HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan Hasil SDS-PAGE
Profil protein plasma sapi bali dalam penelitian ini dideteksi menggunakan metode elektroforesis. Elektroforesis merupakan teknik pemisahan molekul dalam suatu campuran dibawah pengaruh medan listrik. Elektroforesis melalui gel agarosa atau poliakrilamid merupakan metode standar untuk pemisahan, identifikasi, dan pemurnian fragmen DNA dan protein. Teknik ini merupakan teknik sederhana, cepat, dan dapat memisahkan molekul yang diinginkan dari matriksnya (Rahmawati, 2009).
Metode karakterisasi protein menggunakan SDS-PAGE umumnya didasarkan pada bobot molekul protein. Metode elektroforesis digunakan karena tidak mempengaruhi struktur bipolimer dan sensitif terhadap bobot molekul yang cukup kecil (Bachrudin, 1999). Pada penelitian ini identifikasi protein plasma sapi bali didasarkan atas bobot molekul relatifnya yang dibandingkan dengan marker protein yang memiliki bobot molekul 10-250 kDa (Arif, 2012).
Protein plasma sapi bali memiliki 14 pita protein. Berbeda dengan penelitian (Dja’far, 1988) menyatakan bahwa pita protein plasma sapi peranakan ongole adalah lima pita protein yang dikelompokkan menjadi fraksi albumin, globulin α1, α2, β, dan γ (Dja’far, 1988). Aminah (2005) melaporkan bahwa pita protein plasma sapi jawa dan madura berjumlah 10 pita protein yang dikelompokkan menjadi empat fraksi yaitu fraksi albumin, transferrin, seruloplasmin, dan post-transferrin. Sedangkan hasil karakterisasi protein plasma sapi Frisian Holstein (FH) berjumlah delapan pita protein yang terdiri dari fraksi albumin, globulin α1, α2, α3, β1, β2, γ1 dan γ2 (Larson dan Salisbury, 1954).
Empat belas pita protein plasma sapi bali memiliki intensitas ketebalan yang berbeda. Hal tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi protein plasma masing-masing fraksi berbeda-beda (Sinlae, 2014). Hasil penelitian tersebut sesuai dengan pernyataan Albert et al., (2002) yang menyatakan bahwa ketebalan pita protein menunjukkan konsentrasi protein tersebut. Pita protein dengan intensitas yang lebih tebal memiliki
37
konsentrasi yang lebih tinggi. Selanjutnya, menurut Cahyarini et al., (2004) menyatakan bahwa perbedaan tebal tipis protein yang terbentuk disebabkan karena perbedaan jumlah dari molekul-molekul yang termigrasi. Pita yang memiliki kekuatan ionik/ muatan lebih besar akan termigrasi lebih jauh daripada pita yang berkekuatan ionik lebih kecil.
Menurut Sinlae (2014) pita protein yang memiliki ketebalan dan intensitas warna yang lebih besar dibandingkan dengan pita-pita lainnya dinyatakan sebagai pita mayor. Pita mayor merupakan pita protein yang memiliki konsentrasi lebih tinggi dibandingkan dengan pita-pita lainnya (pita minor). Selain itu, Pasila (2008) juga menyatakan bahwa tebal tipisnya pita protein yang terwarnai merupakan gambaran yang menunjukkan konsentrasi protein yang terkandung dalam profil protein. Selanjutnya Ilminingtyas et al., (2000) melaporkan bahwa perubahan pola protein hasil SDS-PAGE menunjukkan adanya perubahan yang terjadi pada protein, penipisan dan hilangnya pita protein menunjukkan terjadinya perubahan sifat pada protein tersebut.
Choi et al., (2005) menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi perubahan sifat fungsional protein dapat disebabkan oleh aktivitas bakteri dan enzim serta denaturasi protein akibat penyimpanan dingin. Perbedaan intensitas ketebalan pita protein yang menunjukkan peningkatan maupun penurunan konsentrasi protein juga mengindikasikan adanya gangguan yang bersifat patologis pada hewan, misalnya gangguan organ hati dan ginjal (Dja’far, 1988).
