• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Make A Match Berbantuan Power Point Siswa Kelas 5 SD Negeri Susukan 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Make A Match Berbantuan Power Point Siswa Kelas 5 SD Negeri Susukan 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2014/2015"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

48 4.1 Hasil Penelitian

Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu Kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Kondisi awal membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalamnya hasil belajar mata pelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian. Selanjutnya pada siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Sama halnya dengan yang dijelaskan pada sub judul siklus I, pada bagian siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II.

4.1.1 Kondisi Awal

Sebelum siklus I dan Siklus II dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi pada saat guru kelas 5 mengajar mata pelajaran IPA dan mengamati aktivitas siswa selama KBM berlangsung. Setelah melakukan observasi, peneliti meminta hasil ulangan harian IPA pada guru kelas. Berdasarkan hasil ulangan harian IPA kelas 5, ternyata masih terdapat 19 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM seperti yang terdapat dalam tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal

No. Rentang Nilai Frekuensi Presentase

1. 40 – 49 3 10 %

2. 50 – 59 6 20 %

(2)

4. 70 – 79 9 30 %

5. 80 – 89 4 13,3 %

Jumlah siswa 30 100 %

Nilai Rata-rata 65

Nilai Tertinggi 85

Nilai Terendah 45

Dari tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran IPA dapat dikatakan hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat hasil ulangan harian IPA siswa yang belum tuntas sejumlah 17 siswa, sedangkan siswa yang tuntas (KKM=70) sejumlah 13 siswa yang dapat diuraikan jumlah siswa yang mendapat nilai antara 40-49 sejumlah 3 siswa, nilai antara 50-59 sejumlah 6 siswa, nilai antara 60-69 sejumlah 8 siswa, nilai antara 70-79 sejumlah 9 siswa, nilai antara 80-89 sejumlah 4 siswa. Dari daftar nilai pada kondisi awal, nilai tertinggi adalah 85 dan nilai terendahnya 45 (terlampir).

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan nilai pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.2.

Tabel 4.2

Ketuntasan Belajar pada Kondisi Awal

No Ketuntasan Belajar Banyak Siswa Persen (%)

1 Tuntas 13 43

2 Belum tuntas 17 57

Jumlah 30 100

(3)

konvensional. Pembelajaran masih berpusat pada guru,artinya semua pengetahuan dan materi pembelajaran berasal dari guru tanpa member kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan melalui sebuah aktivitas yang bermakna melalui sebuah pengamatan lingkungan sekitar sesuai dengan materi. Sehingga siswa kurang memperoleh pengalaman belajar yang berakibat kurangnya pemahaman siswa pada materi yang dipelajari

4.1.2 Siklus I

a. Rencana Tindakan

Setelah melakukan observasi, maka peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas V mengenai materi pembelajaran serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum guru kelas 5 mengajar, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran diantaranya rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I, lembar observasi atau pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, lembar observasi aktivitas guru saat mengajar dalam menerapkan model pembelajaran Make A Match

berbantuan Power Point, Laptop, Proyektor LCD, materi pelajaran berupa

slide dalam power point serta alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran seperti lilin, kertas karton, senter, buku, gelas bening, plastik bening, boneka, gunting, polpoin, uang logam, air, cermin datar dan sendor sayur alumunium. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan kartu berupa pertanyaan dan jawaban serta membuat slide peraturan kartu soal-jawaban dan hasil pasangan kartu yang sesuai mengenai sifat-sifat cahaya untuk menerapkan model pembelajaran Make A Macth dalam kegiatan inti.

b. Pelaksanaan Tindakan 1) Pertemuan I

Pembelajaran pada pertemuan I dilakukan pada hari Rabu, tanggal 25 Maret 2015 pukul 07.00-08.10 WIB. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan I meliputi :

Kegiatan Awal

(4)

bersama siswa melakukan senam otak “kepala, pundak, lutut kaki”. Kemudian siswa menjawab apersepsi dari guru dengan pertanyaan “ apabila lampu mati pada malah hari, apakah kalian bisa melihat benda? Mengapa kalian tidak bisa melihatnya?”. Lalu guru menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan I dan guru menyampaikan materi yang akan dibahas hari ini yaitu sumber cahaya dan sifat-sifat cahaya.

