• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari hasil penelitia yang telah diuraikan peneliti di atas serta simpulan, maka peneliti akan mengajukan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sebagai berikut:

81 1. Bagi Sekolah

Hendaknya lebih meningkatkan kebutuhan para guru dalam mengajar dengan memberikan sarana dan prasarana yang memadai.

2. Bagi Guru

Hendaknya guru mencoba metode-metode pembelajaran yang baru agar pembelajaran di kelas lebih menarik dan tidak membosankan.

82

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, 1987. Ilmu Pendidikan Islam.Salatiga: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.

Arikuto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara. Ismail.2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM.Semarang:

Rasail Media Group.

Ismail. 2013. PTK PAI: Konsep dan Contoh Praktis Penelitian TindakanKelas Pendidikan Agama Islam , Semarang: IAIN Walisongo.

Isna, Mansur 2001. Diskursus Pendidikan Islam. Yogyakarta:GLOBAL PUSTAKA UTAMA.

Kemdikbud. 2014. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Muhaimin. 2012 Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nazarudin, Mgs. 2007. Manajemen Pembelajaran. Jogjakarta : Sukses Offset. Poerwodarminto, W. J. S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi III.

Jakarta: Balai Pustaka.

Rahyubi. 2012. Teori-teori belajar dan aplikasi pembelajaran motorik. Bandung: Nusa Media.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sriyanti, Lilik, Suwardi, Erawati, M. 2009. Teori-Teori Belajar, Salatiga: STAIN Salatiga Perss.

Sumadi Suryabrata. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada. Hlm. 228.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

83

Syah, Muhibbin. 2006. Psikolagi Belajar. Jakarta: Erlangga.

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.

Zakiah Daradjat. 1993. Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta: Rumah.

Lampiran 5. Materi Pembelajaran

MATERI PEMBELAJARAN

Lebih Dekat Kepada Allah dengan Mengamalkan Sholat Sunnah

1. Sholat sunnah berjamaah

Secara lebih rinci sholat-sholat sunnah yang dilaksanakan

secaraberjama’ah sebagai berikut :

a. Sholat Idul Fitri b. Sholat Idul Adha

c. Śhalat Kusūf (gerhana matahari) d. Sholat Khusūf (gerhana bulan) e. Sholat Istisqā (meminta hujan)

a. Sholat Idul Fitri

Sholat Idul Fitri adalah shalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan pada hari raya idul fitri pada setiap tanggal 1 Syawal setelah melaksanakan puasa ramadan satu bulan lamanya. Hukum melaksanakan sholat sunnah ini adalah sunnah mu’akkad (sangat

dianjurkan). “Id” artinya kembali yaitu dengan hari raya Idul Fitri ini

kita kembali dihalalkan berbuka seperti makan dan minum di siang hari yang sebelumnya selama bulan ramadhan hal itu dilarang. Waktu untuk melaksanakan sholat idul fitri itu adalah sesudah terbit matahari sampai tergelincirnya matahari pada tanggal 1 Syawal tersebut.

b. Shalat Idul Adha

Shalat Idul Adha adalah shalat yang dilaksanakan pada hari raya Qurbanatau hari raya Idul Adha. Shalat ini dilaksanakan pada pagi hari tanggal 10 Zulhijjah bertepatan dengan pelaksanaan rangkaian ibadah haji di tanah suci. Dengan demikian orang yang sedang melaksanakan ibadah haji tidak disunnahkan melaksanakan shalat Idul Adha. Bagi orang yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji, hukum melaksanakan shalat Idul Adha adalah sunnah muakkad (sangat dianjurkan). Hampir semua ketentuan dan tata cara shalat Idul Adha sama dengan shalat Idul Fitri. Baik menyangkut waktu pelaksanaannya, hukumnya, dan tata caranya. Adapun perbedaannya hanya pada niatnya. Niat shalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati.

c. Shalat Kusūf (Gerhana Matahari)

