatu kesimpulan bahwa hasil belajar dan motivasi belajar siswa rata-rata meningkat.50

Pada penelitian yang dilakukan oleh Nicola Massy-Westropp, Susan Gilbert Hunt, Shylie Mackintosh, and Michael Lewis yang berjudul

“Development of an Interactive Online Module to Prepare Students for Learning to Measure Joint Range of Motion” didapatkan suatu kesimpulan bahwa pemahaman siswa tentang materi ini meningkat sehingga hasil belajar pun meningkat.51

C. Kerangka Berpikir

Dalam dunia pendidikan selalu dibutuhkan komunikasi yang baik antara guru dengan siswa, agar informasi yang disampaikan mudah diterima oleh keduanya. Penyampaian informasi ini akan membentuk pemahaman siswa terhadap materi. Materi ini disampaikan oleh guru dengan menggunakan buku paket. Namun, guru menyampaikan materi secara konvensional saja tanpa menggunakan media teknologi yang sedang berkembang sekarang, sehingga siswa tidak tertarik untuk memperhatikan. Selain itu, buku paket yang digunakan memiliki materi yang padat, penjabaran rumus yang panjang, tulisan yang tidak berwarna, dan bahasa yang sulit untuk dipahami oleh siswa. Ketika siswa belajar sendiripun siswa sulit untuk mengerti, karena bahasa dari buku paket susah untuk dipahami. Hal ini menyebabkan tingkat keterbacaan siswa terhadap materi sangat kurang. Pada akhirnya, hasil belajar siswa pun menjadi rendah. Oleh karena itu, ide kreativitas baru diperlukan dalam mengembangkan buku paket terkait konsep yang tingkat keterbacaanya masih kurang, yaitu dalam bentuk modul. Dalam penelitian ini, peneliti akan menginovasikan pembuatan modul yang biasanya cetak menjadi modul yang interaktif.

50Tien Tien Lee dan Kamisah Osman yang berjudul “Interactive Multimedia Module with

Pedagogical Agents: Formative Evaluation”,International Education Studies, 2012, h. 50.

51

Nicola Massy-Westropp, Susan Gilbert Hunt, Shylie Mackintosh, and Michael Lewis

(46)

Modul interaktif adalah sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi atau subkompetensi mata pelajaran yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Modul interaktif ini dapat membantu siswa untuk memahami materi baik ketika dijelaskan oleh guru maupun belajar sendiri. Dalam modul interaktif siswa dapat melihat animasi mengenai aplikasi konsep dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat membantu dalam memahami materi. Selain itu, modul tersebut memiliki tampilan yang menarik, sehingga siswa tidak bosan untuk belajar. Kegiatan belajar yang biasanya monoton bisa digantikan dengan kegiatan pembelajaran yang bervariasi. Penjelasan setiap materi akan disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami dan penyajian latihan soal yang dapat dikerjakan oleh siswa, sehingga dapat memenuhi pemahaman siswa terhadap materi. Dengan menggunakan modul interaktif ini diharapkan siswa lebih aktif, keinginan membaca siswa meningkat dan tertarik untuk belajar sendiri, sehingga hasil belajar siswa pun meningkat.

D. Perumusan Hipotesis

(47)

31

Penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui modul yang diinginkan guru dan siswa, dilakukan di tiga sekolah yang berada di daerah Tangerang Selatan pada 18 Juli-26 Juli 2013. Sekolah tersebut adalah SMA 2 Mei, SMAN 10 Tangerang Selatan, dan SMAN 1 Tangerang Selatan. Penelitian selanjutnya yang bertujuan untuk menguji pengaruh penggunaan modul digital interaktif yang telah didesain terhadap hasil belajar, dilaksanakan di SMAN 10 Tangerang Selatan.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.1 Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi ekperimen (Quasi-experimental) karena melibatkan penggunaan kelompok subjek utuh yang secara alami sudah terbentuk kemudian memberikan perlakuan eksperimen.2

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

Nonequivalent Control Group Design”.3 Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum perlakuan diberikan,pretestdilakukan pada kedua kelompok untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang suhu dan kalor. Kemudian perlakuan diberikan pada kelompok eksperimen berupa penggunaan modul interaktif dalam pembelajaran, sedangkan kelas kontrol melakukan pembelajaran konvensional. Setelah perlakuan diberikan,

1

Suharisimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 160.

