• Tidak ada hasil yang ditemukan

Telah dianalisis 28 subjek pasien dengan faktor risiko kardiovaskular sedang yang telah menjalani pemeriksaan CIMT 6 tahun yang lalu dan berobat rawat jalan di poliklinik jantung dan pembuluh darah RSUD dr Soetomo Surabaya selama periode Februari – April 2016 dan dilakukan CIMT pemeriksaan ulang.

6.1 Penilaian Carotid Intima Media Thickness (CIMT)

Pada penelitian ini kami melakukan penilaian CIMT pada semua subjek penelitian yang dilakukan pada dua waktu. Rerata jeda waktu penilaian CIMT dilakukan 71,60 ± 1,13 bulan dengan rentang 69 bulan - 73 bulan. Dari penilaian CIMT yang berbeda waktu ini diharapkan dapat menggambarkan peningkatan proses aterosklerosis yang terjadi pada subjek dengan faktor risiko kardiovaskular sedang. Dari analisis didapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan CIMT yang dilakukan pada CIMT pemeriksaan ulang terhadap CIMT pemeriksaan awal sebesar 0,079 ± 0,1059 mm dari penilaian CIMT mean dan sebesar 0,144 ± 0,1126 mm dari penilaian CIMT max. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Rosvall dan

kawan yang melakukan penelitian peningkatan CIMT yang dievaluasi selama 16 tahun didapatkan peningkatan CIMT mean di CCA dengan rerata 0,011 mm /tahun

untuk pria dan 0,010 mm /tahun untuk wanita, dan didapatkan peningkatan CIMT

max di bifurkasi dengan rerata 0,036 mm/tahun untuk pria dan 0,030 mm/tahun

terhadap 2.278 subjek untuk menilai peningkatan CIMT yang terjadi dalam kurun waktu rerata 3,59 tahun dengan waktu minimal 2 tahun dan waktu maksimal 7 tahun. Pada populasi dengan diabetes didapatkan peningkatan CIMT antara -0,09 sampai 0,004 mm/tahun. Sedangkan penelitian yang dilakukan Kristina Hansen dan kawan pada tahun 2015 pada subjek perokok berat didapatkan peningkatan CIMT 0,004 mm/ tahun (Hansen et al, 2015). Baragetti dan kawan yang meneliti pada populasi umum CIMT selama 20 tahun dalam evalusi tiap 5 tahun didapatkan peningkatan CIMT 0,021 mm/tahun ( A Baragetti et al, 2014).

6.2 Hubungan peningkatan CIMT dan kejadian kardiovaskular

CIMT adalah pengukuran ketebalan intima media arteri karotis yang bermanfaat untuk identifikasi dan kuantifikasi penyakit kardiovaskular subklinis dan untuk mengevaluasi risiko penyakit kardiovaskular. CIMT sebagai petanda adanya aterosklerosis berhubungan dengan proses aterosklerosis, faktor risiko kardiovaskular dan penyakit kardiovaskular. Mengukur CIMT dan identifikasi plak karotis dapat berguna untuk menyeleksi individu dengan risiko kardiovaskular sedang yaitu penderita dengan risiko 10 tahun terjadinya infark miokard atau kematian yang disebabkan penyakit jantung koroner sebesar 10% – 20 %. CIMT diterima secara luas sebagai pencitraan pengganti penanda aterosklerosis. Dengan alat USG, CIMT tampak sebagai pola garis double pada dinding dekat dan dinding jauh dari arteri karotis. Menurut penelitian besar, seperti The Atherosclerosis Risk in Communities (ARIC), The Cardiovascular Health Study (CHS), dan Studi Rotterdam, yang menyatakan korelasi antara pengukuran CIMT dan risiko kejadian

kardiovaskular. Dalam sebagian besar penelitian ini, CIMT mampu untuk memprediksi CVD di masa mendatang (Stein, 2008).

Pada studi prospektif yang melibatkan 1000 individu asimptomatik dilakukan pemeriksaan CIMT dan risiko penyakit kardiovaskular. Didapatkan hasil bahwa CIMT bermakna dikaitkan dengan risiko infark miokard, stroke, kematian akibat penyakit jantung koroner ataupun kombinasi keduanya. Sedangkan pada studi yang dilakukan oleh A Kablak-Ziembicka and kawan tahun 2004 terhadap 558 individu didapatkan hasil pada pasien dengan CIMT mean lebih dari 1,15 mm mempunyai

risiko 94% terjadinya penyakit jantung koroner. Namun dari meta analisis yang dilakukan Lorenz dan kawan tahun 2012, menggunakan data dari 16 penelitian menguji hubungan peningkatan CIMT (yang diobservasi selama 2 – 7 tahun) pada 36.984 populasi umum dan kejadian penyakit kardiovaskular yang pertama, didapatkan hasil tidak menemukan hubungan yang bermakna secara statistik antara peningkatan CIMT dan risiko penyakit kardiovaskular (A Kablak-Ziembicka et al, 2004, Lorenz et al, 2012, Stein, 2008).