Berdasarkan perhitungan bobot molekul pita ke-1 sampai pita ke-14 secara berurutan memiliki bobot molekul yaitu 963,50 kDa, 530,00 kDa, 346,82 kDa, 124,84 kDa, 89,85 kDa, 68,67 kDa, 54,71 kDa, 37,77 kDa, 20,78 kDa, 16,95 kDa, 16,18 kDa, 15,46 kDa, 12,56 kDa, dan 10,46 kDa. Selanjutnya, dengan mengacu pada perhitungan bobot molekul tersebut di atas, maka 14 pita protein plasma sapi bali dapat dikelompokkan menjadi lima fraksi yaitu albumin, globulin α1, α2, β, dan γ. Perbedaan ukuran bobot molekul antar protein plasma akan berpengaruh terhadap kecepatan
38
pergerakan dalam melewati pori-pori gel. Protein yang memiliki ukuran molekul kecil akan bergerak lebih cepat dan jauh dibandingkan dengan molekul protein yang berukuran besar.
Fraksi albumin ditunjukkan oleh pita ke-6 sampai pita ke-14 dengan bobot molekul 68,67-10,46 kDa. Nilai ini sesuai dengan pernyataan Girindra (1987) bahwa bobot molekul protein albumin sekitar 69 kDa. Albumin merupakan molekul protein plasma yang terkecil dan terdapat dalam jumlah yang paling banyak. Albumin adalah salah satu protein plasma darah yang berjumlah antara 3-5% dari total volume darah atau sekitar 35-50% dari total protein plasma (Johari et al., 2007). Albumin disintesis dalam hati dan terdiri dari 610 asam amino dan dikatabolisme oleh semua jaringan secara aktif. Metabolisme albumin pada sapi memerlukan waktu paruh 16,5 hari. Albumin berperan dalam menjaga keseimbangan tekanan osmosis, sumber cadangan protein, pengikat, dan pembawa asam amino (Dja’far, 1988).
Fraksi globulin α1 dan α2 ditunjukkan oleh pita ke-5 dengan bobot molekul 89,85 kDa. Globulin α1 yang termasuk komponen glikoprotein yaitu seruloplasmin yang berfungsi sebagai pembawa ion tembaga (Cu). Sedangkan, globulin α2 ditunjukkan oleh pita ke-4 dengan bobot molekul 124,84 kDa. Salah satu jenis globulin α2 adalah haptoglobulin yang berfungsi sebagai pembawa hemoglobin (Dja’far, 1988).
Fraksi globulin β ditunjukkan oleh pita ke-3 dengan bobot molekul 346,82 kDa. Nilai ini sesuai dengan pernyataan Girindra (1987) bahwa bobot molekul pita protein globulin β berkisar antara 150–350 kDa. Globulin β berperan untuk pengangkutan zat besi (Fe) yang disebut transferin atau sideropilin. Pengangkutan pertama terjadi di tempat absorpsi Fe pada traktus intestinal menuju ke organ hati dan limpa, selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh, termasuk sumsum tulang belakang sebagai bahan penyusun hemoglobin (Johari et al., 2007).
Fraksi globulin γ ditunjukkan oleh pita ke-1 dan ke-2 dengan bobot molekul yaitu 963,50 kDa dan 530 kDa. Nilai ini sesuai dengan pernyataan
39
Rahmawati (2009) bahwa bobot molekul globulin γ berkisar antara 150–950 kDa. Imunglobulin atau antibodi adalah protein yang disintesis oleh hewan sebagai respon terhadap substansi asing. Antibodi ini disekresi oleh sel plasma yaitu sel yang diturunkan oleh sel limfosit B (Rahmawati, 2009). Lima kelas antibodi terdiri dari: imunoglobulin G (IgG) adalah antibodi utama dalam darah. Imunoglobulin M (IgM) adalah antibodi yang pertama muncul setelah pemaparan terhadap suatu antigen. Imunoglobulin A (IgA) adalah antibodi yang paling banyak dalam sekret eksternal serta imunoglobulin E (IgE) yang melindungi terhadap parasit, sedangkan peran imunoglobulin D (IgD) belum diketahui (Stryer, 2002).
40 BAB V