Kegiatan Inti

(5)

Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat rangkuman dari kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum jelas dan untuk mengakhiri pelajaran hari ini, guru mengucapkan salam penutup.

2) Pertemuan II

Pembelajaran pada pertemuan II dilakukan pada hari Kamis, tanggal 26 Maret 2015 pukul 07.00-08.10 WIB. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan II meliputi :

Kegiatan Awal

Dalam kegiatan awal guru mengucapkan salam, berdoa, dan mempresensi kehadiran siswa. Setelah itu, siswa menjawab apersepsi dari guru dengan pertanyaan “ Siapa yang tadi bercermin saat berangkat sekolah ? Bagaimana posisi bayangan cermin apakan sama dengan kita?”. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan II dan guru menyampaikan materi yang akan dibahas hari ini melalui slide power point.

Kegiatan Inti

(6)

Kemudian siswa mendengarkan penjelasan tentang pembiasan cahaya. Siswa diminta maju ke depan untuk melakukan kegiatan dengan memegang gelas yang berisi air dan memasukkan bolpoin dan uang lugam ke dalam gelas tersebut. Setelah melakukan kegiatan, guru bertanya kepada siswa bolpoin itu kelihatan bagaimana? Dan siswa menjawab bolpoint kelihatan patah. Kemudian siswa menyebutkan contoh peristiwa lain tentang pembiasan cahaya. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai sinar bias yang mendekati garis normal dan yang menjauhi garis normal. Setelah itu siswa mendengarkan penjelasan guru tentang sifat cahaya dapat diuraikan bahwa cahaya putih matahari diuraikan mejadi beberapa warna yang disebut spectrum cahaya.

Kegiatan berikutnya siswa membentuk kelompok besar menjadi 2 kelompok.Kemudian siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai model pembelajaran Make A Match dalam slide power point. Sebelum kartu dibagikan, kelompok satu diberikan kartu soal dan kelompok dua diberi kartu jawaban yang telah dikocok. Setelah semua siswa menerima kartu, siswa diberi waktu untuk memikirkan pasangan kartu soal-jawaban dari kartu yang mereka terima. Kemudian siswa mencari pasangannya dengan mencocokkan kartu yang mereka terima denagn waktu sekitar 2 menit. Bagi siswa yang cepat mencari pasangan sebelum batas waktu langsung berbaris sesuai pasangan. Setelah waktu habis, guru membahas pasangan kartu melalui slide power point. Siswa yang mendapatkan kartu soal maju ke depan membacakan kartu kemudian guru meminta pasangan siswa yang memegang kartu jawaban. Untuk mengetahui pasangan kartu soal-jawaban, guru memperlihatkan dalam slide power point. Apabila pasangan kartu soal-jawaban cocok dengan pasangan kartu soal-jawaban pada slide power point maka siswa akan diberi poin.

Kegiatan Akhir

(7)

kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum jelas dan untuk mengakhiri pelajaran hari ini, guru mengucapkan salam penutup.

3) Pertemuan III

Pembelajaran pada pertemuan III dilakukan pada hari Jum’at, tanggal 27 maret 2015 pukul 07.00-07.35 WIB. Kegitan yang dilakukan pada pertemuan III meliputi :

Kegiatan Awal

Dalam kegiatan awal guru mengucapkan salam, berdoa, dan mempresensi kehadiran siswa. Setelah itu, siswa menjawab apersepsi dari guru dengan pertanyaan “ Sebutkan sifat-sifat cahaya yang telah kalian pelajari kemarin?”

Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, siswa bersama guru mengulas kembali tentang cahaya, sumber cahaya dan sifat sifat cahaya. Dalam percobaan yang telah dilakukan, siswa mengulas tentang sifat cahaya yaitu merambat lurus, menembus benda bening, dapat dipantulkan ( cermin datar, cekung dan cembung), dapat dibiaskan dan dapat diuraikan melalui slide power point.

Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat rangkuman dari kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum jelas. Kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru. Untuk mengakhiri pelajaran hari ini, guru mengucapkkan salam penutup.

c. Hasil Tindakan 1) Hasil Belajar IPA

(8)

6.1. Mendiskripsikan sifat-sifat cahaya disajikan pada tabel daftar nilai IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.3 yaitu yaitu tabel distribusi frekuensi nilai IPA siklus I siswa kelas 5 SD Negeri Susukan 01 Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. 46 – 56 3 10%

2. 57 – 67 6 20%

3. 68 – 78 7 23,3%

4. 79 – 89 6 20%

5. 90 – 100 8 26,7%

Jumlah Siswa 30 100%

Nilai Rata-rata 77,17

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 50

Dari tabel 4.3 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 mengalami peningkatan dari kondisi awal, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa menjadi 77,17. Hasil belajar IPA pada siklus I dari 30 siswa yang memperoleh nilai antara 46-56 sejumlah 3 siswa, nilai antara 57-67 sejumlah 6 siswa, nilai antara 68-78 sejumlah 7 siswa, nilai antara 79-89 sejumlah 6 siswa, dan nilai 90-100 sejumlah 8 siswa. Dari daftar nilai siswa pada siklus I, nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendahnya 50 (terlampir).

(9)

Tabel 4.4

Ketuntasan Belajar pada Siklus I

No Ketuntasan belajar Banyak siswa Persen (%)

1 Tuntas 22 73

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Siklus I

Dari diagram 4.1 dapat dilihat bahwa masih terdapat 27% siswa yang belum tuntas dari 30 siswa. Berarti indikator kinerja dalam penelitian ini belum tercapai karena indikator kinerja penelitian dapat tercapai apabila ketuntasan nilai mencapai 80% dari jumlah siswa,

(10)

sedangkan pada siklus I ketuntasan belajar hanya 73% dari 30 siswa. Maka peneneliti memantapkan dari hasil siklus I akan dilanjutkan pada siklus II sebagai pemantapan.

2) Hasil Observasi

Analisis data hasil observasi dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point yang terdiri dari 2 pertemuan yaitu pertemuan I dan pertemuan II.

Pertemuan I

Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 20 indikator aktivitas guru dan 15 indikator aktivitas siswa. masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor pada persentase 1%-20% berada pada kriteria sangat kurang, persentase 21%-40% berada pada kriteria kurang, persentase 41%-60% termasuk ke dalam kriteria cukup baik, persentase skor 61%-80% termasuk ke dalam kriteria baik, dan persentase skor 81%-100% pada kriteria sangat baik.

(11)

Tabel 4.5

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

1. Mencari pasangan kartu

soal-jawaban sifat cahaya.

2. Meminta pendapat dari siswa lain

(12)

keseluruhan skor yang diperoleh 43. Pada aspek pra kegiatan siswa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 3 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 1, 2 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 11 skor. Selanjutnya aspek pengalaman terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 5, 6 memperoleh skor 2, dan indikator nomor 4, 7 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua 10 skor. Pada aspek interaksi terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 9 memperoleh skor 2, dan indikator nomor 8, 10 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga 8 skor. Aspek komunikasi terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 11 memperoleh skor 2, dan indikator nomor 12, 13 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat 8 skor. Kemudian pada aspek refleksi terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 14, 15 memperoleh skor 3, sehingga jumlah skor aspek lima 6 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama adalah 43 skor.

Sedangkan untuk melihat aktivitas guru dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan power point pada siklus I pertemuan I dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

No Aspek Indikator Skor

1. Persiapan 1. Mempersiapkan ruang, alat dan kesiapan siswa.

2. Menyampikan apersepsi dan tujuan.

3,2

3,3

2. Penyampaian 1. Menyampaikan materi, mengait- kan dengan realitas kehidupan dan mengatur pembelajaran 2. Menampilkan power point yang

berhubungan dengan materi yang

4,3,2

(13)

sedang dipelajari, mengunakan media secara efisien dan melibat-kan siswa.

3. Mengunakan bahasa secara jelas, benar dan dengan gaya yang sesuai.

3,4,3

3. Pelatihan 1. Membimbing siswa mencari pasangan soal-jawaban yang sudah diberian kepada siswa.

3,4,3,3

4. Penampilan hasil

1. Melakukan refleksi, membuat kesimpulan dan tindak lanjut

3,2,3

Jumlah Skor 61

Dari hasil pengamatan observer, aktivitas guru saat menyampaikan proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point jumlah skor 61 yang berada pada rentan skor nilai 56 – 67 dalam kriteria penilaian aktivitas guru. Hal tersebut menunjukan aktivitas guru pada kategori Baik.

