• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

P- P Plot Setelah Transformasi Data Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2015

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil analisis statistik yang telah dilakukan menunjukkan bahwa nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0,732 yang berarti korelasi atau hubungan antar variabel yaitu variabel dependen (struktur modal) dengan variabel independennya (struktur aset, profitabilitas, pertumbuhan penjualan, dan likuiditas) mempunyai hubungan sebesar 73,2%. Nilai koefisien determinansi (R-Square) sebesar 0,536 berarti 53,6% struktur modal perusahaan dipengaruhi oleh profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan dan struktur aset. Serta

60 nilai Adjusted R Square sebesar 0,473 mengindikasikan bahwa variabel independen (profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan dan struktur aset) mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 47,3%.

Dalam pengujian secara parsial ditemukan hanya variabel likuiditas yang memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan, sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh secara signifikan. Pembahasan terhadap masing – masing variabel dalam pengujian secara parsial akan dibahas berikut ini:

1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal

Melalui analisis uji-t, profitabilitas yang diukur dengan return on equity

(ROE) tidakberpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hal

ini ditunjukkan oleh nilai thitung sebesar -0,150 dengan nilai signifikansi

sebesar 0,881 > 0,05 sedangkan nilai ttabel sebesar 2,026 sehingga nilai thitung < ttabel (-0,150 < 2,026). Koefisien regresi profitabilitas sebesar -0,017 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% variabel profitabilitas maka struktur modal akan mengalami penurunan sebesar 0,017 atau 1,7% dengan asumsi variabel lain tetap. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Purba (2014) dan Marpaung (2013) tetapi hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hafitz (2012) yang menyatakan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal. Profitabilitas (ROE) merupakan tingkat pengembalian yang diterima perusahaan atas investasi yang dilakukan perusahaan. Hasil ini sesuai dengan pecking order theory yang menyatakan bahwa suatu perusahaan akan lebih memilih memakai sumber dana internal perusahaan

61 daripada dana atas ekuitas sehingga profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

2. Pengaruh Likuiditas Terhadap Struktur Modal

Melalui analisis uji-t, likuiditas yang diukur dengan current ratio (CR) memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai thitung sebesar -5,338 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 > 0,05 sedangkan nilai ttabel sebesar 2,026 sehingga nilai thitung < ttabel (-5,338 < 2,026). Koefisien regresi likuiditas sebesar -1,604 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% variabel likuiditas maka struktur modal akan mengalami penurunan sebesar 1,604 atau 160,4% dengan asumsi variabel lain tetap. Hasil pengujian ini sesuai dengan penelitian Marpaung (2013), Purba (2014) dan Hafitz (2012). Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi nilai likuiditas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini sejalan dengan hasil penenlitian dimana likuiditas berpengaruh signifikan negatif (koefisien regresi bertanda negatif). Semakin tinggi nilai koefisien likuiditas maka semakin tinggi nilai struktur modal sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam keadaan sehat dan mudah memperoleh dana dari pihak kreditor.

3. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal

Melalui analisis uji-t, pertumbuhan penjualan atau growth sales (GS) tidak

berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai thitung sebesar 1,246 dengan nilai signifikansi sebesar

62 0,221 > 0,05 sedangkan nilai ttabel sebesar 2,026 sehingga nilai thitung < ttabel

(1,246 < 2,026). Koefisien regresi pertumbuhan penjualan sebesar 0,123

menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% variabel pertumbuhan penjualan maka struktur modal akan mengalami kenaikan sebesar 0,123 atau 12,3% dengan asumsi variabel lain tetap. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purba (2014). Koefisien regresi bernilai positif mengindikasikan peningkatan pertumbuhan penjualan menyebabkan

meningkat penggunaan utang (debt) oleh perusahaan. Pertumbuhan penjualan

yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu hanya mendanai aktivitas operasinya dari sumber pendanaan internal perusahaan sehingga menggunakan pendanaan eksternal (utang).

4. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal

Melalui analisis uji-t, ukuran perusahaan yang diproksikan dengan Size (Sz) tidakberpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai thitung sebesar -1,174 dengan nilai signifikansi sebesar 0,248 > 0,05 sedangkan nilai ttabel sebesar 2,026 sehingga nilai thitung < ttabel (-1,174 < 2,026). Koefisien regresi ukuran perusahaan sebesar -1,468 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% variabel ukuran perusahaan maka struktur modal akan mengalami penurunan sebesar 1,468 atau 146,8% dengan asumsi variabel lain tetap. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hafitz (2012), namun tidak sejalan dengan hasil penelitian Marpaung (2013). Besar kecilnya ukuran perusahaan mampu menggambarkan penggunaan pendanaan eksternal (utang) di atas penggunaan dana internal. Semakin besar ukuran

63 perusahaan suatu perusahaan, maka kecenderungan untuk memakai dana eksternal juga semakin besar. Hal tersebut dikarenakan perusahaan besar memiliki kebutuhan dana yang besar dan salah satu alternatif pemenuhan dananya adalah dengan menggunakan dana eksternal. Sehingga semakin besar perusahaan tersebut kecenderungan untuk menggunakan hutang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan dananya daripada perusahaan kecil.

5. Pengaruh Struktur Aset Terhadap Struktur Modal

Melalui analisis uji-t, struktur aset (SA) tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai thitung sebesar -0,016 dengan nilai signifikansi sebesar 0,987 > 0,05 sedangkan nilai ttabel sebesar 2,026 sehingga nilai thitung < ttabel (-0,016 < 2,026). Koefisien regresi struktur aset sebesar -0,002 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% variabel struktur aset maka struktur modal akan mengalami penurunan sebesar 0,002 atau 0,2% dengan asumsi variabel lain tetap. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Purba (2014), namun tidak sejalan dengan penelitian Marpaung (2013) yang menyatakan bahwa struktur aset berpengaruh signifikan terhadap struktur

modal. Perusahaan yang sebagian besar asetnya berupa aset tetap (fixed asset)

biasanya lebih banyak menggunakan modal sendiri dalam struktur modalnya. Hal ini sesuai dengan konsep konservatif yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri paling sedikit menutup jumlah aset tetap ditambah aset lain yang sifatnya permanen.

64 Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa variabel profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan dan struktur aset bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Berdasarkan F-tabel dapat dilihat signifikansinya, dimana nilai Fhitung > Ftabel (8.534 > 2.47), dan nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 yaitu 0.000 < 0.05.

65 BAB V

Dokumen terkait