• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat digambarkan diagram jalur substruktur kedua seperti pada Gambar 5.3 berikut :

Gambar 5.3 Diagram Jalur Hasil Penelitian Substruktur Kedua

Pada Tabel 5.13 berikut disajikan pengaruh langsung dan tidak langsung dari keseluruhan variabel penelitian :

Tabel 5.13 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Variabel Substruktur Kedua

Variabel Nilai Perusahaan

Langsung Tidak langsung Total Signifikansi Hub. Langsung

VAHU 0,436 0,2690 0,7050 Tidak Sig (0,198)

VACA -0,104 0,1997 0,0957 Tidak Sig (0,538)

STVA -0,562 0,2887 -0,2733 Tidak Sig (0,105)

ROA 0,729 0 0,7290 Sig. (0,009)

Sumber : Hasil output SPSS (diolah) X1!(VAHU)! X2!(VACA)! X3!(STVA)! Y2!(Nilai! Intrinsik)! Y1!(ROA)! Tidak Sig, 0.436 Tidak Sig, -0.104 Tidak Sig, -0.562 Sig, 0.729 !

Berdasarkan Tabel 5.13 VAHU berpengaruh langsung terhadap nilai perusahaan sebesar 0,436 dan secara total berpengaruh sebesar 0,705 namun tidak signifikan.

Sementara VACA secara langsung berpengaruh terhadap nilai perusahaan sebesar -0,104, namun tidak signifikan dan secara tidak langsung berpengaruh sebesar 0,1997 dan signifikan, hal ini menunjukkan bahwa hubungan VACA secara tidak langsung melalui ROA(variabel intervening) terhadap nilai perusahaan lebih baik dibandingkan pengaruh VACA secara langsung terhadap nilai perusahaan.

Pengaruh langsung STVA terhadap nilai perusahaan adalah sebesar -0,562, dan pengaruh tidak langsung adalah sebesar 0,2887, namun STVA tidak signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Dalam penelitian ini kinerja keuangan yang diproksikan oleh ROA, berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap nilai perusahaan sebesar 0,729.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Intellectual Capital (IC) tidak berpengaruh signifikan secara langsung terhadap nilai intrinsik perusahaan namun berpengaruh secara tidak langsung terhadap nilai intrinsik perusahaan melalui kinerja keuangan (ROA).

5.2.2.1 Value Added Human Capital (VAHU) Terhadap Nilai Intrinsik

Pengujian hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah human capital (VAHU) berpengaruh terhadap nilai intrinsik perusahaan. Hasil regresi model substruktur kedua menunjukkan nilai t-hitung sebesar 1,332,

dengan tingkat signifikansi adalah 0,198 yang mana lebih besar dari ∝!= 0,05, sehingga disimpulkan bahwa VAHU berpengaruh positif namun tidak signifikan nilai intrinsik perusahaan secara langsung, sementara hubungan tidak langsung VAHU terhadap nilai intrinsik perusahaan adalah sebesar 0,2690 yang lebih kecil dibandingkan dengan hubungan langsungnya 0,436, yang artinya tidak ada pengaruh mediasi ROA terhadap hubungan antara VAHU dengan nilai intrinsik perusahaan.

Investasi yang berlebihan terhadap tenaga kerja dan pengelolaan tenaga kerja yang tidak efisien dapat menjadi kemungkinan bahwa human capital tidak menciptakan value added pada nilai intrinsik perusahaan perbankan, hal ini mengindikasikan bahwa pasar atau investor tidak merespon terhadap tinggi rendahnya intellectual capital pada perusahaan perbankan, melainkan lebih memberi perhatian terhadap sumber daya fisik yang dimiliki oleh perusahaan perbankan.

Penelitian Suhendah (2007) menemukan bahwa human capital berpengaruh signifikan terhadap nilai kapitalisasi pasar, sementara penelitian ini baik secara langsung maupun dengan dimediasi oleh kinerja keuangan (ROA), tidak menemukan pengaruh signifikan human capital terhadap nilai intrinsik perusahaan. Penelitian Wijayanti (2011) juga tidak menemukan hubungan yang signifikan berpengaruh antara VAHU terhadap nilai saham perusahaan perbankan, namun VAHU signifikan berpengaruh terhadap harga saham dengan dimediasi oleh EPS (earning per share).

