• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

Penelitian pengembangan ini berawal dari adanya kebutuhan guru mengenai perangkat pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap sembilan guru di delapan Sekolah Dasar. Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh tiga kesulitan yang dialami oleh guru. Kesulitan yang dialami oleh sembilan guru tersebut, adalah dalam hal: melakukan penilaian, penyediaan media pembelajaran serta merumuskan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti terdorong melakukan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 pada kelas II SD.

Proses pengembangan perangkat pembelajaran tersebut mengikuti keenam langkah dari 10 langkah menurut Sugiyono. Perangkat pembelajaran divalidasi oleh tiga validator. Skor rata-rata dari hasil validasi sebesar 4,74 (sangat baik) sehingga layak digunakan pada tahap uji coba. Uji coba dilakukan di kelas IIB SDN Depok 1 dari tanggal 17 November 2014 sampai 22 November 2014. Dari hasil wawancara akhir yang dilakukan peneliti kepada guru wali kelas II didapatkan data: guru terbantu dalam merumuskan kegiatan pembelajaran, mendapat inspirasi dalam penyediaan media pembelajaran serta memiliki deskriptor yang jelas untuk melakukan penilaian KI-1, KI-2 dan KI-4.

Berikut merupakan penjelasan mengenai pengembangan perangkat pembelajaran dalam membantu kesulitan yang dihadapi oleh guru.

1. Perangkat Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik Model

Discovery Learning

Perangkat pembelajaran dikembangkan oleh peneliti untuk membantu guru dalam menerapkan kegiatan pembelajaran yang memuat 5M. Oleh karena itu, perangkat pembelajaran disusun dengan menggunakan pendekatan saintifik yang memuat 5M. Misalnya penggunaan pendekatan saintifik pada pembelajaran 4 yang mempelajari tentang lagu “Pergi Belajar”. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan menerapkan lima langkah yang ada dalam pendekatan saintifik, yaitu mengamati, menalar, mencoba, menanya, dan mengkomunikasikan. Pembelajaran dimulai dengan mengamati teks lagu “Pergi Belajar” (mengamati). Setelah itu, siswa mengidentifikasi isi dari teks lagu tersebut (menalar). Kemudian siswa menyanyikan lagu “Pergi Belajar” (mencoba). Dari teks lagu, siswa juga mencari tugas-tugas yang ada dalam teks (menalar dan mencoba). Selanjutnya, siswa membuat pertanyaan berdasarkan isi dari teks lagu “Pergi Belajar” (menanya). Pada akhir pembelajaran siswa juga membuat kesimpulan dengan menuliskan isi dari teks lagu (mengkomunikasikan).

Hasil uji coba di lapangan dengan menggunakan pendekatan saintifik dapat berjalan dengan lancar dan cukup baik. Beberapa siswa terlihat sudah mampu mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan langkah 5M, namun beberapa siswa yang lain masih mengalami kesulitan pada tahap menalar. Pada saat siswa diminta mengidentifikasi perilaku-

perilaku berdasarkan sila Pancasila dari teks bacaan misalnya, siswa masih kesulitan dalam membedakan perilaku-perilaku tersebut. Selama kegiatan pembelajaran beberapa siswa masih perlu diberikan bimbingan dan arahan dari guru. Berikut ini merupakan gambar kegiatan yang dilakukan oleh siswa sebagai salah satu contoh pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan langkah 5M.

Gambar 4.8 Siswa Mengkomunikasikan Hasil Pekerjaannya Dari hasil wawancara akhir, guru mengemukakan bahwa dalam perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti sudah memuat langkah-langkah 5M. Langkah-langkah yang tertulis dalam kegiatan pembelajaran sudah jelas. Hal ini sangat membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik. Selain itu, kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dapat memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah karena siswa dapat terlibat secara langsung. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Hosnan (2014:36) bahwa salah satu karakteristik pendekatan saintifik yaitu berpusat pada siswa, dimana siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat membangun pengetahuannya sendiri.