Śhalat Sunnah kusūf (kusūfus syamsi) adalah shalat sunnah yang dilaksanakan ketika terjadi gerhana matahari. Hukum melaksanakan shalat ini adalah sunnah muakkad. Waktu pelaksanaan shalat kusūf adalah mulai terjadinya gerhana matahari sampai matahari kembali tampak utuh seperti semula. Ketika gerhana sudah mulai

terjadi, jama’ah berkumpul di masjid. Salah satu dari jamaah tersebut

menjadi muazin untukmenyerukan panggilan shalat. Shalat gerhana ini dilaksanakan dengan berjamaah dan dipimpin oleh seorang imam. Hal

yang membedakan shalat kusūf dibanding shalat pada umumnya adalah dalam shalat kusūf setiap rakaat terdapat dua kali membaca surah al-Fatihah dan dua kali rukuk. Sehingga dalam dua rakaat shalat

kusūf terdapat empat kali membaca surah al-Fatihah, empat kali rukuk, dan empat kali sujud.

d. Shalat Khusūf (Gerhana Bulan)

Shalat sunnah khusuf (khusūful qamari) adalah shalat sunnah yang dilaksanakan ketika terjadi peristiwa gerhana bulan. Hukum melaksanakan shalat ini adalah sunnah muakkad. Sedangkan waktu shalat gerhana bulan mulai terjadinya gerhana bulan sampai bulan tampak utuh kembali. Adapun tata cara peksanaannya hampir sama dengan pelaksanaan shalat gerhana matahari; yang membedakan adalah bunyi niatnya. Niat shalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati.

e. Shalat Istisqā (Memohon Hujan)

Shalat sunnah istisqā adalah śalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan untuk memohon diturunkan hujan. Pada saat terjadi kemarau yang berkepanjangan sehingga sulit mendapatkan air, umat Islam disunnahkan melaksanakan shalat istisqā untuk mendekatkan diri kepada Allah, memohon ampun, seraya berdoa agar segera diturunkan hujan. Salah satu sebab terjadinya kekeringan adalah sikap manusia yang tak mau peduli dan tidak ramah pada lingkungan. Padahal air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Kurangnya sumber air dan curah hujan dapat mengakibatkan masalah yang serius dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, kita harus menjaga kelestarian alam dengan rajin menanam pohon, merawatnya, dan menghemat penggunaan air. Pelaksanaan shalat istisqā pada saat terjadi kekeringan sangatlah tepat. Ajaran ini dapat menjadikan manusia agar melakukanintrospeksi diri.

Sebelum dilaksanakannya shalat istisqā diharapkan untuk berpuasa selama empat hari berturut-turut. Selanjutnya bertaubat kepada Allah Swt. dari segala kesalahan dan dosa, serta menghentikan segala bentuk perbuatan maksiat, serakah, dan merusak lingkungan. Pada hari keempat semua anggota masyarakat muslim pergi ke tanah lapang yang akan dipakai untuk melaksanakan shalat istisqā. Mereka dianjurkan berpakaian sederhana serta disunnahkan membawa binatang peliharaan ke tanah lapang tersebut. Di sepanjang jalan masyarakat dianjurkan juga untuk banyak beristigfar. Sesampai ke tanah lapang sambil menunggu pelaksanaan shalat dianjurkan untuk berzikir kepada Allah Swt.

2. Shalat Sunnah Munfarīd

Shalat sunnah munfarīd adalah shalat yang dilaksanakan secara individu atau sendiri. Adapun śalat sunnah yang dilaksanakan secara

munfarīd adalah sebagai berikut: a. Shalat Rawātib

Rawātib berasal dari kata rat’bah, yang artinya tetap, menyertai, atau terus menerus. Dengan demikian Shalat sunnah rawātib adalah

śalat yang dilaksanakan menyertai atau mengiringi sholat fardu, baik sebelum maupun sesudahnya.

Ditinjau dari segi hukumnya, shalat rawatib ini terbagi menjadi dua macam, yaitu: shalat rawātib mu`akkadah dan shalat rawātib

gairumu`akkad.

1) Shalat rawātib mu`akadah (shalat rawātib yang sangat dianjurkan). Adapun yang merupakan shalat rawātib mu`akkadah yaitu:

a) Dua rakaat sebelum shalat Zuhur b) Dua rakaat sesudah shalat Zuhur c) Dua rakaat sesudah shalat Magrib d) Dua rakaat sesudah shalat Isya’

e) Dua rakaat sebelum shalat Subuh.

2) Shalat rawātib gairu mu`akkadah (shalat rawātib yang cukup dianjurkan untuk dikerjakan).

Adapun yang merupakan shalat sunnah rawātib gairu

mu`akkadah yaitu:

• Dua rakaat sebelum Zuhur (selain dua rakaat yang mu`akkadah)

• Dua rakaat sesudah Zuhur (selain dua rakaat yang mu`akkadah)

• Empat rakaat sebelum Asar

Jika ditinjau dari segi pelaksanaannya, shalat rawātib ini terbagi menjadi dua yaitu :

a) qabliyyah (dikerjakan sebelum shalat fardu), dan b) ba’diyyah (dikerjakan setelah shalat fardu).