Pertemuan II

Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point pada siklus I pertemuan II aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

(14)

3. Memperhatikan guru

1. Mencari pasangan kartu soal-jawaban sifat cahaya.

2. Meminta pendapat dari siswa lain

1. Mengemukakan pendapat 11,

12, 13

9

(15)

yaitu indikator nomor 11, 12, 13 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat 9 skor. Kemudian pada aspek refleksi terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 14, 15 memperoleh skor 3, sehingga jumlah skor aspek lima 6 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama adalah 49 skor.

Sedangkan untuk melihat aktivitas guru dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan power point pada siklus I pertemuan II dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

No Aspek Indikator Skor

1. Persiapan 1. Mempersiapkan ruang, alat dan kesiapan siswa.

2. Menyampikan apersepsi dan tujuan.

4,3

4,3

2. Penyampaian 1. Menyampaikan materi, mengait- kan dengan realitas kehidupan dan mengatur pembelajaran.

2. Menampilkan power point yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari, mengunakan media secara efisien dan melibat-kan siswa.

3. Mengunakan bahasa secara jelas,

benar dan dengan gaya yang sesuai. pasangan soal-jawaban yang sudah diberian kepada siswa.

(16)

4. Penampilan hasil

1. Melakukan refleksi, membuat kesimpulan dan tindak lanjut

3,3,4

Jumlah Skor 67

Dari hasil pengamatan observer, aktivitas guru saat menyampaikan proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point jumlah skor 67 yang berada pada rentan skor nilai 56 – 67 dalam kriteria penilaian aktivitas guru. Hal tersebut menunjukan aktivitas guru pada kategori Baik.

d. Refleksi

Dari hasil pelaksanaan pembelajaran siklus I, telah terjadi peningkatan hasil belajar IPA walaupun masih terdapat 27% siswa yang belum mencapai criteria ketuntasan minimal (KKM=70). Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai siswa pada kondisi awal siswa yang belum mencapai KKM sejumlah 17 siswa atau 57% dan siswa yang sudah mencapai KKM sejumlah 13 siswa atau 43% dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 45. Sedangkan pada siklus I perolehan nilai siswa yang sudah mencapai KKM sejumlah 22 siswa atau 73% dan siswa yang belum mencapai KKM sejumlah 8 siswa atau 27% dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50. Dari perolehan nilai pada kondisi awal dan siklus I, siswa yang sudah mencapai KKM meningkat yang semula dari 13 siswa menjadi 22 siswa. Dari peningkatan hasil belajar IPA masih terdapat kekurangan dan kelebihan pada siklus I. Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II dan kelebihan pada siklus I tetap dipertahankan.

Pada pembelajaran siklus I, hal-hal yang perlu diperbaiki untuk siklus berikutnya adalah :

a. Memotivasi siswa agar berani untuk menjawab pertanyaan dari guru tanpa ragu-ragu.

(17)

c. Meningkatkan rasa percaya diri pada siswa untuk berdiskusi dengan teman.

d. Meningkatkan siswa untuk berpikir kritis dan bertindak cepat permainan kartu soal-jawaban.

Kelebihan pada siklus I yang harus dipertahankan dan ditingkatkan yaitu : a. Semangat siswa pada saat melakukan kegiatan percobaan.

b. Aktivitas siswa saat mempresentasikan hasil kartu soal-jawaban. c. Semangat siswa saat permainan kartu soal-jawaban.

4.1.3 Siklus II

a. Rencana Tindakan

(18)

b. Pelaksanaan Tindakan 1) Pertemuan I

Pembelajaran pada pertemuan I dilakukan pada hari Jum’at tanggal 3 April 2015 pukul 07.00-08.10 WIB. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan I meliputi :

Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal yang dilakukan oleh guru adalah mengucapkan salam, berdoa dan mempresensi kehadiran siswa. Setelah itu, siswa menjawab apersepsi dari guru dengan pertanyaan “ Apakah kalian pernah potong rambut di tempat pangkas rambut? Apakah kalian bisa melihat bagian belakang kepala yang sedang dipotong?”. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan materi yang dibahas hari ini.

Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti setelah siswa mengetahui materi yang akan dipelajari, siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai pengertian dan penggunaan periskop serta cara membuat periskop sederhana. Siswa membentuk kelompok yang terdiri 10 anak. Tiap kelompok menyiapkan alat dan bahan untuk membuat periskop sederhana seperti kotak pasta gigi, selotip, cutter dan 2 cermin datar. Selanjutnya siswa membuat periskop sederhana dengan bimbingan guru, setelah periskop jadi siswa mencoba melihat pensil yang diarahkan di lubang periskop bagian atas. Kemudian guru menjelaskan materi tentang menguji model atau karya serta menyempurnakan hasil karya periskop sederhana.

Kegiatan Akhir

(19)

2) Pertemuan II

Pembelajaran pada pertemuan II dilakukan pada hari Sabtu tanggal 4 April 2015 jam 07.00-08.10 WIB. Kegiatan yang dilakukan pda pertemuan II meliputi :

Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam, berdoa dan mempresensi kehadiran siswa. Setelah itu, siswa menjawab apersepsi dari guru dengan pertanyaan “ Alat apa yang digunakan tukang arloji untuk memperbaiki jam/arloji?”. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan II dan guru menyampaikan materi yang akan dibahas hari ini.

Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti setelah siswa mengetahui materi yang akan dipelajari, siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai pengertian dan kegunaan kaca pembesar/Lup, pengertian dan kegunaan cakram warna. Kemudian siswa menyiapkan alat dan bahan untuk membuat kaca pembesar/lup sederhana seperti kertas karton, gunting, selotip, plastik bening dan air jernih. Selanjutnya siswa membuat kaca pembesar/lup sederhana dengan bantuan guru. Setelah kaca pembesar jadi, siswa mencoba melihat tulisan dibuku menggunakan lup/kaca pembesar. Kemudian siswa menyiapkan alat dan bahan untuk membuat cakram warna sederhana seperti kertas warna pelangi, gunting, kardus, lem kertas, selotip dan pensil. Selanjutnya siswa membuat cakram warna sederhana dengan bantuan guru. Setelah cakram warna jadi, siswa mencoba memutar cakram warna secara cepat serta siswa mengamati warna pelangi jika diputar cepat menjadi warna putih.

(20)

kartu, siswa diberi waktu untuk memikirkan pasangan kartu soal-jawaban dari kartu yang mereka terima. Kemudian siswa mencari pasangannya dengan mencocokkan kartu yang mereka terima denagn waktu sekitar 2 menit. Bagi siswa yang cepat mencari pasangan sebelum batas waktu langsung berbaris sesuai pasangan. Setelah waktu habis, guru membahas pasangan kartu melalui slide power point. Siswa yang mendapatkan kartu soal maju ke depan membacakan kartu kemudian guru meminta pasangan siswa yang memegang kartu jawaban. Untuk mengetahui pasangan kartu soal-jawaban, guru memperlihatkan dalam slide power point. Apabila pasangan kartu soal-jawaban cocok maka siswa akan diberi poin.

Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat rangkuman dari kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum jelas dan untuk mengakhiri pelajaran hari ini, guru mengucapkan salam penutup.

3) Pertemuan III

Pembelajaran pada pertemuan III dilakukan pada hari Senin tanggal 6 April 2015 pukul 07.35-08.10 WIB. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan III meliputi :

Kegiatan Awal

Dalam kegiatan awal guru mengucapkan salam, berdoa, dan mempresensi kehadiran siswa. Setelah itu, siswa menjawab apersepsi dari guru dengan pertanyaan “ Sebutkan karya yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya serta fungsinya yang telah kalian pelajari kemarin?”

