• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I dan Siklus II

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 5 SD Negeri Susukan 01, diketahui bahwa sebelum tindakan penelitian dilaksanakan pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih cenderung menggunakan cara lama yaitu dengan ceramah, guru menilai pembelajaran menggunakan ceramah jauh lebih praktis daripada harus menggunakan beragam model pembelajaran yang inovatif yang menurut guru memerlukan banyak persiapan yang lebih di dalam pelaksanaannya. Proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru kelas 5 di SD Negeri Susukan 01 menyebabkan siswa kelas 5 kurang antusias dan pasif di dalam proses belajar mengajar, tidak ada aktivitas belajar yang bermakna bagi siswa untuk membantu mereka membangun sebuah konsep materi, semua kegiatan di dalam pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran bukan merupakan hal yang baru bila ditemui siswa yang asyik bermain sendiri dan bercerita dengan teman sebangku, kebanyakan siswa cenderung mengacuhkan proses pembelajaran yang tengah berlangsung. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Susukan 01. Diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM 70 hanya 13 siswa atau 43% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM ada 17 siswa atau 57% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan kondisi yang demikian maka peneliti merasa diperlukan adanya tindakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Susukan 01 dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan

Power Point.Berikut ini tabel 4.17 perbandingan hasil analisis observasi aktivitas guru dan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II:

Tabel 4.17

Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I dan Siklus II

Tindakan

Siklus I Siklus II

% %

Aktivitas Guru 64 80 75,5 94,4

Aktivitas Siswa 46 76,7 54,5 90,8

Berdasarkan tabel 4.17 tentang perbandingan analisis rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II dengan penerapan model pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata skor aktivitas guru mencapai 64 dengan persentase 80%. Pada siklus II rata-rata skor aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 75,5 dengan persentase 94,4%. Seiring dengan peningkatan aktivitas guru, rata-rata skor aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I rata-rata skor aktivitas siswa 46 dengan persentase 76,7%, kemudian pada siklus II rata-rata skor meningkat menjadi 54,5 dengan persentase 90,8%. Untuk menjelaskan perbandingan rata-rata hasil analisis skor observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan siklus II dapat diketahui pada diagram 4.5 sebagai berikut:

Gambar 4.5 Diagram Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan gambar 4.5 tentang perbandingan rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa terlihat bahwa pada setiap siklusnya baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa mengalami peningkatan. Peningkatan rata-rata skor observasi guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dan II dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point tersebut berdampak pada peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Susukan 01. Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point

hasil belajar mata pelajaran IPA yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai rata-rata KKM ≥ 70 yang telah ditentukan. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan nilai hasil tes evaluasi dari masing-masing siklus, baik siklus I maupun siklus II. Peningkatan rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Susukan 01 setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam tabel 4.19 sebagai berikut: 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Akt ivit as Guru Akt ivit as Sisw a

Siklus I 80% 76,70% Siklus II 94,40% 90,80% 80% 76,70% 94,40% 90,80% P re se n ta se

Perbandingan Analisis Rata-rata

Observasi Siklus I dan Siklus II

Tabel 4.19

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA Siklus I dan Siklus II

Hasil Tindakan Siklus I Siklus II

Hasil Belajar IPA 77,17 90

Pada pelaksanaan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 77,17 mengalami peningkatan dari kondisi awal nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya 77,17 dengan pencapaian ketuntasan belajar IPA siswa mencapai 73%. Dari perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA, tetapi hasil yang diperoleh tersebut masih berada di bawah indikator keberhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu 80% siswa tuntas dari total keseluruhan siswa, maka dari itu masih diperlukannya upaya perbaikan pada siklus II. Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, diketahui bahwa hasil belajar IPA semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan, nilai rata-rata hasil belajar IPA yang diperoleh siswa 90 dengan pencapaian ketuntasan belajar IPA siswa mencapai 100%. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti sebesar 80% siswa tuntas. Pada pelaksanaan tindakan siklus II semua siswa berhasil mencapai KKM 70.

Gambar 4.6 Diagram Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II terlihat rata-rata kemampuan siswa di dalam proses maupun hasil tindakan pembelajaran semakin baik dan selalu mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Siswa lebih antusias dan aktif mengikuti setiap proses pembelajaran, lebih berani di dalam menyampaikan gagasan dan melakukan kegiatan tanya jawab bersama guru, dengan penerapan model pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih menarik dan bermakna bagi siswa, proses pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru melainkan siswa juga ikut terlibat dalam proses pembelajarannya. Penerapan model pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point memberikan banyak hal yang positif bagi siswa salah satunya dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA.Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Make A Match berbantuan

Power Point pada mata pelajaran IPA kelas V di SD Negeri Susukan 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang khususnya tentang “ Sifat-sifat cahaya dan merncang model atau karya yang menerapkan sifat-sifat cahaya” terjadi peningkatan hasil belajar IPA yang diperoleh siswa dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Hal ini dapat dilihat pada kondisi awal nilai ulangan IPA yang mencapai

Siklus I Siklus II Rat a-rat a 77,17 90 70 75 80 85 90 95

kriteria ketuntasan minimal (KKM=70) sejumlah 13 siswa atau 43% sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sejumlah 17 atau 57%. Nilai tertinggi yang berhasil didapat oleh siswa sebelum tindakan (kondisi awal) adalah 85 sedangkan nilai terendah 45. Pada siklus I perolehan nilai siswa yang mencapai KKM sejumlah 22 siswa atau 73% dan yang belum mencapai KKM sejumlah 8 siswa atau 27% dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50. Sedangkan pada siklus II siswa yang mencapai KKM sejumlah 30 siswa atau 100% dan yang belum bencapai KKM tidak ada atau 0% dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 75. Dengan demikian pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan Power point terbukti secara signifikan dapat meningkatkan hasil belajar IPA.

Dokumen terkait