• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gigi berjejal merupakan keadaan berjejalnya gigi di luar susunan gigi yang normal dimana terjadi ketidaksesuaian antara ukuran gigi dan dimensi lengkung. Pada kasus gigi berjejal, ukuran lebar mesiodistal dan dimensi lengkung merupakan hal yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis, rencana perawatan dan prognosa perawatan ortodonti.5-8

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gigi berjejal dengan ukuran gigi dan dimensi lengkung. Apabila kita mengetahui hal tersebut, maka ukuran gigi dan dimensi lengkung bisa dijadikan penunjang di dalam diagnosis ortodonti dalam menyusun rencana perawatan gigi berjejal.5-8

Hasil penelitian pada Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah lebar mesio-distal keseluruhan gigi baik rahang atas maupun rahang bawah pada kelompok gigi berjejal berat lebih besar dibandingkan dengan kelompok gigi berjejal ringan. Dari hasil pengujian statistik, terdapat perbedaan yang bermakna antara ketiga kelompok tersebut. Hasil ini sesuai dengan penelitian Poosti dan Jalali yang menyatakan bahwa jumlah lebar mesio-distal keseluruhan gigi baik rahang atas maupun rahang bawah pada kelompok gigi berjejal berat lebih besar dibandingkan dengan kelompok gigi berjejal ringan. Perbedaan penelitian Poosti dan Jalali dengan penelitian ini adalah latar belakang ras dan rentang usia yang berbeda.20

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Howe dkk., yang menyatakan bahwa ukuran gigi pada kelompok tersebut terdapat perbedaan yang tidak bermakna. Perbedaan yang bermakna itu hanya terdapat pada dimensi lengkung. Perbedaan hasil penelitian ini dengan Howe dkk., kemungkinan disebabkan besar sampelnya tidak seimbang antara kelompok gigi tanpa berjejal dengan kelompok gigi berjejal. Selain itu, rentang usia yang digunakan pada penelitian Howe dkk adalah 9-44 tahun, sedangkan rentang usia yang digunakan pada penelitian ini adalah 17-22

tahun.13,20 Menurut Mundiyah Mokhtar, perkembangan dan pertumbuhan manusia mencapai tahap maturasi pada usia antara 18-20 tahun sampai 60 tahun.22

Lundstrom, Fastlicht, Lombardi, dan Doris dkk., juga menyatakan bahwa ukuran gigi pada kelompok gigi berjejal berat lebih besar dibandingkan dengan kelompok gigi berjejal ringan.8 Perbedaan ini disebabkan ukuran gigi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor genetik (keturunan), lingkungan, jenis kelamin, suku, dan ras.20,24

Pada tabel 2 ditunjukkan jarak antara insisivus lateralis dan lebar intermolar rahang atas daerah bukal dan palatal pada kelompok gigi berjejal ringan lebih lebar dibandingkan dengan kelompok gigi berjejal berat. Pada kelompok gigi berjejal berat, jarak antara insisivus lateralis rahang atas lebih sempit dibandingkan dengan kelompok gigi berjejal ringan. Pada rahang bawah, jarak antara insisivus lateralis dan lebar intermolar daerah bukal dan lingual pada kelompok gigi berjejal ringan lebih lebar dibandingkan dengan kelompok gigi berjejal berat yang ditunjukkan pada tabel 3. Hasil penelitian tersebut juga sesuai dengan hasil penelitian Radnzic serta Poosti dan Jalali.7,20 Mills mengatakan bahwa individu yang tidak mengalami kasus gigi berjejal mempunyai lebar rahang yang lebih luas sebesar 4 mm dibandingkan indivu yang mengalami kasus gigi berjejal.14

Jarak Insisivus lateralis yang sempit dapat menyebabkan gigi berjejal. Helm menyatakan bahwa gigi berjejal yang terjadi pada daerah anterior meningkat seiring dengan tahap pertumbuhan, beberapa literatur menyebutkan bahwa erupsinya gigi molar dapat mengurangi jarak insisivus lateralis sehingga menyebabkan gigi anterior menjadi berjejal, selain itu ukuran mesio-distal gigi insisivus secara signifikan juga berhubungan dengan terjadinya kasus gigi berjejal.1

