• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tubuh manusia mengalami perubahan dimensi sepanjang hidup.2 Tulang vertebra servikalis dan wajah memiliki fungsi yang berbeda tetapi berdasarkan penelitian terdahulu, tulang vertebra servikalis dan wajah memiliki keterkaitan.12 Pemahaman yang baik terhadap perkembangan kraniofasial normal penting untuk menegakkan diagnosis dan perawatan pada ganguan morfologi maupun fungsional pada sistem pengunyahan dan struktur lain yang berkaitan.11

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk melihat hubungan dimensi vertikal tulang vertebra servikalis dengan dimensi vertikal wajah. Penelitian ini belum dapat membandingkan nilai normal dimensi vertikal tulang vertebra servikalis dan dimensi vertikal wajah pada populasi di Indonesia disebabkan belum pernah dilakukan penelitian pada populasi di Indonesia.

Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai rerata dimensi vertikal tulang vertebra servikalis (BaCV4) yaitu 80,565mm dengan SD ±4,9728 dan tabel 2 menunjukkan bahwa nilai rerata dimensi vertikal wajah (MP-SN) yaitu 28 dengan SD ±5,2978 yang menunjukkan bahwa sampel penelitian memiliki dimensi vertikal wajah yang normal. Dari 31 sampel penelitian, high angle ada 4 subjek yang memiliki rerata MP-SN sebesar 36,75 dan rerata BaCV4 sebesar 77,125; normal ada 16 subjek yang memiliki rerata MP-SN sebesar 29,56 dan rerata BaCV4 sebesar 79,25mm;

low angle ada 11 subjek yang memiliki rerata MP-SN sebesar 22,54 dan rerata BaCV4 sebesar 83,72mm.

Tabel 3 menunjukkan hasil uji korelasi Pearson’s antara dimensi vertikal tulang vertebra servikalis dengan dimensi vertikal wajah sebesar -0,449. Hal ini berarti kekuatan korelasinya sedang dengan nilai signifikan (p) adalah bermakna yaitu 0,011. Tabel 3 juga menunjukkan hubungan korelasi bernilai negatif. Hal tersebut berarti semakin besar nilai dimensi vertikal tulang vertebra servikalis maka semakin kecil dimensi vertikal wajah.

Penelitian BjÖrk (1969) melaporkan bahwa pengukuran sefalometri dapat membantu dalam melihat perubahan bentuk wajah yang relatif kecil. Hal ini tidak berlaku pada subjek yang memiliki kelainan patologis.21 Pernyataan tersebut didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Alf Tor Karlsen (2004). Karlsen menemukan bahwa pertumbuhan wajah dalam arah vertikal (sudut MP-SN) pada usia 6,12 dan15 tahun mengalami penurunan yaitu pada low angle rata-rata 25,4 , 21,4 dan18,2 dan pada high angle rata-rata 39,8 , 37,5 dan 35,1 . 11 Hal tersebut tidak menutup kemungkinan terjadi sampai pertumbuhan subjek selesai (sampai subjek menginjak dewasa), dimana tidak ada lagi pertumbuhan terjadi pada subjek.12

Pada Penelitian Bench (1963) mengenai pertumbuhan dari vertebra servikalis yang dihubungkan terhadap lidah, wajah, dan perkembangan gigi, Beliau mengemukakan bahwa pertumbuhan vertikal dari vertebra servikalis mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pertumbuhan vertikal dari vertebra servikalis mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada usia 7 sampai usia 12 tahun, tulang

vertebra servikalis kedua, ketiga, keempat dan kelima mengalami peningkatan yang konsisten setiap tahunnya yaitu rata-rata 2,1mm, 2,2 mm, 2,9 mm, dan 3,2 mm pertahun. Pada usia 12 sampai usia 18 tahun, tulang vertebra servikalis kedua, ketiga, keempat dan kelima mengalami peningkatan yang setiap tahunnya yaitu rata-rata 1,2 mm, 1,6 mm, 2,3 mm dan 2,5 mm pertahun.10 Hal tersebut berlanjut selama masa pertumbuhan atau pertambahan dimensi vertikal tulang vertebra servikalis akan terhenti saat masa pertumbuhan subjek selesai.