2. Perangkat Pembelajaran Menggunakan Media Pembelajaran

Selain menggunakan pendekatan saintifik dengan model discovery

learning, pengembangan perangkat pembelajaran juga menggunakan

media. Salah satu contoh penggunaan media pembelajaran yaitu pada pembelajaran 1 dengan menggunakan jam analog. Jam analog digunakan siswa untuk mempelajari materi tentang waktu. Berikut merupakan gambar jam analog yang digunakan pada pembelajaran 1.

Gambar 4.9 Penggunaan Jam Analog

Dengan adanya jam analog tersebut, siswa menjadi lebih mudah dalam mempelajari waktu karena secara langsung dapat mengamati dan mempraktekkannya. Jam analog juga mudah dibuat oleh guru. Bahan yang dibutuhkan tidak sulit dicari, sehingga tidak menyulitkan guru. Hal tersebut disampaikan oleh guru wali kelas IIB pada wawancara akhir yang dilakukan setelah tahap uji coba produk.

Penggunaan media dalam proses uji coba yang dilakukan selama enam pembelajaran menunjukkan bahwa media tersebut dapat membuat siswa lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu, media juga membantu siswa dalam mempelajari materi. Salah satunya dengan penggunaan media jam analog ini, siswa menjadi lebih mudah

dalam mempelajari materi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal ini tentu sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kustandi dan Sutjipto (2011:8) bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna.

3. Perangkat Pembelajaran Memuat Rubrik Penilaian KI-1, KI-2 dan KI-4

Pengembangan perangkat pembelajaran ini juga menggunakan rubrik penilaian dengan deskriptor yang jelas sehingga dapat digunakan oleh guru dalam melakukan penilaian terutama terkait KI-1, KI-2 dan KI- 4. Jenis penilaian yang digunakan adalah penilaian otentik yang melakukan penilaian terhadap kemampuan siswa tentang proses dan hasil belajarnya berdasarkan kriteria tertentu. Hal ini bertujuan agar pencapaian kompetensi siswa tidak berdasarkan perbandingan dengan siswa lain, melainkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Penilaian otentik dapat dilihat pada keenam pembelajaran. Dalam hal ini akan dijelaskan penggunaan penilaian otentik pada pembelajaran 6. Pada pembelajaran 6, penilaian dilakukan terhadap pengetahuan yang dimiliki siswa. Misalnya dalam menjawab pertanyaan berdasarkan teks bacaan dan kemampuan membuat pertanyaan berdasarkan isi teks bacaan. Selain pengetahuan, penilaian keterampilan juga dilakukan terhadap siswa. Misalnya penilaian mengenai kemampuan siswa membuat jadwal dengan

hiasan yang menarik serta kemampuan membacakan cerita mengenai tugas di sekolah. Penilaian sikap juga ada dalam pembelajaran ini. Penilaian yang dilakukan adalah penilaian terhadap sikap disiplin dan tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas. Selain itu, sikap spiritual dalam menunjukkan rasa syukur terhadap anugerah Tuhan juga dinilai dalam pembelajaran ini.

Dari hasil penilaian siswa menunjukkan peningkatan dalam setiap pembelajarannya. Misalnya nilai yang dimiliki oleh siswa C. Pada pembelajaran 1 kedisiplinan siswa mendapat nilai 66, pembelajaran 2 mendapat nilai 75, pembelajaran 3 mendapat nilai 83 dan pembelajaran 4- 6 mendapat nilai 100. Berikut ini merupakan gambar kegiatan siswa yang juga digunakan sebagai salah satu indikator dalam penilaian sikap disiplin.

Gambar 4.10 Mengerjakan Tugas sebagai Salah Satu Indikator Penilaian

Setelah dilakukan uji coba, peneliti melakukan wawancara akhir kepada guru wali kelas. Berdasarkan wawancara tersebut, guru merasa terbantu dalam melakukan penilaian menggunakan penilaian otentik. Hal ini disebabkan oleh adanya deskriptor yang jelas dalam rubrik penilaian

KI-1, KI-2, dan KI-4. Penggunaan penilaian otentik tersebut, dapat membantu guru dalam memberikan penilaian kepada siswa yang berupa proses maupun hasil, karena jenis penilaian meliputi penilaian sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan serta keterampilan. Indikator yang digunakan dalam rubrik juga disesuaikan dengan KI dan KD yang digunakan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kunandar (2014:35) bahwa penilaian otentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