Kegiatan Inti

(21)

Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat rangkuman dari kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum jelas. Kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru. Untuk mengakhiri pelajaran hari ini, guru mengucapkkan salam penutup.

c. Hasil Tindakan 1) Hasil Belajar IPA

Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Susukan 01 diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga siklus II. Pada siklus II nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran

Make A Match berbantuan Power Point disajikan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Susukan 01 dengan Kompetensi Dasar (KD) 6.2. Membuat suatu karya atau model dengan menerapkan sifat cahaya disajikan pada tabel daftar nilai IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.9 yaitu tabel distribusi frekuensi nilai IPA siklus II siswa kelas 5 SD Negeri Susukan 01 Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai berikut:

Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. 73 – 79 1 3,3%

2. 80 – 86 12 40%

3. 87 – 93 2 6,7%

4. 94 – 100 15 50%

(22)

Nilai Rata-rata 90

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 75

Dari tabel 4.9 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA siklus II, dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 mengalami peningkatan dari Siklus I, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa menjadi 90. Hasil belajar IPA pada siklus I dari 30 siswa yang memperoleh nilai antara 73-79 sejumlah 1 siswa, nilai antara 80-86 sejumlah 12 siswa, nilai antara 87-93 sejumlah 2 siswa, nilai antara, dan nilai 94-100 sejumlah 15 siswa. Dari daftar nilai siswa pada siklus II, nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendahnya 75 (terlampir).

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70), data hasil perolehan nilai pada siklus II dapat diketahui jumlah siswa yang sudah tuntas dan yang belum tuntas dalam tabel 4.10.

Tabel 4.10

Ketuntasan Belajar pada Siklus II

No Ketuntasan belajar Banyak siswa Persen (%)

1 Tuntas 30 100

2 Belum Tuntas 0 0

Jumlah 30 100

(23)

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Siklus II Dari diagram 4.3 dapat dilihat bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point semua siswa tuntas 100%. Berarti indikator kinerja dalam penelitian pada siklus II telah berhasil karena lebih dari 80% dari 30 siswa sudah mendapat nilai diatas KKM yaitu 70.

2) Hasil Observasi

Analisis data hasil observasi dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point yang terdiri dari 2 pertemuan yaitu pertemuan I dan pertemuan II.

Pertemuan I

Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 20 indikator aktivitas guru dan 15 indikator aktivitas siswa. masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan

(24)

kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor pada persentase 1%-20% berada pada kriteria sangat kurang, persentase 21%-40% berada pada kriteria kurang, persentase 41%-60% termasuk ke dalam kriteria cukup baik, persentase skor 61%-80% termasuk ke dalam kriteria baik, dan persentase skor 81%-100% pada kriteria sangat baik.

Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point pada siklus II pertemuan I aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.11

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I

Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

1. Mencari pasangan kartu soal-jawaban sifat cahaya.

(25)

1. Menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari.

2. Siswa mengerjakan soal evaluasi

14

15

8

TOTAL 0 0 7 8 53

KATEGORI SANGAT AKTIF

Berdasarkan tabel 4.11 hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan I dapat diketahui indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 7 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 8 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 53. Pada aspek pra kegiatan siswa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 3 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 1 dan 2 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 11 skor. Selanjutnya aspek pengalaman terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 7 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 4, 5, dan 6 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 15 skor. Pada aspek interaksi terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 8, 9, dan 10 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga 9 skor. Aspek komunikasi terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 11 dan 13 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 12 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek empat 10 skor. Kemudian pada aspek refleksi terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 14, 15 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek lima 8 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan pertama adalah 53 skor.

(26)

Tabel 4.12

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I

No Aspek Indikator Skor

1. Persiapan 1. Mempersiapkan ruang, alat dan kesiapan siswa.

2. Menyampikan apersepsi dan tujuan.

4,4

4,3

2. Penyampaian 1. Menyampaikan materi, mengait- kan dengan realitas kehidupan dan mengatur pembelajaran 2. Menampilkan power point yang

berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari, mengunakan media secara efisien dan melibat-pasangan soal-jawaban yang sudah diberian kepada siswa.

3,4,3,4

4. Penampilan hasil

1. Melakukan refleksi, membuat kesimpulan dan tindak lanjut

4,3,4

Jumlah Skor 73

(27)

Pertemuan II

Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan power point pada siklus II pertemuan II aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.13.

4.13 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II

Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

1. Mencari pasangan kartu soal-jawaban sifat cahaya.

2. Meminta pendapat dari siswa lain

(28)

Berdasarkan tabel 4.13 hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan II dapat diketahui indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 4 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 11 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 56. Pada aspek pra kegiatan siswa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 1, 2 dan 3 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 12 skor. Selanjutnya aspek pengalaman terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 4 dan 6 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 5 dan 7 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 14 skor. Pada aspek interaksi terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 8 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 9 dan 10 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tiga 11 skor. Aspek komunikasi terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 11 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 12 dan 13 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek empat 11 skor. Kemudian pada aspek refleksi terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 14, 15 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek lima 8 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan kedua adalah 56 skor.