Pada penelitian ini, semua subjek pada penelitian ini memiliki faktor risiko kardiovaskular sedang yang dinilai dengan menggunakan salah satu skor risiko global, yaitu Framingham General CVD risk score 2008, dengan rerata FRS 16,25 ±

1,91 % dengan skor minimal 11% dan skor maksimal 20%. Dari 28 subjek penelitian didapatkan 7 subjek yang mengalami kejadian kardiovaskular yaitu penyakit jantung koroner sebanyak 3 orang, penyakit jantung koroner dan gagal jantung 2 orang, gagal jantung sebanyak 1 orang dan PAD 1 orang. Tidak didapatkan kejadian

kardiovaskular CVA. Setelah dilakukan analisis regresi logistik terhadap rerata peningkatan CIMT (CIMT maen dan CIMT max) dan kejadian penyakit

kardiovaskular didapatkan hasil peningkatan CIMT berpengaruh terhadap kejadian penyakit kardiovaskular. Pada subjek yang mengalami kejadian penyakit kardiovaskular tampak didapatkan peningkatan CIMT yang lebih besar daripada subjek yang tidak didapatkan kejadian kardiovaskular yaitu peningkatan CIMT mean

rerata 0,174 ± 0,092 mm dan peningkatan CIMT max rerata 0,251 ± 0,093. Yang

mana pada subjek yang tidak didapatkan kejadian kardiovaskular, peningkatan CIMT mean rerata 0,047 ± 0,089 mm dan peningkatan CIMT max rerata 0,099 ±

0,095.

Hal ini sesuai studi sebelumnya yang dilakukan oleh Polak dan kawan menyatakan bahwa peningkatan CIMT 0,0264 mm/tahun dikaitkan dengan risiko terjadinya stoke dua kali lipat. Studi Hodis dan kawan menunjukkan bahwa peningkatan 0,03 mm/tahun risiko terjadinya infark miokard dan kematian akibat penyakit jantung koroner meningkat dua sampai tiga kali. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Jinzy Mariam dan kawan pada populasi di India usia 30-65 tahun yang menjalani angiografi didapatkan hasil CIMT average paling tinggi pada pasien

dengan Triple Vessel Disease (1.00mm) Double Vessel Disease > 0,91mm dan Single Vessel Disease > 0,82mm.

Aterosklerosis tidak dapat dihindarkan adanya hubungan dengan usia dan perkembangannya dipengaruhi beberapa faktor seperti hipertensi, dislipidemia, Diabetes melitus dan merokok. Perubahan pola hidup dan intervensi terapi dapat

mengurangi proses aterosklerosis. Analisis terhadap faktor risiko (jenis kelamin, usia, hipertensi, diabetes, dislipidemia dan merokok) terkait peningkatan CIMT dengan kejadian penyakit kardiovaskular didapatkan hasil tidak adanya hubungan faktor risiko dengan kejadian penyakit kardiovaskular. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Lorenz dan kawan pada subjek diabetes yang mana disimpulkan bahwa meskipun terdapat hubungan antara tingkat CIMT dan risiko vaskular namun tidak didapatkan hubungan antara perubahan CIMT dan risiko vaskular pada pasien diabetes. Hasil ini tidak mendukung penggunaan pemeriksaan peningkatan CIMT sebagai uji pengganti dalam klinis pada orang dengan diabetes.

Penelitian ini memiliki kelemahan antara lain subjek penelitian yang kecil dan tidak adanya kontrol karena kesulitan menghubungi kembali atau sudah berpindah alamat, periode evaluasi pada penelitian ini dilakukan rerata 71,6 bulan lebih singkat dari perhitungan kejadian kardiovaskular pada Framingham Risk Score yaitu 10 tahun. Monitoring CIMT dilakukan dalam dua waktu dengan jeda yang cukup lama yaitu 6 tahun. Hal ini juga dapat menurunkan jumlah partisipan, jumlah subjek yang mengalami kejadian kardiovaskaular dan sulit diketahui adanya mortalitas. Pengukuran CIMT menggunakan ultrasound sangat dipengaruhi oleh kemampuan operator dalam mengambil gambar, melakukan pengukuran maupun menginterpretasikan hasil. Adanya perbedaan alat ultrasonografi yang digunakan dan perbedaan operator antara pemeriksaan CIMT awal dan CIMT ulang yang dapat mempengaruhi hasil penilaian.

Dokumen terkait