Berdasarkan pembahasan di atas, kesimpulan yang diperoleh dari produk perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti ini adalah produk perangkat pembelajaran memiliki kualitas yang baik sehingga dapat membantu guru untuk mengatasi ketiga kesulitan yang dihadapi. Hal ini dapat dilihat dari pengembangan perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 pada kelas II dengan tema 3 “Tugasku Sehari-hari” dan subtema 2 “Tugasku Sehari-hari di Sekolah” telah disusun menggunakan pendekatan saintifik model discovery learning, dikembangkan dengan menggunakan media sederhana sehingga dapat membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran serta disusun menggunakan rubrik penilaian yang meliputi KI-1, KI-2 dan KI-4 dengan deskriptor yang jelas. Oleh

karena itu, produk dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti telah menjawab permasalahan dan membantu kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam menerapkan Kurikulum 2013, yaitu (1) guru terbantu dalam merumuskan kegiatan pembelajaran yang memuat 5M, (2) guru terbantu dalam penyediaan media yang nyata, sederhana dan dapat bermanfaat bagi siswa maupun guru, serta (3) guru dapat melakukan penilaian KI-1, KI-2 dan KI-4 menggunakan deskriptor yang jelas.

Selain itu, dari hasil validasi, proses uji coba produk di lapangan, serta wawancara akhir, ditemukan beberapa kelebihan dan kelemahan pada produk perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti. Berikut ini akan dijelaskan mengenai masing-masing kelebihan dan kekurangan dari produk yang dikembangkan.

4. Kelebihan Produk

Melalui tahap validasi, uji coba di lapangan, dan wawancara akhir terhadap guru wali kelas IIB SDN Depok 1, peneliti menemukan data mengenai kelebihan dari produk yang dikembangkan. Berikut merupakan kelebihan-kelebihan dari produk yang dikembangkan:

1) Perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan langkah-langkah yang jelas. Hal tersebut karena lima langkah yang ada dalam pendekatan saintifik ditulis secara jelas pada langkah kegiatan pembelajaran sehingga memudahkan guru dalam merumuskan dan melaksanakan proses pembelajaran.

2) Perangkat pembelajaran menggunakan model discovery learning dengan langkah pembelajaran yang ditulis dengan jelas sehingga membantu guru dalam memahami dan menerapkan model discovery

learning.

3) Perangkat pembelajaran menggunakan penilaian otentik yang meliputi keempat jenis penilaian yaitu penilaian sikap spiritual (KI-1), sikap sosial-individual (KI-2), pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI-4) dengan deskriptor yang jelas sehingga dapat membantu guru dalam melaksanakan proses penilaian.

4) Perangkat pembelajaran yang berupa rubrik penilaian dapat digunakan untuk melihat perkembangan siswa pada setiap KI, yaitu KI-1, KI-2, KI-3 dan KI-4 sehingga membantu guru dalam melakukan penilaian rapor selama satu semester.

5) Perangkat pembelajaran dikembangkan dengan menggunakan media yang cukup mudah dibuat oleh guru maupun siswa sehingga dapat membantu proses pembelajaran. Selain itu, bahan yang digunakan untuk membuat media cukup mudah didapat sehingga tidak begitu mempersulit siswa maupun guru.

5. Kelemahan Produk

Produk pembelajaran yang dikembangkan tidak hanya memiliki beberapa kelebihan saja, namun produk tersebut juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:

1) Pengembangan perangkat pembelajaran terbatas pada tema 3 “Tugasku Sehari-hari” dan subtema 2 “Tugasku Sehari-hari di Sekolah”.

2) Media yang digunakan dalam proses pembelajaran masih kurang bervariasi sehingga masih perlu ditambah agar dapat membantu guru dalam mengajarkan materi dan memudahkan siswa dalam memahami materi.

