• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

9. Variabel Penelitian

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan analisis korelasi kanonikal, dapat disimpulkan bahwa memang terdapat hubungan yang signifikan antara set variabel dependen (melalui variabel LnROA, LnROE, dan LnNPM) dengan set variabel independen (melalui variabel LnDAR, LnLDER, dan LnTIER) secara bersama-sama. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi dari hasil pengujian Multivariate Tests of Significance yang berada di bawah tingkat kepercayaan 5%.

korelasi LnDAR dan LnTIER yang menunjukkan angka di atas 0.5 baik itu pada Canonical Weight, maupun Canonical Loading. Sedangkan dari ketiga variabel dependen, angka korelasi yang menunjukkan hubungan paling erat adalah variabel LnROA dan LnROE.

Tanda positif untuk variabel LnROA pada tabel Standardized Canonical Coefficient for Dependent Variables menyatakan hubungan positif antara set variabel independen dengan variabel dependen LnROA. Sedangkan tanda negatif untuk variabel LnROE menyatakan hubungan negatif antara set variabel independen dengan variabel dependen LnROE. Berikut ini akan dipaparkan hasil penelitian dalam hubungannya dengan teori dan penelitian terdahulu.

4.5.1 Hubungan antara Leverage Keuangan dengan Profitabilitas (Return on Asset-ROA)

Berdasarkan hasil analisis korelasi kanonikal di atas, dapat dilihat bahwa Debt to Asset Ratio (DAR), Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) dan Time Interest Earned Ratio (TIER) sebagai indikator leverage keuangan memiliki hubungan yang kuat, dan positif (searah) dengan Return on Assets (ROA) sebagai indikator profitabilitas perusahaan.

Temuan ini sejalan dengan teori agensi yang menyatakan bahwa penggunaan dan peningkatan utang sejalan dengan persyaratan pelunasan utang yang lebih tinggi akan memaksa manajer untuk lebih disiplin dan meningkatkan peluang manajemen perusahaan untuk melakukan berbagai aktivitas perusahaan karena adanya tambahan kas bagi perusahaan yang menimbulkan arus kas bebas. Peningkatan arus kas dengan syarat

pelunasan utang yang lebih tinggi tersebut diduga akan meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Hasil temuan ini juga sejalan dengan teori pertukaran (trade off theory) di mana perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, di mana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress). Dalam hal ini pembayaran bunga yang dapat dikurangkan dari perhitungan pajak dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan sejalan dengan peningkatan utang, selama posisi utang dalam sruktur modal masih berada di bawah target struktur modal optimal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan utang dalam struktur modal akan meningkatkan profit melalui tingkat pengembalian aktiva, dalam arti dapat meningkatkan kemampuan manajemen menghasilkan laba dari setiap aktiva yang digunakan.

Hasil temuan ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rehman (2013) yang menemukan bahwa leverage memiliki

hubungan positif dengan return on assets (ROA). Namun hasil ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Akhtar (2012) dan Pratheepkanth (2014) yang menemukan bahwa leverage memiliki

hubungan negatif dengan return on assets (ROA). Hal ini diduga karena peneliti menggunakan asumsi bahwa leverage akan meningkatkan profit selama posisi utang masih berada di bawah struktur modal optimal.

Maka dapat disimpulkan bahwa memang terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara leverage keuangan dengan profitabilitas perusahaan melalui ROA.

4.5.2 Hubungan antara Leverage Keuangan dengan Profitabilitas (Return on Equity-ROE)

Berdasarkan hasil analisis korelasi kanonikal di atas, dapat dilihat bahwa Debt to Asset Ratio (DAR), Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) dan Time Interest Earned Ratio (TIER) sebagai indikator leverage keuangan memiliki hubungan yang kuat dan negatif (tidak searah) dengan Return on Equity (ROE) sebagai indikator profitabilitas perusahaan.

Temuan ini tidak sejalan dengan teori agensi dan teori pertukaran namun sejalan dengan Pecking Order Theory yang menyatakan hubungan negatif antara hutang dengan tingkat profitabilitas perusahaan. Karena perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang melimpah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa n utang memiliki hubungan negatif terhadap rasio pengembalian atas modal. Hal ini diduga karena peneliti menggunakan asumsi struktur modal optimal di mana proporsi utang tidak melebihi 50% dari total pasiva, sehingga sumber dana yang berasal dari ekuitas (eksternal) dinilai terlalu tinggi dan jumlahnya lebih besar daripada utang. Hal ini menyebabkan setiap penambahan utang akan menurunkan tingkat pengembalian atas modal (ROE).

Hasil temuan ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rehman (2013) dan Pratheepkanth (2014) yang menemukan bahwa leverage memiliki hubungan negatif dengan return on equity (ROE). Namun hasil ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Akhtar (2012) yang menemukan bahwa leverage memiliki hubungan positif dengan return on equity (ROE).

4.5.3 Hubungan antara Leverage Keuangan dengan Profitabilitas (Net Profit Margin-NPM)

Berdasarkan hasil analisis korelasi kanonikal di atas, dapat dilihat bahwa Debt to Asset Ratio (DAR), Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) dan Time Interest Earned Ratio (TIER) sebagai indikator leverage keuangan memiliki hubungan yang lemah dan positif (searah) dengan Net Profit Margin (NPM) sebagai indikator profitabilitas perusahaan.

Temuan ini sejalan dengan teori agensi yang menyatakan bahwa penggunaan dan peningkatan utang sejalan dengan persyaratan pelunasan utang yang lebih tinggi akan memaksa manajer untuk lebih disiplin dan meningkatkan peluang manajemen perusahaan untuk melakukan berbagai aktivitas perusahaan karena adanya tambahan kas bagi perusahaan yang menimbulkan arus kas bebas. Peningkatan arus kas dengan syarat pelunasan utang yang lebih tinggi tersebut diduga akan meningkatkan profitabilitas perusahaan.

dalam arti dapat meningkatkan marjin keuntungan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan yang dilakukan.

Hasil temuan ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Akhtar (2012) yang menemukan bahwa financial leverage memiliki hubungan positif dengan Net Profit Margin (NPM). Namun hasil ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rehman (2013) dan Pratheepkanth (2014) yang menemukan bahwa leverage memiliki hubungan negatif dengan Net Profit Margin (NPM). Hal ini diduga karena peneliti menggunakan asumsi bahwa leverage akan meningkatkan profit selama posisi utang masih berada di bawah struktur modal optimal.

Maka dapat disimpulkan bahwa memang terdapat hubungan yang lemah dan positif antara leverage keuangan dengan profitabilitas perusahaan melalui NPM.

BAB V

Dokumen terkait