Tabel 4 menunjukkan bahwa panjang lengkung rahang atas dan rahang bawah pada kelompok gigi berjejal berat lebih pendek dibandingkan dengan kelompok gigi berjejal ringan. Panjang lengkung merupakan bagian dari dimensi lengkung gigi yang terdiri dari ukuran dan bentuk lengkung gigi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor herediter, pertumbuhan tulang, erupsi dan inklinasi gigi, latar belakang ras, dan faktor lingkungan (kekuatan otot dan fungsi otot).24

Tabel 5 menunjukkan bahwa perimeter lengkung rahang atas dan rahang bawah pada kelompok gigi berjejal ringan lebih luas dibandingkan dengan kelompok gigi berjejal berat. Hasil ini sesuai dengan penelitian Radnzic, Poosti, Jalali, dan Howe

dkk.7,13,20 Howe dkk., menyatakan bahwa perimeter lengkung yang lebih luas pada

kelompok gigi berjejal ringan menandakan lebar lengkung yang lebar pula.13

Pada tabel 6, 7 dan 8 secara signifikan menunjukkan bahwa ada hubungan antara gigi berjejal dengan ukuran gigi dan dimensi lengkung. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa hubungan korelasi ukuran gigi dalam arah positif, hal ini menunjukkan bahwa semakin besar ukuran gigi maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya gigi berjejal sedangkan hubungan korelasi antara gigi berjejal dengan dimensi lengkung dalam arah negatif, hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil dimensi lengkung maka kemungkinan terjadinya gigi berjejal semakin besar.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Lundstrom terhadap 139 anak laki-laki Swedia yang berumur 13 tahun, dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa apabila ukuran gigi lebih besar maka resiko terjadinya gigi berjejal juga semakin meningkat. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Fastlicht dimana hasilnya juga menunjukkan hal yang sama dimana terdapat hubungan yang signifikan antara gigi berjejal dengan ukuran mesiodistal gigi insisivus permanen rahang atas dan rahang bawah. Penelitian lain yang dilakukan Norderval, Wisth dan Boe menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara gigi berjejal dengan ukuran gigi yang dilakukan pada dua kelompok orang dewasa Scandinavian. Doris, Bernard dan Kuftinec juga menemukan bahwa ukuran gigi yang lebih besar lebih banyak ditemukan pada gigi berjejal berat.10

Penelitian-penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Mills pada 230 anak laki-laki dimana pada penelitian tersebut terdapat hubungan yang signifikan antara gigi berjejal dengan lebar lengkung namun tidak ada hubungan yang signifikan pada ukuran gigi. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Randzic yang mengatakan bahwa gigi berjejal hanya dipengaruhi oleh dimensi lengkung.11 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

gigi semakin besar maka kemungkinan terjadinya gigi berjejal semakin besar dan apabila dimensi lengkung semakin kecil maka kemungkinan terjadinya gigi berjejal juga semakin besar.

Hasil dari penelitian ini dapat diterapkan untuk tujuan klinis, Gigi berjejal dikaitkan dengan adanya ukuran gigi yang besar dan dimensi lengkung yang kecil. Doris dkk., mengatakan jika ukuran gigi lebih besar dari 140 mm maka diperlukan tindakan ekstraksi (pencabutan) untuk mendapatkan ruangan yang dibutuhkan, namun disini juga perlu diperhatikan maloklusi pasien karena pada maloklusi yang berbeda bentuk dimensi lengkungnya juga berbeda. Selain dari tindakan ekstraksi (pencabutan) dapat juga dilakukan tindakan ekspansi atau dengan meningkatkan panjang lengkung dengan menggerakkan gigi molar lebih kedistal pada pasien yang berada dalam tahap tumbuh kembang dengan cara menggunakan headgear pada maksila dan lip bumpers

pada mandibula.7,13,27

Menurut Henceforth tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengurangan ukuran gigi serta ekspansi lateral, tetapi harus diperhatikan bahwa ekspansi lateral keberhasilannya lebih tinggi pada pasien yang mempunyai bentuk lengkung v daripada lengkung oval. Selain itu, ekspansi pada pasien dewasa akan mengarah pada ketidakstabilan dan relaps dibandingkan pasien muda.7,13,27

Dokumen terkait