2

Ibnu Hadjar,Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), hal. 334.

3

(48)

posttest dilakukan pada kedua kelompok untuk mengetahui hasil belajar siswa pada konsep ini.

[image:48.595.110.531.82.489.2]

Adapun desain penelitian tersebut dinyatakan pada tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Postest

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan :

O1: Tes awal (pretest) untuk kelas eksperimen dan kontrol

O2: Tes akhir (posttest) untuk kelas eksperimen dan kontrol

X1:Perlakuan menggunakan modul digital interaktif

X2: Perlakuan menggunakan pembelajaran konvensional D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.4 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:

Variabel bebas : pembelajaran dengan menggunakan modul digital interaktif Variabel terikat : hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor

E. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.5Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 10 Tangerang Selatan, dengan populasi sasarannya adalah seluruh siswa kelas X di sekolah yang sama. Sampel dalam penelitian ini diambil melalui teknik “purposive sampling”. Purposive sampling yaitu pengambilan sampel atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu.6 Sampel ini terdiri dari dua kelas, yaitu satu kelas sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran secara konvensional, dan satu kelas sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran menggunakan modul interaktif.

4

Ibid,h. 60.

5

Suharisimi Arikunto,Op. Cit, h. 130.

6

(49)

F. Teknik Pengumpulan Data

[image:49.595.118.528.188.497.2]

Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara-cara yang dipergunakan untuk memperoleh data empiris yang dipergunakan untuk penelitian. Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu ditentukan sumber data, jenis data, teknik pengumpulan data dan instrumen yang digunakan secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data

Sumber Data Jenis Data

Teknik Pengumpulan

Data

Instrumen

Kelas eksperimen dan kelas kontrol

Hasil belajar siswa

sebelum diterapkan modul insteraktif dan

pembelajaran konvensional

Melaksanakan tes awal (pretest)

Butir soal pilihan ganda

Kelas eksperimen dan kelas kontrol

Hasil belajar siswa setelah diterapkan modul insteraktif dan pembelajaran konvensional Melaksanakan tes akhir (posttest)

Butir soal pilihan ganda

Kelas eksperimen Persepsi siswa mengenai penggunaaan modul interaktif dalam pembelajaran Pemberian angket Angket

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adal

Gambar

Gambar 2.1 Peta Konsep Suhu dan Kalor
Gambar 2.2 Proses Perubahan Wujud
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui perbedaan kinerja (ongkos produksi, omset penjualan, keuntungan, dan jam kerja) UMKM sebelum dan sesudah diberikan dana Kredit Usaha Rakyat

Sementara itu, 71% siswa menunjukkan sikap yang positif terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs) dan 52% siswa menunjukkan

Mustahil untuk bisa mengontrol jumlah curah hujan yang merupakan salah satu faktor iklim, tetapi potensi kerusakan akibat banjir dapat dikurangi dengan memperkuat

Hipotesis ketujuh ditolak, orientasi keagresifan bersaing menunjukan t hitung sebesar -1,085 < 1,645 artinya bahwa orientasi kewirausahaan semakin agresif dalam bersaing

Karena letaknya yang sangat strategis dan merupakan pintu masuk KPND, maka Desa Adat Bualu merupakan penyangga KPND sekaligus desa dan rnasyarakatnya sendiri

Persekitaran yang kondusif, kemudahan dan perkhidmatan berkualiti, layanan staf dan Ahli Jawatankuasa Mahasiswa yang profesional, pentadbiran pejabat pengurusan yang cekap,

pertanyaan kepada responden yang berhubungan dengan hasil yang diteliti. Sumber data yang disebut adalah orang yang menjawab atau merespon,. atau menjawab

Berdasarkan Surat Penetapan Penyedia Barang / Jasa Pengadaan Langsung Nomor : 354 /BA/PPBJ- II/APBD/BKP/VII/2014, tanggal 10 Juli 2014, tentang Penetapan Penyedia Barang /