Adapun tata cara melaksanakan śalat sunnah rawātib

sebagai berikut:

1. Niat menurut waktunya.

2. Dikerjakan tidak didahului dengan azan dan iqamah.

3. Shalat sunnah rawatib ini dilaksanakan secara munfarīd

(sendirian).

4. Bila lebih dari dua rakaat gunakan satu salam setiap dua rakaat. 5. Membaca dengan suara yang tidak dinyaringkan seperti pada

saat melaksanakan shalat Zuhur dan shalat Asar.

6. Shalat dikerjakan dengan posisi berdiri. Jika tidak mampu boleh dengan duduk, atau jika masih tidak mampu boleh berbaring.

7. Sebaiknya berpindah sedikit dari tempat śalat fardu tetapi tetap menghadap kiblat.

b. Shalat Tahiyyatul Masjid

Shalat tahiyyatul masjid adalah śalat sunnah yang dilaksanakan untuk menghormati masjid. Shalat ini disunnahkan bagi setiap muslim ketika memasuki masjid. Shalat sunnah ini merupakan rangkaian adab memasuki masjid.

c. Shalat Istikhārah

Shalat istikhārah adalah shalat dengan maksud untuk memohon petunjuk Allah Swt. dalam menentukan pilihan terbaik di antara dua pilihan atau lebih. Shalat istikharah sebenarnya hampir sama dengan shalat hajat. Bedanya kalau shalat istikharah tertuju pada suatu keinginan atau cita-cita yang sudah nampak adanya, tetapi masih ragu-ragu dalam menentukan pilihannya. Sedangkan shalat hajat tertuju pada sebuah keinginan yang belum kelihatan akhir dan tujuannya. Waktu yang terbaik dalam melaksanakan shalat istikhārah ini adalah saat mulai pertengahan malam yang akhir, sebagaimana waktu shalat tahajjud. Shalat

istikhārah dikerjakan sebagaimana shalat biasa dan setelah selesai shalat dilanjutkan dengan membaca doa istikharah sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah. Shalat istikhārah hukumnya adalah sunnah mu`akkadah bagi orang yang sedang membutuhkan untuk menentukan pilihan.

3. Shalat Sunnah Berjamaah atau Munfarid

Beberapa śalat sunnah berikut ini boleh dilaksanakan secara

berjama’ah atau secara munfarīd. Adapun Śalat sunnah yang dimaksud adalah :

a. Shalat Tarāwih

Shalat tarāwih adalah shalat sunnah yang dilaksanakan pada malam bulan Ramadan. Hukum melaksanakan shalat tarāwih adalah

sunnah mu’akkadah. Shalat tarāwih dilaksanakan setelah Shalat Isya’

sampai waktu fajar. Śalat tarāwih dapat dilaksanakan delapan, dua puluh, atau tiga puluh enam rakaat. Kita tinggal memilih jumlah rakaat mana yang mau dan mampu untuk dilaksanakan. Perbedaan jumlah bilangan rakaat ini tidak pernah dipermasalahkan. Yang terpenting adalah umat Islam dapat melaksanakan dengan khusyu.

b. Shalat Witir

Shalat witir adalah śalat yang dilaksanakan dengan bilangan ganjil (satu, tiga, lima, tujuh, sembilan, atau sebelas rakaat). Hukumnya melaksanakannya adalah sunnah mu’akkadah. Adapun waktu shalat witir adalah sesudah shalat Isya’ sampai menjelang fajar

shalat Subuh. c. Shalat Dhuha

Shalat sunnah dhuhaatau yang sering disebut dengan shalat

awwābin duhāadalah shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu matahari sudah menaik sekitar satu tombak (sekitar pukul 07.00 atau matahari setinggi sekitar tujuh hasta) hingga menjelang shalat Zuhur. Kita dapat melaksanakan shalat duhā sebanyak 2 rakaat dan paling banyak 12 rakaat. Tata cara pelaksanaannya tidaklah sulit, sama dengan cara melaksanakan shalat pada umumnya. Jika kalian hendak melaksanakan, mulailah dengan niat yang tulus di dalam hati.