5.2.2.2 Value Added Capital Employee (VACA) Terhadap Nilai Intrinsik Pengujian hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah capital employee (VACA) berpengaruh terhadap nilai intrinsik perusahaan. Hasil regresi model substruktur kedua menunjukkan nilai t-hitung sebesar -0,625, dengan tingkat signifikansi adalah 0,538 yang mana lebih besar dari ∝!= 0,05, sehingga disimpulkan bahwa VACA berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai intrinsik perusahaan secara langsung, sementara hubungan tidak langsung VACA terhadap nilai intrinsik perusahaan adalah sebesar 0,1997 yang lebih besar dibandingkan dengan koefisien hubungan langsungnya -0,104, yang artinya ada pengaruh mediasi ROA terhadap hubungan antara VACA dengan nilai intrinsik perusahaan.

Temuan penelitian ini bahwa pengaruh penggunaan modal (capital employed) tidak dapat secara langsung mempengaruhi nilai intrinsik perusahaan, namun terlebih dahulu berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROA), hal ini kemungkinan disebabkan oleh kemampuan perusahaan perbankan dalam memaksimalkan modal yang dimiliki masih kurang, sehingga pemanfaatan modal tidak efisien. Penelitian ini juga menemukan bahwa semakin rendah penggunaan modal (efisien) maka semakin tinggi nilai perusahaannya, demikian sebaliknya apabila penggunaan modal semakin besar (tidak efisien) , maka nilai perusahaan semakin kecil.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Kristanto (2012) yang menemukan bahwa VACA mempunyai pengaruh positif secara tidak langsung terhadap harga saham melalui ROA. Sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila perusahaan perbankan mampu menggunakan modalnya secara efisien, maka hal tersebut akan

meningkatkan kinerja keuangannya dan peningkatan kinerja keuangan akan meningkatkan nilai wajar perusahaan.

5.2.2.3 Value Added Structural Capital (STVA) Terhadap Nilai Intrinsik Pengujian hipotesis keenam dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah structural capital (STVA) berpengaruh terhadap nilai intrinsik perusahaan. Hasil regresi model substruktur kedua menunjukkan nilai t-hitung sebesar -1,682, dengan tingkat signifikansi adalah 0,105 yang mana lebih besar dari ∝!= 0,05 , sehingga disimpulkan bahwa STVA tidak signifikan dan berpengaruh negatif terhadap nilai intrinsik perusahaan secara langsung, sementara hubungan tidak langsung STVA terhadap nilai intrinsik perusahaan adalah sebesar 0,2887 yang lebih besar dibandingkan dengan koefisien hubungan langsungnya -0,562, yang artinya ada pengaruh mediasi ROA terhadap hubungan antara STVA dengan nilai intrinsik perusahaan, namun tidak signifikan.

Penelitian ini tidak menemukan hubungan yang signifikan antara STVA terhadap nilai intrinsik perusahaan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Tidak optimalnya struktur organisasi, proses dan budaya organisasi yang diakibatkan oleh komplekitas organisasi perbankan kemungkinan menjadi penyebab tidak signifikan hubungan antara STVA dengan nilai intrinsik perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa investor tidak merespon positif terhadap nilai tambah yang dihasilkan oleh structural capital , melainkan lebih kepada sumber daya fisik yang dimiliki perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Kristanto (2012) bahwa STVA berpengaruh negatif terhadap harga saham, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

5.2.2.4 Return on Assets (ROA) Terhadap Nilai Intrinsik Perusahaan

Pengujian hipotesis ketujuh dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah return on assets (ROA) berpengaruh terhadap nilai intrinsik perusahaan. Hasil regresi model substruktur kedua menunjukkan nilai t-hitung sebesar 2,828, dengan tingkat signifikansi adalah 0,009 yang mana lebih kecil dari ∝!= 0,05, sehingga disimpulkan bahwa ROA signifikan dan berpengaruh positif terhadap nilai intrinsik perusahaan secara langsung.

Penelitian ini menemukan bahwa peningkatan terhadap kinerja keuangan perusahaan secara signifikan meningkatkan nilai intrinsik perusahaan. Pasar dan investor memberikan penilaian yang lebih baik kepada perusahaan yang mampu memiliki kinerja keuangan yang tinggi. Kemampuan perusahaan mengelola sumber daya fisik maupun intelektualnya dengan optimal mendapat respon positif dari pasar, hal ini sejalan dengan penelitian Sunarsih dan Mendra (2011) yang menemukan bahwa kinerja keuangan berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai buku perusahaan.

Kemampuan perusahaan dalam mengelola aset dapat menurunkan biaya sehingga meningkatkan nilai tambah yang dihasilkan perusahaan dan hal ini berdampak pada kenaikan nilai perusahaan melalui kenaikan laba perusahaan.

Dokumen terkait