3) Pelaksanaan penilaian KI-1, KI-2 dan KI-4 untuk setiap siswa kelas II menyita waktu guru karena jumlah siswa yang cukup banyak serta banyaknya aspek penilaian yang harus dinilai satu per satu oleh guru.

156

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN

SARAN

Bab V berisi uraian mengenai kesimpulan, keterbatasan pengembangan dan saran. Berikut merupakan penjelasan dari ketiga hal tersebut.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengembangan perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 pada kelas II

dengan tema 3 “Tugasku Sehari-hari” subtema 2 “Tugasku Sehari-hari di Sekolah” dilaksanakan melalui enam langkah berikut: (a) potensi dan masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, dan (f) uji coba lapangan. Penelitian dan pengembangan dilakukan melalui langkah-langkah pengembangan tersebut, hingga menghasilkan produk yang berupa perangkat pembelajaran.

2. Perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 pada kelas II dengan tema 3

“Tugasku Sehari-hari” dan subtema 2 “Tugasku Sehari-hari di Sekolah” telah dikembangkan melalui tahap-tahap pengembangan salah satunya tahap validasi oleh para ahli, yaitu dua dosen ahli Kurikulum 2013 dan guru wali kelas yang sudah menerapkan Kurikulum 2013. Dari hasil

validasi didapatkan total skor sebesar 4,74. Skor tersebut menunjukkan kualitas pengembangan perangkat pembelajaran pada kelas II dengan

tema 3 “Tugasku Sehari-hari” subtema 2 “Tugasku Sehari-hari di

Sekolah” memiliki kategori “sangat baik” dan layak digunakan pada tahap uji coba. Hasil uji coba menunjukkan adanya peningkatan nilai siswa dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning. Hasil wawancara akhir menunjukkan bahwa guru terbantu dalam melakukan penilaian dengan adanya deskriptor yang jelas, terbantu dalam penyediaan media pembelajaran, serta terbantu dalam perumusan kegiatan pembelajaran yang memuat 5M.

B. Keterbatasan Pengembangan

Dalam melakukan penelitian dan pengembangan tentu tidak semuanya dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, peneliti akan memaparkan beberapa keterbatasan yang dialami oleh peneliti:

1. Pengembangan perangkat pembelajaran terbatas pada materi kelas II dengan tema 3 “Tugasku Sehari-hari”, subtema 2 “Tugasku Sehari-hari

di Sekolah”.

2. Media yang digunakan kurang bervariasi karena keterbatasan waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian.

3. Pelaksanaan penilaian KI-1, KI-2 dan KI-4 untuk setiap siswa kelas II menyita waktu guru karena jumlah siswa yang cukup banyak serta banyaknya aspek penilaian yang harus dinilai satu per satu oleh guru.

C. Saran

Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan ini, ada beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun saran yang peneliti sampaikan sebagai berikut:

1. Pengembangan perangkat pembelajaran diperluas pada materi lain di kelas II dengan tema dan subtema yang lebih luas.

2. Menyediakan media pembelajaran yang lebih bervariasi agar semakin menarik dan membantu proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa.

3. Pelaksanaan penilaian KI-1, KI-2 dan KI-4 dilakukan secara bertahap agar memudahkan guru dalam melaksanakan penilaian.

159

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, S. (2010). Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Putaka.

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arsyad, A. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Dahar, R. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Desminta. (2009). Psikologi Perkembangan Anak. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Djamarah, S. & Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Refika Aditama.

Fadlillah, M. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran

SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Fathurrohman, P., dkk. (2013). Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Hamalik, O. (2002). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hamiyah, N & Mohammad J. (2014). Strategi Belajar-Mengajar di Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Hidayatullah, M. (2010). Pendidikan Karakter Membangun Peradaban

Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.

Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam

Irawan, C. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013

Subtema Mengenal Pahlawan Bangsaku untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: PGSD USD.

Izzaty, R., dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.

Kemendikbud. (2013). Menyambut Kurikulum 2013. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.

___________. (2013). Tugasku Sehari-hari (Buku Guru). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

___________. (2014). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013

Tahun 2014. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Kunandar. (2014). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik

Berdasarkan Kurikulum 2013): Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Kurniasih & Berlin S. (2014). Implementasi Kurikulum 2013: Konsep &

Penerapan. Surabaya: Kata Pena.