Shalat sunnah tahajjud adalah shalat sunnah mu’akkadah yang dilaksanakan pada sebagian waktu di malam hari. Shalat tahajjud adalah bagian dari qiyāmullail (Shalat malam) yang langsung diperintahkan oleh Allah Swt. Jika kita melaksanakan shalat tahajjud, banyak manfaat atau keutamaan yang dapat kita ambil. Keutamaan-keutamaan shalat tahajjud adalah:

• Dapat membentuk karakter/kepribadian orang saleh.

• Sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah Swt. untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

• Dapat mencegah diri dari perbuatan dosa.

• Dapat menghapuskan atau menghilangkan dari segala penyakit hati: iri, dendam, tamak, dan lain sebagainya.

• Mengobati diri dari penyakit jasmani. e. Shalat Tasbih

Shalat sunnah tasbih adalah shalat sunnah yang dilaksanakan dengan memperbanyak membaca tasbih. Shalat tasbih ini merupakan sunnah khusus dengan membaca tasbih sebanyak 300 kali di dalam shalat.

Secara lebih terperinci, tata cara mengerjakan shalat tasbih ini terdiri daridua macam cara, yaitu :

• jika dilaksanakan di malam hari, jumlah rakaatnya ada empat dengan dua kali salam.

• jika dilaksanakan di siang hari, jumlah rakaatnya ada empat dan sekali salam.

• Dalam praktik pelaksanaannya shalat sunnah ini memerlukan waktu yang relatif lama, oleh karenanya shalat tasbih dilaksanakan sesuai dengan kemampuan. Jika mampu melaksanakannya setiap hari, laksanakanlah dalam setiap harinya. Jika tidak mampu melaksanakannya dalam setiap harinya, laksanakan setiap hari

Jum’at. Jika tidak mampu melaksanakan setiap hari Jum’at,

laksanakan setiap sebulan sekali, setahun sekali, atau minimal seumur hidup sekali.

4. Hikmah Śhalat Sunnah

Hikmah melaksanakan shalat sunnah sebagai berikut:

a. Disediakan jalan keluar dari segala permasalahan dan persoalannya dan senantiasa akan diberikan rezeki yang cukup oleh Allah Swt. b. Menambah kesempurnaan shalat fardu. Melaksanakan shalat

sunnah memberikan manfaat untuk menyempurnakan shalat fardu baik dari segi kekurangan dan kesalahan melaksanakan shalat fardu.

c. Menghapuskan dosa, meningkatkan derajat keridhoan Allah Swt. Serta menumbuhkan kecintaan kepada Allah Swt. Allah Swt. akan menaikkan derajat kita di sisi-Nya, setahap demi setahap dan setiap satu kali melaksanakan shalat sunnah maka Allah Swt. Akan menghapus satu dari dosa-dosa dan kesalahan kita. Ini merupakan

bentuk rida dan cinta Allah Swt. kepada hamba-Nya yang selalu mengupayakan untuk dapat melaksanakan shalat-shalat sunnah. d. Sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah Swt. atas berbagai

karunia besar yang sering kurang kita sadari. Allah Swt. akan mengaruniakan kebaikan dan keberkahan dalam rumah kita. Setiap saat kita bisa bernafas, bisa melihat, bisa mendengar, dan masih dapat merasakan kesemuanya itu adalah anugerah besar yang kita harus syukuri dengan shalat sunnah.

e. Mendatangkan keberkahan pada rumah yang sering digunakan untuk shalat sunnah. shalat yang dianjukan dilaksanakan berjamaah diutamakan dilaksanakan di masjid sedangkan shalat sunnah yang pelaksanakannya secara munfarīd (sendiri) sebaiknya dilaksanakan di rumah walaupun apabila dilaksanakan di masjid juga diperbolehkan.

f. Hidup menjadi terasa nyaman dan tenteram. Bekal terbaik di dalam menempuh perjalanan ke akhirat adalah dengan ketaqwaan. Sedangkan aspek terpenting dalam mewujudkan taqwa adalah dengan shalat, terutama shalat sunnah sebagai ibadah tambahan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP

Satuan Pendidikan : SMP NEGERI 3 SURUH

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas/Semester : VIII/ Ganjil

Materi Pokok : Lebih Dekat Kepada Allah dengan Mengamalkan sholat sunnah

Alokasi Waktu : 2X 40 Menit ( 1 Pertemuan)

A. KOMPETENSI INTI

1. Menghayati dan menghargai ajaran agama yang dianutnya

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara interaktif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mengolah, menyaji, dan menalar ranah konkret (mengunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah, dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1.

