• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilakukan di MAN 2 Model Medan yang melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dimana kelas X IPA 1 yang berjumlah 38 siswa sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas X IPA 2 yang berjumlah 38 siswa sebagai eksperimen 2. Pembelajaran yang diberikan pada kelas eksperimen 1 menggunakan model Problem Based Learning dan pada kelas eksperimen 2 menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Pada bagian ini diuraikan deskripsi dan interpretasi data hasil penelitian. Deskripsi dan interpretasi dilakukan terhadap kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah siswa yang diajar dengan model Problem Based Learning dan Kooperatif tipe Jigsaw.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 2 kali pertemuan. Materi yang diajarkan adalah sistem persamaan linear tiga variabel. Pada proses pembelajaran kedua kelas memperoleh perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen 1 pembelajaran melalui model PBL sedangkan kelas eksperimen 2 melalui model Kooperatif tipe Jigsaw. Oleh karena itu, perubahan akan terjadi setelah perlakuan diberikan. Pada akhir pembelajaran kedua kelas diberikan tes akhir yang sama untuk mengetahui terdapat tidaknya pengaruh model pembelajaran yang diberikan. Dan

dalam hal ini hasil belajarnya berupa pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah.

Sesuai dengan data yang diperoleh, nilai rata-rata pre test kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah siswa kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 memiliki kondisi yang sama. Dimana nilai rata-rata pre test kemampuan pemahaman konsep kelas eksperimen 1 yaitu 56,0 dan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas eksperimen 2 yaitu 52,2. Untuk kelas eksperimen 2, kemampuan pemahaman konsep yaitu 58,5 dan kemampuan pemecahaman masalah yaitu 46,5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara nilai rata-rata pre test kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah siswa kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 tidak jauh berbeda. Kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 mempunyai kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah siswa yang hampir sama.

Selanjutnya, nilai rata-rata post test kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah siswa kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 memiliki kondisi yang sama. Dimana nilai rata-rata post test kemampuan pemahaman konsep kelas eksperimen 1 yaitu 89,6 dan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas eksperimen 2 yaitu 81,9. Untuk kelas eksperimen 2, kemampuan pemahaman konsep yaitu 88,4 dan kemampuan pemecahan masalah yaitu 79,6. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara nilai rata-rata post test kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah siswa kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 tidak jauh berbeda. Kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 mempunyai

kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah siswa yang hampir sama.

Berdasarkan hasil analisis hipotesis pertama memberikan kesimpulan bahwa model Problem Based Learning mempunyai pengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa. Dan berdasarkan hasil analisis hipotesis kedua memberikan kesimpulan bahwa model Problem Based Learning mempunyai pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa.

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Margetson bahwa, “ kurikulum Problem Based Learning dapat membantu siswa untuk meningkatkan perkembangan keterampilan belajar dengan pola pikir yang terbuka, reflektif, krtis, dan belajar aktif”.52

Dalam model Problem Based Learning menekankan pada proses pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran diantaranya melalui kerja kelompok.

Hasil belajar yang diperoleh peserta didik dari model pembelajaran Problem Based Learning yang dikemukakan oleh Arends adalah keterampilan penyelidikan dan mengatas masalah, perilaku dan keterampilan sosial sesuai peran orang dewasa, dan keterampilan untuk belajar secara mandiri.53

Berdasarkan hasil analisis hipotesis ketiga memberikan kesimpulan bahwa model Kooperatif tipe Jigsaw mempunyai pengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa. Dan berdasarkan hasil analisis

52

Ruswan Op.Cit, hlm .230

hipotesis kelima memberikan kesimpulan bahwa model Kooperatif tipe Jigsaw mempunyai pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa.

Hal ini sesuai dengan makna bahwa jigsaw merupakan strategi yang menarik untuk digunakan, jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Dan dalam konsep jigsaw, semua siswa haru bisa mendapatkan kesempatan dalam proses belajar supaya semua pemikiran siswa dapat diketahui.

Berdasarkan hasil analisis hipotesis kelima memberikan kesimpulan bahwa model PBL mempunyai pengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah siswa. Dan berdasarkan hasil analisis hipotesis keenam memberikan kesimpulan bahwa model Kooperatif tipe Jigsaw mempunyai pengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah siswa. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan pada hipotesis sebelumnya mengenai PBL dan Jigsaw bahwa kedua model tersebut melibatkan peserta didik secara aktif dalam menemukan pemecahan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran.

Dan dari hasil analisis hipotesis ketujuh memberikan kesimpulan bahwa model PBL dan Kooperatif tipe Jigsaw mempunyai pengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah siswa. Artinya kedua model pembelajaran diterapkan pada 2 kelas eksperimen yang berbeda, memiliki kelebihan untuk meningkatkan hasil dari 2

kemampuan setelah diberikan perlakuan, walaupun cara mengajar jauh berbeda. Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa hal-hal tersebutlah yang menyebabkan pemahaman konsep, kemampuan pemecahan masalah siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model PBL dan Kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi setelah diberikan perlakuan.

Berkaitan dengan hal tersebut sebagai calon guru dan seorang guru sudah sepantasnya dapat memilih dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dalam proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini dikarenakan agar siswa tidak pasif dan tidak mengalami kejenuhan. Selain itu, pemilihan model pembelajaran yang tepat tersebut merupakan kunci berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran yang dijalankan seperti pada penelitian ini yaitu materi sistem persamaan linear tiga variabel. Dan ternyata untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X IPA MAN 2 Model Medan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran, dua diantaranya yaitu model PBL dan kooperatif tipe jigsaw. Dan setelah adanya perlakuan ternyata model PBL dan Kooperatif Tipe Jigsaw berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah.

Dokumen terkait