Sedangkan untuk melihat aktivitas guru dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan power point pada siklus I pertemuan II dapat dilihat pada tabel 4.14

Tabel 4.14

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II

No Aspek Indikator Skor

1. Persiapan 1. Mempersiapkan ruang, alat dan kesiapan siswa.

2. Menyampikan apersepsi dan tujuan.

4,4

4,4

2. Penyampaian 1. Menyampaikan materi, mengait- kan dengan realitas kehidupan dan mengatur pembelajaran 2. Menampilkan power point yang

(29)

berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari, mengunakan media secara efisien dan melibat-kan siswa.

3. Mengunakan bahasa secara jelas, benar dan dengan gaya yang sesuai.

4,4,4

3,4,3

3. Pelatihan 1. Membimbing siswa mencari pasangan soal-jawaban yang

sudah diberian kepada siswa. 4,4,4,4 4. Penampilan

hasil

1. Melakukan refleksi, membuat

kesimpulan dan tindak lanjut 4,4,4

Jumlah Skor 78

Dari hasil pengamatan observer, aktivitas guru saat menyampaikan proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point jumlah skor 78 yang berada pada rentan skor nilai 68-80 dalam kriteria penilaian aktivitas guru. Hal tersebut menunjukan aktivitas guru pada kategori Sangat Baik.

d. Refleksi

(30)

terendah 75. Dari perolehan nilai pada siklus I dan siklus II, siswa yang sudah mencapai KKM meningkat yang semula dari 22 siswa menjadi 30 siswa.

4.2 Analisis Komparatif

Pada sub judul analisis komparatif ini, akan menguraikan tentang perbandingan proses dan hasil belajar serta ketuntasan belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Susukan 01 pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan proses dan hasil belajar serta ketuntasan belajar IPA yang diperoleh siswa kondisi awal/sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan yaitu pada siklus I dan siklus II ditunjukkan pada tabel 4.15. Berikut ini tabel 4.15 perbandingan hasil analisis observasi aktivitas guru dan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II:

Tabel 4.15

Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I dan Siklus II

Tindakan

Siklus I Siklus II

% %

Aktivitas Guru 64 80 75,5 94,4

Aktivitas Siswa 46 76,7 54,5 90,8

(31)

Gambar 4.3 Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I dan Siklus II Berdasarkan diagram 4.3 tentang perbandingan analisis rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa terlihat bahwa pada setiap siklusnya baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa mengalami peningkatan. Perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Susukan 01 pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan hasil belajar dan ketuntasan belajar IPA yang diperoleh siswa kondisi awal/sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan yaitu pada siklus I dan siklus II ditunjukkan pada tabel 4.16 berikut:

Tabel 4.16

Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

No Ketuntasan

Akt ivit as Guru Akt ivit as Sisw a

(32)

Ketuntasan belajar siswa yang diperoleh dari kondisi awal siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM=70) sejumlah 13 siswa atau 43% , yang belum mencapai KKM sejumlah 17 siswa ataau 57% dengan rata-rata hasil belajar IPA 65. Ketuntasan belajar pada siklus I siswa yang mencapai KKM sejumlah 22 siswa atau 73%, yang belum mencapai KKM sejumlah 8 siswa atau 27% dengan rata-rata hasil belajar IPA 77,17. Sedangkan katuntasan siswa pada siklus II siswa yang mencapai KKM sejumlah 30 siswa atau 100%, yang belum mencapai KKM sejumlah 0 siswa atau tidak ada dengan rata-rata hasil belajar IPA 90. Rekapitulasi ketuntasan hasil belajar IPA siswa pada tabel 4.16 dapat dilihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

0%

(33)