3.6 Memahami hikmah sholat sunnah

3.6.1 Mendeskripsikan

pengertian sholat sunnah berjamaah, sunnah munfarid dan berjamaah/ munfarid.

berjamaah dan munfarid.

3.6.2 Menyebutkan macam-macam sholat sunnah berjamaah, sunnah munfarid dan sunnah berjamaah/ munfarid. 3.6.3 Membedakan sholat

sunnah berjamaah dan munfarid.

3.6.4 Menjelaskan tatacara sholat sunnah berjamaah dan munfarid.

3.6.5 Menjelaskan manfaat sholat sunnah.

2.

4.6 Mempraktikkan sholat sunnah berjamaah dan munfarid.

4.6.1 Membaca niat sholat sunnah.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian sholat sunnah berjamaah, sunnah munfarid dan sunnah berjamaah/ munfarid.

2. Siswa dapat menyebutkan macam-macam sholat sunnah berjamaah, sunnah munfarid dan sunnah berjamaah/ munfarid.

3. Siswa dapat membedakan sholat sunnah berjamaah dan sunnah munfarid.

4. Siswa dapat menjelaskan tatacara sholat sunnah berjamaah, sunnah munfarid dan sunnah berjamaah/ munfarid.

5. Siswa dapat menjelaskan manfaat sholat sunnah. 6. Siswa dapat membaca niat sholat sunnah.

D. MATERI PEMBELAJARAN

1. Sholat sunnah berjamaah a. Sholat Idul Fitri b. Sholat Idul Adha

c. Sholat Kusuf ( Gerhana Matahari) d. Sholat Khusuf ( Gerhana Bulan) e. Sholat Istisqa ( Memohon Hujan) 2. Sholat-sholat Sunnah Munfarid

a. Sholat Rawatib

b. Sholat Tahiyyatul Masjid c. Sholat Istikharah

3. Sholat Sunnah Berjamaah dan Munfarid a. Sholat Tarawih

b. Sholat Witir c. Sholat Duha d. Sholat Tahajjud e. Sholat Tasbih 4. Hikmah Sholat Sunnah E. METODE PEMBELAJARAN 1. Ceramah interaktif 2. Diskusi 3. Tanya Jawab F. MEDIA PEMBELAJARAN 1. Media: a. Power Point. 2. Alat: a. Laptop. b. LCD Proyektor. c. Papan tulis. d. Spidol. e. Kertas.

G. SUMBER BELAJAR

1. Buku paket Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. 2. Mushhaf Al-Qur’an.

H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Pendahuluan (10 Menit)

a. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama

dengan penuh khidmat.

b. Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

c. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan dengan materi pelajaran.

2. Kegiatan Inti (50 Menit)

a. Guru menampilkan dan menerangkan materi melalui LCD, yaitu di tayangkan power point tentang pengertian sholat sunnah berjamaah, sunnah munfarid dan sunnah berjamaah/ munfarid. b. Guru memberikan kesempatan bertanya tentang materi yang sudah

di sampaikan, serta siswa juga dapat memberikan pernyataan dari ide, dari pemikirannya tentang pengertian sholat sunnah berjamaah, sunnah munfarid dan sunnah berjamaah/ munfarid.

3. Penutup (20 Menit)

Dengan bimbingan guru, siswa dapat menyimpulkan materi yang telah disampaikanya itu tentang sikap optimis.

a) Bersama-sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

b) Guru menanyai siswa tentang materi yang di bahas hari ini, tetapi dijawab siswa secara singkat untuk mengulang kembali materi yang telah dibahas.

c) Guru menjelaskan pelaksanaan pembelajaran yang akan datang. d) Bersama-sama menutup pelajaran dengan membaca

kafarotulmajlis.

I. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN 1. Tekhnik Penilaian

a. Tes: tulis (evaluasi kognitif) b. Non tes: (observasi)

2. Instrument Penilaian

No Nama Siswa Disiplin Tanggung jawab Peduli Kerja keras A B C A B C A B C A B C 1 2 3 4 5

Indikator Pencapaian kompetensi • Disiplin

a. Selalu hadir di kelas tepat waktu

b. Mengerjakan tugas sesuai petunjuk dan tepat waktu c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok • Tanggung jawab

a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah

c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya d. Partisipasi dalam kelompok

• Peduli

a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan

b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah

c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di sekitarnya

d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya • Kerja keras

a. Mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh b. Menunjukkan sikap pantang menyerah

c. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan

b. Tes Tertulis (evaluasi kognitif)

Tes tertulis menggunakan lembar poenilaian dengan soalo pilhan ganda sebanyak 10 soal.