Kurniawan, S. (2013). Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya

Secara Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Kustandi, C. & Bambang S. (2011). Media Pembelajaran Manual dan

Digital. Bogor: Ghalia Indonesia.

Majid, A. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Menteri Pendidikan. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

No. 65 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

Jakarta: Menteri Pendidikan.

Mulyasa, H. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muzaki, L., dkk. (2012). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis

Metode Guided Discovery Learning Berbantuan E-learning dengan Aplikasi Atutor pada Pokok Bahasan Lingkaran Kelas VIII SMP.

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 3 (2), 25-34.

Nurgiyantoro, B. (2011). Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Piaget. (2010). The Psychology of Intelligence. New York: Roudledge.

Raka, G., dkk. (2011). Pendidikan Karakter di Sekolah: Dari Gagasan ke

Tindakan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Setiawan, A. (2012). Pengembangan Perangkat Pembelajaran yang

Menggunakan Pemodelan dalam Menyelesaikan Masalah Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan PMRI Kelas IV A SDN Tegalrejo 2. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: PGSD USD.

Setyosari, P. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Siregar, E. & Hartini N. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Sukardjo. (2005). Evaluasi Pembelajaran. Diktat Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran. Prodi Teknologi Pembelajaran Program Pasca Sarjana UNY. Tidak diterbitkan.

Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani.

Sukmadinata, N. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

______________. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Trianto. (2010). Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan

Profesi Pendidikan & Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

______. (2011). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak

Usia Dini TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta:

Prenada Media Group.

______. (2012). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan

Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Wibowo, A. (2013). Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sumber Internet:

Rusdi, A. (2008). Perangkat Pembelajaran. Diakses dari https://anrusmath.wordpress.com/2008/09/29/perangkat pembelajaran/ pada tanggal 16 Januari 2015.

163

Pertanyaan Wawancara Awal Nama :

Guru Kelas : Sekolah :

No Daftar Pertanyaan Jawaban

1. Sejauh mana pemahaman Bapak/Ibu tentang kekhasan Kurikulum 2013 yang memuat 4 Kompetensi Inti?

2. Sejauh mana Bapak/Ibu memahami pentingnya merumuskan kegiatan pembelajaran yang mengandung 5M (Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, dan Mengkomunikasikan) ? 3. Kesulitan apakah yang Bapak/Ibu hadapi dalam merumuskan

kegiatan pembelajaran yang mencakup 5M?

4. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang Pendekatan Saintifik untuk mencapai tujuan pembelajaran Kurikulum 2013?

5. Model pembelajaran apa saja yang Bapak/Ibu gunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tematik integratif berdasarkan Kurikulum 2013?

.

6. Kesulitan apa yang Bapak/Ibu hadapi dalam penyediaan media pembelajaran?

7. Kesulitan apa yang Bapak/Ibu hadapi dalam mengevaluasi kompetensi pengetahuan (KI-3)? Bagaimana harapan Bapak/Ibu berkaitan dengan kesulitan tersebut?

8. Acuan apa yang Bapak/Ibu perlukan untuk menilai kompetensi spiritual (KI-1)?

9. Acuan apa yang Bapak/Ibu perlukan untuk menilai kompetensi sosial (KI-2)?

10. Acuan apa yang Bapak/Ibu perlukan untuk menilai kompetensi keterampilan (KI-4)?

Instrumen Validasi

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Yth. Bapak/Ibu Validator

Mohon Bapak/Ibu berkenan untuk menilai dengan cara membubuhkan tanda centang () pada salah satu kolom angka 1, 3 atau 5 serta memberikan komentar pada kolom yang tersedia.

