• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data pada anak umur 1-3 tahun di Desa

Paya Geli sebanyak 100 orang, anak dengan pengalaman karies sebanyak 75 % dan

25% anak bebas karies. Anak laki-laki dan perempuan pada sampel ini memiliki

persentase yang sama yaitu 50%.

Berdasarkan umur, diperoleh prevalensi karies pada anak umur 1 tahun

sebanyak 8%, 2 tahun 37,3%, 3 tahun 54,7% (tabel 3). Penelitian yang dilakukan oleh

Mohebbi ZS dkk di Tehran Iran (2005) pada anak umur 1-3 tahun menunjukkan

pengalaman karies anak bertambah dengan pertambahan umur.27 Penelitian yang

dilakukan oleh Mehejabeen R di Hubli India (2006) pada anak umur 3-5 tahun juga

menunjukkan adanya pertambahan pengalaman karies berdasarkan pertambahan

umur.

Berdasarkan jenis kelamin, anak laki-laki memiliki persentase bebas karies

lebih tinggi dibanding anak perempuan sebanyak 52% (tabel 2). Persentase

pengalaman karies anak perempuan lebih tinggi dibanding anak laki-laki sebanyak

50,7% (tabel 3). Penelitian yang dilakukan pada arab badui di Jerusalem oleh Livny

A pada anak berumur 1-3 tahun menunjukkan anak laki-laki memiliki pengalaman

karies lebih tinggi dibanding anak perempuan (13%). 28

29

Demikian pula penelitian

Palenstein WH di Myanmar (2006), hasilnya anak laki-laki memiliki pengalaman

Faktor resiko karies seperti kelompok umur, ibu pada kelompok umur sedang

sebesar 85,3% dan 9,3% kelompok umur tua dan kelompok umur muda sebesar 5,3%.

Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara kelompok umur ibu dengan

indeks deft (p = 0,820) (tabel 4). Penelitian yang dilakukan oleh Tiano dkk di Brazil

juga tidak menunjukkan hubungan antara kelompok ibu berumur muda dengan tua

terhadap prevalensi karies anak batita (p = 1,000).31 Adapun penelitian yang

dilakukan oleh Budiharto (1998) di Jakarta, menunjukkan hasil yang berbeda. Umur

ibu berpengaruh terhadap perilaku ibu yaitu ibu yang umurnya lebih tua biasanya

mengakibatkan kurangnya peran atau perilaku ibu (p < 0,05).8 Penelitian yang

dilakukan oleh Mattila ML (2000) di Finlandia pada anak 5 tahun menunjukkan ada

hubungan antara umur ibu dengan pengalaman karies. Anak dari ibu yang berumur

muda memiliki pengalaman karies yang lebih rendah dibanding anak dari ibu yang

berumur tua ( p < 0, 001).

Pada penelitian ini, ibu yang memiliki anak berjumlah sedikit yaitu 86,7% dan

ibu dengan jumlah anak banyak dalam keluarga hanya 13,3%. Tidak ada hubungan

yang signifikan antara jumlah anak dengan indeks deft (p = 0,356) (tabel 5).

Penelitian yang dilakukan oleh N.Namal dkk di Turki (2009) pada anak umur 5-6

tahun memperoleh hasil yang tidak jauh berbeda antara faktor jumlah anak dalam

keluarga.

32

33

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Livny A dkk pada anak

arab badui umur 1-3 tahun di Jerusalem.31 Terdapat hubungan yang signifikan antara

keluarga yang memiliki banyak anak dibandingkan keluarga dengan sedikit anak

banyak anak memiliki kesulitan dalam merawat masing-masing anak, kecukupan

fasilitas kesehatan pada keluarga terutama dalam menjaga kebersihan rongga mulut.

Dari hasil uji statistik ditemukan ada hubungan yang signifikan antara tingkat

pendidikan ibu dengan resiko karies (p = 0,02) (tabel 6). Persentase ibu kategori

berpendidikan rendah 45,3%, kategori berpendidikan sedang sebanyak 46,7%, dan

hanya 8% untuk ibu dengan kategori berpendidikan tinggi. Hal ini berarti semakin

tinggi tingkat pendidikan ibu maka resiko karies anak semakin rendah. Penelitian

yang dilakukan oleh Budiharto (1998) di Jakarta menunjukkan ada hubungan antara

pendidikan formal ibu dengan perilaku atau peran ibu dalam kesehatan keluarga (p <

0,05).

