• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Likuiditas Terhadap Kebangkrutan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel likuiditas yang diproksikan oleh current ratio memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap kebangkrutan perusahaan sektor restoran, hotel dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2020. Berdasarkan pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama (H1) diterima. Variabel likuiditas yang digambarkan dengan current ratio menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat current ratio yang tinggi mengindikasikan perusahaan memiliki sejumlah aset lancar yang siap untuk membayar utang jangka pendeknya sehingga terhindari dari risiko kebangkrutan.

Peningkatan likuiditas dalam perusahaan mengindikasikan penurunan risiko kebangkrutan yang dapat dialami perusahaan, begitu juga sebaliknya apabila tingkat likuiditas semakin menurun dapat menjadi pertanda adanya peningkatan risiko kebangkrutan perusahaan pada sub sektor restoran, hotel dan pariwisata.

Likuiditas menggambarkan kemampuan sebuah perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu, artinya apabila perusahaan ditagih perusahaan tersebut mampu memenuhi nya terlebih pada kewajiban yang telah jatuh tempo. Hal ini didukung oleh penelitian Lestari dan Kusrini (2021) Saleh dan Sudiyatno (2013) dan (Wulansari 2018) tentang likuiditas yang diwakili oleh current ratio yang memiliki hubungan terhadap probabilitas kebangkrutan suatu perusahaan.

Pengaruh Solvabilitas Terhadap Kebangkrutan

Variabel solvabilitas yang diproksikan oleh Debt to Aset Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebangkrutan perusahaan sektor restoran, hotel dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2020. Debt to Asset Ratio menggambarkan perbandingan jumlah utang yang dimiliki oleh suatu

perusahaan terhadap pembiayaan asetnya. Semakin besar aktivitas operasional perusahaan yang dibiayai dengan hutang, maka semakin tinggi pula potensi kebangkrutan perusahaan akibat adanya risiko gagal bayar perusahaan.

Berdasarkan pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama (H2) diterima. Berdasarkan hasil uji ini berarti semakin tingginya rasio solvabilitas dalam sebuah perusahaan semakin rendah probabilitas kebangkrutan, begitu juga sebaliknya.

Menurut Dewi, Endiana, dan Arizona (2019) perusahaan besar cenderung mengandalkan sebagian besar pembiayaan pada pinjaman bank. Oleh karena itu, dapat dikatakan perusahaan tersebut lebih mampu untuk menghindari kesulitan keuangan perusahaannya melalui pinjaman tersebut. Jadi, meskipun perusahaan memiliki rasio leverage yang tinggi, jika pengelolaannya dilakukan dengan baik, terstruktur dan tepat maka hal tersebut akan berdampak baik bagi perusahaan.

Perusahaan yang memiliki utang tinggi namun diikuti oleh peningkatan aktiva yang dimiliki perusahaan akan terhindar dari risiko kebangkrutan. Hal ini didukung oleh pendapat Sutra dan Mais (2019) yang menyebutkan bahwa variabel solvabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap risiko kebangkrutan perusahan. Penelitian sejenis dilakukan oleh Nurcahyani dan Situngkir (2021) yang menemukan bahwa DAR tidak berpengaruh positif terhadap kebangkrutan perusahaan.

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebangkrutan

Variabel Profitabilitas yang di proksikan dengan Net Profit Margin memberikan hasil bahwa variabel profitabilitas memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kebangkrutan perusahaan sektor restoraan, hotel dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2020. Profitabilitas dalam suatu perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dengan memanfaatkan segala sumber daya yang dimilikinya. Berdasarkan pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama (H3) diterima. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin tingginya tingkat profitabilitas yang dimiliki perusahaan maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan pengelolaan sumber daya secara efektif dan efisien dan semakin terhindar dari kebangkrutan (Hilkia 2016).

NPM mewakili kondisi perusahaan dalam memperoleh laba sehingga kemungkinan adanya situasi kesulitan keuangan sangat kecil karena perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam menghasilkan laba. Dengan demikian, pihak internal serta eksternal memiliki anggapan bahwa perusahaan dianggap mampu dalam mengawasi situasi keuangannya selama periode tertentu. Keputusan untuk menjual atau mempertahankan aset tetap mampu mewakili perusahaan berada dalam situasi aman dari kebangkrutan. Artinya, hal tersebut menandakan bahwa adanya peningkatan atau penurunan NPM memberikan pengaruh terhadap risiko kebangkrutan sebuah perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan Nurcahyani dan Situngkir (2021) yang menjelaskan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebangkrutan perusahaan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap kebangkrutan perusahaan sub sektor restoran, hotel dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial, variabel likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas memiliki pegaruh negatif dan signifikan terhadap kebangkrutan perusahaan subsektor restoran, hotel dan pariwisata yang terdaftar di BEI periode 2017-2020.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yang kemungkinan dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian dan diharapkan dapat diperbaiki pada penelitian berikutnya. Penelitian ini memiliki nilai Adjusted R Square hanya sebesar 18,15 persen yang menandakan bahwa variabel likuiditas (CR), solvabilitas (DAR) dan profitabilitas (NPM) mampu menjelaskan prediksi kebangkrutan sebuah perusahaan sebesar 18,15 persen dan sisanya sebesar 81,85 persen dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian.

Implikasi Penelitian

Hasil temuan dari penelitian bahwa variabel likuiditas, solvabilitas, dan

profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebangkrutan perusahaan sub sektor restoran, hotel dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia maka implikasi penelitian direkomendasikan untuk pihak pihak yang berhubungan dengan kondisi kesehatan sebuah perusahaan dan lebih memperhatikan aspek rasio- rasio yang mempengaruhi kinerja keuangan agar dapat terhindar dari kebangkrutan.

Bagi investor diharapkan dapat terlebih dahulu mempertimbangkan bagaimana kinerja perusahaan dalam perusahaan sebelum menanamkan modal yang dimilikinya. Penelitian ini diharapkan dapat pula menjadi bahan pertimbangan dan masukan serta evaluasi kinerja perusahaan bagi investor untuk memperoleh kepastian tingkat pengembalian investasi yang akan ditanamkan. Bagi manajemen perusahaan, risiko kebangkrutan perlu dihindari dengan penerapan strategi, melakukan pengawasan serta evaluasi kinerja secara berkala agar dapat terhindar dari risiko kebangkrutan.

Saran

Kebangkrutan berkaitan dengan adanya ketersediaan kas dalam perusahaan oleh karena itu dalam penelitian berikutnya diharapkan dapat menggunakan cash ratio yang menggambarkan kemampuan perusahan melunasi hutang dengan kas yang dimiliki pada saat itu. Bagi peneliti berikutnya diharapkan mampu memodifikasi terhadap model penelitian, baik dengan menggunakan variabel moderasi maupun mediasi serta variabel kontrol agar hasil penelitian lebih akurat.

Pengkajian sumber maupun referensi yang lebih banyak terkait kebangkrutan perusahaan pada sektor yang lebih banyak tidak hanya pada sub sektor restoran, hotel dan pariwisata agar mendapatkan peroleh yang lebih lengkap.

Dokumen terkait