No. Aspek yang Dinilai Skor Komentar

1 3 5

1. Kelengkapan unsur-unsur RPP tematik integratif

2. Kesesuaian indikator dengan KD pada RPP tematik integratif

3. Kegiatan pembelajaran memuat 5M (mengamati, menanya,

menalar, mencoba,

mengkomunikasikan)

4. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 penggalan 5. Setiap penggalan memuat unsur

5M (mengamati, menanya,

menalar, mencoba,

mengkomunikasikan)

6. Ketepatan dalam menggunakan pendekatan saintifik untuk mencapai tujuan pembelajaran 7. Kegiatan pembelajaran

mencerminkan 6 langkah sesuai Lampiran 2. Instrumen Validasi

No. Aspek yang Dinilai Skor Komentar

1 3 5

model pembelajaran discovery

learning

8. Kesesuaian media pembelajaran untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran

9. LKS sesuai dengan indikator pembelajaran

10. Memuat lembar evaluasi tes untuk mencapai KI 3

11. Memuat lembar evaluasi nontes untuk mencapai KI 1, KI 2, dan KI 4

12. Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 1 tentang menghargai

keberagaman kehidupan beragama

13. Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 2 tentang kedisiplinan 14. Memuat deskriptor untuk dapat

menilai KI 2 tentang kepercayaan

diri

15. Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang kemampuan

membuat kartu pertanyaan

16. Proposional dalam pengaturan waktu pada penggalan 1 dan 2 17. Penyusunan RPP menggunakan

No. Aspek yang Dinilai Skor Komentar

1 3 5

benar

Total Skor Rata-rata Skor

Kriteria kelayakan instrumen (mohon lingkari salah satu):

No. Kriteria Skor

1. Sangat baik x > 4,21

2. Baik 3,40 < x ≤ 4,21

3. Cukup baik 2,60 < x ≤ 3,40

4. Kurang baik 1,79 < x ≤ 2,60

5. Sangat kurang baik x ≤ 1,79

Komentar secara keseluruhan:

Kesimpulan (mohon lingkari salah satu):

1. Instrumen RPP layak digunakan tanpa revisi.

2. Instrumen RPP layak digunakan dengan revisi sesuai saran. 3. Instrumen RPP tidak layak digunakan.

Yogyakarta, November 2014 Validator

Pertanyaan Wawancara Akhir Nama :

Guru Kelas : Sekolah :

No Daftar Pertanyaan Jawaban

1. Apakah Ibu terbantu dalam hal membuat atau merumuskan kegiatan pembelajaran yang memuat 5M? 2. Apakah Ibu terbantu dalam hal

penggunaan model pembelajaran

discovery learning dalam pendekatan saintifik?

3. Apakah media pembelajaran yang ada dapat membantu proses pencapaian tujuan pembelajaran? 4. Apakah media pembelajaran yang

ada cukup mudah untuk dibuat oleh guru maupun siswa?

5. Apakah Ibu terbantu dalam melaksanakan proses penilaian KI-1 dengan adanya deskriptor dari indikator sikap syukur dan menghargai keberagaman?

6. Apakah Ibu terbantu dalam hal melaksanakan proses penilaian KI-2 dengan adanya deskriptor dari indikator sikap sosial?

No Daftar Pertanyaan Jawaban 7. Apakah Ibu terbantu dalam hal

melakukan evaluasi pembelajaran (KI-3)?

8. Apakah Ibu terbantu dalam hal melaksanakan proses penilaian KI-4 dengan adanya deskriptor dari indikator keterampilan?

Yogyakarta, Desember 2014 Mengetahui

(______________________)

Nama : Lucia Rukmiyarsi Guru Kelas : II SD

Sekolah : SD Negeri Caturtunggal 6 Depok Sleman

No Daftar Pertanyaan Jawaban

1. Sejauh mana pemahaman Bapak/Ibu tentang kekhasan Kurikulum 2013 yang memuat 4 Kompetensi Inti?

Pembelajaran saintifik yang mengacu pada sikap spiritual, pengetahuan, keterampilan.

2. Sejauh mana Bapak/Ibu memahami pentingnya merumuskan kegiatan pembelajaran yang mengandung 5M (Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, dan Mengkomunikasikan)?

Hal ini sangat penting agar siswa aktif belajar secara mandiri, namun untuk kelas II masih kurang dalam menalar dan menanya dan siswa masih bergantung pada guru.

3. Kesulitan apakah yang Bapak/Ibu

Dokumen terkait