SOAL PRA SIKLUS

Nama : ... No. Absen : ... Kelas : ...

SOAL

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b , c atau d pada jawaban yang paling tepat !

SOAL

1. Sholat idul adha dilaksanakan pada pagi hari tanggal.... a. 10 zulhijah

b. 11 zulhijah c. 12 zulhijah d. 13 zulhijah

2. Berikut merupakan hukum melaksanakan salat sunnah rawatib adalah.... a. fardu ‘ain dan fardu kifayah

b. sunnah muakad dan sunnah kifayah c. sunnah muakad dan gairu muakad d. wajib muakad dan sunnah muakad

3. Setiap melaksanakan sebelum zuhur berjamaah, para siswa SMP selalu diperintahkan oleh Bapak dan Ibu guru untuk salat sunnah terlebih dahulu. Salat semacam ini disebut....

a. bakdiyah zuhur b. sunnah zuhur c. qabliyah zuhur d. rawatib zuhur

4. Sholat witir yang dilaksanakan setelah sholat isya’. Jumlah bilangan

rakaatnya paling banyak adalah.... a. Tiga

b. tujuh c. Sembilan d. Sebelas

5. Perhatikan salat sunnah berikut ini ! 1) Witir 2) Tarawih 3) Tahiyatul masjid 4) Rawatib 5) Dhuha

Salat sunnah yang dilaksanakan secara munfarid atau berjamaah adalah.... a. 1, 2 dan 3

b. 1, 2 dan 5 c. 2, 3 dan 4 d. 3, 4 dan 5

6. Berikut merupakan hikmah sholat sunnah, kecuali.... a. menambah kesempurnaan sholat fardu.

b. menghapuskan dosa , meningkatkan keeridhoan Allah Swt. c. menjauhkan diri dari rahmat Allah Swt.

d. menjadikan hidup tetrasa nyaman dan tenteram.

7. Pada waktu melaksanakan sholat tasbih, jumlah keseliryuhan bacaan sholat tasbih adalah....

a. 400 b. 300 c. 200 d. 100

8. Sholat tahiyyatul masjid dilaksanakan.... a. munfarid atau sendiri

b. berjamaah atau munfarid c. munfarid lebih utama d. berjamaah lebih utama

9. Sholat sunnah yang tujuannya untuk meminta hujan akibat kemarau panjang adalah....

a. Tahajjud b. Tasbih c. Istikharah d. Istisqa

10.Salat sunnah yang dilaksanakan saat terjadi gerhana matahari adalah.... a. salat khusuf

b. salat kusuf c. salat dhuha d. salat istisqa

KUNCI JAWABAN 1. A 6. C 2. C 7. B 3. C 8. A 4. B 9. D 5. D 10. B Petunjuk Penilaian

• Jumlah benar kali 10 • Nilai Maksimal 100

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas/Semester : VIII/ Ganjil

Materi Pokok : Lebih Dekat Kepada Allah dengan Mengamalkan sholat sunnah

Alokasi Waktu : 3X 40 Menit ( 1 Pertemuan)

A. KOMPETENSI INTI

1. Menghayati dan menghargai ajaran agama yang dianutnya

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara interaktif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mengolah, menyaji, dan menalar ranah konkret (mengunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah, dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1.

3.7 Memahami hikmah

3.7.1 Mendeskripsikan

pengertian sholat sunnah berjamaah, sunnah munfarid dan berjamaah/

sholat sunnah berjamaah dan munfarid.

munfarid.

3.7.2 Menyebutkan macam-macam sholat sunnah berjamaah, sunnah munfarid dan sunnah berjamaah/ munfarid. 3.7.3 Membedakan sholat

sunnah berjamaah dan munfarid.

3.7.4 Menjelaskan tatacara sholat sunnah berjamaah dan munfarid.

3.7.5 Menjelaskan manfaat sholat sunnah.

2.

4.6 Mempraktikkan sholat sunnah berjamaah dan munfarid.

4.6.2 Membaca niat sholat sunnah.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian sholat sunnah berjamaah, sunnah

Dokumen terkait