Hasil penelitian Beni dan Andrew (2002) yang bertujuan untuk melihat hubungan postur kranio-servikal terhadap perkembangan dan fungsi dari struktur dentofasial, menunjukkan bahwa pada usia 8,5 tahun tidak ada hubungan antara dimensi morfologi kraniofasial terhadap postur servikal. Pada usia 11,9 tahun, terdapat perbedaan postur kranio-servikal menghasilkan perbedaan tipe dari perkembangan wajah. Subjek yang memiliki sudut kranio-servikal yang kecil diikuti dengan pertumbuhan kedepan dari maksila dan mandibula. Sedangkan subjek yang memiliki sudut kranio-servikal yang besar diikuti dengan perkembangan wajah vertikal, dapat terlihat perubahan posisi vertikal dari tulang hyoid.11

Penelitian pada anak-anak dan remaja juga dilaporkan oleh Karlsen (2004). Karlsen mengatakan bahwa tidak hubungan dimensi vertikal vertebra servikalis dan pola wajah dalam arah vertikal pada anak-anak, namun hubungan tersebut ditemui pada masa pubertas atau usia diatas 12 tahun. Beliau melaporkan wajah panjang ditemui pada anak-anak dengan leher pendek dan wajah pendek ditemui pada anak- anak dengan leher panjang.12 Penelitian Beni dan Andrew, Karlsen sesuai dengan penelitian ini dimana hubungan antara dimensi vertikal tulang vertebra servikalis dan

pertumbuhan vertikal wajah memiliki nilai korelasi yang berlawanan arah. Dimensi vertikal vertebra servikalis mengalami pertumbuhan yang signifikan setiap tahunnya namun pertumbuhan wajah dalam arah vertikal sebaliknya (semakin berkurang setiap tahunnya).

Banyak praktisi yang mengatakan bahwa subjek dewasa dengan inklinasi yang besar pada Mandibular Plane dan morfologi wajah panjang dikarakteristikkan dengan postur kepala yang panjang dan inklinasi kedepan dari vertebra servikalis (memiliki sudut kranio-servikal yang besar). Subjek dewasa dengan morfologi wajah yang pendek sering dengan kepala yang pendek, dan memiliki tulang vertebra servikalis bagian atas dengan kurva yang melengkung kebelakang seperti tulang vertebra servikalis yang mengalami lordosis (memiliki sudut kranio-servikal yang kecil).10,11 Sayangnya, hasil temuan ini tidak didukung dengan penjelasan atau informasi mengenai apa yang menyebabkan terjadinya hasil temuan diatas.

Simona dan Felice yang mengacu pada penelitian Kantor dan Norton (1987) mengemukakan bahwa mekanisme yang menyangkut hubungan antara kurva tulang vertebra servikalis dan morfologi kraniofasial masih diperdebatkan. Menurut Kantor dan Norton, untuk melihat hubungan tulang vertebra servikalis tidak hanya menggunakan foto sefalometri lateral tetapi juga harus melihat kestabilan otot dari tulang vertebra servikalis yang tidak bisa dilihat dari foto sefalometri lateral. Hubungan antara tulang vertebra servikalis dengan wajah dipengaruhi kestabilan otot dari tulang vertebra servikalis. Kurva normal tulang vertebra servikalis dapat berubah akibat terjadinya spasme otot vertebra servikalis yang menyebabkan postur kepala berubah dalam upaya mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan.22

Pertumbuhan vertikal vertebra servikalis dan pola wajah dalam arah vertikal juga dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang seseorang. Proses tumbuh kembang merupakan hasil interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Selain itu, hormon tubuh juga mempengaruhi pertumbuhan, seperti growth hormone, tiroksin, insulin, dan kortikosteroid (semua yang mempengaruhi laju pertumbuhan), leptin ( yang mengubah komposisi tubuh), dan hormon paratiroid, 1,25-dihidroksi-vitamin D, dan

calcitonin (semua yang mempengaruhi mineralisasi tulang). Peningkatan hormon ini paling banyak dihubungkan terhadap tahap pubertas, usia tulang dan waktu dari kecepatan puncak tinggi. Pematangan tulang dipengaruhi oleh hormon tiroid, adrenal androgen, dan steroid seks gonad, terutama estrogen. Kelebihan sekresi hormon ini dapat menyebabkan pematangan tulang yang cepat, dan pada saat pubertas, kekurangan hormon ini akan menyebabkan perlambatan.23

Penelitian ini didapat bahwa semakin besar nilai BACV4 maka semakin kecil pula sudut MP-SN dan semakin kecil nilai BACV4 maka semakin besar pula sudut MP-SN. Hasil penelitian ini lebih mengacu pada hasil penelitian terdahulu pada subjek remaja. Penelitian ini juga tidak mendukung hasil penelitian yang mengemukakan bahwa subjek dewasa dengan inklinasi yang besar pada Mandibular Plane dan morfologi wajah panjang dikarakteristikkan dengan postur kepala yang panjang dan inklinasi kedepan dari vertebra servikalis (memiliki sudut kranio-servikal yang besar). Subjek dewasa dengan morfologi wajah yang pendek sering dengan kepala yang pendek, dan memiliki tulang vertebra servikalis bagian atas dengan kurva yang melengkung kebelakang seperti tulang vertebra servikalis yang mengalami lordosis (memiliki sudut kranio-servikal yang kecil).

Dokumen terkait