27

8

Tingkat pendidikan ibu dengan kategori rendah (maksimal lulus sekolah

dasar) sebanyak 2,4%, kategori sedang (SLTP/SLTA) sebanyak 84,5% dan kategori

tinggi (lulusan akademi) yaitu 13,1%. Distribusi seperti ini akan sangat membantu

pelaksanaan program pendidikan kesehatan gigi, sehingga lebih mudah dalam

menerima informasi baru. Menurut Tirhankar (2002), tingkat pendidikan merupakan

faktor terbesar kedua setelah faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi kebersihan

rongga mulut.25 Tingkat pengetahuan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan,

sikap, dan perilaku hidup sehat. Seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih

tinggi akan memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang kesehatan yang akan

mempengaruhi perilakunya untuk hidup sehat.

Kriteria pekerjaan ibu diperoleh data yaitu ibu yang tidak bekerja yaitu 73,3%,

terdapat 22,7% ibu bekerja sebagai pekerja yang tidak profesional, hanya 4% yang

bekerja sebagai seorang profesional. Dari hasil statistik tidak ditemukan hubungan 25

penelitian berbeda diperoleh Peres MA di Brazil (2005) menunjukkan ada hubungan

yang antara pekerjaan ibu dengan pengalaman karies (p = 0,03).34

Untuk faktor sosial seperti jumlah penghasilan tiap bulan, didapati hasil

bahwa sebagian besar responden di desa ini tergolong berpenghasilan rendah

sebanyak 96%, sisanya 3% tergolong keluarga berpenghasilan tinggi. Dari hasil uji

statistik antara penghasilan keluarga dengan indeks deft tidak ditemukan hubungan

signifikan (p = 0,393) (tabel 8). Menurut Muhtehsen dkk (2008) menyatakan bahwa

status kesehatan rongga mulut tidak dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi.

Penelitian Muhtehsen dkk. ini memperlihatkan keadaan sosial ekonomi menengah

memiliki kesehatan rongga mulut lebih buruk daripada keadaan sosial ekonomi

rendah atau tinggi.

Penelitian ini juga

membagi kategori ibu yang bekerja selama kehamilan berdasarkan lamanya bekerja

yakni 8-9 bulan, 1-7 bulan dan ibu tidak bekerja. Terdapat perbedaan pengalaman

karies pada anak dari ibu yang bekerja selama kehamilan dengan yang tidak bekerja.

35

Namun penelitian yang dilakukan oleh Budiharto (1998) di

Jakarta menunjukkan ada hubungan antara faktor sosial berupa penghasilan keluarga

dengan perubahan perilaku ibu (p < 0,05). Makin tinggi status ekonomi, keluarga

akan mampu membiayai pelayanan kesehatan gigi sesuai yang diinginkan.

Perbedaan peran ibu dalam membersihkan rongga mulut anak dibagi dalam

kategori peran ibu tinggi, sedang dan rendah. Ibu dengan peran yang tinggi

mengalami penurunan rata-rata indeks deft, sedangkan ibu berperilaku sedang dan

rendah, mengalami peningkatan pengalaman karies pada rongga mulut anak. Dari uji

statistik ditemukan ada hubungan yang signifikan antara peran ibu dengan indeks deft

(p = 0, 012) (tabel 10). Artinya, semakin tinggi peran ibu maka semakin baik perilaku 8

ibu dalam merawat kesehatan rongga mulut anaknya. Hasil penelitian ini sama

dengan penelitian yang dilakukan Saied MZ (2008) di Eropa yang menunjukkan ada

hubungan yang signifikan antara peran ibu dengan dengan deft anak (p = 0,001).36

Hasil ini mengungkapkan bahwa 69% dari anak-anak yang ibunya memberikan oral

health education di rumah memperlihatkan bebas karies daripada anak-anak yang

tidak dididik tentang kesehatan dan mulut oleh ibunya. Hal ini disebabkan karena ibu

Dokumen terkait