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 5 SD Negeri Susukan 01, diketahui bahwa sebelum tindakan penelitian dilaksanakan pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih cenderung menggunakan cara lama yaitu dengan ceramah, guru menilai pembelajaran menggunakan ceramah jauh lebih praktis daripada harus menggunakan beragam model pembelajaran yang inovatif yang menurut guru memerlukan banyak persiapan yang lebih di dalam pelaksanaannya. Proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru kelas 5 di SD Negeri Susukan 01 menyebabkan siswa kelas 5 kurang antusias dan pasif di dalam proses belajar mengajar, tidak ada aktivitas belajar yang bermakna bagi siswa untuk membantu mereka membangun sebuah konsep materi, semua kegiatan di dalam pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran bukan merupakan hal yang baru bila ditemui siswa yang asyik bermain sendiri dan bercerita dengan teman sebangku, kebanyakan siswa cenderung mengacuhkan proses pembelajaran yang tengah berlangsung. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Susukan 01. Diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM 70 hanya 13 siswa atau 43% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM ada 17 siswa atau 57% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan kondisi yang demikian maka peneliti merasa diperlukan adanya tindakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Susukan 01 dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan

(34)

Tabel 4.17

Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I dan Siklus II

Tindakan

Siklus I Siklus II

% %

Aktivitas Guru 64 80 75,5 94,4

Aktivitas Siswa 46 76,7 54,5 90,8

(35)

Gambar 4.5 Diagram Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan gambar 4.5 tentang perbandingan rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa terlihat bahwa pada setiap siklusnya baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa mengalami peningkatan. Peningkatan rata-rata skor observasi guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dan II dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point tersebut berdampak pada peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Susukan 01. Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point

hasil belajar mata pelajaran IPA yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai rata-rata KKM ≥ 70 yang telah ditentukan. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan nilai hasil tes evaluasi dari masing-masing siklus, baik siklus I maupun siklus II. Peningkatan rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Susukan 01 setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam tabel 4.19 sebagai berikut:

Akt ivit as Guru Akt ivit as Sisw a

(36)

Tabel 4.19

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA Siklus I dan Siklus II

Hasil Tindakan Siklus I Siklus II

Hasil Belajar IPA 77,17 90

(37)

Gambar 4.6 Diagram Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II terlihat rata-rata kemampuan siswa di dalam proses maupun hasil tindakan pembelajaran semakin baik dan selalu mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Siswa lebih antusias dan aktif mengikuti setiap proses pembelajaran, lebih berani di dalam menyampaikan gagasan dan melakukan kegiatan tanya jawab bersama guru, dengan penerapan model pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih menarik dan bermakna bagi siswa, proses pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru melainkan siswa juga ikut terlibat dalam proses pembelajarannya. Penerapan model pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point memberikan banyak hal yang positif bagi siswa salah satunya dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA.Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Make A Match berbantuan

Power Point pada mata pelajaran IPA kelas V di SD Negeri Susukan 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang khususnya tentang “ Sifat-sifat cahaya dan merncang model atau karya yang menerapkan sifat-sifat cahaya” terjadi peningkatan hasil belajar IPA yang diperoleh siswa dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Hal ini dapat dilihat pada kondisi awal nilai ulangan IPA yang mencapai

Siklus I Siklus II

Rat a-rat a 77,17 90

(38)

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai IPA
Tabel 4.4
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I
+7

Referensi

Dokumen terkait

di sekolahnya. Harapannya, dapat menjadi motivasi bagi siswa lainnya. Para pengajar yang profesional. Modul belajar yang menarik, praktis dan mudah difahami. Lingkungan belajar yang

Berdasarkan analisis dalam landasan teori dan penelitian terdahulu yang menguji faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR, yaitu Ukuran

b) Meleong, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks social secara alamiah dengan

Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui Total Quality Management (TQM) dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di PT. Perkebunan Nusantara X

31 Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah Implementasi program gerakan gemar sedekah (GREGED) dalam peningkatan

obat sipilis dan herpes - Gejala Penyakit sipilis Pada Wanita akan muncul sekitar 3 minggu - 6 bulan setelah berhubungan seksual dengan penderita, umumnya penyakit

Indonesia yang memiliki wilayah negara yang sangat luas di satu sisi, sedang di sisi lain Indonesia juga harus mewujudkan tujuan negara, maka Indonesia

Eksplan berupa stek hijau singkong satu buku dengan ukuran ± 1 cm, berasal dari stek berumur 1 bulan yang ditumbuhkan di polibag, digunakan untuk percobaan perbanyakan tunas